Anda di halaman 1dari 24

HAK ASASI MANUSIA DI ERA GLOBALISASI

Disusun Oleh :
NANDIKA PUTRA NING RAGIL

NIM : 877619987

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS


TERBUKA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami ucapkan banyak terimakasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca. Dan untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian HAM
Istilah Hak Asasi Manusia (HAM) dalam beberapa bahasa asing dikenal dengan
sebutan droit de i’home (Perancis), yang berarti hak manusia, human right (Inggris) atau
mensen rechten (Belanda) yang dalam bahasa Indonesia disalin menjadi hak-hak
kemanusiaan atau hak-hak asasi manusia.

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak dasar yang dimiliki manusia sesuai
dengan kodratnya, melekat pada diri manusia dan tanpa hak-hak itu manusia tidak dapat
hidup layak sebagai manusia.Seperti yang tertuang dalam pembukaan piagam hak asasi
manusiavide Tap MPR No.XVII/MPR/1998 Hak Asasi Manusia adalah hak-hak dasar
yang melekat pada diri manusia secara kodrat, universal, dan abadi sebagai anugerah
yang diberikan oleh tuhan yang maha esa.Seperti hak hidup, hak berkeluarga, hak untuk
mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak berkomunikasi, hak
keamanan, dan hak kesejahteraan merupakan hak yang tidak boleh deiabaikan atau
dirampas oleh siapapun.

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat
dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,
hukum, Pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia (pasal 1 ayat 1 UU No.39 Tahun 1999).

John Locke mengemukakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan


langsung oleh Tuhan yang Maha Pencipta sebagai sesuatu yang bersifat
kodrati(Mansyur Effendi, 1994).

Prof. Dr. Dardji Darmodiharjo, S.H. mengemukakan bahwa HAM adalah hak-
hak dasar atau hak-hak pokok yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa.

3
4

Prof. Mr. Koentjoro Poerbopranoto (1976), mendefinisikan Hak Asasi adalah


yang bersifat asasi artinya hak-hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya yang tidak
dapat dipisahkan dari hakikatnya, sehingga bersifat suci. Jadi hak asasi dapat dikatakan
sebagai hak dasar yang dimiliki oleh setiap pribadi manusia sehingga hak asasi itu tidak
dapat dipisahkan dari eksistensi pribadi manusia itu sendiri.

Prof. Dr. Mariam Budiharjo (1978), mendefinisikan sebagai hak yang dimiliki
manusia yang telah diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan kelahirannya atau
kehadirannya di dalam kehidupan bermasyarakat. Beberapa hak itu dimilikinya tampa
perbedaan bangsa, ras, agama dan jenis kelamin. Oleh karena itu, bersifat asasi dan
universal. Berdasarkan hak asasi manusia harus memperoleh kesempatan untuk
berkembang sesuai dengan bakat dan cita-citanya.

Atas dasar itulah maka tidak ada orang atau badan manapun yang dapat
mencabut hak itu dari tangan pemiliknya. Demikian pula tidak ada seorangpun
diperkenankan untuk merampasnya, serta tidak ada kekuasaan apapun untuk
membelenggunya.
5

B. Sejarah HAM
Mengingat begitu pentingnya proses internalisasi pemahaman Hak Asasi
Manusia bagi setiap orang yang hidup bersama dengan orang lainnya, maka suatu
pendekatan historis mulai dari dikenalnya Hak Asasi Manusia sampai dengan
perkembangan saat ini perlu diketahui oleh setiap orang untuk lebih menegaskan
keberadaan hak asasi dirinya dengan hak asasi orang lain. Berikut sejarah hak asasi
manusia terbentuk.
Kesadaran manusia ini sudah terlihat dari semenjak zaman Mesir Kuno (6000
tahun Sebelum Masehi) di mana telah terjadi perjuangan pengakuan terhadap hak-hak
asasi manusia. Dalam perjuangan tersebut Socrates dan Plato (filsuf dan negarawan
Yunani) sebagai pelopor dan peletak dasar pengakuan hak-hak asasi manusia, yang
mengajarkan bagaimana mengkritik pemerintah/penguasa yang tidak berdasarkan
keadilan dan kesejahteraan rakyat serta kebijakan yang semena-mena.
Seorang filsuf Inggris pada abad ke-17, John Locke, merumuskan adanya hak
alamiah (natural rights) yang melekat pada setiap diri manusia, yaitu hak atas hidup,
hak kebebasan, dan hak milik. Pada waktu itu, hak masih terbatas pada bidang sipil
(pribadi) dan politik. Sejarah perkembangan hak asasi manusia ditandai adanya tiga
peristiwa penting di dunia Barat, yaitu Magna Charta, Revolusi Amerika, dan Revolusi
Prancis.

C. Pengertian Globalisasi

Kata globalisasi berasal dari “global” dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, berarti
secara keseluruhun. Globalisasi berarti suatu proses yang mencakup keseluruhan
dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak nampak lagi adanya batas-batas
yang mengikat secara nyata. Dalam keadaan global, tentu apa saja dapat masuk
sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol. Terkait dengan kehidupan berbangsa dan
bernegara, makna globalisasi memiliki dimensi luas dan kompleks yaitu bagaimana
suatu negara yang memiliki batas-batas teritorial dan kedaulatan tidak akan berdaya
untuk menepis penerobosan informasi, komunikasi dan transportasi yang dilakukan oleh
masyarakat di luar perbatasan.
6

Globalisasi dalam arti literal adalah sebuah perubahan sosial, berupa bertambahnya
keterkaitan di antara masyarakat dan elemen-elemennya yang terjadi akibat
transkulturasi dan perkembangan teknologi di bidang transportasi dan komunikasi yang
memfasilitasi pertukaran budaya dan ekonomi internasional.

Demikian pula pendapat beragam yang dikemukakan para ahli berkaitan dengan konsep
Globalisasi, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. a. Malcolm Waters

Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis
pada keadaan sosial-budaya menjadi kurang penting, yang terjelma di dalam
kesadaran orang.

1. b. Emmanuel Ritcher

Globalisasi adalah jaringan kerja global yang secara bersamaan menyatukan


masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi ke dalam saling
ketergantungan dan persatuan dunia.

1. c. Thomas L. Friedman

Globalisasi memiliki Dimensi Ideologi dan Teknologi. Dimensi Ideologi, yaitu


kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan Dimensi Teknologi adalah teknologi
informasi yang telah menyatukan dunia.

1. d. Princeton N. Lyman

Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan
hubungan antara negara-negara di dunia dalam hal perdagangan dan keuangan.

1. e. Leonor Briones
7

Demokrasi bukan hanya dalam bidang perniagaan dan ekonomi namun juga
mencakup globalisasi terhadap institusi-institusi demokratis, pembangunan sosial,
hak asasi manusia dan pergerakan wanita.

1. Proses Globalisasi

Perkembangan yang paling menonjol dalam era globalisasi, antara lain globalisasi
informasi seperti berita, televisi dan bahan siaran. Demikian juga dalam bidang
ekonomi (perdagangan), teknologi, wawasan, perilaku dan aspek-aspek kebudayaan
lainnya. Dalam perkembangan global lainnya (global trens), misalnya dalam bidang
kependudukan (migrasi dan lapangan kerja internasional), gejala lingkungan hidup
(pemanasan global), gaya hidup, serta politik ekonomi seperti munculnya masyarakat
ekonomi, wilayah pertumubhan lintas negara (APEC, AFTA, SIJORI, dan sebagainya).
8
BAB II

PEMBAHASAN

Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan, pada tanggal 12 Mei 1998, terhadap
mahasiswa pada saat demonstrasi menuntut Soeharto turun dari jabatannya. Kejadian ini
menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti di Jakarta,Indonesia serta puluhan
lainnya luka.

Mereka yang tewas adalah Elang Mulia Lesmana (1978-1998), Heri Hertanto (1977 -
1998), Hafidin Royan (1976 - 1998), dan Hendriawan Sie (1975 - 1998). Mereka tewas
tertembak di dalam kampus, terkena peluru tajam di tempat-tempat vital seperti kepala,
tenggorokan, dan dada. Peristiwa penembakan empat mahasiswa Universitas Trisakti ini
juga digambarkan dengan detail dan akurat oleh seorang penulis sastra dan jurnalis,
Anggie Dwi Widowati dalam karyanya berjudul Langit Merah Jakarta. [1][2][3]

Latar belakang dan kejadian

Ekonomi Indonesia mulai goyah pada awal 1998, yang terpengaruh oleh krisis finansial
Asia sepanjang 1997 - 1999. Mahasiswa pun melakukan aksi demonstrasi besar-besaran
ke gedung DPR/MPR, termasuk mahasiswa Universitas Trisakti.

Mereka melakukan aksi damai dari kampus Trisakti menuju Gedung Nusantara pada
pukul 12.30. Namun aksi mereka dihambat oleh blokade dari Polri dan militer datang
kemudian. Beberapa mahasiswa mencoba bernegosiasi dengan pihak Polri.

Akhirnya, pada pukul 5.15 sore hari, para mahasiswa bergerak mundur, diikuti bergerak
majunya aparat keamanan. Aparat keamanan pun mulai menembakkan peluru ke arah
mahasiswa. Para mahasiswa panik dan bercerai berai, sebagian besar berlindung di
universitas Trisakti. Namun aparat keamanan terus melakukan penembakan. Korban
pun berjatuhan, dan dilarikan ke RS Sumber Waras.

Satuan pengamanan yang berada di lokasi pada saat itu adalah Brigade Mobil
Kepolisian RI, Batalyon Kavaleri 9, Batalyon Infanteri 203, Artileri Pertahanan Udara
Kostrad, Batalyon Infanteri 202, Pasukan Anti Huru Hara Kodam seta Pasukan
Bermotor. Mereka dilengkapi dengan tameng, gas air mata, Steyr, dan SS-1.

Pada pukul 20.00 dipastikan empat orang mahasiswa tewas tertembak dan satu orang
dalam keadaan kritis. Meskipun pihak aparat keamanan membantah telah menggunakan
peluru tajam, hasil otopsi menunjukkan kematian disebabkan peluru tajam. Hasil
sementara diprediksi peluru tersebut hasil pantulan dari tanah peluru tajam untuk
tembakan peringatan.

9
Rentang waktu

• 10.30 -10.45
o Aksi damai civitas akademika Universitas Trisakti yang bertempat di pelataran
parkir depan gedung M (Gedung Syarif Thayeb) dimulai dengan pengumpulan
segenap civitas Trisakti yang terdiri dari mahasiswa, dosen, pejabat fakultas dan
universitas serta karyawan. Berjumlah sekitar 6000 orang di depan mimbar.
• 10.45-11.00
o Aksi mimbar bebas dimulai dengan diawali acara penurunan bendera setengah
tiang yang diiringi lagu Indonesia Raya yang dikumandangkan bersama oleh
peserta mimbar bebas, kemudian dilanjutkan mengheningkan cipta sejenak
sebagai tanda keprihatinan terhadap kondisi bangsa dan rakyat Indonesia
sekarang ini.
• 11.00-12.25
o Aksi orasi serta mimbar bebas dilaksanakan dengan para pembicara baik dari
dosen, karyawan maupun mahasiswa. Aksi/acara tersebut terus berjalan dengan
baik dan lancar.
• 12.25-12.30
o Massa mulai memanas yang dipicu oleh kehadiran beberapa anggota aparat
keamanan tepat di atas lokasi mimbar bebas (jalan layang) dan menuntut untuk
turun (long march) ke jalan dengan tujuan menyampaikan aspirasinya ke
anggota MPR/DPR. Kemudian massa menuju ke pintu gerbang arah Jl. Jend. S.
Parman.
• 12.30-12.40
o Satgas mulai siaga penuh (berkonsentrasi dan melapis barisan depan pintu
gerbang) dan mengatur massa untuk tertib dan berbaris serta memberikan
himbauan untuk tetap tertib pada saat turun ke jalan.
• 12.40-12.50
o Pintu gerbang dibuka dan massa mulai berjalan keluar secara perlahan menuju
Gedung MPR/DPR melewati kampus Untar.
• 12.50-13.00
o Long march mahasiswa terhadang tepat di depan pintu masuk kantor Wali Kota
Jakarta Barat oleh barikade aparat dari kepolisian dengan tameng dan
pentungan yang terdiri dua lapis barisan.
• 13.00-13.20
o Barisan satgas terdepan menahan massa, sementara beberapa wakil mahasiswa
(Senat Mahasiswa Universitas Trisakti) melakukan negoisasi dengan pimpinan
komando aparat (Dandim Jakarta Barat, Letkol (Inf) A Amril, dan Wakapolres
Jakarta Barat). Sementara negoisasi berlangsung, massa terus berkeinginan
untuk terus maju. Di lain pihak massa yang terus tertahan tak dapat dihadang
oleh barisan satgas samping bergerak maju dari jalur sebelah kanan. Selain itu
pula masyarakat mulai bergabung di samping long march.

• 13.20-13.30

10
o Tim negosiasi kembali dan menjelaskan hasil negosiasi di mana long march
tidak diperbolehkan dengan alasan kemungkinan terjadinya kemacetan lalu
lintas dan dapat menimbulkan kerusakan. Mahasiswa kecewa karena mereka
merasa aksinya tersebut merupakan aksi damai. Massa terus mendesak untuk
maju. Di lain pihak pada saat yang hampir bersamaan datang tambahan aparat
Pengendalian Massa (Dal-Mas) sejumlah 4 truk.
• 13.30-14.00
o Massa duduk. Lalu dilakukan aksi mimbar bebas spontan di jalan. Aksi damai
mahasiswa berlangsung di depan bekas kantor Wali Kota Jakbar. Situasi tenang
tanpa ketegangan antara aparat dan mahasiswa. Sementara rekan mahasiswi
membagikan bunga mawar kepada barisan aparat. Sementara itu pula datang
tambahan aparat dari Kodam Jaya dan satuan kepolisian lainnya.
• 14.00-16.45
o Negoisasi terus dilanjutkan dengan komandan (Dandim dan Kapolres) dengan
pula dicari terobosan untuk menghubungi MPR/DPR. Sementara mimbar terus
berjalan dengan diselingi pula teriakan yel-yel maupun nyanyian-nyanyian.
Walaupun hujan turun massa tetap tak bergeming. Yang terjadi akhirnya hanya
saling diam dan saling tunggu. Sedikit demi sedikit massa mulai berkurang dan
menuju ke kampus.
o Polisi memasang police line. Mahasiswa berjarak sekitar 15 meter dari garis
tersebut.
• 16.45-16.55
o Wakil mahasiswa mengumumkan hasil negoisasi di mana hasil kesepakatan
adalah baik aparat dan mahasiswa sama-sama mundur. Awalnya massa
menolak tetapi setelah dibujuk oleh Bapak Dekan FE dan Dekan FH Usakti,
Adi Andojo SH, serta ketua SMUT massa mau bergerak mundur.
• 16.55-17.00
o Diadakan pembicaraan dengan aparat yang mengusulkan mahasiswa agar
kembali ke dalam kampus. Mahasiswa bergerak masuk kampus dengan tenang.
Mahasiswa menuntut agar pasukan yang berdiri berjajar mundur terlebih
dahulu. Kapolres dan Dandim Jakbar memenuhi keinginan mahasiswa.
Kapolres menyatakan rasa terima kasih karena mahasiswa sudah tertib.
Mahasiswa kemudian membubarkan diri secara perlahan-lahan dan tertib ke
kampus. Saat itu hujan turun dengan deras.
o Mahasiswa bergerak mundur secara perlahan demikian pula aparat. Namun
tiba-tiba seorang oknum yang bernama Mashud yang mengaku sebagai alumni
(sebenarnya tidak tamat) berteriak dengan mengeluarkan kata-kata kasar dan
kotor ke arah massa. Hal ini memancing massa untuk bergerak karena oknum
tersebut dikira salah seorang anggota aparat yang menyamar.
• 17.00-17.05
o Oknum tersebut dikejar massa dan lari menuju barisan aparat sehingga massa
mengejar ke barisan aparat tersebut. Hal ini menimbulkan ketegangan antara
aparat dan massa mahasiswa. Pada saat petugas satgas, ketua SMUT serta
Kepala kamtibpus Trisakti menahan massa dan meminta massa untuk mundur
dan massa dapat dikendalikan untuk tenang. Kemudian Kepala Kamtibpus
mengadakan negoisasi kembali dengan Dandim serta Kapolres agar masing-
masing baik massa mahasiswa maupun aparat untuk sama-sama mundur.
• 17.05-18.30
o Ketika massa bergerak untuk mundur kembali ke dalam kampus, di antara
barisan aparat ada yang meledek dan mentertawakan serta mengucapkan kata-
kata kotor pada mahasiswa sehingga sebagian massa mahasiswa kembali
berbalik arah. Tiga orang mahasiswa sempat terpancing dan bermaksud

11
menyerang aparat keamanan tetapi dapat diredam oleh satgas mahasiswa
Usakti.
o Pada saat yang bersamaan barisan dari aparat langsung menyerang massa
mahasiswa dengan tembakan dan pelemparan gas air mata sehingga massa
mahasiswa panik dan berlarian menuju kampus. Pada saat kepanikan tersebut
terjadi, aparat melakukan penembakan yang membabi buta, pelemparan gas air
mata dihampir setiap sisi jalan, pemukulan dengan pentungan dan popor,
penendangan dan penginjakkan, serta pelecehan seksual terhadap para
mahasiswi. Termasuk Ketua SMUT yang berada di antara aparat dan massa
mahasiswa tertembak oleh dua peluru karet dipinggang sebelah kanan.
o Kemudian datang pasukan bermotor dengan memakai perlengkapan rompi yang
bertuliskan URC mengejar mahasiswa sampai ke pintu gerbang kampus dan
sebagian naik ke jembatan layang Grogol. Sementara aparat yang lainnya
sambil lari mengejar massa mahasiswa, juga menangkap dan menganiaya
beberapa mahasiswa dan mahasiswi lalu membiarkan begitu saja mahasiswa
dan mahasiswi tergeletak di tengah jalan. Aksi penyerbuan aparat terus
dilakukan dengan melepaskan tembakkan yang terarah ke depan gerbang
Trisakti. Sementara aparat yang berada di atas jembatan layang mengarahkan
tembakannya ke arah mahasiswa yang berlarian di dalam kampus.
o Lalu sebagian aparat yang ada di bawah menyerbu dan merapat ke pintu
gerbang dan membuat formasi siap menembak dua baris (jongkok dan berdiri)
lalu menembak ke arah mahasiswa yang ada di dalam kampus. Dengan
tembakan yang terarah tersebut mengakibatkan jatuhnya korban baik luka
maupun meninggal dunia. Yang meninggal dunia seketika di dalam kampus
tiga orang dan satu orang lainnya di rumah sakit beberapa orang dalam kondisi
kritis. Sementara korban luka-luka dan jatuh akibat tembakan ada lima belas
orang. Yang luka tersebut memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.
o Aparat terus menembaki dari luar. Puluhan gas air mata juga dilemparkan ke
dalam kampus.
• 18.30-19.00
o Tembakan dari aparat mulai mereda, rekan-rekan mahasiswa mulai membantu
mengevakuasi korban yang ditempatkan di beberapa tempat yang berbeda-beda
menuju RS.
• 19.00-19.30
o Rekan mahasiswa kembali panik karena terlihat ada beberapa aparat berpakaian
gelap di sekitar hutan (parkir utama) dan sniper (penembak jitu) di atas gedung
yang masih dibangun. Mahasiswa berlarian kembali ke dalam ruang kuliah
maupun ruang ormawa ataupun tempat-tempat yang dirasa aman seperti
musholla dan dengan segera memadamkan lampu untuk sembunyi.
• 19.30-20.00
o Setelah melihat keadaan sedikit aman, mahasiswa mulai berani untuk keluar
adari ruangan. Lalu terjadi dialog dengan Dekan FE untuk diminta kepastian
pemulangan mereka ke rumah masing- masing. Terjadi negoisasi antara Dekan
FE dengan Kol.Pol.Arthur Damanik, yang hasilnya bahwa mahasiswa dapat
pulang dengan syarat pulang dengan cara keluar secara sedikit demi sedikit (per
5 orang). Mahasiswa dijamin akan pulang dengan aman.
• 20.00-23.25
o Walau masih dalam keadaan ketakutan dan trauma melihat rekannya yang jatuh
korban, mahasiswa berangsur-angsur pulang.
o Yang luka-luka berat segera dilarikan ke RS Sumber Waras. Jumpa pers oleh
pimpinan universitas. Anggota Komnas HAM datang ke lokasi.

12
• 01.30
o Jumpa pers Pangdam Jaya Mayjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin di Mapolda Metro
Jaya. Hadir dalam jumpa pers itu Pangdam Jaya Mayjen TNI Sjafrie
Sjamsoeddin, Kapolda Mayjen (Pol) Hamami Nata, Rektor Trisakti Prof. Dr. R.
Moedanton Moertedjo, dan dua anggota Komnas HAM AA Baramuli dan
Bambang W Soeharto.

1. Tantangan Globalisasi

Tantangan nyata pada era globalisasi adalah semakin kompleksnya berbagai bidang
kehidupan karena adanya teknologi informasi, telekomunikasi dan transportasi yang
membawa pengaruh terhadap berbagai nilai dan wawasan masyarakat internasional.
Tantangan globalisasi yang mendasar dan akan dihadapi, antara lain sebagai berikut :

1. Sikap Individualisme, yaitu munculnya kecenderungan mengutamakan


kepentingan diri sendiri di atas kepentingan bersama, memudarkan solideritas
dan kesetiakawanan sosial, musyawarah mufakat, gotong royong dan
sebagainya.
2. Apresiasi Generasi Muda, yaitu banyaknya generasi muda yang sudah
melupakan para pejuang dan jati diri bangsanya dengan fenomena baru yaitu
lebih tahu dan mengidolakan artis, bintang-bintang film, pemain sepak bola
asing yang ditiru dengan segala macam aksesorisnya.
3. Pandangan Kritis terhadap Ideologi Negaranya, yaitu banyaknya masyarakat
yang sudah acuh tak acuh terhadap ideologi atau falsafah negaranya. Mereka
sudah tidak tertarik lagi untuk membahasnya bahkan lebih cenderung bersikap
kritis dalam operasionalnya dengan cara membanding-bandingkan dengan
ideologi lain yang dianggapnya lebih baik.
4. Diversifikasi Masyarakat, yaitu munculnya kelompok-kelompok masyarakat
dengan profesi tertentu yang terus berkompetisi dalam berbagai bidang
kehidupan guna mencapai tingkat kesejahteraan yang bertaraf internasional
(mengglobal).
1. Keterbukaan Yang Lebih Tinggi, yaitu tuntutan masyarakat terhadap
penyelenggaraan pemerintah yang lebih mengedepankan pendekatan

13
dialogis, demokratisasi, supremasi hukum, transparansi, akuntabilitas,
efektif dan efisien.

1. 6. Pelaku Atau Subjek Globalisasi

Para pelaku atau subjek dari globalisasi yang berperan dalam tumbuh-kembangnya
tatanan dunia global, dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Negara-negara yang dipetakan secara dikotomis, yaitu negara-negara besar


dan negara-negara kecil, negara-negara maju dan negara-negara berkembang,
negara- negara yang kuat dan yang lemah secara ekonomi, negara-negara yang
berdiri sendiri atau yang bergabung dengan negara lain, dan lain sebagainya.
2. Organisasi-organisasi antar pemerintah (IGO atau International-
Governmental Organizations), seperti ASEAN, NATO, Europian Community
dan lain sebagainya.
3. Perusahaan internasional yang dikenal dengan Multinational Corporation
(MNC) atau Transnational Corporation atau Global Firms. Perusahaan-
perusahaan ini dengan modalnya yang besar dan bersifat deteritorialis
meluaskan jaringannya ke segala penjuru dunia. Pemerintah, pada khususnya
negara-negara berkembang merasa perlu mendapatkan modal dan teknologinya.
Fenomena pengaruh George Soros terhadap kebijakan politik global merupakan
contoh dari peran perusahaan internasional dalam percaturan politik global.
4. Organisasi internasional atau transnasional yang non pemerintah (INGO,
International Non-Governmental Organizations) seperti Palang Merah
Internasional di dirikan tahun 1867, Workingmen’s Association (Sosialist
International) tahun 1860-an, International Women’s League for Peace and
Freedom. Organisasi konvensional seperti: Vatikan, Dewan Gereja-gereja
Sedunia, Rabiyatul Islamiyah. Yang modern seperti Amnesty International,
Green-Peace International, World Conference on Religion and Peace, World
Federation of United Nations Associations, Trans-Parency International,
Worldwatch, Human Rights Watch dan Refugee International. Organisasi global
ini lebih tepat disebut aktivis professional. Pendapat umum dan kebijakan dunia

14
ternyata banyak sekali dipengaruhi oleh organisasi aktivis ini. Gagasan-gagasan
mereka banyak disalurkan melalui media massa elit dunia, seperti International
Herald Tribune, The Guardian, Times dan The Economist.
5. Organisasi-organisasi non formal, rahasia dan setengah rahasia. seperti: mafia,
teroris, pembajak, penyelundup, preman global, tentara bayaran, hacker
komputer dan mungkin juga organisasi semacam Al-Qaeda.

1. 7. Dampak Globalisasi

Globalisasi telah menimbulkan dampak yang sangat berarti dalam dimensi kehidupan
manusia. Globalisasi merupakan proses internasionalisasi seluruh tatanan masyarakat
modern. Pada awalnya ini hanya ada pada tataran ekonomi, namun dalam
perkembangannya cenderung menunjukkan keragaman. Malcolm Waters
mengemukakan bahwa ada 3 (tiga) dimensi proses globalisasi, yaitu: Globalisasi
Ekonomi, Globalisasi Politik dan Globalisasi Budaya.

Dari segi dimensi globalisasi budaya, muncul beberapa jenis space atau lukisan, seperti
: emospace, technospace, finanspace, mediaspace, ideaspace dan sacrispace. Dengan
demikian, universalisasi sistem nilai global yang terjadi dalam dimensi kebudayaan
telah mengaburkan sistem nilai (values system) kehidupan manusia, khususnya pada
negara-negara berkembang seperti Indonesia dalam menghadapi tahun era pasar bebas.
Berikut adalah dampak globalisasi diberbagai bidang :

1. Ekonomi, yaitu terbentuknya masyarakat global yang tidak lagi tergantung


batas-batas wilayah. Dalam globalisasi bidang ekonomi telah terjadi
perdagangan internasional pasar bebas, dibentuknya kerjasama regional,
bilateral, maupun multilateral. Berdirinya organisasi World Bank, World Trade
Organization, Asian Free Trade Area dan lain-lain.
2. Ideologi, yaitu timbulnya dua ideologi besar yang menguasai dunia (Liberal dan
Sosialis), di mana keduanya saling bertentangan. Ideologi Liberal menganut
paham kebebasan untuk tiap individu merupakan jalan mencapai kebahagiaan,
sementara ideologi Sosialis mengekang kebebasan rakyat untuk mencapai

15
masyarakat yang makmur. Dengan globalisasi ideologi, berdampak luas
terhadap upaya-upaya suatu negara dalam mewujudkan sistem politik, ekonomi
maupun sosial budayanya.
3. Politik, yaitu pengaruh globalisasi pada sistem politik di berbagai negara yang
berkembang seperti sistem politik demokrasi Liberal, demokrasi Pancasila,
Sosialis, Komunis dan sebagainya. Salah contohnya di Indonesia, yaitu
terjadinya dinamika ketatanegaraan sistem politik yang mula-mula berbentuk
demokrasi liberal, kemudian menjadi demokrasi terpimpin dan akhirnya menjadi
demokrasi pancasila yang dianut hingga sekarang ini.
4. Hankam, yaitu adanya upaya-upaya setiap negara dalam mempertahankan
kedaulatan negaranya melalui pembuatan sistem persenjataan maupun
pemberdayaan rakyat dan tentaranya. Globalisasi bidang hankam yang pernah
dirasakan masyarakat dunia, yaitu dengan dibentuknya pakta pertahanan NATO,
SEATO, WARSAWA, dan sebagainya. Dalam bidang hankam, negara
Indonesia selain memperkuat berbagai sistem persenjataan di darat, udara dan
laut juga melakukan upaya-upaya keamanan rakyat semesta dan kedaulatan
nasional. Negara Indonesia dalam partisipasi menjaga keaman internasional,
juga pernah mengirim Pasukan Garuda kebeberapa negara atas mandat Dewan
Keamanan PBB.
5. Sosial, yaitu banyaknya nilai-nilai dan budaya masyarakat yang mengalami
perubahan dengan cara meniru atau menerapkannya secara selektif . Salah satu
contoh perubahan di bidang sosial yaitu dengan hadirnya modernisasi di segala
bidang kehidupan, terjadi perubahan ciri kehidupan masyarakat desa yang
tadinya syarat dengan nilai-nilai gotong royong menjadi individual. Selain itu
juga timbulnya sifat ingin serba mudah dan gampang (instan) pada diri
seseorang. Pada sebagian masyarakat, juga sudah banyak yang mengikuti nilai-
nilai budaya luar yang dapat berpengaruh negatif maupun positif.

Dampak Positif dan Negatif Globalisasi

Dampak Positif Dampak Negatif


1. Kemajuan teknologi komunikasi 1. Masuknya nilai budaya luar akan
dan informasi mempermudah menghilangkan nilai-nilai tradisi

16
manusia dalam berinteraksi. suatu bangsa dan identitas suatu
2. Kemajuan teknologi komunikasi bangsa.
dan informasi mempercepat 2. Eksploitasi alam dan sumber daya
manusia untuk berhubungandengan lain akan memuncak karena
manusia lain. kebutuhan yang makin besar.
3. Kemajuan teknologi komunikasi, 3. Dalam bidang ekonomi,
informasi dan transportasi berkembang nilai-nilai
meningkatkan efisiensi. konsumerisme dan individual yang
4. Mendukung nasionalisme dalam menggeser nilai-nilai sosial
menggalakkan proses integrasi masyarakat.
antara lain dengan mendobrak 4. Terjadi dehumanisasi, yaitu derajat
etnosentrik. manusia nantinya tidak dihargai
5. Peningkatan mobilitas social dan karena lebih banyak menggunakan
pengukuhan kelas menengah. mesin-mesin berteknologi tinggi.
6. Komunikasi yang lebih mudah dan 5. Timbulnya dominansi negara-
juga murah. negara maju yang mempunyai
7. Peluang yang lebih luas bagi kekuatan yang lebih kuat.
manusia berbagai etnik, bangsa, 6. Mengakibatkan erosi terhadap nilai-
budaya dan agama untuk nilai tradisi.
berinteraksi. 7. Timbul gejala-gejala seperti
konsumerisme, materialisme,
kendornya moralitas, dsb.
8. Pembangunan yang tidak seimbang
dan jurang perbedaan ekonomi
yang semakin melebar antara
kawasan-kawasan di sebuah negara
dan antar sektor-sektor ekonomi.
9. Masyarakat yang terbentuk lebih
tidak kreatif, kurang bersemangat
dan berwatak hedonistik.
10. Merebaknya kebiasaan meniru
hasil-hasil iptek dari negara lain.

17
Masyarakat dan bangsa Indonesia perlu mempersiapkan diri agar dapat memenangkan
arus globalisasi ini. Tujuannya adalah mendapatkan segi-segi positif dari globalisasi dan
mampu menghindarkan diri dari aspek negative globalisasi. Hal-hal yang perlu
dipersiapkan adalah sebagai berikut :

1. Pembangunan kualitas manusia Indonesia melalui pendidikan.


2. Pemberian keterampilan hidup (life skill) agar mampu menciptakan kreativitas
dan kemandirian.
3. Usaha menumbuhkan budaya dan sikap hidup global, seperti mandiri, kreatif,
menghargai karya, optimis dan terbuka.
4. Usaha selalu menumbuhkan wawasan kebangsaan dan identitas nasional.
5. Usaha menciptakan pemerintahan yang transparan dan demokratis.

1. 8. Isu-isu Internasional Sebagai Dampak Globalisasi

Akibat arus budaya global, isu-isu internasional sekarang ini banyak berpengaruh pada
aspek politik. Pengaruh itu, meliputi isu tentang demokrasi, isu hak asasi manusia dan
transparansi (keterbukaan). Pada aspek sosial budaya, muncul isu tentang perlunya
sikap pluralisme dan pelestarian lingkungan hidup. Dalam bidang ekonomi muncul
pasar global, sedangkan di bidang keamanan muncul isu tentang terorisme.

Beberapa isu internasional terkait dengan dampak globalisasi yang paling sering muncul
kepermukaan adalah sebagai berikut :

Isu-isu
No Uraian Keterangan
Globalisasi
1. Demokrasi Paham demokrasi berasaskan bahwa Negara-negara
kedaulatan berada di tangan rakyat. Oleh otoriter umumnya
karena itu, rakyatlah yang memegang terkucilkan dari
kekuasaan tertinggi negara. Demokrasi pergaulan

18
sebagai sistem politik harus mengikutsertakan internasional.
rakyat dalam pengambilan keputusan.

Semua negara ingin disebut sebagai negara


demokrasi. Negara-negara yang belum
berpemerintahan demokrasi atau masih
melakukan praktek pemerintahan otoriter
banyak dikecam oleh negara lain.
2. Hak Asasi Masalah hak asasi manusia berkaitan erat Masalah hak asasi
Manusia dengan demokrasi. Sekarang ini dunia manusia sudah
internasional sangat memperhatikan penegakan merupakan masalah
hak asasi manusia. internasional.

Adanya berbagai perang, pertentangan dan


konflik antar bangsa dikarenakan adanya
penindasan terhadap hak asasi manusia dan
perilaku sewenang-wenang.
3. Transparansi Transparansi atau keterbukaan terutama Penyelenggaraan
(keterbukaan) ditujukan pada penyelenggaraan pemerintahan negara diharapkan
negara. Pemerintahan yang tertutup tidak akan berlaku terbuka dan
lama bertahan sebab kemajuan informasi telah transparan terhadap
mampu menerobos berbagai ketertutupan yang rakyatnya.
disembunyikan pemerintah.

Pemerintahan yang tertutup juga dianggap


tidak demokratis karena tidak ada
pertanggungjawaban publik dan tidak
mengikutsertakan rakyat dalam bernegara.
Hal ini bertentangan dengan pesan demokrasi.
4. Pelestarian Ligkungan hidup merupakan isu internasional Tindakan terhadap
Lingkungan yang ditujukan kepada negara-negara. perusakan
Hidup Sekarang ini lingkungan hidup yang rusak lingkungan selalu
dapat menjadi ancaman baru bagi umat akan mendapat

19
manusia. kecaman
masyarakat
Negara-negara yang memiliki kekayaan alam
internasional.
dan hutan dihimbau untuk serius
dalam melestarikan lingkungan hidup.
Misalnya, kebakaran hutan di Kalimantan
bukan hanya merugikan Indonesia tetapi
mengganggu negara-negara tetangga bahkan
mengancam ekosistem dunia.
4. Pluralisme Dalam masyarakat global, hubungan antar Apabila suatu
manusia akan semakin intensif dan tidak hanya bangsa memaksa-
manusia sebangsa, tetapi manusia yang berbeda kan nilai
ras, agama, nilai budaya, bahasa dan adat. budayanya dan
Sikap menghargai keberanekaan perbedaan tidak menghargai
(pluralisme) sangat dibutuhkan. budaya lain maka
hubungan global
akan rusak.
5. Pasar global Dalam era global, barang, jasa dan produk dari Di wilayah-wilayah
dan Pesaing berbagai Negara akan masuk dan saling regional dibentuk
global berkompetisi dengan produk lokal. Arus keluar pasar bersama,
masuk barang dan jasa tidak lagi dibatasi. misalnya di Asia
dengan pemberla-
kuan AFTA 2003.

20
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat
kodrati dan fundamental sebagai anugrah dari Tuhan yang harus dihormati, dijaga
dan dilindungi oleh setiap individu. Rule of Law adalah gerakan masyarakat yang
menghendaki bahwa kekuasaan raja maupun penyelenggara negara harus dibatasi
dan diatur melalui suatu peraturan perundang-undangan dan pelaksanaan dalam
hubungannya dengan segala peraturan perundang-undangan . Dalam peraturan
perundang undangan RI paling tidak terdapat empat bentuk hokum tertulis yang
memuat aturan tentang HAM. Pertama, dalam konstitusi (Undang-undang Dasar
Negara). Kedua, dalam ketetapan MPR (TAP MPR). Ketiga, dalam Undang-
undang. Keempat, dalam peraturan pelaksanaan perundang-undangan seperti
peraturan pemerintah, keputusan presiden dan peraturan pelaksanaan lainnya.
Kelompok orang termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja
atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau
mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh
undang-undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh
penyesalan hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang
berlaku.

B. Saran

Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan


HAM kita sendiri. Kerjasama antara Pemerintah daerah dan warga masyarakat Daerah
perlu ditingkatkan. Kita harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan
sampai kita melakukan pelanggaran HAM dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar
dan dinjak-injak oleh orang lain Pemerintah khususnya pihak kepolisian harus bisa
menjadi sarana dalam menyelesaikan masalah pelanggaran HAM. Pemerintah harus
bisa bekerjasama dengan masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Pelanggaran hak asasi manusia di negara Indonesia khususnya di Daerah Jawa Barat,
seharusnya ditanggapi dengan cepat dan tanggap oleh pemerintah dan disertai peran
serta masyarakat. Dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan
mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang lain.

21
22
DAFTAR PUSTAKA

Burhan, H. Wirman. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan, Pancasila dan Undang-


Undang Dasar 1945. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
https://id.wikipedia.org/wiki/Tragedi_Trisakt

23
24

Anda mungkin juga menyukai