Anda di halaman 1dari 55

ANOTASI BIBLIOGRAFI

HAK ASASI MANUSIA


Dosen Pengampu :
Dr. Hj. Rabiatul Adawiah, M.,Si
H.Dian Agus Ruchliyadi, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA & KEWARGANEGARAAN


JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2020
Dibuat oleh :
Kelompok 10

Any Yunita Sari


1810112320010

Irfan Maulana Pradana Khadijah


1810112310028 1810112320006
MATERI 1
PENGANTAR HAK ASASI MANUSIA
PRINSIP DASAR HAK ASASI MANUSIA

Terdapat 3 prinsip dasar HAM yaitu


1) Prinsip Keadilan (Equity), dimana di dalamnya menyangkut
kesetaraan (equality), non diskriminasi, kesetaraan dalam mengakses
layanan public, terbukanya kesempatan setiap orang untuk
berpartisipasi,
2) Prinsip Martabat (Dignity),
3) Prinsip Humanity.

SUMBER :
http://ham.go.id/2018/10/26/konsep-dasar-ham-pada-pelatihan-dasar-dasar-ham-bagi-
petugas-pemasyarakatan-dan-imigrasi/#:~:text=Terdapat%203%20prinsip%20dasar
%20HAM,%2C%20dan%203)%20Prinsip%20Humanity.
HAK DASAR MANUSIA
Hak dasar yang dimiliki manusia ada sepuluh, yaitu:
• hak untuk hidup,
• hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan,
• hak untuk mengembangkan diri,
• hak untuk memperoleh keadilan,
• hak atas kebebasan pribadi,
• hak atas rasa aman,
• hak atas kesejahteraan,
• hak turut serta dalam pemerintahan,
• hak perempuan ,
• hak anak.

SUMBER :
http://ham.go.id/2016/04/18/hak-asasi-manusia-dan-hak-anak-tidak-dapat-dipisahkan/
SUDUT PANDANG HAK ASASI MANUSIA

Menurut John locke & JJ


• Positif
Dalam sudut pandang positif menurut JJ Rousseau bahwa seperti adanya hak
setiap orang untuk ikut secara aktif menentukan arah perkembangan dan
pembangunan masyarakat, misalnya saja hal untuk berserikat dan
mengemukakan pendapat baik secara lisan maupun tulisan.
• Negatif
Dalam sudut pandang negatif, maka munculnya HAM seperti berniat
menghalaau campur tangan (intervensi) yang tidak di inginkan terhadap
kehidupan pribadi, Misalnya saja menyangkut hak atas hidup.

SUMBER :
https://media.neliti.com/media/publications/281764-hak-asasi-manusia-dalam-
perspektiffilsaf-7e3541df.pdf
MATERI 2
PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA
SEJARAH PERKEMBANGAN

Sejarah HAM atau hak asasi manusia berawal dari dunia Barat


(Eropa). Seorang filsuf Inggris pada abad ke 17, John Locke,
merumuskan adanya hak alamiah (natural rights) yang melekat pada
setiap diri manusia, yaitu hak atas hidup, hak kebebasan,dan hak
milik. Pada waktu itu, hak masih terbatas pada bidang sipil (pribadi)
dan politik

SUMBER : ANDRA_FEBRY
http://www.sangkoeno.com/2012/10/sejarah-perkembangan-ham-di-dunia.html
SEJARAH PERKEMBANGAN

Sejarah perkembangan hak asasi manusia ditandai


adanya tiga peristiwa penting di dunia Barat, yaitu:
• Magna Charta,
• Revolusi Amerika, dan
• Revolusi Prancis.

SUMBER : ANDRA_FEBRY
http://www.sangkoeno.com/2012/10/sejarah-perkembangan-ham-di-dunia.html
MAGNA CHARTA

Piagam perjanjian antara Raja John dari Inggris dengan para


bangsawan disebut Magna Charta. Isinya adalah pemberian jaminan
beberapa hak oleh raja kepada para bangsawan
beserta keturunannya, seperti hak untuk tidak dipenjarakan tanpa
adanya pemeriksaan pengadilan. Jaminan itu diberikan
sebagai balasan atas bantuan biaya pemerintahan yang telah
diberikan oleh para bangsawan. Sejak saat itu, jaminan hak tersebut
berkembang dan menjadi bagian dari sistem konstitusional Inggris.

SUMBER : ANDRA_FEBRY
http://www.sangkoeno.com/2012/10/sejarah-perkembangan-ham-di-dunia.html
REVOLUSI AMERIKA (1276)

Perang kemerdekaan rakyat Amerika Serikat


melawan penjajahan Inggris disebut Revolusi
Amerika. Declaration of
Independence (Deklarasi Kemerdekaan) dan Amerika
Serikat menjadi negara merdeka tanggal 4 Juli 1776
merupakan hasil dari revolusi ini.

SUMBER : ANDRA_FEBRY
http://www.sangkoeno.com/2012/10/sejarah-perkembangan-ham-di-dunia.html
REVOLUSI PRANCIS (1789)

Revolusi Prancis adalah bentuk perlawanan rakyat Prancis


kepada rajanya sendiri (Louis XVI) yang telah bertindak
sewenang-wenang dan absolut. Declaration des droits de
I'homme et du citoyen (Pernyataan Hak-Hak Manusia dan
Warga Negara) dihasilkan oleh Revolusi Prancis. Pernyataan
ini memuat tiga hal: hak atas kebebasan (liberty),
kesamaan (egality), dan persaudaraan (fraternite).

SUMBER : ANDRA_FEBRY
http://www.sangkoeno.com/2012/10/sejarah-perkembangan-ham-di-dunia.html
MATERI 3
NEGARA HUKUM DAN DEMOKRASI
PENGERTIAN NEGARA HUKUM

Negara hukum adalah Negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin
keadilan kepada warga negaranya yang mana keadilan tersebut merupakan
syarat bagi tercapainya kebahagiaan hidup untuk warga. Negara Hukum
bersandar pada keyakinan bahwa kekuasaan negara harus dijalankan atas
dasar hukum yang adil dan baik. Ada dua unsur dalam negara hukum, yaitu
pertama: hubungan antara yang memerintah dan yang diperintah tidak
berdasarkan kekuasaan melainkan berdasarkan suatu norma objektif, yang
juga mengikat pihak yang memerintah; kedua: norma objektif itu harus
memenuhi syarat bahwa tidak hanya secara formal, melainkan dapat
dipertahankan berhadapan dengan idea hukum.

SUMBER :
https://www.dosenpendidikan.co.id/negara-hukum/
PENGERTIAN DEMOKRASI

Istilah demokrasi berawal dari bahasa Yunani, yakni demokratia.


Kata ini terbentuk dari kata demos yang berarti rakyat,
dan kratos yang berarti kekuatan atau kekuasaan. Jadi, demokrasi
sepadan artinya dengan kekuasaan rakyat. Kekuasaan itu mencakup
sektor sosial, ekonomi, budaya, dan politik. Secara umum demokrasi
adalah sistem pemerintahan dengan memberikan kesempatan kepada
seluruh warga negara dalam pengambilan keputusan. Dimana
keputusan itu akan berdampak bagi kehidupan seluruh rakyat. Arti
lainnya adalah rakyat bertindak sebagai pemegang kekuasaan
tertinggi.

SUMBER : HERI
https://salamadian.com/pengertian-demokrasi/
NEGARA HUKUM DAN DEMOKRASI

Negara hukum dan demokrasi adalah dua konsepsi mekanisme


kekuasan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Kedua konsepsi
tersebut saling menopang satu sama lainnya sehingga tidak dapat
dipisahkan. Berdasarkan historis konsep negara hukum dan
demokrasi mempunyai nilai yang sama yakni dilahirkan untuk
membendung adanya kesewenang-wenangan dari kekuasaan yang
menerapkan sistem yang absolut dan mengabaikan hak-hak dari
rakyat.

SUMBER : ADAM SETIAWAN


https://media.neliti.com/media/publications/84235-ID-demokrasi-dan-negara-
hukum.pdf.
MATERI 4
PENEGAKAN HAM DI INDONESIA
SEJARAH PERKEMBANGAN HAM

Sejarah HAM atau hak asasi manusia berawal dari dunia Barat (eropa).
seorang filsuf inggris pada abad ke 17, John Locke, merumuskan
adanya hak alamiah (natural rights) yang melekat pada setiap diri
manusia, yaitu hak atas hidup, hak kebebasan, dan hak milik. Pada
waktu itu, hak masih terbatas pada bidang sipil (pribadi) dan politik.
Sejarah perkembangan hak asasi manusia ditandai adanya tiga
peristiwa penting di dunia Barat, yaitu Mahna Charta, Revolusi
Amerika, dan Revolusi Prancis.

SUMBER : Andra Febry


http://www.sangkoeno.com/2012/10/sejarah-perkembangan-ham-di-
dunia.html
HAK ASASI MANUSIA DALAM UUD 1945

Hak asasi merupakan hak dasar manusia yang dibawa sejak lahir oleh setiap diri
manusia. Kemudian untuk menjamin dan melindungi hak asasi tersebut
pemerintah mengaturnya dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Sesuai dengan BAB XA tentang Hak Asasi Manusia UUD 1945 yang termasuk
kepada hak asasi manusia adalah sebagai berikut :
1. Hak untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya.
2. Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah.
3. Hak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang, serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

SUMBER : Rendra Topan


https://rendratopan.com/2019/08/28/hak-asasi-manusia-berdasarkan-uud-1945/#:~:text=Sesuai
%20dengan%20BAB%20XA%20tentang,asasi%20manusia%20adalah%20sebagai%20berikut
%20%3A&text=Hak%20untuk%20membentuk%20keluarga%20dan,perlindungan%20dari
%20kekerasan%20dan%20diskriminasi.
4. Hak untuk mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak
mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi,
seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan kesejahteraan umat
manusia.
5. Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif dan
membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.
6. Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama dihadapan hukum.
7. Hak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam
hubungan kerja.
8. Hak untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.
9. Hak atas status kewarganegaraan.
10. Hak untuk memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan
dan pengajaran, memilh pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat
tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.

SUMBER : Rendra Topan


https://rendratopan.com/2019/08/28/hak-asasi-manusia-berdasarkan-uud-1945/#:~:text=Sesuai%20dengan
%20BAB%20XA%20tentang,asasi%20manusia%20adalah%20sebagai%20berikut%20%3A&text=Hak
%20untuk%20membentuk%20keluarga%20dan,perlindungan%20dari%20kekerasan%20dan%20diskriminasi.
MATERI 5
PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA
PENGERTIAN PENGADILAN HAM

Pengadilan Hak Asasi Manusia (disingkat Pengadilan


HAM) adalah Pengadilan Khusus terhadap
pelanggaran hak asasi manusia yang berat.
Pengadilan Hak Asasi Manusia merupakan salah satu
Pengadilan Khusus yang berada di
lingkungan Peradilan Umum.

SUMBER :
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengadilan_hak_asasi_manusia_di_Indonesia
PENGERTIAN PENGADILAN HAM

Pengadilan HAM ini merupakan jenis pengadilan yang khusus


untuk mengadili kejahatan genosida dan kejahatan terhadap
kemanusiaan. Pengadilan ini dikatakan khusus karena dari segi
penamaan bentuk pengadilannya sudah secara spesifik
menggunakan istilah pengadilan HAM dan kewenangan pengadilan
ini juga mengadili perkara-perkara tertentu. Istilah pengadilan HAM
sering dipertentangkan dengan istilah peradilan pidana karena
memang pada hakekatnya kejahatan yang merupakan kewenangan
pengadilan HAM juga merupakan perbuatan pidana.

SUMBER : ZAINAL ABIDIN,


https://referensi.elsam.or.id/2014/09/pengadilan-ham-di-indonesia/
SUSUNAN PENGADILAN HAM

Susunan Pengadilan Hak Asasi Manusia sama


dengan susunan peradilan umum, yaitu Pengadilan Hak Asasi
manusia sebagai peradilan tingkat pertama, Pengadilan Tinggi
hak Asasi manusia sebagai peradilan banding dan Mahkamah
Agung sebagai peradilan tingkat Kasasi.

SUMBER :
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/AKTUALITA/article/download/2482/1625#:~:text=S
usunan%20Pengadilan%20Hak%20Asasi%20Manusia%20sama%20dengan%20susunan
%20peradilan%20umum,Agung%20sebagai%20peradilan%20tingkat%20Kasasi.
MATERI 6
HUKUM ACARA YANG BERLAKU DI PENGADILAN HAM
LATAR BELAKANG PEMBENTUKAN
PENGADILAN HAM

Pembentukan pengadilan HAM di Indonesia merupakan suatu


proses politik hukum dalam pendiriannya. Adanya kemauan
pemerintah bersama warga negaranya untuk mengadopsi nilai-
nilai yang menjunjung tinggi HAM dalam setiap produk
hukum yang dibuatnya. Oleh karena itu hukum sebagai produk
politik, dalam arti politik determinan atas hukum karena
hukum merupakan hasil atau kristalisasi dari kehendak-
kehendak politik yang saling berinteraksi dan bersaingan.

SUMBER : NIN YASMINE LISASIH


https://ninyasminelisasih.com/2011/07/02/pembentukanpengadilanham/#:~:text=Pemb
entukan%20Pengadilan%20HAM%20tersebut%20pada,Berdasarkan%20Pasal
%2043%20ayat%20(1)
JENIS PELANGGARAN HAM BERAT

1. Kejahatan Genocide
Kejahatan genocide adalah perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa/ras,
2. Kejahatan Kemanusiaan
Kejahatan kemanusiaan adalah perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari
serangan yang meluas atau sistematik yang diketahui bahwa serangan itu ditujukan
secara langsung terhadap penduduk sipil
3. Pembajakan dan Perampokan
Pembajakan adalah tindakan kejahatan yang dilakukan di pesawat udara,
sedangkan perampokan adalah kejahatan yang dilakukan di laut.
4. Kejahatan Perang
Kejahatan perang adalah tindakan kejahatan yang umumnya dilakukan oleh pribadi
pada saat perang dan berakibat banyak korban yang terlibat dalam peperangan itu

SUMBER : SAHID RAHARJO


http://layanan-guru.blogspot.com/2013/08/macam-macam-pelanggaran-ham-berat-
extra.html
HUKUM ACARA PERADILAN HAM

Ketentuan hukum acara proses peradilan hak asasi manusia sesungguhnya


telah diatur secara khusus dalam Bab IV Pasal 10-33 UU No. 26 Tahun
2000. Namun, prinsip secara umum, hukum acara yang berlaku dalam
pengadilan HAM masih dominan bersandarkan pada KUHAP atau Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana (vide: Pasal 10 UU No. 26 Tahun
2000). Secara garis besar diurut dalam beberapa bagian: (i) Penangkapan;
(ii) Penahanan; (iii) Penyelidikan; (iv) Penyidikan; (v) Penuntutan; dan (vi)
Pemeriksaan di Sidang Pengadilan.

SUMBER : R. Herlambang Perdana Wiratraman


https://permadin.or.id/images/pdf/hukumacara/HUKUM%20ACARA
%20PENGADILAN%20HAM.pdf
MATERI 7
BEBERAPA KETENTUAN PIDANA HAM
PERBUATAN YANG TERMASUK
PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA BERAT
Pelanggaran-pelanggaran HAM berat menurut Pasal 7 UU No. 36 Tahun
2000 Tentang pengadilan Hak Asasi Manusia, Pelanggaran hak asasi
manusia yang berat meliputi: kejahatan genosida dan kejahatan terhadap
kemanusiaan.

SUMBER : https://kumparan.com/fikra-eka-prawira-sudrajat/perbuatan-
yang-termasuk- pelanggaran-hak-asasi-manusia-berat-1siE62Q48Q7/full
• Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan
maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau
sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama
dengan cara: membunuh, mengakibatkan penderitaan fisik atau
mental yang berat, menciptakan kondisi yang akan mengakibatkan
kemusnahan secara fisik, memaksakan tindakan-tindakan yang
bertujuan mencegah kelahiran atau memindahkan secara paksa anak-
anak dan kelompok tertentu ke kelompok lain.
• Sedangkan kejahatan terhadap kemanusiaan adalah perbuatan yang
dilakukan sebagai bagian dan serangan yang meluas atau sistematik
yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung
terhadap penduduk sipil, dengan cara : pembunuhan, pemusnahan,
perbudakan, pemindahan penduduk secara paksa, perkosaan atau
perbudakan seksual.

SUMBER : https://kumparan.com/fikra-eka-prawira-sudrajat/perbuatan-
yang-termasuk- pelanggaran-hak-asasi-manusia-berat-1siE62Q48Q7/full
Kejahatan Genosida, Kejahatan Terhadap
Kemanusiaan dan Kejahatan Perang sebagai
Kejahatan Yang Sangat Serius
Kejahatan genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan kejahatan
perang adalah kejahatan-kejahatan yang didefinisikan dalam Statuta
Roma sebagai kejahatan paling serius yang menyangkut masyarakat
internasional secara keseluruhan (the most serious crimes of concern to
the international community as a whole).10 Istilah lain untuk
mendefiniskan tentang kejahatan-kejahatan tersebut adalah sebagai
kejahatan-kejahatan yang tergolong dalam pelanggaran HAM yang
berat (gross violation of human rights).

SUMBER : Sriwiyanti Eddyono dan Zainal Abidin,


https://lama.elsam.or.id/downloads/1272273131_11.tindak-pidana-ham_5.pdf
MATERI 8
PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA AD HOC DAN
KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI
PENGADILAN HAM AD HOC

Secara umum Pengadilan HAM Ad Hoc dapat diartikan sebagai suatu


pengadilan yang dibentuk untuk menangani pelanggaran HAM yang
bersifat berat dan merugikan, dimana dapat dilakukan baik oleh
seseorang maupun kelompok terhadap orang lain atau kelompok
lainnya. Salah satu tujuan pembentukan Pengadilan HAM Ad Hoc
adalah untuk melindungi hak asasi manusia dan juga memberikan
perlindungan, kepastian, keadilan, dan juga perasaan aman atau
memelihara perdamaian bagi setiap orang maupun kelompok
masyarakat.

SUMBER : Sintya Ayu Wardani,


https://guruppkn.com/sifat-pengadilan-ham-ad-hoc
TIGA SIFAT DARI PENGADILAN HAM AD HOC DIANTARANYA:

• Pengadilan Ham Ad Hoc Bersifat Khusus


Hal ini disebabkan karena Pengadilan HAM Ad Hoc tidak digunakan untuk
menangani pelanggaran HAM secara umum. Kondisi tersebut juga berlaku
bagi Pengadilan HAM Ad Hoc di Indonesia. Oleh sebab itu, dapat
disimpulkan bahwa Pengadilan HAM Ad Hoc bersifat khusus, karena
pelanggaran HAM yang ditangani juga bersifat khusus atau tertentu saja.
• Pengadilan HAM Ad Hoc Bersifat Sementara
Selain bersifat khusus, Pengadilan HAM Ad Hoc juga memiliki sifat
sementara atau tidak permanen. Hal ini dapat dilihat dari pengertian yang
diberikan oleh Mahmud MD dan Jimly Asshiddique, bahwa Pengadilan HAM
Ad Hoc memiliki sifat tidak permanen dan juga hanya dibentuk untuk rentang
waktu sementara hingga peristiwa atau pelanggaran HAM yang berlangsung
selesai ditangani. 

SUMBER : Sintya Ayu Wardani,


https://guruppkn.com/sifat-pengadilan-ham-ad-ho
• Pengadilan HAM Ad Hoc Bersifat Retroaktif
Sifat Pengadilan HAM Ad Hoc yang selanjutnya adalah dimana
pengadilan ini dianggap memiliki sifat retroaktif atau berlaku surut.
Retroaktif sendiri didalam ilmu hukum sendiri dipahami sebagai suatu
hukum yang dapat mengubah konsekuensi hukum terhadap peristiwa
atau perkara hukum yang ada sebelum suatu hukum diberlakukan.
Konsekuensi tersebut dapat berupa mengurangi atau bahkan
membebaskan seseorang dari hukuman atas tindakannya. Oleh sebab
itu, karena Pengadilan HAM Ad Hoc sendiri di Indonesia diberlakukan
untuk memiliki wewenang terhadap pelanggaran yang terjadi sebelum
Undang-Undang No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi
Manusia diberlakukan, maka Pengadilan HAM Ad Hoc juga di pahami
memiliki sifat retroaktif.

SUMBER : Sintya Ayu Wardani,


https://guruppkn.com/sifat-pengadilan-ham-ad-ho
KOMISI KEBENARAN DAN REKONSILIASI

Komisi Kebenaran atau Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi adalah sebuah


komisi yang ditugasi untuk menemukan dan mengungkapkan pelanggaran-
pelanggaran yang dilakukan pada masa lampau oleh suatu pemerintahan,
dengan harapan menyelesaikan konflik yang tertinggal dari masa lalu.
Dengan berbagai nama, komisi ini kadang-kadang dibentuk oleh negara-
negara yang muncul dari masa-masa pergolakan internal, perang saudara,
atau pemerintahan diktatur. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi di Afrika
Selatan, yang dbientuk oleh Presiden Nelson Mandela setelah apartheid, pada
umumnya dianggap sebagai sebuah model untuk Komisi Kebenaran, yang
jarang, kalaupun pernah, dicapai di tempat-tempat lain. 

SUMBER : Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia


bebas
MATERI 9
UU RI No. 39 Tahun 1999 Tentang HAM dan Penjelasan atas
UU RI No. 39 Tentang HAM
Penjelasan mengenai UU RI NO. 39 TENTANG
HAM
(Hak Asasi Manusia)
Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
(UU HAM) adalah penghormatan kepada manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan Yang Masa Esa yang mengemban tugas mengelola dan
memelihara alam semesta dengan penuh ketaqwaan dan penuh
tanggung jawab untuk kesejahteraan umat manusia, oleh pencipta-Nya
dianugerahi hak asasi untuk menjamin keberadaan harkat dan martabat
kemuliaan dirinya serta keharmonisan lingkungannya.

SUMBER : Anyar. (2019, November 02). UU 39


tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Retrieved from https://www.jogloabang.com.
Dasar hukum Undang-Undang Nomor 39 tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia
1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28,
Pasal 30, Pasal 31, Pasal 32, Pasal 33 ayat (1) dan ayat (3), dan
Pasal 34 Undang-Undang Dasar 1945;
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor
XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia;

SUMBER : Anyar. (2019, November 02). UU 39


tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Retrieved from https://www.jogloabang.com.
HAK-HAK YANG TERCANTUM DALAM UNDANG-
UNDANG NOMOR 39 TAHUN 1999 TENTANG HAK ASASI
MANUSIA

Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi,
pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak
untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan dihadapan hukum, dan hak
untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak
asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun dan
oleh siapapun.

SUMBER : file:///C:/Users/My
%20ASUS/Downloads/IDN55808%20IDN.pdf
MATERI 10
HAK ASASI MANUSIA PEREMPUAN
Hak Asasi Perempuan
Hak Asasi Perempuan, yaitu hak yang dimiliki oleh seorang perempuan,
baik karena ia seorang manusia maupun sebagai seorang perempuan.
Berdasarkan Konvensi mengenai Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi terhadap Perempuan (The Convention on the Elimination of
all Forms of Discrimination Against Women/CEDAW), yang
ditandatangani pada 1979 dalam konferensi yang diadakan Komisi
Kedudukan Perempuan PBB.

SUMBER :
Katumiri. 2016. 5 Hak Asasi Perempuan Sebagai Bagian Dari Hak Asasi Manusia,
http://www.suarakita.org/2016/04/5-hak-asasi-perempuan/#:~:text=Setiap%20perempuan%20berhak
%20untuk%20memiliki,dibayar%2C%20termasuk%20saat%20cuti%20melahirkan, diakses pada 27
Desember 2020
Instrumen HAM
Perempuan Internasional
Declaration on the Elimination of Violence against Women ini
mengatur mengenai tindak pidana kekerasan terhadap perempuan,
namun deklarasi ini lebih mengatur upaya apa yang di lakukan oleh
negara, organ dan badanbandan PBB yang bertujuan untuk
penghapusan tindak kekerasan terhadap perempuan.

SUMBER :
Katumiri. 2016. 5 Hak Asasi Perempuan Sebagai Bagian Dari Hak Asasi Manusia, http://www.suarakita.org/2016/04/5-hak-asasi-
perempuan/#:~:text=Setiap%20perempuan%20berhak%20untuk%20memiliki,dibayar%2C%20termasuk%20saat%20cuti%20melahirkan, diakses pada
25 Desember 2020
MATERI 11
GENDER DAN HUKUM
Perspektif Gender
Perspektif gender dapat dilihat dari lima tingkatan pemberdayaan yang meliputi tahap tahap
sebagai berikut : 21
1. Tahap pertama, yaitu tahap kesejahteraan. Tahap ini didefinisikan sebagai tindakan untuk
meningkatkan kesejahteraan perempuan, seperti gizi, persediaan makanan, dan pendapatan.
2. Tahap kedua, yaitu akses, digunakan untuk melihat apakah terdapat kesenjangan gender
yang muncul akibat ketidaksetaraan akses antara laki-laki dan perempuan terhadap sumber
daya dan pelayanan.
3. Tahap ketiga, yaitu tahap kesadaran kritis, harus ditumbuhkan di kalangan lakilaki dan
perempuan untuk melihat bahwa ada praktikpraktik diskriminasi gender diantara mereka.
4. Tahap keempat, yaitu partisipasi, harus dilakukan untuk meningkatkan partisipasi laki-laki
dan perempuan dalam proses pengambilan keputusan.
5. Tahap kelima, yaitu kontrol, untuk melihat apakah terdapat ketidakseimbangan dalam relasi
kekuasaan antara lakilaki dan perempuan.

SUMBER :
Katumiri. 2016. 5 Hak Asasi Perempuan Sebagai Bagian Dari Hak Asasi Manusia, http://www.suarakita.org/2016/04/5-hak-asasi-perempuan/#:~:text=Setiap%20perempuan%20berhak%20untuk
%20memiliki,dibayar%2C%20termasuk%20saat%20cuti%20melahirkan, diakses pada 27 Desember 2020
Aturan Hukum dalam Rangka Mewujudkan
Prinsip Keadilan dan Kesetaraan Gender
Perjuangan perempuan dalam mengakhiri sistem yang tidak adil (ketidakadilan gender) tidaklah merupakan
perjuangan perempuan melawan laki-laki, melainkan perjuangan melawan sistem dan struktur
ketidakadilan masyarakat,berupa ketidakadilan gender. Untuk mengakhiri sistem yang tidak adil ini ada
beberapa agenda yang perlu dilakukan, yakni :
1. Melawan hegemoni yang merendahkan perempuan, dengan cara melakukan dekonstruksi idiologi.
Melakukan dekonstruksi artinya mempertanyakan kembali segala sesuatu yang menyangkut nasib
perempuan di mana saja. ... dst.
2. Melawan paradigma developmentalism yang berasumsi bahwa keterbelakangan kaum perempuan
disebabkan karena mereka tidak berpartisipasi dalam pembangunan.
Melawan hegemoni yang merendahkan harkat dan martabat perempuan patut dilakukan, sebab hegemoni
itu sebenarnya hanya merupakan konstruksi ataupun rekayasa sosial. Diantara caranya adalah dengan
melakukan konstruksi hukum, yang memberi dasar bagi perempuan dalam melawan hegemoni yang tidak
adil dijamin dalam berbagai instrumen hukum, baik dalam instrumen hukum internasional maupun
nasional. Di antara cara untuk dapat mewujudkan kesetaraan bagi perempuan dengan meningkatkan
jumlah perempuan yang menjadi anggota parlemen, karena pembentukan suatu peraturan perundang-
undangan dipengaruhi oleh anggota parlemen itu sendiri.

SUMBER :
Kania, Dede. 2015. Hak Asasi Perempuan dalam Peraturan Perundang-Undangan Di Indonesia. Jurnal Konstitusi, Vol 12, No.4
Konvensi mengenai Penghapusan Segala
Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita
Konvensi mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita (bahasa Inggris:
Convention on the Elimination of all Forms of Discrimination Against Women, disingkat
CEDAW) adalah sebuah perjanjian internasional yang ditetapkan pada tahun 1979 oleh Majelis
Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Perjanjian ini dianggap sebagai piagam hak internasional untuk perempuan. Perjanjian ini mulai
berlaku pada tanggal 3 September 1981 dan sejauh ini telah diratifikasi oleh 189 negara. Lebih
dari lima puluh negara yang meratifikasi konvensi ini telah melakukannya dengan
menambahkan deklarasi, pensyaratan, dan penolakan, termasuk 38 negara yang menolak
penerapan Pasal 29 (yang menyediakan metode penyelesaian sengketa terkait dengan
interpretasi atau penerapan konvensi ini). Deklarasi dari Australia memberikan catatan mengenai
keterbatasan pemerintah pusat akibat sistem pemerintahannya yang berbentuk federasi.
Sementara itu, Amerika Serikat dan Palau telah menandatangani perjanjian ini, tetapi belum
meratifikasinya. Tahta Suci, Iran, Somalia, Sudan dan Tonga adalah negara-negara yang masih
belum menandatangani perjanjian ini.

SUMBER :
Chinkin, Christine; Freeman, Marsha A. (2012). "Introduction". Dalam Freeman, Marsha A.;
Rudolf, Beate; Chinkin, Christine. The UN Convention on the Elimination of All Forms of
Discrimination Against Women: A Commentary. Oxford: Oxford University
MATERI 12
HAK PEREMPUAN DALAM
DEKLARASI UNIVERSAL TENTANG HAM
Isi Deklarasi HAM
Mengenai Hak Perempuan
Deklarasi Universal HAM ini terdiri dari 30 Pasal, yang mengatur rnengenai hak-hak
asasi yang dimiliki oieh setiap manusia tanpa kecuali. Selain itu, ditentukan juga
larangan-larangan demi menjamin perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia.
Berikut penjabaran mengenai hak perempuan Deklarasi Universal HAM:
Pasal 16
(1) Laki-laki dan Perempuan yang sudah dewasa, dengan tidak dibatasi kebangsaan,
kewarganegaraan atau agama, berhak untuk menikah dan untuk membentuk keluarga.
Mereka mempunyai hak yang sama dalam soal perkawinan, di dalam masa
perkawinan dan di saat perceraian.
(2) Perkawinan hanya dapat dilaksanakan berdasarkan pilihan bebas dan persetujuan
penuh oleh kedua mempelai.
(3) Keluarga adalah kesatuan yang alamiah dan fundamental dari masyarakat dan
berhak mendapatkan perlindungan dari masyarakat dan Negara.

SUMBER :
Anonim. 2016. Internayional Law Making. Jurnal Hukum Internasional. Vol 4, No 1.
Dekralasi Universal
Hak-Hak Asasi Manusia
Universal Declaration of Human Rights (selanjutnya disebut
Dekiarasi Universal HAM) merupakan pengakuan terhadap hak-
hak asasi manusia. Dekiarasi tersebut memberikan pengakuan
faak-hak dasar manusia- Di dalarnnya, dijelaskan bahwa
pengakuan atas hakhak dasar manusia rnenjadi dasar dan
kemerdekaan, keadilan dan perdarnaian dunia. Lebih lanjut,
dijabarkan bahwa hak-hak asasi manusia perlu dilindungi oleh
hukurn guna menciptakan kebebasan untuk berbicara, beragaina,
kebebasan dari ketakutan, dan kekurangan bagi umat manusia

SUMBER :
Anonim. 2016. Internayional Law Making. Jurnal Hukum
Internasional. Vol 4, No 1.
Hak Asasi Perempuan
Hak-hak asasi perempuan yang harus
diketahui adalah:
1.Hak dalam ketenagakerjaan
2.Hak dalam bidang kesehatan
3.Hak yang sama dalam pendidikan
4.Hak dalam perkawinan dan kekeluarga
5.Hak dalam kehidupan public dan politik

SUMBER :
Katumiri. 2016. 5 Hak Asasi Perempuan Sebagai Bagian Dari Hak Asasi Manusia,
http://www.suarakita.org/2016/04/5-hak-asasi-perempuan/#:~:text=Setiap%20perempuan
%20berhak%20untuk%20memiliki,dibayar%2C%20termasuk%20saat%20cuti%20melahirkan,
diakses pada 26 Desember 2020
MATERI 13
HAK PEREMPUAN DALAM
UUD 1945 HASIL AMANDEMEN
Isi Amandemen UUD 1945
Perubahan keempat yang disahkan dalam Sidang Tahunan MPR tanggal 1-11
Agustus 2002 menjadi Amandemen UUD 1945 terakhir dan belum dilakukan
lagi hingga kini. Sebelumnya, forum MPR sudah melakukan tiga kali
Amandemen UUD 1945 yakn pada 1999, 2000, dan 2002.
Amandemen UUD 1945 pertama kali dilakukan dalam Sidang Umum
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang diselenggarakan pada 14-21
Oktober 1999. Sedangkan yang kedua adalah dalam Sidang Tahunan MPR
pada 7-18 Agustus 2000 yang meliputi 5 Bab dan 25 Pasal. Isi dan perubahan
Amandemen UUD 1945 salah satunya yakni penambahan pasal Hak Asasi
Manusia, berupa:
Semangat yang dibangun adalah bahwa negara harus berupaya semaksimal
mungkin untuk merealisasikan jaminan-jaminan hak asasi manusia yang
sudah diakui dalam konvensi. Secara khusus perlu diatur mengenai hak
terhadap perempuan, pekerja, dan pers.
SUMBER :
Raditya, Iswara N. 2019. Isi Perubahan Kedua & Sejarah Amandemen UUD 1945 Tahun 2000, https://tirto.id/isi-perubahan-kedua-sejarah-amandemen-uud-1945-tahun-2000-ejFV, diakses pada 19 Oktober 2020
Peraturan Perundang-undangan
Upaya Mengimplementasikan
Hak Konstitusional Perempuan

Undang-undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi


Manusia, memuat pengakuan yang luas terhadap hak
asasi manusia. Hak-hak yang dijamin di dalamnya
mencakup mulai dari pengakuan terhadap hakhak sipil
dan politik, hak-hak ekonomi, sosial dan budaya, hingga
pada pengakuan terhadap hak-hak kelompok seperti
anak, perempuan dan masyarakat adat.

SUMBER :
Puspitaningrum, Jayanti. 2017. Hukum dan Hak Konstitusional Perempuan.
Legal Pluralism. Vol 7, No 2.

Anda mungkin juga menyukai