Anda di halaman 1dari 14

Accelerat ing t he world's research.

PENGARUH GLOBALISASI
TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN
NEGARA INDONESIA
Shabrina Anwar

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Cit izenship Educat ion ver OK.pdf


Isnawan DP

Makalah kelompok 2 PIP


nat alia lolo pat andean

pengant ar pendidikan kewarganegaraan


Gilbert Pat t ipeilohy
PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP HAK DAN

KEWAJIBAN NEGARA INDONESIA

Oleh: Shabrina Anwar


BAB I

PENDAHULUAN

Dewasa kini kita sering mendengar istilah globalisasi hampir di segala aspek.

Globalisasi dapat diartikan sebagai percampuran budaya akibat adanya interaksi yang

terjadi antara negara-negara di dunia yang berdampak pada segala aspek. Menurut

Al-Rodhan (2008), globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi

karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan

lainnya. Globalisasi memiliki pengaruh yang besar dalam sebuah negara. Satu sisi,

globalisasi dapat memajukan suatu negara, tapi di sisi lain, globalisasi dapat

menggeser kebudayaan asli yang terdapat pada negara tersebut. Globalisasi yang

telah terjadi di Indonesia sedikit banyak berdampak pada kedua sisi tersebut.

Menurut Stever (1972), kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi,

termasuk kemunculan telegraf dan Internet, merupakan faktor utama dalam

globalisasi yang semakin mendorong saling ketergantungan (interdependensi)

aktivitas ekonomi dan budaya.

Setelah mendapatkan kemerdekaannya di tahun 1945, Indonesia banyak ikut

berperan aktif dalam berbagai organisasi dunia seperti PBB dan ASEAN.

Keikutsertaan Indonesia dalam organisasi berbasis internasional diperkirakan sebagai

permulaan globalisasi di Indonesia. Terlebih di tahun 2016 Indonesia telah terdaftar

sebagai annggota MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN. Hal tersebut tentu

memberikan pengaruh globalisasi yang semakin kuat di Indonesia, mengingat dengan

adanya MEA, warga negara anggota ASEAN semakin mudah untuk masuk dan
bekeja di Indonesia. Oleh karena itu benarlah bahwa globalisasi yang terjadi, sedikit

banyak telah berpengaruh pada kebudayaan Indonesia. Satu sisi berdampak positif, di

sisi lain berdampak negatif.

Globalisasi yang bedampak pada bergesernya kebudayaan asli pada suatu

negara dapat dikategorikan sebagai pengaruh negatif globalisasi. Sebaliknya,

globalisasi yang berdampak pada kemajuan suatu negara dapat dikategorikan sebagai

pengaruh positif globalisasi.

Globalisasi yang berdampak pada bergesernya kebudayaan Indonesia dapat

memberi pengaruh pula pada hak dan kewajiban warga negara Indonesia sebagai

subjek utama dalam menjalankan sebuah negara. Sehingga diperlukan kajian lebih

lanjut mengenai pengaruh globalisasi terhadap hak dan kewajiban warga negara serta

cara agar pengaruh tersebut memberikan dampak yang justru positif bagi warga

negaranya.
BAB II

PERMASALAHAN

Warga negara, sebagai manusia, kodratnya memiliki kecenderungan untuk

mempengaruhi dan dipengaruhi. Hal tersebut berlaku pada era globalisasi sekarang

ini. Di suatu belahan dunia, warga negara satu mempengaruhi warga negara lain.

Maka benar saja perilaku masyarakat Indonesia pun telah dipengaruhi oleh

globalisasi sehingga hak dan kewajiban sebagai warga negara pun sedikit banyak

terpengaruhi oleh globalisasi yang terjadi. Warga negara mungkin sudah sadar akan

hak dan kewajiban mereka, namun tidak sedikit yang menyadari pengaruh globalisasi

terhadap hak dan kewajiban mereka. Makalah ini disusun untuk membahas apa

pengaruh globalisasi terhadap hak dan kewajiban warga negara. Namun pembaca

harus mengetahui terlebih dahulu tentang globalisasi dan apa hak dan kewajiban

warga negara itu, terutama yang telah diatur dalam Undang-undang Dasar 1945.

Setelah pemahaman tentang globalisasi serta hak dan kewajiban warga negara telah

didapat, nantinya pembaca akan mudah memahami bagaimana keterkaitan antara

keduanya.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Globalisasi

Istilah globalisasi tentu sudah tidak asing lagi terdengar. Istilah tersebut mulai

digunakan pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, tepatnya pada pertengahan

tahun 1980, ketika keterhubungan ekonomi dan budaya dunia berlangsung cepat.

Secara bahasa, globalisasi berasal dari Bahasa Inggris: globalization. Globalization

merupakan bentukan kata dari global yang berarti mendunia dan lization yang berarti

proses. Oleh karena itu, secara singkat globalisasi dapat diartikan sebagai proses

mendunianya suatu aspek.

Globalisasi dapat diartikan sebagai percampuran budaya akibat adanya interaksi

yang terjadi antara negara-negara di dunia yang berdampak pada segala aspek.

Globalisasi merupakan gejala mnegglobalnya sosio-kultural antar bangsa sehingga

kultur antarbangsa di dunia”seolah–olah melebur menjadi kultur dunia (global)”,

akibatnya hubungan antar bangsa semakin dekat. Globalisasi adalah kecenderungan

umum terintegrasinya kehidupan masyarakat domestik/lokal ke dalam komunitas

global di berbagai bidang (Arfani, 2004)

Beberapa pakar nasional dan internasional memiliki penuturan yang berbeda

tentang pengertian globalisasi, diataranya:

1. Menurut Selo Soemardjan – Pengertian Globalisasi adalah sebuah proses

terbentuknya suatu sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat yang


berada di seluruh dunia yang bertujuan untuk mengikuti sistem dan kaidah-

kaidah tertentu yang sama.

2. Menurut Edison A. Jamli dkk – Pengertian Globalisasi ialah sebuah proses

yang muncul dari sebuah gagasan, yang kemudian ditawarkan agar diikuti

oleh bangsa lain yang pada akhirnya akan sampai pada sebuah titik

kesepakatan bersama dan menjadi panutan bersama bagi bangsa-bangsa yang

berada di seluruh dunia.

3. Menurut Emanuel Ritcher – Pengertian Globalisasi adalah suatu jaringan

kerja global yang mempersatukan masyarakat dimana mereka sebelumnya

berpencar dan terisolasi yang nantinya akan saling memiliki ketergantungan

dan mampu mewujudkan persatuan dunia.

4. Menurut John Huckle – Pengertian Globalisasi ialah suatu proses dengan

kejadian, kegiatan dan keputusan di salah satu belahan dunia yang berubah

menjadi suatu konsekuensi yang signifikan untuk seluruh masyarakat di

daerah yang jauh sekalipun.

5. Menurut Laurence E. Rothenberg – Pengertian Globalisasi ialah percepatan

dari intensifikasi integrasi dan interaksi antara orang-orang, perusahaan dan

pemerintah dari negara yang berbeda.

Berdasarkan penuturan para ahli tentang pengertian globalisasi, dapat ditarik

kesimpulan bahwa globalisasi terjadi akibat interaksi antarnegara di dunia sehingga

memungkinkan paham suatu negara diikuti oleh negara lain tanpa batasan cakupan

aspek.
Interaksi antarnegara yang menimbulkan globalisasi bersumber dari berbagai

macam kegiatan, diantaranya kegiatan perdagangan dan kerjasama regional maupun

internasional. Kedua kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan mudah mengingat

adanya berbagai macam alat komunikasi yang canggih hari ini. Alat komunikasi

tersebut bukan hanya telepon, tetapi internet, e-mail dan berbagai macam teknologi

lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa faktor utama terjadinya globalisasi adalah

kemajuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau IPTEK.

Kemajuan di bidang IPTEK tidak dapat dihindari. Pasalnya, fakta yang ada di

lapangan, kemajuan IPTEK suatu negara menggambarkan kemajuan dari negara

tersebut. Oleh karena itu, setiap negara berlomba-lomba menciptakan tersobosan di

bidang IPTEK untuk menunjukkan kemampuan mereka.

IPTEK memudahkan interaksi, berarti IPTEK juga memudahkan globalisasi.

Dengan adanya fakta seperti yang telah disebutkan, maka pengaruh globalisasi

mustahil untuk dihindari. Walaupun globalisasi mempengaruhi aspek-aspek di sekitar

kehidupan, warga negara sebagai subjek dalam menjalankan suatu negara harus

sadar dan paham betul akan hak dan kewajibannya.

B. Hak dan Kewajiban Warga Negara

Suatu negara dikatakan merdeka adalah ketika telah memenuhi syarat utama

berdirinya negara merdeka. Syarat utama tersebut adalah harus memiliki wilayah

tertentu, memiliki rakyat tetap dan memiliki pemerintahan yang berdaulat. Ketiga

syarat ini merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Walaupun suatu negara
memiliki wilayah dan rakyat yang tetap, jika belum terdapat pemerintahan yang

berdaulat, maka negara tersebut belum dapat dikatakan sebagai negara merdeka.

Warga negara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah dan rakyat tertentu

dalam hubungannya dengan negara (Kaelan dan Achmad, 2010: 117). Rakyat terdiri

dari beberapa orang yang mempunyai ideologi yang sama dan tinggal di daerah atau

pemerintahan yang sama dan mempunyai hak dan kewajiban yang sama yaitu untuk

membela negaranya bila diperlukan. Dalam hubungan antara warga negara dan

negara, warga negara memiliki kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan

terhadap negara. Selain itu, warga negara juga memiliki hak-hak yang harus diberikan

dan dilindungi oleh negara. Hak dan kewajiban warga negara diatur dalam Undang-

undang Dasar 1945.

Suatu negara ditinggali oleh penduduk. Penduduk terdiri atas warga negara dan

orang asing. Slaah satu yang membedakan keduanya adalah hak dan kewajiban

terhadap negara. Menurut UUD 1945, negara melindungi segenap penduduk,

misalnya dalam pasal 29 (2) disebutkan “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut

agamanya dan kepercayaannya itu”. Di bagian lain UUD 1945 menyebutkan hak-hak

khusus untuk warga negara, misalnya dalam pasal 27 (2) disebutkan “Tiap-tiap warga

negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” dan

dalam pasal 31 (1) yang menyebutkan “Tiap-tiap warga negara berhak mendapa

tpengajaran”.
C. Pengaruh Globalisasi Terhadap Hak dan Kewajiban Warga Negara

Globalisasi, seperti yang telah diketahui sebelumnya, memberikan berbagai

dampak dalam berbagai aspek, tak terkecuali dalam kehidupan bernegara. Globalisasi

yang terjadi sedikit banyak mempengaruhi hak dan kewajiban warga negara. Hak

warga negara adalah suatu kewenangan yang dimiliki oleh warga negara guna

melakukan sesuatu sesuai peraturan perundangundangan. Dengan kata lain hak warga

negara merupakan suatu keistimewaan yan menghendaki agar warga negara

diperlakukan sesuai keistimewaan tersebut. Sedangkan Kewajiban warga negara

adalah suatu keharusan yang tidak boleh ditinggalkan oleh warga negara dalam

kehidupan bermasyarkat berbangsa dan bernegara. Kewajiban warga negara dapat

pula diartikan sebagai suatu sikap atau tindakan yang harus diperbuat oleh seseorang

warga negara sesuai keistimewaan yang ada pada warga lainnya (Yasin, 2014).

Beberapa hak dan kewajiban warga negara di era ini, walaupun telah diatur

secara jelas dalam UUD 1945, sudah dipengaruhi oleh globalisasi dalam

pelaksanaanya. Hal tersebut disebabkan oleh adanya pergeseran pemahaman dalam

memaknai hak dan kewajiban warga negara yang tertera dalam UUD 1945. Berikut

adalah beberapa uraian dari hak dan kewajiban warga negara dalam UUD 1945 yang

terpengaruh oleh adanya globalisasi.

1. Pasal 27 ayat (1)

Pasal 27 ayat (1) berbunyi “Menetapkan hak warga negara yang sama dalam

hukum dan pemerintahan, serta kewajiban untuk menjunjung tinggi hokum dan

pemerintahan”.
Pasal tersebut memiliki makna bahwa setiap warga negara Indonesia, baik

laki-laki ataupun perempuan, tua ataupun muda, miskin ataupun kaya,

seluruhnya memiliki persamaan hak di mata hukum anpa terkecuali dan wajib

menjunjung tinggi hukum. Penerapan pasal ini pun terbukti di tahun 2009

melalui kasus nenek Minah yang didakwa sebagai pencuri 3 buah kakao milik PT.

RSA. Walaupun sudah tua renta, nenek Minah yang mecuri 3 buah kakao ini

harus tetap menjalani proses hukuman berupa kurungan selama 1,5 bulan.

Ironisnya, penerapan yang benar tersebut hanya berlaku bagi kasus-kasus kecil

seperti kasus nenek Minah. Pada kasus-kasus besar, korupsi misalnya, berlaku

politik uang, yang terkaya yang menang. Walaupun pelaku korupsi banyak yang

di tahan di sel penjara, namun fasilitas seperti hotel berbintang kerap mereka

dapatkan. Berbeda dengan fasilitas yang diperoleh nenek Minah sewaktu di sel

penjara.

Penerapan hukum yang bergeser tersebut timbul akibat adanya globalisasi

yang menampilkan berbagai model perpolitikan di mancanegara. Dengan

demikian, subjek di Indonesia pun tidak merasa bersalah apabila mengikuti

model perpolitikan tersebut.

2. Pasal 28

Pasal 28 menetapkan hak kemerdekaan warga negara untuk berserikat,

berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan.

Pasal tersebut memiliki makna bahwa setiap warga negara diberi kebebasan

dalam mengutarakan pikirannya dan dapat disampaikan melalui lisan maupun

tulisan. Dibentuknya pasal ini tentu memiliki harapan dengan adanya peraturan
tersebut masyarakat dapat dengan leluasa menyampaikan aspirasinya kepada

pemerintah. Namun begitu, dalam pelaksanaannya banyak pemikiran-pemikiran

yang disampaikan oleh warga negara justru menonjolkan kelompoknya sendiri.

Dengan demikian akan terjadi tumpang tindih informasi yang berakibat

membingungkan bagi warga lainnya. Tak jarang pemerintah pun mendalangi

penyebaran informasi di berbagai media, salah satunya saluran televisi. Oleh

karea itu, sering didapati perbedaan informasi di berbagai saluran televisi.

Padahal, tidak semua warga negara mengerti akan masalah dalam informasi

tersebut, dan bagi mereka yang awam dapat dengan mudah terpengaruh.

Mudahnya penyebaran informasi adalah salah satu pengaruh globalisasi dalam

bidang IPTEK yang sebenarnya dapat membawa manfaat. Namun dengan adanya

berbagai macam pemahamandari luar yang tidak sesuai dengan landasan hukum

Indonesia, kemudahan tersebut disalahgunakan. Akibatnya, penyebaran

informasi tak terbendung. Entah informasi tersebut benar atau salah, keduanya

dapat ditemukan diberbagai media hari ini.

Dua uraian pasal diatas adalah contoh hak dan kewajiban warga negara yang

sudah terpengaruh oleh globalisasi. Contoh lain dapat dengan mudah ditemukan di

kehidupan nyata. Namun begitu, warga negara semestinya sadar akan hak dan

kewajiban mereka yang tidak boleh terpengaruhi oleh berbagai macam gangguan luar,

seperti globalisasi. Karena keadilan dan kesejahteraan di Indonesia dapat tercapai

apabila seluruh warga negara menerapkan hak dan kewajiban mereka secara

menyeluruh.
BAB IV

PENUTUP

Globalisasi adalah suatu proses percampuran kebudayaan antarnegara di dunia.

Globalisasi memberikan pengaruh di berbagai aspek, tak terkecuali dalam kehidupan

bernegara. Globalisasi yang terjadi Indonesia, misalnya, sedikit banyak telah

berpengaruh terhadap hak dan kewajiban warga negara.

Hak adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh seseorang dari pihak lain.

Sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang harus dipenuhi seseorang terhadap pihak

lain. Warga negara Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang telah diatur dalam

UUD 1945. Dalam pelaksanaannya di era ini, hak dan kewajiban warga negara

dipengaruhi oleh adanya globalisasi. Beberapa contoh pelaksaan hak dan kewajiban

warga negara yang telah dipengaruhi oleh globalisasi adalah pelaksanaan pasal 27 (1)

dan pasal 28 UUD 1945 yang melenceng akibat pergeseran pemahaman.

Pasal 27 (1) menyatakan bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama

dalam hukum. Namun dalam penerapannya masih ada ketidakadilan bagi masyarakat

kecil. Pasal 28 menyatakan kebebasan berpendapat dan dapat disampaikan melalui

lisan ataupun tulisan. Dalam pelaksaannya, kebebasan berpendapat ini

disalahgunakan dengan hanya menonjolkan satu pihak dan menyembunyikan

kebenaran.
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan dan Achmad Zubaidi. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:


Paradigma
Al-Rodhan, R.F. Nayef and Gérard Stoudmann. 2006. “Definitions of Globalization:
A Comprehensive Overview and a Proposed Definition”. GCSP.
Arfani, Riza Noer. 2004. “Globalisasi Karakteristik dan Implikasinya”. Ekonomi
Politik Digital Journal Al-Mannar Edisi I. 1-13.
Stever, H. Guyford 1972. "Science, Systems, and Society." Journal of Cybernetics.
2(3):1–3.
Yasin, Johan. 2014. “Hak Azasi Manusia dan Hak serta Kewajiban Warga Negara
dalam Hukum Positif Indonesia”. 1-18.
Seputar Pengetahuan. 2015. Pengertian Globalisasi Menurut Para Ahli Lengkap.
http://www.seputarpengetahuan.com/2015/10/5-pengertian-globalisasi-
menurut-para-ahli-lengkap.html

Anda mungkin juga menyukai