Anda di halaman 1dari 10

TUGAS 2

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
TEMA

“HAK ASASI MANUSIA DI ERA GLOBALISASI”

NAMA : AYU FEBRIANTI


NIM 051582892
PRODI : ILMU PEMERINTAHAN

UNIVERSITAS TERBUKA PALEMBANG


Jl. Kol. H. Burlian No.96, Karya Baru, Kec. Alang-Alang Lebar, Kota Palembang,
Sumatera Selatan 30154
PENDAHULUAN

Dalam era globalisasi ini, pertumbuhan dan perkembangan masyarakat telah berlangsung

dengan sangat cepat. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan

komunikasi, globalisasi telah mengubah lanskap dunia, menghapuskan sekat-sekat geografis,

dan menyatukan seluruh dunia dalam satu kesatuan.

Dampak globalisasi tidak hanya terasa di bidang ekonomi, tetapi juga di bidang politik, sosial,

budaya, dan hukum. Dalam konteks globalisasi, penting untuk membahas isu Hak

Asasi Manusia (HAM) dan bagaimana perubahan global ini mempengaruhi perlindungan

HAM.

KAJIAN PUSTAKA

1. Pengertian Globalisasi

Globalisasi adalah proses integrasi dan interaksi antara negara-negara, masyarakat, dan

ekonomi di seluruh dunia.

Globalisasi membawa perubahan yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk

politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Dalam konteks ini, HAM menjadi isu yang relevan dan

perlu diperhatikan.

2. Dampak Globalisasi terhadap HAM

Globalisasi telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan manusia,

termasuk dalam konteks HAM.

Beberapa dampak globalisasi terhadap HAM antara lain:

- Perluasan Akses Informasi:


Globalisasi telah memungkinkan akses yang lebih luas terhadap informasi dan teknologi. Hal

ini memungkinkan individu untuk memperoleh pengetahuan tentang HAM dan

memperjuangkannya dengan lebih efektif.

- Peningkatan Kesadaran:

Globalisasi juga telah meningkatkan kesadaran tentang HAM di kalangan masyarakat.

Melalui media sosial dan jaringan global, pelanggaran HAM dapat dengan cepat menjadi

perhatian dunia dan memicu tindakan untuk memperbaikinya.

- Perdagangan dan Ekonomi:

Globalisasi telah membuka pintu bagi perdagangan internasional yang lebih luas. Namun, hal

ini juga dapat menyebabkan pelanggaran HAM, seperti eksploitasi buruh dan perdagangan

manusia. Oleh karena itu, perlindungan HAM dalam konteks ekonomi global menjadi

penting.

3. Tantangan HAM di Era Globalisasi

- Ketimpangan Ekonomi:

Globalisasi dapat meningkatkan kesenjangan ekonomi antara negara-negara dan dalam

masyarakat. Ketimpangan ini dapat menghambat akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan

pekerjaan yang layak, yang merupakan hak asasi manusia.

- Pelanggaran Lingkungan:

Globalisasi juga berdampak pada lingkungan hidup. Eksploitasi sumber daya alam yang tidak

bertanggung jawab dan polusi dapat merusak ekosistem dan mengancam hak asasi manusia,

seperti hak atas air bersih dan lingkungan yang sehat.

- Kerentanan Migran dan Pengungsi:

Globalisasi juga berdampak pada pergerakan manusia, termasuk migran dan pengungsi.

Mereka sering menghadapi pelanggaran HAM, seperti eksploitasi, diskriminasi, dan

kekerasan.
4. Upaya Perlindungan HAM di Era Globalisasi

- Hukum Internasional:

Ada berbagai instrumen hukum internasional yang melindungi HAM, seperti Deklarasi

Universal Hak Asasi Manusia dan Konvensi Internasional tentang Hak-Hak Asasi Manusia.

Negara-negara diharapkan untuk mengadopsi dan melaksanakan hukum ini.

- Organisasi Internasional:

Organisasi seperti PBB, UNESCO, dan Amnesty International berperan dalam

mempromosikan dan memantau pelaksanaan HAM di seluruh dunia. Mereka melakukan

advokasi, memberikan bantuan, dan mengawasi pelanggaran HAM.

- Pendidikan dan Kesadaran:

Pendidikan tentang HAM dan kesadaran akan pentingnya HAM di era globalisasi sangat

penting. Dengan meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat, diharapkan akan ada

peningkatan perlindungan dan pemajuan HAM.

Sistem Globalisasi telah meruntuhkan batas-batas negara bangsa, yang oleh Kenichi Ohmae

disebut sebagai "The End of the Nation State," sehingga implikasinya dunia menjadi tanpa

batas (borderless world) (Kenichi Ohmae, 1995:1-5).

Menurut David M. Trubek, dalam restrukturisasi global dan nasional, terdapat interpenetrasi

dan interrelasi yang kuat.

Ini berarti bahwa semua aspek kehidupan, termasuk ideologi, politik, budaya, sosial, ekonomi,

hukum, pertahanan, dan keamanan suatu negara, terus-menerus terpengaruh oleh kekuatan

ekstranasional, yang pada gilirannya menghidupkan kawasan tersebut (David M. Trubek,

et.al, 1993:3).

Secara lebih tegas, globalisasi merujuk pada proses pengintegrasian ekonomi nasional ke

dalam sistem ekonomi global, yang didasarkan pada keyakinan perdagangan bebas.
Sebenarnya, konsep ini telah ada sejak era kolonialisme. Teoretisi kritis sejak lama telah

meramalkan bahwa kapitalisme akan berkembang menjadi dominasi ekonomi, politik, dan

budaya secara global setelah melalui masa kolonialisme. Seiring dengan

kemajuan globalisasi, norma-norma yang mengatur nilai-nilai dan hukum yang diberlakukan

dalam masyarakat mengalami transformasi. Konsep globalisasi mengacu pada dunia tanpa

batas, di mana nilai-nilai dan ide-ide dapat menyebar dengan cepat dan menciptakan

lingkungan global yang semakin terintegrasi. Namun, perubahan ini juga menciptakan

tantangan baru dalam perlindungan HAM.

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana globalisasi telah mempengaruhi

perlindungan HAM, terutama dalam konteks ekonomi, sosial, dan budaya. Salah satu

dampak globalisasi yang signifikan adalah integrasi ekonomi antar negara. Perdagangan

bebas, investasi asing, dan perkembangan teknologi telah membuka peluang ekonomi yang

besar, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana hak ekonomi individu dan

kelompok dijaga dalam konteks ini.

Globalisasi ekonomi dapat memberikan manfaat yang besar bagi negara-negara maju, tetapi

juga dapat menghasilkan ketidaksetaraan ekonomi di negara-negara berkembang. Hal ini

menjadi salah satu tantangan dalam melindungi hak ekonomi manusia. Dalam aspek

sosial, globalisasi telah mengubah cara orang berinteraksi dan berkomunikasi. Teknologi

informasi dan media sosial telah menghubungkan orang dari berbagai negara dan budaya.

Namun, fenomena ini juga menciptakan risiko baru, termasuk isu privasi dan keamanan data.

Hak privasi menjadi semakin penting dalam era di mana data pribadi dapat dengan mudah

diakses oleh berbagai pihak. Globalisasi juga memunculkan isu-isu baru terkait dengan

identitas budaya dan toleransi. Bagaimana hak sosial dan budaya individu dan kelompok

dijaga dalam situasi ini?


Dalam konteks hukum, globalisasi telah membawa tantangan baru dalam mengintegrasikan

nilai-nilai HAM dalam hukum nasional dan internasional. Meskipun terdapat norma-norma

HAM internasional yang diakui secara universal, setiap negara memiliki sistem hukum dan

tradisi hukum yang berbeda. Integrasi HAM dalam hukum nasional seringkali memerlukan

penyesuaian dan reformasi yang rumit.

Selain itu, perubahan sosial dan teknologi telah menciptakan kebutuhan untuk

mengembangkan hukum baru yang relevan dalam menghadapi isu-isu HAM yang baru

muncul.

PEMBAHASAN

- Peningkatan Kesadaran Terhadap Hak Asasi Manusia

Era globalisasi telah memungkinkan peningkatan kesadaran terhadap hak asasi manusia di

seluruh dunia. Berkat kemajuan teknologi dan media sosial, pelanggaran hak asasi

manusia sekarang lebih mudah diungkapkan dan didokumentasikan. Ini telah memungkinkan

masyarakat sipil, LSM, dan individu untuk berpartisipasi aktif dalam memperjuangkan hak

asasi manusia.

- Perlindungan Hak Asasi Manusia dalam Hukum Internasional

Hukum internasional telah memainkan peran penting dalam melindungi hak asasi

manusia di era globalisasi. Konvensi dan perjanjian internasional seperti Konvensi Hak-hak

Anak dan Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial telah

memberikan kerangka kerja hukum yang jelas untuk melindungi hak asasi manusia. Selain

itu, adanya pengadilan internasional seperti Mahkamah Internasional telah memungkinkan

penuntutan terhadap pelanggaran hak asasi manusia di tingkat global. Globalisasi telah

membawa banyak perubahan yang signifikan dalam dunia kita. Ini mencakup pertumbuhan

ekonomi yang pesat, perubahan dalam cara kita berkomunikasi, dan transformasi dalam

hubungan sosial dan budaya.


Globalisasi telah menciptakan sejumlah perubahan signifikan di seluruh dunia, termasuk di

Indonesia. Namun, konsekuensi dari globalisasi terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) tidak

selalu menghasilkan dampak positif. Meskipun membawa berbagai kemajuan

ekonomi, globalisasi sering kali mengabaikan atau bahkan bertentangan dengan nilai-nilai

Pancasila, yang seharusnya menjadi pijakan dalam implementasi HAM di Indonesia. Dalam

konteks ini, perubahan nilai dan pandangan yang diakibatkan oleh globalisasi telah

mempengaruhi implementasi nilai-nilai Pancasila dalam praktik hukum terkait HAM di

Indonesia. Hal ini tidak hanya mengancam keberlangsungan nilai-nilai budaya lokal, tetapi

juga mengganggu peran politis pemerintah yang semakin tergerus oleh kekuatan ekonomi

global.

Dampak globalisasi juga terlihat dalam pergeseran dari nilai-nilai komunalistik ke arah

individualistik, yang telah mengubah dinamika HAM di Indonesia. Pemerintah pusat dan

daerah mulai memberikan prioritas pada investasi asing dan perusahaan asing, sering kali

mengorbankan perlindungan dan pemenuhan HAM di berbagai sektor. Namun demikian,

terdapat upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi Indonesia

dalam era globalisasi. Sebagaimana diungkapkan oleh Anis Ibrahim, pemerintah dapat

menciptakan "barrier to entry" melalui pembangunan nasionalisme konsumen, penguasaan

teknologi, perlindungan terhadap kepentingan profesi, penguatan pasar ekonomi dalam

negeri, dan pembaharuan hukum yang memperhatikan perspektif global tanpa mengorbankan

kepentingan nasional.

Memahami kompleksitas dampak globalisasi terhadap HAM di Indonesia menuntut

pemerintah untuk melakukan langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah yang ada.

Dengan memperkuat pilar-pilar internal negara, Indonesia dapat memposisikan dirinya secara

lebih kuat di tengah arus globalisasi yang terus berlangsung. Namun, bersamaan dengan
perubahan ini, globalisasi juga telah menimbulkan sejumlah tantangan dalam perlindungan

HAM.

1. Tantangan Hak Ekonomi

Globalisasi ekonomi telah membuka peluang ekonomi yang besar, terutama bagi negara-

negara maju. Namun, pertumbuhan ekonomi yang tidak merata dan ketidaksetaraan ekonomi

telah menjadi masalah yang serius. Di banyak negara berkembang, terdapat kesenjangan yang

semakin membesar antara kelompok kaya dan miskin. Ini menciptakan tantangan dalam

memastikan bahwa hak ekonomi setiap individu dijaga. Oleh karena itu, pemerintah dan

lembaga internasional perlu mengadopsi kebijakan yang mendukung inklusi ekonomi,

redistribusi kekayaan, dan akses yang adil terhadap sumber daya ekonomi. Program

pendidikan dan pelatihan juga penting untuk meningkatkan keterampilan dan peluang

ekonomi bagi kelompok yang kurang beruntung.

2. Privasi dan Keamanan Data

Perkembangan teknologi informasi telah membawa manfaat besar dalam berkomunikasi dan

berbagi informasi. Namun, hal ini juga meningkatkan risiko privasi dan keamanan data. Data

pribadi individu dapat dengan mudah disalahgunakan atau dicuri. Solusinya, pemerintah dan

perusahaan teknologi perlu bekerja sama dalam mengembangkan regulasi yang efektif untuk

melindungi privasi dan keamanan data. Ini melibatkan pengaturan pengumpulan,

penyimpanan, dan penggunaan data pribadi.

3. Isu-Isu Sosial dan Budaya

Globalisasi telah menghubungkan orang dari berbagai budaya dan latar belakang. Ini

menciptakan peluang untuk memahami dan menghargai keanekaragaman budaya. Namun, ini

juga dapat menciptakan konflik budaya dan identitas. Alhasil, pendidikan tentang keragaman

budaya dan dialog antarbudaya perlu ditingkatkan. Penting untuk mempromosikan toleransi,

pengertian, dan saling menghormati antarbudaya.


4. Integrasi HAM dalam Hukum Nasional

Integrasi nilai-nilai HAM dalam hukum nasional merupakan tantangan yang kompleks.

Meskipun terdapat norma-norma HAM internasional, setiap negara memiliki sistem hukum

yang berbeda.Ini memerlukan penyesuaian dan reformasi hukum yang cermat. Sabagai solusi,

pemerintah perlu bekerja sama dengan lembaga internasional untuk mengintegrasikan HAM

dalam hukum nasional dengan cara yang sesuai dengan konteks masing-masing negara.

Pendidikan hukum HAM juga harus ditingkatkan.

PENUTUP

Dalam era globalisasi ini, perlindungan HAM tetap menjadi tantangan yang relevan.

Globalisasi telah membawa perubahan yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, dan

membutuhkan respon yang cerdas dan inovatif dalam memastikan bahwa nilai-nilai HAM

tetap dijaga dan dipromosikan. Melalui kerja sama antar negara dan lembaga internasional,

kita dapat mengembangkan kerangka kerja yang efektif dalam mengatasi tantangan yang

dihadapi dalam memastikan hak-hak asasi manusia di era globalisasi ini.

Di era globalisasi, perlindungan dan pemajuan HAM menjadi semakin penting. Tantangan

seperti ketimpangan ekonomi, pelanggaran lingkungan, dan kerentanan migran dan pengungsi

harus ditangani dengan serius. Melalui hukum internasional, organisasi internasional, dan

pendidikan, diharapkan dapat tercipta dunia yang lebih adil dan menghormati hak asasi

manusia untuk semua individu.

DAFTAR PUSTAKA

Endang Sutrisno. (2007). "Peran Pancasila Dalam Implementasi Hak Asasi Manusia di

Indonesia." Jurnal Hukum & Pembangunan, 115.


Anthon F. Susanto. (2010). "Dinamika Hukum Dalam Menghadapi Tantangan Globalisasi."

Jurnal Ilmu Hukum, 1.

Anis Ibrahim. (2007). "Menghadapi Tantangan Globalisasi: Upaya Membangun Hukum Hak

Asasi Manusia di Indonesia." Jurnal Hak Asasi Manusia, 97-98.

Kenichi Ohmae. (1995). The End of the Nation State. New York: Free Press.

David M. Trubek, et al. (1993). Global Restructuring and the Law. London: Routledge.

https://www.dikasihinfo.com/pendidikan/98010701823/contoh-artikel-hak-asasi-manusia-di-

era-globalisasi-lengkap-dengan-kajian-pustaka-dan-daftar-pustaka

modul MKWU 4109

Jurnal: Dian Agus Ruchliyadi judul “Kerangka Berpikir Mewujudkan Kesetaraan Gender

dalam Penegakan Hak Asasi Manusia pada Era Globalisasi”.

Anda mungkin juga menyukai