Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL

KARYA ILMIAH

Hak Asasi Manusia di Era Globalisasi Melalui Pendidikan Kewaraganegaraan

OLEH :

ANIKA SAFTAYANI

NIM.049358429

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITASTERBUKA

2023
Dalam era globalisasi ini, pertumbuhan dan perkembangan masyarakat telah berlangsung
dengan sangat cepat.

Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, globalisasi telah mengubah
lanskap dunia, menghapuskan sekat-sekat geografis, dan menyatukan seluruh dunia dalam
satu kesatuan.

Dampak globalisasi tidak hanya terasa di bidang ekonomi, tetapi juga di bidang politik,
sosial, budaya, dan hukum.

Dalam konteks globalisasi, penting untuk membahas isu Hak Asasi Manusia (HAM) dan
bagaimana perubahan global ini mempengaruhi perlindungan HAM.
Kajian Pustaka

Sistem Globalisasi telah meruntuhkan batas-batas negara bangsa, yang oleh Kenichi Ohmae
disebut sebagai "The End of the Nation State," sehingga implikasinya dunia menjadi tanpa
batas (borderless world) (Kenichi Ohmae, 1995:1-5).

Menurut David M. Trubek, dalam restrukturisasi global dan nasional, terdapat interpenetrasi
dan interrelasi yang kuat.

Ini berarti bahwa semua aspek kehidupan, termasuk ideologi, politik, budaya, sosial,
ekonomi, hukum, pertahanan, dan keamanan suatu negara, terus-menerus terpengaruh oleh
kekuatan ekstranasional, yang pada gilirannya menghidupkan kawasan tersebut (David M.
Trubek, et.al, 1993:3).

Secara lebih tegas, globalisasi merujuk pada proses pengintegrasian ekonomi nasional ke
dalam sistem ekonomi global, yang didasarkan pada keyakinan perdagangan bebas.

Sebenarnya, konsep ini telah ada sejak era kolonialisme.

Teoretisi kritis sejak lama telah meramalkan bahwa kapitalisme akan berkembang menjadi
dominasi ekonomi, politik, dan budaya secara global setelah melalui masa kolonialisme.

Seiring dengan kemajuan globalisasi, norma-norma yang mengatur nilai-nilai dan hukum
yang diberlakukan dalam masyarakat mengalami transformasi.

Konsep globalisasi mengacu pada dunia tanpa batas, di mana nilai-nilai dan ide-ide dapat
menyebar dengan cepat dan menciptakan lingkungan global yang semakin terintegrasi.

Namun, perubahan ini juga menciptakan tantangan baru dalam perlindungan HAM.

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana globalisasi telah mempengaruhi
perlindungan HAM, terutama dalam konteks ekonomi, sosial, dan budaya.

Salah satu dampak globalisasi yang signifikan adalah integrasi ekonomi antar negara.

Perdagangan bebas, investasi asing, dan perkembangan teknologi telah membuka peluang
ekonomi yang besar, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana hak ekonomi
individu dan kelompok dijaga dalam konteks ini.

Globalisasi ekonomi dapat memberikan manfaat yang besar bagi negara-negara maju, tetapi
juga dapat menghasilkan ketidaksetaraan ekonomi di negara-negara berkembang.

Hal ini menjadi salah satu tantangan dalam melindungi hak ekonomi manusia.

Dalam aspek sosial, globalisasi telah mengubah cara orang berinteraksi dan berkomunikasi.

Teknologi informasi dan media sosial telah menghubungkan orang dari berbagai negara dan
budaya.

Namun, fenomena ini juga menciptakan risiko baru, termasuk isu privasi dan keamanan data.
Hak privasi menjadi semakin penting dalam era di mana data pribadi dapat dengan mudah
diakses oleh berbagai pihak.

Globalisasi juga memunculkan isu-isu baru terkait dengan identitas budaya dan toleransi.

Bagaimana hak sosial dan budaya individu dan kelompok dijaga dalam situasi ini?

Dalam konteks hukum, globalisasi telah membawa tantangan baru dalam mengintegrasikan
nilai-nilai HAM dalam hukum nasional dan internasional.

Meskipun terdapat norma-norma HAM internasional yang diakui secara universal, setiap
negara memiliki sistem hukum dan tradisi hukum yang berbeda.

Integrasi HAM dalam hukum nasional seringkali memerlukan penyesuaian dan reformasi
yang rumit.

Selain itu, perubahan sosial dan teknologi telah menciptakan kebutuhan untuk
mengembangkan hukum baru yang relevan dalam menghadapi isu-isu HAM yang baru
muncul.
Pembahasan

Globalisasi telah membawa banyak perubahan yang signifikan dalam dunia kita.

Ini mencakup pertumbuhan ekonomi yang pesat, perubahan dalam cara kita berkomunikasi,
dan transformasi dalam hubungan sosial dan budaya.

Globalisasi telah menciptakan sejumlah perubahan signifikan di seluruh dunia, termasuk di


Indonesia.

Namun, konsekuensi dari globalisasi terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) tidak selalu
menghasilkan dampak positif.

Meskipun membawa berbagai kemajuan ekonomi, globalisasi sering kali mengabaikan atau
bahkan bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, yang seharusnya menjadi pijakan dalam
implementasi HAM di Indonesia.

Dalam konteks ini, perubahan nilai dan pandangan yang diakibatkan oleh globalisasi telah
mempengaruhi implementasi nilai-nilai Pancasila dalam praktik hukum terkait HAM di
Indonesia.

Hal ini tidak hanya mengancam keberlangsungan nilai-nilai budaya lokal, tetapi juga
mengganggu peran politis pemerintah yang semakin tergerus oleh kekuatan ekonomi global.

Dampak globalisasi juga terlihat dalam pergeseran dari nilai-nilai komunalistik ke arah
individualistik, yang telah mengubah dinamika HAM di Indonesia.

Pemerintah pusat dan daerah mulai memberikan prioritas pada investasi asing dan perusahaan
asing, sering kali mengorbankan perlindungan dan pemenuhan HAM di berbagai sektor.

Namun demikian, terdapat upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi tantangan yang
dihadapi Indonesia dalam era globalisasi.

Sebagaimana diungkapkan oleh Anis Ibrahim, pemerintah dapat menciptakan "barrier to


entry" melalui pembangunan nasionalisme konsumen, penguasaan teknologi, perlindungan
terhadap kepentingan profesi, penguatan pasar ekonomi dalam negeri, dan pembaharuan
hukum yang memperhatikan perspektif global tanpa mengorbankan kepentingan nasional.

Memahami kompleksitas dampak globalisasi terhadap HAM di Indonesia menuntut


pemerintah untuk melakukan langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah yang ada.

Dengan memperkuat pilar-pilar internal negara, Indonesia dapat memposisikan dirinya secara
lebih kuat di tengah arus globalisasi yang terus berlangsung.

Namun, bersamaan dengan perubahan ini, globalisasi juga telah menimbulkan sejumlah
tantangan dalam perlindungan HAM.

1. Tantangan Hak Ekonomi


Globalisasi ekonomi telah membuka peluang ekonomi yang besar, terutama bagi negara-
negara maju.

Namun, pertumbuhan ekonomi yang tidak merata dan ketidaksetaraan ekonomi telah menjadi
masalah yang serius.

Di banyak negara berkembang, terdapat kesenjangan yang semakin membesar antara


kelompok kaya dan miskin.

Ini menciptakan tantangan dalam memastikan bahwa hak ekonomi setiap individu dijaga.

Oleh karena itu, pemerintah dan lembaga internasional perlu mengadopsi kebijakan yang
mendukung inklusi ekonomi, redistribusi kekayaan, dan akses yang adil terhadap sumber
daya ekonomi.

Program pendidikan dan pelatihan juga penting untuk meningkatkan keterampilan dan
peluang ekonomi bagi kelompok yang kurang beruntung.

2. Privasi dan Keamanan Data

Perkembangan teknologi informasi telah membawa manfaat besar dalam berkomunikasi dan
berbagi informasi.

Namun, hal ini juga meningkatkan risiko privasi dan keamanan data.

Data pribadi individu dapat dengan mudah disalahgunakan atau dicuri.

Solusinya, pemerintah dan perusahaan teknologi perlu bekerja sama dalam mengembangkan
regulasi yang efektif untuk melindungi privasi dan keamanan data.

Ini melibatkan pengaturan pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan data pribadi.

3. Isu-Isu Sosial dan Budaya

Globalisasi telah menghubungkan orang dari berbagai budaya dan latar belakang.

Ini menciptakan peluang untuk memahami dan menghargai keanekaragaman budaya.

Namun, ini juga dapat menciptakan konflik budaya dan identitas.

Walhasil, pendidikan tentang keragaman budaya dan dialog antarbudaya perlu ditingkatkan.

Penting untuk mempromosikan toleransi, pengertian, dan saling menghormati antarbudaya.

4. Integrasi HAM dalam Hukum Nasional

Integrasi nilai-nilai HAM dalam hukum nasional merupakan tantangan yang kompleks.

Meskipun terdapat norma-norma HAM internasional, setiap negara memiliki sistem hukum
yang berbeda.
Ini memerlukan penyesuaian dan reformasi hukum yang cermat.

Sabagai solusi, pemerintah perlu bekerja sama dengan lembaga internasional untuk
mengintegrasikan HAM dalam hukum nasional dengan cara yang sesuai dengan konteks
masing-masing negara. Pendidikan hukum HAM juga harus ditingkatkan.
Penutup

Dalam era globalisasi ini, perlindungan HAM tetap menjadi tantangan yang relevan.

Globalisasi telah membawa perubahan yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, dan
membutuhkan respon yang cerdas dan inovatif dalam memastikan bahwa nilai-nilai HAM
tetap dijaga dan dipromosikan.

Melalui kerja sama antar negara dan lembaga internasional, kita dapat mengembangkan
kerangka kerja yang efektif dalam mengatasi tantangan yang dihadapi dalam memastikan
hak-hak asasi manusia di era globalisasi ini.

Daftar Pustaka:

Endang Sutrisno. (2007). "Peran Pancasila Dalam Implementasi Hak Asasi Manusia di
Indonesia." Jurnal Hukum & Pembangunan, 115.

Anthon F. Susanto. (2010). "Dinamika Hukum Dalam Menghadapi Tantangan Globalisasi."


Jurnal Ilmu Hukum, 1.

Anis Ibrahim. (2007). "Menghadapi Tantangan Globalisasi: Upaya Membangun Hukum Hak
Asasi Manusia di Indonesia." Jurnal Hak Asasi Manusia, 97-98.

Kenichi Ohmae. (1995). The End of the Nation State. New York: Free Press.

David M. Trubek, et al. (1993). Global Restructuring and the Law. London: Routledge.

Demikian contoh artikel tentang Hak Asasi Manusia di Era Globalisasi lengkap dengan
kajian pustaka.***

Anda mungkin juga menyukai