Anda di halaman 1dari 7

lOMoARcPSD|32556191

Hak Asasi Manusia di Era Globalisasi

NAMA : DEWI

NIM :

MK :
lOMoARcPSD|32556191

PENDAHULUAN

Dalam era globalisasi ini, pertumbuhan dan perkembangan masyarakat telah berlangsung dengan sangat
cepat.

Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, globalisasi telah mengubah lanskap dunia,
menghapuskan sekat-sekat geografis, dan menyatukan seluruh dunia dalam satu kesatuan.

Dampak globalisasi tidak hanya terasa di bidang ekonomi, tetapi juga di bidang politik, sosial, budaya, dan
hukum.

Dalam konteks globalisasi, penting untuk membahas isu Hak Asasi Manusia (HAM) dan bagaimana
perubahan global ini mempengaruhi perlindungan HAM.
lOMoARcPSD|32556191

KAJIAN PUSTAKA

Sistem Globalisasi telah meruntuhkan batas-batas negara bangsa, yang oleh Kenichi Ohmae disebut sebagai
"The End of the Nation State," sehingga implikasinya dunia menjadi tanpa batas (borderless world) (Kenichi
Ohmae, 1995:1-5).

Menurut David M. Trubek, dalam restrukturisasi global dan nasional, terdapat interpenetrasi dan interrelasi
yang kuat.

Ini berarti bahwa semua aspek kehidupan, termasuk ideologi, politik, budaya, sosial, ekonomi, hukum,
pertahanan, dan keamanan suatu negara, terus-menerus terpengaruh oleh kekuatan ekstranasional, yang pada
gilirannya menghidupkan kawasan tersebut (David M. Trubek, et.al, 1993:3).

Secara lebih tegas, globalisasi merujuk pada proses pengintegrasian ekonomi nasional ke dalam sistem
ekonomi global, yang didasarkan pada keyakinan perdagangan bebas.

Sebenarnya, konsep ini telah ada sejak era kolonialisme.Teoretisi kritis sejak lama telah meramalkan bahwa
kapitalisme akan berkembang menjadi dominasi ekonomi, politik, dan budaya secara global setelah melalui
masa kolonialisme. Seiring dengan kemajuan globalisasi, norma-norma yang mengatur nilai-nilai dan hukum
yang diberlakukan dalam masyarakat mengalami transformasi.

Konsep globalisasi mengacu pada dunia tanpa batas, di mana nilai-nilai dan ide-ide dapat menyebar dengan
cepat dan menciptakan lingkungan global yang semakin terintegrasi.

Namun, perubahan ini juga menciptakan tantangan baru dalam perlindungan HAM. Dalam artikel ini, kita
akan mengeksplorasi bagaimana globalisasi telah mempengaruhi perlindungan HAM, terutama dalam
konteks ekonomi, sosial, dan budaya.

Salah satu dampak globalisasi yang signifikan adalah integrasi ekonomi antar negara.

Perdagangan bebas, investasi asing, dan perkembangan teknologi telah membuka peluang ekonomi yang
besar, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana hak ekonomi individu dan kelompok dijaga
dalam konteks ini. Globalisasi ekonomi dapat memberikan manfaat yang besar bagi negara-negara maju,
tetapi juga dapat menghasilkan ketidaksetaraan ekonomi di negara-negara berkembang.

Hal ini menjadi salah satu tantangan dalam melindungi hak ekonomi manusia.

Dalam aspek sosial, globalisasi telah mengubah cara orang berinteraksi dan berkomunikasi. Teknologi
informasi dan media sosial telah menghubungkan orang dari berbagai negara dan budaya.

Namun, fenomena ini juga menciptakan risiko baru, termasuk isu privasi dan keamanan data. Hak privasi
menjadi semakin penting dalam era di mana data pribadi dapat dengan mudah diakses oleh berbagai pihak.
Globalisasi juga memunculkan isu-isu baru terkait dengan identitas budaya dan toleransi.

Bagaimana hak sosial dan budaya individu dan kelompok dijaga dalam situasi ini?

Dalam konteks hukum, globalisasi telah membawa tantangan baru dalam mengintegrasikan nilai-nilai HAM
dalam hukum nasional dan internasional.

Meskipun terdapat norma-norma HAM internasional yang diakui secara universal, setiap negara memiliki
sistem hukum dan tradisi hukum yang berbeda.

Integrasi HAM dalam hukum nasional seringkali memerlukan penyesuaian dan reformasi yang rumit.

Selain itu, perubahan sosial dan teknologi telah menciptakan kebutuhan untuk mengembangkan hukum baru
yang relevan dalam menghadapi isu-isu HAM yang baru muncul.
lOMoARcPSD|32556191

PEMBAHASAN

Globalisasi telah membawa banyak perubahan yang signifikan dalam dunia kita.

Ini mencakup pertumbuhan ekonomi yang pesat, perubahan dalam cara kita berkomunikasi, dan transformasi
dalam hubungan sosial dan budaya.

Pengaruh Globalisasi Terhadap Hak Asasi Manusia

Globalisasi telah menciptakan sejumlah perubahan signifikan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Namun, konsekuensi dari globalisasi terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) tidak selalu menghasilkan
dampak positif.

Meskipun membawa berbagai kemajuan ekonomi, globalisasi sering kali mengabaikan atau bahkan
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, yang seharusnya menjadi pijakan dalam implementasi HAM di
Indonesia.

Dalam konteks ini, perubahan nilai dan pandangan yang diakibatkan oleh globalisasi telah mempengaruhi
implementasi nilai-nilai Pancasila dalam praktik hukum terkait HAM di Indonesia.

Hal ini tidak hanya mengancam keberlangsungan nilai-nilai budaya lokal, tetapi juga mengganggu peran
politis pemerintah yang semakin tergerus oleh kekuatan ekonomi global.

Dampak globalisasi juga terlihat dalam pergeseran dari nilai-nilai komunalistik ke arah individualistik, yang
telah mengubah dinamika HAM di Indonesia.

Pemerintah pusat dan daerah mulai memberikan prioritas pada investasi asing dan perusahaan asing, sering
kali mengorbankan perlindungan dan pemenuhan HAM di berbagai sektor.

Namun demikian, terdapat upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi Indonesia
dalam era globalisasi.

Sebagaimana diungkapkan oleh Anis Ibrahim, pemerintah dapat menciptakan "barrier to entry" melalui
pembangunan nasionalisme konsumen, penguasaan teknologi, perlindungan terhadap kepentingan profesi,
penguatan pasar ekonomi dalam negeri, dan pembaharuan hukum yang memperhatikan perspektif global
tanpa mengorbankan kepentingan nasional.

Memahami kompleksitas dampak globalisasi terhadap HAM di Indonesia menuntut pemerintah untuk
melakukan langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah yang ada.

Dengan memperkuat pilar-pilar internal negara, Indonesia dapat memposisikan dirinya secara lebih kuat di
tengah arus globalisasi yang terus berlangsung.

Namun, bersamaan dengan perubahan ini, globalisasi juga telah menimbulkan sejumlah tantangan dalam
perlindungan HAM.

1. Tantangan Hak Ekonomi

Globalisasi ekonomi telah membuka peluang ekonomi yang besar, terutama bagi negara-negara
maju. Namun, pertumbuhan ekonomi yang tidak merata dan ketidaksetaraan ekonomi telah menjadi
masalah yang serius.
lOMoARcPSD|32556191

Di banyak negara berkembang, terdapat kesenjangan yang semakin membesar antara kelompok kaya
dan miskin. Ini menciptakan tantangan dalam memastikan bahwa hak ekonomi setiap individu
dijaga.

Oleh karena itu, pemerintah dan lembaga internasional perlu mengadopsi kebijakan yang
mendukung inklusi ekonomi, redistribusi kekayaan, dan akses yang adil terhadap sumber daya
ekonomi. Program pendidikan dan pelatihan juga penting untuk meningkatkan keterampilan dan
peluang ekonomi bagi kelompok yang kurang beruntung.

2. Privasi dan Keamanan Data

Perkembangan teknologi informasi telah membawa manfaat besar dalam berkomunikasi dan berbagi
informasi. Namun, hal ini juga meningkatkan risiko privasi dan keamanan data.

Data pribadi individu dapat dengan mudah disalahgunakan atau dicuri. Solusinya, pemerintah dan
perusahaan teknologi perlu bekerja sama dalam mengembangkan regulasi yang efektif untuk
melindungi privasi dan keamanan data. Ini melibatkan pengaturan pengumpulan, penyimpanan, dan
penggunaan data pribadi.

3. Isu-Isu Sosial dan Budaya

Globalisasi telah menghubungkan orang dari berbagai budaya dan latar belakang. Ini menciptakan
peluang untuk memahami dan menghargai keanekaragaman budaya. Namun, ini juga dapat
menciptakan konflik budaya dan identitas. Walhasil, pendidikan tentang keragaman budaya dan
dialog antarbudaya perlu ditingkatkan. Penting untuk mempromosikan toleransi, pengertian, dan
saling menghormati antarbudaya.

4. Integrasi HAM dalam Hukum Nasional

Integrasi nilai-nilai HAM dalam hukum nasional merupakan tantangan yang kompleks. Meskipun terdapat
norma-norma HAM internasional, setiap negara memiliki sistem hukum yang berbeda.

Ini memerlukan penyesuaian dan reformasi hukum yang cermat. Sabagai solusi, pemerintah perlu bekerja
sama dengan lembaga internasional untuk mengintegrasikan HAM dalam hukum nasional dengan cara yang
sesuai dengan konteks masing-masing negara. Pendidikan hukum HAM juga harus ditingkatkan.
lOMoARcPSD|32556191

PENUTUP

Dalam era globalisasi ini, perlindungan HAM tetap menjadi tantangan yang relevan.

Globalisasi telah membawa perubahan yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, dan membutuhkan
respon yang cerdas dan inovatif dalam memastikan bahwa nilai-nilai HAM tetap dijaga dan dipromosikan.

Melalui kerja sama antar negara dan lembaga internasional, kita dapat mengembangkan kerangka kerja yang
efektif dalam mengatasi tantangan yang dihadapi dalam memastikan hak-hak asasi manusia di
era globalisasi ini.
lOMoARcPSD|32556191

DAFTAR PUSTAKA

Endang Sutrisno. (2007). "Peran Pancasila Dalam Implementasi Hak Asasi Manusia di Indonesia." Jurnal
Hukum & Pembangunan, 115.

Anthon F. Susanto. (2010). "Dinamika Hukum Dalam Menghadapi Tantangan Globalisasi." Jurnal Ilmu
Hukum, 1.

Anis Ibrahim. (2007). "Menghadapi Tantangan Globalisasi: Upaya Membangun Hukum Hak
Asasi Manusia di Indonesia." Jurnal Hak Asasi Manusia, 97-98.

Kenichi Ohmae. (1995). The End of the Nation State. New York: Free Press.

Anda mungkin juga menyukai