Anda di halaman 1dari 11

PDRB Atas Dasar Harga Konstan, PDRB dengan jenis ini, isinya

menggambarkan nilai tambah barang dan jasa, dihitung menggunakan harga yang
berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. Biasanya, tahun yang dijadikan
harga dasar ini diubah setiap sepuluh tahun sekali, dengan tujuan untuk
pembaruan. Selain itu juga bisa untuk melihat pertumbuhan ekonomi yang terjadi
di sebuah daerah dari tahun ke tahun.

Badan Pusat Statistik telah melakukan beberapa kali perubahan tahun dasar
PDRB, yaitu pada tahun 1960,1973,1983,1993, dan tahun 2000. Terakhir dirubah
kembali pada tahun 2010 dikarenakan perekonomian Indonesia sudah lebih stabil,
telah terjadi perubahan struktur ekonomi selama 10 (sepuluh) tahun terakhir
terutama dalam bidang teknologi dan informasi yang berpengaruh pada pola
distribusi dan muncul banyak produk baru, adanya pembaruan
konsep,definisi,klasifikasi, cakupan, sumber data, dan metodologi sesuai
rekomendasi dalam SNA2008, kemudian tersedianya sumber data baru untuk
perbaikan PDRB seperti Sensus Penduduk dan indeks harga produsen, serta
tersedianya perangkat kerja SUT yang menunjukkan keseimbangan antara hasil
produksi dan konsumsi baik arang maupun jasa dan penciptaan pendapatan dari
aktivitas produksi tersebut.
Analisa Shift Share Analisis Shift-share merupakan suatu analisis dengan
metode yang sederhana dan sering dilakukan oleh praktisi serta pembuat keputusan
baik lokal maupun regional di seluruh dunia untuk menetapkan target
industri/sektor dan menganalisis dampak ekonomi. Analisis Shift-share
memungkinkan pelaku analisis untuk dapat mengidentifikasi keunggulan
daerahnya dan menganalisis industri/sektor yang menjadi dasar perekonomian
daerah. Analisis Shift-share juga merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk
mengetahui perubahan dan pergeseran sektor atau industri pada perekonomian
regional maupun lokal. Analisis Shiftshare menggambarkan kinerja sektor-sektor
di suatu wilayah dibandingkan dengan perekonomian nasional. Bila suatu daerah
memperoleh kemajuan sesuai dengan kedudukannya dalam perekonomian
nasional, maka akan dapat ditemukan adanya shift (pergeseran) hasil pembangunan
perekonomian daerah. Selain itu, laju pertumbuhan sektorsektor di suatu wilayah
akan dibandingkan dengan laju pertumbuhan perekonomian nasional beserta
sektor-sektornya. Kemudian dilakukan analisis terhadap penyimpangan yang
terjadi sebagai hasil dari perbandingan tersebut. Bila penyimpangan itu positif, hal
itu disebut keunggulan kompetitif dari suatu sektor dalam wilayah tersebut
(Soepono, 1993:44). Analisis Shift-share dikembangkan oleh Daniel B. Creamer
(1943). Analisis ini digunakan untuk menganalisis perubahan ekonomi.

(misalnya pertumbuhan atau perlambatan pertumbuhan) suatu variabel regional


sektor/industri dalam suatu daerah. Variabel atau data yang dapat digunakan dalam
analisis adalah tenaga kerja atau kesempatan kerja, nilai tambah, pendapatan,
Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), jumlah penduduk, dan variabel lain
dalam kurun waktu tertentu. Dalam analisis Shift-share, perubahan ekonomi
ditentukan oleh tiga komponen sebagai berikut: a. Pertumbuhan ekonomi nasional
(national growth) b. Bauran industri (industry mix) c. Regional share Pengaruh
Bauran Industri disebut proportional shift atau bauran komposisi. Analisis
proportional shift dilakukan dengan cara membandingkan suatu sektor sebagai
bagian dari perekonomian daerah dengan sektor tersebut sebagai bagian dari
perekonomian nasional. Komponen ini menunjukkan apakah aktivitas ekonomi
pada sektor tersebut tumbuh lebih cepat atau lebih lambat dibandingkan
pertumbuhan aktivitas ekonomi secara nasional. Pengaruh bauran industri akan
positif apabila pertumbuhan variabel regional suatu sektor lebih besar daripada
pertumbuhan variabel regional total sektor di tingkat nasional. Sebaliknya bauran.
industri akan negatif apabila pertumbuhan variabel regional suatu sektor lebih kecil
dibandingkan pertumbuhan variabel tersebut di tingkat nasional. Nilai positif atau
negatif tersebut akan menunjukkan tingkat spesialisasi suatu sektor, yaitu tumbuh
lebih cepat atau lebih lambat terhadap perekonomian nasional. Jadi, suatu daerah
yang memiliki lebih banyak sektor-sektor yang tumbuh lebih cepat secara nasional
akan memiliki pengaruh bauran industri yang positif. Demikian juga sebaliknya,
suatu daerah yang memiliki lebih banyak sektor-sektor yang tumbuh lebih lambat
secara nasional akan memiliki pengaruh bauran industri yang negative.

a) Keunggulan Analisis Shift-share

Keunggulan analisis Shift- share antara lain (Stevens B.H. dan Moore
dalam Modul Isian Daerah untuk SIMRENAS):

1. Analisis Shift-share tergolong sederhana. Namun demikian, dapat


memberikan gambaran mengenai perubahan struktur ekonomi yang terjadi.
2. Memungkinkan seorang pemula mempelajari struktur perekonomian dengan
cepat.
3. Memberikan gambaran pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktur
dengan cukup akurat.
b) . Kelemahan Analisis Shift-share
. Kelemahan analisis Shift-share, yaitu:
1. Hanya dapat digunakan untuk analisis ex-post
2. Masalah benchmark berkenaan dengan homothetic change, apakah t atau
(t+1) tidak dapat dijelaskan dengan baik.
3. Ada data periode waktu tertentu di tengah periode pengamatan yang tidak
terungkap.
4. Analisis ini membutuhkan analisis lebih lanjut apabila digunaka untuk
peramalan, mengingat bahwa regional shift tidak konstan dari suatu periode
ke periode lainnya
5. Tidak dapat dipakai untuk melihat keterkaitan antarsektor.
6. Tidak ada keterkaitan antardaerah.
C. Kerangka Berpikir

Sebuah daerah dapat meningkatkan perekonomian daerahnya sendiri jika


setiap potensi ekonomi yang dimiliki daerah tersebut dapat dimanfaatkann serta
dikembangkan dengan maksimal. Hal ini juga dapat terjadi pada Kabupaten
Manggarai Barat yang memiliki potensi yang baik namun belum dioptimalkan
karena hambatan yang ada pada wilayah tersebut. Maka dari itu, dalam upaya
memaksimalkan potensi yang ada, dibutuhkan sebuah penelitian dan analisis
mengenai potensi ekonomi daerah agar dapat diketahui sektor ekonomi mana yang
harus diutamakan demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Manggarai Barat.

Indikator utama dalam melihat besarnya potensi ekonomi adalah Produk


Domestik Regional Bruto atau PDRB dengan cara melihat ouput yang dihasilkan
sektor-sektor ekonomi yang ada dengan berpedoman pada teori basis ekonomi
yang digunakan dalam menentukan sektor basis dan non basis. Potensi Ekonomi
juga dapat dilihat melalui laju pertumubuhan dan kotribusi tiap sektor dalam
PDRB. Melalui dua hal tersebut dengan berpedoman pada Teori Tipologi Klassen
dapat didapatkan pola dan struktur pertumbuhan sektor ekonomi di Kabupaten
Manggarai Barat. Sedangkan dengan mengacu pada teori Shift-Share dapat
diidentifikasi sektor yang berpotensi dijadikan sebagai penggerak utama atau
penunjang pertumbuhan ekonomi pada Kabupaten Manggarai Barat.

Setelah berbagai macam analisis diilakukan, akan didapatkan sektor basis, sektor
yang memiliki keunggulan kompetitif dan spesialisasi yang mampu bersaing
dengan wilayah lain disekitar. Hasil-hasil tersebut dapat dijadikan pedoman untuk
menentukan kebijakan dan prioritas sektor ekonomi yang dapat dijadikan sebagai
penggerak utama pertumbuhan ekonomi wilayah.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian


Mixed methods atau metode kombinasi adalah yang digunakan dalam
penelitian ini, metode kombinasi dilakukan dengan menggabungkan metode
kualitatif . Menurut Sugiyono (2011: 404) menyatakan bahwa metode
pmixed methods adalah sebuah metode penelitian yang mengkombinasikan
atau menggabungkan antara metode kuantitatif umtuk digunakan secara
bersama-sama dalam sebuah kegiatan penelitian sehingga diperoleh daya
yang lebih komprehensif, valid, reliabel dan objektif.
Pada penelitian ini yang dipilih menjadi objek penelitian adalah
Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Periode waktu
yang digunakan pada penelitian ini adalah dari tahun 2015-2019 dengan
menggunakan data time series dan bertujuan untuk menganalisa potensi
ekonomi daerah tersebut.
B. . Metode Penentuan Sampel
Pemilihan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik
Purposive Sampling, yaitu pengambilan sampel dengan menggunakan
pertimbangan-pertimbangan tersendiri dari peneliti. Sugiyono mengatakan
“Purposive Sampling adalah Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu” (2005:78). Sampel dari penelitian ini adalah Kabupaten Manggarai
Barat.
1. Analisis Shift-Share
Analisis shift share digunakan untuk melihat kecenderungan
transformasi struktur perekonomian wilayah. Analisis ini mengasumsikan
pertumbuhan suatu wilayah dapat dibagi ke dalam tiga komponen yaitu
national share, proportional shift, dan differential shift. Tujuan analis
shift share adalah untuk menentukan kinerja dan produktivitas kerja
perekonomian daerah dengan daerah yang cakupannya lebih besar
(regional atau nasional). Selain itu dapat juga digunakan ntuk melihat
pertumbuhan PDRB dari sektor-sektor yang dimiliki baik dari pengaruh
internal maupun pengaruh eksternal (Arsyad,2002).
Tarigan (2005) memformulakan sebagai berikut:

∆ Er = Ert – Ert-n

Yang artinya adalah pertambahan sektor I adalah banyaknya jumlah output


sektor i pada tahun akhir dikurangi output pada tahun awal. Persamaan yang dibuat
Tarigan (2005) tersebut berlaku untuk total output pada sektor I di wilayah studi.
Dapat juga dilihat setiap sektornya dengan persamaan sebagai berikut:

∆ Erit = (NSi + Pri + Dri)

NSit = Erit-n (Ent/Ent-n) – Erit-n

Prit = ((∆ENit / ENit – n) – (∆ ENt / ENt-n)) x Erit-n

Drit = ((∆ Erit / Erit-n) – (∆ ENit / ENit-n) x Erit-n

Keterangan:

∆ : Perubahan tahun akhir dikurangi tahun awal

EN : Total PDRB Provinsi Nusa Tengggara Timur

Er : Total PDRB Kabupaten Manggarai Barat

i : Sektor tertentu

t : Tahun

t-n : Tahun Awal


NSi : National Share (Juta Rupiah)

Pri : Proportional Share (Juta Rupiah)

Dri : Differential Share (Juta Rupiah)

Adapun pengukuran analisis Shift-Share adalah sebagai berikut:

a. . NSi Positif memperlihatkan bahwa pertumbuhan pada sektor i


pada wilayah Kabupaten Manggarai Barat lebih pesat dibandigan
dengan sektor yang sama pada tingkat provinsi. Sedangkan jika NSi
negative, berarti pertumbuhan sektor i pada Kabupaten Manggarai
Barat lebih lambat dari tingkat provinsi.
b. . Pri menunjukan besarnya shift netto pada Kabupaten Manggarai
Barat yang disebabkan komposisi sektor-sektor PDRB Kabupaten
Manggarai Barat mengalami perubahan. Apabila pertumbuhan pada
daerah spesialisasi pada sektor tertentu (i) lebih cepat di Provinsi
Nusa Tenggara Timur maka komponen akan bernilai positif,
sedangkan sebaliknya jika pertumbuhan pada daerah spesialisasi
pada sektor tertentu (i) lebih lambat di provinsi Nusa Tenggara
Timur, komponen akan bernilai negatif.
c. Dri mengukur besarnya shift netto yang digunakan oleh sektor
tertentu yang pertumbuhannya lebih pesat ata lebih lambat di
Kabupaten Manggarai Barat dibanding Provinsi Nusa Tenggara
Timur karena factor lokasi dan sumber daya. Pada sektor yang
mempunyai keunggulan kompetitif Dri akan bernilai positif, begitu
juga sebaliknya pada sektor yang tidak memiliki keunggulan
kompetitif Dri akan bernilai negatif.
2. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan metode penelitian yang digunakan
untuk menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek
penelitian pada waktu tertentu (Hidayat, 2010). Sedangkan Whintney
(1960) menyatakan metode deskriptif adalah proses pencarian fakta
denganinterpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif tidak hanya meliputi
pada masalah pengumpulan data dan penyusunan data saja, melaikna
juga meliputi tentang interpretasi dan analisis tentang arti data tersebut.
Tujuan analisis deskriptif adalah menggambarkan, mendeskrpisikan, atau
melukiskan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta, sifat
serta hubungan antar variable atau fenomena yang sedang diteliti.
Sedangkan dalam penelitian ini tujuan penelitian deskriptif adalah untuk
memberikan gabaran dari sebuah data potensi ekonomi wilayah yang
telah diperoleh dari berbagai macam sumber berbeda. Gambaran maupun
deskripsi yang telah didapatkan dapat dimanfaatkan untuk mengetahui
potensi ekonomi daerah Kabupaten Manggarai Barat dalam upaya
peningkatan pertumbuhan ekonomi wilayah tesebut.
E. Operasional Variabel Penelitian

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut BPS, Produk


Domestik Regional Bruto atau PDRB merupakan jumlah nilai
tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah
tertentu. PDRB bisa juga didefinisikan sebagai jumlah nilai barang
dan jasa akhir (netto) yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.
Berdasarkan penjelasan tersebut, bisa dikatakan bahwa PDRB
adalah jumlah keseluruhan nilai tambah barang dan jasa yang
dihasilkan dari semua kegiatan perekonomian di seluruh wilayah
dalam periode tahun tertentu, yang pada umumnya dalam waktu
satu tahun. Dalam penelitain ini, peneliti menggunakan PDRB
menurut lapangan usaha berdasarkan harga konstan tahun dasar
2010 Kabupaten Manggarai Barat dan Provinsi Nusa Tenggara
Timur pada tahun 2014-2019. Satuan dari PDRB yang digunakan
adalah dalam juta rupiah.
2. . Kontribusi PDRB
Merupakan peranan tiap sektor terhadap perekonomian suatu
daerah. Sektor ekonomi yang berperan besar adalah basis
perekonomian suatu negara.
3. Potensi Ekonomi
Potensi ekonomi ialah kemampuan sektor-sektor ekonomi yang
ada pada suatu daerah yang dapat dikembangkan, sehingga bisa
menjadi penopang perekonomian daerah tersebut hingga sebgai
sumber untuk menghidupi rakyat sekitar, bahkan potensi ekonomi
dapat menolong perekonomian daerah secara keseluruhan untuk
berkembang dengan sendirinya dan berkesinambungan
(Soeparmoko Dalam Nailatul, dkk, dikutip dalam Soeparmoko
Dalam Nailatul, dkk,2012). Adapun hal yang diteliti pada
penelitian kali ini ialah potensi ekomnomi di Kabupaten
Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang tujuannya
adalah untuk mengidentifikasi mana yang menjadi basis
perekonomian daerah tersebut dan apa saja komoditas unggulan
pada wilayah tersebut.
4. Laju Pertumbuhan Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi ialah perubahan peningkatan
produksi barang dan jasa mayasrakat menurut sektor produksi
suatu wilayah. Dapat disimpulkan bahwa laju pertumbuhan
ekonomi adalah kenaikan total PDRB tanpa memandang apakah
kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat
pertumbuhan penduduk atau apakah perubahan struktur ekonomi
terjadi atau tidak (Arsyad, dikutip dalam Arsyad, 2002).
Penghitungan laju petumbuhan dapat dilakukan dengan cara
mengurangi tatal PDRB tahun akhir dengan total PDRB tahun
awal kemudian dikalikan seratus persen.

kesimpulan

Kesuksesan sebuah pembangunan ekonomi daerah dapat di lihat dari beberapa


indicator yang biasa di gunakan sebagai patokan atau alat ukur.indikator yang
paling umum di gunakan ialah Produk Domestik Bruto yang dapat di jadikan tolak
ukur kinerja prekonomian secara umum sebagian tolak ukur kemajuan sebuah
daerah.Dalam sebuah dinamika pembangunan nasional,PDRB suatu daerah tidak
selalu mengalami peningkatan ,halahl ini data terjadi karena adanya fluktuasi
ekonomi.indikator lain yang dapat di gunakan ialah pendapatan
perkapit,pergeseran struktur ekonomi,perubahan struktur ekonomi dan tingkat
pertumbuhan.

Diperlukan strategi pembangunan yang terpadu dalam mendorong


pengembangan sektor-sektor lain yang sesuai dengan potensi lokal guna
melakukan percepatan pembangunan di manggarai barat.hal ini terungkap dalam
pertemuan tim ahli dari depertemen manajemen.
Daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai