Anda di halaman 1dari 21

EKONOMI PEMBANGUNAN REGIONAL EKI

305 (CP1)
ANALISIS SEKTOR-SEKTOR UNGGULAN

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Made Suyana Utama, S.E. , M.Si

Disusun Oleh : Kelompok 5

Anak Agung Bagus Ngurah Nararya Nata 2007511094


Sherin Eknandya Juliantika 2007511101
Mestor Lotam Apriadil Purba 2007511102

PROGRAM STUDI EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,
makalah yang berjudul “Analisis Sektor-Sektor Unggulan” dapat diselesaikan sesuai dengan
waktu yang telah direncanakan. Tujuan menyusun makalah ini yaitu agar pembaca dan
penyusun dapat lebih mengetahui dan memahami tentang Analisis Sektor-Sektor Unggulan.
Selama proses penulisan paper ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Untuk itu dari hati
yang paling dalam penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulisan makalah ini. Serta kami juga berterima kasih kepada Prof. Dr.
Made Suyana Utama, S.E., M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Ekonomi
Pembangunan Regional Kelas CP1.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung jawab
terhadap semua isi makalah. Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pihak
yang berkepentingan.

Denpasar, 12 April 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 2
BAB I .............................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 3
BAB II............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5
BAB III ......................................................................................................................................... 15
PENUTUP..................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 16

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Analisis Shift-Share merupakan tehnik yang sangat berguna dalam menganalisis
perubahan struktur ekonomi daerah dibandingkan dengan struktur perekonomian nasional. Tehnik
ini menggambarkan performance (kinerja) sector –sektor disuatu wilayah dibandingkan kinerja
perekonomian nasional. Analisis ini juga merupakan suatu tehnik membagi atau menguraikan
pertumbuhan ekonomi suatu daerah sebagai perubahan atau peningkatan nilai suatu
variable/indicator pertumbuhan perekonomian suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Analisis Shift-Share?

1.2.2 Apa saja komponen dalam analisis Shift-Share?

1.2.3 Apa yang dimaksud dengan MRP?

2.2 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui analisis shift-share.

1.3.2 Untuk mengetahui komponen dalam analisis shift-share.

1.3.3 Untuk mengetahi MRP

3
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Analisis Shift-Share

Analisis Shift-Share merupakan tehnik yang sangat berguna dalam


menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah dibandingkan dengan struktur
perekonomian nasional. Tehnik ini menggambarkan performance (kinerja) sector –
sektor disuatu wilayah dibandingkan kinerja perekonomian nasional. Analisis ini juga
merupakan suatu tehnik membagi atau menguraikan pertumbuhan ekonomi suatu
daerah sebagai perubahan atau peningkatan nilai suatu variable/indicator pertumbuhan
perekonomian suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu.
Tujuan analisis adalah untuk menentukan kinerja atau produktifitas kerja
perekonomian daerah dengan membandingkannya dengan daerah yang lebih besar
(tingkat regional atau nasional). Tiga komponen utama dalam analysis Shift-Share
1) Pangsa Pertumbuhan Nasional (National Growth Share), yaitu : pertumbuhan
(perubahan) variable ekonomi disuatu wilayah yang disebabkan oleh
pertumbuhan ekonomi nasional.
2) Pangsa pertumbuhan proposional, yaitu : menggambarkan perubahan dalam
suatu sektor lokal yang diakibatkan pertumbuhan atau kemunduran sektor yang
sama ditingkat nasional.
3) Pangsa Lokal (pergeseran regional), yaitu : pangsa dari pertumbuhan yang
menggambarkan tingkat keunikan (kekhasan) tertentu yang dimiliki oleh suatu
wilayah (Lokal) yang bisa menyebabkan variable ekonomi wilayah dari suatu
kelompok industri/sektor.

Analisis Shift Share memiliki keunggulan dan kelemahan. Adapun keunggulan


analisis Shift Share antara lain (Steve B.H dan Moore dalam Modul Isian Daerah untuk
SIMRENAS):
• Analisis Shift Share tergolong sederhana namun dapat memberikan
gambaranmengenai perubahan struktur ekonomi yang terjadi.

• Memungkinkan seorang pemula mempelajari struktur perekonomian dengan


cepat.

• Memberikan gambaran pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktur


dengancukup akurat.

Kelemahan analisis Shift Share yaitu:


• Hanya dapat digunakan untuk analisis ex-post

• Masalah benchmark berkenaan dengan homothetic change, apakah 1 atau


(t+1)tidak dapat dijelaskan dengan baik.

• Ada data periode waktu tertentu di tengah periode pengamatan yang tidak
terungkap.

2.2 Komponen yang dibahas dalam analysis Shift Share Analysis

1. Differential Shift ( wilayah studi ) adalah Melihat perubahan pertumbuhan dari


suatu kegiatan/sector/industri ke-i di wilayah studi terhadap kegiatan/sector/
industri ke-I tersebut di wilayah referensi
2. Proportionality shift ( wilayah refrensi ). Melihat perubahan pertumbuhan suatu
suatu sector/industri/kegiatan ke-i di wilayah refrensi terhadap keseluruhan (total)
kegiatan /sector/industri yang ada di wilayah referensi.
Perubahan struktur ekonomi dapat dilihat dari perubahan persentase
sumbangan sektor-sektor ekonomi suatu wilayah (PDB, PDRB atau penyerapan tenaga
kerja) terhadap totalnya.
Perubahan tersebut dapat diakibatkan oleh:

1
a. Karena pertumbuhan ekonom secara keseluruhan pada wilayah referensi (wilayah
yang lebih luas), yang mana hal ini disebut pertumbuhan nasional apabila studinya
di propinsi, dan pertumbuhan propinsi apabila studinya wilayah kabupaten.
b. Karena komparatif sektor-sektor ekonomi pada wilayah yang lebih luas (referensi),
yang dilihat dari diviasi pertumbuhan sektor-sektor ekonomi terhadap
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan pada wilayah tersebut. Hal ini disebut
bauran industri=BI (industrial mix).
c. Karena keunggulan kompetitif sektor-sektor ekonomi di wilayah studi relatif
terhadap pertumbuhan sektor-sektor ekonomi wilayah yang lebih luas (referensi).
Hal ini disebut kontribusi daerah (regional share).

PNi = Ydio {Ynt1 / Ynto) – 1} ……………………………..(6.1)


BIi = Ydio {(Yni1 / Ynio) – (Ynt1 / Ynto)} ………………(6.2)
KDi = Ydio {(Ydi1 / Ydio) – (Yni1 / Ynio)} ……………….(6.3)

Dimana:
PRi = Pertumbuhan sektor ke-i Wilayah Referensi
BIi = Bauran Industri (keunggulan komparatif) sektor ke-I
Kdi = Kontribusi Wilayah Studi (keunggulan kompetitif) sektor ke-i
Ynt = Produk Wilayah Referensi l Bruto (PNB) = total nasional
Yni = Produk Wilayah Referensi sektor ke-i
Tdi = Produksi sektor ke-i Wilayah Studi
1 = Periode atau tahun ke-1
O = Periode atau tahun ke-0 atau dasar

2
Tabel 2.1. Nilai, Kontribusi dan Pertumbuhan PDRB Kota Denpasar, 1996 – 2000.

1996 2000 Pertumbuh


LAPANGAN USAHA
Rp juta (%) Rp juta (%) an rata-2
(%)
1 Pertanian 116.540 8,29 8,88 13,12
131.825
2 Pertambangan & 109 0,01 0,01 0,69
Penggalian 109
3 Industri pengolahan 147.129 10,46 10,33 4,26
153.404
4 Listrik, Gas, Air Minum 31.883 2,27 2,81 30,72
41.677
5 Bangunan 39.159 2,79 2,79 5,62
41.358
6 Perdagangan, Hotel dan 476.201 33,87 34,41 7,30
Restoran 510.965
7 Pengangkutan dan 192.946 13,72 14,57 12,08
komunikasi 216.252
8 Keuangan, Persewaan 266.922 18,98 15,13 (15,83)
dan Jasa Perusahaan 224.678
9 Jasa-jasa 136.000 9,67 11,08 20,92
164.458
Jumlah 1.406.049 100,00 100,00 5,60
1.484.726

3
Tabel 2.2. Nilai, Kontribusi dan Pertumbuhan PDRB Propinsi Bali, 1996 – 2000.

1996 2000 Pertumbuh


LAPANGAN USAHA
Rp juta (%) Rp juta (%) an rata-2
(%)
1 Pertanian 19,45 19,25 4,22
1.389.097 1.447.768
2 Pertambangan & 0,76 0,73 2,32
Penggalian 53.991 55.243
3 Industri pengolahan 8,17 8,45 8,91
583.460 635.446
4 Listrik, Gas, Air Minum 1,02 1,46 50,44
73.070 109.923
5 Bangunan 4,90 4,38 (5,72)
349.727 329.725
6 Perdagangan, Hotel dan 30,82 31,61 8,05
Restoran 2.200.841 2.377.976
7 Pengangkutan dan 13,06 12,79 3,15
komunikasi 932.515 961.846
8 Keuangan, Persewaan dan 7,03 6,58 (1,45)
Jasa Perusahaan 502.254 494.996
9 Jasa-jasa 14,80 14,74 4,93
1.056.818 1.108.917
Jumlah 100,00 100,00 5,32
7.141.773 7.521.841

4
Tabel 2.3. Pergeseran Pangsa Sektor-Sektor Ekonomi Kota Denpasar, 1996 – 2000,
Modell Shift Share Klasik.

No LAPANGAN USAHA Pni BIi KDi Total

1 Pertanian 6.200 -1.278 10.363 15.285


2 Pertambangan & Penggalian 6 -3 -2 1
3 Industri pengolahan 7.827 5.282 -6.834 6.275
4 Listrik, Gas, Air Minum 1.696 14.385 -6.287 9.793
5 Bangunan 2.083 -4.323 4.439 2.199
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 25.334 12.993 -3.563 34.764
7 Pengangkutan dan komunikasi 10.265 -4.196 17.238 23.306
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa 14.200 -18.058 -38.387 -42.244
Perusahaan
9 Jasa-jasa 7.235 -531 21.753 28.458
Total 74.847 4.272 -1.281 77.837

Secara agregat perokonomian Kota Denpasar tumbuhan sebesar Rp 77.837,19


juta pada periode 1996 – 2000. Kenaikan ini merupakan pengaruh positif
perekonomian Propinsi Bali sebesar Rp 74.846,51 juta, bauran industri memberikan
pengaruh positif sebesar Rp 4.271,64 juta dan keunggulan kompetitif sektor-sektor
Kota Denpasar terhadap sektor-sektor ekonomi propinsi Bali memberikan kontribusi
negatif sebesar Rp 1.280,96 juta. Sektor yang memberi kontribusi tertinggi terhadap
pertumbuhan adalah Perdagangan, hotel dan restoran, yaitu sebesar Rp 34,764 juta.
Dari komponen perubahan unggulan kompetitif, sektor jasa memberikan
pertumbuhan unggulan kompetitif yang tertinggi, yaitu sebesar Rp 21.753 juta,
kemudian disusul oleh sektor pengangkutan dan komunikasi, sebesar Rp 17.238 juta,
sektor pertanian sebesar Rp 10.363 juta dan sektor bangunan Rp 4.439 juta. Komponen

5
ini memberikan indikasi bahwa sektor-sektor tersebut memiliki keunggulan dalam
mengakses pasar lokal maupun pasar yang lebih luas (propinsi).

2.3 Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP)

Analisis MRP merupakan alat untuk melihat deskripsi kegiatan ekonomi yang
potensial dengan formula :
a) Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs)
b) Rasio Pertumbuhan Wilayah Refrensi (RPr)

a) Rasio pertumbuhan wilayah studi (RPs)


………………………………………(6.4)
RPs = Eij / E ij(t)
E ir / Eir (t)

Keterangan:
Eij = perubahan PDRB sektor I di wilayah studi
E ij(t) = PDRB sektor I pada awal periode penelitian wilayah studi
E ir = perubahan PDRB sektor I diwilayah refrensi
Eir (t) = PDRB awal periode penelitian wilayah refrensi
RPs adalah : perbandingan antara laju pertumbuhan pendapatan / Tenaga kerja
kegiatan i wilayah studi dengan laju pertumbuhan pendapatan / Tenaga kerja
kegiatan i diwilayah refrensi.

b. Rasio Pertumbuhan Wilayah Referensi (RPr)

RPr = Eir / E ir(t) …………………………………………(6.5)


E r / Er (t)

Keterangan:
Eir = Perubahan PDRB kegiatan i diwilayah refrensi

6
Eir (t) = PDRB disektor i pada awal periode penelitian
E r = Perubahan PDRB di wilayah refrensi
E r (t) = PDRB pada awal penelitian wilayah refrensi
RPr adalah : perbandingan antara laju petumbuhan pendapatan / tenaga kerja
kegiatan i diwilayah refrensi dengan laju pertumbuhan total kegiatan (PDRB)/
total tenaga kerja wilayah refrensi.

• Jika nilai RPr > 1 diberikan tanda ( + ), dan Nilai RPr < 1 diberikan tanda
(-)
• RPr positip artinya menunjukkan bahwa pertumbuhan suatu sektor tertentu
dalam wilayah refrensi lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB total wilayah
refrensi
• RPr Negatif artinya menunjukkan bahwa pertumbuhan suatu sektor tertentu
dalam wilayah refrensi lebih kecil dari pertumbuhan PDRB total wilayah
refrensi.
• Jika nilai RPs > 1 diberikan tanda ( + ), dan RPs < 1 diberikan tanda ( -)
• RPs positip artinya menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor pada tingkat
wilayah studi lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan sektor pada
wilayah refrensi.
• RPs Negatif artinya pertumbuhan suatu sektor pada tingkat wilayah studi
lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan sektor tersebut pada wilayah
refrensi.

Dari kombinasi kedua perbandingan tersebut dapat diperoleh deskripsi kegiatan


ekonomi yang potensial pada wilayah studi
a) Nilai RPr positip ( + ) dan nilai RPs (+ ) berarti pertumbuhan sektor tersebut.
menonjol pada wilayah refrensi maupun wilayah studi disebut Dominan
Pertumbuhan.

7
b) Nilai RPr positip (+) dan nilai RPs negatif (-) artinya sektor tersebut mempunyai
pertumbuhan menonjol pada wilayah refrensi tetapi belum menonjol pada wilayah
studi.
c) Nilai RPr negati (-) dan nilai RPs positip (+) artinya pertumbuhan sektor tersebut
tidak menonjol diwilyah refrensi tetapi pada wilayah studi pertumbuhan sektor
tersebut menonjol.
d) Nilai RPr negatif (-) dan nilai RPs negatif (-) berarti pertumbuhan sector tersebut
adalah rendah baik diwilayah refrensi ataupun wilayah studi.

Contoh Analisis MRP sektor-sektor di Kota Denpasar, Tahun 1996 - 2000


Tabel 2.4. PDRB Kota Denpasar, tahun 1996 - 2000

No Sektor 1996 2000 Perubahan

1 Pertanian 116.540 131.825 15.285


2 Pertambangan dan Penggalian 109 109 0
3 Industri Pengolahan 147.129 153.404 6.275
4 Listrik, Gas dan Air Minum 31.883 41.677 9.793
5 Bangunan 39.159 41.358 2.199
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 476.201 510.965 34.764
7 Pengangkutan dan Komunikasi 192.946 216.252 23.306
Keuangan, Persewaan, Jasa
8 266.022 224.678
Perusahaan -41.344
9 Jasa-jasa 136.060 164.458 28.398

Total 1.406.050 1.484.726 78.677

Tabel 2.5. PDRB Provinsi Bali, tahun 1996 - 2000

8
No Sektor 1996 2000 Perubahan

1 Pertanian 1.389.097 1.447.768 58.671


2 Pertambangan dan Penggalian 53.991 55.243 1.253
3 Industri Pengolahan 583.460 635.446 51.986
4 Listrik, Gas dan Air Minum 73.070 109.923 36.854
5 Bangunan 349.727 329.725 -20.002
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 2.200.841 2.377.976 177.135
7 Pengangkutan dan Komunikasi 932.515 961.846 29.331
Keuangan, Persewaan, Jasa
8 502.254 494.996
Perusahaan -7.258
9 Jasa-jasa 1.056.818 1.108.917 52.099

Total 7.141.773 7.521.841 380.068

Tabel 2.6. Hasil Perhitungan RPs dan RPr

No Sektor RPs RPr

1 Pertanian 15,97 0,79 + -


2 Pertambangan dan Penggalian 17,26 0,44 + -
3 Industri Pengolahan 5,86 1,67 + +
4 Listrik, Gas dan Air Minum 59,52 9,48 + +
5 Bangunan -20,05 -1,07 - -
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 2,94 1,51 + +
7 Pengangkutan dan Komunikasi 29,41 0,59 + -
Keuangan, Persewaan, Jasa
8
Perusahaan 152,92 -0,27 + -
9 Jasa-jasa 28,61 0,93 + -

9
Tabel 2.7. Keterangan Hasil MRP

No Sektor Keterangan

1 Pertanian Menonjol di WS, tidak di WR


2 Pertambangan dan Penggalian Menonjol di WS, tidak di WR
3 Industri Pengolahan Dominan pertumbuhan
4 Listrik, Gas dan Air Minum Dominan petumbuhan
5 Bangunan Pertumnbuhan rendah WR dan WR
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran Dominan pertumbuhan
7 Pengangkutan dan Komunikasi Menonjol di WS, tidak di WR
Keuangan, Persewaan, Jasa Menonjol di WS, tidak di WR
8
Perusahaan
9 Jasa-jasa Menonjol di WS, tidak di WR

2.4 Analisis Overlay

Operasi Overlay standar dilakukan dengan menggabungkan dua data layer yang
memiliki sistem georeferensi yang sama dan dilakukan tumpang susun pada daerah
penelitian tersebut (de By, et al, 2001: 305). Jika ketentuan tersebut tidak lengkap,
maka operasi ini tidak dapat dijalankan. Prinsip pada operasi ini adalah dengan
membandingkan karakteristik suatu lokasi, dan memperoleh hasil dari lokasi tersebut
pada output layer (de By, et al, 2001:305). Untuk melihat deskripsi kegiatan ekonomi
yang potensial berdasarkan kriteria pertumbuhan dan kriteria keunggulan komparative.
Analysis Overlay ada 4 kemungkinan
a. RPs (+) dan LQ (+) menunjukkan suatu kegiatan yang sangat dominan baik dari
pertumbuhan maupun keunggulan komperative.

10
b. RPs (+) dan LQ (-) menunjukkan suatu kegiatan yang pertumbuhannya dominan
tetapi tidak mempunyai keunggulan komperative.
c. RPs (-) dan LQ (+) menunjukkan suatu kegiatan yang pertumbuhannya. kecil tetapi
mempunyai keunggulan komperative
d. RPs (-) dan LQ (-) menunjukkan bahwa suatu kegiatan yang tidak potensial baik
dilihat dari pertumbuhan maupun kriteria keunggulan komperative.

Tabel 2.8. PDRB Kota Denpasar, tahun 1996 - 2000

1996 2000
Pertumbuhan
LAPANGAN USAHA Rp juta (%) Rp juta (%)
Pertanian 116.540 8,29 131.825 8,88 15.285
Pertambangan & Penggalian 109 0,01 109 0,01 1
Industri pengolahan 147.129 10,46 153.404 10,33 6.275
Listrik, Gas, Air Minum 31.883 2,27 41.677 2,81 9.793
Bangunan 39.159 2,79 41.358 2,79 2.199
Perdagangan, Hotel dan
476.201 33,87 510.965 34,41
Restoran 34.764
Pengangkutan dan
192.946 13,72 216.252 14,57
komunikasi 23.306
Keuangan, Persewaan dan
266.922 18,98 224.678 15,13
Jasa Perusahaan -42.244
Jasa-jasa 136.000 9,67 164.458 11,08 28.458
Total 1.406.049 100,00 1.484.726 100,00 78.677

11
Tabel 2.9. PDRB Bali tahun 1996 - 2000
1996 2000
Pertumbuhan
LAPANGAN USAHA Rp juta (%) Rp juta (%)
Pertanian 1.389.097 19,45 1.447.768 19,25 58.671
Pertambangan & Penggalian 53.991 0,76 55.243 0,73 1.253
Industri pengolahan 583.460 8,17 635.446 8,45 51.986
Listrik, Gas, Air Minum 73.070 1,02 109.923 1,46 36.854
Bangunan 349.727 4,90 329.725 4,38 -20.002
Perdagangan, Hotel dan
2.200.841 30,82 2.377.976 31,61
Restoran 177.135
Pengangkutan dan komunikasi 932.515 13,06 961.846 12,79 29.331
Keuangan, Persewaan dan Jasa
502.254 7,03 494.996 6,58
Perusahaan -7.258
Jasa-jasa 1.056.818 14,80 1.108.917 14,74 52.099
Total 7.141.773 100,00 7.521.841 100,00 380.068

Tabel 2.10. Hasil Perhitungan RPS dan LQ

LQ
LAPANGAN USAHA RPs 1996 LQ 2000 Rataan LQ
Pertanian 15,97 0,43 0,46 0,44
Pertambangan & Penggalian 39,37 0,01 0,01 0,01
Industri pengolahan 5,86 1,28 1,22 1,25
Listrik, Gas, Air Minum 59,52 2,22 1,92 2,07
Bangunan -20,05 0,57 0,64 0,60
Perdagangan, Hotel dan Restoran 2,94 1,10 1,09 1,09
Pengangkutan dan komunikasi 29,41 1,05 1,14 1,09

12
Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan 155,72 2,70 2,30 2,50
Jasa-jasa 28,68 0,65 0,75 0,70

Tabel 2.11. Hasil Perhitungan RPS, LQ, dan Kategori Sektor

Tanda Tanda
LAPANGAN SUAHA RPs RLQ Keterangan
RPs LQ
Dominan pertumbuhan
Pertanian 15,97 0,44 + - tapi tidak unggul

Pertambangan & Dominan pertumbuhan


Penggalian 39,37 0,01 + - tapi tidak unggul
Dominan pertumbuhan
dan Keunggulan
Industri pengolahan 5,86 1,25 + + komparatif
Dominan pertumbuhan
dan Keunggulan
Listrik, Gas, Air Minum 59,52 2,07 + + komparatif

Bangunan -20,05 0,60 - - Tidak potensial

Dominan pertumbuhan
Perdagangan, Hotel dan
dan Keunggulan
Restoran 2,94 1,09 + + komparatif
Dominan pertumbuhan
Pengangkutan dan dan Keunggulan
komunikasi 29,41 1,09 + + komparatif

13
Tanda Tanda
LAPANGAN SUAHA RPs RLQ Keterangan
RPs LQ
Dominan pertumbuhan
Keuangan, Persewaan dan dan Keunggulan
155,72 2,50 + +
Jasa Perusahaan komparatif
Dominan pertumbuhan
Jasa-jasa 28,68 0,70 + - tapi tidak unggul

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam analisis sektor-sektor unggulan terdapat analisis shift-share yang terdiri


dari 2 komponen. Dalam menganalisis sektor ini juga terdapat analisis MRP Analisis
MRP merupakan alat untuk melihat deskripsi kegiatan ekonomi yang potensial dengan
formula Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs) dan Rasio Pertumbuhan Wilayah
Refrensi (RPr). Analisis yang terakhir adalah analisis overlay, dimana analisis ini
Operasi Overlay standar dilakukan dengan menggabungkan dua data layer yang
memiliki sistem georeferensi yang sama dan dilakukan tumpang susun pada daerah
penelitian tersebut.

15
DAFTAR PUSTAKA

Budiharsono, S, 2001. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan, PT


Pradnya Paramita. Tahun 2001.
Tarigan, R. 2004 ,Ekonomi Regional Teori Dan Aplikasi, Bumi Aksara Jakarta Tahun
2004.

16

Anda mungkin juga menyukai