Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan
karuniaNyalah kami dapat menyelesaikan laporan “Analisa Input Output” ini sebagai salah satu bagian
dari presentasi materi mingguan mata kuliah Ekonomi Wilayah.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami yaitu Dr. Ir. Eko Budi
Santoso, Lic.Rer.Reg. dan Velly Kukinul Siswanto, ST. MT. M.Sc yang telah membimbing kami dalam
mata kuliah Ekonomi Wilayah. Kami juga berterima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah
membantu sekaligus memberikan masukan-masukan kepada kami dalam penyelesaian laporan ini.

Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi para pembaca.

Surabaya, April 2017

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................................................... 1
1.3 Sistematika Penulisan ................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian I-O Analysis ................................................................................................................. 3
2.2 Manfaat I-O Analysis ..................................................................................................................... 3
2.3 Komponen I-O Analysis ................................................................................................................. 4
2.4 Struktur I-O Analysis ..................................................................................................................... 4
2.5 Tabel Transaksi I-O ........................................................................................................................ 5
2.6 Matriks Koefisien I-O..................................................................................................................... 7
2.7 Matriks Pengganda ..................................................................................................................... 11
1. Angka Pengganda Output ........................................................................................................... 12
2. Angka Pengganda Pendapatan ................................................................................................... 13
3. Angka Pengganda Kesempatan Kerja ......................................................................................... 15
2.8 Keterkaitan (Linkage) .................................................................................................................. 16
1. Keterkaitan kedepan (Forward linkage) ..................................................................................... 16
2. Keterkaitan kebelakang (Backward linkage) ............................................................................... 16
2.9 Studi Kasus .................................................................................................................................. 16
2.10 Notulensi Diskusi ......................................................................................................................... 22
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................................... 23
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................. 23
3.2 Rekomendasi ............................................................................................................................... 23

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan pembangunan wilayah yang selama ini dilakukan, masih bersifat parsial
dan belum dapat mendeteksi bagaimana pengaruh investasi suatu sektor terhadap struktur
perekonomian suatu wilayah. Hal ini yang menyebabkan kegagalan dalam pelaksanaan
perencanaan, untuk itu diperlukan suatu model analisis yang dapat mengintegrasikan
perencanaan pembangunan suatu wilayah.

Ada beberapa model pendekatan teori perencanaan pembangunan wilayah, mulai dari
teori basis ekonomi (economic base theory) sampai pendekatan yang lebih rumit yaitu teori
pengganda perdagangan antar wilayah analisis input-output. Kesemua model pendekatan pada
dasarnya memandang tata ruang sebagai satu kesatuan yang terintegrasi. Untuk keperluan
perencanaan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang bersifat menyeluruh baik skala
nasional maupun skala yang lebih kecil (tingkat kabupaten), model pendekatan perencanaan
pembangunan wilayah dengan Model Analisis Input-Output.

Azis (1994), menyatakan bahwa keampuhan model Input-Output menyangkut


kemampuannya untuk mengukur keterkaitan antar sektor. Analisis keterkaitan tidak hanya
terbatas untuk nilai produksi, dengan memanfaatkan koefisien tenaga kerja maka dapat
dihitung kemampuan suatu sektor untuk mengabsorbsi tenaga kerja (dampak langsung).
Mengingat pertumbuhan sektor tersebut juga mendorong pertumbuhan sektor lain, maka pada
gilirannya kemampuan mengabsorbsi tenaga kerja di sektor lain ikut bertambah. Dampak tidak
langsung ini juga dapat dihitung melalui tabel input-output.

Selanjutnya, model input-output dapat menunjukkan sektor mana yang seharusnya


diprioritaskan, sehingga sektor ini dapat menarik sektor-sektor yang lain dan akhirnya akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Di samping itu penggunaan tabel
input-output mempunyai keunggulan analisis dalam perencanaan pembangunan secara
simultan dan sangat menonjolkan hubungan dan keterkaitan antar sektor dalam perekonomian
(BPS, 1995a).

Dengan tabel input-output, dapat digunakan untuk menganalisis pengaruh


pertumbuhan suatu sektor terhadap pertumbuhan ekonomi regional dan sektoral, misalnya
analisis keterkaitan antar sektor (backward and forward linkage analysis), analisis dampak
pengganda (multiplier effect analysis), yang sangat penting dalam perencanaan sektoral.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan presentasi ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan konsep teori dan komponen Analisis Input Output
2. Menjelaskan pemahaman mengenai tabel transaksi, matriks koefisien input dan matriks
pengganda

1
3. Melakukan analisis menggunakan model input-output region
4. Melakukan analisis keterkaitan antar sektor serta studi kasusnya.

1.3 Sistematika Penulisan


Laporan Presentasi ini disusun dengan sistematika berikut ini.

 BAB I PENDAHULUAN : berisi latar belakang laporan laporan ini disusun, tujuan penulisan
laporan, dan sistematika penulisan
 BAB II TINJAUAN PUSTAKA : berisi penjelasan tentang teori, komponen, dan penjelasan tabel
transaksi dan matriks koefisien input dan pengganda.
 BAB III ANALISIS INPUT OUTPUT : berisi penjelasan tentang model Input- Output region dan
Analisis keterkaitan antar sektor.
 BAB IV PENUTUP : berisi kesimpulan dan lesson learned

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian I-O Analysis
Perencanaan pembangunan wilayah yang selama ini dilakukan, masih bersifat parsial dan belum
dapat mendeteksi bagaimana pengaruh investasi suatu sektor terhadap struktur perekonomian
suatu wilayah. Hal ini yang menyebabkan kegagalan dalam pelaksanaan perencanaan, untuk itu
diperlukan suatu model analisis yang dapat mengintegrasikan perencanaan pembangunan suatu
wilayah.

Azis (1994), menyatakan bahwa keampuhan model Input-Output menyangkut kemampuannya


untuk mengukur keterkaitan antar sektor. Dimana kemajuan di suatu sektor tidak mungkin dapat
dicapai tanpa dukungan sektor-sektor lainnya. Output dari suatu sektor tertentu selain dapat
digunakan oleh sektor itu sendiri, juga dapat digunakan oleh sektor-sektor lainnya sebagai inputnya.
Output sektor industri dapat digunakan untuk kepentingan sektor industri itu sendiri (seperti
benang untuk membuat tekstil) dan dipergunakan oleh sektor pertanian (seperti output sektor
industri berupa pupuk, bahan kimia yang digunakan untuk membasmi hama).

Selanjutnya, model input-output dapat menunjukkan sektor mana yang seharusnya


diprioritaskan, sehingga sektor ini dapat menarik sektor-sektor yang lain dan akhirnya akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Di samping itu penggunaan tabel input-
output mempunyai keunggulan analisis dalam perencanaan pembangunan secara simultan dan
sangat menonjolkan hubungan dan keterkaitan antar sektor dalam perekonomian (BPS, 1995a).
Dengan tabel input-output, dapat digunakan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan suatu
sektor terhadap pertumbuhan ekonomi regional dan sektoral, misalnya analisis keterkaitan antar
sektor (backward and forward linkage analysis), analisis dampak pengganda (multiplier effect
analysis), yang sangat penting dalam perencanaan sektoral.

2.2 Manfaat I-O Analysis


Adapun maanfaat yang diperoleh dari metode analisa input-output ini diantaranya :

 Menggambarkan kaitan antar sektor dalam suatu perekonomian. Dimana output suatu sektor
merupakan input sektor lain.
 Dapat digunakan untuk menghitung tenaga kerja dan modal dalam perencanaan pembangunan
ekonomi. Apabila inputnya dinyatakan dalam bentuk tenaga kerja atau modal.
 Model input-output dapat menunjukkan sektor mana yang seharusnya diprioritaskan, sehingga
sektor ini dapat menarik sektor-sektor yang lain dan akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi secara keseluruhan.
 Sebagai salah satu analisis yang penting dalam perencanaan pembangunan ekonomi wilayah
karena dapat melihat permasalahan secara komprehensif.

3
 Dapat meramalkan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan tingkat kemakmuran, Apabila
permintaan akhir dari beberapa sektor diketahui akan meningkat. Hal ini dapat dianalisis melalui
kenaikan input antara dan kenaikan input primer yang merupakan nilai tambah.
2.3 Komponen I-O Analysis
Adapun komponen-komponen dari metode analisis input-output diantaranya :

• Input Primer merupakan input atau biaya yang timbul sebagai akibat dari penggunaan faktor
produksi dalam suatu kegiatan ekonomi yang meliputi tenaga kerja, keahlian, peralatan dan
modal.
• Input Antara merupakan biaya yang dikeluarkan untuk barang dan jasa yang digunakan habis
dalam proses produksi baik yang berasal dari dalam negeri (domestik) maupun produk impor
berupa bahan baku.
• Permintaan Antara adalah permintaan atas barang dan jasa baik produk domestik maupun
produk impor yang dilakukan oleh produsen dan dapat digunakan sebagai input dalam proses
produksi.
• Permintaan Akhir adalah permintaan atas barang dan jasa baik produk domestik maupun
produk impor yang digunakan untuk konsumsi akhir.
2.4 Struktur I-O Analysis
Untuk mencapai hasil final, Analisis IO membutuhkan 2 langkah awal:

1) Transactions table: Berisi data dasar tentang arus barang dan jasa antara pemasok dan
pembeli selama satu tahun studi.

2) Direct requirements table: Berasal dari tabel transaksi, ini menunjukkan input diperlukan
langsung dari pemasok yang berbeda oleh masing-masing pembeli perantara untuk setiap unit
output yang pembeli hasilkan.

4
2.5 Tabel Transaksi I-O

Gambar 1Bentuk Umum Tabel Input Output

Pada garis horizontal atau baris, isian-isian angkanya memperlihatkan alokasi penggunaan
barang dan jasa yang tersedia sebagian untuk memenuhi permintaan antara (intermediate demand)
sebagian lagi dipakai untuk memenuhi permintaan akhir (final demand) yang terdiri dari konsumsi,
investasi dan ekspor. Isian angka menurut garis vertikal atau kolom, menunjukkan struktur pemakaian
input antara dan input primer (nilai tambah bruto) yang disediakan oleh sektor-sektor lain untuk
pelaksanaan kegiatan produksi.

Tabel Input Output secara keseluruhan dibagi dalam tiga bagian, dan disebut sebagai kuadran I,
II, dan III. Kuadran terdiri dari kotak-kotak (sel-sel) yang berisi angka-angka transaksi antara yaitu barang
dan jasa yang digunakan dalam proses produksi. Sel adalah tempat pertemuan antara baris dan kolom
dalam kerangka Tabel Input Output.

Isian sepanjang baris pada kuadran I Berisi transaksi input antara, yaitu nilai pengeluaran untuk
barang dan jasa yang dibutuhkan untuk menghasilkan output dalam proses produksinya. Nilai transaksi
ini dapat dipandang sebagai sisi input antara ataupun sisi permintaan antara.

Transaksi antara ini dinyatakan dengan simbol Zij dalam Gambar 1, dan menunjukkan jumlah
komoditas i yang dipakai oleh sektor j. Kuadran ini merupakan kuadran input, yaitu perbandingan antara
masing-masing input antara dengan output yang mempergunakannya. Demikian juga yang lebih penting
lagi adalah matriks kebalikan dari koefisien input tersebut, sangat berguna bagi berbagai analisis dengan
analisis dengan menggunakan tabel Input Output.

Cara membaca simbol pada kuadran I:

– Zij = nilai output sektor produksi I yang digunakan sebagai input sektor produksi j

5
– Contoh:
Z12 = nilai output sektor produksi 1 yang digunakan sebagai input antara sektor
produksi 2

X23 = nilai output sektor produksi 2 yang digunakan sebagai input sektor produksi 3, dst

Kuadran II berisi Berisi transaksi permintaan akhir, yaitu nilai pengeluaran atas barang dan jasa
yang untuk dikonsumsi langsung dan bukan digunakan sebagai input dari proses produksi selanjutnya.
Permintaan akhir dirinci ke dalam 5 komponen yakni:

– Konsumsi Rumah Tangga (C)


– Pengeluaran konsumsi pemerintah (G)
– Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto/ Investasi (I)
– Ekspor (E), dan
– Sisa produksi barang atau jasa yang belum dikonsumsi, (S)

Kuadran III berisi Berisi transaksi input primer, yang menunjukkan besarnya balas jasa dari faktor
produksi, yang terdiri dari upah dan gaji, nilai tambah, depresiasi dan subsidi. Oleh karenanya transaksi
ini disebut juga sebagai Nilai Tambah Bruto (NTB) atau Value Added.

Contoh:

– V1 = nilai input primer yang digunakan oleh sektor produksi 1 untuk memenuhi proses
produksinya
– X1 = total nilai input (nilai output) sektor 1
– X2 = total nilai input (nilai output) sektor 2
Cara membaca baris dan kolom dalam tabel transaksi

 Secara baris, kita melihat struktur distribusi output antara masing-masing sektor ke pemakai
antara dan pemakai akhir
 Secara kolom, kita melihat distribusi input antara masing-masing sektor dari produsen input
antara dan input primer
Kontribusi Model Input-Output

• Kemampuannya menyajikan gambaran rinci mengenai struktur ekonomi dan hubungan


antar sektor dalam perekonomian wilayah pada satu waktu tertentu
• Kemampuannya menyajikan gambaran transaksi perdagangan antar sektor

6
2.6 Matriks Koefisien I-O
Koefisien input aij yang diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

Matriks Koefisien I-O merupakan rasio input antara yang berasal dari sektor i untuk sektor j (xij)
dengan total input sektor j (Xj). Koefisien input disebut juga koefisien teknis atau teknologi karena
menggambarkan bagaimana kombinasi penggunaan input untuk menghasilkan satu unit output.
Disamping itu menggambarkan pula peranan tiap sektor dalam pembentukan output suatu sektor.

Matriks Teknologi

• Jika ada n sektor, maka akan ada n x n banyaknya koefisien input-output aij.
• Keseluruhan koefisien tersebut dapat disajikan dalam sebuah matriks A sebagai berikut
• Matriks ini disebut pula matriks teknologi.

Salah satu konsekuensi dari perhitungan koefisien input-output ialah sebagai berikut:

Cara Membaca Koefisien Input aij


Jika berdasarkan perhitungan diperoleh:
a32 = 0,3
Untuk memproduksi setiap Rp 1 output sektor 2, dibutuhkan input antara dari sektor 3 sebesar
30 sen.
a41 = 0,7
Untuk memproduksi setiap Rp 1 output sektor 1, dibutuhkan input antara dari sektor 4 sebesar
70 sen.

Dengan beberapa manipulasi aljabar, maka sistem persamaan kita yang terdahulu dapat
dituliskan ulang dalam bentuk berikut :

7
Dengan menyatakan bahwa
zij = aij . Xj
1 maka sistem persamaan kita yang
terdahulu dapat dituliskan ulang
dalam bentuk berikut.

1  a11 a12 a1 n   X 1   Y1 


 a a2 n   X 2  Y2 
 21 1  a22 
    
    
 an 1 an 2 1  ann   X n  Yn 

Sehingga, diperoleh persamaan : (I-A)X = Y


Matriks Leontief Inverse
(I – A)X = Y
Maka, X = ( I – A )-1 Y

Contoh soal :
Diketahui tabel transaksi input output perekonomian di tahun t dengan hipotesis sebagai berikut:

8
Bagaimanakah efek suatu perubahan eksogen (yaitu perubahan pada nilai permintaan akhir Y) terhadap
output X?

Jawaban :
1. Tentukan dahulu koefisien input A

2. Masukkan ke dalam rumus matriks Leontief Inverse, yaitu X = ( I – A )-1 Y

3. Cari perubahan final demand (permintaan akhir)

9
Hasil 1 :Jika diketahui nilai permintaan akhir di tahun t+1 sebesar 700 dan 1400, maka dihasilkan output
sektor 1 sebesar 1350,877 dan output sektor 2 sebesar 2578,947.

4. Dalam bentuk tambahan (incremental)

Hasil 2 :Jika dikalikan dengan penambahan jumlah permintaan dalam jangka waktu 1 tahun tersebut
sebesar 200 dan 300, maka dihasilkan output sektor 1 sebesar 350,877 dan output sektor 2
sebesar 578,947.

Tabel Koefisien Input-Output


Jika sulit melakukan penghitungan dengan rumus seperti pada matriks teknologi dan matriks
leontief inverse, maka tabel koefisien input-output dapat menjadi solusi untuk menghitung
pembentukan output tiap sektor.
Terdapat 2 analisis yang dapat digunakan dengan tabel Input-Output, yaitu:
1. Analisis Model Terbuka

Contoh interpretasi sektor 1(kolom):


• Untuk menghasilkan Rp 1 nilai output sektor 1 (pertanian), dibutuhkan bahan baku (input
antara) senilai Rp 0.2155; Rinciannya: Rp 0.0662 untuk bahan baku dari sektor 1 (pertanian),

10
Rp 0.0879 untuk bahan baku dari sektor 3 (manufaktur), Rp 0.0005 untuk bahan baku sektor
Gas, Listrik dan Air bersih, dst.
• Pengeluaran terbesar untuk membeli bahan baku dari sektor manufaktur: berupa pupuk,
pestisida, plastik,dll .
• Cara interpretasi serupa berlaku untuk sektor-sektor lainnya.

2. Analisis Model Tertutup

Contoh interpretasi:
• Interpretasi komposisi pengeluaran untuk masing-masing bahan baku (input antara) sama
seperti pada Analisis Tabel IO Terbuka (seperti dibahas pada slide sebelumnya).
• Perbedaannya, disini ditambah satu baris (baris HH) dan satu kolom (kolom HH). Baris HH
menggambarkan pengeluaran sektor untuk upah tenaga kerja (=income rumah tangga).
Kolom HH: menggambarkan pengeluaran rumah tangga untuk membeli ouput sektor.
• Sektor 1 (kolom): untuk menghasilkan Rp 1 nilai output, dikeluarkan dana sebesar Rp 0.1726
untuk membayar tenaga kerja (baris HH).
• Sektor HH (kolom): untuk setiap rupiah total pengeluaran rumah tangga Rp 0.1014
dibelanjakan utk membeli output sektor 1 (pertanian); Rp 0.3309 membeli output sektor
manufaktur; dst.
• Cara interpretasi serupa berlaku untuk sektor-sektor lainnya.

2.7 Matriks Pengganda


Merupakan faktor yang menentukan besarnya perubahan pada keseluruhan sektor seandainya
jumlah jumlah produksi suatu sektor ada yang berubah. Matriks pengganda digunakan untuk melakukan
analisis dampak atau multiplier effect. Berikut adalah rumus matriks pengganda:

B= (I-A) -1

Keterangan : B = Matriks Pengganda


I = Matriks Identitas
A = Matriks Koefisien Input

11
1. Angka Pengganda Output
– Nilai total dari output yang dihasilkan oleh perekonomian untuk memenuhi (atau akibat)
adanya perubahan satu unit uang permintaan akhir sektor tersebut.

– Rumus

n
O j   bij
i 1

Jika ada tambahan final demand sebesar Rp 1 di satu sektor tertentu (katakan
sektor i), berapa besar tambahan output sektor tersebut?

Contoh Penerapan :

Diketahui:

Terdapat tambahan final demand sebesar Rp 1 untuk sektor 1 sementara final


demand sektor 2 tidak berubah.

 0,1 0,2 
A 
0,3 0,3 

Tanya: Nilai pengganda masing masing sektor?

12
Jawab:

2. Angka Pengganda Pendapatan


– Menunjukkan jumlah pendapatan rumah tangga total yang tercipta akibat adanya
tambahan satu unit uang permintaan akhir di sektor tersebut. Pendapatan rumah
tangga berasal dari penerimaan gaji/upah tenaga kerja – yang pada gilirannya
merupakan proporsi tertentu dari output yang diproduksi

Hubungan output-pendapatan rumah tangga d apat dilihat pada matriks input


primer. Biasanya diletakkan sebagai input primer pertama

13
Sehingga, proporsi upah/gaji dalam struktur produksi sektor i dapat dilihat pada
koefisien an+1,i

– Rumus:

n
H j   an 1,i bij
i 1

Jika ada tambahan final demand sebesar Rp 1 di satu sektor tertentu (katakan
sektor i), berapa besar tambahan pendapatan rumah tangga di sektor tersebut?

Contoh Penerapan :
Diketahui:

 1,228 0,351 
(I  A)1   
0,526 1,579 

Tanya: Tambahan pendapatan rumah tangga?

14
Jawab:

3. Angka Pengganda Kesempatan Kerja


– Merupakan efek total dari perubahan lapangan pekerjaan di perekonomian akibat
adanya satu unit uang perubahan permintaan akhir di suatu sektor. Terdapat hubungan
yang proporsional antara output yang diproduksi dengan jumlah tenaga kerja yang
digunakan. Jika kita ketahui besar tambahan output yang akan diproduksi, maka dapat
dihitung pula jumlah tenaga kerja yang diperlukan

– Rumus Simple Employment Multiplier:


n
E j   wn  1,i bij
i 1

Contoh Penerapan :
Diketahui:

15
 1,228 0,351 
(I  A)1   
0,526 1,579 
Dibutuhkan data jumlah pekerja pada setiap sektor. Sektor 1 = 4 orang pekerja;
Sektor 2 = 10 orang pekerja

Tanya: rata rata output sektoral untuk tiap pekerja?

Jawab:

2.8 Keterkaitan (Linkage)

1. Keterkaitan kedepan (Forward linkage)


Artinya keterkaitannya bersumber dari mekanisme penggunaan output Atau Keterkaitan
hubungan barang jadi.

2. Keterkaitan kebelakang (Backward linkage)


Keterkaitannya bersumber dari mekanisme input atau Hubungan dengan bahan mentah
atau baku.

2.9 Studi Kasus


Judul Penelitian : PERANAN SEKTOR PERIKANAN PADA PEREKONOMIAN JAWA TENGAH : ANALISIS
INPUT OUTPUT
Tujuan Penelitian : Menganalisis struktur perekonomian Jawa Tengah, dan menganalisis kontribusi
sektor perikanan dalam perekonomian Jawa Tengah melalui pendekatan analisis Input Output, yaitu
sejauh mana sektor perikanan memiliki pembentukan ouput, permintaan antara, dan permintaan akhir
pada perekonomian Jawa Tengah.

16
Struktur Input Perekonomian Jawa Tengah
Struktur Permintaan dan Penawaran

Sektor perikanan yang outputnya digunakan sebagai input oleh seluruh sektor pada
perekonomian Jawa Tengah lainnya sebesar Rp 11 410.62 milyar (1.65%). Sektor perikanan yang
outputnya digunakan sebagai input oleh seluruh sektor-sektor pada perekonomian Jawa Tengah lainnya
sebesar Rp 125 896.13 milyar (0.85%) dari total permintaan antara. Permintaan akhir sektor ikan darat
dan hasil perairan darat lebih besar dibandingkan dengan sektor ikan laut dan hasil laut lainnya dan
permintaan akhir yang tercipta pada ketiga sektor perikanan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan
permintaan antaranya -> output sektor-sektor perikanan cenderung digunakan untuk memenuhi
konsumsi langsung daripada untuk seckor produksi pada permintaan antara.

Struktur Konsumsi

Konsumsi rumah tangga di Jawa Tengah, selama ini dipenuhi dari produk domestik Jawa Tengah,
dengan barang atau jasa dari impor sebesar 9.14%. Rendahnya masyarakat mengkonsumsi dari hasil

17
sektor perikanan memberikan indikasi: kepedulian masyarakat terhadap pengembangan sektor
perikanan masih rendah, konsumsi masyarakat terhadap ikan masih rendah. Hal ini didukung oleh
kondisi, dimana volume produksi perikanan yang dihasilkan dari tahun 1988-2000 cenderung turun,
sehingga harga ikan di masyarakat akan naik, dan ini sebagai salah satu penyebab masyarakat akan
mencari konsumsi untuk lauknya yang lebih murah, dan meninggalkan konsumsi ikan.

Struktur Investasi

Dari 38 sektor, hanya ada 10 sektor yang menghasilkan pembentukan modal tetap. Ketiga sektor
perikanan tidak menghasilkan pembentukan. sektor perikanan dalam perekonomian tidak
menghasilkan pengadaan, pembuatan, atau pembelian barang-barang modal baru, baik dari dalam
negeri maupun luar negeri, dengan demikian selama ini pembentukan investasi lebih mengandalkan
pada perubahan stok. Rendahnya investasi di sektor perikanan ini mengindikasikan selama ini investasi
lebih didominasi oleh kegiatan yang langsung dilakukan oleh masyarakat untuk melakukan investasi
(peralatan pribadi) sehingga investasi yang akan memasuki sektor perikanan menjadi sedikit. Peran
pemerintah sangat diperlukan untuk mengerakkan sektor perikanan melalui pembenahan peraturan
untuk mengucurkan dana agar sektor perikanan selama ini yang masih jalan ditempat karena kurang
menarik untuk berinvestasi dapat bergerak.

18
Struktur Ekspor dan Impor

Dibanding dengan sektor lainya, sektor ikan laut dan hasil laut lainnya, sektor ikan darat dan
hasil perairan darat, dan sektor jasa pertanian output yang dihasilkan yang berasal dari barang maupun
jasa impor tergolong kecil, karena proses produksi selama ini untuk sektor perikanan tersebut tidak
mengantungkan dari impor.

19
Struktur Nilai Tambah Bruto

Nilai tambah bruto adalah balas jasa terhadap faktor-faktor yang tercipta karena adanya
kegiatan produksi, antara lain; upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tak langsung. Sektor
perikanan masih kecil sumbangannya terhadap pembentukan PDRB pada perekonomian Jawa tengah
tahun 2000.

20
Struktur Output Sektoral Propinsi Jawa Tengah

Pemanfaatan sektor perikanan belum optimum, sementara pembentukan output pada


perekonomian di Jawa Tengah masih didominasi oleh sektor yang sedikit memanfaatkan sumberdaya
alamnya, seperti sektor industri pemintalan, tekstil, dan pakaian, dan sektor perdagangan.

Kesimpulan Penelitian :
1. Sektor sektor perikanan mempunyai kontribusi yang kecil terhadap total permintaan sehingga
output yang diciptakan dari yang digunakan sebagai input bagi sektor yang lain masih rendah.
2. Konsumsi penduduk Jawa Tengah terhadap hasil sektor perikanan, yaitu ikan masih rendah.
3. Investasi dari sektor perikanan masih rendah dan sumbangan pertumbuhan ekonomi kecil.

21
4. Secara keseluruhan neraca perdagangan pada perekonomian Jawa Tengah mengalami surplus
perdagangan namun sektor perikanan hanya mampu menyumbangkan sedikit surplus
perdagangan.
5. Masih rendahnya nilai tambah bruto sektor perikanan, berdampak pada kecilnya kontribusi
sektor perikanan dalam pembentukan produk domestik bruto (PDRB) Jawa Tengah.
6. Masih rendahnya kontribusi sektor perikanan pada pembentukan total output belum sejalan
dengan potensi sektor perikanan yang besar, dan kontribusi yang besar pada perekonomian
Jawa Tengah.

Saran :
1. Dibutuhkan upaya dari pemerintah untuk memberikan peranan yang besar kepada sektor
perikanan melalui serangkaian peraturan yang mendukung kemajuan sektor, seperti pemberian
kredit kepada nelayan dan petani ikan, peraturan daerah yang memungkinkan sektor perikanan
meningkat.
2. Kebijakan pemerintah harus mampu menciptakan iklim yang kondusif dan mendukung. Seperti,
adanya peraturan pungutan hasil perikanan yang lebih memihak pada nelayan dan petani ikan
dengan tidak membebani nelayan
2.10 Notulensi Diskusi

Penanya : Artha Agung Alank


Pertanyaan :
1. Tolong dijelaskan kembali mengenai penurunan aljabar dari rumus zij = aij . Xj menjadi X = ( I – A )-1 Y
2. Apa perbedaan nilai tambah bruto dengan harga produsen? Kenapa tidak memakai harga produsen
saja sebagai total permintaan akhir?

Jawaban :
1. Sudah dijelaskan kembali di kelas mengenai beberapa manipulasi aljabar sehingga dapat dihasilkan
rumus X = ( I – A )-1 Y.
2. Nilai tambah bruto adalah salah satu parameter ekonomi yang menggambarkan selisih
antara nilai produksi (output) dan biaya antara (biaya yang habis dipakai selama proses produksi)
dari suatu produk, baik barang maupun jasa.
Sementara harga produsen merupakan nilai akhir yang ditawarkan oleh produsen dari suatu produk
(barang atau jasa). Nilai akhir tersebut berasal dari penjumlahan input antara dan input primer.

Total permintaan akhir pada tabel input-output menggambarkan input primer yang berisi transaksi
input primer, yang menunjukkan besarnya balas jasa dari faktor produksi, yang terdiri dari upah dan
gaji, nilai tambah, depresiasi dan subsidi  sama dengan pengertian nilai tambah bruto.
Sehingga, total permintaan akhir = Nilai Tambah Bruto

22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan memperhatikan matriks ( I – A ) -1 maka dapat dihitung angka keterkaitan ke belakang
(hulu) ataupun angka keterkaitan ke depan (hilir) dari dari suatu jenis sektor yang ada di dalam tabel
input-output. Keterkaitan ke belakang (hulu) atau backward linkage ( BL ) adalah hubungan antara suatu
sektor tertentu dengan sektor yang menyediakan input-nya. Keterkaitan ke belakang ini
menggambarkan tingkat penyerapan sektor tertentu terhadap output dari sektor-sektor lain. Sebaliknya
keterkaitan ke depan (hilir) atau fordward linkage (FL) adalah hubungan antara persediaan output sektor
tertentu yang dibeli dan digunakan oleh sektor-sektor lain sebagai input antara. Keterkaitan ke depan ini
menggambarkan tingkat penyerapan sektor lain terhadap output dari suatu sektor tertentu.

Dengan melakukan analisis input output pada sektor sektor ekonomi maka kita dapat menegtahui
seberapa besar keterkaitan antar sektor tersebut. Keterkaitan ekonomi antar sektor merupakan salah
satu unsur penting dalam proses pembangunan ekonomi daerah karena dengan adanya keterkaitan
tersebut, pembangunan ekonomi yang ada di suatu wilayah dapat saling menunjang dan bersinergi satu
sama yang lainnya. Keterkaitan ini dapat bersifat kedepan (forward linkage) ke jalur output, maupun
keterkaitan kebelakang (backward linkage) ke jalur input. Dengan mengetahui keterkaitan tersebut
maka kita dapat menentukan kebijakan yang dapat diambil untuk mempercepat peningkatan tingkat
perekonomian daerah.

3.2 Rekomendasi
Setiap daerah diharapkan melakukan analisis input – output supaya dapat mengetahui keterkaitan
antar sektor perekonomian yang ada. Dengan demikian, pemerintah daerah dapat mengetahui sektor –
sektor mana saja yang sekiranya memiliki multiplayer effect untuk dapat didorong perkembangannya
supaya dapat menarik sektor sektor lainnya.

23

Anda mungkin juga menyukai