Anda di halaman 1dari 29

KONSEP

PENDAPATAN REGIONAL

Hanik Listyaningrum 3614100001


Rohmawati 3614100016
Gesti Mutiara Dewi 3614100030
Yonathan Gustaf 3614100046
OUTLINE
 Konsep Nilai Tambah
 Konsep Pendapatan Regional
 Metode Perhitungan
 Distribusi Pendapatan dan Pemerataan Pembangunan
Definisi Pendapatan Regional

◉ Pendapatan regional didefinisikan sebagai nilai produksi barang-barang dan jasa-


jasa yang diciptakan dalam suatu perekonomian di dalam suatu wilayah selama satu
tahun (Sukirno, 1985)
◉ Sedangkan menurut Tarigan (2004), Pendapatan regional adalah tingkat pendapatan
masyarakat pada wilayah analisis.
◉ Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan wilayah maupun
pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut
Konsep Nilai Tambah
(Added Value) 1
Kesalahan yang biasa terjadi adalah apabila orang menganggap bahwa pendapatan regional
adalah identik dengan nilai produksi yang dihasilkan diwilayah tersebut. Sebenarnya nilai
produksi ≠ nilai tambah karena dalam nilai produksi terdapat biaya antara (intermediante cost)

Robinson Tarigan, ekonomi regional ; teori dan aplikasi,edisi revisi, Jakarta : Bumi Aksara,2014, hal.13-14

◉ Dalam menghitung nilai tambah suatu sektor, biaya antara harus dikeluarkan atau
dikurangkan dari nilai jual produksi pada lokasi tempat produksi. Nilai tambah inilah yang
menggambarkan tingkat kemampuan menghasilkan pendapatan diwilayah tersebut.
◉ Nilai tambah bruto terdiri dari Upah dan gaji, Laba atau keuntungan, Sewa tanah, Bunga
uang, Penyusutan, Pajak tidak langsung neto
Contoh Perhitungan Nilai Tambah

Misalnya, seorang petani mengolah sebidang tanah seluas 1 hektar yang ditanam jagung. Untuk memproduksi
jagung, petani tersebut mengeluarkan biaya sebagai berikut:

Dari contoh biaya antaranya adalah bibit, pupuk, dan


pestisida sebesar Rp.1.200.000,00 sehingga nilai
tambah dari kegiatan tersebut adalah Rp.
5.000.000,00- Rp.1.200.000,00 = Rp. 3.800.000,00. Ini
adalah bagian yang bisa dinikmati masyarakat
setempat seandainya seluruh faktor-faktor produksi
itu dimiliki oleh masyarakat setempat dengan
catatan dari penghasilan tersebut masih perlu
dikurangkan biaya penyusutan dan pajak yang
mungkin ditagih pemerintah (Ibid, hal.16)
Pendapatan Regional
2
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

◉ PDRB atas dasar harga pasar adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul
dari seluruh sektor perekonomian di wilayah itu.
Nilai tambah bruto = nilai produksi (output) - biaya antara (intermediate cost)
◉ Nilai tambah bruto mencakup komponen-komponen faktor pendapatan (upah dan gaji, bunga,
sewa tanah dan keuntungan), penyusutan dan pajak tidak langsung neto.
◉ Nilai produksi adalah nilai barang atau yang dihasilkan dalam suatu periode tertentu, biasanya 1
tahun
◉ Biaya antara adalah biaya barang-barang dan jasa tidak tahan lama yang digunakan atau habis
dalam proses produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku
Tabel PDRB DKI Jakarta

◉ PDRB atas dasar harga berlaku


menggambarkan nilai tambah barang dan
jasa yang dihitung menggunakan harga yang
berlaku pada setiap tahun
◉ PDRB atas dasar harga konstan
menunjukkan nilai tambah barang dan jasa
tersebut yang dihitung menggunakan harga
yang berlaku pada satu tahun tertentu
sebagai dasar
Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas Dasar Harga Pasar

◉ PDRN atas dasar harga pasar adalah produk domestik regional bruto atas dasar harga pasar
dikurangi penyusutan
◉ Penyusutan yang dimaksud adalah nilai susut (aus) atau pengurangan nilai barang-barang modal
(mesin, peralatan, kendaraan dan lainnya) karena barang modal tersebut terpakai dalam proses
produksi atau faktor waktu

Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas Dasar Biaya Faktor

◉ PDRN atas dasar biaya faktor adalah PDRN atas dasar harga pasar dikurangi pajak tak langsung
neto.
◉ Pajak tak langsung neto yaitu besarnya pajak tidak langsung dikurangi subsidi dalam
perhitungan pendapatan regional
◉ Pajak tidak langsung meliputi pajak penjualan, biaya ekspor, bea cukai, dan pajak lain-lain,
kecuali pajak pendapatan dan pajak perseroan
Pendapatan Regional Netto

◉ Pendapatan regional neto adalah produk domestik regional neto atas dasar harga biaya faktor
dikurangi aliran dana yng mengalir keluar ditambah aliran dana yang mengalir masuk

Pendapatan Perorangan (Personal Income) dan Pendapatan Siap Dibelanjakan (Disposable Income)

◉ Pendapatan perorangan merupakan pendapatan yang diterima rumah tangga


◉ Pendapatan siap dibelanjakan adalah pendapatan perorangan dikurangi pajak pendapatan
perorangan, pajak rumah tangga/PBB, dan transfer yang dibayarkan oleh rumah tangga
Pendapatan Perkapita

◉ Pendapatan perkapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap
penduduk sebagai hasil proses produksi yang terjadi di suatu daerah. Semakin banyak
kegiatan ekonomi di suatu daerah akan menimbulkan peningkatan proses produksi yang
pada gilirannya akan menghasilkan pendapatan.

◉ Pendapatan perkapita membagi total nilai PDRB dengan jumlah penduduk pertahun
Contoh Perhitungan Nilai Konstan

◉ Harga konstan adalah harga produk


didasarkan atas harga pada tahun
tertentu. Tahun yang dijadikan
patokan harga disebut tahun dasar
untuk penentuan harga konstan.
◉ Misalnya disuatu propinsi hanya ada
3 sektor yaitu 2 sektor produksi dan 1
sektor jasa. Nilai tambah masing-
masing sektor dalam kurun waktu
berselang waktu 5 tahun adalah sbb.
Contoh Perhitungan Nilai Konstan

Indeks inflasi
◉ Mula-mula dihitung nilai produksi tahun 2000 dengan harga tahun berlaku (2000) yaitu
( 1.100 x 600 ) + ( 2.300 x 1000 ) = 2.960.000
◉ Nilai produksi tahun 2000 dengan harga konstan ( 1995 )
( 1.100 x 500 ) +(2.300 x 800 ) = 2.390.000 Maka inflasi 2.960.000 : 2.390.000 = 1.2385
◉ Nilai konstan sektor jasa adalah nilai harga berlaku tahun 2000 dibagi indeks inflasi yaitu
1.200.000 : 1.2385 = 968.919
Kenaikan atau Penurunan Pendapatan Regional

Angka pendapatan regional dalam beberapa tahun menggambarkan kenaikan dan


penurunan tingkat pendapatan masyarakat di daerah tersebut. Kenaikan/penurunan
dapat dibedakan menjadi 2 faktor berikut:
1. Kenaikan/penurunan riil, yaitu kenaikan/penurunan tingkat pendapatan yang
tidak dipengaruhi oleh faktor perubahan harga.
2. Kenaikan/penurunan pendapatan yang disebabkan adanya faktor perubahan
harga. Apabila terjadi kenaikan pendapatan yang hanya disebabkan inflasi maka
walaupun pendapatan meningkat tetapi jumlah barang barang yang mampu dibeli
belum tentu meningkat.
Metode Perhitungan
3
Metode Perhitungan Langsung
Pendekatan Produksi Pendekatan Pendapatan Pendekatan Pengeluaran
• Pendekatan produksi adalah • Dalam pendekatan pendapatan, nilai • Pendapatan dari segi pengeluaran
penghitungan nilai tambah barang tambah dari setiap kegiatan ekonomi adalah menjumlahkan nilai
dan jasa yang diproduksi oleh suatu diperkirakan dengan menjumlahkan penggunaan akhir dari barang dan jasa
kegiatan/sektor ekonomi dengan cara semua balas jasa yang diterima faktor yang diproduksi didalam negeri. Jika
mengurangkan biaya antara dari total produksi, yaitu upah dan gaji surplus dilihat dari segi penggunaan maka total
nilai produksi bruto sector atau usaha, penyusutan, dan pajak tidak penyediaan/produksi barang dan jasa
subsektor tersebut. langsung neto. itu digunakan untuk :
• Pendekatan ini banyak digunakan • Metode pendekatan pendapatan o Konsumsi rumah tangga
untuk memperkirakan nilai tambah banyak dipakai pada sektor jasa, tetapi o Konsumsi lembaga swasta yang tidak
dari sektor/ kegiatan yang tidak dibayar setara harga pasar, mencari untung
produksinya berbentuk fisik/ barang, misalnya sektor pemerintahan. o Konsumsi pemerintah
seperti pertanian, pertambangan, dan o Pembentukan modal tetap bruto
industri sebagainya. (investasi)
• Nilai tambah merupakan selisih o Perubahan stok
antara nilai produksi (output) dan nilai o Ekspor neto
biaya antara( intermediate cost), yaitu Ekspor neto adalah total ekspor dikurangi
bahan baku/ penolong dari luar yang total impor. Total penyediaan (total barang
dipakai dalam proses produksi dan jasa yang tersedia) didalam negeri
saja maka total konsumsi harus dikurangi
dengan nilai impor kemudian ditambah
dengan nilai ekspor.
Metode Tidak Langsung

Metode tidak langsung adalah suatu cara mengalokasikan produk domestic bruto dari wilayah
yang lebih luas kemasing-masing bagian wilayah, misalnya mengalokasikan PDB Indonesia ke
setiap provinsi dengan menggunakan alokator tertentu, alokator yang digunakan yaitu :

◉ Nilai produksi bruto atau neto setiap sector/ subsector, pada wilayah yang dialokasikan
◉ Jumlah produksi pisik
◉ Tenaga kerja
◉ Penduduk
◉ Alokator tridak langsung lainnya
4
Distribusi Pendapatan
& Pemerataan Pembangunan
KONSEP DISTRIBUSI PENDAPATAN
1. Kurva Lorenz

◉ Kurva Lorenz menggambarkan distribusi


kumulatif pendapatan dikalangan lapisan-
lapisan penduduk secara kumulatif
◉ Jika Kurva Lorenz yang semakin dekat ke
diagonal (semakin lurus), maka distribusi
pendapatan semakin merata
◉ Jika kurva Lorenz semakin jauh dari diagonal
(semakin lengkung), maka mencerminkan
keadaan yang semakin buruk, distribusi
pendapatan semakin timpang atau tidak
merata
2. Indeks Gini atau Rasio Gini

◉ Indeks gini menjelaskan tentang kadar


ketimpangan distribusi pendapatan
◉ Rumus perhitungan indeks gini:

G = 1 - ∑ (Xi+1 – Xi)(Yi + Yi+1)


G = 1 - ∑ fi(Yi + Yi+1)
Keterangan:
G = Rasio Gini
Fi = proporsi jumlah rumah tangga dalam kelas i
Xi = Proporsi jumlah komulatif rumah tangga dalam kls i
Yi = Proporsi jumlah komulatif pendapatan dalam kls i Sumber : Bank Dunia dan Badan Pusat Statistik

◉ Semakin besar rasio gini, maka semakin tidak


merata distribusi pendapatan. Sehingga
ketimpangan semakin tinggi
3. Kriteria Bank Dunia (World Bank)
◉ Kriteria ketidakmerataan versi Bank Dunia didasarkan atas porsi pendapatan nasional yang dinikmati oleh
tiga lapisan penduduk
◉ Indikator ketimpangan distribusi pendapatan menurut Bank Dunia, sebagai berikut:

Distribusi Pendapatan Tingkat Ketimpangan

40% Penduduk penadapatan terendah < 12 % Tinggi


Pendapatan nasional
40% Penduduk penadapatan terendah < 17 % Sedang
Pendapatan nasional
40% Penduduk penadapatan terendah > 17 % Rendah
Pendapatan nasional
4. Indeks Williamson

◉ Indeks Williamson menunjukkan tingkat ketimpangan


pendapatan antar daerah
◉ Rumus perhitungan indeks Williamson:

Indeks Williamson Tingkat Ketimpangan

Indeks Williamson
Rendah
kurang dari 0,35
 Indeks Williamson
Sedang
Keterangan : antara 0,35 hingga 0,5
IW = Indeks Williamson Indeks Williamson lebih
yi = PDRB per kapita kabupaten/kota i Tinggi
besar dari 0,5 
y' = Rata-rata PDRB per kapita Provinsi
Pi = Jumlah penduduk kabupaten/kota i
P = Jumlah penduduk Provinsi
5. Indeks Theil
◉ Rumus perhitungan indeks Theil: ◉ Jika nilai indeks theil berkisar antara nol
sampai dengan satu, maka distribusi
pendapatan merata sempurna antar
kelompok wilayah dan tingkat kesenjangan
rendah
◉ Apabila nila indeks theil lebih dari satu
artinya distribusi pendaptan tidak merata
antar kelompok wilayah dan tingkat
kesenjangan tinggi

Keterangan :
T = Indeks Theil Yij = PDRB per kapita kabupaten j, pulau i
Tw = Kesenjangan dalam pulau Y'= PDRB per kapita Provinsi 
TB = Kesenjangan antarpulau Yi = PDRB pulau i
Yij = PDRB kabupaten j, pulau i Y'ij = PDRB per kapita pulau i
Y = Total PDRB Provinsi
Ketimpangan Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan
◉ Distribusi pendapatan yang tidak merata akan berdampak pada kemiskinan
◉ Menurut Todaro (2000), Pengaruh antara ketimpangan distribusi pendapatan terhadap kemiskinan
dipengaruhi oleh adanya peningkatan jumlah penduduk
◉ Pertambahan penduduk cenderung berdampak negatif terhadap jumlah penduduk miskin
Program Penanggulangan Kemiskinan (SBY)
◉ Program Keluarga Harapan (PKH)
◉ Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
◉ Bantuan Siswa Miskin (BSM)
◉ Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (JAMKESMAS)
◉ Program Beras Untuk Keluarga Miskin (RASKIN)
◉ Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
◉ Program Perluasan Dan Pengembangan Kesempatan Kerja/Padat Karya Produktif
◉ Kredit Usaha Rakyat (KUR)
◉ Kredit Usaha Bersama (KUBE)

Program Penanggulangan Kemiskinan (Jokowi)


◉ Kartu Indonesia Sehat (KIS)
◉ Kartu Indonesia Pintar (KIP)
◉ Kartu Keluarga Sejahtera (KKS)
◉ Penyediaan Dana Desa
◉ Kredit Usaha Rakyat (KUR)
7 Jalur Pemerataan

1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat (pangan, sandang, perumahan)


2. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan
3. Pemerataan pembagian pendapatan
4. Pemerataan kesempatan kerja
5. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dlm pembangunan khususnya generasi
muda dan wanita
6. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh tanah air
7. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan

3 Jalur Pemerataan
1. Pembagian pendapatan antarlapisan pendapatan masyarakat
2. Pembagian pendapatan antar daerah, dalam hal ini antar wilayah perkotaan dan
pedesaan
3. Pembagian pendapatan antar wilayah, dalam hal ini antar propinsi dan kawasan
(Barat, Tengah dan Timur)
THANKS!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai