PENDAPATAN REGIONAL
Robinson Tarigan, ekonomi regional ; teori dan aplikasi,edisi revisi, Jakarta : Bumi Aksara,2014, hal.13-14
◉ Dalam menghitung nilai tambah suatu sektor, biaya antara harus dikeluarkan atau
dikurangkan dari nilai jual produksi pada lokasi tempat produksi. Nilai tambah inilah yang
menggambarkan tingkat kemampuan menghasilkan pendapatan diwilayah tersebut.
◉ Nilai tambah bruto terdiri dari Upah dan gaji, Laba atau keuntungan, Sewa tanah, Bunga
uang, Penyusutan, Pajak tidak langsung neto
Contoh Perhitungan Nilai Tambah
Misalnya, seorang petani mengolah sebidang tanah seluas 1 hektar yang ditanam jagung. Untuk memproduksi
jagung, petani tersebut mengeluarkan biaya sebagai berikut:
◉ PDRB atas dasar harga pasar adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul
dari seluruh sektor perekonomian di wilayah itu.
Nilai tambah bruto = nilai produksi (output) - biaya antara (intermediate cost)
◉ Nilai tambah bruto mencakup komponen-komponen faktor pendapatan (upah dan gaji, bunga,
sewa tanah dan keuntungan), penyusutan dan pajak tidak langsung neto.
◉ Nilai produksi adalah nilai barang atau yang dihasilkan dalam suatu periode tertentu, biasanya 1
tahun
◉ Biaya antara adalah biaya barang-barang dan jasa tidak tahan lama yang digunakan atau habis
dalam proses produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku
Tabel PDRB DKI Jakarta
◉ PDRN atas dasar harga pasar adalah produk domestik regional bruto atas dasar harga pasar
dikurangi penyusutan
◉ Penyusutan yang dimaksud adalah nilai susut (aus) atau pengurangan nilai barang-barang modal
(mesin, peralatan, kendaraan dan lainnya) karena barang modal tersebut terpakai dalam proses
produksi atau faktor waktu
◉ PDRN atas dasar biaya faktor adalah PDRN atas dasar harga pasar dikurangi pajak tak langsung
neto.
◉ Pajak tak langsung neto yaitu besarnya pajak tidak langsung dikurangi subsidi dalam
perhitungan pendapatan regional
◉ Pajak tidak langsung meliputi pajak penjualan, biaya ekspor, bea cukai, dan pajak lain-lain,
kecuali pajak pendapatan dan pajak perseroan
Pendapatan Regional Netto
◉ Pendapatan regional neto adalah produk domestik regional neto atas dasar harga biaya faktor
dikurangi aliran dana yng mengalir keluar ditambah aliran dana yang mengalir masuk
Pendapatan Perorangan (Personal Income) dan Pendapatan Siap Dibelanjakan (Disposable Income)
◉ Pendapatan perkapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap
penduduk sebagai hasil proses produksi yang terjadi di suatu daerah. Semakin banyak
kegiatan ekonomi di suatu daerah akan menimbulkan peningkatan proses produksi yang
pada gilirannya akan menghasilkan pendapatan.
◉ Pendapatan perkapita membagi total nilai PDRB dengan jumlah penduduk pertahun
Contoh Perhitungan Nilai Konstan
Indeks inflasi
◉ Mula-mula dihitung nilai produksi tahun 2000 dengan harga tahun berlaku (2000) yaitu
( 1.100 x 600 ) + ( 2.300 x 1000 ) = 2.960.000
◉ Nilai produksi tahun 2000 dengan harga konstan ( 1995 )
( 1.100 x 500 ) +(2.300 x 800 ) = 2.390.000 Maka inflasi 2.960.000 : 2.390.000 = 1.2385
◉ Nilai konstan sektor jasa adalah nilai harga berlaku tahun 2000 dibagi indeks inflasi yaitu
1.200.000 : 1.2385 = 968.919
Kenaikan atau Penurunan Pendapatan Regional
Metode tidak langsung adalah suatu cara mengalokasikan produk domestic bruto dari wilayah
yang lebih luas kemasing-masing bagian wilayah, misalnya mengalokasikan PDB Indonesia ke
setiap provinsi dengan menggunakan alokator tertentu, alokator yang digunakan yaitu :
◉ Nilai produksi bruto atau neto setiap sector/ subsector, pada wilayah yang dialokasikan
◉ Jumlah produksi pisik
◉ Tenaga kerja
◉ Penduduk
◉ Alokator tridak langsung lainnya
4
Distribusi Pendapatan
& Pemerataan Pembangunan
KONSEP DISTRIBUSI PENDAPATAN
1. Kurva Lorenz
Indeks Williamson
Rendah
kurang dari 0,35
Indeks Williamson
Sedang
Keterangan : antara 0,35 hingga 0,5
IW = Indeks Williamson Indeks Williamson lebih
yi = PDRB per kapita kabupaten/kota i Tinggi
besar dari 0,5
y' = Rata-rata PDRB per kapita Provinsi
Pi = Jumlah penduduk kabupaten/kota i
P = Jumlah penduduk Provinsi
5. Indeks Theil
◉ Rumus perhitungan indeks Theil: ◉ Jika nilai indeks theil berkisar antara nol
sampai dengan satu, maka distribusi
pendapatan merata sempurna antar
kelompok wilayah dan tingkat kesenjangan
rendah
◉ Apabila nila indeks theil lebih dari satu
artinya distribusi pendaptan tidak merata
antar kelompok wilayah dan tingkat
kesenjangan tinggi
Keterangan :
T = Indeks Theil Yij = PDRB per kapita kabupaten j, pulau i
Tw = Kesenjangan dalam pulau Y'= PDRB per kapita Provinsi
TB = Kesenjangan antarpulau Yi = PDRB pulau i
Yij = PDRB kabupaten j, pulau i Y'ij = PDRB per kapita pulau i
Y = Total PDRB Provinsi
Ketimpangan Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan
◉ Distribusi pendapatan yang tidak merata akan berdampak pada kemiskinan
◉ Menurut Todaro (2000), Pengaruh antara ketimpangan distribusi pendapatan terhadap kemiskinan
dipengaruhi oleh adanya peningkatan jumlah penduduk
◉ Pertambahan penduduk cenderung berdampak negatif terhadap jumlah penduduk miskin
Program Penanggulangan Kemiskinan (SBY)
◉ Program Keluarga Harapan (PKH)
◉ Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
◉ Bantuan Siswa Miskin (BSM)
◉ Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (JAMKESMAS)
◉ Program Beras Untuk Keluarga Miskin (RASKIN)
◉ Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
◉ Program Perluasan Dan Pengembangan Kesempatan Kerja/Padat Karya Produktif
◉ Kredit Usaha Rakyat (KUR)
◉ Kredit Usaha Bersama (KUBE)
3 Jalur Pemerataan
1. Pembagian pendapatan antarlapisan pendapatan masyarakat
2. Pembagian pendapatan antar daerah, dalam hal ini antar wilayah perkotaan dan
pedesaan
3. Pembagian pendapatan antar wilayah, dalam hal ini antar propinsi dan kawasan
(Barat, Tengah dan Timur)
THANKS!
Any questions?