08211540000054
MANAJEMEN
PEMBANGUNAN
DAERAH
TUGAS 1
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas critical review pada mata kuliah Manajemen Pembangunan Daerah
dengan jurnal yang berjudul “Integrasi Pembangunan di Provinsi Jawa Tengah: Kajian Bantuan
Keuangan kepada Kabupten/Kota melalui APBD Provinsi Jawa Tengah”. Selama proses
penulisan laporan ini banyak mendapatkan bantuan dari pihak-pihak lain sehingga laporan ini
dapat terselesaikan dengan optimal. Pada Kesempatan ini tim penulis menyampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini yaitu Bapak Dr.
Ir. Eko Budi Santoso, Lic.Rer.Reg. sebagai dosen pengampu mata kuliah teori perencanaan
yang telah membimbing saya dalam menyelesaikan tugas ini serta memberikan ilmu dan saran
yang sangat bermanfaat.
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan pembaca.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata kami ucapkan terima
kasih.
i
DAFTAR ISI
ii
I. DESKRIPSI ISU-ISU UTAMA
1
II. CRITICAL REVIEW
Lesson learned yang didapatkan setelah menelaah jurnal ini adalah sebagai berikut:
1. Integrasi merupakan kunci dari adanya sinkronisasi kebijakan dari
pemerintah pusat hingga ke pemerintah kabupaten/kota dalam upaya
mewujudkan good governance;
2. Perwujudan bentuk realisasi APBD Provinsi tidak selamanya berjalan
lancar, ternyata masih ada daerah yang menggunakan APBD Provinsi tidak
sesuai dengan proses pelaksanaannya;
2
3. Sebelum mengajukan permintaan bantuan dana melalui APBD Provinsi,
seharusnya daerah melakukan analisis terkait tingkat prioritas pembangunan
program-program sehingga lebih siap dalam perhitungan kebutuhan
anggaran;
4. Terdapat gap antara pelaksanaan Bantuan Keuangan Kepada
Kabupaten/Kota yang diharapkan dapat mendorong terjadinya integrasi
pembangunan di wilayah Provinsi dengan implementasinya di lapangan. Gap
tersebut bermuara pada pengalokasian anggaran yang besar sehingga
mengakibatkan banyaknya jumlah kegiatan apabila anggaran per kegiatan
bernilai kecil, serta sangat besarnya alokasi anggaran apabila jumlah
kegiatannya sedikit.
5. Penyediaan dana sharing juga harus dijalankan karena melihat masih
banyaknya daerah yang memiliki keterbatasan dana APBD Provinsi,
sehingga program yang seharusnya terlaksana tidak dapat di realisaikan
karena keterbatasan dana. Wilayah yang memiliki APBD berlebih
seharusnya bisa meminjamkan daerah yang membutuhkan tersebut sehingga
nantinya program pembangunan dapat berjalan dengan semestinya.
3
LAMPIRAN JURNAL
4
INTEGRASI PEMBANGUNAN DI PROVINSI JAWA TENGAH:
KAJIAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA KABUPATEN/KOTA MELALUI
APBD PROVINSI JAWA TENGAH
ABSTRAK
ABSTRACT
Integrasi Pembangunan di Provinsi Jawa Tengah; Kajain Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota Melalui 13
APBD Provinsi Jawa Tengah– Handa Ashidy, Wiwandari Handayani
PENDAHULUAN kegiatan (Wennersten et al, 2016).
Integrasi terbagi menjadi tiga Integrasi antar lembaga merupakan inte-
dimensi yaitu wilayah (integrasi wilayah), grasi yang dilakukan antara pemerintah,
sektoral (integrasi sektoral) dan organisasi swasta dan masyarakat dalam pelaksanaan
(integrasi organisasional) menurut Kidd kegiatan sektor publik (Scott et al, 2013).
(dalam Ran dan Budic, 2016) yang Pelaksanaan pembangunan yang
dilingkupi oleh kebijakan sebagai konsep terintegrasi merupakan salah satu upaya
besar integrasi pembangunan (Stead dan mewujudkan good governance, yaitu
Meijers, 2009). Integrasi wilayah merupa- manajemen kompeten yang dijalankan
kan integrasi dengan pendekatan hirarki oleh suatu negara dengan cara yang
(Ran dan Budic, 2016) yaitu seperangkat terbuka, transparan, akuntabel, adil dan
elemen dalam tingkatan yang berbeda responsif terhadap kebutuhan rakyatnya
mulai dari tingkat regional, nasional, (Ray et al, 2013 dalam Chong et al, 2016),
provinsi sampai dengan lokal (Rajabifard, utamanya dalam tantangan otonomi
Escobar, dan Williamson, 2000 dalam Ran daerah. Otonomi daerah adalah kewe-
dan Budic, 2016). Integrasi organisasional nangan yang diberikan kepada Pemerintah
bertujuan untuk menghasilkan keputusan Daerah untuk mengelola sektor adminis-
yang lebih komprehensif serta menghasil- trasi pemerintahan disamping urusan
kan kegiatan yang lebih mungkin untuk pertahanan dan keamanan, kebijakan luar
dilaksanakan (Ran dan Budic, 2016), yang negeri, masalah moneter dan fiskal,
dibedakan menjadi tiga, yaitu; pertama, hukum serta agama (Kuncoro, 2004 dalam
integrasi strategis, merupakan sinkronisasi Soewardi, 2015). Dengan adanya kewe-
antara kegiatan yang direncanakan dengan nangan tersebut, diperlukan pembangunan
program/kegiatan lain ataupun rencana yang terintegrasi antara Pemerintah
strategis lain; kedua, integrasi operasional, Provinsi Jawa Tengah dengan visi dan
merupakan integrasi mekanisme pelaksa- misi kepala daerah kabupaten/kota. Salah
naan program yang melibatkan berbagai satu alat yang dapat digunakan yaitu
instansi terkait; dan ketiga, integrasi Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/
pemangku kepentingan, merupakan Kota yang dibiayai dari APBD Provinsi
integrasi dalam berbagai disiplin ilmu Jawa Tengah.
serta berbagai pemangku kepentingan Permasalahan integrasi pemba-
(Kidd, 2007 dalam Scott et al, 2013). Hal- ngunan melalui Bantuan Keuangan
hal yang mempengaruhi integrasi organi- Kepada Kabupaten/Kota dari segi pembia-
sasional adalah ada tidaknya koordinasi, yaan berupa terbatasnya kemampuan
komunikasi dan saling pengertian antara keuangan, sehingga pengalokasiannya
pemangku kepentingan (Wennersten et al, harus mempertimbangkan kegiatan
2016), keterbatasan kemampuan keuangan prioritas melalui proses Musrenbang.
(alokasi anggaran), keterbatasan waktu, Disamping itu, selalu dijumpai kegiatan
serta staf yang memadai (keterbatasan yang tidak dilaksanakan oleh Kabupaten
sumber daya manusia) menurut Amos /Kota yang mengindikasikan belum
(dalam Baker et al, 2010). Sementara itu, adanya sinkronisasi antara kegiatan
integrasi sektoral dapat dibedakan menjadi prioritas yang ditetapkan dengan kebutu-
dua yaitu integrasi lintas sektoral dan han Kabupaten/Kota. Dari gambaran
integrasi antar lembaga (Kidd, 2007 dalam tersebut, maka dilakukan penelitian yang
Scott et al, 2013). Integrasi lintas sektoral bertujuan untuk mengkaji tingkat integrasi
merupakan gabungan berbagai perspektif pembangunan antara Provinsi Jawa
sektor dalam perencanaan program/ Tengah terhadap kebutuhan Kabupaten/
Integrasi Pembangunan di Provinsi Jawa Tengah; Kajain Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota Melalui 15
APBD Provinsi Jawa Tengah– Handa Ashidy, Wiwandari Handayani
Proses pelaksanaan Kelompok integrasi Kab/Kota
Bankeu berdasarkan proses dan kebutuhan
Analisis
Kesesuaian/Ketidaksesuaian
Bankeu terhadap Aspek ketidaksesuaian integrasi pemb
Kebutuhan Kab/Kota dan keg yg tdk sesuai kebutuhan
Kab/Kota
Gambar 1
Diagram Proses Analisis Integrasi Pembangunan
Sumber: Hasil analisis, 2016
Gambar 2
Diagram Kegiatan Tidak Selesai dan/atau Tidak Dapat Dilaksanakan
di 35 Kab/Kota TA 2011-2015
Sumber: Hasil analisis, 2017
100.00
80.00
TA. 2011
TA. 2012
60.00
TA. 2013
TA. 2014
TA. 2015
40.00
20.00
-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Gambar 3
Diagram Ketidaksesuaian Proses Pelaksanaan Kegiatan dari Variabel Waktu Pelaksanaan di 35
Kab/Kota TA 2011-2015
Integrasi Pembangunan di Provinsi Jawa Tengah; Kajain Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota Melalui 17
APBD Provinsi Jawa Tengah– Handa Ashidy, Wiwandari Handayani
120.00
100.00
80.00
TA. 2011
TA. 2012
60.00
TA. 2013
TA. 2014
TA. 2015
40.00
20.00
-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Gambar 4
Diagram Ketidaksesuaian Proses Pelaksanaan Kegiatan Dari Variabel Alokasi Anggaran di 35
Kab/Kota TA 2011-2015
20.00
15.00
TA. 2011
TA. 2012
TA. 2013
TA. 2014
5.00
-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Gambar 5
Diagram Ketidaksesuaian Kegiatan Terhadap Kebutuhan di 35 Kab/Kota TA 2011-2015
Sumber: Hasil analisis, 2017
Integrasi Pembangunan di Provinsi Jawa Tengah; Kajain Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota Melalui 19
APBD Provinsi Jawa Tengah– Handa Ashidy, Wiwandari Handayani
ketersediaan waktu. Keempat faktor kebijakan penetapan kegiatan pada APBD
tersebut menunjukkan adanya keterkaitan Perubahan. Kedua kebijakan tersebut
antara kebijakan yang satu dengan yang saling bertentangan sehingga berdampak
lain, namun tidak saling menguatkan. pada pelaksanaan kegiatan oleh
Salah satunya yaitu kebijakan mengenai Kabupaten/Kota (Gambar 6).
ketentuan luncuran kegiatan dengan
Gambar 6
Interkoneksi Kebijakan Dalam Pelaksanaan Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota
Sumber: Hasil analisis, 2017
tidak tercipta
Gambar 7.
Hubungan Tidak Terwujudnya Integrasi Pembangunan
Integrasi Pembangunan di Provinsi Jawa Tengah; Kajain Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota Melalui 21
APBD Provinsi Jawa Tengah– Handa Ashidy, Wiwandari Handayani
Integrasi Mekanisme Integrasi Integrasi
Strategis Pembangunan Vertikal
Hirarki
Wilayah
Waktu Alokasi
pelaksanaan Anggaran
Keterangan:
: Implikasi
: Kebijakan dalam pelaksanaan Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota
Gambar 8.
Hubungan Tidak Terwujudnya Integrasi Vertikal Dan Integrasi Strategis
Sumber: Hasil analisis, 2017
Mekanisme Hirarki
Integrasi wilayah
Pembangunan
Implementa Kebijakan
Masukan
kebijakan
Keterangan:
: Implikasi
: Kebijakan dalam pelaksanaan Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota
Gambar 9.
Pengaruh Sinkronisasi Penetapan Kegiatan Dengan Ketentuan
Terhadap Integrasi Vertikal dan Strategis
Sumber: Hasil analisis, 2017
Integrasi Pembangunan di Provinsi Jawa Tengah; Kajain Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota Melalui 23
APBD Provinsi Jawa Tengah– Handa Ashidy, Wiwandari Handayani
Kebijakan
Dalam
Bankeu
Waktu Alokasi
Pelaksanaan Anggaran
Gambar 10
Integrasi Kebijakan Dalam Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota
Sumber: Hasil analisis, 2017
Praktek
Pelaksanaan
Integrasi Pembangunan
Gambar 11.
Integrasi Kebijakan Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota Dalam Mewujudkan Integrasi
Pembangunan
Sumber: Hasil analisis, 2017
Integrasi Pembangunan di Provinsi Jawa Tengah; Kajain Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota Melalui 25
APBD Provinsi Jawa Tengah– Handa Ashidy, Wiwandari Handayani
APBD Induk/P Jml keg Tingkat Integrasi
banyak kesiapan Vertikal
Kab/Kota antara
melaksanakan kebijakan dan
Besar Nilai paket
kegiatan implementasi
Alokasi besar
keg Bankeu
Anggara
n Kecil
Political tidak
Gover mendukung
nance Sumber pemerataan
Integrasi
Usulan dan pembangunan
Pembangu
Good Economic Proporsinya nan Prov
Gover Gover
nance Jateng
nance
Administra
tive Gover
nance
Sinkronisasi Integrasi
pemilihan keg dgn Strategis antara
ketentuan jenis Tdk sesuai penentuan keg
kegiatan Keg tdk Bankeu dgn
program
sesuai Juknis program
prioritas
Keterangan: Sinkronisasi strategis
daerah
: Implikasi pemilihan keg dgn Kab/Kota
peraturan lain
Gambar 12.
Variabel yang Mempengaruhi Integrasi Pembangunan Provinsi Jawa Tengah
Sumber: Hasil analisis, 2017
Gambar 13.
Skema Integrasi Pembangunan di Provinsi Jawa Tengah dalam Pelaksanaan Bantuan Keuangan
Kepada Kabupaten/Kota
Sumber: Hasil analisis, 2017
Integrasi Pembangunan di Provinsi Jawa Tengah; Kajain Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota Melalui 27
APBD Provinsi Jawa Tengah– Handa Ashidy, Wiwandari Handayani
pengaruhi tingkat integrasi pembangunan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota.
di Provinsi Jawa Tengah melalui Pertama pengkajian ketentuan luncuran
pelaksanaan Bantuan Keuangan Kepada kegiatan dengan memperhatikan kebijakan
Kabupaten/Kota. Faktor-faktor integrasi yang lain (penentuan kegiatan prioritas,
pembangunan tersebut adalah sinkronisasi penentuan besaran anggaran dan waktu
kebijakan merupakan faktor dari integrasi pengalokasian, Kedua, penyediaan dana
vertikal dalam integrasi wilayah, sharing untuk membiayai perencanaan dan
implementasi kegiatan merupakan faktor persiapan kegiatan, Ketia, penggunaan
dari integrasi horizontal dalam integrasi indikator proporsionalitas keserasian
wilayah, waktu pelaksanaan merupakan untuk menetapkan besaran alokasi
faktor dari integrasi strategis dalam anggaran bantuan sarana prasarana.
integrasi organisasional, alokasi anggaran Keempat, koordinasi dalam penentuan
merupakan faktor dari integrasi strategis kebijakan proporsi sumber usulan kegiatan
dalam integrasi organisasional, SDM yang (antara usulan dari Pemerintah
memadai merupakan faktor dari integrasi Kabupaten/Kota, DPRD dan Gubernur)
operasional dalam integrasi organisasi- berdasarkan urgenitasnya terhadap
onal, koordinasi merupakan faktor dari penyelesaian permasalahan di Kabupaten/
integrasi pemangku kepentingan dalam Kota serta prioritas terhadap pencapaian
integrasi organisasional, komunikasi dan program-program strategis daerahuntuk
saling pengertian merupakan faktor dari menjaga keseimbangan kekuasaan antar
integrasi pemangku kepentingan dalam sektor, Kelima, pengembangan kapasitas
integrasi organisasional, serta keseimbang- SDM pada SKPD Kabupaten/Kota
an kekuasaan antar sektor merupakan pengelola kegiatan Bantuan Keuangan
faktor dari integrasi lintas sektoral dalam Kepada Kabupaten/Kota. Keenam,
integrasi sektoral. peningkatan komunikasi bersama dengan
Berdasarkan uraian diatas, terdapat sumber-sumber usulan dalam pemerataan
beberapa hal yang perlu dilakukan untuk alokasi anggaran melalui rapat koordinasi
mewujudkan integrasi pembangunan di terkait besaran dan sasaran lokasi
Provinsi Jawa Tengah melalui Bantuan kegiatan.
Integrasi Pembangunan di Provinsi Jawa Tengah; Kajain Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota Melalui 29
APBD Provinsi Jawa Tengah– Handa Ashidy, Wiwandari Handayani
30 Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Volume 15 Nomor 1 – Juni 2017