1. Nilai seluruh produk (barang dan jasa) yang diproduksi dalam suatu negara selama satu
periode tertentu.
2. Jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh faktor produksi dalam suatu negara selama
satu periode tertentu.
3. Jumlah pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara
selama satu periode tertentu.
4. Konsep Pendapatan Nasional
5. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product)
Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh
masyarakat dalam waktu satu tahun, termasuk barang dan jasa yang dihasilkan oleh
warga negara asing di dalam negeri. Jika Anda ingin menentukan besarnya PDB
Indonesia, berarti harus menghitung jumlah barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh
seluruh warga negara, tetapi tidak mengikutsertakan nilai barang dan jasa atau
pendapatan yang dihasilkan oleh warga negara Indonesia di luar negeri.
PDB dikenal di tingkat nasional. Adapun di tingkat regional dikenal istilah Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh masyarakat di satu wilayah (region), baik di tingkat provinsi maupun
kabupaten atau kota. Seperti halnya PDB, PDRB adalah salah satu indikator makro yang
dapat menggambarkan besarnya nilai tambah yang diperoleh dari berbagai aktivitas
perekonomian di suatu wilayah. Besar kecilnya PDRB suatu provinsi, kabupaten atau
kota sangat ditentukan oleh potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang
mengelolanya. Oleh karena itu, tidak heran, jika perolehan PDRB di tiap daerah akan
bervariasi sesuai dengan potensi yang dimiliki setiap daerah. PDRB Provinsi DKI
Jakarta, tentunya akan berbeda dengan PDRB Nanggroe Aceh Darussalam atau Papua.
Begitu pun PDRB Kota Bandung tentu akan berbeda dengan PDRB Kota Surabaya.
Pendapatan Nasional Neto disebut juga sebagai Pendapatan Nasional (PN). Jadi,
Semua jenis pajak, iuran asuransi, dan laba ditahan merupakan pengurangan terhadap
turunan perhitungan pendapatan nasional. Pengurangan tersebut karena semua jenis
pajak, iuran, dan laba ditahan merupakan jenis pengeluaran pendapatan (semua rumah
tangga) untuk konsumsi yang tidak langsung digunakan sama sekali oleh orang atau
pihak yang mengeluarkan pendapatan.
Nilai tambah yang dimaksud adalah selisih antara nilai produksi (nilai output) dan nilai
biaya antara (nilai input), yang terdiri atas bahan baku dan bahan penolong yang
digunakan dalam proses produksi.
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
Q1, Q2, Q3, dan Qn = jumlah jenis barang ke-1, ke-2, ke-3, ke-n
P1, P2, P3, dan Pn = harga jenis barang ke-1, ke-2, ke-3, ke-n
Contoh :
Seandainya seorang pengusaha pakaian akan memulai usahanya, langkah pertama yang
dilakukan adalah membeli kapas dari para petani dengan harga Rp300,00. Pengusaha
pabrik akan mengolah kapas menjadi benang dengan biaya Rp400,00. Para pedagang
akan menjual benang kepada pabrik tekstil untuk diolah menjadi kain dengan biaya
Rp600,00. Kain tersebut masuk ke pabrik garmen untuk diproduksi menjadi pakaian
jadi dengan biaya sebesar Rp800,00. Seterusnya, pakaian jadi tersebut dijual kepada
pedagang di pasar dengan harga Rp1.000,00. Ilustrasi di atas terlihat dalam tabel
dibawah ini.
9 Jasa-jasa 198.069,3
https://superkurnia.wordpress.com/2015/12/18/konsep-dan-metode-perhitungan-pendapatan-
nasional/
Berbicara tentang aspek penting untuk kemajuan bangsa adalah pendapatan nasionalnya. Ketika
pendapatan nasional suatu negara tinggi maka menunjukkan bahwa sumber daya manusia yang
dimiliki produktif, dengan begitu maka kemajuan suatu negara akan mudah tercapai. Dengan begitu
kehidupan masyarakat serta devisa negara akan tetap terjaga dan tidak akan terjadi gangguan atau
halangan dari pihak lain untuk meraih kesejahteraan dan kemakmuran. (Baca juga : fungsi pajak
dalam pembangunan negara)
ads
Namun ada yang harus kita ketahui bahwasannya meskipun pendapatan nasional merupakan salah
satu penentu atau aspek yang menentukan kemajuan atau kesejahteraan suatu negara, tetapi hal ini
tidak selamanya berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan dikarenakan tentang permasalahan
ekonomi, misalkan ada suatu negara dengan pendapatan nasional yang sangat tinggi namun banyak
masyarakatnya yang masih terlantar, hal ini dikarenakan masih adanya ketimpangan status ekonomi
antar individu dalam negara tersebut, sehingga pendapatan negara yang besar itu hanya dinikmati
oleh beberapa orang saja. Terlepas dari itu semua dalam pembahasan kali ini kita akan membhas
tentang metode perhitungan pendapatan nasional. (Baca juga : Hubungan ekonomi dan politik)
Metode perhitungan pendapatan nasional merupakan salah satu cara untuk mementukan jumlah atau
besar dari nilai pendapatan nasional tersebut. Metode perhitungan pendapatan nasional memiliki
beberapa fungsi selain untuk mengethaui jumlah pendapatan nasional suatu negara, metode
perhitungan ini juga bisa dijadikan alat evaluasi, dengan hasil yang diberikan pemerintahan suatu
negara bisa menilai dan mengevaluasi kinerja para sumber daya manusianya, mereka bisa mengukur
produktifitas negaranya. Adapun untuk mengetahui jumlah atau nilai dari pendapatan nasional ada 3
metode dalam perhitungannya, yakni metode perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan
produksi, pendekatan pengeluaran dan pendekatan pemasukan.
Pendekatan produksi
Metode pendekatan produksi adalah metode perhitungan pendapatan nasional pertama yang kita
akan bahas. Dalam metode ini dijelaskan bahwa perhitungan pendapatan nasional dihitung dari
penjumlahan seluruh hasil produksi suatu produk baik barang maupun jasa yang dihasilkan atau
diperoleh dari seluruh pelaku kegiatan ekonomi yang ada dalam satu negara serta dalam satu
periode ekenomi tertentu kurang lebih tiap tahun sekali. Cara menghitung pendapatan nasionalnya
yaitu dengan mengalikan jumlah seluruh produk baik barang ataupun jasa yang telah dihasilkan atau
diproduksi dalam kururn waktu satu tahun dengan harga satuan tiap produknya bisa berbentuk
barang maupun jasa. Misalkan dalam setahun itu produk baik barang maupun jasa yang bisa
diproduksi berjumlah seribu produk, maka hal tersebut harus dikalikan dengan harga satuan yang
mereka miliki untuk mendapatkan jumlah atau besarnya pendapatan nasional negara tersebut dalam
satu tahunnya.
Hal ini dirumuskan dengan : {(P1 x Q1) + (P2 x Q2) + (P3 x Q3) + ….. + (Pn x Qn)}
Keterangan :
Y : Pendapatan nasional
Harga per unit kapas Rp 10.000, harga benang Rp 15.000/ unit, harga kain Rp 20.000/ unit, dan
harga baju koko Rp 40.000. maka besarnya nilai akhir dan nilai tambah dari benda-benda ini yaitu :
nilai akhir sebasar Rp 85.000 dan nilai tambahnya sebesar Rp 40.000. jadi yang dimasukkan ke
dalam hitungan pendapatan nasional adalah nilai tambah yang berjumlah Rp 40.000 bukan nilai akhir
yang berjumlah Rp 85.000, karena jika nilai akhirnya yang dimasukkan ke dalam hitungan maka kita
akan melakukan kesalahan berupa pengulanagan penjumlahan. Hal ini harus dihindari karen nilai
akhir baju koko terdapat nilai akhir dari kain, dan dalam nilai akhir kain terdapat nilai akhir benang
serta dalam nilai akhir benang terdapat nilai akhir kapas, inilah yang disebut penjumlahan berulang.
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-makro/metode-perhitungan-pendapatan-
nasional
Pendapatan nasional menjadi salah satu tolak ukur atau indikator dari tingkat
pembangunan dan perkembangan kesejahteraan negara dari waktu kewaktu,
selain itu dari pendapatan nasional ini juga kita dapat mengetahui arah ,
tujuan, dan struktur perekonomian negara tersebut. (Cara Menghitung
Pesangon Pemutus Hubungan Kerja atau PHK)
Metode perhitungan pendapatan nasioan merupakan salah satu cara yang
digunakan untuk menentukan jumlah atau besar dari nilai pendapatan
nasional tersebut. Selain itu, untuk mengetahui jumlah pendapatan nasional
suatu negara, metode atau cara perhitungan pendapatan nasional juga bisa
dijadikan alat evaluasi oleh pejabat pemerintah di negri tersebut. (Pengertian
Pasar Oligopoli, Ciri-Ciri, Beserta Contohnya)
Dimana para pejabat negara bisa menilai dan malakukan evaluasi kinerja para
sumber daya manusaianya dan mengukur produktivitas negaranya.
Setidaknya ada 3 metode atau cara perhitungan yang bisa digunakan untuk
mengetahui jumlah atau nilai dari pendapatan nasional, yaitu metode
perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi, pendekatan
pengeluaran, dan pendekatan pemasukan. (Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penawaran dan Permintaan Barang dan jasa)
Dan berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing ketiga metode
perhitungan pendapatan nasional pada suatu negara.
akuntanonline.com
Kegiatan yang menciptakan nilai tambah atau value added adalah sebuah
penjelasan singkat dari sebuah kegiatan produksi. Jadi dapat kita simpulkan
bahwa perhitungan pendekatan produksi, hanya mencakup perhitungan nilai
tambah pada setiap sektor lahan produksi. (Makna Akuntansi Sebagai Sistem
Informasi, dan Bidang-Bidang Akuntansi)
Dengan cara menjumlahkan nilai tambah / value added dari seluruh sektor
produksi selama satu tahun atau satu periode tertentu, ini merupakan cara
kerja dari metode pendekatan produksi.
Nilai tambah yang kami maksud disni adalah selisih antara nilai produksi atau
nilai output, dengan nilai biaya atau niali input . yang terdiri atas bahan yang
termasuk dalam proses produksi termasuk bahan baku dan bahan penolong.
(Pengertian FIFO, LIFO, AVERAGE, HPP dan Contoh Soal Dengan 2 Pencatatan)
Menurut International Standar Industri Classification, perekonomian Indonesia
diklasifikasikan atau dikelompokan menjadi beberapa sektor atau lapangan
yang terbagi dalam tiga kelompok. Berikut ini adalah ketiga kelompok
tersebut.
1. Sektor Primer
Yang termasuk dalam sektor ini adalah pertanian, peternakan, kehutanan, dan
perikan. Ada juga pertambangan dan penggalian.
2. Sektor Sekunder
Yang termasuk dalam sektor ini adalah industri pengolahan, listrik, air dan gas.
3. Sektor Tersier
Perdagangan, hotel, dan restoran, pengankutan dan telekomunikasi dan jsa
lain-lainya, merupakan bagian dari sektor tersier.
Rumus Pendekatan produksi
Berikut ini adalah rumus dari pendekatan produksi:
https://akuntanonline.com/cara-menghitung-pendapatan-nasional/