Anda di halaman 1dari 9

BAB 6 : ANALISIS INPUT-OUTPUT PEREKONOMIAN WILAYAH

(EKONOMI REGIONAL 1)

DISUSUN
OLEH :

NAMA KELOMPOK 4:

KETUA :DADAH KHALIDA LAUSELANG

ANGGOTA :

NURHADSIAH SELAY

SRI WAHYUNI

KARTIKA

PRILI FAJRIATI

MHARA VERONIKA

UNIVERSITAS PATTIMURA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
EKONOMI PEMBANGUNAN
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
Segala Rahmat ,Petunjuk,dan KaruniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
untuk memenuhi tugas mata kuliah“ EKONOMI REGIONAL ” .Makalah ini dapat digunakan
sebagai wahana untuk menambah pengetahuan,dan referensi tambahan dalam belajar ekonomi
regional . Makalah ini di buat sedemikian rupa agar pembaca dapat dengan mudah mempelajari
ANALISIS INPUT-OUTPUT PEREKONOMIAN WILAYAH secara lebih lanjut .

Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua sumber yang namanya tidak bisa kami
sebutkan satu per sa tu yang telah membantu dalam mempersiapkan,melaksankan,dan
menyelesaikan penulisan makalah ini . Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan
makalah ini ,namun tidak mustahil apabila dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu,kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan
dalam menyempurnakan makalah tersebut.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan
tentang ANALISIS INPUT-OUTPUT PEREKONOMIAN WILAYAH

Ambon, Oktober 2019

Kelompok 4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. 1

KATA PENGANTAR ................................................................................ 2

DAFTAR ISI ............................................................................................... 3

A. Arti ruang lingkup analisis input-output ..................................................... 4


B. Ilustrasi sederhana tentang tabel input-output ............................................. 5
C. Manfaat/kegunaan analisi input-output ....................................................... 5
D. Tabel transaksi dalam metode input-output....................................................
E. Matriks koefisien input..................................................................................
F. Matriks pengganda..........................................................................................
G. Daya menarik dan derajat kepekaan................................................................
H. Contoh perhitungan untuk 3 sektor (matriks 3 x 3)........................................
I. Penutup ...........................................................................................................
BAB 6 : ANALISIS INPUT-OUTPUT PEREKONOMIAN WILAYAH

A. Arti Dan Ruang Lingkup Analisis Input-Output


Analisis input-output (analisis masukan-keluaran) adalah suatu analisis atas
perekonomian wilayah sccara komprehensif karena meliha keterkaitan antarsektor ckonomi di
wilayah tersebur secara kescluruhan. Dengan demikian, apabila terjadi perubahan tingkat
produksi atas sektor tertentu, dampaknya terhadap sektor lain dapat dilihat. Selain itu, analisis ini
juga terkait dengan tingkat kemakmuran masyarakat di wilayah tersebut melalui input primer
(nilai tambah). Artinya, akibat perubahan tingkat produksi sektor-sektor tersebut, dapat dilihat
seberapa besar kemakmuran masyarakat bertambah/berkurang. Setiap produk pasti
membutuhkan input agar produk itu dapat dihasilkan. Hasil produk dapat langsung dikonsumsi
atau sebagai input untuk menghasilkan produk lain atau input untuk produk yang sama pada
putaran berikutnya, misalnya bibit. Input dapat berupa output dari sektor lain (termasuk sektor
sendiri tetapi dari putaran sebelumnya) yang sering disebut input antara berupa bahan baku dan
input primer berupa tenaga kerja, keahlian, peralatan, dan modal. Keikutsertaan faktor-faktor
produksi akan mendapat imbalan yang menjadi pendapatan masyarakat sesuai dengan
peran/keterlibatannya.
Hal itu menggambarkan bahwa sektor-sektor dalam perekonomian wilayah saling terkait
antara yang satu dengan lainnya. Kaitan itu bisa bersifat langsung maupun tidak langsung.
Contoh kaitan langsung, misalnya pabrik minyak goreng (minyak makan) membutuhkan CPO
(minyak kelapa sawit) sebagai bahan bakunya, pabrik CPO membutuhkan TBS (tandan buah
segar) dari perkebunan, perkebunan membutuhkan pupuk dan insektisida, pabrik pupuk dan
insektisida memerlukan bahan baku, sehingga perlu. Masing-masing kegiatan produksi di atas
memerlukan tenaga kerja, kegiatan transportasi, dan jalur pemasaran. Kaitan tidak langsung,
berarti perubahan itu terjadi lewat sektor antara. Misalnya, pabrik CPO tidak membutuhkan
pupuk dan pestisida. Akan tetapi. Peningkatan permintaan CPO meningkat, permintaan akan
TBS meningkat. Dengan demikian, permintaan akan pupuk dan pestisida himeningkat dalam
rangka meningkatkan produKSI TBS.
Karena keterkaitan yang begitu luas, perubahan pada salah satu sektor, misalnya output-
nya meningkat atau menurun, akan memberi dampak pada sektor lainnya. Perubahan itu
umumnya berasal dari berubahnya permintaan akhir dari salah satu sektor atau beberapa sektor
sekaligus. Apabila permintaan akhir suatu sektor berubah, ini akan mengubah permintaannya
(berupa input) dari berbagai sektor dan perubahan ini akan berlangsung dalam beberapa putaran.
Akan tetapi, besarnya permintaan akan menurun untuk setiap putaran berikutnya sehingga
akhirnya dampak dari putaran sudah dapat diabaikan. Di sisi lain kenaikan produksi dari salah
satu sektor akan mendorong kenaikan produksi di sektor hilir karena meningkatnya persediaan
bahan baku. Hal ini juga berlaku apabila ada permintaan akhir dari salah satu sektor menurun,
misalnya karena produk kalah bersaing di pasar global. Hal ini akan memberi dampak negatif
kepada sektor-sektor lain. Fokus permasalahannya dalam metode input-output adalah keterkaitan
antarindustri sehingga terkadang ada yang menyebutnya sebagai analisis hubungan antarsektor
(inter-industry analysis).

B. Ilustrasi sederhana tentang tabel input-output


Tabel input-output beserta analisisnya lebih mudah dijelaskan dengan suatu ilustrasi
sederhana seperti misalnya, perekonomian wilayah disederhanakan hanya terdiri atas dua sektor,
yaitu pertanian dan perindustrian. Perekonomian diasumsikan tertutup, jadi tidak ada ekspor dan
impor. Hasil produksi diasumsikan habis terpakai/terjual baik sebagai bahan baku atau sebagai
konsumsi akhir. Masyarakat yang menerima pendapatan karena ikut berpartisipasi dalam
produksi, membelanjakan seluruh pendapatannya untuk membeli produk domestik. Artinya,
masyarakat tidak menyisihkan uangnya untuk ditabung (saving). Harga-harga dinyatakan dalam
harga produsen, misalnya, pembeli langsung mendatangi produsen atau sebaliknya sehingga
tidak ada margin perdagangan.

C. Manfaat/Kegunaan Analisis Input-Output


Dari ilustrasi yang dikemukakan sebelumnya dapat disimpulkan tentang kegunaan
analisis input-output, yaitu sebagai berikut.
1. Menggambarkan kaitan antarsektor sehingga memperluas wawasan terhadap perekonomian
wilayah. Dapat dilihat bahwa perekonomian wilayah bukan lagi sebagai kumpulan sektor-
sektor, melainkan merupakan satu sistem yang saling berhubungan. Perubahan pada salah
satu sektor akan langsung memengaruhi keseluruhan sektor walaupun perubahan itu akan
terjadi secara bertahap.
2. Dapat digunakanan untuk mengetahui daya menarik (backward linkage) dan daya
mendorong (forward linkage) dari setiap sektor sehingga mudah menetapkan sektor mana
yang dijadikan sebagai sektor strategis dalam perencanaan pembangunan perekonomian
wilayah
3. Dapat meramalkan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan tingkat kemakmuran, seandainya
permintaan akhir dari beberapa sektor diketahui akan meningkat. Hal ini dapat dianalisis
melalui kenaikan input antara dan kenaikan input primer yang merupakan nilai tambah
(kemakmuran).
4. Sebagai salah satu alat analisis yang penting dalam perencanaan pembangunan ekonomi
wilayah karena bisa melihat permasalahan secara komprehensif
5. Dapat digunakan sebagai bahan untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja dan modal dalam
perencanaan pembangunan ekonomi wilayah, seandainya input-nya dinyatakan dalam
bentuk tenaga kerja atau modal.
D.Tabel Transaksi Dalam Metode Input-Output
Dalam metode input-output, sebagai tabel dasar adalah tabel transaksi yang contoh
sederhananya telah dikemukakan pada subbab terdahulu. Tabel analisisnya antara lain terdiri
atas tabel koefisien input atau disebut juga matriks koefisien input, tabel/matriks pengganda,
tabel indeks daya menarik dan indeks daya mendorong serta berbagai tabel pendukung dan
tabel analisis lainnya tergantung kepada luasnya bidang yang hendak dibahas.
Tabel transaksi input-output terdiri atas 4 kuadran yang isi masing-masing kuadrannya
akan diuraikan berikut ini:
Kuadran I terdiri atas transaksi antarsektor/kegiatan, yaitu arus barang/jasa yang
dihasilkan oleh suatu sektor untuk digunakan oleh sektor lain (termasuk sektor itu sendiri),
baik sebagai bahan baku maupun sebagai bahan penolong. Artinya, barang dan jasa itu dibeli
untuk kebutuhan proses produksi yang hasil akhirnya akan dijual kembali pada putaran
berikutnya. Unsur impor di dalam input dikeluarkan dan dihitung tersendiri. Matriks yang
ada dalam kuadran I merupakan sistem produksi dan bersifat endogen, sedangkan matriks
yang berada di luar kuadran I (kuadran II, III, dan IV) bersifat eksogen. Endogen artinya
tidak berubah karena pengaruh 'dari dalam diri sendiri, perubahan hanya mampu terjadi
karena pengaruh dari luar.
Kuadran II terdiri atas permintaan akhir, yaitu barang dan jasa yang dibeli oleh
masyarakat untuk dikonsumsi (habis terpakai) dan untuk investasi. Termasuk permintaan
akhir ini adalah barang/jasa yang dibeli oleh masyarakat umum dibeli oleh pemerintah,
digunakan untuk investasi, diekspor ke luar negeri/ke luar wilayah, dan karena tidak lagi
berada di dalam negeri/wilayah dianggap habis terpakai.
Kuadran III berisikan input primer, yaitu semuà daya dan dana yang diperlukan untuk
menghasilkan suatu produk tetapi di luar kategori input antara. Termasuk dalam kategori ini
adalah tenaga kerja, keahlian, modal, peralatan, bangunan, dan tanah. Sumbangan masing-
masing pihak dihitung sesuai dengan balas jasa yang diterimanya karena keikutsertaannya
dalam proses produksi misalnya, tenaga kerja mendapat upah/gaji, keahlian mendapat
tunjangan/bonus, modal mendapat bunga atau laba, peralatan/bangunan/tanah mendapat
sewa atau tergabung dalam laba. Apa yang tertera dalam kuadran iii adalah balas jasa bagi
faktor-faktor produksi dan kàrenanya merupakan pendapatan yang menggambarkan
kemakmuran masyarakat di wilayah tersebut seandainya seluruh faktor produksi dimiliki
oleh masyarakat setempat. Jumlah keseluruhah balas jasa tersebut adalah sama dengan nilai
tambah bruto wilayah tersebut.
Kuadran IV menggambarkan bagaimana balas jasa yang diterima input primer
didistribusikan ke dalam permintadn akhir. Karena tidak dibutuhkan dalam analisis input-
output sedangkan pengumpulan datanya memerlukan survei yang rumit, kuadran ini sering
diabaikan di dalam tabel input-output.
E. Matriks Koefisien Input

Matriks koefisien input adalah sama dengan tabel koefisien input tetapi tanpa
mengikutsertakan input primer. Tanpa input primer, isi tabel akan berbentuk n x n (jumlah
baris sama dengan jumlah kolom) sehingga lebih lazim disebut matriks koefisien input. Nilai
koefisien input untuk masing-masing sel dapat dihitung dengan rumus:
Xij
Aij = xij Xj
Di mana: aij =koefisien input sektor j dari sektor i (berada pada baris i kolom j)
Xij =penggunaan input oleh sektor j dari sektor
Xj=output sektor j

F. Matriks Pengganda

Matriks pengganda adalah faktor yang menentukan besarnya perubahan pada keseluruhan
sektor seandainya jumlah produksi suatu sektor ada yang berubah. Matriks pengganda
dibutuhkan dalam memproyeksikan dampak dari perubahan salah satu sektor terhadap
keseluruhan sektor. Apabila matriks pengganda dikalikan dengan matriks permintaan akhir
(yang diproyeksikan berubah) akan menghasilkan output baru untuk keseluruhan sektor.
Langkah-langkah untuk memproyeksikan perubahan output keseluruhan sektor adalah
sebagai berikut
1. Dari tabel transaksi, hitung matriks koefisien input (matriks A).
2. Hitung matriks (1-A), yaitu matriks identitas (identity matrix) dikurangi matriks koefisien
input.
3. Hitung matriks pengganda, yaitu kebalikan (inverse) dari matriks (I-A) Matriks
pengganda = (I-A).
4. Proyeksikan dampak perubahan yang terjadi dengan cara matriks pengganda dikalikan
matriks permintaan akhir yang berubah.
Matriks pengganda adalah matriks kebalikan (inverse) dari matriks (I-A), yaitu
B = (i - a) -1
Di mana:
B = matriks pengganda
I = matriks identitas
A= matriks koefisien input

G. Daya Menarik Dan Derajat Kepekaan

Daya menarik menggambarkan pengaruh kenaikan permintaan akhir suatu sektor


terhadap sektor lainnya. Adapun daya mendorong (forward linkage) adalah mendorong
tumbuhnya sektor-scktor hilir karena meningkatnya input yang disediakan sektor hulu.
Namun dalam bentuk tabel yang tersedia, hal ini tidak bisa dihitung karena menyangkut
dampaknya di masa depan. Yang dapat dihitung adalah pengaruh perubahan keseluruhan
sektor terhadap satu sektor tertentu. Hal ini disebut derajat kepekaan karena sifatnya
merangsang sektor hilir untuk berkembang karena berkembangya sektor hulu. Hal ini berarti
perubahan pada seluruh sektor hulu yang merangsang satu sektor hilir uniuk berkembang
sehingga dinamakan derajat kepekaan.

H. Contoh Perhitungan Untuk 3 Sektor (Matriks 3 X 3)

Contoh perhitungan untuk 3 sektor (matriks 3 x 3). Misalnya, tabel input-output yang
disederhanakan berikut ini adalah menyangkut sebuah provinsi pada tahun 2000.
Perekonomian wilayah disederhanakan dalam bentuk tiga sektor. Sektor 1 adalah sektor
primer (pertanian termasuk peternakan,perikanan,kehutanan, dan pertambangan). Sektor 2
adalah sektor sekunder (perindustrian/pengolahan, bangunan, serta listrik, gas, dan air
minum), dan sektor 3 adalah sektor tersier (gasa, perdagangan, dan transportasi).

I. Penutup
Metode input-output saat ini sangat berkembang, Misalnya,metode ini dapat juga
digunakan untuk memprediksi tambahan kebutuhan tenaga kerja seandainya permintaan
akhir beberapa sektor diperkirakan akan meningkat. Perlu dihitung koefisien tenaga kerja
untuk masing-masing sektor. Kenaikan produksi masing-masing sektor diprediksi masing-
masing pengganda,setelah itu dikalikan dengan koefisien tenaga kerja. Begitu juga metode
ini dapat memperkirakan kebutuhan impor walaupun sedikit lebih rumit karena selain
digunakan sebagai input antara,impor juga digunakan untuk memenuhi permintaan akhir.

Anda mungkin juga menyukai