Anda di halaman 1dari 16

TEORI BASIS EKONOMI

(Economic Base Theory)


MK. Ekonomi Wilayah dan Kota

Hendrianto Sundaro, SE, MT. Email : hendrianto@usm.ac.id

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEMARANG
PENGERTIAN DASAR
 Kegiatan ekonomi dikelompokkan ke dalam kegiatan BASIS dan
NON BASIS
 Hanya kegiatan BASIS yang dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi wilayah
 Pada dasarnya kegiatan BASIS adalah kegiatan yang berorientasi
EKSPORT--> semua kegiatan baik penghasil produk/jasa yang
mendatangkan uang dari luar wilayah.
 Semua kegiatan yang tidak berorientasi eksport/hanya untuk
memenuhi konsumsi lokal disebut kegiatan NON BASIS
 Teori Basis Ekonomi (Economic base theory) mendasarkan
pandangan bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah
ditentukan oleh besarnya peningkatan eksport wilayah tersebut.
TEORI BASIS EKONOMI
Skematik
SERVICE
Komunikasi,Makanan
Perdagangan,Entertainment,dst
SEKTOR
NON-BASIS

SEKTORBASIS
SEKTOR BASIS
G = f (X) X = f (DE)
SEKTOR
NON-BASIS

Transportasi, Perumahan,
KET :
Pendidikan,Kesehatan, dst
G = PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH
X = EKSPOR SERVICE
DE = EXEGONEUS DEMAND
PENGGANDA BASIS
• Rasio basis ( base ratio) adalah perbandingan banyaknya lapangan
kerja non basis yang tersedia untuk setiap satu lapangan kerja basis
• Contoh :
• Dalam satu wilayah terdapat 3.000 lapangan kerja yang terdiri dari 1.000
lapangan kerja basis dan 2.000 lapangan kerja non basis maka rasio basis nya
adalah 1 : 2
• Artinya setiap 1 lapangan kerja basis tersedia 2 lapangan kerja non basis.
• Jika pada periode berikutnya kegiatan basis (eksport) meningkat dan
menambah lapangan kerja baru sebesar 100 unit, maka diharapkan akan
tercipta tambahan lapangan kerja baru sektor non basis sebanyak 200 .
Dengan demikian peningkatan eksport akan mendorong peningkatan
lapangan kerja sebanyak 300 unit.
• Dari contoh ratio basis 1 : 2 tersebut, maka setiap satu perubahan
lapangan kerja di sektor basis akan menambah lapangan kerja total
sebanyak 3 unit, yaitu 1 di sektor basis dan 2 di sektor non basis.
• Rumus Pengganda Basis

Total Lapangan Kerja 3.000


Pengganda Basis = Pengganda Basis =
Lapangan Kerja Basis 1.000
= 3

• Besarnya Perubahan lapangan kerja total untuk setiap 1 perubahan


lapangan kerja di sektor basis disebut sebagai PENGGANDA BASIS.
Catatan :
1. Untuk contoh diatas, data yang digunakan adalah data lapangan
kerja sehingga rasio yang diperoleh disebut pengganda basis
lapangan kerja (employment base multiflier).
2. Hal yang sama dapat dilakukan untuk ukuran lain misalnya
pendapatan-> nilai pengganda basis yang diperoleh disebut
pengganda basis pendapatan (income base multiflier).
3. Penggunaan data pendapatan sebenarnya lebih tepat namun
karena data tersebut umumnya sulit diperoleh maka data
lapangan kerja lebih banyak digunakan
• Jika pada suatu tahun tertentu diketahui besarnya perubahan
lapangan kerja di sektor basis, maka bisa diramalkan jumlah lapangan
kerja yang berubah untuk seluruh wilayah dengan rumus :

Perubahan total lapangan kerja = ( Nilai pengganda basis ) X ( Perubahan pada lapangan kerja basis )
METODE PENENTUAN KEGIATAN BASIS DAN
NON BASIS
Terdapat 2 metode :
1. Metode pengukuran langsung  dilakukan melalui survai langsung
ke lapangan terhadap sektor – sektor ekonomi.

2. Metode pengukuran tidak langsung, beberapa metode :


1. Pendekatan asumsi  semua sektor industri primer dan manufaktur adalah
mrpk. sektor basis.
2. Metode Location Quotient (LQ)  menggunakan data sekunder (PDRB atau
tenaga kerja) dlm menentukan sektor basis.
3. Gabungan antara (1) dan (2).
TEKNIK ANALISIS LOCATION QUOTIENT

Rumus :
LQ = ps/pl
PS/PL
Di mana :
 LQ = Location Quotient
 ps = Produksi/kesempatan kerja sektor i, pada tingkal lokal.
 pl = Produksi/kesempatan kerja total, pada tingkal lokal.
 PS = Produksi/kesempatan kerja sektor i, pada tingkal regional.
 PL = Produksi/kesempatan kerja total, pada tingkal regional.
KETENTUAN
 Jika LQ ≥ 1  sektor basis.
Artinya bahwa sektor tersebut sudah mampu memenuhi kebutuhan
permintaan pasar di dalam wilayah dan juga diekspor ke luar wilayah.

 Jika LQ < 1  sektor non-basis.


Artinya bahwa sektor tersebut hanya mampu memenuhi kebutuhan
permintaan di dalam wilayah .
LQ ≥ 1 ; artinya komoditas itu menjadi basis atau menjadi sumber pertumbuhan. komoditas
memiliki keunggulan komparatif, hasilnya tidak saja dapat memenuhi kebutuhan di
wilayah bersangkutan akan tetapi juga dapat diekspor ke luar wilayah.
; artinya komoditas itu termasuk non-basis. Produksi komoditas di suatu wilayah tidak
LQ < 1
dapat memenuhi kebutuhan sendiri sehingga perlu pasokan atau impor dari luar.
CONTOH
Hasil Perhitungan Dengan Metode LQ di Provinsi Riau
Lapangan Usaha 2006 2007 2008 2009 2010* Rerata Keterangan
1. Pertanian 1,19 1,24 1,24 1,26 1,30 1,25 Basis
2. Penggalian 5,96 6,00 6,22 6,04 6,03 6,05 Basis
3. Industri Pengolahan 0,37 0,39 0,41 0,42 0,44 0,41 Non Basis
4. Listrik & Air Bersih 0,32 0,31 0,30 0,28 0,28 0,30 Non Basis
5. Konstruksi 0,47 0,50 0,52 0,54 0,55 0,52 Non Basis
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 0,45 0,46 0,47 0,51 0,53 0,48 Non Basis
7. Pengangkutan & Komunikasi 0,39 0,37 0,35 0,34 0,33 0,36 Non Basis

8. Keu, Real Estat & Jasa 0,12 0,13 0,13 0,14 0,15 0,13 Non Basis
Perusahaan
9. Jasa-Jasa 0,47 0,50 0,52 0,54 0,56 0,52 Non Basis
Hasil perhitungan LQ menghasilkan dua kriteria yaitu :

LQ ≥ 1 ; artinya komoditas itu menjadi basis atau menjadi sumber pertumbuhan. komoditas
memiliki keunggulan komparatif, hasilnya tidak saja dapat memenuhi kebutuhan di
wilayah bersangkutan akan tetapi juga dapat diekspor ke luar wilayah.
; artinya komoditas itu termasuk non-basis. Produksi komoditas di suatu wilayah tidak
LQ < 1
dapat memenuhi kebutuhan sendiri sehingga perlu pasokan atau impor dari luar.

Hasil Analisis LQ di atas, menunjukkan dua sektor yang merupakan sektor basis yaitu sektor pertanian (1,25)
dan sektor penggalian (6,05). Dengan nilai LQ lebih dari 1, artinya dua sektor tersebut menjadi basis atau
menjadi sumber pertumbuhan, memiliki keunggulan komparatif, dan hasilnya tidak saja dapat memenuhi
kebutuhan di Propinsi Riau tetapi juga dapat di ekspor ke luar wilayah. Sedangkan, tujuh sektor lain, yaitu :
sektor industri pengolahan, listrik dan air bersih, konstruksi, perdagangan,hotel, dan restoran, keuangan, real
estat, dan jasa perusahaan, dan jasa-jasa merupakan sektor non-basis, dimana produksi komoditas di Propinsi
Riau tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri sehingga perlu pasokan atau impor dari luar.
LATIHAN SOAL
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kegiatan basis dan non basis ?
2. Apa yang dimaksud dengan pengganda basis lapangan kerja ?
3. Seandainya diketahui bahwa pengganda basis lapangan kerja adalah
= 3, pada periode berikutnya akan ada kenaikan lapangan pekerjaan
sektor basis sebesar 1.000 unit. Berapa jumlah lapangan kerja yang
akan brtambah ?
4. Apakah penambahan lapangan kerja sektor non bais akan segera
terjadi setelah lapangan kerja sektor basis bertambah ? Jelaskan !
5. Apa dampak buruk dari menurunnya eksport ?
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai