Anda di halaman 1dari 4

Nama : Weli Yandi

NIM : 1701015131

Jurusan : Ilmu Ekonomi

Mata Kuliah : E.P Regional

1. Apa yang dimaksud dengan potensi relatif perekonomian wilayah?


2. Jelaskan konsep keunggulan komparatif!
3. Apa beda keunggulan komparatif dengan keunggulan kompetiti? Konsep mana yang
lebih mudah diterapkan dalam menganalisis sektor-sektor yang perlu diprioritaskan
pengembangannya?
4. Apa yang dimaksud dengan location quotient (LQ)?
5. Apa kaitan indeks LQ dengan keunggulan komparatif?
6. Dalam kondisi statis, hal apa yang dapat dijelaskan oleh metode LQ?
7. Dalam kondisi dinamik, hal apa yang dapat dijelaskan oleh metode LQ?
8. Pertambahan lapangan kerja wilayah dapat dibedakan atas komponen shift dan
komponen share. Jelaskan!
9. Apa yang dimaksud dengan national share?
10. Komponen shift dapat dibedakan atas propotional shift dan fifferential shift Jelaskan!

Jawab

1. Potensi relatif suatu daerah dapat mendorong pembangunan baik secara nasional maupun
daerah. Karena pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pembangunannasional dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan yang disesuaikan
dengan potensi danpermasalahan pembangunan di daerah (Suhartono, 2011). Banyaknya
potensi relative suatu wilayah yang belum diketahui secara pasti dapat menghambat
pembangunan. Karena pembangunan tanpa pengetahuan terhadap potensi relative
menyebabkan tidak fokusnya arah dan rencana pembangunan. Sehingga informasi
mengenai potensi wilayah sangat penting bagi perencana pembangunan. Proses
perencanaan akan selalu tanggap dan menyesuaikan diri dengan perkembangan didalam
masyarakat maupun berbagai sumberdaya yang menunjangnya.

2. Keunggulan komparatif adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh individu, negara
maupun perusahaan untuk menghasilkan barang atau jasa dengan menggunakan sejumlah
biaya yang lebih rendah dibandingkan biaya yang dikeluarkan oleh pesaingnya.
3. Perbedaan Keunggulan Kompetitif adalah merujuk pada kemampuan sebuah organisasi
untuk memformulasikan strategi yang menempatkannya pada suatu posisi yang
menguntungkan berkaitan dengan perusahaan lainnya. (Tangkilisan dalam bukunya
Strategi Keunggulan Pelayanan Publik Manajemen SDM, 2003). Keunggulan Kompetitif
muncul bila pelanggan merasa bahwa mereka menerima nilai lebih dari transaksi yang
dilakukan dengan sebuah organisasi pesaingnya. Kemudian di dalam Kamus Bahasa
Indonesia oleh Badudu-Zain (1994), dinyatakan bahwa keunggulan kompetitif bersifat
kompetisi dan bersifat persaingan. Contoh, perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam
bidang Perbankan, masing-masingnya bagaimana berusaha untuk menarik nasabah
sebanyak-banyaknya dengan cara berkompetisi sesuai dengan keuanggulan yang
dimilikinya.
Keunggulan komparatif adalah suatu keunggulan yang dimiliki oleh suatu organisasi
untuk dapat membandingkannya dengan yang lainnya (Dilihat pada kamus Bahasa
Indonesia, oleh Badudu-Zain 1994). Dengan mengacu arti tersebut, kami berpendapat,
bahwa keunggulan komparatif, adalah keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh
organisasi seperti SDM, fasilitas, dan kekayaan lainnya, yang dimanfaatkan untuk
mencapai tujuan organisasi atau perpaduan keuanggulan beberapa organisasi untuk
mencapai tujuan bersama. Contoh, beberapa instansi / lembaga pemerintahan, dengan
memanfaatkan segala keuanggulan yang dimilikinya, dan mereka mempunyai satu tujuan
bersama, yakni untuk mewujudkan VISI dan MISI yang telah dibuatnya bersama-sama.
Maka jelaslah bahwa keunggulan komparatif, bagaimana untuk mencapai tujuan bersama
dengan segala keunggulan yang dimiliki baik oleh organisasi maupun terhadap organisasi
lainnya, sedangkan keunggulan kompetitif, bagaimana memanfaatkan keunggulan yang
dimiliki oleh organisasi untuk bisa mendapatkan tujuan organisasi, dengan cara
berkompetisi dengan organisasi lainnya.
Analisis LQ (Location Quotient) yaitu suatu analisis yang dapat digunakan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat spesialisasi suatu sektor-sektor ekonomi pada suatu
wilayah atau sektor-sektor apa saja yang masuk dalam sektor unggulan dan sektor non
unggulan disuatu wilayah.

4. Location quotient (LQ) merupakan suatu analisis yang digunakan


untuk mengetahui sejauh mana tingkat spesialisasi sektor-sektor ekonomi di suatu
wilayah yang memanfaatkan sektor basis atau leading sektor. Location quotient
menghitung perbandingan share output sektor i di kota atau kabupaten dan share out
sektor i di provinsi. Sektor unggulan disini berarti sektor bisnis yang tidak akan habis
apabila dieksploitasi oleh pemerintah wilayah. Menurut Hood (1998 dalam Hendayana
2003), menyatakan bahwa location quotient adalah suatu alat pengembangan ekonomi
yang lebih.
5. LQ dapat digunakan sebagai petunjuk adanya keunggulan komparatif untuk
pengembangan sektor-sektor yang telah lama bertumbuh. Apabila LQ>1 artinya peranan
sektor di daerah tersebut lebih menonjol daripada peranannya di tingkat nasional
sedangkan LQ<1, peranan sektor di daerah tersebut lebih kecil di banding tingkat
nasional. Hal ini bila LQ>1 secara tidak langsung memberi petunjuk bahwa daerah
tersebut memiliki keunggulan komparatif untuk sector i dimaksud. Namun, bagi sektor
yang baru tidak dapat menggunakan LQ karena produk totalnya belum menggambarkan
kapasitas riil daerah tersebut

6. Dalam kondisi statis, hal apa yang dapat dijelaskan oleh metode LQ?
Jawab :
Static Location Quotient (SLQ) merupakan suatu indeks yang mengukur apakah suatu
sector merupakan sector unggulan (sector basic) atau tidak bagi suatu daerah.
SLQ=(Vik/Vk)/(Vip/Vp)
Ket :
Vik = Nilai output (PDRB) sektor i daerah studi k (kabupaten/kota)
Vk = PDRB total semua sektor di daerah studi k
Vip = Nilai output (PDRB) sektor i daerah referensi p (propinsi)
Vp = PDRB total semua sektor di daerah referensi p

Nilai LQ di sektor i > 1. Peran sektor i di daerah k lebih menonjol dari pada peran
sektor k di daerah p. Dengan demikian, sektor i merupakan sektor unggulan
Nilai LQ di sektor i<1. Peran sektor i di daerah k kurang menonjol dari pada
peran sektor k di daerah p. Dengan demikian, sektor i bukan merupakan sektor unggulan.

7. Dalam kondisi dinamik, hal apa yang dapat dijelaskan oleh metode LQ?
Jawab :
Dynamic Location Quotient adalah Indeks yang melihat laju pertumbuhan suatu sektor
unggulan di suatu wilayah
〖DLQ〗_ij =[(((1+g_ij))⁄((1+ g_j)))/(((1+ G_i))⁄((1+G)))]^t
Ket:
DLQij = Indeks potensi sektor i di regional
gij = Laju pertumbuhan sektor i di regional
gi =Rata-rata laju pertumbuhan sektor di regional
Gi = Laju pertumbuhan sektor i di provinsi
G = Rata-rata laju pertumbuhan sektor di provinsi
t = Selisih tahun akhir dan tahun awal
Jika DLQ > 1, maka potensi perkembangan sektor i di suatu regional lebih cepat
dibandingkan sektor yang sama di provinsi
Jika DLQ < 1, maka potensi perkembangan sektor i di suatu regional lebih rendah
dibandingkan sektor yang sama di provinsi

8. Komponen share
Komponen share merupakan komponen kontribusi daripertumbuhan perekonomian
wilayah acuan secara, keseluruhan Komponen share merupakan kondisi pertumbuhan
ekonomi di seluruh wilayah acuan dalam periode waktu tertentu.
Komponen Shift
Komponen shift menunjukan simpangan yang terjadi terhadap nilai komponen share
akibat berlakunya faktor-faktor spesifik sektoral dan faktor-faktor lokal yang
mempengaruhi ekonomi lokal yang bersangkutan.

9. National Share (Provincial Share) Komponen "national share" (N) adalah banyaknya
pertambahan PDRB regional seandainya proporsi perubahannnya sama dengan laju
pertambahan nasional selama periode studi.

10. Komponen shift menunjukan simpangan yang terjadi terhadap nilai komponen share
akibat berlakunya faktor-faktor spesifik sektoral dan faktor-faktor lokal yang
mempengaruhi ekonomi lokal yang bersangkutan.
a. Propotional shift disebut sebagai komponen structural atau komponen campuran
industry komponen ini mengukur nilai pergeseran komposisi sektoral yang te rjadi
distruktur ekonomi acuan atau perbedaan antara pertumbuhan sector-sektor secara
individual dengan pertumbuhan keseluruhan ekonomi di wilayah acuan.
b. Differential shift disebut sebagai komponen kontribusi pertumbuhan local (local
share). Besaran yang diukur oleh komponen ini adalah simpangan atau pergeseran di
sector industry local tertentu akibat terjadinya pertumbuhan yang lebih cepat/lambat
dibandingkan dengan pertumbuhan sector industry yang sama ditingkat perekonomian
acuan.

Anda mungkin juga menyukai