Anda di halaman 1dari 20

ALAT ANALISIS DALAM ILMU PWK

OLEH :

IKLIL IMTINAN

60800117054

JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas hidayah serta
limpahan rahmat dan rizki-Nya yang selalu tercurah sehingga penulis dapat
melaksanakan dan menyelesaikan makalah dengan judul Alat Analisis dalam
Ilmu PWK. Tak lupa pula salawat dan salam selalu tercurahkan keatas baginda
Rasulullah Muhammad SAW, serta doa tercurah kepada seluruh keluarga dan para
sahabat beliau.
Penyusunan makalah ini merupakan rangkaian sebagai salah satu tugas
mata kuliah Metode Analisis Kuantitatif Perencanaan, Jurusan Teknik
Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu
penulis dengan lapang dada sangat mengharapkan masukan-masukan, kritikan
serta saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas ini.

Demikian penyusunan Tugas ini, semoga bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, Maret 2019


A. Analisis Shift-share

Analisis Shift-share merupakan suatu analisis dengan metode yang sederhana dan
sering dilakukan oleh praktisi dan pembuat keputusan baik lokal maupun regional
di seluruh dunia untuk menetapkan target industri/sektor dan menganalisis
dampak ekonomi. Analisis Shiftshare memungkinkan pelaku analisis untuk dapat
mengidentifikasi keunggulan daerahnya dan menganalisis industri/sektor yang
menjadi dasar perekonomian daerah.

Analisis Shift-share juga merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk


mengetahui perubahan dan pergeseran sektor atau industri pada perekonomian
regional maupun lokal. Analisis Shift-share menggambarkan kinerja sektor-sektor
di suatu wilayah dibandingkan dengan perekonomian nasional. Bila suatu daerah
memperoleh kemajuan sesuai dengan kedudukannya dalam perekonomian
nasional, maka akan dapat ditemukan adanya shift (pergeseran) hasil
pembangunan perekonomian daerah. Selain itu, laju pertumbuhan sektorsektor di
suatu wilayah akan dibandingkan dengan laju pertumbuhan perekonomian
nasional beserta sektor-sektornya. Kemudian dilakukan analisis terhadap
penyimpangan yang terjadi sebagai hasil dari perbandingan tersebut. Bila
penyimpangan itu positif, hal itu disebut keunggulan kompetitif dari suatu sektor
dalam wilayah tersebut (Soepono, 1993:44)

Analisis Shift-share dikembangkan oleh Daniel B. Creamer (1943). Analisis ini


digunakan untuk menganalisis perubahan ekonomi (misalnya pertumbuhan atau
perlambatan pertumbuhan) suatu variabel regional sektor/industri dalam suatu
daerah. Variabel atau data yang dapat digunakan dalam analisis adalah tenaga
kerja atau kesempatan kerja, nilai tambah, pendapatan, Pendapatan Regional
Domestik Bruto (PDRB), jumlah penduduk, dan variabel lain dalam kurun waktu
tertentu.

Dalam analisis Shift-share, perubahan ekonomi ditentukan oleh tiga komponen


sebagai berikut.

1. pertumbuhan ekonomi nasional (national growth)

2. bauran industri (industry mix)

3. regional share

Pengaruh Bauran Industri disebut proportional shift atau bauran komposisi.


Analisis proportional shift dilakukan dengan membandingkan suatu sektor
sebagai bagian dari perekonomian daerah dengan sektor tersebut sebagai bagian
dari perekonomian nasional. Komponen ini menunjukkan apakah aktivitas
ekonomi pada sektor tersebut tumbuh lebih cepat atau lebih lambat dibandingkan
pertumbuhan aktivitas ekonomi secara nasional.
Pengaruh bauran industri akan positif apabila pertumbuhan variabel regional suatu
sector lebih besar daripada pertumbuhan variabel regional total sektor di tingkat
nasional. Sebaliknya bauran industri akan negatif apabila pertumbuhan variabel
regional suatu sector lebih kecil dibandingkan pertumbuhan variabel tersebut di
tingkat nasional. Nilai positif atau negatif tersebut akan menunjukkan tingkat
spesialisasi suatu sektor, yaitu tumbuh lebih cepat atau lebih lambat terhadap
perekonomian nasional. Jadi, suatu daerah yang memiliki lebih banyak sektor-
sektor yang tumbuh lebih cepat secara nasional akan memiliki pengaruh bauran
industri yang positif. Demikian juga sebaliknya, suatu daerah yang memiliki lebih
banyak sektor-sektor yang tumbuh lebih lambat secara nasional akan memiliki
pengaruh bauran industri yang negatif.

Keunggulan Analisis Shift-share

Keunggulan analisis Shift- share antara lain (Stevens B.H. dan Moore dalam
Modul Isian Daerah untuk SIMRENAS):

1. Analisis Shift-share tergolong sederhana. Namun demikian, dapat memberikan


gambaran mengenai perubahan struktur ekonomi yang terjadi.

2. Memungkinkan seorang pemula mempelajari struktur perekonomian dengan


cepat.

3. Memberikan gambaran pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktur dengan


cukup akurat.

Kelemahan Analisis Shift-share

Kelemahan analisis Shift-share, yaitu:

1. Hanya dapat digunakan untuk analisis ex-post.

2. Masalah benchmark berkenaan dengan homothetic change, apakah t atau (t+1)


tidak dapat dijelaskan dengan baik.

3. Ada data periode waktu tertentu di tengah periode pengamatan yang tidak
terungkap.

4. Analisis ini membutuhkan analisis lebih lanjut apabila digunaka untuk


peramalan, mengingat bahwa regional shift tidak konstan dari suatu periode ke
periode lainnya.

5. Tidak dapat dipakai untuk melihat keterkaitan antarsektor.

6. Tidak ada keterkaitan antardaerah.


Model Analisis Shift-share

Dalam uraian berikut akan dijelaskan model analisis Shift-share klasik beserta
modifikasinya. Analisis Shift-share Klasik Secara ringkas, dengan analisis Shift-
share dapat dijelaskan bahwa perubahan suatu variabel regional siatu sektor di
suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu dipengaruhi oleh pertumbuhan
nasional, bauran industri, dan keunggulan kompetitif (Bendavid-Val, 1983;
Hoover, 1984).

Dij = Nij + Mij + Cij (1)

Keterangan:

Dij: perubahan suatu variabel regional sektor i di wilayah j dalam kurun waktu
tertentu

Nij: komponen pertumbuhan nasional sektor i di wilayah j

Mij: bauran industri sektor i di wilayah j

Cij: keunggulan kompetitif sektor i di wilayah j

Bila analisis itu diterapkan pada variabel regional, misalnya kesempatan kerja,
maka tiap komponen dapat didefinisikan sebagai berikut. Perubahan suatu
variabel regional suatu sektor sektor di suatu wilayah tertentu juga merupakan
perubahan antara kesempatan kerja pada tahun akhir analisis dengan kesempatan
kerja pada tahun dasar.

Dij = E*ij – Eij (2)

Keterangan:

E*ij: kesempatan kerja sektor i di wilayah j pada tahun akhir analisis

Eij: kesempatan kerja sektor i di wilayah j pada tahun dasar.

Komponen pertumbuhan nasional suatu sektor di suatu wilayah menunjukkan


bahwa

kesempatan kerja tumbuh sesuai dengan laju pertumbuhan nasional.

Nij = Eij.rn (3)

Keterangan:

rn: laju pertumbuhan nasional


Komponen bauran industri suatu sektor di suatu wilayah menunjukkan bahwa
kesempatan kerja tumbuh sesuai laju selisih antara laju pertumbuhan sektor
tersebut secara nasional dengan laju pertumbuhan nasional. Sementara itu,
komponen keunggulan kompetitif suatu sektor di suatu wilayah merupakan
kesempatan kerja yang tumbuh sesuai laju selisih antara laju pertumbuhan sektor
tersbut di wilayah tersebut dengan laju pertumbuhan sektor tersebut secara
nasional.

Mij = Eij (rin – rn) (4)

Cij = Eij (rij – rin) (5)

Keterangan:

rn : laju pertumbuhan nasional

rin: laju pertumbuhan sektor i wilayah j

Masing-masing laju pertumbuhan didefinisikan sebagai berikut.

1. mengukur laju pertumbuhan sektor i di wilayah j

rij = (E*ij – Eij)/Eij (6)

2. mengukur laju pertumbuhan sektor i perekonomian nasional

rin = (E*in – Ein)/Ein (7)

3. mengukur laju pertumbuhan nasional

rn = (E*n – En)/En (8)

Keterangan:

E*in: kesempatan kerja sektor i di tingkat nasional pada tahun terakhir analisis

Ein: kesempatan kerja sektor i di tingkat nasional pada suatu tahun dasar tertentu

E*n: kesempatan kerja nasional pada tahun terakhir analisis

En: kesempatan kerja nasional pada suatu tahun dasar tertentu

Untuk suatu wilayah, pertumbuhan nasional, bauran industri, dan keunggulan


kompetitif dapat ditentukan bagi suatu sektor (i) atau dijumlahkan untuk semua
sektor sebagai keseluruhan wilayah.
Persamaan Shift-share untuk sektor i di wilayah j adalah :

Dij = Eij.rn + Eij(rin – rn) + Eij(rij – rin) (9)

Persamaan ini membebankan tiap sektor wilayah dengan laju pertumbuhan yang
setara dengan laju yang dicapai oleh perekonomian nasional selama kurun waktu
analisis. Persamaan (9) menunjukkan bahwa semua wilayah dan sektor-sektor
sebaiknya memiliki tingkat pertumbuhan yang paling kecil sama dengan laju
pertumbuhan nasional (rn). Perbedaan antara pertumbuhan suatu variabel wilayah
dengan pertumbuhan nasional merupakan net gain atau net loss (atau shift)
wilayah bersangkutan (Supomo, 1993). Bila tiap komponen (pengaruh) Shift-
share dijumlahkan untuk semua sektor, maka tanda hasil penjumlahan itu akan
menunjukkan arah perubahan dalam pangsa wilayah kesempatan kerja nasional.
Pengaruh bauran industri total akan positif/negatif/nol di semua wilayah bila
kesempatan kerja suatu sektor tumbuh di atas/di bawah/sama dengan kesempatan
kerja nasional. Demikian pula, pengaruh keunggulan kompetitif total akan
positif/negatif/nol di wilayah-wilayah, dimana kesempatan kerja berkembang
lebih cepat/lebih lambat atau sama dengan pertumbuhan kesempatan kerja sektor
yang bersangkutan di tingkat nasional.

Contoh Penerapan Analisis Shift-share

Analisis Shift-share diterapkan untuk mengkaji pergeseran struktur perekonomian


daerah dengan memperhatikan perekonomian daerah yang lebih tinggi.
Analisis Shift-share misalnya digunakan untuk menganalisis pergeseran struktur
perekonomian tingkat kabupaten/kota dengan memperhatikan perekonomian
tingkat provinsi di atasnya atau menganalisis pergeseran struktur perekonomian
tingkat provinsi dengan memperhatikan perekonomian nasional. Berikut akan
dijelaskan contoh penerapan analisis Shift-share, yaitu menganalisis pergeseran
perekonomian Provinsi Sumatera Barat dengan memperhatikan perekonomian
nasional (Indonesia).
Analisis Shift-share untuk perekonomian Provinsi Sumatera Barat dilakukan
dengan menggunakan variabel regional PDRB sektoral Provinsi Sumatera Barat
dan PDB sektoral Indonesia tahun 2001 dan 2004. Nilai PDRB sektoral Provinsi
Sumatera Barat tahun 2001 dan 2004 disajikan dalam Tabel 1. Pada Tabel 1, nilai
PDRB sektoral Provinsi Sumatera Barat dihitung perubahannya, yaitu selisih
antara nilai PDRB tahun dasar dengan tahun analisis. Hal yang sama dilakukan
juga pada nilai PDB sektoral Indonesia, disajikan pada Tabel 2.

Berdasarkan data tersebut, nilai PDRB sektoral Provinsi Sumatera Barat telah
mengalami perubahan atau perkembangan. Nilai PDRB tersebut tumbuh sebesar
3.847 miliar rupiah atau sebesar 16,22 persen. Sedangkan perekonomian nasional
(Indonesia) tumbuh sebesar 230.673 miliar rupiah atau sebesar 18,03 persen.
Untuk mengetahui gambaran keadaan perekonomian Provinsi Sumatera Barat
terhadap perekonomian Nasional (Indonesia), Tabel 3 menyajikan distribusi
PDRB sektoral Provinsi Sumatera Barat dan PDRB sektoral Indonesia tahun 2001
dan 2004.
Analisis Shift-share mensyaratkan untuk menghitung laju pertumbuhan variabel
regional yang dianalisis (PDRB sektoral) baik dalam perekonomian wilayah
maupun dalam perekonomian nasional. Selain itu, dihitung juga laju pertumbuhan
untuk perekonomian nasional. Tabel 4 menyajikan perhitungan tersebut. Setelah
rumus dasar yang diperlukan dalam analisis Shift-share dihitung, masing-masing
komponen pembentuk rumus dapat dihitung. Ketiga jenis analisis Shift-
share mempunyai konsep yang sama dalam mendefinisikan komponen Nij dan
Mij. Sedangkan componen Cij telah dimodifikasi untuk melengkapi beberapa
kelemahan analisis Shift-share klasik.

Modifikasi terhadap analisis Shift-share klasik oleh Esteban-Marquillas membagi


komponen keunggulan menjadi keunggulan kompetitif karena adanya homothetic
employment (C’ij) dan keunggulan kompetitif karena efek alokasi (Aij).
Sedangkan modifikasi terhadap analisis klasik oleh Archelus adalah mengganti
keunggulan kompetitif dengan sebuah komponen yang disebabkan oleh
pertumbuhan wilayah (Rij) dan sebuah komponen bauran industri regional (RIij).

Hasil analisis Shift-share menunjukkan bahwa selama tahun 2001-2004, nilai


PDRB sektoral Provinsi Sumatera Barat telah mengalami perubahan atau
perkembangan. Nilai PDRB tersebut tumbuh sebesar 3.847 miliar rupiah atau
sebesar 16,22 (Tabel 1 dan Tabel 5). Sedangkan perekonomian nasional
(Indonesia) tumbuh sebesar 230.673 miliar rupiah atau sebesar 18,03 persen
(Tabel 2 dan Tabel 5). Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh komponen
pertumbuhan nasional (Nij), bauran industri (Mij), dan keunggulan kompetitif
(Cij).

Menurut perhitungan komponen pertumbuhan nasional, pertumbuhan ekonomi


nasional telah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Barat
sebesar 4.277 miliar rupiah atau 111,18 persen. Namun, sebenarnya
perkembangan PDRB Provinsi Sumatera Barat hanyalah sebesar 3.847 miliar
rupiah (Tabel 5). Hal ini dikarenakan masih ada dua komponen lain yang
memberikan pengaruh yaitu bauran industri dan keunggulan kompetitif.
Komponen bauran industri menyatakan besar perubahan perekonomian wilayah
akibat adanya bauran industri. Hasil analisis menunjukkan bahwa bauran industri
memberikan pengaruh yang negatif bagi perkembangan perekonomian Provinsi
Sumatera Barat, yaitu sebesar -32 miliar rupiah atau -0,83 persen. Nilai negatif
mengindikasikan bahwa komposisi sektor pada PDRB Provinsi Sumatera Barat
cenderung mengarah pada perekonomian yang akan tumbuh relatif lambat. Pada
Tabel 5 dapat dilihat sektor-sektor yang mendapat pengaruh bauran industri, yaitu
Sektor Industri Pengolahan, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, Sektor Bangunan,
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, dan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa
Keuangan.

Perhitungan komponen keunggulan kompetitif dilakukan melalui tiga cara. Cara


yang pertama, yaitu menggunakan analisis Shift-share klasik menghasilkan nilai
keunggulan kompetitif (Cij) sebesar -398 miliar rupiah atau -10,35 persen, dapat
dilihat pada Tabel 5. Nilai ini mengindikasikan bahwa keunggulan kompetitif
yang dihasilkan akan mengurangi perkembangan perekonomian Provinsi
Sumatera Barat. Namun demikian bukan berarti bahwa perekonomian Provinsi
Sumatera Barat sama sekali tidak kompetitif. Hal ini karena meskipun secara
agregat nilainya negatif tetapi terdapat sektor yang mempunyai nilai positif, yaitu
Sektor Pertanian dan Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih.

B. Analisis Location Quotient (LQ)

Location Quotient (LQ) merupakan teknik analisis yang digunakan untuk


menganalisis sektor potensial atau basis dalam perekonomian di suatu daerah.
Sektor unggulan yang berkembang dengan baik akan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah yang pada akhirnya akhirnya
dapat meningkatkan pendapatan daerah secara optimal. Hasil perhitungan LQ ini
hanya digunakan untuk mengetahui struktur ekonomi suatu daerah dan tidak
digunakan untuk proyeksi.

Berdasarkan hasil perhitungan Location Quotient (LQ), dapat diketahui


konsentrasi suatu kegiatan pada suatu wilayah dengan kriteria sebagai berikut:
1. Nilai LQ di sektor i sama dengan 1 (LQ = 1).
Ini berarti bahwa laju pertumbuhan sektor i di daerah studi k adalah sama dengan
laju pertumbuhan sektor yang sama dalam perekonomian daerah referensi p;
2. Nilai LQ di sektor i lebih besar dari 1 (LQ > 1).
Ini berarti bahwa laju pertumbuhan sektor i di daerah studi k adalah lebih besar
dibandingkan dengan laju pertumbuhan sektor yang sama dalam perekonomian
daerah referensi p. Dengan demikian, sektor i merupakan sektor unggulan daerah
studi k sekaligus merupakan basis ekonomi untuk dikembangkan lebih lanjut oleh
daerah studi k;
3. Nilai LQ di sektor lebih kecil dari 1 (LQ 1 maka sektor tersebut merupakan
sektor unggulan di daerah dan potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak
perekonomian daerah. Apabila LQ < 1 maka sektor tersebut bukan merupakan
sektor unggulan dan kurang potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak
perekonomian daerah.

Kelemahan dari analisis LQ terletak pada asumsinya yang menyatakan bahwa


pola permintaan daerah dan nasional adalah sama, namun hal ini tidak selalu
terjadi karena adanya perbedaan faktor pembentuk preferensi yang berbeda
misalnya iklim, geografis, tradisi lokal, dll yang dapat mempengaruhi permintaan.
Kelemahan lain dari LQ adalah asumsi bahwa produktivitas tenaga kerja di daerah
dan nasional adalah sama, sedangkan keunggulannya adalah LQ
mempertimbangkan ekspor langsung dan tidak langsung serta karena metodenya
yang sederhana dan tidak mahal sehingga dapat diterapkan pada data historik
untuk mengetahui tren.

**Analisis LQ PDRB Provinsi Nusa Tenggara Timur


Analisis LQ digunakan untuk melihat sektor-sektor di Provinsi NTT yang
memiliki peran wilayah yang besar serta prospektif untuk dikembangkan.
Penghitungan LQ ini menggunakan data PDRB yang terdiri dari sembilan sektor/
lapangan usaha berdasarkan harga konstan yang dibandingkan dengan data PDB
Nasional pada tahun 2006-2010. Data PDRB NTT dan PDB Nasional tahun 2006-
2010 berdasarkan harga konstan 2000 dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2 di bawah
ini.

Logika dasar LQ adalah teori basis ekonomi yang intinya adalah karena industri
basis menghasilkan barang-barang dan jasa untuk pasar di daerah maupun di luar
daerah yang bersangkutan, maka penjualan keluar daerah akan menghailkan
poendapatan bagi daerah tersebut. Selanjutnya, adanya arus pendapatan dari
luardaerah ini menyebabkan terjadinya kenaikan konsumsi dan investasi di daerah
tersebut. Hal tersebut selanjutnya akan menaikkan permintaan terhadap industri
basis, tetapi juga menaikkan permintaan akan industri non basis (lokal). Kenaikan
permintaan ini akan mendorong kenaikan investasi pada industri yang
bersangkutan dan juga industri lainnya. Dengan demikian, keberadaan sektor basis
tidak terlepas dari pengaruh sektor non basis dan sebaliknya, sektor basis dapat
mempengaruhi sektor non basis.

Berdasarkan perhitungan LQ (Tabel 3) selama periode tahun 2006-2010, maka


secara rata-rata dapat diidentifikasikan sektor-sektor yang merupakan sektor basis
adalah sektor pertanian, bangunan, dan sektor jasa-jasa dengan nilai LQ masing-
masing sebesar 2.91, 1.12 dan 2.53. Ketiga sektor ini merupakan sektor yang
memiliki keunggulan sehingga mampu memenuhi kebutuhan di dalam Provinsi
NTT serta mempunyai potensi untuk diekspor ke daerah di luar NTT:

– Sektor pertanian dengan rata-rata LQ = 2,91 artinya secara teoritis sebanyak


65,6 (1,91/2,91) persen hasilnya dapat diekspor dan sisanya 34,4 persen dapat
dikonsumsi sendiri.

– Sektor bangunan dengan rata-rata LQ = 1,12 artinya secara teoritis sebanyak


10,7 (0,12/1,12) persen hasilnya dapat diekspor dan sisanya 89,3 persen dapat
dikonsumsi sendiri.

– Sektor jasa-jasa dengan rata-rata LQ = 2,53 artinya secara teoritis sebanyak 60,5
(1,53/2,53) persen hasilnya dapat diekspor dan sisanya 39,5 persen dapat
dikonsumsi sendiri.

Enam sektor lainnya yaitu sektor pertambangan & penggalian, industri


pengolahan, listrik, gas & air bersih, perdagangan, hotel & restoran, pengangkutan
dan komunikasi, keuangan, persewaan & jasa perusahaan mempunyai nilai LQ
lebih kecil dari satu sehingga dimasukkan sebagai sektor non basis di Provinsi
NTT.

**Analisis LQ Tenaga Kerja Provinsi Nusa Tenggara Timur


Data yang digunakan untuk analisis LQ tenaga kerja Provinsi NTTadalah data
penduduk yang bekerja usia 15 tahun ke atas berdasarkan lapangan usaha dan
karena keterbatasan data, maka perhitungan LQ hanya dilakukan untuk data
keadaan tahun 2010 saja.

Metode ini menganggap bahwa suatu daerah dikatakan mandiri apabila laju
tenaga kerja di daerah tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan laju tenaga
kerja di tingkat nasional untuk sektor yang sama. Jika LQ tenaga kerja daerah
lebih rendah dari tingkat nasional, maka wilayah tersebut dianggap menghasilkan
output kurang dari produk sektor tersebut sehingga harus mengimpornya. Jika LQ
tenaga kerja di tingkat daerah lebih besar dari tingkat nasional, maka wilayah ini
mempunyai potensi untukmengekspor beberapa produknya keluar daerah.
Dari Tabel 4 terlihat bahwa LQ dengan nilai lebih besar satu ada pada sektor
pertanian (1,69) dan sektor pertambangan dan penggalian (1,26), sehingga
dikatakan kedua sektor ini merupakan sektor basis bagi perekonomian Provinsi
NTT dalam hal penyersapan tenaga kerjanya. Tujuh sektor perekonomian lainnya
mempunyai nilai LQ lebih kecil dari satu, atau merupakan sektor non basis dalam
perekonomian di Provinsi NTT dalam hal penyerapan tenaga kerja.

C. Analisis SWOT

Pengertian Analisis SWOT beserta manfaat, tujuan, dan contoh analisis SWOT
dalam penerapannya. Pernah mendengar istilah analisa SWOT? Menganalisis
SWOT adalah suatu upaya yang dilakukan dalam kegiatan usaha untuk penetapan
strategi bisnis. Biasanya, analisis ini menggunakan panduan sistematis atau
kerangka dalam menjalankan diskusi agar lebih terarah dan fokus pada hal yang
ingin dicapai. Analisis tersebut juga bisa dijadikan sebagai pertimbangan suatu
perusahaan untuk mengambil keputusan dalam pengembangan bisnis yang
dijalani.

Tak hanya itu, analisa SWOT ini juga berfungsi sebagai instrumen yang tepat dan
bermanfaat dalam melaksanakan aktivitas analisis strategis. Menggunakan analisis
ini, maka organisasi atau perusahaan bisa meminimalisir dampak ancaman atau
kelemahan yang harus dihadapi. Berikut akan kami paparkan mengenai apa itu
Analisis SWOT beserta contoh analisis SWOT di berbagai bidang bisnis.

Pengertian Analisis SWOT Menurut Para Ahli


Wijdajakusuma dan Yusanto (2003) berpendapat bahwa analisis swot adalah suatu
instrumen eksternal dan internal perusahaan yang sudah banyak dipakai. Analisis
ini fokus pada basis data perkembangan organisasi atau perusahaan menggunakan
pola 3-1-5. Arti dari pola tersebut adalah analisa dilakukan berdasarkan data
perkembangan perusahaan atau organisasi tiga tahun sebelum analisis, kemudian
tahun analisis dilakukan dan pasca analisis untuk perkembangan lima tahun ke
depan. Kegiatan analisis ini dilakukan agar strategi yang diambil organisasi bisa
dipertanggungjawabkan berdasarkan fakta dan dasar yang kuat.

Menurut Robinson dan Pearce (1997) analisis SWOT merupakan salah satu
komponen penting dalam manajemen strategik. Analisis SWOT ini mencakup
faktor intern perusahaan. Dimana nantinya akan menghasilkan profil perusahaan
sekaligus memahami dan mengidentifikasikan kelemahan dan kekuatan
organisasi. Kelemahan dan kekuatan ini kemudian akan dibandingkan dengan
ancaman ekstern dan peluang sebagai dasar untuk menghasilkan opsi atau
alternatif strategi lain.
Pendapat lain dikemukakan Rangkuti (1997) yang menyatakan bahwa pengertian
swot adalah proses identifikasi berbagai faktor yang dilakukan secara sistematis
agar bisa merumuskan strategi organisasi dengan tepat. Analisis dilakukan
berdasarkan logika yang bisa mengoptimalkan kekuatan atau Strengths serta
peluang atau Opportunities. Tapi secara beriringan, analisis ini juga harus bisa
meminimalkan ancaman atau Threats dan kelemahan atau Weaknesses. Proses
dalam pengambilan keputusan strategis diketahui memang selalu berhubungan
langsung dengan kebijakan perusahaan, strategi, tujuan dan pengembangan misi.
Artinya, perencana strategis harus menganalisa berbagai faktor strategis organisasi
atau perusahaan mulai dari kekuatan, peluang, ancaman dan kelemahan. Tidak
mengherankan jika analisa swot juga disebut dengan nama Analisis Situasi.

Pengertian analisis SWOT menurut Jogiyanto (2005) adalah suatu penilaian atas
kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan dari semua sumber daya yang
dimiliki oleh organisasi. Hal ini juga mencakup tantangan yang akan dihadapi dan
kesempatan eksternal ke depannya. Armstrong dan Kotler (2008) berpendapat
bahwa pengertian analisis swot merupakan penilaian menyeluruh yang dilakukan
terhadap kekuatan, peluang, kelemahan, dan juga ancaman suatu perusahaan.
Kegiatan analisis ini sangat diperlukan agar perusahaan bisa menentukan strategi
yang akan dilakukan perusahaan. Baik strategi promosi, strategi penjualan dan
lain sebagainya.
Baca juga : Pengertian Analisis
Menurut Harline dan Ferrel (2005) fungsi analisa swot pada dasarnya adalah
untuk memperoleh informasi terkait dengan analisis situasi kemudian
mengurainya menjadi pokok persoalan internal berupa kelemahan dan kekuatan
serta pokok persoalan eksternal yang meliputi ancaman dan peluang.

Setelah anda membaca ulasan lengkap mengenai pengertian analisis swot


berdasarkan para ahli, agar lebih jelas, tentu Anda harus melihat secara
langsung contoh analisis swotterlebih dahulu. Berikut ini adalah contoh dari
analisa swot bisnis laundry.
Contoh Analisis SWOT :
1. Kekuatan (Strengths)
-Dibutuhkan masyarakat

-Lokasi laundry strategis dekat kos-kosan

2. Kelemahan (Weaknesses)
-Sampah plastik dan busa bekas sabun

-Biaya listrik membengkak

3. Peluang (Opportunitie)
-Segmen pasar jelas

-Jasa Laundry selalu dibutuhkan

4. Ancaman (Threats)
-Pesaing jasa laundry lain

-Suplay ketersediaan air menipis

Contoh Analisis SWOT Pada Perusahaan Astra :


Setelah itu yaitu contoh analisa SWOT pada perusahaan untuk memberi deskripsi
dan pemahaman yang lebih terang, mengenai bagaimana praktik atau aplikasi
yang sebenarnya.

Analisis SWOT PT. Astra Honda Motor (AHM)


Satu perusahaan dalam bagian industry manufacturing yang berawal dari nama PT
Federal Motor ini sudah berkembang cukup cepat hingga jadi satu diantara
perusahaan paling besar dalam taraf nasional.

Nyaris sepanjang 1/2 era, PT Astra Honda Motor demikian menguasai pasar
otomotif tanah air walau tidak luput dari gunakan surut yang sukses dilewati
sepanjang perjalanannya.

Untuk ketahui bagaimana perusahaan ini bisa tetaplah berdiri tegak dan mengenai
beragam hal yang sempat dihadapi oleh PT AHM, jadi di bawah ini yaitu contoh
analisa SWOT yang kita peroleh.

STRENGTH
Yaitu kemampuan yang jadikan modal basic PT AHM dalam meningkatkan
perusahannya serta bentuk kemampuan untuk dapat berkompetisi dengan
perusahaan beda di pasar :

 Kwalitas. Product yang dibuat oleh PT AHM memilii standar International


hingga cukup diakui oleh orang-orang.
 Jumlah. Dengan mempunyai sebagian pabrik yang beroperasi, jadi produksi
yang dibuat begitu maksimum.
 Branch Mark. Product Honda sudah jadi legenda untuk orang-orang
Indonesia.
 Prestasi. Sudah banyak penghargaan yang disabet oleh PT AHM jadi bukti
kalau ini yaitu perusahaan yang telah terkenal serta cukup banyak
mempunyai kelebihan.
 Spare Part. Nyaris di semua tanah air bisa dengan gampang peroleh suku
cadang aslinya.
 Dealer. Sudah menyebar bahkan juga sampai ke pelosok untuk
mempermudah customer mencapainya.
 Tehnologi. Senantiasa ikuti perubahan tehnologi otomotif hingga kwalitas
yang dibuat oleh PT AHM tetaplah terbangun.
 Harga Product. Bukan sekedar melaunching product untuk kelas atas, PT
AHM juga sering kali meluncurkan product dengan harga rendah agar bisa
mencapai semua bidang ekonomi beragam susunan orang-orang.
WEAKNESS
Tidak mutlak dengan semua kemampuannya, PT ASTRA HONDA MOTOR juga
mempunyai bagian kekurangan. Di bawah ini yaitu analisa SWOT pada PT AHM
untuk peroleh data tentang bagian kekurangannya hingga bisa jadikan motivasi
untuk usaha perbaikannya.

Jenis serta Design. Bila dibanding dengan product otomotif dari perusahaan beda,
motor Honda banyak ketinggalan pada point desainnya. Hal semacam ini beresiko
pada rasa ketertarikan orang-orang yang mulai melirik product atau merk
beda. Product Premium. Terdapat banyak varian yang di keluarkan oleh PT AHM
mempunyai harga yang cukup mahal terutama tipe premium seperti motor sport
yang di produksinya.

Tiruan. Sekarang ini banyak product asing yang mengikuti spesifikasi dari
product produk PT AHM dengan harga jual yang tambah lebih murah seperti
product motor china.
Suku cadang KW. Demikian halnya dengan pembajakan spare part yang mana
bila customer tidak cermat jadi juga akan memperoleh suku cadang yang
berkwalitas jelek karna banyak barang emitasi mengedar dipasaran.
OPPORTUNITIES
Selanjutnya yaitu kesempataan atau kesempatan yang bisa dibidik oleh PT AHM
dalam persaingan perebutan pasar tanah air saat perubahan otomotif makin cepat.
Jumlah Masyarakat. Tingkat populasi masyarakat yang cukup besar adalah pasar
mungkin yang bisa jadikan jadi tujuan penjualan product. Makin banyak
masyarakat peluang untuk jual product semakin banyak begitu terbuka lebar.

Ekspansi export. PT Astra Honda Motor sudah lakukan eksport produknya ke


negara yang tengah berkembang. Ekspansi ini butuh dikerjakan untuk
meningkatkan market share serta penambahan penjualan dan pelebaran jaringan
pada product yang akan dipasarkan.

Keyakinan Honda Japan Corp. Keyakinan yang memiliki brand Honda dari jepang
pada PT Astra Honda Motor adalah satu kesempatan untuk selalu meningkatkan
potensi yang ada pada PT Astra Honda Motor. PT Astra Honda Motor selalu
bekerjasama manfaat melindungi kestabilan jalinan serta perubahan tehnologi
paling baru.

THREAT
Lengkapi contoh analisa SWOT pada point paling akhir yakni lakukan analisis
pada bermacam ancaman yang mungkin saja juga akan senantiasa dihadapi oleh
PT AHM saat meniti perjalannya dalam industri bagian otomotif.
Produsen beda. Lihat perubahan dari produsen beda, seperti Yamaha yaitu satu
diantara kompetitor terberat dalam bidang industri otomotif nasional yang
senantiasa berbenah serta mendatangkan desain dan tehnologi paling baru.

Krisis Global. Ini yaitu fakta yang perlu siap dihadapi setiap saat saat krisis
ekonomi tengah menempa jadi daya beli pasar sudah pasti juga akan melemah.
Suku cadang impor. Hingga sekarang ini belum juga seutuhnya spare part di
produksi di dalam negeri hingga masih tetap bergantung dari distribusi oleh
Honda Jepang.
Kebijakan Pemerintah. Mungkin saja sering luput dari perhatian bahwasannya
ketetapan yang di buat oleh pemerintah terkadang cukup besar pengaruhnya pada
keberlangsungan satu industry seperti kenaikan harga BBM. Uang muka credit.
Lihat sebagian product otomotif yang lain, Honda masih tetap membanderol uang
muka credit yang cukup tinggi hingga menyusahkan customer untuk
mencapainya.

Rangkuman :
Menarik rangkuman pada contoh analisa SWOT pada PT Astra Honda Motor
kesempatan ini yaitu kalau kesempatan pasar yang cukup besar dengan tingkat
keyakinan orang-orang yang telah tumbuh nyaris 1/2 era, jadi semua bentuk
ancaman dan kekurangan yang ada pada PT AHM masih tetap bisa teratasi
dengan baik.

Apakah anda sudah mendapatkan gambaran jelasnya mengenai Analisis Swot ?


Dengan melihat ulasan definisi dan contoh penerapan analisis SWOT pada bisnis
laundry diatas, tentunya anda sudah mulai memahami mengenai analisis swot.
Lalu apa manfaatnya ? Berikut ulasan mengenai manfaat analisis SWOT itu
sendiri.

Manfaat Analisis SWOT :


Faedah dari analisa SWOT yaitu didapatnya satu kiat untuk beberapa stakeholder
untuk mengambil keputusan bebrapa fasilitas sekarang ini atau kedepan pada
kwalitas internal ataupun eksternal. Dengan terdapatnya 4 aspek sama-sama
terkait, jadi analisa ini juga akan memberi keringanan dalam wujudkan misi serta
visi satu perusahaan atau organisasi spesifik.

Satu diantara faedah analisa SWOT dalam bagian usaha umpamanya, jadi analisa
SWOT juga akan berguna bila sudah ditetapkan dalam usaha apa perusahaan
beroperasi, menuju ke arah mana perusahaan di masa depan, serta ukuran apa
sajakah yang dipakai untuk menilainya kesuksesan manajemen dalam
menggerakkan misi untuk wujudkan visinya.

Sekian ulasan lengkap mengenai pengertian analisis SWOT beserta contoh dan
juga manfaat dari analisa swot. Dengan adanya ulasan di atas, semoga wawasan
Anda semakin bertambah, khususnya untuk anda yang sedang belajar membuat
analisis SWOT.
DAFTAR PUSTAKA

http://ruangkotahanun.blogspot.com/2011/05/analisis-shiftshare.html

http://pengertianparaahli.com/pengertian-contoh-analisis-swot/

http://www.sharingid.com/cara-menganalisis-location-quotient-dan-interpretasi-
terupdate/

Anda mungkin juga menyukai