Anda di halaman 1dari 10

1

Derivasi Model Analisis LQ dan Shift-Share Ke bentuk Model LQShare, LQShift, LQtrend

Oleh:
Dr. Ir. Syarwani Canon, M.Si
(Staf Pengajar/Peneliti Ekonomi Regional, Universitas Negeri Gorontalo)
Email: syarwanic@yahoo.com dan wanicanon@yahoo.com
Hp: 085240017324

Deskripsi Temuan: Analisis LQ sering digunakan bersama analisis Shift-Share, padahal


keduanya mempunyai dasar asumsi yang berbeda. Untuk itu dikembangkan model
Analisis LQShare dan LQShift yang merupakan derivasi dari Model Analisis Location
Quotient (LQ). Dengan metode perhitungan yang mirip menjadikan model analisis
LQShare dan LQShift mendapatkan hasil yang lebih akurat dari pada menggunakan LQ
dan Shift-Share. Disamping itu analisis Shift-Share mempunyai kelemahan karena
menggunakan perhitungan selisih pertumbuhan yang mengasumsikan seluruh
wilayah mempunyai tingkat perekonomian yang sama, padahal kenyataanya tidak.

Abstrak
Analisis location quotient (LQ) merefleksikan sektor basis atau tingkat
spesialisasi/konsentrasi sektor wilayah. Analisis Shift-share merefleksikan pertumbuhan
wilayah, kecepatan pertumbuhan relatif sektor, serta daya saing sektor wilayah. Dalam
penerapannya, kedua analisis sering digunakan bersamaan untuk kajian potret awal potensi
relatif sektor wilayah. Namun kedua analisis mempunyai asumsi dasar, serta rentang waktu yang
berbeda, sehingga hasilnya akan bias. Disamping itu, analisis Shift-Share mempunyai
kelemahan, karena menggunakan perhitungan selisih pertumbuhan. Untuk menjembatani
permasalahan tersebut maka dikembangkan analisis LQShare dan LQShift. Analisis tersebut
dibangun dengan kemiripan model perhitungan, dimana LQShare merefleksikan comparative
advantage, LQShift merefleksikan competitive advantage sektor wilayah. Kemudian jika LQ Shift >
LQShare maka trend spesialisasi sektor wilayah meningkat, dan begitu sebaliknya.
Uji coba analisis LQShare dan LQShift pada empat sektor ekonomi di Propinsi Sulawesi
Utara mampu mengungkapkan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif potensi
sektor-sektor ekonomi setiap wilayah, sehingga dapat dijadikan patokan awal untuk identifikasi
dan pengembangan sektor-sektor ekonomi wilayah.
Kata kunci: comparative advantage, competitive advantage, trend spesialisasi.

2
I. Pendahuluan.
Peran aktivitas sektor ekonomi terhadap pembangunan wilayah dapat diukur dengan
metode tertentu. Terdapat beberapa metode penentuan tingkat spesialisasi sektor wilayah, seperti
metode langsung, metoda tidak langsung, ataupun campuran keduanya. Metode pengukuran
langsung seperti melalui survey langsung ke lapangan, sehingga tingkat spesialisasi sektor
wilayah secara akurat dapat diidentifikasi. Berhubung metode langsung memerlukan waktu,
biaya, tenaga yang cukup besar maka telah dikembangkan beberapa formula untuk menduga
spesialisasi sektor wilayah. Salah satu metode untuk menduga tingkat spesialisasi sektor wilayah
adalah analisis Location Quotient (LQ). Namun analisis LQ tidak mampu menjelaskan tingkat
daya saing sektor wilayah, sehingga untuk mengetahuinya harus digabungkan dengan analisis
Shift-Share. Permasalahannya adalah kedua alat analisis tersebut menggunakan prinsip
penghitungan berbeda, selain itu analisis Shift-Share menganalisis dalam dua titik (periode)
waktu sedangkan metode LQ menganalisis dalam satu titik waktu. Untuk keseragaman metode
penghitungan maka perlu dicari suatu formula yang dapat memecahkan permasalahan tersebut,
sehingga dikembangkan metode analisis LQShare, LQShift, serta trend LQShare.
Keakuratan analisis tersebut diujicobakan pada berbagai sektor di wilayah Propinsi
Sulawesi Utara baik sebelum maupun setelah Perluasan Wilayah Administrasi Kota Manado
(PWAKM). Dengan mengetahui indikator-indikator tersebut, diharapkan dapat menjadi dasar
dalam memposisikan spesialisasi serta pengembangan sektor potensial dan unggulan masingmasing wilayah.
II. Pengembangan Model.
1. Analisis Location Quotient (LQ).
Analisis LQ adalah formula yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
spesialisasi sektor-sektor wilayah (Bendavid-Val, 1991:73; Shaffer, 1989:268). Dengan
memperhatikan infrastruktur dan aktivitas pendukung yang ada, analisis ini digunakan sebagai
gambaran daya tarik wilayah. Metoda ini dapat menjadi analisis awal wilayah kemudian
dilanjutkan dengan analisis lainnya, (Amien, 1996:92, 113:114).
Koefisien LQ ditulis berikut ini:

Qir
Qr
LQ
Qin
Qn

(1)

Keterangan:
Qir

= Indikator ekonomi sektor i wilayah pengamatan

Qr

= Indikator ekonomi seluruh wilayah pengamatan

Qin

= Indikator ekonomi sektor i wilayah acuan

Qn

= Indikator ekonomi seluruh wilayah acuan

LQ> 1,

tingkat spesialisasi sektor i wilayah pengamatan lebih tinggi dari wilayah acuan.

3
LQ< 1 ,

tingkat spesialisasi sektor i wilayah pengamatan lebih rendah dari wilayah acuan.

LQ= 1 ,

tingkat spesialisasi sektor i wilayah pengamatan sama dengan wilayah acuan.

2. Analisis Shift-Share
Analisis Shift-Share bertitik tolak pada asumsi, bahwa pertumbuhan sektor wilayah
pengamatan sama dengan wilayah acuan (Isard, 1960; Hustede, 1984; Blair, 1991:190). Analisis
ini digunakan untuk mengetahui kinerja perekonomian wilayah yang direfleksikan dalam tiga
komponen: i)Komponen pertumbuhan (growth component): untuk mengukur pertumbuhan
ekonomi pada wilayah pengamatan, dengan asumsi pertumbuhannya sama dengan laju
pertumbuhan wilayah acuan selama periode tersebut. ii)Komponen pertumbuhan proporsional
(mix-industry or proportional shift component): mengukur perbedaan pertumbuhan sektor-sektor
ekonomi pada wilayah pengamatan yang dibandingkan dengan wilayah acuan. iii)Komponen
pergeseran atau pertumbuhan pangsa pasar wilayah (differential shift or competitive component):
untuk mengukur tingkat daya saing sektor ekonomi wilayah pengamatan terhadap wilayah acuan
(Bendavid-Val, 1991:67, Amien 1996:106, Blair 1991:189). Secara matematis analisis shiftshare ditampilkan sbb:
.
'
Y' Y*
'
Y*

Qi y i Yi
1 Qi i
Yi
y i Yi
Y
Y

Qi Qi

(2)

karena

yi'

Qi Qi
1
yi

maka

y i'
Yi ' Y *
y i' Yi '
Y*

Qi
1 Qi
1 Qi
Qi

y
Y
Y
Y
y

i
i

i Yi

(3)

atau

yi'
Qi
1 Qi
yi

Y * Yi ' Y * yi' Yi '

1

Y
Y

i Y yi Yi

(4)

Jika kedua sisi dibagi dengan Qi maka akan menjadi:

yi' Y * Yi ' Y * yi' Yi '

1
1


Yi Y yi Yi
yi Y

(5)

atau
Y * Yi ' Y * yi' Yi '
PEW
1


Y
Yi Y yi Yi
1
2
3

Qi

= Perubahan sektor i wilayah

Qi

= Sektor i wilayah awal tahun kajian

Y*

= indikator ekonomi wilayah acuan akhir tahun kajian

(6)

4
Y

= indikator ekonomi wilayah acuan awal tahun kajian

Yi

= indikator ekonomi wilayah acuan sektor i akhir tahun kajian

Yi

= indikator ekonomi wilayah acuan sektor i awal tahun kajian

yi

= indikator ekonomi wilayah pengamatan sektor i akhir tahun kajian

yi

= indikator ekonomi wilayah pengamatan sektor i awal tahun kajian

PEW = Pertumbuhan ekonomi wilayah


Kalau dicermati lebih dalam terhadap ketiga komponen sisi kanan persamaan, maka
hanya komponen 3 (differential shift/competitive component) yang menggunakan variabel
wilayah pengamatan, sedangkan komponen 1 dan 2 hanya menggunakan variabel wilayah acuan.
Namun dalam penerapannya komponen 1 (growth component) dan komponen 2 (proportional
shift component) juga digunakan untuk menjelaskan kinerja perekonomian wilayah pengamatan.
Kelemahan lainnya adalah dalam mengukur tingkat daya saing wilayah pengamatan, komponen
3 menggunakan selisih pertumbuhan sehingga otomatis daerah yang baru berkembang (nilai
pertumbuhan ekonomi relatif tinggi) akan memberikan nilai daya saing yang lebih tinggi dari
pada daerah maju (nilai pertumbuhan ekonomi relatif mapan), walaupun kenyataannya nilai
output wilayah yang baru berkembang relatif jauh lebih rendah dibandingkan dengan nilai output
wilayah maju. Atas dasar pertimbangan tersebut maka dikembangkan metode analisis LQshare dan
LQShift untuk mengatasi kelemahan yang terjadi jika analisis LQ digabungkan dengan analisis
Shift-Share.
3. Analisis LQshare dan LQShift.
Analisis LQShare dan LQShift dikembangkan dari model analisis LQ. Analisis ini lebih
bersifat dinamis karena memperhatikan perkembangan sektor dalam periode waktu. Disamping
itu analisis ini dapat mengidentifikasi tingkat spesialisasi, serta trend sektor wilayah karena
didasarkan atas konsep perhitungan yang sangat mirip, sehingga hasil perhitungan LQ Share dan
LQShift saling mendukung dalam identifikasi sektor wilayah pengamatan.
Untuk mengidentifikasi tingkat spesialisasi/konsentrasi sektor wilayah dalam dua titik
(periode) waktu maka persamaan 1 diubah dalam formula rata-rata median, seperti persamaan 7:

QRin QRi0
Q Q
Rn
R0
LQ

Share QNin QNi 0


Q Q
Nn
N0

1
2
1
2
1
2
1
2

(7)

atau disederhanakan menjadi:

QRin QRi 0
Q Q
LQ
Rn R 0
Share Q Nin Q Ni 0
Q Q
Nn N 0
Keterangan:

(8)

QRin QRi 0

QRn QR 0

Komponen peran sektor i wilayah pengamatan

QNin QNi 0

Komponen peran sektor i wilayah acuan

Q
Nn
N0

QRin & QRi0

= Indikator ekonomi sektor i wilayah pengamatan akhir & awal thn kajian

QRn & QR0

= Indikator ekonomi seluruh wilayah pengamatan akhir & awal thn kajian

QNin & QNi0

= Indikator ekonomi sektor i wilayah acuan akhir & awal thn kajian

QNn & QN0

= Indikator ekonomi seluruh wilayah acuan akhir & awal thn kajian

LQShare > 1, tingkat spesialisasi sektor i wilayah pengamatan lebih tinggi dari wilayah acuan.
LQShare < 1 , tingkat spesialisasi sektor i wilayah pengamatan lebih rendah dari wilayah acuan.
LQShare = 1 , tingkat spesialisasi sektor i wilayah pengamatan sama dengan wilayah acuan.

Untuk mendapatkan formula tingkat daya saing wilayah maka persamaan 1 dirubah
menjadi LQShift. Nilai LQShift tersebut merupakan rasio nilai perubahan dua titik waktu:

QRin QRi 0
Q Q
LQ
Rn R 0
Shift QNin QNi 0
Q Q
Nn N 0

(9)

Keterangan:

QRin QRi 0
QRn QR 0

Komponen perubahan peran sektor i wilayah pengamatan

QNin QNi 0

Komponen perubahan peran sektor i wilayah acuan

Q
Nn
N0

LQShift > 1, Sektor dengan daya saing lebih tinggi dari wilayah acuan
LQShift < 1, Sektor dengan daya saing lebih rendah dari wilayah acuan
LQShift = 1, Sektor daya saing sama dengan wilayah acuan
LQShift > LQShare, Trend spesialisasi sektor wilayah pengamatan meningkat
LQShift < LQShare, Trend spesialisasi sektor wilayah pengamatan menurun
Jika dibandingkan dengan analisis LQ dan Shift-Share, maka analisis LQShare-LQShift
mempunyai beberapa keunggulan sebagai berikut (Canon, 2007:287): (i)Keduanya menggunakan
metode perhitungan yang mirip, (ii) dapat mengetahui keunggulan komparatif dan keunggulan
kompetitif sektor wilayah, (iii) dapat mengetahui posisi perkembangan suatu sektor (berada di
atas atau di bawah) wilayah acuan dalam suatu periode waktu, (iv) dapat mengetahui trend
spesialisasi sektor wilayah, (v) hanya mempunyai satu kelemahan asumsi (sebab jika analisis LQ

6
digabungkan dengan analisis shift-share akan mempunyai dua kelemahan asumsi), (vi) Dengan
konsep rasio perubahan proporsi, maka LQShift lebih proporsional dalam penentuan keunggulan
kompetitif dibandingkan dengan shift-share (pada competitive component) yang menggunakan
selisih pertumbuhan.
Secara ringkas perbandingan antara analisis LQShare-LQShift, analisis LQ dan analisis ShiftShare ditampilkan pada tabel 1.

7
Tabel 1: Perbandingan Analisis LQ, Shift-Share, serta LQShare dan LQShift.
No

Analisis

Spesialisasi
sektor
wilayah
(keunggulan
komparatif)

Nilai hasil
perhitungan

LQ

Qkr
Qr

Qkn
Qn

Rasio proporsi
dalam satu titik waktu.

LQ Share

Perkembangan
wilayah
dalam
waktu.

QRkn QRko
Q Q
Rn
Ro

QNkn QNko
Q Q
Nn No
sektor
periode

QRkn QRko

QRn QRo

Q
Nkn Nko
QNn QNo

Y * Yk' Y * y k' Yk'


1


Y
Yk Y y k Yk

PEW

Selisih pertumbuhan
dalam periode waktu.

X>1, X=1 atau X<1

X>0, X=0 atau X<0

Jika nilai LQ > 1,


tingkat
spesialisasi
sektor
wilayah
pengamatan lebih tinggi
dari pada wilayah acuan
dalam satu titik waktu.

Jika nilai competitive


component > 0, maka
tingkat daya saing sektor
wilayah
pengamatan
lebih tinggi dari pada
wilayah acuan dalam
periode waktu.

Menjelaskan
tingkat
spesialisasi/ konsentrasi
(keunggulan
komparatif)
sektor
wilayah

Menjelaskan tingkat daya


saing sektor wilayah,
yang dilihat dari nilai
competitive component

Sumber: Canon, (2007:51).

LQShare-LQShift
Spesialisasi sektor wilayah
dalam periode waktu.

yk' Yk'
competitive

component
yk Yk

Arti nilai
hasil analisis

Guna hasil.

Shift-Share

Pertumbuhan
sektor
wilayah dalam periode
waktu.

Daya saing
sektor
wilayah
(keunggulan
kompetitif)

Konsep
Perhitungan.

Location Quotient
Spesialisasi
sektor
wilayah dalam satu titik
waktu

LQ

Shift

Rata-rata rasio proporsi &


selisih perubahan rasio
proporsi dalam periode
waktu.
X>1, X=1, X<1, serta
LQShift > LQshare atau
LQShift < LQshare
Jika nilai LQshare > 1, tingkat
spesialisasi sektor wilayah
pengamatan lebih tinggi
dibandingkan dengan sektor
wilayah acuan dalam periode
waktu.
Jika nilai LQShift > 1, maka
tingkat daya saing sektor
wilayah pengamatan lebih
tinggi dari pada wilayah
acuan dalam periode waktu.
Jika nilai LQShift > LQshare,
maka trend spesialisasi sektor
wilayah
pengamatan
meningkat, dan sebaliknya.
Menjelaskan
tingkat
spesialisasi/
konsentrasi
(keunggulan
komparatif),
tingkat
daya
saing
(keunggulan
kompetitif),
serta
trend
spesialisasi/
konsentrasi sektor wilayah.

8
III. Hasil Analisis (Uji Coba Model Analisis LQShare, LQShift).
Tabel 4:

Nilai Indeks LQShare, LQShift, Trend LQShare, Sektor Pertanian di Wilayah Propinsi
Sulawesi Utara, Periode Sebelum dan Setelah PWAKM.
Trend
LQShare
LQShift
LQShare.
Wilayah
Seb.
Set.
Seb. Set. Seb. Set.
Kt. Manado
0.11
0.13
0.12 0.18
+
+
Kt. Gorontalo
0.26
0.24
0.19 0.28
+
Kt. Bitung
0.52
0.50
0.39 0.40
Kb. Minahasa
1.54
1.35
1.54 1.22
Kb. Gorontalo
1.21
1.38
1.50 1.42
+
+
Kb. Bolaang Mangondow
1.32
1.47
1.44 1.91
+
+
Kb. Sangihe Talaud
1.38
1.39
1.26 1.47
+
Sektor pertanian unggul di seluruh wilayah kabupaten namun tidak unggul di wilayah

kota. Hal ini dapat dilihat dari nilai LQShare, LQShift yang lebih besar satu, yang mencerminkan
bahwa sektor tersebut mempunyai keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif di seluruh
wilayah kabupaten. Setelah PWAKM tingkat konsentrasi dan daya saing sektor ini meningkat di
kabupaten Bolaang Mangondow, Kabupaten Gorontalo, dan Kabupaten Sangihe Talaud,
sedangkan di Kabupaten Minahasa turun.
Tabel 5:

Nilai Indeks LQShare, LQShift, Trend LQShare, Sektor Industri Pengolahan di


Wilayah Propinsi Sulawesi Utara, Periode Sebelum dan Setelah PWAKM.
LQShare
LQShift
Trend LQShare.
Wilayah
Seb.
Set.
Seb. Set.
Seb.
Set.
Kt. Manado
0.57
0.79
0.55 1.05
+
Kt. Gorontalo
0.72
0.83
0.64 0.93
+
Kt. Bitung
2.18
2.62
1.87 2.92
+
Kb. Minahasa
0.96
0.95
1.08 0.81
+
Kb. Gorontalo
1.89
1.40
1.79 0.88
Kb. Bolaang Mangondow
0.37
0.33
0.40 0.36
+
+
Kb. Sangihe Talaud
0.50
0.38
0.52 0.25
+
Sektor industri pengolahan unggul di Kota Bitung dan Kabupaten Gorontalo (nilai

LQShare, LQShift yang lebih besar satu). Akan tetapi setelah PWAKM di Kabupaten Gorontalo
sektor ini mengalami penurunan komparatif dan keunggulan kompetitif, bahkan daya saingnya
menjadi tidak unggul. Setelah PWAKM, Sektor Industri dan Pengolahan di Kota Manado
berprospek cukup baik.

9
Tabel 6:

Nilai Indeks LQShare, LQShift, Trend LQShare, Sektor Perdagangan Hotel dan
Restoran di Wilayah Propinsi Sulawesi Utara, Periode Sebelum dan Setelah
PWAKM.
LQShare
LQShift
Trend LQShare.
Wilayah
Seb.
Set.
Seb.
Set.
Seb.
Set.
Kt. Manado
1.99
1.87
1.87
1.77
Kt. Gorontalo
2.78
2.51
2.58
2.30
Kt. Bitung
0.33
0.35
0.29
0.31
Kb. Minahasa
0.59
0.67
0.67
0.77
+
+
Kb. Gorontalo
0.55
0.75
0.51
0.96
+
Kb. Bolaang Mangondow
0.68
0.57
0.68
0.47
Kb. Sangihe Talaud
0.98
0.88
1.00
0.77
+
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran mempunyai keunggulan komparatif dan

keunggulan kompetitif tertinggi di Kota Gorontalo dan Kota Manado, namun akibat PWAKM
nilai keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif di kedua kota tersebut menurun.
Sebaliknya Kabupaten Minahasa, Kabupaten Gorontalo, dan Kota Bitung yang mengalami
peningkatan tingkat spesialisasi.
Tabel 6:

Nilai Indeks LQShare, LQShift, Trend LQShare, Sektor Keuangan Persewaan dan Jasa
Perusahaan di Wilayah Propinsi Sulawesi Utara, Periode Sebelum dan Setelah
PWAKM.
LQShare
LQShift
Trend LQShare.
Wilayah
Seb.
Set.
Seb.
Set.
Seb.
Set.
Kt. Manado
0.96
1.27
1.62
0.70
+
Kt. Gorontalo
0.81
0.88
1.09
0.07
+
Kt. Bitung
1.14
0.94
1.59
0.93
+
Kb. Minahasa
0.89
0.84
0.58
1.19
+
Kb. Gorontalo
1.58
1.32
0.91
1.42
+
Kb. Bolaang Mangondow
0.73
0.72
0.61
0.62
Kb. Sangihe Talaud
0.75
0.76
0.64
1.24
+
Tingkat spesialisasi dan daya saing Sektor Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan di

berbagai Wilayah Propinsi Sulawesi Utara cukup beragam, dan yang terbaik adalah Kabupaten
Gorontalo. PWAKM hanya memberikan pengaruh peningkatan keunggulan komparatif di
seluruh kota, namun dengan trend konsentrasi yang menurun.
IV. Penutup.
Analisis LQShare dan LQShift memberikan gambaran relatif tentang keunggulan komparatif,
keunggulan kompetitif serta trend spesialisasi sektor i wilayah. Jika dilihat dari hasil yang
diperoleh maka model analisis tersebut memberikan gambaran potensi relatif sektor wilayah
yang lebih baik dibandingkan dengan gabungan analisis LQ dan Shift-Share.

10
V. Daftar Pustaka.
Bendavid-Val, A. 1991, Regional and Local Economic Analysis for Practitioners (fourth edition),
Praeger publisher, New York.
Blair, John. P. 1991, Urban and Regional Economics, Richard D. Irwin Inc, Homewood-Boston.
Canon, Syarwani, 2007, The Analysis of the Impacts of Manado City Administration Territory
Extension on Economic Performances of Manado City And its Hinterlands in North
Sulawesi Province, Disertasi Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran,
Bandung.
Hustede, R. et al, G., 1984, Community Economic Analysis, North Central Regional Centre Rural
Development, Iowa State University, Iowa.
Isard, Walter, 1960, Methods of Regional Analysis: An Introduction to Regional Science, The
M.I.T Press, Massachusetts.
Mappadjati Amien, 1996, Penataan Ruang Untuk Pembangunan Wilayah: Pendekatan Dalam
Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah Yang Berdimensi Ruang, Pusat Studi
Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Lemlit Unhas, Ujung Pandang.
Sachs, J. and Larrain, F. B, 1993, Macroeconomics in the Global Economy, Prentice-Hall, Inc.,
New Jersey.
Shaffer, Ron, 1989, Community Economics: Economic Structure and Change in Smaller
Communities, Iowa State University Press, Iowa.

Anda mungkin juga menyukai