Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA


BUDAYA LOKAL DALAM ARUS GLOBALISASI

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Akhir Semester Ganjil


Mata Kuliah Manusia dan Kebudayaan Indonesia
Dosen Pengampu: Dr. Warsiman, M.Pd

Disusun Oleh:

Nanda Putri Kartika Sari

NIM : 195110200111019

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Budaya Lokal dalam Arus Globalisasi” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi syarat ujian
akhir semester mata kuliah manusia dan kebudayaan Indonesia. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan
juga bagi penyusun.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Warsiman, M.Pd.


selaku dosen pengampu mata kuliah manusia dan kebudayaan Indonesia yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Selain itu saya juga
berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberi dukungan kepada
saya ketika menyusun makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat
menunjang perbaikan di masa mendatang. Saya juga berharap semoga
makalah ini dapat membawa kebermanfaatan bagi berbagai pihak.

Kediri, 23 Desember 2020

Nanda Putri Kartika Sari

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii


BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 1

1.3 Tujuan Makalah ........................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 2

2.1 Globalisasi .................................................................................... 2

2.2 Budaya Lokal ............................................................................... 4

2.3 Budaya Lokal dalam Arus Globalisasi ......................................... 5

2.4 Strategi Antisipatif Mencegah Pudarnya Kebudayaan Lokal


dalam Arus Globalisasi ..................................................................... 7

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan .................................................................................. 9

3.2 Saran ............................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Globalisasi terjadi secara menyeluruh dalam segala aspek kehidupan.
Pesatnya kemajuan teknologi mendukung cepatnya penyebaran
globalisasi ke seluruh sudut dunia, tak terkecuali Indonesia. Dalam
penyebarannya tentu saja globalisasi membawa dampak positif dan
dampak negatif dalam berbagai bidang kehidupan seperti ekonomi,
politik, sosial, dan budaya. Salah satu bidang yang menjadi sorotan pada
kali ini adalah budaya.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya. Tiap daerah
yang ada di Indonesia memiliki keunikan dan ciri khas budayanya
masing-masing. Masuknya berbagai macam budaya luar melalui arus
globalisasi ini menjadi ancaman tersendiri bagi bangsa Indonesia. Erosi
budaya lokal yang terus-menerus juga dapat menimbulkan masalah baru
seperti ikut tergerusnya rasa cinta terhadap tanah air hingga akhirnya jati
diri sebuah bangsa pun ikut lenyap.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan globalisasi dan budaya lokal?
2. Bagaimanakah keadaan budaya lokal dalam arus globalisasi pada saat
ini?
3. Bagaimanakah strategi untuk mengantisipasi pudarnya budaya lokal
oleh globalisasi?
1.3. Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengertian serta konsep globalisasi dan budaya lokal.
2. Mengetahui keadaan budaya lokal dalam derasnya arus globalisasi
pada masa sekarang.
3. Mengetahui strategi yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi
pudarnya budaya lokal oleh globalisasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Globalisasi
2.1.1. Pengertian Globalisasi
Globalisasi berarti proses masuknya ke ruang lingkup dunia.
Globalisasi diambil dati kata global yang bermakna universal dan
dapat dikatan juga bahwa globalisasi membawa konsep “Dunia
Tanpa Batas” yang saat ini telah terwujud dan memberikan
banyak pengaruh terutama dalam bidang kebudayaan. Berikut ini
merupakan definisi globalisasi menurut para ahli :
2.1.1.1. Malcom Walter
Globalisasi didefinisikan sebagai proses sosial, dimana
batas geografis tidak penting terhadap kondisi sosial
budaya, yang akhirnya menjelma ke dalam kesadaran
seseorang.
2.1.1.2. Anthony Giddens
Menurut Giddens globalisasi adalah adanya saling
ketergantungan antara satu bangsa dengan bangsa lain,
antara satu manusia dengan manusia lain melalui
perdagangan, perjalanaan, pariwisata, budaya, informasi,
dan interaksi yang luas sehingga batas-batas negara
menjadi semakin sempit.
2.1.1.3. John Tomlinson
Tomlinson mendefinisikan globalisasi sebagai suatu
penyusutan jarak yang ditempuh dan pengurangan waktu
yang diambil dalam menjalankan berbagai aktifitas
sehari-hari, baik secara fisik (seperti perjalanan melalui
udara) atau secara perwakilan (seperti penghataran
informasi dan gambar menggunakan media elektronik),
untuk menyebrangi mereka.
2.1.1.4. Jan Aart Scholte

2
Globalisasi dapat juga didefenisikan sebagai proses
pertumbuhan dan perkembangan kegiatan ekonomi
lintas batas nasional dan regional.
Scholte melihat beberapa defenisi yang dimaksudkan
dengan globalisasi, antaranya adalah sebagai berikut:
2.1.1.4.1. Internasionalisasi
Globalisasi diartikan sebagai
meningkatnya aktivitas hubungan
internasional. Masing-masing menjadi saling
ketergantungan meskipun masih tetap
mempertahankan identitasnya sendiri.
2.1.1.4.2. Liberalisasi
Globalisasi juga diartikan sebagai
semakin berkurangnya batas-batas sebuah
negara. Misalnya, masalah harga
ekspor/impor, lalu lintas devisa dan migrasi.
2.1.1.4.3. Universalisasi
Semakin luasnya penyebaran material dan
immaterial ke seluruh dunia, hal ini juga
diartikan sebagai globalisasi. Pengalaman di
satu tempat dapat menjadi pengalaman di
seluruh dunia.
2.1.1.4.4. Westernisasi
Westernisasi merupakan satu bentuk dari
universalisasi, dimana makin luasnya
penyebaran budaya dan cara berfikir sehingga
berpengaruh secara global.
2.1.1.4.5. Hubungan transplanetari dan suprateritorialiti
Keempat definisi sebelumnya
mengidentifikasi bahwa masing-masing
negara masih mempertahankan status
ontologinya, namun pada definisi yang kelima

3
ini menyatakan bahwa dunia global
mempunyai ontologinya sendiri, bukan
sekedar gabungan dari berbagai negara.
2.1.2. Ciri Globalisasi
Berikut ini merupakan ciri dari berkembangnya globalisasi di
dunia :
2.1.2.1. Perubahan secara konstan pada ruang dan waktu
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, informasi,
dan komunikasi merupakan indikator bahwa komunikasi
secara global dapat terjadi dengan sangat cepat.
2.1.2.2. Perekonomian antar negara menjadi saling bergantung
satu sama lain
Hal ini dapat terjadi karena adanya pertumbuhan
perdagangan internasional, peningkatan pengaruh
perusahaan multinasional, dan organisasi perdangangan
dunia seperti World Trade Organization (WTO).
2.1.2.3. Meningkatnya interaksi budaya
Dengan berkembangnya teknologi kita dapat
menikmati dan mendapatkan pemikiran baru mengenai
hal-hal yang berhubungan dengan kebudayaan dari
berbagai negara dengan sangat mudah.
2.1.2.4. Meningkatnya masalah bersama
Terjadinya inflasi regional, permasalah lingkungan
hidup, krisis multinasional, dan hal sejenisnya merupakan
beberapa contoh dari permasalahan yang harus kita
hadapi bersama-sama setelah terkena arus globalisasi.

2.2. Budaya Lokal


2.2.1. Pengertian Budaya Lokal
Budaya lokal sering diartikan sebagai budaya asli dari suatu
kelompok masyarakat tertentu atau sering disebut sebagai budaya
daerah. Menurut Nawari Ismail (2011) budaya lokal memiliki

4
artian semua ide, aktivitas dan hasil aktivitas manusia dalam suatu
kelompok masyarakat di lokasi tertentu. Budaya lokal disepakati
dan dijadikan sebagai pedoman serta terus tumbuh dan
berkembang hingga sekarang. Kebudayaan lokal bukalah warisan
dari nenek moyang semata, namun semua unsur budaya yang
berlaku dalam masyarakat kemudian menjadi ciri khas sebuah
masyarakat.
2.2.2. Unsur – Unsur Budaya Lokal
Berikut ini adalah unsur-unsur budaya lokal yang
dikemukakan oleh beberapa ahli:
2.2.2.1. Melville J. Herskovits dalam Abidin (2014)
mengemukakakan bahwa kebudaya lokal memiliki unsur
pokok, yaitu: alat teknologi, sistem ekonomi, sistem
keluarga, dan sistem kekuasaan politik.
2.2.2.2. Bronislaw Malinowski dalam Abidin (2014) juga
menyampaikan adanya unsur pokok dalam kebudayaan
yang meliputi: sistem norma sosial yang memungkinkan
kerja sama antar anggota masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya, organisasi
ekonomi, Alat-alat dan lembaga atau petugas untuk
pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama),
dan organisasi kekuatan (politik).
2.2.2.3. Keontjaraningrat menuturkan bahwa kebudayaan lokal
memiliki unsur-unsur sebagai berikut: bahasa, sistem
pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup
dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem
religi, dan kesenian.

2.3. Budaya Lokal dalam Arus Globalisasi


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat arus
komunikasi dan informasi dari seluruh dunia menjadi semakin kencang
serta proses penyebaran globalisasi dan proses modernisasi pun dapat

5
berjalan dengan sangat mulus ke seluruh penjuru dunia. Konsep “Dunia
Tanpa Batas” yang diusung oleh globalisasi membuat semua orang di
seluruh dunia dapat menyatu dan menjadi semakin dekat melalui
kecanggihan teknologi seperti internet. Dengan adanya hal tersebut, maka
lalu lintas budaya antarwilayah menjadi sangat bebas dan terbuka lebar
tanpa ada batasan. Suatu negara dapat menyebarluaskan dan mengekspor
budayanya dengan mudah apabila negara tersebut mampu menguasai
teknologi informasi dan komunikasi. Apabila budaya tersebut berhasil
tersebar, maka secara perlahan budaya lokal suatu negara itu akan
berubah menjadi budaya global yang diikuti oleh seluruh warga dunia.
Fakta mengenai negara penguasa teknologi yang berhasil memegang
kendali terhadap persebaran budaya memberikan gambaran bahwa
Indonesia sebagai negara ketiga berada dalam posisi yang rawan
terpengaruh. Dalam proses alami ini, setiap bangsa akan berusaha
menyesuaikan budaya mereka dengan perkembangan baru sehingga
mereka dapat melanjutkan kehidupan dan menghindari kehancuran.
Selain itu, dalam proses ini, negara-negara harus memperkokoh dimensi
budaya mereka dan memelihara struktur nilai-nilainya agar tidak
dieliminasi oleh budaya asing. Derasnya arus informasi dan
telekomunikasi menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah
terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya dan mengkibatkan
berkurangnya keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri .
Mengaburnya batas antarwilayah pada saat ini dapat memunculkan
permasalahan baru berupa melunturnya warisan budaya. Hal tersebut
dapat kita amati pada gaya berbahasa, gaya berpakaian, dan teknologi
yang digunakan pada masa sekarang. Contoh nyatanya adalah bahasa
asing yang kini lebih digemari ketimbang bahasa daerah yang kian lama
kian bergeser dan berkurang penggunaannya. Pada kenyataannya budaya
lokal cenderung rumit, mengikat, dan sangat tidak praktis. Berbeda sekali
dengan budaya modern dari arus globalisasi yang sifanya tidak membatasi
terutama dalam hal berekspresi. Globalisasi menawarkan sebuah hal
menggiurkan yang berupa kecepatan, efektivitas, dan efesiensi yang

6
jarang sekali kita temui pada budaya lokal. Dengan adanya tawaran
menggiurkan tersebut, sudah pasti keberadaan budaya lokal semakin
terancam eksistensinya.

2.4. Strategi Antisipatif Mencegah Pudarnya Kebudayaan Lokal dalam


Arus Globalisasi
Kita tidak dapat menyangkal bahwa globalisasi dapat menggerus
keberadaan kebudayan lokal, khususnya kebudayaan yang ada di
Indonesia. Penolakan globalisasi tidak dapat kita lakukan hanya untuk
melindungi esksistensi kebudayaan lokal, karena penolakan tersebut akan
berimbas dan menimbulkan terhambatnya kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Oleh karena itu kita memerlukan sebuah strategi yang
ampuh untuk mengantisipasi pudarnya kebudayaan lokal dalam arus
globalisasi yang ada pada zaman sekarang ini. Berikut merupakan
strategi yang dapat kita lakukan untuk mengantisipasi hal tersebut :
2.4.1. Pembangunan Jati Diri Bangsa
Jati diri bangsa merupakan sebuah nilai identitas masyarakat
yang harus dibangun dengan kuat dan mendalam agar penghargaan
nilai budaya, bahasa, dan nilai solidaritas sosial, kekeluargaa, serta
rasa cinta tanah air tidak semakin memudar. Pembangunan jati diri
bangsa ini dapat dilakukan dengan cara menanamkan nilai-nilai
kearifan lokal kepada generasi muda sejak dini melalui pengajaran
budaya yang dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan nasional
yang diajarkan sejak sekolah dasar.
2.4.2. Pemahaman Falsafah Budaya
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah revitalisasi
dan penguatan budaya daerah dengan cara penanaman nilai-nilai
sejarah rasa senasib sepenanggungan di antara warga masyarakat.
Revitalisasi budaya daerah harus segera dilaksanakan kepada
seluruh golongan masyarakat. Hal ini dapat diwujudkan dengan
digalakkannya penyelenggaraan pentas-pentas budaya, kajian rutin
budaya, dan sarasehan falsafah budaya. Selain itu, peran media

7
dalam mempromosikan budaya lokal juga harus dimainkan sebaik
mungkin sebagai pemerkuat gerakan tersebut.
2.4.3. Pemanfaatkan Ilmu Pengetahuan Teknologi, Komunikasi, dan
Informasi
Di era global yang sekarang ini, pihak yang berhasil
menguasai teknologi merupakan pihak yang berpeluang besar
menguasai peradaban. Oleh karena itu, agar kita dapat
mempertahankan, atau bahkan menjadi penguasa peradaban, maka
kita harus memanfaatkan kemajuan teknologi dengan sebaik-
baiknya. Hal ini dapat kita lakukan dengan cara gencar
memasarkan budaya lokal melalui teknologi komunikasi seperti
internet. Jika hal tersebut berhasil dilakukan, maka daya tarik
budaya lokal akan semakin naik dan tentunya membawa pengaruh
terhadap aspek kehidupan yang lainnya, seperti ekonomi ataupun
politik.
2.4.4. Dibuatnya Peraturan Pemerintah
Dalam hal ini peran pemerintah memiliki pengaruh yang
cukup signifikan. Pembuatan sebuah hukum mengenai pelestarian
kebudayaan lokal yang mengikat seluruh elemen masyarakat tentu
saja dapat membantu proses berjalannya penguatan jati diri bangsa
dan meminimalisir terjadinya perpudaran budaya lokal bangsa
Indonesia di era globalisasi ini.
Selain itu, pemerintah perlu membangun pusat informasi
gabungan untuk pertunjukan seni, pendirian dan pengelolaan
promosi pertunjukan seni, pengembangan tenaga ahli khusus untuk
membesarkan anak yang berbakat seni, menggiatkan sumbangan
pengusaha di bidang seni, penghargaan untuk pertunjukan seni
budaya, peningkatan kegiatan promosi tentang produk budaya
untuk memperkuat daya saing budaya.

8
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Globalisasi merupakan sebuah fenomena dunia yang tidak dapat
kita tolak kedatangannya. Pastinya ada banyak hal positif dan hal
negatif yang dibawa oleh arus globalisasi masa kini. Salah satu
dampak negatif akibat pengaruh arus globalisasi adalah makin
terkikisnya budaya lokal oleh budaya modern.
Indonesia pada era globalisasi ini harus bisa mengatasi ancaman
yang ditodongkan oleh arus globalisasi terhadap budaya lokal. Untuk
mengatasi ancaman-ancaman tersebut diperlukan sebuah strategi
yang tepat agar kebudayaan lokal tidak semakin hilang eksistensinya.
Strategi yang dapat dilakukan diantaranya adalah pembangunan jati
diri bangsa, pemahaman falsafah budaya, pemanfaatkan teknologi dan
informasi, serta pembuatan peraturan pemerintah yang mengikat
seluruh masyarakat Indonesia.
3.2. Saran
Saran yang bisa saya sampaikan kepada pembaca adalah
hendaknya kita sebagai bagian dari warga negara Indonesia ikut
melakukan pelestarian budaya lokal agar Indonesia yang terkenal
akan kekayaan budayanya tidak kehilangan identitas bangsanya.
Pelestarian budaya ini dapat kita mulai dari diri kita sendiri dengan
cara menanamkan sikap rasa ingin tahu terhadap segala budaya daerah
yang ada di sekitar kita hingga kemudian berlanjut ke tahap
memperkenalkan budaya lokal tersebut ke ranah luar. Selain itu, untuk
mempertahankan eksistensi budaya lokal, kita juga dapat melakukan
filter terhadap budaya-budaya asing yang masuk melalui gerbang
globalisasi. Dengan hal-hal kecil tersebut setidaknya kita dapat turut
membantu pencegahan lenyapnya budaya lokal.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yusuf Zainal dan Beni Ahmad Saebeni. 2014. Pengantar Sistem
Sosial Budaya. Bandung: Pustaka Setia.

Giddens, A. 1990. The Consequences of Modernity. Cambridge: Polity Press.

Husin, M. Affan dan Hafidh Maksum. 2016. Membangun Kembali Sikap


Nasionalisme Bangsa Indonesia Dalam Menangkal Budaya
Asing Di Era Globalisasi. [online]. Tersedia:
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/PEAR/article/view/7542.
Diakses pada tanggal 20 Desember 2020.

Ismail, Nawari. 2011. Konflik Umat Beragama dan Budaya Lokal. Bandung:
Lubuk Agung.

Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Mubah, A. S. 2011. Strategi Meningkatkan Daya Tahan Budaya Lokal dalam


Menghadapi Arus Globalisasi. Jurnal Unair, 24(4). [online].
Tersedia:http://journal.unair.ac.id/filerPDF/03%20Safril%20Str
ategi%20Meningkatkan%20Daya%20Tahan%20Budaya%20Lo
kal%20Safril%20mda.pdf. Diakses pada tanggal 20 Desember
2020.
Nasution, Robby Darwis. 2017. Pengaruh Perkembangan Teknologi
Informasi Komunikasi Terhadap Eksistensi Budaya Lokal.
[online]. Tersedia : http://eprints.umpo.ac.id/5056/. Diakses pada
tanggal 19 Desember 2020.
Nurhaidah, M. Insya Musa. 2015. Dampak Pengaruh Globalisasi Bagi
Kehidupan Bangsa Indonesia. [online]. Tersedia: http://e-
repository.unsyiah.ac.id/PEAR/article/view/7506/6178. Diakses
pada tanggal 20 Desember 2020.
Scholte, J.A. 2005. Globalization: A Critical Introduction. Edisi Kedua.
London: Red Globe Press.

10
Suneki, Sri. 2012. Dampak Globalisasi Dalam Budaya Daerah. [online].
Tersedia:http://journal.upgris.ac.id/index.php/civis/article/view/
603/553. Diakses pada tanggal 19 Desember 2020.
Tomlinson, J. 1999. Globalization and Culture. Cambridge: Polity Press.
Walter, M. 1995. Globalization. Edisi Kedua. London: Taylor and Francis
Group.

11

Anda mungkin juga menyukai