Landasan Pendidikan
Implementasi Konsep Pendidikan menurut Howard Gardner (Pendidikan
Sebagai Pengembangan Berbagai Potensi Kecerdasan)
Dosen Pengampu :Ibu Ernidawati. M,Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Universitas Riau
2022
i
Kata Pengantar
Penulis mengucapkan ucapan terima kasih kepada Ibu Ernidawati, M.Pd selaku Dosen
Mata Kuliah Landasan Pancasila. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan
Penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang
sebesar besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu, Penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan
yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran
dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan Makalah..............................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
A. Pengertian kecerdasaan majemuk......................................................................................2
B. Latar belakang kecerdasan majemuk………………………………………………….....2
C. Peran Sekolah Bagi Perkembangan Anak dalam Multiple Intelligences (Kecerdasan
Majemuk)……………………………………………………………………………………3
D. Macam-macam kecerdasan majemuk……………………………………………………4
BAB III
PENUTUPAN...........................................................................................................................5
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................8
3.2 Saran............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang ahli pendidikan lain dari Harvard University bernama Howard
Gardner berpendapat bahwa tidak ada manusia yang tidak cerdas. Paradigma ini
menentang teori dikotomi cerdas-tidak cerdas. Gardner juga menentang anggapan
“cerdas” dari sisi IQ (intelectual quotion), yang menurutnya hanya mengacu pada tiga
jenis kecerdasan, yakni logiko-matematik, linguistik, dan spasial. Untuk selanjutnya,
Howard Gardner, kemudian memunculkan istilah multiple intelligences. Istilah ini
kemudian dikembangkan menjadi teori melalui penelitian yang rumit, melibatkan
antropologi, psikologi kognitif, psikologi perkembangan, psikometri, studi biografi,
fisiologi hewan, dan neuroanatomi (Armstrong, 1993; Larson, 2001).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
Rumusan Masalah pada Penulisan Makalah ini adalah :
1. Pengertian Kecerdasan Majemuk.
2. Latar Belakang Kecerdasan Majemuk.
3. Peran Sekolah bagi perkembangan anak dalam Kecerdasan Majemuk
4. Macam Macam Kecerdasan Majemuk
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan Rumusan Masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
makalah ini adalah :
1. Mengetahui apa itu Pengertian Kecerdasan Majemuk.
2. Memahami Latar Belakang Kecerdasan Majemuk.
3. Mengetahui Peran Sekolah bagi perkembangan anak dalam Kecerdasan
Majemuk
4. Mengetahui Macam Macam Kecerdasan Majemuk
BAB II
iv
PEMBAHASAN
vi
5. Semua jenis kecerdasan tersebut ditemukan di seluruh atau semua lintas
kebudayaan di seluruh dunia dan kelompok usia (Gardner, 1993: Armstrong,
2004:10–13).
C. Peran Sekolah Bagi Perkembangan Anak dalam Multiple Intelligences
(Kecerdasan Majemuk)
Problematika pendidikan sekolah di Indonesia mengalami masa-masa penuh
dilema. Pendidik hingga saat ini masih menerapkan pendekatan akademik penuh
hafalan. Praktik yang sesuai dengan kebutuhan/perkembangan anak belum seluruhnya
diterapkan. Keberhasilan belajar anak diukur dari kepatuhan, kemampuan kognitif dan
sosial anak. Anak-anak dengan kecerdasan kinestetik, intrapersonal, dan naturalis
dianggap sebagai anak-anak yang bermasalah. Beberapa pendidik, bahkan, mengecap
mereka sebagai anak yang hiperaktif, kuper, dan jorok. Pandangan ini telah membawa
efek yang merugikan bagi anak-anak, terutama bagi perkembangan mereka.
Pendidikan yang berbasis multiple intelligences, berpeluang memberikan
pengalaman hidup yang menyenangkan bagi anak dan memantik kecerdasan mereka.
Padahal, sebagaimana dikatakan oleh Howard Gardner (Armstrong, 2003)
perkembangan kecerdasan ditentukan oleh crystallizing experience dan paralyzing
experience. Hal ini menunjukkan pentingnya pengalaman baik yang mengesankan
bagi anak, dan betapa berbahayanya pengalaman buruk yang menyakitkan anak.
Dengan kata lain, anak-anak yang dididik dengan konsep multiple intelligences akan
mendapatkan perlakuan yang adil, memperoleh dukungan yang sangat mungkin
menjadi crystallizing experience. Mereka akan memperoleh kesempatan berkembang
sehingga setiap indikator dari kecerdasan berkembang optimal, dan muncul dalam
bentuk keterampilan yang menakjubkan. Teori multiple intelligences membuka
kemungkinan bagi setiap anak untuk belajar dan mencapai tugas
perkembangan. Multiple intelligences menghindarkan anak dari kegagalan tugas
perkembangan, seperti rasa rendah diri dan tidak bahagia, rasa ketidaksetujuan dan
penolakan sosial, yang akan menyulitkan penguasaan tugas perkembangan baru.
Tugas perkembangan akan terganggu jika anak tidak memperoleh kesempatan untuk
belajar apa yang diharapkan oleh kelompok sekolah, tidak memperoleh bimbingan
dalam belajar, dan tidak memiliki motivasi untuk belajar. Sebaliknya anak akan
terdukung oleh lingkungan yang memberikan kesempatan anak untuk belajar,
bimbingan belajar dari orang tua dan pendidik, serta motivasi yang kuat untuk belajar
(Hurlock, 1997). Hal ini berarti, multiple intelligences memberi kesempatan pada anak
untuk mendapatkan dukungan untuk pencapaian tugas perkembangan.
vii
life condition in a given culture and era.”13 Kecerdasan berkembang sesuai dengan
lingkungan yang berpengaruh pada seorang diri individu. Maka itu kecerdasanlah
yang menjadikan perbedaan antara seseorang dengan yang lainnya.
Gardner menyusun daftar tujuh kecerdasan dalam buku Frames of Mind (1993)
yakni:
a. Kecerdasan Linguistik (Linguistic Intelligence)
Kecerdasan linguistik merupakan kemampuan untuk menggunakan dan
mengolah kata-kata secara efektif baik secara oral maupun tertulis seperti dimiliki para
pencipta puisi, editor, jurnalis, dramawan, sastrawan, pemain sandiwara, maupun
orator. Gardner menyatakan bahwa “Linguistic Intelligences, involves sensitivity to
spoken and written language, the ability to learn languages, and the capacity to use
language to accomplish certain goals.”15
Kemampuan ini berkaitan dengan penggunaan dan pengembangan bahasa
secara umum. Dalam pengertian bahasa, orang itu mempunyai kepekaan yang tinggi
terhadap makna kata-kata (semantik), aturan diantara kata-kata (sintaksis), pada suara
dan ritme ungkapan kata (fonologi), dan perbedaan fungsi bahasa(pragmatic)
viii
Kecerdasan musik terkait dengan kepiawaian dalam menampilkan, mengarang
dan menyusun serta mengapresiasi pola musik. Kecerdasan musikal adalah
kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan, mengarang, membentuk dan
mengekspresikan bentuk-bentuk musik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap
ritme, melodi dan timbre dari musik yang didengar, kemampuan memainkan alat
musik, kemampuan bernyanyi, kemampuan untuk mencipta lagu, kemampuan untuk
menikmati lagu, musik, dan nyanyian. Kecerdasan ini misalnya dimiliki tokoh seperti
Gilang Ramadhan (musikus), Ebiet, G. Ade, Doel Sumbang dan Iwan Fals.
Tokoh-tokoh yang memiliki kecerdasan ini antara lain Jusuf Kala (negosiator),
Akbar Tanjung (politikus), Dr. Jose Rizal (relawan MER-C/pekerja sosial). Anak yang
memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi biasanya mampu dengan baik bekerja
dalam kelompok dan sering berperan sebagai pemimpin.
ix
sendiri. Termasuk dalam kecerdasan ini adalah kemampuan berefleksi dan
berkeseimbangan diri, memiliki kesadaran tinggi akan gagasan-gagasannya,
mempunyai kemampuan untuk mengambil keputusan pribadi, sadar akan tujuan
hidupnya, bisa
Tokoh-tokoh yang memiliki kecerdasan ini misalnya Edwin Norman dan Didik
Syamsu (pendaki gunung), Erma Widyasti (mikrobiologis/penyayang hewan),
Suratman (pembuat biopori/florist)
BAB III
x
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah
diatas masih banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya
penulisa akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan
pedoman dari beberpa sumber dan kritik yang bisa membangun.
Untuk pembaca makalah tentunya bisa menjadikan tulisan ini sebagai bahan
bacaan dan juga bisa menjadi referensi tambahan untuk mengerjakan tugas.
DAFTAR PUSTAKA
xi
Aryanti dan wahyuni. 2003. Multiple intelegences & application. Salatiga;
Gernard, howard. 2011 , framses of mind: the theory of multimples intelligence. New york:
bsic book
Sandjaja, stefanus. 2006. Teori multi[le itelllegnces dan aplikasinya di pendidikan anak usia
dini. semarang
xii