MAKALAH
PENDIDIKAN MENURUT PANDANGAN HUMANISME
MATA KULIAH
LANDASAN ILMU PENDIDIKAN
Dosen Pengampu
Dr. Riyanto, MM
Kelompok II
KATA PENGANTAR
Penulis
1. Arifin Yusuf
2. Efi Hardianto
3. Fiky Fajarudin
4. Srinatu Widayati
5. Suheri
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Aspek-Aspek Humanistik........................................................... 3
D. Kurikulum Humanis.................................................................... 10
A. Kesimpulan.................................................................................. 17
B. Saran ........................................................................................... 17
DAFTAR LITERATUR
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia. Didalam pengertian lain manusia adalah subjek atau pribadi yang
memiliki hak cipta, rasa, dan karsa. Oleh karena itu, pendidikan yang
lain, si pembelajar dalam proses belajar harus berusaha agar lambat laun ia
yang ada dalam pendidikan Indonesia yang lebih memfokuskan diri pada
mencakup, olah piker, olah rasa, olah karsa, olah cipta, dan olah raga.
2
yang tidak dapat dipisahkan. Jika guru tidak ada maka siswa akan sulit
berkembang, begitu juga sebaliknya jika siswa tidak ada maka guru tidak
dapat memberikan ilmunya dan ia tidak akan disebut guru. Setiap anak
siswa yang seperti itu tidak dapat kita ketahui jika kita tidak mendekati
mereka.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Dari uraian permasalahan di atas maka tujuan dari makalah ini adalah:
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aspek-aspek humanistik
pola nada atau ritme. Kepekaan akan suatu nada atau ritme
rohani.
ini tentu merugikan siswa sebab tidak semua bakat dan kemampuannya
dieksplorasi dan dikembangkan, dan juga fatal bagi sebagian siswa yang
yang mengembangkan aktivitas baik otak kanan maupun otak kiri, yang
pada aspek intelektual belaka hanya akan menjauhkan peserta didik dari
pengembangan olah rasa dan karsa. Jika berlanjut terus akan menjadikan
pepatah:”Lain lading lain belalang, lain lubuk lain ikannya.” Manusia akan
Manusia yang seutuhnya antara lain dimengerti sebagai manusia itu sendiri
afektif, nilai-nilai dan prilaku antar pribadi. Sehubungan dengan itu akan
1. Confluent Education
kognitif di dalam kelas. Hal ini merupakan cara yang bagus sekali
baik tetapi juga memperoleh kesadaran antar vpribadi yang lebih baik
2. Open Education
kelompok.
mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
buku kerja.
teman sekerjanya.
3. Cooperative Learning
Mereka percaya bahwa masalah ini tak dapat diserahkan begitu saja
kepada siswa, pada tipe ini guru memberikan tekanan akan perlunya
tersusun dengan logis, dan tujuan instruksional yang tertentu dan mereka
kualitas bagi fasilitator, ini merupakan iktisar yang sangat disingkat dari
beberapa petunjuk.
belajar yang paling luas dan mudah dimanfaatkan para siswa untuk
kelas dan menerima baik isi yang bersifat intelektual dan sikap-
yang lain.
sendiri.
D. Kurikulum humanis.
Kurikulum secara etimologis berarti jarak yang harus ditempuh oleh pelari
kurikulum terdapat tiga konsep utama yaitu rencana, proses dan tujuan.
pada kepentingan stakeholder dalam hal ini yang akan dibahas adalah guru
dan siswa.
guru proses pendidikan tidak bias berjalan jadi guru adalah tokoh
harus mengikuti cetak biru yang diinginkan oleh guru menjadi sebab
melemahkan peran guru sebagai seorang yang digugu dan ditiru. Dunia
sebagai dewa suci, sesuci lembaga sekolah itu sendiri, sering kelihatan
Konsep Freud terkait dengan guru akan sangat berbeda bila kita
seorang tokoh dan ulam besar islam al Imam Ghazali dalam bukunya
antara guru dan murid harus memiliki akhlak, akhlak guru adalah
belajar
keterbatasannya sendiri.
Guru yang baik menurut teori ini adalah : Guru yang memiliki rasa
dengan siswa dengan mudah dan wajar. Ruang kelas lebih terbuka
tidak efektif adalah guru yang memiliki rasa humor yang rendah,
gereja ini mengundang berbagai kritikan yang tidak hanya datang dari
olok sang. Dan bahkan Yang tragisnya lagi ketika para murid
156).
tangan politik pemerintah, bebas dari kekangan guru dan bebas segala-
16
sekolah.
berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
dari campur tangan politik pemerintah, bebas dari kekangan guru dan
pasti memiliki tujuan yang terkait yang terkait dengan kehendak yang
kebebasan yang yang lain. Apapun yang dilakukan oleh siswa dalam
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA