Oleh:
UNIVERSITAS TERBUKA
SURAKARTA
1
2021.1
LEMBAR PENGESAHAN
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 5
C. Tujuan........................................................................................................ 6
D. Manfaat..................................................................................................... 6
A. Kajian Teori............................................................................................... 8
B. Hipotesis Penelitian................................................................................... 15
B. Subyek Penelitian....................................................................................... 16
D. Indikator Capaian...................................................................................... 19
3
Daftar Pustaka
BAB I PENDAHULUAN
Taman Kanak – Kanak (TK) merupakan lembaga pendidikan formal sebelum anak
memasuki sekolah dasar, lembaga ini dianggap penting karena bagi anak usia ini merupakan
golden age (usia emas) yang didalamnya terdapat “masa peka” yang hanya datang sekali. Masa
peka merupakan suatu masa yang menuntut perkembangan anak perkembangan anak
dikembangkan secara optimal. Upaya pengembangan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara
termasuk melalui permainan berhitung.
Permainan berhitung di TK tidak hanya terkait dengan kemampuan kognitif saja, tetapi
juga kesiapan mental sosial dan emosional, karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan
secara menarik, bervariasi dan menyenangkan.
Anak adalah individu yang mempunyai rasa ingin tahu tinggi, yang dikenal sebagai
pembelajaran aktif seperti yang dikemukakan dalam teori kontruktivitas yang memandang bahwa
anak sebagai pembelajar aktif yang dapat membangun pengetahuan-pengetahuan yang telah
dimiliki dengan pengalaman yang diperolehnya.
Dengan memberikan motivasi kepada anak karena motivasi merupakan proses internal
yang mengaktifkan, memandu dan memelihara perilaku anak secara terus menerus. Contoh
4
motivasi Intrinsik adalah rasa ingin tahu anak untuk menghitung benda yang ada di sekitarnya,
sehingga anak mau mengulangi apa yang sudah dipelajari.
Berdasarkam permasalahan yang telah disampaikan diatas, maka dalam penelitian ini
memberi fokus pada peningkatkan kemampuan berhitung melalui permainan ikan pada
siswa TK Islam Tarbiyatul Banin 32 Patemon tahun ajar 2020/2021.
B.Rumusan masalah
5
1. Bagaimana kemampuan berhitung sebelum menggunakan permainan ikan di TK Islam
Tarbiyatul Banin 32 Patemon pada tahun 2020/2021?
C.Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui kemampuan berhitung sebelum menggunakan permainan ikan di TK Islam
Tarbiyatul Banin 32 Patemon pada tahun 2020/2021?
3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berhitung anak di TK Islam Tarbiyatul Banin 32
Patemon setelah dengan menggunakan permainan ikan?
a. Dapat belajar berhitung pemulaan dari berbagai media atau alat peraga.
b. Meningkatkan inisiatif anak untuk belajar berhitung permulaan melalui kegiatan bermain
sambil belajar.
6
2. Manfaat bagi guru:
b. Menambah pengetahuan dalam memilih dan menggunakan alternatif pembelajaran yang tepat
dalam menyampaikan materi berhitung.
a. Dapat menambah wawasan bagaimana memfasilitasi anak yang ada hubungannya dengan
kemampuan kognitif anak usia TK.
c. Masyarakat akan lebih percaya dan mendukung sekolah karena mutunya sangat bagus.
7
BAB II LANDASAN TEORI
A.KAJIAN TEORI
1. Kemampuan Berhitung
Jean Piaget, menyatakan bahwa kegiatan belajar memerlukan kesiapan dalam diri anak.
Artinya belajar sebagai suatu proses membutuhkan aktifitas baik fisik maupun psikis.
Selain itu kegiatan belajar pada anak harus disesuaikan dengan tahap-tahap
perkembangan mental anak, karena belajar bagi anak harus keluar dari anak itu sendiri. Anak
usia TK berada pada tahapan pre-operasional kongret dan berfikir intuitif dimana anak maupun
mempertimbangkan tentang besar, bentuk dan benda – benda didasarkan pada interprestasi dan
pengalamannya (persepsi sendiri).
Perkembangan dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar. Apabila anak sudah
menunjukkan masa peka (kematangan) untuk berhitung, maka orang tua dan guru di TK harus
tanggap, untuk segera memberikan layanan dan bimbingan sehingga kebutuhan anak dapat
terpenuhi dan tersalurkan dengan sebaik-baiknya menuju perkembangan kemampuan berhitung
yang optimal. Anak usia TK adalah masa yang sangat strategis untuk mengenalkan berhitung di
jalur matematika, karena anak TK sangat peka terhadap rangsangan yang diterima dari
lingkungan.
8
Benyamin S. Bloom yang menyatakan bahwa 50 % dan potensi intelektual anak sudah
terbentuk usia 4 tahun kemudian mencapai sekitar 80 % pada usia 8 tahun.
Hurlock (2002) mengatakan bahwa lima tahun pertama dalam kehidupan anak merupakan
peletak dasar bagi perkembangan selajutnya. Piaget juga mengatakan bahwa untuk
meningkatkan perkembangan mental adalah melalui pengalaman–pengalaman aktif dengan
menggunakan benda-benda disekitarnya. Pendidikan di TK sangat penting untuk mencapai
keberhasilan belajar pada tingkat pendidikan selanjutnya.
a. Penguasaan konsep
Pemahaman atau pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan benda dan peristiwa
kongkrit,seperti pengenalan warna, bentuk, dan menghitung benda/ bilangan.
b. Masa transisi
Proses berpikir yang merupakan masa peralihan dari pemahaman kongkrit menuju
pengenalan lambang yang abstrak, dimana benda kongkrit itu masih ada dan mulai dikenalkan
bentuk lambangnya.
c. Lambang
9
Merupakan visualisasi dari berbagai konsep. Misalnya lambang 7 untuk menggambarkan
konsep bilangan tujuh, merah untuk menggambarkan konsep warna, besar
untuk menggambarkan konsep ruang, dan sebagainya.
Beberapa manfaat matematika untuk anak usia dini adalah sebagai berikut:
Ciri-ciri yang menandai bahwa anak sudah mulai menyenangi permainan berhitung antara
lain:
e. Anak mulai menjumlah-jumlahkan atau mengurangi angka dan benda-benda yang ada di
sekitarnya tanpa disengaja.
10
d. Bahasa yang digunakan didalam pengenalan konsep berhitung seyogyanya bahasa yang
sederhana dan jika memungkinkan mengambil contoh yang terdapat di lingkungan sekitar anak.
e. Dalam permainan matematika anak dapat di kelompokkan sesuai tahap penguasaan berhitung
yaitu tahap konsep, masa transisi dan lambang.
f. Dalam mengevaluasi hasil perkembangan anak harus dimulai dari awal sampai akhir kegiatan.
The principles and strandards for school mathematics (prinsip dan standar untuk
matematika sekolah), yang dikembangkan oleh kelompok pendidik dari National Council of
Teacher of Mathematics (NCTM, 2000) memaparkan harapan matematika untuk anak usia dini.
Konsep-konsep yang bisa dipahami anak usia dini antara lain:
a. Bilangan
Salah satu konsep matematika yang paling penting dipelajari anak adalah pengembangan
kepekaan bilangan. Peka terhadap bilangan berarti tidak sekedar menghitung. Kepekaan bilangan
itu mencakup pengembangan rasa kuantitas dan pemahaman kesesuaian satu lawan satu. Ketika
kepekaan terhadap bilangan anak-anak berkembang, mereka menjadi semakin tertarik pada
hitung-menghitung. Menghitung ini menjadi landasan bagi pekerjaan dini anak-anak dengan
bilangan.
b. Aljabar
c. Penggolongan
Penggolongan (klasifikasi) adalah salah satu proses yang penting untuk mengembangakn
konsep bilangan. Supaya anak mampu menggolongkan atau menyortir benda-banda, mereka
harus mengembangkan pengertian tentang “saling memiliki kesamaan”, “keserupaan”,
“kesamaan”, dan “perbedaan”. Kegiatan yang dapat mendukung kemampuan klasifikasi anak
adalah:
11
d. Membandingkan
Adalah proses dimana anak membangun suatu hubungan antara dua benda berdasarkan
atribut tertentu. Anak usia dini sering membuat perbedaan, terutama bila perbandingan itu
melibatkan mereka secara pribadi.
e. Menyusun
Menyusun atau menata adalah tingkat lebih tinggi dari perbandingan. Menyusun
melibatkan perbandingan benda-benda yang lebih banyak, menempatkan benda-benda dalam
satu urutan. Kegiatan menyusun dapat dilakukan didalam maupun luar kelas, misalnya
menyusun buku yang diatur dari yang paling tebal, mengatur barisan dari anak yang paling
tinggi/pendek, dll.
f. Pola-pola
g. Geometri
h. Pengukuran
12
Percobaan dengan pengukuran, penggolongan, dan penyortiran merupakan dasar untuk
memahami probabilitas dan analisis data. Ini berarti mengemukakan pertanyaan, mengumpulkan
informasi tentang dirinya dan lingkungan mereka, dan menyampaikan informasi ini secara hidup.
2. Alat Permainan
Bermain dalam konsep dasar bahasa Indonesia adalah berbuat sesuatu untuk
menyenangkan hati (dengan menggunakan alat tertentu atau tidak). Menurut Diana Mautiah
(2012:91), bermain adalah kegiatan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak. Menurut Gordon dan Browne (dalam Moeslichatoen, 1999:31), bermain adalah kegiatan
yang memberikan harapan dan antisipasi tentang dunia yang memberikan kegembiraan dan
memungkinkan anak berkhayal seperti sesuatu atau seseorang.
Pengertian alat permainan semua alat permainan yang digunakan anak untuk memenuhi
naluri bermainnya. Peralatan tersebut tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan anak. Macam alat
permainan sebagai pelengkap untuk bermain sangat beragam. Ada yang bersifat bongkar pasang,
13
mengelompokkan, memadukan, mencari padanannya, merangkai, membentuk, mengetok,
menyempurnakan suatu desain, menyusun suatu bentuk utuhnya dan lain-lain. Sewaktu bermain
dengan alat permainan anak akan mendapatkan masukan pengetahuan untuk ia ingat.
Fungsi alat permainan adalah untuk mengenal lingkungan dan juga mengajar anak
mengenal kekuatan maupun kelemahan dirinya. Dengan alat permainan anak akan melakukan
kegiatan yang jelas dan menyenangkan ini juga akan meningkatkan sel otaknya dan
menyuburkan proses pembelajaran.
Alat permainan ini adalah alat permainan yang menstimulasi pemakainya untuk aktif
bergerak. Sebagai contoh: holahoop, kuda kepang, bola dan lain-lain.
Alat permainan fantasi adalah alat yang berfungsi untuk mendukung permainan fantasi
anak. Dengan menggunakan alat tersebut anak bisa menjadi tokoh atau karakter atau profesi
yang ada dalam fantasinya. Contoh: topeng, baju atau seragam tentara, pistol dan sebagainya.
Alat menerima adalah alat yang mengutamakan fungsi untuk membantu dalam permainan
menerima anak. Hal tersebut karena anak memiliki kecenderungan untuk memiliki kesulitan
dalam menerima atau menangkap sebuah benda. Contoh: kaus tangan baseball, keranjang basket,
dan lain-lain.
Alat permainan ini berfungsi untuk membentuk seperti benda-benda yang anak inginkan. Alat
permainan ini mengutamakan kreatifitas anak. Contoh: kertas lipat, lego, balok, puzzle, plastisin
dan lain-lain.
14
B.HIPOTESIS TINDAKAN
Diharapkan melalui permainan ikan dapat meningkatkan kemampuan berhitung pada anak di
kelompok B TK Islam Tarbiyatul Banin 32 Patemon, Kec.Tengaran Kab.Semarang.
15
BAB III Metode penelitian
a. Lokasi Penelitian
b. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian adalah bulan April sampai dengan bulan Mei 2021.
B.Subyek penelitian
TK Islam Tarbiyatul Banin 32 Patemon, kelompok B dengan jumlah murid 13, baru 3 anak yang
sudah mampu mengenal konsep bilangan dan menuliskan angka pada jumlah gambar atau
mainan yang disediakan oleh guru dengan sedikit bantuan.
Menurut Model Kemmis & Mc Taggart, PTK mencakup empat langkah, yaitu: 1)
Perencanaan (planning), 2) Tindakan (acting), 3) pengamatan (observing), 4) Refleksi
(reflecting).
Keempat langkah tersebut bersifat spiral dan dipandang sebagai satu siklus (Rochiati
Wiriaatmadja, 2005:66). PTK yang dilaksanakan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
berhitung anak TK Islam Tarbiyatul Banin 32 Patemon, pada tahun ajar 2020/2021
16
menggunakan Finger Painting. Secara rinci prosedur penelitian tindakan ini dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Perencannaan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan tindakan adalah menyusun
rancangan yang akan dilaksanakan, sesuai dengan temuan masalah dan gagasan awal.
Dalam perencanaan ini peneliti mengembangkan rencana pembelajaran, lembar
observasi. Pembuatan rencana pembelajaran dan dikonsultasikan dengan guru.
Dalam melakukan penelitian pemahaman konsep bilangan melalui media bermain lotto,
peneliti harus mempersiapkan segala sesuatu dan mempersiapkan secara detail langkah kegiatan
agar mencapai tujuan yang diharapkan.
2. Implementasi tindakan
Pada tahap ini, guru melaksanakan desain model Pemberian Tugas yang telah
direncanakan. Dalam usaha kearah perbaikan suatu perencanaan bersifat fleksibel dan
siap dilakukan perubahan sesuai apa yang terjadi dalam proses pelaksaan di lapangan.
17
a. Pendahuluan
b. Kegiatan inti
c. Penutup
5. Siklus Tindakan
Penelitian dengan model ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus. Adapun tahap-tahap
penelitian model Kemmis dan Mc Taggar dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
18
Perencanaan
Refleksi
Siklus I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
Siklus II
Pelaksanaan
Pengamatan
D.Indikator capaian
19
2. Dengan meningkatkan hasil belajar maka keaktifan anak dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran meningkat.
Tabel 1
Selain indikator kinerja anak dalam penelitian ini juga ada indikator kinerja guru yang
dapat dilaksanakan dari persiapan, pelaksanaan dan penutup sebagai berikut:
Tabel 2
20
b. Kemampuan guru menyiapkan murid (baris, berdoa, salam)
g. Intonasi suara
E.Instrumen yg digunakan
Menggunakan lembar observasi/alat penilaian observasi unjuk kerja anak dan pemberian
tugas selama pembelajaran konsep bilangan dengan permainan lotto. Adapun lembar observasi
adalah lembar observasi kinerja guru dan siswa.
21
F.Tehnik pengumpulan data
a. Metode Observasi
b. Metode Wawancara
Denzim (Goetz dan Le Compte, 1984) dalam Rochiati Wiriaatmadja (2005: 117)
menjelaskan bahwa wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal
kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang
dipandang perlu.
c. Dokumentasi
Dokumen yang digunakan berupa daftar kelompok siswa, daftar nilai siswa, dan foto
kegiatan pembelajaran. Dokumentasi foto untuk memberikan gambaran secara lebih nyata
mengenai kegiatan kelompok siswa dan menggambarkan suasanan kelas ketika aktivitas belajar
berlangsung.
d. Keabsaahan Data
Validasi data diperlukan agar diperoleh data-data yang valid. Untuk data yang diperoleh
dari hasil evaluasi/hasil belajar anak maka terlebih dahulu dibuat butir-butir soal yang telah diuji
kevalidannya dengan cara membuat kisi-kisi soal dahulu.
Data yang diperoleh dari data hasil observasi divalidasi dengan trianggulasi sumber yaitu
data berasal dari kolaborasi dengan teman satu kelas.
e. Analisis Data
22
Analisis data dalam penelitian ini meliputi analisis terdapat data primer dengan
menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai hasil belajar pemahaman
konsep bilangan.
Analisis data sekunder menggunakan cara deskriptif kualitatif yaitu berdasarkan hasil observasi
dan dilakukan refleksi dari beberapa kejadian dalam proses kegiatan belajar pemahaman konsep
bilangan.
Proses analisis data dimulai dengan menelaah data yang tersedia dari berbagai sumber,
yaitu dari: pengamatan yang sudah ditulis, dokumen foto, dan format penilaian. Data-data
tersebut dipelajari dan ditelaah.
23
24