Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Meningkatkan kemampuan berhitung menggunakan media bergambar pada


siswa  TK di Taman Kanak-Kanak Islam Tarbiyatul Banin 32 Patemon

Oleh:

Eni Puji Hastuti / 836789077

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH

UNIVERSITAS TERBUKA

SURAKARTA

1
2021.1

LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa : Eni Puji Hastuti


NIM : 836789077
Tempat Praktik PTK : TK Tarbiyatul Banin 32 Patemon
Alamat Tempat Praktik : Jl. Merbabu Patemon rt 03 rw 01
PTK Kec. Tengaran, Kab. Semarang
Waktu :
Pokjar : Salatiga
UPBJJ-UT : Surakarta

Mengetahui Salatiga , 30 April 2021


Dosen Pembimbing, Mahasiswa,

Tri Setyanti, M.Pd Eni Puji Hastuti


NIP:19630919 198403 2 012 NIM .836789077

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Lembar Pengesahan

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang .......................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah...................................................................................... 5

C. Tujuan........................................................................................................ 6

D. Manfaat..................................................................................................... 6

Bab II Landasan Teori

A. Kajian Teori............................................................................................... 8

B. Hipotesis Penelitian................................................................................... 15

Bab III Metode Penelitian

A. Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................................... 16

B. Subyek Penelitian....................................................................................... 16

C. Desain Tindakan Penelitian....................................................................... 16

D. Indikator Capaian...................................................................................... 19

E. Instrumen Yang Digunakan ...................................................................... 20

F. Teknik Pengumpulan Data......................................................................... 22

G. Teknik Analisa data................................................................................... 23

3
Daftar Pustaka

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar belakang penelitian

Taman Kanak – Kanak (TK) merupakan lembaga pendidikan formal sebelum anak
memasuki sekolah dasar, lembaga ini dianggap penting karena bagi anak usia ini merupakan
golden age (usia emas) yang didalamnya terdapat “masa peka” yang hanya datang sekali. Masa
peka merupakan suatu masa yang menuntut perkembangan anak perkembangan anak
dikembangkan secara optimal. Upaya pengembangan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara
termasuk melalui permainan berhitung.

Permainan berhitung di TK tidak hanya terkait dengan kemampuan kognitif saja, tetapi
juga kesiapan mental sosial dan emosional, karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan
secara menarik, bervariasi dan menyenangkan.

Pada usia Taman Kanak-Kanak perkembangan kognitif mempunyai peranan yang


penting, karena berkaitan dengan otak, sesuai dengan penelitian Bloom (dalam Triyono : 4)
bahwa sampai usia 4 tahun otak manusia berfungsi 50%, sampai usia 8 tahun otak manusia
berfungsi 80 %, jadi sejak usia 8 tahun kecerdasan manusia hanya bertambah 20%. Dengan
demikian perlu perhatian yang lebih pada usia Taman Kanak-Kanak.

Anak adalah individu yang mempunyai rasa ingin tahu tinggi, yang dikenal sebagai
pembelajaran aktif seperti yang dikemukakan dalam teori kontruktivitas yang memandang bahwa
anak sebagai pembelajar aktif yang dapat membangun pengetahuan-pengetahuan yang telah
dimiliki dengan pengalaman yang diperolehnya.

Dengan memberikan motivasi kepada anak karena motivasi merupakan proses internal
yang mengaktifkan, memandu dan memelihara perilaku anak secara terus menerus. Contoh

4
motivasi Intrinsik adalah rasa ingin tahu anak untuk menghitung benda yang ada di sekitarnya,
sehingga anak mau mengulangi apa yang sudah dipelajari.

Berdasarkan pengamatan di  TK Islam Tarbiyatul Banin 32 Patemon penulis menemukan


adanya masalah yaitu rendahnya minat anak didik belajar berhitung dengan benda – benda yang
ada di lingkungan. Anak lebih menyukai pembelajaran mewarnai, motorik halus dan bermain di
luar.

Di  TK Islam Tarbiyatul Banin 32 Patemon pembelajaran berhitung dengan benda–


benda, menggunakan alat yang sederhana adalah salah satu kegiatan yang sering dilaksanakan di
kelas. Para pendidik menggunakan media yang ada di dalam lingkungan sekolah misalnya pensil,
kapur, buku, jepitan baju. Hal ini kadang membuat anak merasa bosan karena anak masih
berkutat dilingkungan dalam ruangan atau melihat benda-benda yang sering dilihat.

Di dalam persiapan menyusun model pembelajaran berhitung ini disesuaikan dengan


karakteristik anak, perkembangan fisik dan psikologis anak TK, keadaan lingkungan sekitar dan
ketersediaan saran dan prasarana pendidikan sangat mendukung keberhasilan pembelajaran.
Kegiatan berhitung ini untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas anak sesuai dengan
tahap perkembangannya.

Permainan berhitung merupakan bagian dari matematika, diperlukan untuk


menumbuhkembangkan keterampilan berhitung yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari
– hari, terutama konsep bilangan yang merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan
matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar.

Berdasarkam permasalahan yang telah disampaikan diatas, maka dalam penelitian ini
memberi fokus pada peningkatkan kemampuan berhitung melalui permainan ikan pada
siswa  TK Islam Tarbiyatul Banin 32 Patemon tahun ajar 2020/2021.

B.Rumusan masalah

Dengan adanya faktor–faktor di atas untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak


penulis memperoleh rumusan masalah yaitu:

5
1.      Bagaimana kemampuan berhitung sebelum menggunakan permainan ikan di  TK Islam
Tarbiyatul Banin 32 Patemon pada tahun 2020/2021?

2.      Bagaimana pelaksanaan pembelajaran kemampuan berhitung pada saat menggunakan


permainan ikan di TK Islam Tarbiyatul Banin 32 Patemon pada tahun 2020/2021?

3.      Bagaimana peningkatan kemampuan berhitung anak di TK Islam Tarbiyatul Banin 32


Patemon setelah dengan menggunakan permainan ikan?

C.Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1.      Untuk mengetahui kemampuan berhitung sebelum menggunakan permainan ikan di  TK Islam
Tarbiyatul Banin 32 Patemon pada tahun 2020/2021?

2.      Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran kemampuan berhitung pada saat menggunakan


permainan ikan di TK Islam Tarbiyatul Banin 32 Patemon pada tahun 2020/2021?

3.      Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berhitung anak di  TK Islam Tarbiyatul Banin 32
Patemon setelah dengan menggunakan permainan ikan?

D.Manfaat hasil penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bermaksud untuk memberikan perbaikkan


pembelajaran, manfaatnya sebagai berikut:

1.      Manfaat bagi anak TK:

a.       Dapat belajar berhitung pemulaan dari berbagai media atau alat peraga.

b.      Meningkatkan inisiatif anak untuk belajar berhitung permulaan melalui kegiatan bermain
sambil belajar.

c.       Meningkatkan kemampuan anak dalam mengkonsepkan benda-benda dengan lambang


bilangannya.

6
2.      Manfaat bagi guru:

a.       Menambah wawasan tentang rangsangan yang tepat dalam meningkatkan kemampuan


berhitung permmulaan.

b.      Menambah pengetahuan dalam memilih dan menggunakan alternatif pembelajaran yang tepat
dalam menyampaikan materi berhitung.

c.       Mampu melakukan perencanaan, melaksanakan dan mengevaluasi kemampuan siswa.

3.      Manfaat bagi sekolah:

a.       Dapat menambah wawasan bagaimana memfasilitasi anak yang ada hubungannya dengan
kemampuan kognitif anak usia TK.

b.      Memberikan kesempatan bagi guru untuk berkembang membuat inovasi baru.

c.       Masyarakat akan lebih percaya dan mendukung sekolah karena mutunya sangat bagus.

7
BAB II LANDASAN TEORI

A.KAJIAN TEORI

1.      Kemampuan Berhitung

Beberapa teori yang mendasari perlunya permainan berhitung di TK adalah sebagai


berikut:

a.       Tingkat Perkembangan Mental Anak

Jean Piaget, menyatakan bahwa kegiatan belajar memerlukan kesiapan dalam diri anak.
Artinya belajar sebagai suatu proses membutuhkan aktifitas baik fisik maupun psikis.

Selain itu kegiatan belajar pada anak harus disesuaikan dengan tahap-tahap
perkembangan mental anak, karena belajar bagi anak harus keluar dari anak itu sendiri. Anak
usia TK berada pada tahapan pre-operasional kongret dan berfikir intuitif dimana anak maupun
mempertimbangkan tentang besar, bentuk dan benda – benda didasarkan pada interprestasi dan
pengalamannya (persepsi sendiri).

b.      Masa Peka Berhitung Pada Anak.

Perkembangan dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar. Apabila anak sudah
menunjukkan masa peka (kematangan) untuk berhitung, maka orang tua dan guru di TK harus
tanggap, untuk segera memberikan layanan dan bimbingan sehingga kebutuhan anak dapat
terpenuhi dan tersalurkan dengan sebaik-baiknya menuju perkembangan kemampuan berhitung
yang optimal. Anak usia TK adalah masa yang sangat strategis untuk mengenalkan berhitung di
jalur matematika, karena anak TK sangat peka terhadap rangsangan yang diterima dari
lingkungan.

8
Benyamin S. Bloom yang menyatakan bahwa 50 % dan potensi intelektual anak sudah
terbentuk usia 4 tahun kemudian mencapai sekitar 80 % pada usia 8 tahun.

c.       Perkembangan Awal Menentukan Perkembangan Selanjutnya.

Hurlock (2002) mengatakan bahwa lima tahun pertama dalam kehidupan anak merupakan
peletak dasar bagi perkembangan selajutnya. Piaget juga mengatakan bahwa untuk
meningkatkan perkembangan mental adalah melalui pengalaman–pengalaman aktif dengan
menggunakan benda-benda disekitarnya. Pendidikan di TK sangat penting untuk mencapai
keberhasilan belajar pada tingkat pendidikan selanjutnya.

Bloom bahkan menyatakan bahwa mempelajari bagaimana belajar (learning to learn)


yang terbentuk pada masa pendidikan TK akan tumbuh menjadi kebiasaan ditingkat pendidikan
selanjutnya. Hal ini bukanlah sekedar proses pelatihan agar anak maupun membaca, menulis dan
berhitung tetapi merupakan cara belajar mendasar yang meliputi kegiatan yang dapat memotivasi
untuk menemukan kesenangan dalam belajar, mengembangkan konsep diri (perasaan mampu
dan percaya diri) melatih kedisiplinan, keberminatan, inisiatif dan apresiatif. 

Sejalan dengan beberapa teori yang telah dikemukakan di atas, permainan matematika


anak usia dini seyogyanya dilakukan melalui tiga tahapan penguasaan berhitung di jalur
matematika yaitu:

  a.       Penguasaan konsep

Pemahaman atau pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan benda dan peristiwa
kongkrit,seperti pengenalan warna, bentuk, dan menghitung benda/ bilangan.

b.      Masa transisi

Proses berpikir yang merupakan masa peralihan dari pemahaman kongkrit menuju
pengenalan lambang yang abstrak, dimana benda kongkrit itu masih ada dan mulai dikenalkan
bentuk lambangnya.

c.       Lambang

9
Merupakan visualisasi dari berbagai konsep. Misalnya lambang 7 untuk menggambarkan
konsep bilangan tujuh, merah untuk menggambarkan konsep warna, besar
untuk menggambarkan konsep ruang, dan sebagainya.

Beberapa manfaat matematika untuk anak usia dini adalah sebagai berikut:

a.       Membelajarkan anak berdasarkan konsep matematika yang benar.

b.      Menghindari ketakutan matematika sejak awal.

c.       Membantu anak belajar matematika secara alami melalui kegiatan bermain.

Ciri-ciri yang menandai bahwa anak sudah mulai menyenangi permainan berhitung antara
lain:

a.       Secara spontan telah menunjukan ketertarikan pada aktivitas permainan berhitung.

b.      Anak mulai menyebut urutan bilangan tanpa pemahaman.

c.       Anak mulai menghitung benda-benda yang ada di sekitarnya secara spontan.

d.      Anak mulai membanding-bandingkan benda dan peristiwa yang ada di sekitarnya.

e.       Anak mulai menjumlah-jumlahkan atau mengurangi angka dan benda-benda yang ada di
sekitarnya tanpa disengaja.

Prinsip-prinsip permainan matematika anak usia dini adalah:

a.       Permainan matematika di berikan secara bertahap diawali dengan menghitung benda-benda


atau pengalaman peristiwa kongkrit yang dialami melalui pengamatan terhadap alam sekitar.

b.      Pengetahuan dan keterampilan pada permainan matematika diberikan secara


bertahap menurut tingkat kesukaranya, misalya dari kongkrit ke abstrak, mudah ke sukar, dana
dari sederhana ke yang lebih kompleks. Permainan matematika akan berhasil jika anak-anak
diberi kesempatan berpartispasi dan dirangsang untuk menyelesaikan masalah-masalahnya
sendiri.

c.       Permainan matematika membutuhkan suasana menyenangkan dan memberikan rasa aman


serta kebebasan bagi anak. Untuk itu diperlukan alat peraga/media yang sesuai dengan tujuan,
menarik, dan bervariasi, mudah digunakan dan tidak membahayakan.

10
d.      Bahasa yang digunakan didalam pengenalan konsep berhitung seyogyanya bahasa yang
sederhana dan jika memungkinkan mengambil contoh yang terdapat di lingkungan sekitar anak.

e.       Dalam permainan matematika anak dapat di kelompokkan sesuai tahap penguasaan berhitung
yaitu tahap konsep, masa transisi dan lambang.

f.       Dalam mengevaluasi hasil perkembangan anak harus dimulai dari awal sampai akhir kegiatan.

The principles and strandards for school mathematics (prinsip dan standar untuk
matematika sekolah), yang dikembangkan oleh kelompok pendidik dari National Council of
Teacher of Mathematics (NCTM, 2000) memaparkan harapan matematika untuk anak usia dini.
Konsep-konsep yang bisa dipahami anak usia dini antara lain:

a.       Bilangan

Salah satu konsep matematika yang paling penting dipelajari anak adalah pengembangan
kepekaan bilangan. Peka terhadap bilangan berarti tidak sekedar menghitung. Kepekaan bilangan
itu mencakup pengembangan rasa kuantitas dan pemahaman kesesuaian satu lawan satu. Ketika
kepekaan terhadap bilangan anak-anak berkembang, mereka menjadi semakin tertarik pada
hitung-menghitung. Menghitung ini menjadi landasan bagi pekerjaan dini anak-anak dengan
bilangan.

 b.      Aljabar

Menurut NTCM (2000), pengenalan aljabar dimulai dengan menyortir, menggolongkan,


membandingkan, dan menyusun benda-benda menurut bentuk, jumlah, dan sifat-sifat lain,
mengenal, menggambarkan, dan memperluas pola akan memberi sumbangan kepada
pemahaman anak-anak tentang penggolongan.

c.       Penggolongan

Penggolongan (klasifikasi) adalah salah satu proses yang penting untuk mengembangakn
konsep bilangan. Supaya anak mampu menggolongkan atau menyortir benda-banda, mereka
harus mengembangkan pengertian tentang “saling memiliki kesamaan”, “keserupaan”,
“kesamaan”, dan “perbedaan”. Kegiatan yang dapat mendukung kemampuan klasifikasi anak
adalah:

11
d.      Membandingkan

Adalah proses dimana anak membangun suatu hubungan antara dua benda berdasarkan
atribut tertentu. Anak usia dini sering membuat perbedaan, terutama bila perbandingan itu
melibatkan mereka secara pribadi.

e.       Menyusun

Menyusun atau menata adalah tingkat lebih tinggi dari perbandingan. Menyusun
melibatkan perbandingan benda-benda yang lebih banyak, menempatkan benda-benda dalam
satu urutan. Kegiatan menyusun dapat dilakukan didalam maupun luar kelas, misalnya
menyusun buku yang diatur dari yang paling tebal, mengatur barisan dari anak yang paling
tinggi/pendek, dll.

f.       Pola-pola

Mengidentifikasi dan menciptakan pola dihubungkan dengan penggolongan dan


penyortiran. Anak mulai melihat atribut-atribut yag sama dan berbeda pada gambar dan benda-
benda. Anak-anak senang membuat pola di lingkungan mereka.

g.      Geometri

Membangun konsep geometri pada anak di mulai dengan mengidentifikasi bentuk-


bentuk, menyelidiki bangunan dan memisahkan gambar-gambar biasa seperti segi empat,
lingkaran, segitiga. Belajar konsep letak seperti dibawah, di atas, kiri, kanan meletakkan dasar
awal memahami geometri.

h.      Pengukuran

Ketika anak mempunyai kesempatan untuk pengalaman-pengalaman langsung untuk


mengukur, menimbang, dan membandingkan ukuran benda-benda, mereka belajar konsep
pengukuran. Melalui pengalaman ini anak mengembangkan sebuah dasar kuat dalam konsep-
konsep pengukuran.

i.        Analisis data dan probabilitas

12
Percobaan dengan pengukuran, penggolongan, dan penyortiran merupakan dasar untuk
memahami probabilitas dan analisis data. Ini berarti mengemukakan pertanyaan, mengumpulkan
informasi tentang dirinya dan lingkungan mereka, dan menyampaikan informasi ini secara hidup.

2.      Alat Permainan

Bermain dalam konsep dasar bahasa Indonesia adalah berbuat sesuatu untuk
menyenangkan hati (dengan menggunakan alat tertentu atau tidak). Menurut Diana Mautiah
(2012:91), bermain adalah kegiatan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak. Menurut Gordon dan Browne (dalam Moeslichatoen, 1999:31), bermain adalah kegiatan
yang memberikan harapan dan antisipasi tentang dunia yang memberikan kegembiraan dan
memungkinkan anak berkhayal seperti sesuatu atau seseorang.

Dengan demikian bermain dapat diartikan seabgai sesuatu aktivitas dengan atau tanpa


alat yang dapat memberikan kegembiraan yang sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan.

Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada anak-


anak usia Taman Kanak-kanak dan Raudlatul Athfal. Untuk itu dalam memberikan pendidikan
pada anak usia Taman Kanak-kanak dan Raudlatul Athfal harus dilakukan dalam situasi yang
menyenangkan sehingga ia tidak merasa bosan dalam mengikuti pelajaran. Selain
menyenangkan, metode, materi dan media yang digunakan harus menarik perhatian serta mudah
diikuti sehingga anak akan termotivasi untuk belajar.

Melalui kegiatan bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan


memanfaatkan objek-objek yang dekat dengannya, sehingga pembelajaran menjadi lebih
bermakna. Bermain bagi anak juga merupakan suatu proses kreatif untuk bereksplorasi,
mempelajari keterampilan yang baru dan dapat menggunakan simbol untuk menggambarkan
dunianya.

a.       Pengertian Alat Permainan.

Pengertian alat permainan semua alat permainan yang digunakan anak untuk memenuhi
naluri bermainnya. Peralatan tersebut tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan anak. Macam alat
permainan sebagai pelengkap untuk bermain sangat beragam. Ada yang bersifat bongkar pasang,

13
mengelompokkan, memadukan, mencari padanannya, merangkai, membentuk, mengetok,
menyempurnakan suatu desain, menyusun suatu bentuk utuhnya dan lain-lain. Sewaktu bermain
dengan alat permainan anak akan mendapatkan masukan pengetahuan untuk ia ingat.

b.      Fungsi Alat Permainan.

Fungsi alat permainan adalah untuk mengenal lingkungan dan juga mengajar anak
mengenal kekuatan maupun kelemahan dirinya. Dengan alat permainan anak akan melakukan
kegiatan yang jelas dan menyenangkan ini juga akan meningkatkan sel otaknya dan
menyuburkan proses pembelajaran.

c.       Macam-macam alat permainan

1)      Alat permainan gerak

Alat permainan ini adalah alat permainan yang menstimulasi pemakainya untuk aktif
bergerak. Sebagai contoh: holahoop, kuda kepang, bola dan lain-lain.

2)      Alat permainan fantasi

Alat permainan fantasi adalah alat yang berfungsi untuk mendukung permainan fantasi
anak. Dengan menggunakan alat tersebut anak bisa menjadi tokoh atau karakter atau profesi
yang ada dalam fantasinya. Contoh: topeng, baju atau seragam tentara, pistol dan sebagainya.

3)      Alat permainan menerima

Alat menerima adalah alat yang mengutamakan fungsi untuk membantu dalam permainan
menerima anak. Hal tersebut karena anak memiliki kecenderungan untuk memiliki kesulitan
dalam menerima atau menangkap sebuah benda. Contoh: kaus tangan baseball, keranjang basket,
dan lain-lain.

4)      Alat permainan membentuk

Alat permainan ini berfungsi untuk membentuk seperti benda-benda yang anak inginkan. Alat
permainan ini mengutamakan kreatifitas anak. Contoh: kertas lipat, lego, balok, puzzle, plastisin
dan lain-lain.

14
B.HIPOTESIS TINDAKAN

Diharapkan melalui permainan ikan dapat meningkatkan kemampuan berhitung pada anak di
kelompok B TK Islam Tarbiyatul Banin 32 Patemon, Kec.Tengaran Kab.Semarang.

15
BAB III Metode penelitian

A.Lokasi dan waktu penelitian

a.  Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di TK Islam Tarbiyatul Banin 32 Patemon, sebagai tempat penelitian


karena peneliti bertugas sebagai pendidik di TK tersebut. Dengan penelitian pembelajaran di
tempat tugas peneliti sendiri, tentunya akan memudahkan bagi peneliti dalam memperoleh data
dan sekaligus hasil dari penelitian akan langsung dapat dirasakan. Permasalahan kemampuan
berhitung di TK Islam Tarbiyatul Banin 32 Patemon, menjadikan peneliti mengambil tema
penelitian ini.

b. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian adalah bulan April sampai dengan bulan Mei 2021.

B.Subyek penelitian

TK Islam Tarbiyatul Banin 32 Patemon, kelompok B dengan jumlah murid 13, baru 3 anak yang
sudah mampu mengenal konsep bilangan dan menuliskan angka pada jumlah gambar atau
mainan yang disediakan oleh guru dengan sedikit bantuan.

C.Desain/rancangan tindakan penelitian

Menurut Model Kemmis & Mc Taggart, PTK mencakup empat langkah, yaitu: 1)
Perencanaan (planning), 2) Tindakan (acting), 3) pengamatan (observing), 4) Refleksi
(reflecting).

Keempat langkah tersebut bersifat spiral dan dipandang sebagai satu siklus (Rochiati
Wiriaatmadja, 2005:66). PTK yang dilaksanakan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
berhitung anak TK Islam Tarbiyatul Banin 32 Patemon, pada tahun ajar 2020/2021

16
menggunakan Finger Painting. Secara rinci prosedur penelitian tindakan ini dapat dijabarkan
sebagai berikut:

1. Perencannaan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan tindakan adalah menyusun
rancangan yang akan dilaksanakan, sesuai dengan temuan masalah dan gagasan awal.
Dalam perencanaan ini peneliti mengembangkan rencana pembelajaran, lembar
observasi. Pembuatan rencana pembelajaran dan dikonsultasikan dengan guru.

Dalam melakukan penelitian pemahaman konsep bilangan melalui media bermain lotto,
peneliti harus mempersiapkan segala sesuatu dan mempersiapkan secara detail langkah kegiatan
agar mencapai tujuan yang diharapkan.

Persiapan yang harus dilaksanakan antara lain:

a.       Menentukan pokok bahasan

b.      Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH)

c.       Menyusun skenario pembelajaran dengan lotto bergambar

d.      Membagi siswa menjadi beberapa kelompok

e.       Menyiapkan alat bantu/media pembelajaran

f.       Menjelaskan teknik/prosedur yang digunakan

g.      Menyiapkan lembar evaluasi

h.      Menyiapkan lembar refleksi

2. Implementasi tindakan
Pada tahap ini, guru melaksanakan desain model Pemberian Tugas yang telah
direncanakan. Dalam usaha kearah perbaikan suatu perencanaan bersifat fleksibel dan
siap dilakukan perubahan sesuai apa yang terjadi dalam proses pelaksaan di lapangan.

Secara rinci urutan pembelajaran sebagai berikut:

17
a.       Pendahuluan

1)      Melakukan apreasiasi dan memotivasi anak

2)      Menyampaikan tujuan pembelajaran

b.      Kegiatan inti

1)      Menyampaikan langkah-langkah permainan

2)      Membagi kelas menjadi 4 kelompok dengan masing-masing kelompok 3 anak, penelit


membagi media

3)      Peneliti dan teman sejawat membimbing tiap-tiap kelompok

c.       Penutup

1)      Mengadakan evaluasi dengan pertanyaan lisan

2)      Memberi penghargaan kepada kelompok yang bekerja dengan baik

3. Observasi dan Interpretasi


Selama melaksanakan tindakan pembelajaran peneliti dibantu teman sejawat
mengamati dan mencatat semua aktifitas anak dengan menggunakan lembar
observasi/alat penilaian observasi unjuk kerja anak dan pemberian tugas selama
pembelajaran konsep bilangan dengan permainan lotto. Adapun lembar observasi adalah
lembar observasi kinerja guru dan siswa.

4. Analisis dan refleksi


Berdasarkan pada hasil pengamatan selama penelitian pembelajaran
berhitung melalui media lotto bergambar, hasil observasi ditelaah, dicari kendala,
selanjutnya dicari solusi untuk perencanaan perbaikan di siklus berikutnya.

5. Siklus Tindakan

Penelitian dengan model ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus. Adapun tahap-tahap
penelitian model Kemmis dan Mc Taggar dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

18
Perencanaan

Refleksi
             Siklus I               

Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi
  Siklus II

Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 1.1 tahap-tahap penelitian

D.Indikator capaian

Indikator keberhasilan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1.      Hasil belajar anak meningkat sekurang-kurangnya 80% dari seluruh anak.

19
2.      Dengan meningkatkan hasil belajar maka keaktifan anak dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran meningkat.

Adapun indikator yang diharapkan dalam kemampuan berhitung dapat dilaksanakan


melalui penguasaan/pengelompokan suatu benda dengan sedikit bantuan.

Tabel 1

Indikator Kerja Anak

No Tingkat pencapaian perkembangan Indikator


1 Menghitung bilangan 1-10 Membilang atau menghitung 1-10
2  Mencocokkan bilangan dengan Menarik garis dari bilangan ke
lambang bilangan lambang bilangan
3 Mengklasifikasikan benda yang lebih Anak mampu mengelompokkan
banyak kedalam kelompok yang sama benda dalam berbagai macam
atau tidak sama. bentuk
4 Mengurutkan benda dari yang lebih Anak mampu mengurutkan benda
kecil ke yang lebih besar dari yang lebih kecil ke yang lebih
besar atau sebaliknya.
5 Mengenai perbedaan berdasarkan Anak mampu membedakan
ukuran “tambah”, “kurang” ukuran ditambah dan dikurangi

Selain indikator kinerja anak dalam penelitian ini juga ada indikator kinerja guru yang
dapat dilaksanakan dari persiapan, pelaksanaan dan penutup sebagai berikut:

Tabel 2

Indikator Kinerja Guru

No Aspek yang dinilai


1 Persiapan

a.       Kemampuan guru menyiapkan kelas sesuai tema.

20
b.      Kemampuan guru menyiapkan murid (baris, berdoa, salam)

c.       Kemampuan guru dalam menyiapkan kondisi mental, fisik anak untuk


mengikuti pelajaran

d.      Kemampuan guru memberi apresiasi

e.       Persiapan media yang digunakan


2 Pelaksanaan

a.       Kemampuan guru menjelaskan 4 kegiatan inti

b.      Kemampuan guru mengatur PBM


3 Penutup

a.       Kemampuan guru mengikuti kegiatan yang telah dilaksanakan

b.      Kemampuan guru melaksanakan penilaian pekerjaan anak

c.       Penggunaan bahasa yang dapat dipahami anak

d.      Keserasian dalam berbusana

e.       Sikap terhadap ssiwa (ramah, luwes, sabar)

f.       Penampilan gaya tubuh

g.      Intonasi suara

E.Instrumen yg digunakan

Menggunakan lembar observasi/alat penilaian observasi unjuk kerja anak dan pemberian
tugas selama pembelajaran konsep bilangan dengan permainan lotto. Adapun lembar observasi
adalah lembar observasi kinerja guru dan siswa.

Dapat dilihat tabel 1 dan 2.

21
F.Tehnik pengumpulan data

a.       Metode Observasi

Observasi dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran dengan menggunakan


media kartu angka dalam peningkatan kemampuan berhitung anak usia dini pada pembelajaran
tersebut.

b.      Metode Wawancara

Denzim (Goetz dan Le Compte, 1984) dalam Rochiati Wiriaatmadja (2005: 117)
menjelaskan bahwa wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal
kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang
dipandang perlu.

c.       Dokumentasi

Dokumen yang digunakan berupa daftar kelompok siswa, daftar nilai siswa, dan foto
kegiatan pembelajaran. Dokumentasi foto untuk memberikan gambaran secara lebih nyata
mengenai kegiatan kelompok siswa dan menggambarkan suasanan kelas ketika aktivitas belajar
berlangsung.

d.      Keabsaahan Data

Validasi data diperlukan agar diperoleh data-data yang valid. Untuk data yang diperoleh
dari hasil evaluasi/hasil belajar anak maka terlebih dahulu dibuat butir-butir soal yang telah diuji
kevalidannya dengan cara membuat kisi-kisi soal dahulu.

Data yang diperoleh dari data hasil observasi divalidasi dengan trianggulasi sumber yaitu
data berasal dari kolaborasi dengan teman satu kelas.

e.       Analisis Data

22
Analisis data dalam penelitian ini meliputi analisis terdapat data primer dengan
menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai hasil belajar pemahaman
konsep bilangan.

Analisis data sekunder menggunakan cara deskriptif kualitatif yaitu berdasarkan hasil observasi
dan dilakukan refleksi dari beberapa kejadian dalam proses kegiatan belajar pemahaman konsep
bilangan.

G.Tehnik analisis data

Analisis data primer menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan


kemampuan sebelum dan sesudah tindakan. Analisis data sekunder menggunakan deskriptif
kualitatif yaitu berdasarkan hasil observasi dan dilakukan refleksi dari beberapa kejadian dalam
proses belajar mengajar.

Proses analisis data dimulai dengan menelaah data yang tersedia dari berbagai sumber,
yaitu dari: pengamatan yang sudah ditulis, dokumen foto, dan format penilaian. Data-data
tersebut dipelajari dan ditelaah.

Data yang diperoleh melalui observasi dan dokumentasi kemudian ditulis


ulang, dipaparkan semuanya, kemudian dipilah-pilah sesuai fokus penelitian. Setelah melalui
proses analisis maka akan diperoleh data yang valid, kemudian data tersebut disimpulkan dan
dimaknai.

23
24

Anda mungkin juga menyukai