Anda di halaman 1dari 30

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN

PADA ANAK USIA 5 – 6 TAHUN DENGAN PERMAINAN STICK


ANGKA DI TK NAHWANNUR

Di Susun Untuk Memenuhi

Tugas Mata Kuliah: Penelitian Tindakan Kelas

Disusun Oleh :
Tirany Delia Syahna
(0308192040)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA
UTARA MEDAN T.A. 2022/2023

KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN PADA ANAK USIA 5 – 6


TAHUN DENGAN PERMAINAN STICK ANGKA DI TK NAHWANNUR
KOTA TEBING TINGGI
TP 2021 – 2022

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan


berhitung permulaan pada anak usia 5 – 6 tahun di TK NAHWANNUR. Latar
belakang penelitian ini adalah kurang nya pemahaman anak terhadap kemampuan
berhitung. Sehingga apabila dibiarkan akan menghambat perkembangan kognitif
anak. Kemampuan Kognitif diperlukan oleh anak dalam rangka mengembangkan
pengetahuaanya tentang pengenalan angka atau lebih jauh keterampilan berhitung
sesuai dengan perkembangan usia anak taman kanak-kanak. Upaya
pengembangan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara termasuk melalui metode
bermain yang diarahkan kepada keterampilan berhitung yang sangat diperlukan
dalam kehidupan sehari hari. Berdasarkan hal ini perlu upaya perbaikan
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak usia 5-
6 tahun melalui permainan stik angka di TK NAHWAN NUR kota Tebing Tinggi
tahun 2021 – 2022. Adapun jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan
Kelas yang terdiri dari 2 siklus. Dimana hasil penelitian yang didapat berjalan
baik , lancar dan sesuai harapan. Permainan stick angka efektif dalam
meningkatkan pemahaman anak dalam berhitung permulaan. Melalui permainan
stick angka anak lebih memahami konsep berhitung permulaan

Kata kunci : Kognitif , Berhitung Permulaan , Stick Angka


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT , karena telah
diberikan kesehatan dan kesempatan sehingga penulis menyelesaikan Laporan
penelitian tindakan kelas ini yang berjudul Meningkatkan Kemampuan Berhitung
Permulaan Anak Usia 5-6 tahun melalui Permainan Stick Angka di TK
NAHWAN NUR TP 2021 – 2022.
Penulis menyadari bahwa PTK ini jauh dari kata sempurna. Oleh karenanya
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Untuk
kedepannya dapat lebih baik lagi dalam menyusun PTK.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga makalah ini bermanfaat
bagi pihak yang membutuhkan.

Tebing Tinggi , 20 0ktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Abstrak
Kata Pengantar............................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................3
C. Tujuan penelitian...............................................................................3

II. KAJIAN PUSTAKA


1. Landasan Teori..................................................................................5
a. Penelitian Tindakan Kelas............................................................5
b. Karakteristik Anak.......................................................................6
c. Berhitung Permulaan....................................................................7
d. Permainan......................................................................................9
e. Stick Angka...................................................................................13
2. Kerangka Berpikir............................................................................14

III. PELAKSANAAN PERBAIKAN


A. Subjek Penelitian.............................................................................15
B. Deskripsi Per Siklus..........................................................................15
1. Perencanaan..................................................................................15
2. Pelaksanaan..................................................................................20
3. Pengamatan...................................................................................20
4. Refleksi..........................................................................................22

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak usia sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Upaya
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani anak dan rohani anak, supaya memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pada usia 4-6 tahun proses
pembelajaran bagi anak di tekankan pada aspek pertumbuhan dan perkembangan
fisik / motorik, kognitif, bahasa, sosial, emosional, konsep diri, disiplin,
kemandirian, seni, moral dan nilai nilai agama. Usia dini / prasekolah merupakan
usia efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak, termasuk
juga dengan perkembangan Kognitif nya. Kemampuan Kognitif diperlukan oleh
anak dalam rangka mengembangkan pengetahuaanya tentang pengenalan angka
atau lebih jauh keterampilan berhitung sesuai dengan perkembangan usia anak
taman kanak-kanak. Upaya pengembangan ini dapat dilakukan dengan berbagai
cara termasuk melalui metode bermain yang diarahkan kepada keterampilan
berhitung yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari hari.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di kelompok B Taman Kanak-
kanak Nahwan Nur Kota Tebing Tinggi, kemampuan kognitif anak khususnya
dalam berhitung permulaan anak belum sesuai dengan yang diharapkan. Setelah
mengamati, Peneliti menemukan kenyataan bahwa dari 18 peserta didik hanya 6
anak ( 33 % ) anak-anak yang dapat mencapai kompetensi pada kegiatan
berhitung permulaan yaitu mampu menghitung 1 – 10 . Dan dari 12 anak lainnya (
67 %) belum dapat melakukan hitungan 1-10 , anak anak tersebut masih belum
dapat melakukannya dengan tepat. Padahal kompetensi yang diharapkan untuk
dapat dicapai oleh anak usia 5 – 6 tahun adalah menguasai kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan seperti anak mampu menghitung 1 – 10 , mampu
menggunakan lambang bilanagn 1 – 10 untuk berhitung juga mampu
mengenal penjumlahan

1
sederhana. Hal ini yang membuat peneliti berusaha mencari solusi terhadap
permasalahan tersebut.

Adapun penyebab dari permasalahan berhitung permulaan pada peserta


didik di kelompok B TK SWASTA NAHWAN NUR terjadi karena pertama ,
anak kurang tertarik dengan media yang dipakai seperti penggunaan LKA tanpa
bantuan alat hitung lain , kedua guru kurang variatif dalam membuat media
pembelajaran, ketiga anak masih bingung dalam berhitung . Berdasarkan
permaslahan permaslahan diatas peneliti mencoba memecahkan masalah masalah
yang terjadi dengan menggunakan permaianan stick angka untuk berhitung. Stick
angka merupakan alat bantu hitung berupa batang yang terbuat dari kayu yang
diberi angka dan warna untuk menarik minat anak. Hal ini diharapkan dapat
menambah minat anak dalam berhitung permulaan dan dapat mencapai
kompetensi yang diharapkan untuk itu peneliti mengambil judul “Meningkatkan
Kemampuan Berhitung Permulaan pada Anak Usia 5 – 6 tahun dengan
Permainan Stick Angka di TK NAHWAN NUR KOTA TEBING TINGGI ”

Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat di identifikasi beberapa masalah


yang terdapat pada anak usia 5 – 6 tahun di TK. NAHWAN NUR KOTA
TEBING TINGGI TP 2021 / 2022 yaitu

1. Dari 18 peserta didik , 12 anak ( 67 %) belum dapat melakukan hitungan


1- 10 dengan tepat
2. Anak kurang tertarik dengan media yang dipakai seperti penggunaan LKA
tanpa bantuan alat hitung lain
3. Guru kurang variatif dalam membuat media pembelajaran
4. Anak masih bingung dalam berhitung

2
Analisis Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan diatas maka peneliti


melakukan perbaikan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan berhitung
permulaan pada anak usia 5 – 6 tahun dengan permainan stick angka di TK
NAHWAN NUR KOTA TEBING TINGGI TP 2021/2022

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : apakah perbaikan


pembelajaran dengan menggunakan permainan stick angka pada anak usia 5 – 6
tahun dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan di TK
NAHWANNUR KOTA TEBING TINGGI TP 2021 – 2022 ?

C. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan masalah maka tujuan perbaikan pembelajaran ini adalah
untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan pada anak usia 5 – 6 tahun
dengan menggunakan permainan stick angka di TK NAHWANNUR KOTA
TEBING TINGGI TP 2021 – 2022

Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini dapat diambil manfaat secara teoritis maupun praktis, yaitu
sebagai berikut :

1. Secara Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian dapat digunakan untuk memberikan kontribusi bagi
pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya pengetahuan anak usia dini dalam
berhitung permulaan.

3
2. Secara Praktis

a. Bagi anak : Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan


kognitif anak terutama dalam meningkatkan ketertarikan anak untuk
dapat berhitung permulaan
b. Bagi guru : menambah wawasan dan pengalaman serta menjadi
masukan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk
meningkatkan kognitif anak dalam berhitung permulaan serta dapat
menarik minta anak dalam belajar.
c. Bagi sekolah : penelitian ini dapat menjadi rujukan dan solusi dalam
mengembangkan kemampuan kognitif peserta didik, sehingga
diharapkan bisa mencetak generasi generasi yang kreatif dan inovatif
dimasa mendatang.

4
BAB II . KAJIAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

a. Penelitian Tindakan Kelas


Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan di dalam kelas
menggunakan suatu tindakan untuk meningkatkan kualitas proses belajar
mengajar agar diperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya. Penelitian
tindakan kelas membutuhkan waktu yang tidak sebentar karena Bapak/Ibu harus
bisa mengimplementasikan tindakan beserta variabel yang sudah dirancang untuk
mencapai hasil yang dikehendaki. Penelitian semacam ini tidak bisa diselesaikan
dalam 1 – 2 hari saja, karena para pendidik harus dapat melihat kelemahan
kelemahan dari kejadian ataupun media yang akan di teliti. Penelitian tindakan
kelas ( PTK ) bertujuan untuk pertama memperbaiki pola mengajar guru , kedua
memperbaiki perilaku peserta didik , ketiga meningkatkan dan memperbaiki
praktik pembelajaran , keempat meningkatkan kinerja guru dan profesionalitas
guru. Dengan melakukan penelitian tindakan kelas kelemahan kelemahan dalam
suatu pembelajaran akan ditemukan dan akan dapat segera diperbaiki. Untuk itu
dalam proses pembelajaran penting dilakukannya penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas dalam dilaksanakan jika pembelajaran yang akan dicapai
tidak terpenuhi atau kurang dari 50% peserta didik tidak mampu mencapai proses
pembelajaran tersebut. Maka penelitian tindakan kelas sudah dapat dilaksanakan
oleh pihak pendidik. Baik dengan menguji media ataupun tekhnik mengajar.
menurut Suharsimi Arikunto (2010) penelitian tindakan kelas merupakan
kegiatan penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah subjek yang menjadi
sasaran yaitu peserta didik, bertujuan memperbaiki situasi pembelajaran di kelas
agar terjadi peningkatkan kualitas pembelajaran. Wijaya Kusumah dan Dedi
Dwitagama (2011:9) menyatakan penelitian tindakan kelas adalah penelitian
(action research) yang dilakukan oleh guru di dalam kelas dan memiliki
rangkaian “riset-tindakan-

5
riset-tindakan-riset-tindakan...”, yang dilakukan dalam rangkaian untuk
memecahkan masalah.

b. Karakteristik Anak Usia Dini

Setiap individu memiliki keunikannya masing-masing dan bahwa setiap individu


berbeda antara satu dengan lainnya. Namun demikian secara umum anak usia dini
memiliki karakteristik yang relatif serupa antara satu dengan lainnya.
Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.

- Anak Usia Dini Bersifat Unik


Setiap anak berbeda dengan yang lain tidak ada persamaan satu anak dengan anak
yang lain bahkan saudara kembar sekalipun , kemampuan anak satu dengan
kemampuan anak lainnya juga memilki perkembangan kemampuan yang berbeda.
Menurut Bredekamp (1987) anak memiliki keunikan tersendiri seperti dalam gaya
belajar, minat, dan latar belakang keluarga. Keunikan dimiliki o leh masing-
masing anak sesuai dengan bawaan, minat, kemampuan dan latar belakang budaya
kehidupan yang berbeda satu sama lain.
- Anak Usia Dini Bersifat Relatif Spontan dan potensial
Pada masa ini anak anak cendrung bersifat spontan , mereka bertindak dan
berprilaku tidak memikirkan tanggapan orang disekitarnya. Anak Usia dini juga
dikenal dengan masa golden age. Dimana masa perkembangan golden age ini
akan sangat berpengaruh dalam kehidupannya. Jika pada masa ini
perkembangannya tidak di stimulasi dengan baik. Maka hal ini akan berpengaruh
pada perkembangan berikutnya.
- Anak Usia Dini Bersifat Egosentris
Pada masa ini anak cendrung menganggap benar dari sudut pandang dan cara
pandangnya sendiri tanpa memikirkan perasaan orang lain. Seperti berebut
maianan
, menangis ketika menginginkan sesuatu. Menurut Piaget, anak usia dini berada
pada tahapan: 1) tahap sensori motorik, 2) tahap praoperasional, 3) tahap
operasional konkret

6
- Anak usia dini memiliki rasa ingin tahu , fantasi dan imajinasi
Setiap anak memilki fantasi , imajinasi dan rasa ingin tahu , ada sebagian anak
yang bahkan tidak bisa membedakan antara fantasi nya dan realita.

Pada masa usia dini ( 5 – 6 tahun ) , perkembangan kemampuan anak


berpengaruh penting pada perekmbangan perkembagan anak selanjutnya ,
perkembanagan anak usia dini meliputi 6 aspek perkembangan yaitu
perkembangan moral , sosial emosianal , bahasa , fisik motorik , kognitif dan
seni.
Perkembangan kognitif adalah salah satu perkemabangan yang berpengaruh
dalam kehidupan anak . Perkembangan kognitif mengacu pada tahapan
kemampuan seorang anak dalam memperoleh makna dan pengetahuan dari
pengalaman serta informasi yang ia dapatkan. Perkembangan kognitif meliputi
berfikir simbolik, pemecahan masalah, dan dan berfikir logis. Dalam berfikir
simbolik pada perkembangan kognitif anak usia 5 6 tahun tingkat pencapaian
perkembangan anak ( dalam permen 137 tahun 2014 ) adalah
- Menyebutkan lambang bilangan 1 - 10
- Menggunakan lambang bilangan untuk menghitung
- Mencocokan bilangan dengan lambang bilangan
- Mengenal berbagai macam lambang huruf vokal dan konsonan
- Merepresentasikan berbagai macam benda dalam bentuk gambar atau
tulisan

c. Berhitung Permulaan

Berhitung merupakan suatu kegiatan melakukan, mengerjakan hitungan


seperti menjumlah, mengurangi dan memanipulasi bilangan-bilangan dan lambang
lambang matematika (Putri, 2014, hlm. 3). Berhitung permulaan merupakan salah
satu kemampuan yang sangat penting bagi anak yang perlu dikembangkan dalam
rangka membekali anak dikehidupannya di masa depan. Berhitung merupakan
dasar dari beberapa ilmu yang dipakai dalam setiap kehidupan manusia.

7
Mengingat

8
begitu pentingnya kemampuan berhitung bagi manusia, maka kemampuan
berhitung ini perlu diajarkan sejak dini, dengan berbagai media dan metode yang
tepat sehingga tidak dapat merusak pola perkembangan anak. Pengembangan
kemampuan logika matematika di taman kanak- kanak dikembangkan pada
kemampuan berhitung permulaan dan pemecahan masalah. Permainan berhitung
permulaan diperlukan untuk menumbuh kembangkan keterampilan berhitung
dalam kehidupan sehari-hari. Konsep bilangan merupakan dasar bagi
pengembangan matematika dan kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar.
Menurut Sophian (1996) dan Wynn (1995) menyatakan bahwa “ anak sudah
memiliki kemampuan mengenal angka sejak dini bahkan sebelum usia sekolah”.
Anak usia prasekolah sudah mengerti tentang kuantitas, bertambah atau
berkurangnya sebuah benda, dan menyebutkan bilangan meski belum secara tepat.
Beberapa teori yang mendasari perlunya permainan berhitung di taman
kanak-kanak sebagai berikut :
1. Tingkat perkembangan mental anak
Jean Piaget, menyatakan bahwa kegiatan belajar memerlukan kesiapan
dalam pendidikan anak. Artinya belajar sebagai proses membutuhkan
aktivitas baik fisik maupun psikis. Selain itu kegiatan belajar pada anak
harus disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan.
2. Masa peka berhitung pada anak
Perkembangan dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar. Apabila
anak sudah menunjukkan masa peka (kematangan) untuk berhitung, maka
orang tua dan guru harus tanggap, untuk segera memberikan layanan dan
bimbingan sehingga kebutuhan anak dapat terpenuhi dan tersalurkan
dengan sebaik-baiknya menuju perkembangan kemampuan berhitung yang
optimal.
3. Perkembangan awal menentukan perkembangan anak selanjutnya
Hurlock (1993) mengatakan bahwa lima tahun pertama dalam kehidupan
anak merupakan peletak dasar bagi perkembangan selanjutnya. Anak yang
mengalami masa bahagia berarti terpenuhinya segala kebutuhan baik fisik
maupun psikis di awal perkembangannya diamalkan akan sangat

9
melaksanakan tugas-tugas perkembangan selanjutnya. Dalam studi klinis
sejak bayi hingga dewasa yang dilakukan oleh Erikson (dalam Elizabet B.
Hurlock, 1978 ) menyimpulkan bahwa “masa kanak-kanak merupakan
gambaran awal manusia, tempat dimana kebaikan dan sifat buruk akan
berkembang mewujudkan diri, meskipun lambat tetapi pasti”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa permainan berhitung


permulaan diperlukan untuk menumbuh kembangkan keterampilan berhitung
dalam kehidupan sehari-hari. Konsep bilangan merupakan dasar bagi
pengembangan matematika dan kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar
berhitung permulaan. Dalam kemampuan berhitung permulaan sesuai dengan
peraturan pemerintah no 137 tahun 2014 yang juga dikembangkan dalam
perencanaan perbaikan ini adalah (a) menyebutkan lambang bilangan 1 – 10 , (b)
menggunakan lambang bilangan untuk berhitung , (c) mencocokan lambang
bilangan dengan bilangan.

d. Permainan
1. .Pengertian Bermain
Bermain adalah cara belajar yang alami pada anak , dalam bermain anak
dapat merangsang setiap aspek kemampuannya termasuk kemampuan sosial dan
kognitifnya. Bermain adalah salah satu sarana belajar pada anak tanpa
disadarinya. Anak anak tidak membangun konsep atau pengetahuan dalam kondisi
yang terisolir melainkan melalui interaksi terhadap orang lain ( Bredekamp &
coople , 1997 ). Dalam bermain anak terdorong untuk melihat , mempertanyakan
sesuatu dan menemukan jawaban nya sendiri.
Berbagai pendapat yang didasarkan pada observasi dan riset menunjukan
bahwa anak tidak dapat dipisahkan oleh bermain. Bermain merupakan faktor yang
paling berpengaruh dalam periode perkembangan diri anak, meliputi dunia fisik ,
sosial dan sistem komunikasinya. Bermain berkaitan erat dengan pertumbuhan
anak ( garvey , 1990 ). Kegiatan bermain mempengaruhi 6 aspek perkembangan
anak

10
yakni aspek kesadaran diri , emosional , sosial emosional ,komunikasi , kognisi
dan motorik ( catron & allen , 1999 ).
Masing masing bentuk tahapan perkembangan yang di peroleh dari
kegiatan bermain diklasifikasikan oleh para ahli dalam fokus yang berbeda beda,
ada ahli yang mengemukakan fokus tahapan perkembangan bermain dari
perkembangan kognitifnya seperti Piaget. Tahapan tahapan yang akan di lalui
anak menurut piaget yaitu
a. Sensory Motor Play , kegiatan anak berupa pengulangan seperti permainan
cilukba
biasanya hal ini terjadi pada usia 3 bulan – 24 bulan
b. Symbolic atau make believe play terjadi pada anak usia 2 – 7 tahun yang di
tandai dengan bermain khayal atau bermain pura pura
c. Social play games with rules , kegiatan bermain anak banyak dikendalikan
oleh aturan hal ini dilakukan pada anak usia 7 – 11 tahun
d. Games with rules & sports , kegiatan ini dinikmati dan menyenangkan
bagi anak meskipun peraturan yang dibuat lebih kaku dan ketat.

Dari penjelasan ahli diatas begitu besar nilai bermain dalam kehidupan
anak, maka pemanfaatan kegiatan bermain. Dalam pelaksanaan program anak usia
dini merupakan syarat mutlak yang sama sekali tidak bisa diabaikan. Bagi anak
usia dini belajar adalah bermain sambil belajar. Menurut Dearden (1979:481)
bermain merupakan kegiatan non serius dan segalanya ada di dalam kegiatan itu
sendiri, mengeksploitasi, merekayasa, mengulang latihan apapun yang dapat
dilakukan untuk menstranspormasi secara imajinatif hal hal yang sama dengan
dunia orang dewasa. oleh karena begitu besarnya nilai bermain dalam kehidupan
anak,maka pemanfaatan kegiatan bermain dalam pelaksanaan program kegiatan
anak TK merupakan syarat mutlak yang sama sekali tidak bisa diabaikan. Bagi
anak TK adalah bermain dan bermain sambil belajar.

11
2. Teori Bermain
Sejak abad ke – 19 bermunculan teori tentang bermain yang di kemukakan
oleh para ahli dari berbagai disiplin ilmu,diantaranya adalah :

 Patty Smith Hill ( 1932 ) memperkenalkan sebuah masa “ bekerja bermain


“ dimana anak- anak dengan bebasnya mengeksplorasi benda – benda
sertaalat – alat bermain yang ada di lingkungannya, mengambil prakarsa
serta melaksanakan ide – ide mereka sendiri.
 Susan Isacs ( 1933 ) percaya bahwa bermain mempertinggi semua aspek
pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia membela hak – hak anak untuk
bermain dan mengajak para orang tua untuk mendukung kegiatan bermain
anak sebagai sumber belajar alami yang penting bagi anak.
 Dewey (1938 ) percaya bahwa anak belajar tentang dirinya sendiri serta
dunianya melalui bermain. Melalui pengalaman – pengalaman awal
bermain yang bermakna menggunakan benda- benda konkret, anak
mengembangkan kemampuan dan pengertian dalam memecahkan
masalah, sedangka perkembangan sosialnya meningkat melalui interaksi
dengan teman sebayanya dalam bermain.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan arti bermain merupakan


bermacam bentuk kegiatan yang memberikan kepuasaan diri anak yang bersifat
non serius, lentur dan bahan mainan yang mempunyai fungsi dalam kegiatan dan
secara imajinatif ditransformasi sepadan dengan dunia orang dewasa. Bermain
merupakan pengalaman penting dalam dunia anak. Sebab bermain berfungsi
sebagai sarana yang dapat mengembangkan anak secara optimal. Melalui kegiatan
bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan objek-
objek yang dekat dengan anak.

12
3. Fungsi Bermain Bagi Anak Taman Kanak-kanak

Menurut Hartley, Frank dan Goldenson dalam Moeslichatoen R (1996) terdapat 8


fungsi bermain bagi anak :
1. Menirukan apa yang dilakukan orang dewasa
2. Untuk melakukan berbagai peran yang ada dalam kehidupan nyata
3. Untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman hidup
yang nyata
4. Untuk menyalurkan perasaan yang kuat
5. Untuk melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima
6. Untuk kilas balik peran-peran yang dilakukan
7. Mencerminkan pertumbuhan
8. Untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian masalah.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bermain mempunyai


manfaat yang besar, melalui bermain anak dapat belajar mengendalikan diri
sendiri, memahami kehidupan, memahami dunianya. Melalui bermain anak dapat
berlatih menggunakan kemampuan kognitifnya untuk memecahkan berbagai
masalah dan juga dalam bermain anak dapat mengembangkan segala potensi yang
ada pada dirinya secara spontan.

e. Media
1. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang berarti perantara atau
pengantar. Menurut bahasa Arab kata media berarti perantara atau pengantar
pesan dari pengirim kepada penerima pesan. (Arsyad, 2011, hlm. 3).Menurut
Hamidjojo dalam Latuheru (Sundayana, 2015, hlm. 5) media adalah semua bentuk
perantara yang digunakan oleh individu dalam menyampaikan atau
menyebarkaninformasi, ide, atau gagasan agar dapat tersampaikan kepada
penerima.Media pembelajaran merupakan suatu komponen sumber belajar yang
mengandung bahan ajar instruksional yang bertujuan untuk memotivasi siswa
dalam belajar. Media dalam
13
proses belajar bagi anak usia dini dapat diartikan secara sempit sebagai segala
sesuatu yang dipakai untuk membantu pencapaian tujuan belajar anak usia dini,
yang berupa berbagai alat bantu dan alat permainan, termasuk alat untuk
memeragakan sesuatu proses agar lebih mudah dipahami oleh anak. Adapun
fungsi dan tujuan pengaplikasian media pembelajaran dalam mengembangkan
kemampuan kognitif anak yaitu untuk memotivasi anak melakukan kegiatan
pembelajaran, sebagai alat peraga untuk membantu memperjelas materi, untuk
mengembangkan kreatifitas anak, untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran
yang maksimal, serta sebagai wahana permainan bagi anak usia dini.

2. StickAngka
Media stick angka adalah alat bantu pembelajaran yang bisa digunakan
untuk mengembangkan kemampuan logika matematika pada anak, dalam hal ini
yaitu kemampuan membilang angka, kemampuan mengenal angka, dan
kemampuan memahami konsep matematika secara lebih spesifik. Dalam kamus
bahasa Inggris-Indonesia, stick diartikan sebagai kata benda yang berarti tongkat,
batang, atau potongan. Sedangkan angka adalah simbol untuk hitungan dengan
simbol pokok yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8,dan 9. Stick angka merupakan bagian dari
pengertian tersebut stick angka dapat diartikan sejumlah stick yang
bertuliskan simbol-simbol angka pada masing masing stick. Menurut putri
(2014:3) media stick angka yaitu salah satu upaya untuk mengembangkan
kemampuan pemahaman angka pada anak. Media stick angka dapat dilakukan
melalui kegiatan bermain, menyebutkan urutan bilangan dan mengenal lambang
bilangan serta melakukan penjumlahan dan pengurangan sederhana. Salah satu
upaya yang harus dilakukan guru adalah dengan menggunakan media yang lebih
kreatif dan inovatif. Kegiatan bermain stick angka diharapkan lebih mudah untuk
membantu anak memahami konsep berhitung agar lebih termotivasi dalam belajar
berhitung permulaan. (Ma’rifah, 2014:20).
Berikut langkah langkah dalam menggunakan permainan stick angka
dalam pembelajaran sesuai dengan Pedoman Pembelajaran Permainan Berhitung
Permulaan (2007, hlm. 2) dalam Departemen Pendidikan Nasional

14
1. Penguasaan konsep , dalam hal ini dapat mengenal bentuk , warna , ukuran
, serta dapat menghitung bilangan
2. Dilakukan secara bertahap , diawali dengan menghitung stick angka secara
bersama sama
3. Diberikan secara bertahap melalui tingkat kesukarannya , dimulai dengan
hitungan 1 – 5 , kemudian 6 – 10
4. Mengajak anak berpartisipasi langsung dalam kegiatan berhitung
permulaan

B. KERANGKA BERPIKIR
Dalam pembelajaran berhitung permulaan pada anak usia dini yang sering
terjadi adalah anak belum mampu memahami konsep berhitung permulaan
(membilang dengan menunjukkan benda, menghitung penjumlahan dengan
benda– benda, menghitung pengurangan dengan benda – benda) dan anak tidak
dapat berkonsentrasi pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
Dalam pengamatan pembelajaran berhitung permulaan di kelompok B Taman
Kanak-kanak Nahwan Nur Kota Tebing Tinggi masih menunjukkan hasil yang
kurang memuaskan sehingga diperlukan suatu metode dan media yang dapat
merubah atau merangsang konsentrasi anak. Hal inilah yang mendorong untuk
dilakukannya perbaikan pembelajaran yang berkaitan dengan meningkatkan
kemampuan berhitung permulaan anak dengan metode bermain stick angka pada
anak usia 5 – 6 tahun di Taman Kanak-kanak Nahwan Nur Kota Tebing Tinggi,
karena anak usia dini lebih menyukai kegiatan pembelajaran yang dilakukan
dengan metode bermain sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran di Taman
Kanak-kanak yaitu belajar sambil bermain dan belajar seraya bermain.

15
BAB III. PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. SUBJEK PENELITIAN

- Lokasi
TK SWASTA NAHWAN NUR
Jln Prof Dr Hamka No 7C
Kecamatan Bajenis KOTA TEBING TINGGI

- Kelompok / Usia
Kelompok B / Usia 5 – 6 Tahun yang terdiri dari 18 orang anak 9
perempuan dan 9 laki laki

- Waktu
 SIKLUS 1 di laksanakan pada hari Senin 18 s/ d Jumat 22 April 2022
 SIKLUS 2 di laksanakan pada hari senin 25 s/d Jumat 29 April 2022

- Tema
 Siklus 1 : Lingkungan / Rumah
 Siklus 2 : Binatang / Binatang yang bisa terbang

B. DESKRIPSI PER SIKLUS

1. Perencanaan
 Rencana Pelaksanaan Siklus 1
1. Tujuan melakukan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan berhitung permulaan usia 5 – 6 tahun dengan permainan stick
angka di TK SWASTA NAHWAN NUR tahun 2022
2. Tindakan perbaikan yang dilaksanakan dalam siklus satu adalah sebagai
berikut

16
1) RPPH 1 : Mengurutkan stik angka 1 -10
2) RPPH 2 : Menghitun penjumlahan sederhana dengan stik angka
3) RPPH 3 : Melengkapi angka yang kurang pada stik angka
4) RPPH 4 : Mengenal banyak dan sedikit dengan stik angka
5) RPPH 5 : Menghitung Lompatan sesuai dengan stik angka

RANCANGAN SATU SIKLUS


SIKLUS 1 ( RIS 1)

Siklus : SIKLUS 1
Tema / subtema : LINGKUNGAN / RUMAH KU
Kelompok : B ( 5 – 6 TAHUN )
Tanggal : 18 – 22 APRIL 2022
Tujuan Perbaikan : Untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan
anak usia 5 – 6 tahun melalui permainan stik angka di
TK Nahwa Nur TEBING TINGGI

Identifikasi : Dari 18 peserta didik , 12 anak ( 67 %) belum dapat


Masalah melakukan hitungan 1- 10 dengan tepat
Anak kurang tertarik dengan media yang dipakai seperti
penggunaan LKA tanpa bantuan alat hitung lain
Guru kurang variatif dalam membuat media
pembelajaran
Anak masih bingung dalam berhitung

Analisis Masalah : Berdasarkan identifikasi masalah yang telah


dikemukakan diatas maka peneliti melakukan perbaikan
pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan
berhitung permulaan pada anak usia 5 – 6 tahun dengan

17
permainan stick angka di TK NAHWAN NUR KOTA
TEBING TINGGI TP 2021/2022.

Perumusan : Apakah perbaikan pembelajaran melalui permainan stik


Masalah angka pada anak usia 5 – 6 tahun dapat meningkatkan
kemampuan berhitung permulaan pada anak di TK
NAHWAN NUR kota tebing tinggi tahun 2021 ?

Rencana Kegiatan : Berhitung Permulaan melalui Permainan Stik Angka

RPPH PEMBUKAAN INTI PENUTUP


Bernyanyi di depan Mengurutkan stik angka Tepuk rumah
I
rumahku 1- 10
Menyebutkan benda Menghitung Tepuk angka 1 -5
II benda yang ada di penjumlahan sederhana
ruang tamu 1 – 5 dengan stik angka
Menyebutkan benda Mengelompokan benda Melengkapi angka
III benda yang ada benda yang ada yang kurang pada
dikamar dikamar stik angka

Gerak dan lagu cuci Mengenal banyak dan Mengulang kalimat


IV
tangan sedikit dengan stik “cuci tangan dengan
angka” 2 & 5 , 4 & 3 “ sabun “

Menghitung Mengenal pola ABC – Memilih gambar


V lompatan sesuai ABC “ sendok – gelas – benda yang ada di
dengan stik angka garpu “ dapur dan
menyebutkannya

Tabel 3.1

18
 Rencana Pelaksanaan Siklus 2
a. Tujuan melakukan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan berhitung permulaan usia 5 – 6 tahun dengan permainan
stick angka di TK SWASTA NAHWAN NUR tahun 2022
b. Tindakan perbaikan yang dilaksanakan dalam siklus satu adalah sebagai
berikut
1) RPPH 1 : Mengurutkan stik angka 1 -10
2) RPPH 2 : Mencocokan gambar capung dengan stik angka
3) RPPH 3 : Menghitung gambar stik sesuai dengan petunjuk
stik angka
4) RPPH 4 : Mengenal banyak dan sedikit dengan stik angka
5) RPPH 5 : Menghitung penjumlahan dengan stik angka

RANCANGAN SATU SIKLUS


SIKLUS 2 ( RIS 2)

Siklus : SIKLUS 2
Tema / subtema : BINATANG / BINATANG YANG BISA TERBANG
Kelompok : B ( 5 – 6 TAHUN )
Tanggal : 25 – 29 APRIL 2022
Tujuan Perbaikan : Untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan
anak usia 5 – 6 tahun melalui permainan stik angka di
TK Nahwa Nur TEBING TINGGI

Identifikasi : Dari 18 peserta didik , 12 anak ( 67 %) belum dapat


Masalah melakukan hitungan 1- 10 dengan tepat
Anak kurang tertarik dengan media yang dipakai seperti
penggunaan LKA tanpa bantuan alat hitung lain
Guru kurang variatif dalam membuat media
pembelajaran

19
Anak masih bingung dalam berhitung

Analisis Masalah : Berdasarkan identifikasi masalah yang telah


dikemukakan diatas maka peneliti melakukan
perbaikan pembelajaran dalam meningkatkan
kemampuan berhitung permulaan pada anak usia 5 – 6
tahun dengan permainan stick angka di TK NAHWAN
NUR KOTA TEBING TINGGI TP 2021/2022.

Perumusan : Apakah perbaikan pembelajaran melalui permainan stik


Masalah angka pada anak usia 5 – 6 tahun dapat meningkatkan
kemampuan berhitung permulaan pada anak di TK
NAHWAN NUR kota tebing tinggi tahun 2021 ?

Rencana Kegiatan : Berhitung Permulaan melalui Permainan Stik Angka

RPPH PEMBUKAAN INTI PENUTUP


Meniru gerakan Mengurutkan stik angka Bernyanyi burung
I
burung 1 -10 layang layang
Berlari estafet Mencocokan gambar Menceritakan hasil
II membawa stik capung sesuai dengan karyanya
stik angka
Menghitung gambar Menyebutkan hewan
kepik sesuai yang bisa terbang
III Tepuk angka
petunjuk stik angka sesuai dengan kartu
gambar
Mengenal banyak dan Melengkapi angka
Bernyanyi
IV sedikit dengan stik yang kurang pada
penjumlahan jari
angka “ 9 & 6 , 8 & 3 stik angka

20
RPPH PEMBUKAAN INTI PENUTUP
Menghitung
Bercerita tentang penjumlahan dengan Gerak dan lagu kupu
V
kupu kupu menggunakan stik kupu
angka

Tabel 3.2

2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan penelitian ini yang dilakukan pada siklus 1 tanggal 18 –
22 April 2022 dan Siklus 2 pada 25 – 29 April 2022, tindakan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Menyepakati mekanisme pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

b. Melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran sesuai dengan Rencana


Pelaksanaan Pembelajaran Harian menggunakan permainan stik angka.

c. Menerapkan pembelajaran sesuai dengan skenario yang sudah disusun.

d. Mengenalkan hitungan permulaan melalui permainan stik angka.

e. Memberi penilaian terhadap hasil kerja anak.

3. Pengamatan
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam perbaikan pembelajaran ini
menggunakan teknik observasi dan dokumentasi
a. Observasi
Menurut Riyanto (2010:96) “observasi merupakan metode pengumpulan
data yang menggunakan pengamatan secara langsung maupun tidak
langsung. Dengan kata lain observasi adalah tekhnik untuk mengumpulkan
data yang dapat digunakan dalam proses pengamatan perbaikan
pembelajaran

21
b. Dokumentasi

Menurut Tung Palan, dokumentasi adalah catatan otentik yang dapat


dibuktikan secara hukum dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
aturan serta berperan untuk melindungi klien (informed consent).
Dokumentasi dengan bukti fisik ini dapat berupa tulisan, foto, video klip,
kaset, dan lain sebagainya yang dapat dikumpulkan/dipakai kembali di lain
kesempatan. Dengan kata lain dokumentasi adalah tekhnik pengumpulan
data berupa pengumpulan pengumpulan dokumen untuk membuktikan
keakuratan suatu data.

Dalam pengamatan yang dilakukan, adapun yang akan dinilai dalam


perbaikan pembelajaran adalah kemampuan anak berhitung permulaan .
Berikut ini yang akan menjadi lembar observasinya adalah seperti di
bawah ini.
LEMBAR OBSERVASI

Aspek yang
Diamati Indikator BB MB BSH BSB

Aspek Anak mampu menyebutkan


Kognitif lambang bilangan 1-10.

Anak mampu menggunakan


lambang bilangan untuk
berhitung

Anak mampu mencocokkan


lambang bilangan dengan
bilangan

Tabel 3.3

22
3. Instrumen Penilaian

Suharsimi Arikunto (2010: 203) menyatakan bahwa, “instrumen adalah


alat yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data secara sistematis .”
Suharsimi (2012: 40-51) alat adalah sesuatu yang digunakan untuk
mempermudah tugas agar menjadi lebih efektif. Anas Sudjiono (2011: 4)
menjelaskan menialai adalah pengambilan keputusan yang terukur dan
memiliki landasan. Instrumen penilaian ilalah alat yang digunakan peneliti
untuk mengumpulkan data yang sifatnya sistematis , terukur dan memiliki
landasan serta dapat dinilai

Kisi-kisi Penelitian Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan


Variabel Subvariabel Indikator

Anak mampu menyebutkan lambang


Kemampuan Kemampuan bilangan 1-10.
kognitif anak berhitung
permulaan Anak mampu menggunakan lambang
bilangan untuk berhitung

Anak mampu mencocokkan lambang


bilangan dengan bilangan

Tabel 3.4

23
4. Refleksi

Tahap ini merupakan tahap untuk memproses data yang diperoleh pada saat
melakukan observasi dan dokumentasi. Oleh karena itu, peneliti mengadakan
refleksi terhadap kemajuan dan kekurangan dari kegiatan berhitung permulaan
Refleksi komponen kegiatan.
- Media yang menarik dan kreatif yang dapat menarik minat anak-anak.
- Materi pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangan usia anak.

a. Metode yang digunakan. Refleksi dan proses kegiatan.


- Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran masih terdapat kelemahan baik
penataan kegiatan. Oleh karena itu perlu dikembangkan lagi agar lebih
optimal pembelajarannya.
- Alat dan bahan yang terdapat dalam RPPH masih banyak menggunakan
LK

24
DAFTAR PUSTAKA

Tadkiroatun M. dan Sri Tatminingsih , 2017, Bermain Dan Permainan Anak ,


Universitas Terbuka.,Tangerang Selatan.

Siti Aisyah . dkk., 2019 , Perkembangan Dan Konsep Dasar Anak Usia Dini ,
Universitas Terbuka., Tangerang Selatan.

Yuliani N. S. dkk., 2019 , Metode Pengembangan Kognitif , Universitas Terbuka.,


Tangerang Selatan.

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Pedoman Pembelajaran Permainan


Berhitung Permulaan Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Direktorat
Pembinaan TK dan SD.

Ma'rifah, S.Pd. (2014). Upaya Meningkatkan Berhitung Permulaan Menggunakan


Permainan Stick Angka Di Kelompok A Tk Dharma Wanita Persatuan
Meduran Manyar Gresik. Pengembangan Profesional Keguruan. Gresik:
Tidak Diterbitkan.

Putri, L. (2014). Upaya meningkatkan kemampuan berhitung permulaan


menggunakan strategi bermain stick angka di Paud. Belia jurnal: Jurnal
Ilmiah PG-PA UD IKIP Veteran Semarang, 2 (2), hlm. 3.

25

Anda mungkin juga menyukai