Anda di halaman 1dari 10

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI

PERMAINAN BALOK ANGKA PADA ANAK USIA 5-6


TAHUN

Mirza Sheila Sofiana (014) 1), Nadilla Putri Eka Sakti (015) 2), Dian
Atika (017) 3), Siti Badhiatul Maisyaroh (018) 4), Adi Tira Astadewa
Nita Harum (062) 5), Rida Alfinajah (063) 6), Sindi Dita Hariani (072)
7)
, Rania Farhana (105) 8)

Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

email: Sheilamirza70@gmail.com
email: nadillasakti98@gmail.com
email: dianatik1202@gmail.com
email: syarohm53@gmail.com
email: aditiraastadewa@gmail.com
email: ridaalfi18@gmail.com
email: sindyharyani402@gmail.com
email: raniafarhana.9e@gmail.com

Abstrak: Setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Ada yang


mudah dan sulit untuk diatur. Bermain merupakan hal yang menyenangkan bagi
anak dan bermain merupakan nilai positif terhadap seluruh aspek perkembangan
anak. Dalam penerapan pembelajaran berhitung yang mudah pada anak perlu
menggunakan metode bermain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana kemampuan berhitung anak usia 5-6 tahun menggunakan balok angka.
Subjek pada penelitian ini adalah TK Aisyiyah Bustanul Athfal 2. Penelitian ini
menggunakan penelitian Quasi Experimental Metode One Geoup Pretest-Posttest
yaitu membandingkan dengan kemampuan berhitung anak sebelum dan sesudah
diberikan pembelajaran berhiung menggunakan balok angka.

Kata Kunci : Balok Angka, Berhitung, Anak Usia Dini

1
Pendahuluan
Menurut para ahli psikologi, anak usia dini adalah anak yang
berada pada usia 0-8 tahun. Pada rnasa ini sering disebut juga sebagai
“usia emas” (the golden age), masa ini merupakan masa untuk meletakkan
dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa,
nilai-nilai agama dan moral, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni dan
sosial emosional.1 Anak mempunyai sifat alamiah yaitu ingin memuaskan
rasa ingin tahu yang berasal dari dirinya, sehingga anak menginginkan
belajar sesuatu yang membuat rasa ingin tahunya terpenuhi.

Setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Ada anak


yang mudah dan sulit untuk diatur. Begitu pula, ada juga anak yang
membutuhkan waktu yang lama untuk beradaptasi dengan lingkungan
baru mereka, serta ada pula yang sering menolak suatu hal yang diberikan
untuknya dan sering menangis. Demikian, jika anak melakukan hal-hal
positif, jangan lupa untuk memberinya pujian atau sebuah apresiasi untuk
anak. Karena dari pemberian suatu apresiasi atau pujian akan membuat
anak lebih bersemangat dalam belajar dan mendorong anak untuk
berkembang secara optimal. Karena dalam usia golden age otak anak
berkembang secara cepat, maka perlu dioptimalkan dalam penyampaian
materi pembelajaran sehingga anak memungkinkan belajar materi lebih
cepat dari teman sebayanya.

Bermain merupakan hal yang menyenangkan bagi setiap anak,


setiap bentuk kegiatan bemain pada anak usia dini meupakan nilai positif

1
Agustiniatih, Andi dan Jane M Monepa. Keterampilan Sosial Anak Usia
Dini: Teori dan Metode Pengembangan.Edu Publisher, (2019), hal.11

2
terhadap perkembangan seluruh aspek yang ada dalam diri anak2. Dalam
menerapakan pembelajaran berhitung yang mudah diterapkan pada anak
maka pengemasan metode pembelajaran perlu menggunakan metode
bermain. Belajar berhitung menjadi dasar modal anak untuk mengenyam
Pendidikan formal di sekolah dasar.

Pada saat ini masih banyak ditemukannya anak usia dini yang
belum bisa menghitung dengan baik.3. Masih banyak anak usia dini yang
mengalami permasalahan atau problematika dalam menghitung karena
belum bisa memahami dan mengingatnya dengan pemikirannya.
Permasalahan seperti dapat dijangkau di taman kanak-kanak atau
kelompok bermain. Oleh sebab itu, perlu dilakukannya pembelajaran
berhitung dengan metode yang nantinya dapat memudahkan anak dalam
berhitung serta mengingatnya dengan baik dan benar.

Anak usia dini merupakan masa yang sangat strategis untuk


mengenalkan berhitung di jalur matematika, karena usia dini sangat peka
terhadap rangsangan yang diterima dari lingkungan.4 Rasa ingin tahunya
yang tinggi akan tersalurkan apabila mendapat stimulasi/ rangsangan/
motivasi yang sesuai dengan tugas perkembangannya, Sebelum anak
memulai pembelajaran berhitung maka anak akan dikenalkan terlebih
dahulu dengan angka-angka, dalam pengenalan ini seorang guru pada
umumnya menggunakan metode penghafalan dan perumpamaan bentuk

2
Pupung Puspa Ardini dan Anik Lestariningrum. Bermain & Permainan
Anak Usia Dini: Sebuah Kajian Teori dan Praktik. (Nganjuk:. CV. Adjie Media
Nusantara, 2018), hal. 6
3
Ni Wayan Uci Dewi, Nice Maylani Asril, Dewa Gede Firstia Wirabrata,
Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan pada Anak Usia Dini Melalui
Video Animasi, Singaraja, 20210, hal. 100
4
Departemen Pendidikan Nasional. Pedoman Pembelajaran: Permainan
Berhitung Permulaan Di Taman Kanak- Kanak. Jakarta. 2007. hal. 4-5

3
angka, pengajaran metode seperti inilah yang membuat anak merasa
belajar lebih membosankan dan tidak bersemangat dalam belajar
berhitung karena modal dari belajar berhitung adalah pengenalan angka.
Apabila kegiatan berhitung diberikan melalui berbagai macam permainan
tentunya akan lebih efektif karena bermain merupakan wahana belajar dan
bekerja bagi anak. Diyakini bahwa anak akan lebih berhasil mempelajari
sesuatu apabila yang ia pelajari sesuai dengan minat, kebutuhan dan
kemampuannya.

Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Kuantitatif dengan jenis-jenis penelitian Quasi Experiment dengan desain
One Group Pretest-Posttest. Dalam topik penelitian ini dimana peneliti
akan memberikan pembelajaran berhitung dengan menggunakan
permainan media balok angka. Sebelum menerapkan menggunakan
metode pembelajaran bermain balok angka ini maka diberikan test
terlebih dahulu (pre-test) kepada beberapa anak untuk diukur kemampuan
berhitungnya dan setelah diberikan pengajaran mengunakan metode
permainan balok angka akan diadakan test kembali (post-test) sehingga
peneliti dapat melihat dan membandingkan peningkatan yang dialami
anak dari sebelum dan sesudah diterapkannya permainan balok angka.
Penilaian perkembangan berhitung dengan metode balok angka
tidak hanya menggunakan pretest dan posttets tetapi juga menggunakan
skala likert untuk mengukur tingkah laku anak-anak, pada saat proses
pengerjaan soal pretest dan posttest seperti, anak-anak saat pengerjaan
soal mendapatkan bantuan dari teman atau tidak, saat pengumpulan soal
apakah anak tersebut mengumpulkan dengan tepat waktu atau tidak, saat
proses pengerjaan apakah anak tersebut menggunakan alat bantu

4
berhitung atau tidak. Sesuai dengan pernyataan (Sugiyono, 2015) bahwa
skala likert digunakan untuk mengukur tingkah laku seseorang tentang
suatu kejadian atau kegiatan dan pengisiaanya dilakukan degan memberi
tanda ceklis pada pernyataan yang menunjukan perilaku yang terlihat pada
anak. Penilaian peningkatan kemampuan berhitung anak dengan
penerapan belajar berhiung dengan menggunakan metode balok angka
sebelum dan sesudah diterapkan dimulai dengan skor skala 1, 2, 3, dan 4
dengan kriteria Belum Berkembang (BB), Mulai Berkembang (MB),
Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan berkembang Sangat Baik.
Subjek penelitian ini adalah 11 anak terdiri dari 6 anak laki-laki
dan 5 anak perempuan, tempat dilaksanakannya penelitian ini adalah di
TK Aisyiyah Bustanul Athfal 2 yang berlokasi di Dusun Boro, Desa
Banjaranyar, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri. Adapun waktu
penelitian ini yaitu pada bulan November 2021
Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah peningkatan
kemampuan berhitung anak dengan menggunakan metode balok angka.
Analisis data pada Penelitian Quasi Experiment Methods ini
menggunakan teknik kuantitatif. Analisis data kuantitatif untuk
menghitung berapa banyak peningkatan yang terjadi akibat penerapan
metode belajar berhitung menggunakan media balok angka terhadap
kemampuan berhitung anak.
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi Pretest-
Posttest dan dokumentasi. Indikator yang diamati pada saat Pre-test dan
Post-test adalah anak mampu mengerjakan soal soal sendiri, anak mampu
mengikuti pembelajaran berhitung menggunakan balok dan ketepatan
anak dalam mengerjakan soal berhitung.

5
Teknik dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa
foto, data anak dan lembar jawaban anak. Dokumentasi bertujuan sebagai
pelengkap informasi atau bukti bahwa penerapan metode berhitung
menggunakan balok angka telah dilakukan, sehingga dapat memperkuat
data tentang peningkatan kemampuan berhitung anak

Hasil Dan Pembahasan


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh permainan balok
angka terhadap peeningkatan kemampuan berhitung anak usia 5-6 tahun.
Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebelum diterapkan pembelajaran berhitung dengan
mengunakan balok angka terdapat 5 anak pada kriteria Mulai Berkembang
(MB), 3 anak pada kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan 3
anak pada kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB). Namun setelah anak
diberikan mainan balok angka hasil penelitian menunjukkan bahwa 11
anak semuanya mampu berhitung dengan baik. Tidak ada lagi anak yang
memiliki kemampuan berhitung pada kriteria Mulai Berkembang (MB).
Untuk lebih jelasnya tentang pengaruh permainan balok angka
terhadap kemampuan berhitung anak dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Tabel 1
Perbandingan Skor Pretest-Postest
Skor Skor
No Nama
Pretest Posttest
1 Afiza 58.3 90
2 Fadhil 41.6 70
3 Fakhri 100 100
4 Farin 50 90
5 Hafidh 100 100
6 Monica 83.3 90
7 Naufal 66.6 90
8 Qila 75 80
9 Rafael 33.3 70

6
10 Raziq 91.6 100
11 Rizka 75 90
Berdasarakan tabel 1 dapat disimpulkan bahwa terdapat
berbedaan signifikan antara hasil pretest dan terjadi peningkatan yang
cukup besar setelah diterapkannya pembelajaran berhitung menggunakan
metode balok angka. Hal ini di dukung oleh pernyataan (Montolalu, 2012)
yang mengemukakan bahwa pembelajaran melalui bermain dapat
memperoleh pemenuhan rasa ingin tahunya dan anak mendapat banyak
latihan dalam mengamati sendiri,membandingkan,sehingga anak dapat
menemukan cara dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah yang
dihadapi. Kegiatan yang dilakukan didalam proses pembelajaran yang
dirancang dengan menggunakan pendekatan tematik sesuai dengan tema
yang menarik minat anak. Tema sebagai alat/sarana untuk mengenalkan
konsep pada anak. Kemampuan yang dapat dikembangkan salah satunya
kemampuan kognitif dalam meningkatkan kemampuan mengenal lambang
bilangan anak dengan melakukan permainan media balok angka.5
Tabel 2
Rata-rata Pretest-Posttest
Pretest 75 %
Posttest 88%
Tabel 2 menunjukkan bahwa kenaikan nilai rata-rata anak pada
saat pretest adalah 75% dan posttest adalah 88%. Sedangkan pada rata-
rata hasil observasi nilai anak mengalami peningkatan sebesar 13%.

5
Pascalian Hadi Pradana, Pengaruh Permainan Balok Angka Terhadap
Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan pada Anak Usai Dini, Jurnal PAUD
TAMBUSAI, 2(2), (2016), hal. 24

7
Tabel 3
Peningkatan Skor Pretest-Posttest
No Nama Skor Pretest Skor Posttest Peningkatan
1 Afiza 58.3 90 31.7
2 Fadhil 41.6 70 28.4
3 Fakhri 100 100 0
4 Farin 50 90 40
5 Hafidh 100 100 0
6 Monica 83.3 90 6.7
7 Naufal 66.6 90 23.4
8 Qila 75 80 5
9 Rafael 33.3 70 36.7
10 Raziq 91.6 100 8.4
11 Rizka 75 90 15
Peningkatan hasil belajar dengan siginifikan dapat terlihat pada
tabel diatas yang menunjukka peningkatan hasil test, terlihat perbandingan
yang besar terjadi pada 6 anak yaitu Afiza, Fadhil, Farin, Naufal, Rafael
dan Rizka. Sedangkan pada 4 anak lainnya yaitu Fachri, Hafidh, Monica
dan Raziq tidak terlihat perbandingan yang besar antara pretest dan
posttes karena ke-4 anak itu sudah memiliki kemampuan berhitung yang
bagus, sementara itu pada anak Qila tidak begitu signifikan dalam
kenaikan antara hasil pretest dan postest tetapi anak Qila tetap
menunjukkan kenaikan hasil nilai.
Berdasarkan tabel diatas, perubahan yang signifikan ditunjukkan
oleh Farin yang mendapat poin 40, setelah diberi permainan balok angka
maka anak tersebut mempunyai kemampuan berhitung pada kriteria
Berkembang Sesuai Harapan (BSH). Berdasarkan data tersebut dapat
dikatakan bahwa permainan balok angka ini memiliki pengaruh dalam

8
meningkatkan belajar angka pada anak. Permainan balok angka ini
menjadi alat pendidikan atau permainan edukatif yang dapat menjadikan
motivasi,alat pendorong untuk mempergiat aktivitas anak dalam belajar
angka.

Kesimpulan
Penggunaan balok angka pada anak usia 5-6 Tahun dapat
membantu meningkatkan kemampuan berhitung Anak di kelompok B TK
Aisyiyah Bustanul Athfal 2 pada Tahun Ajaran 2021/2022. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan berhitung Anak di
Usia 5-6 Tahun dengan menerapkan pembelajaran berhitung yang mudah
pada Anak maka pengemasan metode pembelajaran perlu menggunakan
metode bermain balok angka. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan
bahwa permainan Balok Angka ini memiliki pengaruh dalam
mengembangkan Aspek Kognitif anak seperti meningkatkan belajar
Angka pada Anak, kemampuan mengenal angka, mengenal lambang
bilangan, dan kemampuan berhitung anak yang dapat dilihat pada skor
pre-test dan post-test anak mengalami peningkatan sebesar 13% dengan
melalui permainan Balok angka. Permainan Balok Angka ini juga dapat
menjadi Alat Pendidikan atau Permainan edukatif yang dapat menjadi
pendorong anak untuk berhasil dalam belajar angka.

9
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional.( 2007). Pedoman Pembelajaran: Permainan
Berhitung Permulaan diTaman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Diana Vidya Fakhriyani. (2016) Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini,
Wacana Didaktika: Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan & Sains, 4(2)
Ardini, Pupung Puspa dan Anik Lestariningrum. (2018). Bermain & Permainan
Anak Usia Dini: Sebuah Kajian Teori dan Praktik. Nganjuk: Adjie Media
Nusantara.
Agustiniatih, Andi dan Jane Monepa M. (2019) Keterampilan Sosial Anak Usia
Dini: Teori dan Metode Pengembangan. Edu Publisher.
Dewi, Ni Wayan Uci, dkk. (2021) Meningkatkan Kemampuan Berhitung
Permulaan pada Anak Usia Dini Melalui Video Animasi, Singaraja.
Nuryeti dan Aryani, R. (2021) PAUD Lectura: Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini. Pengaruh Sistem Punishment Terhadap Kedisiplinan Anak Usia 5-7
Tahun. 5(1)

10

Anda mungkin juga menyukai