Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini adalah upaya pemberian rangsangan pendidikan

bagi anak usia dini usia 0 – 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani

agar anakmemiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut hal ini

tercantum dalam UUD No. 20 Tahun 2003 tentang pendidikan Nasional pasal 1

ayat 14. Guru TK diharapkan terampil dalam mengembangkan dimensi

pertumbuhan dan perkembangan anak usia TK, agar semua aspek-aspek

perkembangan yang ada pada diri anak seperti aspek kognitif, bahasa, fisik-

motorik, sosial emosional, dan seni dapat berkembang secara optimal sesuai

dengan taraf perkembangan anak.

Pengamatan dan observasi yang dilakukan di kelompok A PAUD

Strowberry Kota Salatiga, dalam proses belajar tentang pengenalan bilangan

ternyata dari 10 anak, terdapat 2 anak yang belum faham soal bilangan, urutan-

urutan bilangan dan mengalami kesulitan dalam mengenal dan menghafal

bilangan. Sebagai contoh anak belum dapat menunjukkan lambang bilangan dan

belum dapat mengurutkan lambang bilangan dengan benar. Dalam

penyampaiannya kepada anak-anak juga jarang yang menggunakan metode

bermain sambil belajar anak diminta untuk menulis dan menghitung, kemudian

mengurutkan bilangan tanpa adanya pengulangan penjelasan tentang bilangan apa

yang anak tulis dengan cara yang kurang menarik sehingga anak-anak merasa

1
bosan dan sering ribut sendiri tidak memperhatikan gurunya. Anak-anak sering

tidak tertarik dalam mengikuti proses belajar yang menggunakan bilangan

sehingga dari 10 anak hanya beberapa anak saja yang bisa menyebutkan dan

mengurutkan bilangan dengan benar. Banyak yang asik bermain sendiri dan

mengganggu temannya sehingga kurang memperhatikan gurunya dan hasilnya

pekerjaan anak tidak terselesaikan. Dalam pelaksanaan pembelajaran terdahulu

ditemukan bahwa pembelajaran kemampuan berhitung anak masih kurang.

Hal ini dilihat pada kegiatan sehari-hari peneliti menemukan beberapa

yaitu pembelajaran untuk pemahaman konsep berhitung anak masih kurang

seperti membilang/menyebutkan urutan bilangan, mengenal konsep bilangan

dengan benda-benda, menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan

benda-benda, media dan metode yang digunakan guru tidak bervariasi sehingga

menimbulkan kebosanan bagi anak ketika mengembangkan berhitung anak. pada

kegiatan mengurutkan bilangan dari 1-10 menggunakan karpet angka terlihat

masih banyak anak yang kebingungan ketika diminta untuk mengurutkan bilangan

dan menyebutkan bilangan yang ada dikarpet angka tersebut karena tidak adanya

pengulangan pengenalan bilangan kepada anak-anak. Anak-anak hanya lansung

diminta untuk menulis dan mewarnai media yang sudah disiapkan guru tanpa

adanya pengenalan bilangan secara berulang dan anak-anak juga cenderung

merasa malas ketika mengikuti proses pembelajaran. Dari 10 anak hanya ada 2

anak yang dapat mengurutkan dan menyebutkan bilangan dengan benar.anak yang

memiliki pemehaman konsep bilangan daam kategori Baik ada 2 atau ( 20%),

kategori Cukup ada 3 atau (30%) dan kategori Kurang ada 5 atau (50%).

2
Dari masalah tersebut maka dapat diidentifikasi permasalahan di

kelompok A PAUD Strawberry Kota Salatiga yaitu mengenalkan konsep

bilangan dari 1-10 masih rendah. Bermain bagi seorang anak adalah suatu yang

sangat penting, sebab melarangnya dari bermain seraya memaksanya untuk

belajar terus dapat mematikan hatinya, menggangu kecerdasannya dan merusak

irama hidupnya ”Ismail” (2006: 3). Bermain tidak bisa lepas dari diri anak, tidak

dipungkiri bahwa usia anak adalah usia bermain, karena itu peneliti mengadakan

penelitian melalui permainan yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif,

anak melalui permainan lempar dadu angka. Pada saat inilah permainan angka

mulai dikenal pada anak Taman Kanak-kanak mayoritas anaknya memiliki

kemampuan kognitif yang kurang misalnya, dalam kegiatan membilang ataupun

menunjukan ukuran bilangan dengan benda 1-10, ataupun mengenal konsep

bilangan anak masih dalam kesulitan.

Penelitian yang dilakukan oleh Syofiani, (2012) yang berjudul

peningkatan membaca anak melalui permainan dadu kata bergambar di Taman

Kanak - kanak Aisyiyah Naras Pariaman. Ini dapat dilihat dari peningkatan pada

siklus I dan siklus II yaitu pada aspek pertama kemampuan anak mengenal dan

menyebut kata sederhana sebelum tindakan anak yang sangat tinggi 2 orang

dengan persentase 13,3%, pada siklus 1, 8 orang dengan persentase 53,3%, dan

siklus II, 13 orang dengan persentase 86,6%. Pada aspek kedua, mengelompokan

kata-kata sejenis sebelum tindakan anak yang sangat tinggi 2 orang dengan

persentase 13,3%,pada siklus I, 6 orang dengan persentase 40%,dan siklus II, 12

orang dengan persentase 80%. Aspek ketiga, anak menyusun huruf menjadi kata

3
sederhana, sebelum tindakan yang sangat tinggi 1 orang dengan persentase 6,6%,

siklus I, 7 orang dengan persentase 46,6%, dan siklus II, 13 orang dengan

persentase 86,6%.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, perlu adanya perbaikan

dalam pengenalan konsep bilangan dari 1-10 untuk anak kelompok A PAUD

Strowberry Salatiga. Disini peneliti menggunakan pembelajaran yang menarik

yaitu menggunakan Dadu Angka sebagai media yang digunakan untuk

mengenalkan konsep bilangan 1-10 kepada anak-anak. Peneliti memilih Dadu

Angka karena dengan Dadu Angka ini bisa diciptakan permainan yang menarik

yang didalamnya anak juga bisa mengenal bilangan dari 1-10 jadi dengan

demikian anak bisa bermain sambil belajar dan anak tentunya tidak merasa bosan

dalam belajar serta anak dapat dengan mudah mengingat bilangan dari 1-10.

Untuk itu penulis tertarik mengadakan penelitian tentang pengenalan konsep

bilangan yang berjudul ” Upaya Meningkatkan Pengenalan Konsep Bilangan

Melalui Permaianan Dadu Angka Pada Anak Kelompok A PAUD Strawberry

Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014 -2015.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat dikemukakan

rumusan masalahnya yaitu:

“Apakah melalui permainan dadu Angka dapat meningkatkan secara

signifikan kemampuan mengenal konsep bilangan anak dari 1-10 di kelompok A

PAUD Strawberry Kota Salatiga?”

4
1.3 Tujuan Penelitian

Untuk meningkatkan secara signifikan kemampuan mengenal konsep

bilangan anak dari 1-10 di kelas A PAUD Strawberry Kota Salatiga dengan

menggunakan permainan dadu Angka.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan keilmuan dalam memperoleh gambaran tentang pengenalan konsep

bilangan anak taman kanak-kanak di PAUD.

1.4.2 Manfaat Praktis

1) Manfaat bagi guru

Sebagai pandangan untuk guru supaya bisa memilih dan menerapkan

pembelajaran yang kreatif supaya anak tidak bosan dan mudah mengerti

dalam mengikuti pembelajaran pengenalan konsep bilangan.

2) Manfaat bagi siswa

Dapat mengenal konsep bilangan dari 1-10 dengan cara yang

menyenangkan sesuai dengan dunia anak yaitu bermain.

3) Manfaat bagi penelitian lanjutan

Dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam pembelajaran Dadu

Angka supaya dapat meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan

anak.

5
1.5 Sistematika Penulisan

Pada penulisan penelitian ini terdiri dari 5 bab, bagian awal terdiri atas

halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman motto,

kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran dan abstrak. Bab I,

Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II, Tinjauan

Pustaka, berisibab ini konsep bilangan, dadu angka, temuan yang relevan,

kerangka berpikir dan hipotesis.

Bab III, Metode Penelitian, berisikan tentang jenis penelitian, subjek

penelitian, variabel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab

IV, Hasil Penelitian dan Pembahasan, membahas hasil penelitian dan

pembahaan. Bab V, Penutup, berisi simpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai