Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MENGENAL


KONSEP BILANGAN 1 – 10 MELALUI PERMAINAN MENGHITUNG
BIJI JAGUNG PADA ANAK USIA 4– 5 TAHUN KELOMPOK A TK
DHARMA WANITA III LOPANG KEMBANGBAHU TAHUN
PELAJARAN 2019-2020

DISUSUN OLEH :
NINGSIH
837393877

UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH SURABAYA
PROGRAM S-1 PG PAUD KABUPATEN LAMONGAN
2019

i
Laporan Penelitian Tindakan Kelas

Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Mengenal Konsep Bilangan 1 – 10


Melalui Permainan Menghitung Biji Jagung Pada Anak Usia 4– 5 Tahun
Kelompok A Tk Dharma Wanita III Lopang Kembangbahu
Tahun Pelajaran 2019-2020

DISUSUN OLEH :
NINGSIH
837393877

UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH SURABAYA
PROGRAM S-1 PG PAUD KABUPATEN LAMONGAN
2019

i
LEMBAR PENGESAHAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )

Judul : Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Mengenal Konsep Bilangan 1 –


10 Melalui Permainan Menghitung Biji Jagung Pada Anak Usia 4 - 5 Tahun
Kelompok A Tk Dharma Wanita III Lopang Kembangbahu Tahun Pelajaran
2019-2020

Penyusun:
Nama : Ningsih
NIM : 837393877
Surel : ningsih-bu@yahoo.com
Alamat : Dsn. Sukorejo Ds.Kembangbahu kec.Kembangbahu
Kab.Lamongan

Ditetapkan di : Kembangbahu
Pada tanggal : 17 Nopember 2019

Pembimbing Penulis

Sulaiman,S.Pd ,M.Pd Ningsih


Nim : 837393877

ii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Alhamdulillah saya bersyukur kepada Allah SWT,


karena atas berkat, rahmat, dan anugrahnya saya dapat menyelesaikan Laporan
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) di TK DHARMA WANITA III LOPANG
Kembangbahu.
Dengan Pemantapan Kemampuan Profesional mahasiswa diharapkan
mampu melakukan penelitian kelas secara sederhana melalui observasi,
wawancara, pengumpulan dokumen serta menganalisis hasil penelitian tersebut
dengan keilmuan PAUD yang dimilikinya. Penyusun dapat menyelesaikan
laporan ini berkat bimbingan, motivasi dan bantuan dari banyak pihak. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Pembimbing yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam


menyelesaikan laporan analisis ini.
2. Pengelola Pokjar
3. Kepala Sekolah dan Para guru di TK Dharma Wanita III Lopang
Kembangbahu
4. Seluruh keluarga saya ayah, ibu, suami tercinta dan putra tersayang yang
banyak memberi semangat.
Pada kesempatan ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan
keterbatasan dalam penulisan laporan ini. Untuk itu kritik dan saran yang
membangunsangat diharapkan agar lebih baik dikemudian hari.

Lamongan, 17 Nopember 2019

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
ABSTRAK ........................................................................................................... x
BAB. I Pendahuluan ........................................................................................ 1
1. Latar Belakang ................................................................... 1
2. Rumusan Masalah .............................................................. 3
3. Tujuan Penelitian ................................................................ 3
4. Manfaat Penelitian .............................................................. 3
BAB II Kajian Pustaka ...................................................................................... 5
A. Kemampuan Kognitif .............................................................. 5
1. Pengertian Kognitif ........................................................... 5
2. Faktor-Faktor Perkembangan Kognitif usia 3-4 Tahun .... 6
B. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini ................................. 6
1. Tingkat Pencapaian Perkembangan Kognitif Anak Usia
Dini 3-4 Tahun ................................................................. 8
2. Konsep Bilangan 1-5 ........................................................ 9
C. Media Pembelajaran ................................................................ 10
1. Pengertian Media ............................................................. 10
2. Manfaat dan Syarat Media Pembelajaran yang Baik ....... 11
3. Media Biji Jagung ............................................................ 13
4. Langkah-Langkah Pembelajaran melalui Media Biji Jagung
........................................................................................... 14
D. Keterkaitan antara Media Biji Jagung terhadap Perkembangan
Kognitif dalam Mengenal Konsep Bilangan ........................... 15

iv
ABSTRAK

NINGSIH, 2019 : Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak


Mengenal Konsep Bilangan 1-10 melalui
Permainan Menghitung Biji Jagung pada Anak
Usia 4 -5 Tahun Kelompok A TK Dharma
Wanita III Lopang Kembangbahu Tahun
Pelajaran 2019-2020, Laporan PTK – S1 PG
PAUD Universitas Terbuka.
Kata Kunci : Kemampuan Kognitif, Media Biji Jagung
Untuk mengembangkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada
anak, diperlukan kemampuan seorang guru dalam mengembangkan suatu
media pembelajaran. Kedudukan suatu guru dalam mengembangkan media
sangat menentukan. Media biji jagung merupakan suatu media pembelajaran
dalam rangka meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam mengenal
konsep bilangan. Dengan diterapkan media biji jagung anak diharapkan lebih
tertarik, aktif dan kreatif serta antusias dalam kegiatan pembelajaran pada
materi mengenal konsep bilangan 1-10.
Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk
meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan 1-10 melalui
permainan menghitung biji jagung pada anak usia 4-5 tahun kelompok A TK
Dharma Wanita III Lopang Kembangbahu Tahun Pelajaran 2019-2020.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas. Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Dalam penelitian ini
yang menjadi subyek penelitian adalah anak didik kelompok bermain usia 4-
5 tahun kelompok A TK Dharma Wanita III Lopang Kembangbahu tahun
pelajaran 2019-2020 dengan jumlah 9 anak terdidi dari 4 anak laki-laki dan 5
anak perempuan.
Berdasarkan hasil pelaksanaan perbaikan dalam kegiatan pengembangan
dapat disimpulkan bahwa melalui permainan menghitung biji jagung dalam
pengembangan kognitif dapat meningkatkan kemampuan mengenal konsep
bilangan pada anak usia 4-5 tahun kelompok A TK Dharma Wanita III
Lopang Kembangbahu tahun pelajaran 2019-2020. Hal ini terlihat dari

v
pengelolaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, serta aktivitas
anak selama proses pembelajaran mengalami peningkatan dan respon anak
dalam mengenal konsep bilangan sangat tinggi. Permainan menghitung biji
jagung menjadi permainan yang diminati anak. Hal ini tampak dari antusia
anak dalam melakukan permainan menghitung biji jagung.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak Usia Dini (AUD) merupakan kelompok usia yang berada dalam
proses perkembangan unik, karena proses perkembangannya (tumbuh dan
kembang) terjadi bersama dengan golden age (masa peka). Golden age
merupakan waktu paling tepat untuk memberikan bekal yang kuat kepada
anak. Pada masa peka, kecepatan perkembangan otak anak selama
hidupnya.Artinya, golden age merupakan masa yang sangat tepat untuk
menggali segala potensi kecerdasan anak sebanyak-banyaknya (Slamet
Suyanto, 2003: 6).
Anak-anak pada masa usia dini memerlukan berbagai layanan dan
bantuan orang dewasa, dari kebutuhan jasmani sampai rohani. Di mana
bentuk layanan tersebut diarahkan untuk memfasilitasi pertumbuhan sebagai
peletakan dasar yang tepat bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia
seutuhnya, sehingga anak dapat tumbuh kembang secara optimal sesuai
nilai,norma, serta harapan masyarakat. Dalam upaya mengoptimalkan segala
kemampuan yang dimiliki anak usia dini yang berdasarkan prinsip
PAUD,seharusnya setiap pendidikan anak usia dini memahami setiap tahapan
pertumbuhan dan perkembangan karena segenap upaya yang dilakukannya
harus berdasarkan pada tahapan tumbuh kembang anak agar mencapai hasil
yang optimal.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
tentang sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat 14 (Depdiknas, 2003)
menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Upaya mengembangkan keterampilan kognitif dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang mencakup kesiapan belajar, kesempatan belajar, kesempatan
berpraktik, model yang baik, media, bimbingan, motivasi, setiap keterampilan
harus dipelajari secara individu, dan sebaiknya keterampilan harus dipelajari
satu demi satu. Sebagai contoh, anak dapat mengenal angka, ataupun
berhitung dengan baik di sekolah tidak ada bimbingan yang diberikan oleh
guru, maka keterampilan tersebut akan di pelajarinya lebih lambat dan kurang
efisien bila dibandingkan dengan anak yang sejak awal mendapatkan
bimbingan dari guru. Anak yang tanpa bimbingan tersebut tidak tahu caranya,
kemungkinan anak kurang berani, kurang menguasai konsep angka tersebut.
Masalah yang dihadapi guru dalam mengembangkan aspek kognitif anak
didik Kelompok ATK Dharma Wanita III Lopang Kembangbahu adalah
metode yang kurang tepat, dan kurangnya minat atau semangat anak untuk
mengikuti proses pembelajaran dan rendahnya kemampuan kognitif anak. Hal
ini menimbulkan masalah dalam pemahaman konsep yang akan diterima oleh
anak, sehingga kemampuan kognitif anak belum maksimal.
Dari pengamatan yang peneliti lakukan di kelompok A TK Dharma
Wanita III Lopang Kembangbahu ditemukan bahwa belum semua anak
mempunyai kemampuan kognitif dalam mengenal konsep bilangan 1-10
sesuai yang diharapkan oleh guru. Rendahnya kemampuan kognitif dalam
mengenal konsep bilangan 1-10 anak tersebut dapat dilihat dari 9 jumlah
peserta didik di TK Dharma Wanita III Lopang Kembangbahu hanya 6 anak
yang menguasai konsep bilangan 1-10 dari penjelasan guru dan 8 anak lagi
masih belum memahaminya.
Hal tersebut terjadi karena metode yang digunakan oleh guru kurang
menarik bagi anak, metode yang digunakan selama ini adalah metode
penugasan dan media gambar saja, sehingga membuat pengembangan kognitif
anak rendah, mereka merasa bosan dan jenuh dengan permainan yang
ada.Dalam rangka mengatasi hal tersebut, maka diperlukan suatu inovasi atau
variasi bagi guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.Hal tersebut
dilakukan agar anak mampu mengembangkan ide/gagasan melalui kognitif.
Dalam hal ini guru menggunakan media jagung yang dianggap menarik dalam
segi warnanya, dikenal anak dan mudah didapatkan karena disini merupakan
daerah pedesaan. Media jagung disini dimanfaatkan dalam permainan anak
akan menghitung biji jagung dan akan memasukkan kedalam botol ataupun
gelas minum yang sesuai dengan angka yang tertempel pada botol / gelas
minum tersebut. Hal ini dilakukan agar anak bersemangat dalam mengenal
konsep bilangan sambil bermain.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang dapat
disimpulkan yaitu :
1. Apakah Permainan menghitung biji jagung dapat meningkatkan
kemampuan kognitif anak mengenal konsep bilangan 1 – 10 anak usia 3-5
tahun kelompok A TK Dharma Wanita III Lopang Kembangbahu tahun
pelajaran 2019 - 2020 ?
2. Bagaimanakah cara penerapan Permainan menghitung biji jagung dapat
meningkatkan kemampuan kognitif anak mengenal konsep bilangan 1 – 10
anak usia 4 – 5 tahun kelompok A TK Dharma Wanita III Lopang
Kembangbahu tahun pelajaran 2019- 2020 ?

C. Tujuan
Pada penelitian ini bertujuan untuk :
a. Untuk mengetahui bahwa kemampuan kognitif anak mengenal konsep
bilangan 1 – 10 anak usia 4 - 5 tahun dapat ditingkatkan pada kelompok A
TK Dharma Wanita III Lopang melalui permainan menghitung biji jagung
b. untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak mengenal konsep bilangan
1 – 10 anak usia 4 – 5 tahun dapat ditingkatkan pada kelompok A TK
Dharma Wanita III Lopang melalui permainan menghitung biji jagung.

D. Manfaat
Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi Anak Didik :
a. Proses belajar mengajar lebih menyenangkan bagi anak.
b. Anak akan bersemangat dalam mengenal konsep bilangan
2. Bagi Guru :
a. Mempermudah guru dalam memecahkan masalah.
b. Memperbaiki kinerja guru dalam perbaikan pembelajaran
3. Bagi PAUD
a. Meningkatkan kualitas Pendidikan.
b. Memberi sumbangan pemikiran yang positif terhadap kemajuan
Sekolah
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Kognitif
1. Pengertian Kognitif

Teori kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog


Seiss yang hidup tahun 1896 - 1980. Teori kognitif berpendapat bahwa
manusia membangun kemampuan kognitifnya melalui tindakan yang
termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Menurut teori ini,
proses belajar akan berjalan baik bila materi pelajaran yang baru
beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh anak
(Muhammad Thobroni & Arif Mustofa, 2011 )
Pada aspek pengembangan kognitif, kompetensi dan hasil belajar
yang diharapkan pada anak adalah anak mampu dan memiliki
kemampuan berpikir secara logis, berpikir kritis, dapat memberi alasan,
mampu memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat
dalam memcahkan masalah yang dihadapi (M. Yamin & Js. Sanan,
2010).
Perkembangan kognitif merupakan dasar bagi kemampuan anak
untuk berpikir. Hal ini sesuai dengan pendapat Susanto, (2011) bahwa
kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk
menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau
peristiwa. Jadi proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan
(intelegensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama
sekali ditujukan kepada ide-ide belajar. Selanjutnya Witherington, (dalam
Sujiono dkk, 2011) mengemukakan bahwa kognitif adalah pikiran.
Kognitif (kecerdasan pikiran) dapat digunakan dengan cepat dan tepat
untuk mengatasi suatu situasi untuk memecahkan masalah. Sedangkan
perkembangan kognitif adalah perkembangan pikiran.
Pada dasarnya pengembangan kognitif dimaksudkan agar anak
mampu melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca
indranya sehingga dengan pengetahuan yang didapatnya tersebut, anak
akan dapat melangsungkan hidupnya dan mampu memberdayakan apa
yang ada di dunia ini untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Melalui
pengembangan kognitif, fungsi pikir anak dapat digunakan dengan cepat
dan tepat untuk mengatasi suatu situasi dan memecahkan masalah, Salah
satu pengembangan kognitif yang bisa dilakukan seorang pendidik di TK
yaitu Pengembangan tentang konsep berhitung permulaan. Kemampuan
yang akan dikembangkan yaitu mengenal konsep bilangan.
Pengembangan ini bisa dilakukan melalui berbagai kegiatan, dengan
berbagai sumber belajar yang sesuai dengan lingkungan sekitar anak.
Proses pembelajaran dengan berbagai media sebagai sumber belajar
adalah salah satu cara sebagai alternative pembelajaran yang
menyenangkan dengan bermain. Dengan bermain, anak akan senang
karena dapat bermain, dan aspek perkembangannya pun juga akan
berkembang.
2. Faktor-faktor Perkembangan Kognitif usia 4-5 tahun
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif
yaitu; faktor keturunan, faktor lingkungan faktor gizi faktor kematangan
faktor pembentukan dan faktor kebebasan psikologis. Dari faktor- faktor
tersebut semua saling berkaitan satu sama lain, dan ketika kita menjadi
orang tua untuk anak kita berikanlah kepada buah hati kita yang terbaik
agar dia berkembang dengan baik pula.
Dengan demikian tahap –tahap perkembangan kognitif pada anak
khususnya usia 3 tahun, karena pada usia tersebut anak mengalami awal
perkembangan, dia mencoba mencari tahu apa yang ada di sekitarnya, dan
mulai mendengarkan apa yang di katakan di sekelilingnya, dan belajar
mengucapkannya walau secara terbata-bata (belum lancar), maka kita akan
lebih mudah memahami bagaimana mengembangkan anak-anak sesuai
dengan kemampuan yang telah mereka miliki.
B. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Perkembangan anak usia dini khusunya dalam aspek kognitif menurut


Jean Piaget (1886-1980) (Slamet Suyanto, 2005: 53) semua anak memiliki
perkembangan yang sama yaitu melalui tahapan (1) sensorimotor, (2)
praoperasional, (3) kongkrit operasional, (4) dan formal operasional.
Anak – anak dalam usia dini berada dalam masa pra operasional yaitu
dengan rentang usia 2-7 tahun. Masa ini anak menujukkan proses berpikir
yang jelas. Anak mengenasimbol, tanda bahasa dan gambar. Kemampuan
Kognitif usia 4-5 tahun, khususnya kemampuan dalam berfikir yang
ditunjukkan pada periode 3-5 tahun berdasarkan seri bacaan orangtua
Mengasah Kecerdasan di Usia 3-5 tahun terdiri atas beberapa kemampuan
diantaranya yaitu: (1) anak mampu mengenal simbol yang dilihat sebagai
arti tertentu, (2) anak mulai berlatih dalam memperhatikan suatu benda
konkret sehingga anak akan memusatkan perhatiannya untuk dapat
menerima informasi, (3) anak dapat mengingat pengalaman yang baru saja
dialami oleh anak dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang, (4) anak
dapat mempergunakan bahasa untuk bertanya, menyampaikan ide.
Dijelaskan dalam (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 158) bahwa anak
usia 3-4 tahun untuk perkembangan kognitifnya yaitu: (1) anak dapat
mengikuti 2 perintah. (2) anak dapat membuat penilaian menghitung
banyaknya kesalahan. (3) mengembangkan kosa kata dengan cepat. (4)
menggunakan angka tanpa pemahaman. (5) mulai melakukan penggolangan
berdasar fungsi benda. (6) menggunakan beberapa kata-kata abstrak yang
fungsional.
Tahap Perkembangan Kognitif Anak Usia 4 Tahun Setiap anak pasti
akan mengalami suatu perkembangan yang biasanya berkaitan dengan
kecerdasan. Kecerdasan tersebut dapat dilihat misalnya melalui kemampuan
mengingat, mengenal atau bahkan kemampuan untuk dapat memahami
berbagai obyek. dan orang tua adalah faktor utama yang memperngaruhi
perkembanngan anaknya.
Perkembangan tersebut biasanya dinamakan perkembangan kognitif.
Perkembangan kognitif pada setiap anak akan menentukan jenis penyesuaian
pribadi dan sosial yang dilakukan oleh anak, karena dengan kemampuan
kognitif inilah seorang anak akan dengan mudah menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan sosial.Setiap anak akan berkembang sesuai dengan hasil
kematangan intelektual dan pengetahuan yang didapat anak dalam kurun
waktu yang panjang. Perkembangan kognitif ini akan terus berkembang dan
tidak akan pernah kembali ke masa awal atau sebelumnya, dan berkembang
secara pelan –pelan. Dan dijelaskan pada literatur dijelaskan bahwa Pada
usia 4 tahun kemampuan kognitif seorang anak akan semakin kompleks,
karena pada usia ini seorang anak dapat mecapi kemampuan-kemampuan
yang biasanya ditandai dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Anak usia 48 bulan atau 4 tahun memiliki kemampuan yang semakin
kompleks, karena anak pada usia ini lebih cendrung menggunakan benda
sesungguhnya. Sebagai contoh anak dapat menyusun benda-benda di
lingkungan sekitar sehingga menyerupai sesuatu yang dikehendaki
mereka.
2. Anak pada usia ini sudah mengelompokkan dan menghitung mainan
sendiri. Dan bahkan selain dapat menghitung dan mengelompokkan,
mereka dapat mengurutkan sesuatu berdasarkan urutan besarnya.
3. Pada usia 3 tahun setiap anak memiliki pembendaharaan kata yang dapat
mencapai sekitar 80% kata- kata yang dapat dipahami oleh dirinya anak
pada usia-usia seperti ini mereka akan mulai banyak berbicara tentang
ayah, ibu dan anggota keluarga lainnya. Bahkan dengan orang yang baru
mereka kenal sekalipun.
1. Tingkat Pencapaian Perkembangan kognitif Anak Usia 4-5 Tahun
a. Belajar dan Pemecahan Masalah yaitu meliputi :
 Paham bila ada bagian yang hilang dari suatu pola gambar seperti pada
gambar wajah orang matanya tidak ada, mobil bannya copot, dsb
 Menyebutkan berbagai nama makanan dan rasanya (garam, gula atau
cabai)
 Menyebutkan berbagai macam kegunaan dari benda
 Memahami persamaan antara dua benda
 Memahami perbedaan antara dua hal dari jenis yang sama seperti
membedakan antara buah rambutan dan pisang; perbedaan antara ayam
dan kucing
 Bereksperimen dengan bahan menggunakan cara baru
 Mengerjakan tugas sampai selesai
 Menjawab apa yang akan terjadi selanjutnya dari berbagai
kemungkinan
 Menyebutkan bilangan angka 1-10
 Mengenal beberapa huruf atau abjad tertentu dari A-z yang pernah
dilihatnya
b. Berpikir Logis
 Menempatkan benda dalam urutan ukuran (paling kecil-paling besar)
 Mulai mengikuti pola tepuk tangan
 Mengenal konsep banyak dan sedikit
 Mengenali alasan mengapa ada sesuatu yang tidak masuk dalam
kelompok tertentu
 Menjelaskan model/karya yang dibuatnya
c. Berpikir Simbolik
 Menyebutkan peran dan tugasnya (misal, koki tugasnya memasak)
 Menggambar atau membentuk sesuatu konstruksi yang
mendeskripsikan sesuatu yang spesifik
 Melakukan aktivitas bersama teman dengan terencana (bermain
berkelompok dengan memainkan peran tertentu seperti yang telah
direncanakan)
2. Konsep bilangan 1-10
Pengenalan akan bilangan adalah sebuah dasar yang penting dalam
mempelajari matematika. Pada tingkat yang sangat awal, seorang anak
mulai belajar matematika dari orang tuanya. Bagi banyak orang tua,
mengajar matematika kepada anak mereka merupakan hal yang
“gampang-gampang sulit“. Karena seorang anak seringkali dapat memiliki
suatu minat atau ketertarikan pada bidang yang lain dan bukan
matematika. Beberapa orang tua akan tergoda untuk secepat mungkin
memperkenalkan matematika kepada anak-anak mereka. Tentu hal ini
tidak keliru sejauh anak tersebut menunjukkan minat yang kuat dalam
belajar matematika dan hal ini dapat membuahkan suatu hal yang baik di
kemudian hari. Namun, jika seorang anak yang kurang memiliki minat
dalam belajar matematika mendapat dorongan yang berlebihan dari sejak
ia kecil, maka bukan tidak mungkin yang terjadi adalah sebaliknya yakni
ia akan tumbuh sebagai seorang yang membenci matematika. Sudah
sepatutnya bahwa belajar bagi sang anak adalah harus menjadi hal yang
menyenangkan dan ia sukai. Ini sebenarnya adalah skill pertama yang
harus kita coba tanamkan ketika mengajar apapun kepada anak kita, yakni
rasa suka akan belajar sesuatu. Mengenalkan Konsep Angka pada anak
usia 4-5 tahun. Untuk mengenalkan konsep angka pada anak usia dibawah
3 tahun dapat dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
1. Membilang, yaitu menyebutkan bilangan berdasarkan urutan
2. Mencocokan setiap angka dengan benda yang sedang dihitung,
3. Membandingkan antara kelompok benda satu dengan kelompok
benda yang lain untuk mengetahui jumlah benda yang lebih banyak,
lebih sedikit, atau sama.
Anak-anak mulai dapat mengembangkan pemahamannya tentang
konsep angka bila mereka diajak menggunakan angka-angka di dalam
berbagai kegiatan sehari-hari. Misalnya mengajak anak menyanyikan lagu
yang memuat angka seperti lagu Satu-satu, meminta tiga anak untuk
membantu menata meja makan atau meletakan alat /bahan main.
C. Media Pembelajaran
1.Pengertian Media
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam
proses belajar mengajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-
alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan
bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan
bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan
pengajaran yang diharapkan.
Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga
dituntut untuk dapat mengembangkan alat-alat yang tersedia, guru juga
dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media
pengajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia.
Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang media
pengajaran, yang meliputi (Hamalik, 1994 : 6).
 Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar
mengajar;
 Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan;
 Seluk – beluk proses belajar.
 Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan.
 Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran.
 Pemilihan dan penggunaan media pendidikan
 Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan;
 Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran;
 Usaha inovasi dalam media pendidikan
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang
tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan
pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada
khususnya.
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang
bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka
media itu disebut Media Pembelajaran.
2. Manfaat dan Syarat Media Pembelajaran yang Baik
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting
adalah metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling
berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan
mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada
berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara
lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai
setelah pengajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk
karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu
fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang
turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan
diciptakan oleh guru.
Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat
yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah
memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran
akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara lebh khusus ada beberapa
manfaat media yang lebih rinci Kemp dan Dayton (1985) misalnya,
mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu :
1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga.
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan
kapan saja
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan
proses belajar
8. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
Selain beberapa manfaat media seperti yang dikemukakan oleh Kemp
dan Dayton tersebut, tentu saja kita masih dapat menemukan banyak
manfaat-manfaat praktis yang lain. Manfaat praktis media pembelajaran di
dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:
1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil
belajar
2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian
anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih
langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa
untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya
3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan
waktu
4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada
siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat,
dan lingkungannya misalnya melalui karya wisata. Kunjungan-
kunjungan ke museum atau kebun binatang.

Media yang baik adalah media yang secara efektif dan efisien dalam
mencapai tujuan pembelajaran serta praktis dan mudah digunakan (Yuliani:
2014:8.12), berikut ini akan diuraikan beberapa syarat sekaligus cirri – cirri
media dan sumber belajar yang baik :

1. Menarik dan menyenangkan baik dari segi warna maupun bentuk


2. Tumpul ( tidak tajam ) bentuknya
3. Ukuran disesuaikan anak
4. Tidak membahayakan anak
5. Dapat dimanipulasi

Dalam pembuatan media perlu diperhatikan hal – hal sebagai


berikut :

1. Multiguna artinya alat tersebut dapat digunakan serta mencangkup lebih


satu bidang pengembangan dan kemampuan anak
2. Dapat menumbuhkan kreativitas, daya hayal, dan daya imajinasi serta
dapat digunakan untuk bereksperimen dan bereksplorasi
3. Mudah dibuat atau didapatkan
4. Nyaman bila digunakan sehingga tidak mengganggu keamanan anak
didik
5. Dapat dibeli dengan murah dan mudah didapatkan.
3. Media Biji Jagung
Kegiatan pembelajaran anak Kelompok Bermain berlangsung dalam
situasi yang menyeluruh dan terkait dengan kehidupan mereka sehari - hari.
Oleh sebab itu dalam menggunakan bahan-bahan ajar di Kelompok Bermain
sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan anak adalah yang sederhana,
konkret, sesuai dengan kehidupan anak terkait dengan situasi pengalaman
langsung, mengundang rasa ingin tahu anak, bermanfaat dan terkait dengan
kegiatan bermain anak.
Media biji-bijian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Biji
Jagung yang akan disiapkan oleh guru dalam proses pembelajaran dengan
sengaja sebagai tujuan untuk mengkonkretkan pembelajaran konsep
bilangan pada anak Kelompok Bermain sesuai dengan tahapan
perkembangan kognitifnya masih dalam tahapan pra-operasional.
Media biji-bijian yang dapat digunakan sebagai sumber belajar adalah
Biji Jagung. Dimana media tersebut akan digunakan dalam proses
pembelajaran bidang matematika konsep bilangan dan juga berhitung.
 Kelebihan media biji-bijian jagungsebagai berikut :
1) Biaya lebih murah
2) Mudah dalam pemakaian
3) Mudah dalam mendapatkan biji-bijian jagung
4) Dapat digunakan dalam berhitung 1 – 10
5) Bisa digunakan dalam berbagai kondisi dan tempat.
6) Siswa dapat belajar berhitung sekaligus mengenal berbagai biji –
bijian tumbuhan.
 Adapun kelemahan penggunaan media biji-bijian jagung sebagai berikut:
1) Benda kecil sehingga mudah terjadi kehilangan biji-bijian jagung
2) Ada batas pemakaian karena biji jagung jika disimpan terlalu lama bisa
dimakan kutu.
4. Langkah – langkah Pembelajaran melalui Media Jagung
Dalam permainan ini peneliti harus menyiapkan beberapa benda
terlebih dahulu sebelum memulai permainan.
a. Bahan dan Alat
1. Jagung secukupnya
2. Kertas yang sudah diberi tulisan angka 1 – 10
3. Isolasi
4. Piring kertas
5. gelas minum

b. Cara Pembuatan
1. Siapkan biji jagung letakkan pada piring kertas
2. Tempelkan kertas angka pada gelas minum menggunakan isolasi
c. Langkah – langkah pembelajarannya
1. Anak akan membilang 1 – 10
2. Anak menyebutkan angka yang tertempel pada gelas
3. Anak menghitung biji jagung dan memasukkannya kedalam botol /
gelas sesuai dengan angka yang tertempel
4. Anak mengurutkan gelasnya sesuai dengan angka
5. Anak menghitung jumlah biji jagung apakah sudah sesuai dengan
angkanya dengan pengawasan guru.
D. Keterkaitan antara Media Biji Jagung terhadap Perkembangan
Kognitif dalam Mengenal Konsep Bilangan
Pada penelitian yang dilakukan ibu Anik Lestariningrum pada
judul skripsi “Pemanfaatan Media Biji-Bijian Sebagai Sumber Belajar
Bidang Pengembangan Matematika Pada Anak Usia DinI” Dosen PG-
PAUD Uiversitas Nusantara PGRI Kediri. Telah melakukan penelitian
dalam mengenalkan konsep matematika pada anak usia dini dan
mendapatkan hasil yang sesuai apa yang diharapkan oleh peneliti.
Dari hal ini saya berkesimpulan bahwa adanya keterkaitan media
biji-bijian dapat membantu dalam mengenalkan dan mengajarkan konsep
bilangan pada anak usia dini akan tetapi selain media juga harus didukung
dengan metode ataupun cara pembelajaran yang sesuai dengan
perkembangan usia anak tersebut yang tentunya menyenangkan dan dapat
dipahami oleh anak. Oleh karena itu saya melakukan PTK ini
menggunakan biji jagung dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak
dalam mengenal konsep bilangan 1-10 untuk anak kelompok bermain
usia 4-5 tahun dengan permainan menghitung biji jagung yang mana
anak-anak akan diajak bermain sambil berhitung seperti halnya dunia
anak yaitu bermain sambil belajar.

Anda mungkin juga menyukai