Oleh
Disusun oleh
Mengesahkan
Kepala Sekolah
Cut Ermiati,S.Pd
Nip. 19640523 198410 2 002
BAB I
PENDAHULUAN
Mata pelajaran pendidikan agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran yang
didalamnya mencakup pelajaran memahami, menghayati dan juga mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi dalam kenyataan yang ada di lapangan mata
pelajaran pendidikan agama islam dewasa ini mutunya masih rendah karena belum
mencapai target yang diinginkan secara memadai. Hal ini disebabkan karena kesulitan
murid dan juga memahami materi yang sukar diterima. Selain itu metode yang digunakan
dalam proses belajar mengajar masih terpaku pada buku-buku pelajaran.
Pada hakekatnya guru sering menggunakan satu metode dalam pengajaran, sehingga
mengakibatkan proses belajar anak hanya bersifat harfiah saja. Sedangkan untuk
meningkatkan mutu pelajaran pendidikan agama silam banyak hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya yaitu dalam hal penyampaian materi dari sumber pesan
melalui metode tertentu merupakan kebijakan penerima pesan atau murid. Sedangkan
metode yang digunakan di sekolah masih kurang dapat menciptakan suasana yang
kondusif, hal ini dapat menyebabkan murid secara mentalis menganggap bahwa
pendidikan agama islam sebagai mata pelajaran yang sukar dipahami sehingga murid
kurang bergairah dalam belajar.
Untuk itu perlu diterapkan suatu cara alternative guna mempelajari pendidikan
agama islam yang kondusif dengan suasana yang cenderung rekreatif sehingga
mendorong Murid untuk mengembangkan potensi dan juga kreatifitas. Salah satu
alternative yang bisa dikembangkan adalah dengan penerapan metode Pembelajaran
dengan Strategi Poster Coment.
Dalam mengembangkan potensi anak memerlukan peran penting pendidik, hal ini
secara umum sudah banyak diketahui. Anak yang memiliki kecenderungan atau
motivasi untuk mengetahui sesutu yang baru maka dengan sendirinya tingkat keingin
tahuannya tinggi akan menjadikan anak tersebut untuk selalu bereksplorasi,
bereksperimen dan banyak mengajukan pertanyaan pada orang lain. Hal ini dapat dilihat
dari kegiatan anak sehari-hari dimana masih menunggu guru, tidak mempunyai ide
sendiri, belum bisa mengungkapkan idenya sendiri kalau tidak dibantu oleh guru, anak-
anak masih tergantung dengan guru. Permasalahan tersebut disebabkan olehbeberapa
faktor di antaranya media pemmbelajaran yang kurang menarik, pembelajaran yang
hanya menitik beratkan pada membaca dan berhitung saja dan penggunaan metode yang
statis sehingga membuat anak bosan dan kurang dapat memunculkan ide kreatifnya
apalagi pngetahuan yang bersifat Pendidikan Agama Islam.
Belajar dengan menggunakan poster coment sangat disukai hampir semua anak,
apalagi kalau buku bergambar tersebut disertai dengan cerita ilustrasi bagus dengan
sedikit permainan yang melibatkan mereka. Anak-anak akan merasa terlibat dalam
petualangan dan konflik-konflik yang dialami karakter-karakter di dalamnya, sehingga
belajar menjadi semakin menyenangkan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui peningkatkan kemampuan penguasaan materi siswa setelah
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritik
2. Manfaat Praktis
A. Landasan Teori
Media poster bentuk jamak dari kata medium, merupakan kata yang berasal dari
bahasa latin medius, yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟ atau
„pengantar‟ Oleh karena itu, media poster dapat diartikan sebagai perantara atau
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media poster dapat berupa sesuatu
bahan (software) dan atau alat (hardware). Sedangkan menurut Gerlach dan Ely
dalam Arsyad, “bahwa media poster jika dipahami secara garis besar adalah manusia,
materi, atau kejadian yang membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap”.
Poster merupakan gabungan dari gambar dan tulisan ringkas dalam satu bidang
gambar. Gambar yang memiliki nilai-nilai estetis agar dapat menarik perhatian orang
yang melihat. Poster berfungsi sebagai sarana penyalur informasi yang bersifat
mengajak, memberi saran atau memperkenalkan sesuatu kepada orang lain. Poster
mampu mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. Poster
dapat dibuat diatas kertas, kain, batang kayu. Pemasangannya bisa dikelas, dikuar,
dimajalah, dipohon bahkan bisa ditepi jalan, ukurannya bermacam-macam tergantung
kebutuhan. Adapun kelebihan poster yaitu; sederhana menyajikan satu ide dan untuk
mencapai satu tujuan pokok, berwarna, slogannya ringkas, tulisannya jelas, dan
motifnya bervariasi.
Berdasarkan definisi mengenai media poster seperti tersebut di atas, maka dapat
dikatakan bahwa media poster pembelajaran adalah segala sesuatu yang menyangkut
software dan hardware yang dapat digunakan untuk meyampaikan isi materi ajar dari
sumber belajar (guru) ke pebelajar atau siswa (individu atau kelompok), yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat pebelajar sedemikian rupa
sehingga proses belajar di dalam dan di luar kelas menjadi lebih efektif.
Kehadiran media poster pembelajaran sebagai media poster antara guru sebagai
tenaga pengajar dan siswa sebagai pelajar harus komunikatif, khususnya untuk obyek
secara visualisasi. Misalnya dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam, khusunya
konsep yang berkaitan dengan alam semesta lebih banyak menonjol visualnya,
sehingga apabila seseorang hanya mengetahui kata yang mewakili suatu obyek, tetapi
tidak mengetahui obyeknya disebut verbalisme. Masing- masing Poster mempunyai
keistimewaan menurut karakteristik siswa. Pemilihan media poster yang sesuai
dengan karakteristik siswa akan lebih membantu keberhasilan pengajar dalam
pembelajaran.
B. Penelitian Terdahulu
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Yetti Evayani, (2022) dalam penelitiannya
yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Problem Based Learning Upaya Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Di SMKN 1 Sukaluyu” Jenis
penelitian ini merupakan deskriptif, dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa, Peserta didik yang
mencapai KKM sebesar 80 %. Ini berarti pengajaran dengan menerapkan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik. Sehingga dengan data tersebut dapat disimpulkan bahwa ketercapaian kriteria
keberhasilan penelitian hasil belajar siswa telah tercapai.
Tabel 2.1 Pemetaan Hasil Penelitian Tedahulu
Kemampuan menguasai
materi dan aktifitas siswa
rendah
Pembelajaran
menggunakan media
Poster Coment
Kemampuan menguasai
materi dan aktifitas siswa
D. Hipotesis Tindakan
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Lokasi penelitian
2. Waktu
Waktu pelaksanaan penelitian ini selama 3 bulan terhitung dari tanggal 27 Maret-27 Juni
2023
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Bakongan yang berjumlah 31
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan teman kolaborator yang mendamping
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu tes dan non tes. Tes dilakukan
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran. Instrumen yang
digunakan adalah ujian tes. Non tes dilakukan untuk mengetahui aktifitas belajar siswa, instrumen
E. Validasi Data
Validasi data dilakukan dengan teknik trianggulasi. Trianggulasi yang dilakukan adalah
trianggulasi sumber.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data menggunakan teknik penelitian kualitatif dengan melakukan
langkah-langkah reduksi data, verikasi data dan penyimpulan. Statistik yang digunakan adalah
P = (F : N) x 100 %
G. Indikator Kinerja
DAFTAR PUSTAKA
Mustafa, Kamal, dan Hilaza. 1979.Aku Anak Salih. Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Kuesioner
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Alternatif jawaban
No Pertanyaan SS S TS STS
4 3 2 1
1 Saya belajar jadi anak yang saleh sejak usia dini
2 Saya sudah belajar bahwa perbuatan baik itu berbuah manis kelaknya
3 PAI adalah pelajaran yang sangat menarik bagi kehidupan
4 Saya akan belajar dengan giat
5 Saya selalu di siplin di kelas
Sekolah : SD N 2 Bakongan
Kelas Observasi :5
Berilah tanda (v) pada kolom skor sesuai dengan kondisi sebenarnya!
Standar Kompetensi : Memahami anak salih itu sebagai sosok yang patut untuk di teladani oleh
siapa pun.
Kelas/Semester : V (Ganjil)
Waktu : 70 Menit
Keterangan:
Interpretasi:
Nama Mahasiswa :
Dalam tabel di atas, terdapat 15 siswa yang mengikuti pre-test. Nilai pre-test tersebut
menunjukkan sejauhmana awal siswa sebelum dilakukan tindakan perbaikan. Dalam
kasus ini, nilai KKM yang di tetap adalah 78. Jadi nilai maksimal adalah 60, nilai
minimal adalah 40, dan rata-rata nilai pre-test adalah 57.
Rendahnya skor rata-rata kelas yang hanya mencapai 57 dan tidak ada satu pun
yang mendapatkan nilai di atas KKM. Melihat tingkat ketidaktuntasan belajar yang
masih rendah, maka peneliti akan melakukan sebuah penelitian tindakan kelas (PTK)
sesuai dengan rancangan penelitian yang telah di uraikan pada bab sebelumnya. Dalam
penelitian ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning
yang akan diterapkan melalui dua siklus pada materi Aku Anak Salih dalam
pembelajaran PAI.
4.1.1 Pelaksanaan Siklus I
Siklus pertama pada penelitian tindakan kelas “Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Dengan Metode Poster Coment Pada Materi Aku Anak Salih Kelas V SD
Negeri 2 Bakongan Tahun Pelajaran 2023/2024” dimulai dengan dengan tahap
perencanaan, diikuti dengan tahap tindakan, observasi, dan refleksi. Setiap tahap ini
memiliki peran penting dalam Upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi
Pendidikan Agama Islam (PAI), terutama terkait pemahaman Aku Anak Salih. Berikut
adalah penjelasan mendalam tentang masing-masing tahapan dalam siklus pertama
penelitian tindakan kelas:
1. Perencanaan
Tahap perencanaan merupakan awal siklus pertama penelitian tindakan kelas.
Pada tahap ini, peneliti merumuskan rencana secara detail tentang langkah-
langkah yang akan diambil untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi
Aku Anak Salih. Langkah-langkah yang direncanakan harus di dasarkan pada
data pra siklus yang telah dikumpulkan sebelumnya, yang menunjukkan kondisi
awal hasil belajar siswa dan tantangan yang dihadapi.
Pada tahap perencanaan peneliti juga menentukan tujuan yang ingin dicapai
dalam tindakan perbaikan ini, serta strategi pembelajaran yang akan digunakan
untuk meningkatkan minat dan ketrampilan siswa dalam memahami Aku Anak
Salih Misalnya, peneliti dapat merancang penggunaan metode pembelajaran
yang lebih interaktif dan melibatkan siswa secara aktif dalam memahami Aku
Anak Salih. Selain itu peneliti juga merencanakan instrument evaluasi atau tes
yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah tindakan
perbaikan dilakukan. Hal ini penting untuk memonitor kemajuan siswa dan
mengindentifikasi apakah tindakan perbaikan yang dilakukan telah berhasil
mencapai tujuan yang ditetapkan.
2. Tindakan
Setelah tahap perencanaan selesai, tahap berikutnya adalah tindakan. Pada tahap
ini, peneliti melakukan implementasi rencana pembelajaran yang telah dirancang
sebelum. Peneliti bekerja sama dengan guru lainnya di SD N 2 Bakongan untuk
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode dan materi yang telah
direncanakan.
Dalam tindakan perbaikan ini peneliti memastikan bahwa materi pembelajaran
mengenai pemahaman Aku Anak Salih disajikan dengan cara yang menarik dan
relevan bagi siswa. Selain itu peneliti juga mendukung guru dalam mengelola
kelas dan memberikan dukungan tambahan kepada siswa yang memerlukan
bantuan lebih dalam memahami materi.
Pada awal tindakan diberikan pre-test dan pada akhir tindakan diberikan post
test. Tujuan pemberian pre-test dan post-test dalam penelitian ini adalah untuk
mengukur perbandingan kemajuan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
dilakukan intervensi atau tindakan pembelajaran tertentu. Tabel berikut
merupakan hasil dari pre-test dan post-test.
Dari tabel dan analisis di atas, terlihat bahwa nilai post test memiliki peningkatan
dibandingkan dengan nilai pre-test (57). Selain itu persentase siswa yang tuntas
mengalami peningkatan yang signifikan dari 20 % pada pre-test menjadi 70% pada
post-test.
Hal ini menunjukkan bahwa tindakan perbaikan yang dilakukan pada siklus pertama
telah memberikan dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Meskipun masih ada sebagian siswa yang belum tuntas pada post-test (30%) namun
jumlahnya sudah berkurang dibandingkan dengan pre-test (80%). Dengan demikian
tindakan perbaikan pada siklus pertama ini telah membawa perubahan positif dalam
meningkatkan hasil belajar siswa dan perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya untuk
terus meningkatkan hasil belajar siswa secara lebih optimal.
3. Observasi
Tahap observasi merupakan tahap di mana peneliti mengumpulkan data tentang
proses pembelajaran dan interaksi antara guru dan siswa selama tindakan
perbaikan dilaksanakan. Observasi dilakukan secara teliti dan berkesinambungan
untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang dampak tindakan
perbaikan terhadap hasil belajar siswa.
Peneliti dapat menggunakan berbagai teknik observasi seperti mengamati
kegiatan pembelajaran mencatat tingkah laku siswa, serta memperhatikan
interaksi antara siswa dan guru. Data yang terkumpul dari observasi ini sangat
berharga untuk mengevaluasi keefektifan tindakan perbaikan yang telah
dilakukan.
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Siklus 1
Kolaborasi
Partisipasi dalam
No Nama Pemahaman Materi dengan
belajar
teman
1 Abiyu Arlianda Cukup Cukup Cukup
2 Ahmad Bardani Baik Aktif Baik
3 Ahmad Farhan Kurang Pasif Kurang
4 Aqilatul Zahwa Kurang Pasif Kurang
5 Cut Asyifa Kurang Pasif Kurang
6 Hamidi Kurang Pasif Kurang
7 Hania Syakira Baik Aktif Baik
8 Irwandi Kurang Pasif Kurang
9 Ismi Hafizhi Baik Aktif Baik
10 Kevin Obiera Baik Aktif Baik
11 M. Marshal Baik Aktif Baik
12 Mufti Amal Baik Aktif Baik
13 Nabila Syahira Baik Aktif Baik
14 Nafisa Cukup Cukup Cukup
15 Syahriati Cukup Cukup Cukup
4. Refleksi
Setelah tahap observasi selesai peneliti melakukan refleksi atau analisis
mendalam terhadap data yang telah di kumpulkan. Pada tahap ini peneliti
mengevaluasi keberhasilan tindakan perbaikan dalam meningkatkan hasil belajar
siswa, terutama terkait pemahaman tentang Aku Anak Salih.
Hasil evaluasi dan analisis data di gunakan untuk memahami sejauh mana tujuan
yang telah di tetapkan pada tahap perencanaan telah tercapai. Peneliti juga
mencari faktor -faktor yang berkontribusi terhadap keberhasilan atau kegagalan
tindakan perbaikan, serta mengindentifikasi potensi perbaikan atau penyesuaian
yang dapat dilakukan pada siklus berikutnya. Refleksi juga merupakan
kesempatan bagi peneliti untuk merenungkan proses penelitian dan belajar dari
pengalaman dalam Upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Dari refleksi ini
peneliti dapat Menyusun rencana untuk siklus berikutnya, termasuk perubahan
strategi pembelajaran atau metode yang lebih tepat guna untuk mencapai tujuan
penelitian.
Seluruh siklus pertama penelitian tindakan kelas ini membantu peneliti dan guru
dalam mengindentifikasi masalah dalam pembelajaran, merencanakan tindakan
perbaikan yang relevan dan efektif, serta memonitor dan mengevaluasi hasil
tindakan tersebut.
Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi positif
terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam materi PAI khususnya
pemahaman tentang Aku Anak Shalih di kelas V SD N 2 Bakongan Pada tahun
2023/2024.