Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Dewasa ini investasi merupakan solusi bagi pemilik modal dalam mengembangkan
hartanya. Dalam berinvestasi ini banyak jalan yang bisa dilalui, baik dilakukan oleh pemilik
modal sendiri maupun diserahkan kepada pihak lain untuk diinvestasikan. Pada saat pemilik
modal tidak bisa menjalankan usahanya sendiri, maka usaha dilakukan oleh pihak lain.
Pengalokasian modal kepada pihak lain itu bisa disalurkan pada orang perorang yang
bersifat individual atau disalurkan kepada lembaga atau badan usaha. Badan usaha yang
dijadikan tempat investasi itu dapat berupa lembaga ekonomi maupun keuangan. Lembaga
keuangan itu sendiri bisa berupa lembaga keuangan yang menyelenggarakan kegiatan
perbankan atau kegiatan non perbankan. Sedangkan reksadana itu sendiri dapat dikategorikan
lembaga keuangn non perbankan yang bisa dijadikan sebagai tempat investasi bagi para
pemilik modal.
Keberadaan Reksadana di Indonesia dapat dikatakan telah dimulai pada saat
diaktifkannya kembali pasar modal di Indonesia. Pada saat itu penerbitan Reksa Dana
dilakukan oleh persero (BUMN) yang didirikan khusus untuk menunjang kegiatan pasar
modal Indonesia, sekalipun pada saat itu belum ada pengaturan khusus mengenai Reksa
Dana. Istilah Reksa Dana lebih dikenal pada tahun 1990 dengan diizinkannya pelaku pasar
modal untuk menerbitkan Reksa Dana melalui Keppres No. 53 Tahun 1990 tentang Pasar
Modal. Keberadaan Reksa Dana di Indonesia dapat dikatakan telah dimulai pada saat
diaktifkannya kembali pasar modal di Indonesia. Pada saat itu penerbitan Reksa Dana
dilakukan oleh persero (BUMN) yang didirikan khusus untuk menunjang kegiatan pasar
modal Indonesia, sekalipun pada saat itu belum ada pengaturan khusus mengenai Reksa
Dana. Istilah Reksa Dana lebih dikenal pada tahun 1990 dengan diizinkannya pelaku pasar
modal untuk menerbitkan Reksa Dana melalui Keppres No. 53 Tahun 1990 tentang Pasar
Modal. 
Pada tahun 1929 sewaktu bursa saham jatuh maka pertumbuhan industri reksadana ini
menjadi melambat. Menanggapi jatuhnya bursa maka Kongres Amerika mengeluarkan
Undang-undang Surat Berharga 1933 (Securities Act of 1933) dan Undang-undang Bursa
Saham 1934 (Securities Exchange Act of 1934).
Berdasarkan peraturan tersebut maka reksadana wajib didaftarkan pada Securities and
Exchange Commission atau biasa disebut SEC yaitu sebuah komisi di Amerika yang
menangani perdagangan surat berharga dan pasar modal. Selain itu pula, penerbit reksadana
wajib untuk menyediakan prospektus yang memuat informasi guna keterbukaan informasi
reksadana, juga termasuk surat berharga yang menjadi objek kelolaan, informasi mengenai
manajer investasi yang menerbitkan reksadana.

1.2 Rumusan masalah


Dari latar belakang diatas ada beberapa rumusan masalah yang akan uraikan antara lain yaitu:
1.        Pengertian Perusahaan Investasi ?
2.        Jenis Perusahaan Investasi ?
3.       Pengertian Reksadana ?
4.        Biaya Investasi pada Reksadana ?
5.        Pajak atas Pendapatan Reksadana ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menjawab rumusan masalah yang diuraikan
antara lain yaitu:
1.        Agar memahami Pengertian Perusahaan Investasi
2.        Agar mengetahui sejarah reksa dana
3.        Agar mengetahui bentuk dan jenis reksa dana
4.        Agar mengetahui  karakteristik reksa dana
5.        Agar mengetahui pengelolaan dan sifat reksa dana
6.        Agar mengetahui bagaimana reksadana dijual
7.        Agar mengetahui manfaat dan resiko reksa dana
8.        Agar Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam reksadana
9.        Agar Mengetahui Pengaruh Pajak terhadap Reksa Dana
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perusahaan Investasi


Perusahaan Investasi adalah lembaga keuangan non bank yang bergerak dalam bisnis
jual beli sekuritas. Sederhananya, sebuah perusahaan yang mengumpulkan sumber daya
investor untuk menginvestasikannya kembali dalam sekuritas yang dapat dipasarkan mulai
dari saham hingga surat utang hingga instrumen pasar uang disebut perusahaan investasi.
Perusahaan investasi memegang surat berharga dari perusahaan lain hanya untuk
melakukan investasi. Di sini, manajer dana memutuskan jenis keamanan di mana uang
gabungan akan diinvestasikan untuk memiliki portofolio yang beragam dan terkelola.
Perusahaan investasi memberikan keuntungan kepada investor kecil untuk melakukan
investasi dalam beragam sekuritas yang jika tidak mungkin tidak mungkin dilakukan.

2.2 Jenis Perusahaan Investasi


Contoh perusahaan Investasi di Indonesia
Berikut beberapa contoh perusahaan investasi yang terdaftar di Bank Indonesia :
 ABM Investama Tbk
 Alakasa Industrindo Tbk
 PACIFIC STRATEGIC FINANCIAL Tbk
 Arthavest Tbk
 PT MNC Investama Tbk.
 Global Mediacom Tbk
 Cita Mineral Investindo Tbk
 Equity Development Investment Tbk
 Leo Investments Tbk
 Matahari Department Store Tbk
 Star Pacific Tbk
 Capitalinc Investment Tbk
 Hanson International Tbk
 Pool Advista Indonesia Tbk
 Sinar Mas Multiartha Tbk
 Sarana Menara Nusantara Tbk
 PT Victoria Investama Tbk.

2.3 Reksa dana


Secara etimologi kata reksa dana berasal dari dua kata yaitu “reksa” yang berartikan
jaga atau pelihara dan “dana” berarti uang. Secara sederhana dapat kita simpulkan bahwa
reksa dana adalah kumpulan uang yang di jaga atau dipelihara. Sehingga dalam hal ini istilah
reksa dana didefinisikan sebagai suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana
dari  masyarkaat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh
manajer investasi.
Reksadana merupakan terjemahan dari mutual fund. Bagi masyarakat Indonesia,
meskipun reksadana bukan hal baru, tetapi kurang populer, sehingga kurang menarik bagi
investor. Konsep mutual fund sendiri lahir sekitar seratus tahun lalu di London, Inggris. Di
Indonesia, lembaga reksadana dipelopori oleh PT Danareksa, sebuah BUMN (Badan Usaha
Milik Negara) di bawah kontrol Departemen Keuangan.
Reksadana merupakan salah satu  bentuk dari perusahaan investasi (investment
company). Prinsip investasi pada reksadana adalah melakukan investasi yang menyebar pada
sekian alat investasi yang diperdagangkan di pasar modal.
Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27):
“Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi”.

Dari definisi di atas, dapat disimpulan bahwa terdapat tiga unsur penting dalam pengertian
Reksadana yaitu :
1. Adanya kumpulan dana masyarakat, baik individu maupun institusi
Dengan melakukan pengumpulan dana dari para pemodalnya memungkinkan pemodal-
pemodal yang memiliki dana yang minim dapat ikut andil berinvestasi dalam bentuk efek.

2.   investasi bersama dalam bentuk suatu portofolio efek yang telah terdiversifikasi
Yang dimaksud dengan efek adalah surat berharga, seperti suratpengakuan
utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan, kontrak
investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap turunan dari Efek, baik
Efek yang bersifat utang maupun yang bersifat ekuitas, seperti opsi dan waran. Portofolio
efek yang dikelola oleh reksa danadapat berupa kumpulan dari beberapa jenis efek (tidak
hanya sejenis).
3.  Manajer Investasi dipercaya sebagai pengelola dana milik masyarakat investor
Manager investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para
nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, tidak
termasuk perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan
usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Cara kerja reksadana adalah:
1.      Mengumpulkan dana dari para investor dengan menerbitkan saham yang dijual kepada
investor.
2.      Setelah dana terkumpul, reksadana akan menginvestasikannya pada surat berharga yang
dianggap paling menguntungkan.
3.      Reksadana akan membagikan keuntungan yang didapatnya kepada para investor

2.4 Sejarah reksa dana


Pertama kali dikenal terbit dengan nama Massachusetts Investors Trust yang
diterbitkan tanggal 21 Maret 1924 ini adalah jenis reksa dana yang bisa dibilang muncul
pertama di zaman modern meskipun pada masa-masa awal tahun 1744 yang didirikan oleh
seorang Adriaan van Ketwich.
Pada akhir tahun 2007, secara keseluruhan total aset kelolaan reksa dana di dunia
adalah $26,1 triliun dengan jumlah produk sebanyak 66.350 buah. Sebuah perkembangan
yang sangat luar biasa jika dibandingkan dengan pada saat Massachusetts Investors Trust
diterbitkan yang "hanya"$392.000. Di Indonesia sendiri perkembangan reksa dana sendiri
dimulai pada tahun 1976 yang diawali dengan munculnya PT.Danareksa. Pada waktu itu PT.
Danareksa menerbitkan reksa dana yang disebut dengan sertifikat Danareksa. Setiap hari
harga unit Danareksa ini diumumkan dan didengarkan melalui siaran radio bersamaan dengan
harga sembilan bahan pokok. Kemudian pada tahun 1995 berdiri sebuah Reksa Dana tertutup
yaitu PT.BDNI Reksa Dana dengan menawarkan 600 juta saham dengan nilai satu saham Rp
500,- sehingga terkumpul dana sebesar Rp 300 miliar.

2.3 Bentuk dan jenis reksa dana


1. Bentuk Reksa dana
Berdasarkan Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal 18, ayat (1),
bentuk hukum Reksadana di Indonesia ada dua, yakni Reksadana berbentuk Perseroan
Terbatas (PT. Reksa Dana) dan Reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK).
a.  Reksa Dana berbentuk Perseroan (Investemet companies)
suatu perusahaan (perseroan terbatas), yang dari sisi bentuk hukum tidak berbeda dengan
perusahaan lainnya. Perbedaan terletak pada jenis usaha, yaitu jenis usaha pengelolaan
portofolio investasi. Reksa dana berbentuk perseroan dibedakan berdasarkan sifatnya menjadi
dua yaitu reksa dana terbuka (open end foud) dan reksa dana tertutup (close end foud).
Adapun ciri dari reksa dana bentuk perseroan ini adalah : [[6]]
1.      Badan hukum  terbentuk PT
2.      Pengelolaan kekayaan Reksa Dana didasarkan pada kontrak antra direksi perusahaan
dengan manajer investasi yang ditunjuk.
3.      Penyimpanan kekayaan reksa dana didasarkan pada kontra antara manajer investasi
dengan bank kustondian.
b.      Kontrak Investasi Kolektif (Unit Investement Trust)
kontrak yang dibuat antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang juga mengikat
pemegang Unit Penyertaan sebagai Investor. Melalui kontrak ini Manajer Investasi diberi
wewenang untuk mengelola portofolio efek dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk
melaksanakan penitipan dan administrasi investasi.
Karakteristik dari reksa danan kontrak investasi kolektif adalah : [[7]]
1. menjual unit penyertaan secara terus menerus sepanjang ada investor yang membeli.
2. Unit penyertaan tidak tercatat di bursa
3.  Investor dapat menjual kembali unit penyertaan yang dimilikinya kepada manajer
investasi (MI) yang mengelola.
4.   Hasil penjualan atau pembayaran pembelian kembali unit penyertaan akan dibebankan
pada kekayaan reksa dana.
5.  Harga jual/beli unit penyertaan didasarkan pada nilai aktiva bersih (NAB) perunit dihitung
oleh bank kustondian secara harian.
2.      Jenis-jenis Reksa Dana
Jenis-jenis reksa dana sendiri dapat dibendakan berdasarkan potofolio yakni sebagai
beirkut:
1.      Reksadana Pendapatan Tetap. (Fixed Income Fund)
Reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari dana yang
dikelola (aktivanya) dalam bentuk efek bersifat utang. Umumnya memberikan penghasilan
dalam bentuk bunga, seperti deposito, obligasi syariah, swbi, dan instrument lain. RDPT
merupakan salah satu upaya melakukan investasi yang paling baik dalam jangka waktu
menengah atau jangka panjang (>3 tahun) dengan resiko menengah
2.      Reksadana Saham. (Equity Fund)
Reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari dana yang
dikelolanya dalam efek bersifat ekuitas. Pada umumnya efek saham memberikan kontribusi
dengan memberikan hasil yang menarik, dalam bentuk caoutak gain dengan pertumbuhan
harga-harga saham dan dividen.
Banyak perspeksi yang menganggap bahwa berinvensti pada saham sebih cenderung
spekulatif, atau berudi. Namun secara teori dan pengalaman dilapangan menghatakan bahwa
investasi pada saham adalah salah satu bentuk investasi jangka panjang yang cukup
menjanjikan.
3.      Reksadana Campuran. (Siscretionary Fund)
Reksadana yang mempunyai perbandingan target aset alokasi pada efek saham dan
pendapatan tetap yang tidak dapat dikategorikan ke dalam ketiga reksadana lainnya. Reksa
dana campuran dalam orientasinya lebih fleksibel dalam menjalankan investasi. Fleksibel
berartikan, pengelolaan investasi dapat digunakan untuk berpindah-pindah dari saham, ke
obligasi, maupun ke deposit. Atau tergantung pada kondisi pasar dengan melakukan aktivitas
trading,

4.      Reksadana Pasar Uang. (Money Market Fund)


Reksadana yang investasinya ditanam pada efek bersifat hutang dengan jatuh tempo
yang kurang dari satu tahun. Umumnya investasi dalam kategori reksa dana pasar uang
memiputi, deposito, SBI, Obligasi serta efek hutang lainnya.
Reksadana pasar uang memiliki tingkat resiko yang minim, namun keuntungan yang di dapat
juga sangat terbatas. Tujuannya adalah perlindungan modal dan untuk menyediakan likuiditas
yang tinggi, sehingga ketika dibutuhkan dapat dicairkan setiap hari kerja dengan resiko
penurunan nilai investasi yang hamper tidak ada.

2.5 karasteristik reksa dana


a.Reksa dana pasar uang mempunyai beberapa karasteristik sebagai berikut

1.      Relatif lebih aman dibandingkan jenis reksa dana lainnya.

2.      Bersifat likuid atau mudah dicairkan.

3.      Investasi jangka pendek.

4.      Mempunyai potensi keuntungan sedikit lebih tinggi dari deposito


b. Reksa dana Pendapatan tetap

1.      Mempunyai potensi keuntungan lebih tinggi darireksa dana pasar uang.

2.      Investasi jangka menengah.

c.         Reksa dana campuran

1.      Mempunyai potensi keuntungan yang cukup tinggi.

2.      Investasi jangka menengah sampai panjang

d.        Reksa dana saham

1.      Mempunyai potensi keuntungan paling tinggi, namun mempunyai risiko yang
lebih tinggi dibanding reksa dana lainnya.

2.      Investasi jangka panjang.

e.         Reksa dana terproteksi

1.      Perlindungan 100% pada nilai pokok investasi, jika dicairkan sesuai dengan jangka
waktu yang ditentukan.

2.      Mempunyai potensi keuntungan sebesar tingkat bunga portfolio obligasi.

2.6 Pengelolaan dan sifat reksa dana


1.      Pengelolaan Reksa Dana
Bentuk pengelolaan atau mekanisme operasional reksa dana hanya dapat dilakukan
oleh perusahan yang telah terdaftar atau mendapatkan izin dari Bapepam. Pengelolaan reksa
dana terdapat tiga pihak yang terlibat dalam hal ini yaitu:
a. Manajer Investasi adalah pihak yang bertanggung jawab atas kegiatan investasi, yang
meliputi analisa, pemilih jenis investasi, pengambilan keputusan investasi, monitor pasar
investasi, dan melakukan tindakan yang dibutuhkan investor. Menajer investasi dalam hal ini
dapat berupa perusahan efek atau PT yang bergerak dalam reksa dana, maupun perusahaan
khusus sebagai perusahan Manajemen Investasi.

b. Bank Kustondian adalah bank yang bertindak sebagai penyimpan kekayaan (safe keeper)
serta administrator reksa dana. Dana yang terkumpul bukan merupakan bagian kekayaan
manajaner maupun bank kustondian, akan tetapi milik investor yang disimpan atas nama
bank kustondian.
c. Pelaku (Perantara) di pasar modal (broker, Underwriter) maupun di pasar uang (bank).

2.      Sifat Reksa Dana


Sifat reksa dana menurut karakteristiknya dapat digolongkan menjadi dua yaitu:
a. Reksa Dana Terbuka (Open-End Funds) merupakan Reksa Dana yang menerbitkan
saham/unit penyertaan atau menawarkan dan menjualnya kepada investor sampai sejumlah
kembali saham/unit penyertaan yang telah dijualnya.
Reksa dana terbula lebih likuid. Artinya, unit penyertaan lebih mudah diuangkan dengan
pasar dari pada saham reksa dana tertutup.[[8]]

b. Reksa Dana Tertutup (Close-End Funds) yang menerbitkan saham/unit  penyertaan dan
menjualnya kepada investor namun tidak memiliki kewajiban untuk membeli saham/unit.
Penyertaan  yang  telah  dijualnya.  Investor  hanya  dapat  menarik  investasinya  dengan 
cara  menjual/mengalihkan saham/unit  penyertaan yang dimilikinya kepada investor lain
yang berminat.

Bagaimana reksadana dijual ?


Reksadana biasanya dipasarkan ke publik baik secara langsung oleh penjamin emisi
reksadana ataupun secara tidak langsung melalui pialang yang bertindak atas nama penjamin
emisi. Reksadana yang dipasarkan secara langsung biasanya dilakukan melaui surat, berbagai
kantor reksadana, telepon, bahkan juga Internet.
Kurang dari separuh penjualan reksadana saat ini didistribusikan melalui tenaga penjual.
Pialang atau penasehat keuangan menerima komisi atas penjualan unit penyertaan kepada
investor. Dalam beberapa kasus, reksadana menggunakan tenaga penjual “terikat” yang
hanya menjual unit penyertaan reksadana dari kelompokreksadana yang diwakilinya saja.
Akan tetapi, tren saat ini adalah “supermarket keuangan”, yang menjual unit
penyertaan reksadana dari berbagai kompleks. Keunggulannya, percatatan yang terintegrasi
untuk seluruh reksadana yang dibeli di supermarket, meskipun reksadana tersebut ditawarkan
oleh kompleks-kompleks yang berbeda.

2.7 Manfaat dan resiko reksa dana


1.      Manfaat Reksa Dana
Secara umu Reksa Dana memiliki beberapa manfaat yang menjadikannya sebagai
salah satu alternatif investasi yang menarik antara lain:
a.       Dikelola oleh manajemen profesional
Pengelolaan portofolio suatu Reksa Dana dilaksanakan oleh Manajer Investasi yang memang
mengkhususkan keahliannya dalam hal pengelolaan dana. Peran Manajer Investasi sangat
penting mengingat Pemodal individu pada umumnya mempunyai keterbatasan waktu,
sehingga tidak dapat melakukan riset secara langsung dalam menganalisa harga efek serta
mengakses informasi ke pasar modal.
b.      Diversifikasi investasi
Diversifikasi atau penyebaran investasi yang terwujud dalam portofolio akan mengurangi
risiko (tetapi tidak dapat menghilangkan), karena dana atau kekayaan Reksa Dana
diinvestasikan pada berbagai jenis efek sehingga risikonya pun juga tersebar. Dengan kata
lain, risikonya tidak sebesar risiko bila seorang membeli satu atau dua jenis saham atau efek
secara individu.
c.       Transparansi informasi
Reksa Dana wajib memberikan informasi atas perkembangan portofolionya dan
biayanya secara kontinyu sehingga pemegang Unit Penyertaan dapat memantau
keuntungannya, biaya, dan risiko setiap saat.
Pengelola Reksa Dana wajib mengumumkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) nya setiap hari di
surat kabar serta menerbitkan laporan keuangan tengah tahunan dan tahunan serta prospektus
secara teratur sehingga Investor dapat memonitor perkembangan investasinya secara rutin.
d.      Likuiditas yang tinggi
Agar investasi yang dilakukan berhasil, setiap instrumen investasi harus mempunyai
tingkat likuiditas yang cukup tinggi. Dengan demikian, Pemodal dapat mencairkan kembali
Unit Penyertaannya setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat masing-masing Reksadana
sehingga memudahkan investor mengelola kasnya. Reksadana terbuka wajib membeli
kembali Unit Penyertaannya sehingga sifatnya sangat likuid.
e. Biaya Rendah
Karena reksadana merupakan kumpulan dana dari banyak pemodal dan kemudian
dikelola secara profesional, maka sejalan dengan besarnya kemampuan untuk melakukan
investasi tersebut akan menghasilkan pula efisiensi biaya transaksi.

2.      Resiko Reksa Dana


Dalam berinfestasi tentulah kita perlu seorang investor mengenal jenis risiko yang
berpotensi timbul apabila membeli Reksadana.
1.      Risiko menurunnya NAB (Nilai Aktiva Bersih) Unit Penyertaan
Penurunan ini disebabkan oleh harga pasar dari instrumen investasi yang dimasukkan dalam
portofolio Reksadana tersebut mengalami penurunan dibandingkan dari harga pembelian
awal. Penyebab penurunan harga pasar portofolio investasi Reksadana bisa disebabkan oleh
banyak hal, di antaranya akibat kinerja bursa saham yang memburuk, terjadinya kinerja
emiten yang memburuk, situasi politik dan ekonomi yang tidak menentu, dan masih banyak
penyebab fundamental lainnya.
Salah satu tolak ukur dalam memantau hasil dari suatu Reksa Dana  adalah dengan
melakukan pengukuran NAB (Nilai Aktiva Bersih). NAB per saham/unit penyertaan adalah
harga wajar dari portofolio suatu Reksadana setelah dikurangi biaya operasional kemudian
dibagi jumlah saham/unit penyertaan yang telah beredar (dimiliki investor) pada saat tersebut
2.      Risiko Likuiditas
Potensi risiko likuiditas ini bisa saja terjadi apabila pemegang Unit Penyertaan reksadana
pada salah satu Manajer Investasi tertentu ternyata melakukan penarikkan dana dalam jumlah
yang besar pada hari dan waktu yang sama. Istilahnya, Manajer Investasi tersebut mengalami
rush (penarikan dana secara besar-besaran) atas Unit Penyertaan reksadana. Hal ini dapat
terjadi apabila ada faktor negatif yang luar biasa sehingga memengaruhi investor reksadana
untuk melakukan penjualan kembali Unit Penyertaan reksadana tersebut. Faktor luar biasa
tersebut di antaranya berupa situasi politik dan ekonomi yang memburuk, terjadinya
penutupan atau kebangkrutan beberapa emiten publik yang saham atau obligasinya menjadi
portofolio Reksadana tersebut, serta dilikuidasinya perusahaan Manajer Investasi sebagai
pengelola Reksadana tersebut.
3.      Risiko Pasar
Risiko Pasar adalah situasi ketika harga instrumen investasi mengalami penurunan
yang disebabkan oleh menurunnya kinerja pasar saham atau pasar obligasi secara drastis.
Istilah lainnya adalah pasar sedang mengalami kondisi bearish, yaitu harga-harga saham atau
instrumen investasi lainnya mengalami penurunan harga yang sangat drastis. Risiko pasar
yang terjadi secara tidak langsung akan mengakibatkan NAB (Nilai Aktiva Bersih) yang ada
pada Unit Penyertaan Reksadana akan mengalami penurunan juga. Oleh karena itu, apabila
ingin membeli jenis Reksadana tertentu, Investor harus bisa memperhatikan tren pasar dari
instrumen portofolio Reksadana itu sendiri.
4.      Risiko Default
Risiko Default terjadi jika pihak Manajer Investasi tersebut membeli obligasi milik
emiten yang mengalami kesulitan keuangan padahal sebelumnya kinerja keuangan
perusahaan tersebut masih baik-baik saja sehingga pihak emiten tersebut terpaksa tidak
membayar kewajibannya. Risiko ini hendaknya dihindari dengan cara memilih Manajer
Investasi yang menerapkan strategi pembelian portofolio investasi secara ketat.

2.7 Hal-hal Yang Perlu Di Perhatikan Dalam Reksadana


1.   Reksa Dana bukan merupakan produk bank, sehingga tidak dijamin oleh bank, serta tidak
termasuk dalam cakupan objek program penjaminan pemerintah atau penjaminan simpanan.
2.   Semakin tinggi potensi keuntungan yang dapat Anda raih, semakin besar pula risiko
hilangnya nilai investasi Anda.
3.   Pastikan memperoleh Bukti Kepemilikan Unit Penyertaan.
4.   Pastikan memiliki hak untuk menjual kembali sebagian atau seluruh Unit Penyertaannya,
kepada Manajer Investasi.
5.   Dapatkan laporan posisi Nilai Aktiva Bersih dari Unit Penyertaan dan laporan tahunan
posisi penyertaan serta pembaharuan prospektus.
6.   Ketahui dan pahami rencana investasi portfolio yang akan ditanam dari produk
Reksadana baik potensi hasil dan risiko dengan membaca prospektus secara cermat.
7.   Pahami tujuan rencana keuangan pribadi dan pemilihan produk sesuai profil resiko
8.   Tetap menyediakan dana yang cukup dan menabung secara teratur untuk mengantisipasi
timbulnya risiko investasi.
9.   Pilih jangka waktu investasi yang sesuai dengan rencana keuangan Anda dan jangan
mudah terpengaruh pendapat orang lain, serta berpikir dan bertindak realistis dalam
berinvestasi.

2.8 Pengaruh Pajak terhadap Reksa Dana


Reksadana tumbuh sangat pesat dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir  dan telah
menjelma menjadi salah satu raksasa kecil di sektor keuangan. Faktor pembebasan pajak atas
investasi pada reksadana tidak bisa dipungkiri lagi menjadi salah satu faktor utama pemicu
melesatnya pertumbuhan reksadana. Dengan adanya pembebasan pajak selama lima tahun
untuk suatu portofolio reksadana maka investor memiliki preferences yang lebih menarik
untuk menanamkan uangnya pada reksadana. Berbeda dengan deposito yang dihimpun oleh
bank-bank, secara fundamental pemilik deposito akan terkena pajak final atas bunga yang
diperolehnya sebesar 20%. Dengan adanya faktor pajak tersebut, deposito yang dihimpun
oleh industri perbankan tidak mengalami pertumbuhan sepesat dan secepat reksadana. Peran
dispensasi pajak sangat kuat sekali dalam mendorong pertumbuhan reksadana selain
dipengaruhi oleh faktor lain seperti misalnya rate of return maupun komposisi portofolio
reksadana itu sendiri. Reksadana yang berbasis obligasi rekap dianggap lebih menarik oleh
investor karena faktor keamanan (zero-risky-assets) maupun rate of return yang lebih tinggi.
Apabila dispensasi pajak juga diberikan kepada simpanan dalam bentuk deposito,
maka bukanlah sesuatu yang tidak mungkin kalau deposito akan mampu berkembang dan
tumbuh secepat reksadana. Pengenaan pajak atas bunga deposito sebesar 20% bersifat final
tentu saja dirasakan kurang menguntungkan bagi para pemilik dana dan tentunya investor
akan mencari jenis penanaman dana yang memberikan tingkat keuntungan yang lebih baik.
Walaupun secara fundamental reksadana tidak dijamin oleh pemerintah karena tidak
termasuk dalam program blanket guarantee, namun tetap saja lebih menarik dari deposito
karena secara struktural memang mampu menghasilkan keuntungan yang lebih baik ditambah
dengan faktor pembebasan pajak. Lihat saja saat ini deposito satu tahun hanya memberkan
bunga pada kisaran 8%-11,5% belum dipotong pajak pendapatanbunga deposito sebesar 20%,
sebaliknya reksadana memberikan rate of return lebih tinggi misalnya saja Trimegah Dana
Tetap yang mberikan tingkat keuntungan 17% ataupun BNI Dana Berbunga Dua sebesar
17,45% dan keuntungan tersebut sudah bersih dari faktor pajak. Investor akan semakin
tertarik untuk memilih reksadana apabila tingkat inflasi memperlihatkan tren penurunan
karena dengan tingkat inflasi yang rendah investasi pada instrumen keuangan yang berbunga
tetap seperti deposito menjadi semakin tidak menarik. Pada akhirnya arbritage theory yang
akan berbicara disini, artinya kalau seorang pemilik dana ingin mencari yang rate of return
yang lebih tinggi tentu dia akan memilih reksadana sebagai instrumen investasinya
dibandingkan pada deposito. Oleh karena itu perbedaan perlakuan pajak tersebut secara tidak
langsung sangat mempengaruhi pertumbuhan reksadana dan deposito.
Selain itu, investasi pada deposito maupun reksadana memiliki karakter yang sangat
berbeda. Perbedaan tersebut terletak pada jangka waktunya karena reksadana merupakan
instrumen investasi jangka panjang sedangkan deposito atau produk bank lain seperti giro dan
tabungan merupakan instrumen jangka pendek. Mengingat perbedaan jangka waktu tersebut,
rate of return dari reksadana dan deposito serta tabungan dan giro juga berbeda. Reksadana
pada dasarnya memiliki rate of return yang lebih tinggi dibandingkan instrumen investasi
jangka pendek yang dikeluarkan oleh bank seperti deposito dan tabungan. Tingkat
keuntungan yang lebih tinggi tersebut sangat wajar mengingat reksadana adalah instrumen
investasi jangka panjang dan memerlukan rate of return yang lebih besar untuk mengcover
volatility ririko-risiko yang akan muncul di kemudian hari. Oleh karena itu, risk premium
(premi risiko) yang diperlukan untuk mengcover risiko jangka panjang yang sulit
diprediksikan tersebut haruslah tercermin pada rate of return yang lebih tinggi. Apabila rate
of return untuk investasi jangka pendek dan jangka panjang adalah sama, maka investor tidak
tertarik untuk menanamkan dananya pada instrumen investasi jangka panjang karena ketidak
pastian risiko yang dihadapi pada jangka panjang sulit untuk diukur. Secara teoritis, semua
investor yang melakukan penanaman dana dalam bentuk instrumen apapun selalu berpegang
pada prinsip risk-averse yang berarti investor akan memilih jenis investasi yang memberikan
rate of return yang sebesar mungkin dengan tingkat risiko yang serendah mungkin.

2.8 Pajak atas Pendapatan Reksadana

Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan bagi negara untuk membiayai segala
aktivitasnya untuk membangun bangsa menjadi lebih maju. Pajak inipun ditarik dari berbagai
sektor yang potensial, salah satunya pada sektor investasi. Hasil keuntungan investasi sendiri
menjadi penghasilan bagi investor sehingga dapat dikenakan pajak penghasilan. Hal ini
seperti yang tercantum dalam Undang-undang Pajak Penghasilan (UU PPh) bagian ketiga
tentang objek pajak. 
Kendati demikian, rupanya saat ini ada produk investasi di aset keuangan yang tidak
dikenakan pajak atas hasil keuntungan investasinya yaitu reksadana. Hal ini berdasarkan UU
PPh pasal 4 ayat 3 i, yang menjelaskan reksadana atau pemegang unit penyertaan termasuk
bukan objek pajak. Saat ini, reksadana bisa dibilang sebagai satu-satunya jenis investasi yang
tidak dikenakan pajak secara langsung atas hasil keuntungannya. 
Hal tersebut bukan tanpa alasan, pasalnya berdasarkan UU PPh tersebut, imbal hasil
(bunga) pada aset keuangan lain seperti tabungan atau deposito perbankan saja dikenakan
PPh final sebesar 20 persen. Kemudian keuntungan (capital gain) atau bunga pada produk
pasar modal seperti saham dan obligasi pun dikenakan PPh final, masing-masing sebesar 10
persen dan 5 persen. 
Reksadana ini merupakan produk investasi yang menghimpun dana dari masyarakat,
kemudian dana tersebut dikelola oleh Manajer Investasi ke dalam berbagai aset keuangan
seperti saham, obligasi, dan deposito (portofolio aset). Ketika dana terhimpun, reksadana
tersebut menjadi subjek yang mewakili kumpulan dana dari masyarakat (investor). 
Reksadana sebagai subjek ini memiliki nilai aktiva bersih (NAB). NAB ini
merupakan hasil selisih dari perhitungan total aset reksadana (berupa kas, deposito, saham,
dan obligasi) dikurangi dengan kewajiban atau beban reksadana. Kewajiban reksadana ini
meliputi biaya manajer investasi, bank kustodian, broker efek, pelunasan pembelian aset, dan
pajak.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Reksadana adalah wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor
untuk berinvestasi dalam investasi yang tersedia di pasar dengan cara membeli unit
penyertaan reksadana.
Reksadana memiliki andil yang amat besar dalam perekonomian nasional karena dapat
memobilisasi dana untuk pertumbuhan dan pengembangan perusahaan-perusahaan nasional,
baik BUMN maupun swasta.
Reksadana sebagai alternatif investasi adalah upaya lembaga keuangan non perbankan
yang bertujuan membantu masyarakat untuk melakukan penjagaan atau perencanaan
investasi keuangan untuk jangka waktu kedepan sebagai bentuk alfernatif berinvestasi.
Reksadana merupakan salah satu  bentuk dari perusahaan investasi (investment
company). Prinsip investasi pada reksadana adalah melakukan investasi yang menyebar pada
sekian alat investasi yang diperdagangkan di pasar modal

3.2  Daftar Pustaka


A.           Buku
Widoatmodjo, Sawidji, Cara Sehat Investasi di Pasar Modal  pengetahuan dasar, Jakarta:
PT. Jurnalindo Aksara Grafika, 1996.
Bodie Zvi, Kane Alex, Marcus Alan J., Investments, Jakarta: Salemba Empat, 2008.
B.     Internet
http://karyagen-jar.blogspot.com/2012/06/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html.
http://id.wikipedia.org/wiki/Reksadana.
http://just-for-duty.blogspot.com/2012/04/1.html.
http://www.bisnisinvestasisaham.com/investasi-reksadana/pengertian-reksadana

http://karyagen-jar.blogspot.com/2012/06/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html.
Sawidji, Widoatmodjo, Cara Sehat Investasi di Pasar Modal: pengetahuan dasar, (Jakarta:
PT. Jurnalindo Aksara Grafika, 1996), cetakan ke-2, h. 172-173
http://id.wikipedia.org/wiki/Reksadana.
http://www.bisnisinvestasisaham.com/investasi-reksadana/pengertian-reksadana/
http://just-for-duty.blogspot.com/2012/04/1.html

Anda mungkin juga menyukai