Anda di halaman 1dari 16

OBLIGASI DAN PASAR MODAL

DALAM PERSPEKTIF FIKIH


disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah: Fikih Muamalah Kontemporer
Pengampu: Dra. Nur Huda, M.Ag.

Oleh
Shabrina Ratri W (2005046047)
Cahaya Abdillah (2005046049)
Afrizal Wahyu Rizaldi (2005046055)

AKUNTANSI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah “Obligasi dan Pasar Modal
Dalam Perspektif Fikih” ini tepat pada waktunya dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Fikih Muamalah Kontemporer.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Fikih Muamalah
Kontemporer. Sehubungan dengan tersusunnya makalah ini kami menyampaikan terima
kasih kepada Ibu Dra. Nur Huda M.Ag. selaku dosen pengampu mata kuliah Fikih
Muamalah Kontemporer.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan pembaca. kami menyadari bahwa
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan. Namun kami selaku
penyusun tetap mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif sehingga bisa
menjadi acuan dalam penyusunan makalah selanjutnya.

Semarang, 8 November 2021


Penulis.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... I

DAFTAR ISI .................................................................................................................. II

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH ................................................................................ 1


B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................. 2
C. TUJUAN .................................................................................................................. 2
D. MANFAAT ............................................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................ 3

A. KAJIAN PUSTAKA ................................................................................................... 3


B. METODOLOGI ......................................................................................................... 3

BAB III PEMBAHASAN .............................................................................................. 4

A. PASAR MODAL ....................................................................................................... 4


1. Pengertian Pasar Modal .................................................................................... 4
2. Fungsi dan Manfaat Pasar Modal ..................................................................... 4
3. Instrumen Investasi Pasar Modal ...................................................................... 5
B. PASAR MODAL DALAM PERSPEKTIF FIKIH ............................................................. 5
C. OBLIGASI ................................................................................................................ 7
1. Pengertian Obligasi ........................................................................................... 7
2. Obligasi Dalam Perspektif Islam ....................................................................... 7
3. Jenis-Jenis Sukuk Berdasarkan Akad ................................................................ 9
4. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Penerbitan Sukuk ....................................... 9
D. FATWA DSN MUI ................................................................................................ 10

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 12

A. SIMPULAN............................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan akan selalu dihadapkan kepada banyak kendala dalam usahahanya,


salah satu kendala yang harus dihadapi perusahaan adalah pemenuhan dana. Pemenuhan
dana merupakan upaya perusahaan untuk melakukan pengembangan. Perusahaan akan
melakukan berbagai cara untuk mencari sumber pendanaan dari luar perusahaannya,
salah satunya melalui pasar modal.
Perusahaan mendapatkan pinjaman dana dari pasar modal dengan cara
menerbitkan obligasi atau saham yang dapat menarik minat investor untuk menanamkan
modalnya ke perusahaan tersebut. Pasar modal memiliki berbagai instrumen, diantaranya
adalah obligasi, saham dan reksa dana. Intrumen tersebut lebih dikenal masyarakat karena
selain sebagai instrumen pasar modal yang dapat diperjual belikan, obligasi, saham, dan
reksa dana juga terkait fungsinya sebagai suatu bentuk pembiayaan bagi emiten.
Obligasi sebagai salah suatu bentuk pembiayaan dirasakan sudah menjadi suatu
kebutuhan para investor. Dalam pandangan obligasi konvensional, berinvestasi pada
obligasi memberikan keuntungan yang lebih besar daripada berinvestasi di perbankan.
Obligasi konvensional mendapatkan keuntungan melalui sistem bunga, sedangkan
obligasi syariah mendapatakan keuntungan melalui sistem bagi hasil dan memperhatikan
sisi halal-haramnya. Bunga yang didapatkan obligasi konvensional jelas dilarang oleh
syariat islam, karena sistem bunga mengandung riba. Investasi modal yang banyak
diperjual belikan di pasar modal saat ini yaitu dengan berbasis syariah, yang dikenal
dengan obligasi syariah atau sukuk.
Obligasi Syariah atau sukuk adalah instrumen pasar modal berbasis syariah yang
tidak mempergunakan riba sebagai keuntungan. Obligasi syariah (sukuk) salah satu
alternatif berinvestasi yang cukup menarik, sebab obligasi syariah bisa memberikan imbal
hasil (return) yang lebih tinggi dari bunga deposito namun memiliki risiko yang relatif
rendah dengan prinsip-prinsip syariah. Imbal hasil obligasi syariah (sukuk) juga akan
dibayarkan secara rutin pada periode tertentu dan nilai pokok pinjaman akan dibayarkan
pada saat jatuh tempo.

1
Kegiatan pasar modal lain yaitu kegiatan investasi dan investasi adalah kegiatan
penanaman modal baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan pada waktunya
nanti pemilik modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal
tersebut. Dalam pandangan Islam sendiri, investasi merupakan kegiatan muamalah yang
sangat dianjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki menjadi produktif dan
juga mendatangkan manfaat bagi orang lain.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan analisis yang telah penulis lakukan, maka


dirumuskanlah permasalahannya sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud obligasi?
2. Bagaimana obligasi dalam perspektif islam?
3. Apa itu pasar modal?
4. Bagaimana pandangan islam mengenai pasar modal?

C. Tujuan

Dari permasalahan yang dirumuskan di atas, maka tujuan dari penulisan ini yang
diharapkan dapat tercapai adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui apa itu obligasi.
2. Diharapkan mahasiswa dapat mengerti obligasi menurut pandangan islam.
3. Diharapkan mahasiswa dapat memahami Pasar Modal terutama dalam perspektif
islam.
4. Diharapkan mahasiswa mengetahui hukum islam yang mengatur tentang
obligasi dan pasar modal

D. Manfaat

Manfaat yang bisa didapatkan dari adanya makalah ini sebagai berikut:
1. Menambah wawasan tentang obligasi dan pasar modal terutama dalam
perspektif syariah
2. Mengetahui hukum islam yang menaungi praktik obligasi dan pasar modal
3. Memahami pengaplikasian praktik obligasi dan pasar modal yang baik dan benar
menurut ajaran islam.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen


keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti
(saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Emiten adalah Pihak
yang melakukan Penawaran Umum
Investasi adalah kegiatan penanaman modal baik langsung maupun tidak
langsung dengan harapan pada waktunya nanti pemilik modal mendapatkan sejumlah
keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut.
Obligasi adalah surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh penerbit
obligasi kepada pemegang obligasi, beserta perjanjian untuk membayar kembali pokok
utang beserta kupon bunganya pada waktu yang ditentukan.
Sukuk adalah surat berharga berwujud sertifikat atau bukti kepemilikan yang
nilainya sama dan mewakili bagian yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas aset
yang mendasarinya atau underlying asset.

B. Metodologi

Library Research
Penulis menggunakan penelitian kepustakaan atau biasa disebut Library
Research, sehingga penulis mendapatkan data yang diperlukan dari pustaka. Cara yang
digunakan sebagai dasar dalam metode ini untuk mengembangkan pengetahuan
penelitian antara lain dengan membaca, mencatat, dan mengolah bahan bacaan yang bisa
dicari dari jurnal, buku, artukel dan lain-lain yang dianggap relevan dengan penelitian.

3
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pasar Modal

1. Pengertian Pasar Modal


Dalam pengertian yang secara luas, pasar modal merupakan tempat bertemunya
dua pihak, yaitu investor dan emiten. Investor berperan sebagai pihak yang memiliki
dana. Sementara itu, emiten merupakan sebuah badan usaha yang membutuhkan modal
dan mengeluarkan surat berharga untuk diperdagangkan. .

2. Fungsi dan Manfaat Pasar Modal


Pasar modal memiliki fungsi seperti sebagai sarana penambah modal bagi usaha,
sebagai sarana pemerataan pendapatan, sebagai sarana peningkatan kapasitas produksi,
sarana penciptaan tenaga kerja, sebagai sarana peningkatan pendapatan negara, dan juga
sebagai indikator perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki manfaat bagi emiten,
maupun untuk para investor.
Manfaat Pasar Modal untuk Emiten
 Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar
 Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai
 Tidak ada convenant sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam
pengelolaan dana/perusahaan
 Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan
 Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi lebih kecil

Manfaat Pasar Modal untuk Investor


 Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan
tersebut tercermin pada meningkatnya harga saham yang mencapai capital
gain
 Memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki atau memegang saham dan
juga bunga yang mengambang bagi pemegang obligasi
 Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang
mengurangi risiko

4
3. Instrumen Investasi Pasar Modal
Pasar modal juga dikenal dengan istilah bursa efek. Di dalamnya, kamu bisa
menemukan berbagai jenis surat berharga yang setiap hari diperdagangkan. Jenis-jenis
surat berharga tersebut di antaranya adalah:
a) Saham, Saham merupakan surat berharga yang menjadi bukti kepemilikan atas
sebuah perusahaan. Investor yang memiliki saham di sebuah perusahaan, berhak
untuk mendapatkan dividen atau pembagian laba.
b) Reksadana, Reksadana dikenal sebagai instrumen investasi yang menjadi wadah
untuk pengumpulan serta pengelolaan dana beberapa investor. Dana tersebut
kemudian dikelola manajer investasi menjadi berbagai instrumen, seperti pasar
uang, obligasi, saham, atau efek lainnya.
c) Surat utang atau obligasi, Terdapat surat berharga berupa obligasi di pasar modal.
Kepemilikan surat utang dapat dipindahtangankan, dan pemegangnya memiliki
hak untuk memperoleh bunga serta pelunasan utang pada jangka yang telah
ditentukan.
d) Exchange Traded Fund (ETF), Surat berharga yang satu ini sebenarnya memiliki
kemiripan dengan reksadana, sama-sama dikumpulkan secara kolektif. Hanya
saja, EFT bisa diperdagangkan di bursa efek layaknya saham.
e) Derivatif, ada pula surat berharga dalam bentuk derivatif. Surat berharga ini
dikenal sebagai bentuk turunan dari saham. Terdapat 2 jenis derivatif yang bisa
kamu temukan di pasar modal Indonesia, yaitu warrant dan right.

B. Pasar Modal Dalam Perspektif Fikih

Islamisasi Pasar modal yang telah diperjuangakan oleh beberapa kalangan akhir
akhir ini, telah memainkan beberapa peran penting yang mengubah topography dari
sektor keuangan. Hal ini telah menjadi sumber utama dari pertumbuhan pasar modal
syariah, dimana produk produk dan pelayanan pasar modal telah diperhatikan untuk
diubah menjadi produkproduk dan pelayanan pasar modal syariah.
Pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan konsep syariah,
di mana setiap perdagangan surat berharga mentaati ketentuan transaksi sesuai dengan
basis syariah. Dibentuknya pasar modal karena ingin mewujudkan misi perekonomian
tertentu untuk kemaslahatan. Ini tentu selaras dengan maqashid (tujuan) hukum Islam.

5
Paling tidak ada tiga misi yang diemban dalam operasionalisasi pasar modal, yaitu:
 Menjadi sarana investasi yang dapat memberi keuntungan.
 Sarana mewujudkan prinsip ta’awun (tolong menolong) di mana pihak yang
sangat membutuhkan modal tertolong.
 Prinsip menyemarakkan sektor sektor riil, di mana harta yang diinvestasikan
akan menjadi pelunas bagi bergeraknya roda perekonomian yang tentunya
berimbas pada berkurangnya jumlah pengangguran.

Kajian hukum Islam pada persoalan pasar modal lebih diarahkan untuk
kepentingan mengimplementasikan misi ajaran Islam dalam sebuah lembaga yang
dikatakan sudah menjadi urat syaraf perekonomian dunia modern saat ini. Pasar modal
tidak sekedar dilihat halal haramnya bertransaksi di dalamnya, tetapi juga perlu ditelaah
bagaimana peluang mensyariahkan pasar modal dalam arti memanfaatkan pasar modal
untuk merealisasikan misi ekonomi Islam.
Pasar modal dan persoalan-persoalan ekonomi lainnya dari sisi syariah Islam
masuk dalam kategori muamalah yang memiliki karakteristik kesyariahan tersendiri yang
berbeda dari kategori syariah Islam di bidang ibadah. Kalau dalam masalah ibadah,
ketentuan-ketentuannya sudah tegas, terperinci dan baku yang tidak bisa diijtihad
sehingga kurang relevan untuk dicari alasan hukum/ilat untuk bisa dimodifikasi, maka
dalam fiqh muamalah yang dipandang baku adalah prinsip-prinsip yang mendasari suatu
ketentuan hukum. Dalam persoalan jual beli dan riba misalnya, para fuqaha banyak
merumuskan ilat-ilat hukumnya. Ketentuan hukum yang menyangkut jual beli dan riba
ini adalah persoalan yang menyangkut ijtihad, yang sebagaimana dinyatakan oleh
Muhammad Abu Zahrah, ijtihad adalah pengerahan segenap daya upaya baik dalam
merumuskan hukum maupun dalam mengaplikasikannya.
Dalam Fatwa DSN dijelaskan Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan
dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan
dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.
Disitu juga dijelaskan Pasar Modal beserta seluruh mekanisme kegiatannya terutama
mengenai emiten, jenis Efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya
dipandang telah sesuai dengan Syariah apabila telah memenuhi Prinsip-prinsip Syariah.
Selain itu, kegiatan yang dilakukan tidak bertentangan dengan hukum islam. Jenis
kegiatan usaha yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah antara lain:

6
a. perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang
b. lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi
konvensional
c. produsen, distributor, serta pedagang makanan dan minuman yang haram
d. produsen, distributor, dan/atau penyedia barang-barang ataupun jasa yang
merusak moral dan bersifat mudarat.
e. melakukan investasi pada Emiten (perusahaan) yang pada saat transaksi tingkat
(nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari
modalnya.

C. Obligasi

1. Pengertian Obligasi
Obligasi berasal dari bahasa Latin yaitu “obligare” yang berarti ikatan
kewajiban. Obligasi merupakan istilah yang dipergunakan dalam dunia keuangan yang
merupakan sertifikat yang berisi kontrak antara investor dan perusahaan, yang
menyatakan bahwa investor/pemegang obligasi tersebut telah meminjamkan uang kepada
perusahaan. Obligasi adalah surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh penerbit
obligasi kepada pemegang obligasi, beserta perjanjian untuk membayar kembali pokok
utang beserta kupon bunganya pada waktu yang ditentukan. Keuntungan berinvestasi
dengan cara menerbitkan obligasi akan memperoleh bunga dan kemungkinan adanya
capital gain.
Obligasi sebagaimana juga sekuritas pendapatan tetap yang lain (fixed income
securities), memiliki beberapa karakteristik. Pertama, obligasi merupakan surat berharga
yang mempunyai kekuatan hukum. Kedua, memiliki jangka waktu tertentu atau masa
jatuh tempo sebagaimana yang tersebut dalam surat obligasi. Ketiga, obligasi dapat
memberikan pendapatan tetap secara periodik melalui pembayaran kupon (coupon).
Keempat, ada nilai nominal yang disebut dengan nilai pari, par-value, stated value, face
value, atau nilai kupon.

2. Obligasi Dalam Perspektif Islam


Di Indonesia pada bulan Maret 2004 Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (DSN MUI) mengeluarkan fatwa baru tentang obligasi syariah. Lembaga
tersebut membolehkan Pemerintah RI maupun perusahaan-perusahaan bila ingin

7
menerbitkan obligasi syariah dengan skema ijārah. Dalam Fatwa DSN MUI, Obligasi
yang tidak dibenarkan menurut syariah yaitu obligasi yang bersifat utang dengan
kewajiban membayar berdasarkan bunga. Dan obligasi yang dibenarkan menurut syariah
yaitu obligasi yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah. MUI menjelaskan Obligasi
Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang
dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi Syariah yang mewajibkan Emiten untuk
membayar pendapatan kepada pemegang Obligasi Syariah berupa bagi hasil/margin/fee
serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
Obligasi Syariah di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan “Sukuk”. Pada
awalnya, penggunaan istilah “Obligasi Syariah” sendiri dianggap kontradiktif. Obligasi
sudah menjadi kata yang tak lepas dari bunga sehingga tidak dimungkinkan untuk
disyariahkan. Maka di Indonesia diganti dengan istilah “Sukuk”. Sesungguhnya, sukuk
(obligasi syariah) ini bukan merupakan istilah yang baru dalam sejarah Islam. Istilah
tersebut sudah dikenal sejak abad pertengahan, di mana umat Islam menggunakannya
dalam konteks perdagangan internasional. Sukuk sendiri merupakan bentuk jamak dari
kata “sakk” yang memiliki arti yang sama dengan sertifikat atau note. Sakk inilah yang
menjadi akar kata cheque dalam bahasa Latin, yang saat ini telah menjadi sesuatu yang
lazim dipergunakan dalam transaksi dunia perbankan kontemporer.
Sukuk dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan bentuk syariah
sebagai kontrak atau sub kontrak utama, yang paling penting adalah shirkah, ijārah,
salam dan istisna’. Menurut aturan dasar syariah, investasi sukuk harus distruktur pada
satu sisi berdasarkan prinsip mudharabah. Pada sisi lain, bisnis dapat dilaksanakan
melalui bentuk/instrumen partisipatory (keikutsertaan) atau fixed return. Jadi, tingkat
return pada sukuk akan berupa variabel atau quasi-fixed (pada kasus dalam bentuk fixed
return). Sukuk pada kategori kedua dapat dibuat sukuk dengan fixed return melalui
provisi berupa jaminan pihak ketiga. Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan
obligasi syariah atau sukuk antara lain:
a. Mudharabah (Muqaradhah)/ d. Salam
Qiradh e. Istishna
b. Musyarakah f. Ijarah
c. Murabahah

8
3. Jenis-Jenis Sukuk Berdasarkan Akad
 Sukuk Mudharabah
Sukuk mudharabah adalah sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau
akad mudharabah, di mana satu pihak menyediakan modal (rab al-maal) dan
pihak lain menyediakan tenaga dan keahlian (mudharib), keuntungan dari
kerjasama tersebut akan dibagi berdasarkan perbandingan yang telah disetujui
sebelumnya.
 Sukuk Musyarakah
Sukuk musyarakah yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad
musyarakah, di mana dua pihak atau lebih bekerjasama menggabungkan modal
untuk membangun proyek baru, mengembangkan proyek yang telah ada, atau
membiayai kegiatan usaha. Keuntungan maupun kerugian yang timbul
ditanggung bersama sesuai dengan jumlah partisipasi modal masingmasing pihak.
 Sukuk Murabahah
Sukuk murabahah adalah obligasi syariah berdasarkan akad murabahah.
Murabahah adalah kontrak jual beli di mana penjual menjual barangnya kepada
pembeli seharga harga beli ditambah margin keuntungan.
 Sukuk Ijarah
Sukuk ijárah adalah pembiayaan yang menggunakan sistem akad ijárah, atau surat
berharga yang berisi akad pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang
diterbitkan oleh perusahaan, pemerintah, atau institusi lainnya yang mewajibkan
pihak penerbit sukuk untuk membayar pendapatan kepada pemegang sukuk
berupa fee dari hasil penyewaan aset serta membayar kembali dana pokok sukuk
pada saat jatuh tempo.
 Sukuk Salam
Sukuk yang berdasarkan akad salam.
 Sukuk Istishna’
Sukuk yang berdasar pada akad Istishna’

4. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Penerbitan Sukuk


Pihak yang terlibat dalam penerbitan sukuk antara lain contohnya adalah obligor.
Obligor, adalah pihak yang bertanggung jawab atas pembayaran imbalan dan nilai
nominal sukuk yang diterbitkan sampai dengan sukuk jatuh tempo. Dalam hal sovereign

9
sukuk, obligornya adalah Pemerintah. Lalu ada pihak bernama Special Purpose Vehicle
(SPV) adalah badan hukum yang didirikan khusus untuk penerbitan sukuk dengan fungsi
sebagai penerbit sukuk, menjadi counterpart pemerintah dalam transaksi pengalihan aset,
bertindak sebagai wali amanat (trustee) untuk mewakili kepentingan investor.
Selanjutnya ada investor. Investor adalah pemegang sukuk yang memiliki hak atas
imbalan, margin, dan nilai nominal sukuk sesuai partisipasi masing-masing.

D. Fatwa DSN MUI

Ada beberapa fatwa DSN MUI yang membahas tentang obligasi dan pasar
modal. Lebih tepatnya ada 4 fatwa yang mendasari bahasan ini, yaitu:
a. Fatwa DSN MUI Nomor 32 tentang Obligasi Syariah
b. Fatwa DSN MUI Nomor 33 tentang Obligasi Syari’ah Mudharabah
c. Fatwa DSN MUI Nomor 40 tentang Pasar Modal Dan Pedoman Umum
Penerapan Prinsip Syariah Di Bidang Pasar Modal
d. Fatwa DSN MUI Nomor 41 tentang Obligasi Syari’ah Ijarah

Adapun beberapa dalil yang mendasari fatwa diatas sebagai berikut:

QS. Al-Maidah: 1

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu...”

QS. Al-Baqarah: 275

10
Artinya : “Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan
mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya,
lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu
(sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang
mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka
kekal di dalamnya.”

Kaidah Fikih

Artinya : “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkannya.”

Hadis Nabi SAW riwayat al-Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf

Artinya : “Perjanjian dapat dilakukan diantara kaum muslimin kecuali perjanjian yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat
dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau yang
menghalalkan yang haram.”

11
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Kegiatan pasar modal adalah kegiatan investasi dan investasi adalah kegiatan
penanaman modal baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan pada waktunya
nanti pemilik modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal
tersebut. Al Quran melarang aktivitas penimbunan (iktinaz) harta yang dimiliki. Contoh
investasi salah satunya adalah Obligasi.
Obligasi adalah surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh penerbit
obligasi kepada pemegang obligasi, beserta perjanjian untuk membayar kembali pokok
utang beserta kupon bunganya pada waktu yang ditentukan. Dalam islam, obligasi syariah
disebut dengan Sukuk. Sukuk adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan
prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Sukuk yang mewajibkan
Emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang Sukuk serta membayar kembali
dana obligasi pada saat jatuh tempo.
Ada beberapa fatwa DSN MUI yang membahas tentang obligasi dan pasar
modal. Lebih tepatnya ada 4 fatwa yang mendasari bahasan ini, Fatwa DSN MUI Nomor
32 tentang Obligasi Syariah, Fatwa DSN MUI Nomor 33 tentang Obligasi Syari’ah
Mudharabah, Fatwa DSN MUI Nomor 40 tentang Pasar Modal Dan Pedoman Umum
Penerapan Prinsip Syariah Di Bidang Pasar Modal, dan Fatwa DSN MUI Nomor 41
tentang Obligasi Syari’ah Ijarah

12
DAFTAR PUSTAKA

Fatwa DSN MUI No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah

Fatwa DSN MUI No. 33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syari’ah Mudharabah

Fatwa DSN MUI No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal Dan Pedoman Umum
Penerapan Prinsip Syariah Di Bidang Pasar Modal

Fatwa DSN MUI No. 41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syari’ah Ijarah

Kurniawati, Dina & Abu Azam Al-Hadi. 2011. Obligasi Shariah Perspektif Hukum Islam
(Aplikasi Sukuk Ijārah Al-Muntahiya Bittamlik Di Bursa Efek Indonesia Surabaya).
Maliyah. Vol. 01 No. 1. Hal 95-114

Murtadho, Ali. 2014. Pensyariahan Pasar Modal Dalam Perspektif Maqashid Al-Syariah fi Al-
Iqthisad. Economica. Vol V Edisi 2. Hal 1-16

Zubair, Muhammad Kamal. 2012. Obligasi Dan Sukuk Dalam Perspektif Keuangan Islam
(Suatu Kajian Perbandingan). Asy-Syir’ah Jurnal Ilmu Syari’ah dan Hukum. Vol.
46 No. I. Hal 271-296

http://eprints.ums.ac.id/72910/2/BAB%20I.pdf/

https://money.kompas.com/read/2021/08/24/181656726/mengenal-apa-itu-sukuk-dan-bedanya-
dengan-obligasi?page=all

http://repository.binadarma.ac.id/1844/2/Kartika%20Sari%20Bab%201.pdf

https://www.akseleran.co.id/blog/pasar-modal/

13

Anda mungkin juga menyukai