PENDAHULUAN
Qawaid Fiqhiyah merupakan satu materi ilmu yang memiliki faedah dan
peran yang sangat besar dalam menganalisa hukum dari beragam perumpamaan
menyebabkannya merasa senang, susah, gembira, sedih, aman, tenang, khawatir dan
lain sebagainya. Sebagai agama yang rohmatallil alamin, Islam memberikan perhatian
besar pada unsur-unsur kesulitan yang dialami umatnya. Syariat Islam menjaga
hukum syari yang diatur dengan kaidah-kaidah baku dan dasar-dasar permanen yang
dapat dijadikan sebagai media penyimpulan hukum (istinbath) ketika tidak ditemukan
dalil syari atau ketika asy-syaari (pembuat hukum syara) berdiam diri mengenai status
perkara tertentu.
B. Rumusan Masalah
1
2
C. Tujuan Penulisan
tajlib at-taisir.
PEMBAHASAN
يم
وو َ ٌف َُ ْ َ ِ َوََْت ِمل أَثْ َقالَ ُك ْم إِ َ َٰل بَلَ ٍد ََلْ تَ ُكونُوا بَالِغِ ِيه إِاَّل بِ ِش ِّق ْاْلَنْ ُف
ِ س ۚ إِ ا با ُكم لَ ٌف
ُ
Dan ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup
an-Nahl/16: 7)
memaksakan diri, dan tidak memberatkan fisik.2 Dengan demikian maka maksud dari
1
Nurhayati dan Ali Imran Sinaga, Fiqh dan Ushul Fiqh (Jakarta: Prenadamedia Group, 2018),
h. 71.
2
Nurhayati dan Ali Imran Sinaga, Fiqh dan Ushul Fiqh h. 71.
3
Nurhayati dan Ali Imran Sinaga, Fiqh dan Ushul Fiqh h. 71.
3
4
shalat kemungkinan besar tidak akan punya waktu yang cukup untuk shalat pada
waktunya. Seseorang yang melakukan perjalanan pastilah akan dikejar waktu agar
cepat sampai pada tujuan, dan itu termasuk pekerjaan yang sulit dilakukan apabila
wudhu pada masa musim dingin, atau terasa berat puasa pada masa musim panas,
atau juga terasa berat bagi terpidana dalam menjalankan hukuman. Masyaqqah
semacam ini tidak menyebabkan keringanan di dalam ibadah dan dalam ketaatan
kepada Allah SWT. Sebab, apabila dibolehkan keringanan dalam masyaqqah tersebut
(hajat). Dengan kaidah tersebut diharapkan dalam melaksanakan ibadah itu tidak
ifrath (melampaui batas) dan tafrith (kurang dari batas). Oleh karena itu, para ulama
1. Al- Masyaqqah Al-„Azhimmah (kesulitan yang sangat berat) atau bisa juga
disebut sebagai “kemudaratan”, seperti kekhawatiran akan hilangnya jiwa dan/ atau
4
Ahmad Sudirman Abbas, Qawaidh Fiqhiyah: Dalam Perspektif Fiqih (Jakarta: Pedoman
Ilmu Jaya, 2004), h. 84.
5
A Djazuli, Kaidah-kaidah Fikih (Kaidah-kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan
Masalah-Masalah yang Praktis (Jakarta: Kencana, 2007), h. 58-59.
5
muncul, memang satu risiko dalam suatu perbuatan, seperti lapar ketika puasa.
Kesulitan semacam ini tidak menyebabkan adanya keringanan kecuali bila kelaparan
tadi membahayakan jiwanya.6
1. Al-Qur’an
a. QS. al-Baqarah/2:185
ِ ِ ِ ِ ا
َ ْ ُ ُْ ُد اللهُ ب ُك ُم الْيُ ْ َ َوََّل ُ ُد ب ُك ُم ال
6
A Djazuli, Kaidah-kaidah Fikih h. 58-59.
7
Ahmad Sudirman Abbas, Qawaidh Fiqhiyah h. 102-104.
6
b. QS. al-Baqarah/2:286
(QS. al-Baqarah/2:286)
c. QS. an-Nisa/4:28
ض ِي ًفا ِْ ِّف َعْن ُك ْم ۚ َو ُخلِ َق
َ ُ اْلنْ َ ا َ ُِ ُد اللاهُ أَ ْ ُُيَف
Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan
d. QS. al-Hajj/22:78
ٍ َ َ الد ِي ِ ْي
ِّ ِ َوَ ا َ َ َل َعلَْي ُك ْم
dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu
2. Hadis
ٍ ٍِِِ ِ ِ
َ َْ إ ِّ أُْس ْل ُ َنيفيا
Aku diutus dengan (membawa agama) hanifiyyah yang mudah. (HR. Ahmad
No. 25962)
ِ ْ الد ٍِ ِ ِ ِ ِ الد ي أَ ٌفد إَِّلا َلَ ه َ دِّاوا وَا ِبوا وأَب ِش وا و ِّ إِ ا
َ اسَ ينُوا بالْغَ ْد َو َوالا ْو َ َو َ ْ َي ُّد
ْ َ ُ ْ َ ُ َ ُ َ َُ َ َ ِّ الد َي ُ ْ ٌف َولَ ْي ُ َشاا
Sesungguhnya agama (Islam) mudah, tidak ada seorang pun yang hendak
Beberapa nas yang berasal dari Alquran maupun Sunah tersebut merupakan
sebahagian kecil dari sekian banyak dalil yang ada, namun dalam hal ini,
kaedah ini sangat berperan penting dalam mengatur logika berfikir untuk menemukan
Oleh sebab itu, kaedah ini disepakati oleh seluruh ulama mazhab sebagai yang
kematian. 8 Contohnya memakan daging babi bagi seorang yang sekarat karena
8
Muhammad Mansoori, Kaidah-kaidah Fiqih Keuangan dan Transaksi Bisnis (Bogor: Ulil
Albab Institute, 2010), h. 77.
8
Para ulama fiqih telah memberikan syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi
a. Darurat itu harus nyata, bukan spekulatif atau imajinatif. Sifat dan tingkat
urgensitas darirat ditentukan oleh hakim yang benar dan disertifikasi bukan
syariah.
b. Tidak ada solusi lain yang ditemukan untuk mengatasi kesulitan kecuali
dengan keringanan tersebut. Aturan ini berlaku saat tidak ada jalan lain
Seperti pada contoh sebelumnya, babi yang dia makan karena keadaan darurat
tidak boleh melebihi kebutuhannya. Kebutuhannya adalah hanya sampai pada kadar
9
yang membuat dia tetap bertahan hidup, dia tidak boleh melampaui batas dan
Contoh lainnya, seperti seorang wanita yang harus membuka auratnya untuk
kebutuhan pemeriksaan oleh Dokter, maka yang dibuka adalah hanya bagian yang
men-qashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. (QS. an-
Nisa/4:101)
Contoh lain, seseorang yang tidak sanggup melunasi hutangnnya pada tempo
yang telah ditentukan. Kemudian dia meminta temponya diperpanjang, maka wajib
bagi orang yang menghutanginya untuk menambah tempo waktu pelunasannya, Allah
berfirman:
sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu,
Kaidah ini menegaskan bahwa kondisi darurat tidak dapat menjadi sebab dan
justifikasi untuk melanggar hak-hak orang lain. Misalnya karena kelaparan maka
10
biasa terjadi seperti dinginnya air untuk wudhuk atau teriknya matahari pada
saatberpuasa. Keempat, tidak berlaku terhadap sanksi syara’ seperti rajam zina,
Hal ini menjadi kesepakatan bagi para ulama terutama ulama mazhab yang 4
kemudahan atas masyaqqah dan pelanggaran terhadapnya merupakan suatu hal yang
(tujuh) sebab yang dapat diberikan keringanan oleh syarak yaitu karena:9
1. Dalam perjalanan
Syariat Islam sangat toleran terhadap keadaan seseorang layaknya bagi yang
(qasar) atau mengabungkan (jamak), demikian pula dalam hal berbuka puasa
sebelum waktunya ketika dirasa mendatangkan kecederaan atau mudarat yang besar
9
https://www.academia.edu
11
(wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari
syariat antara lain sebagaimana orang dalam perjalanan dapat membatalkan puasa
diperbolehkan duduk pada rukun salat yang dituntut berdiri, memakai baju (pakaian
berjahit) bagi laki-laki ketika ihram, mengutus pengganti melempar Jumrah dan
sebagainya atas dasar uzur yang sama sekali tidak mampu dilakukannya secara
lumrah.
3. Keadaan terancam/terpaksa
beberapa ibadah yaitu apabila ada orang diancam oleh orang lain/karena sebab
adanya paksaaan, maka orang itu diperbolehkan mengucapkan kata- kata kufur asal
12
hati tetap beriman, meninggalkan yang wajib, merusak harta orang lain
memakan dan meminum perkara yang di haramkan. Hal ini sebagaimana sabda
Rasulullah saw:
Jika orang itu lupa, maka baginya tidak ada dosa bagi orang yang
mengerjakan maksiat, makan dan minum di bulan Ramadan apabila ia berpuasa tidak
membatalkan puasanya.
5. Ketidak-tahuan
Adapun yang termasuk dalam pembahasan ini adalah jenis ke-2 (kedua) yaitu
terus bertaubat atau berazam untuk tidak megulanginya di masa mendatang. al-
(hukumnya)”.
bencana yang sifatnya luas dan sulit terelakkan baik dalam kondisi ringan maupun
berat.. Contoh dalam kondisi ringan seperti musim serangga jenis “laron” yang sangat
13
tempat atau disapu tetap terus datang mengganggu dan hampir tidak mungkin
terelakkan.
PENUTUP
A. Simpulan
kesukaran dalam sesuatu, maka ia menjadi penyebab syar‟i yang dibenarkan untuk
mempermudah, meringankan dan menghapus kesukaran dari subjek hukum pada saat
melaksanakan aturan-aturan hukum dan segi apa pun.
B. Saran
makalah ini dapat menambah wawasan bagi kita. Kritik dan saran sangat kami
pada umumnya.
14