Anda di halaman 1dari 10

Kas di bank dan siklus-siklus transaksi

Mata Kuliah Auditing 2


Dosen Pengampu: Dr. Netty Herawaty, SE,M.Si,Ak,CA

Disusun Oleh:
Jaiyanti C1C020061

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

TAHUN 2022
Pengertian kas bank

Kas dan bank merupakan harta perusahaan yang paling likuid sehingga sangat mudah untuk
diselewengkan. Setiap hari hampir seluruh transaksi dalam perusahaan menyangkut dengan
kas, oleh karena itu perusahaan harus membuat suatu sistem yang kuat untuk mengontrol
pengeluaran atau penerimaan kas dan bank.

Pengertian kas menurut beberapa ahli, antara lain :

a) Menurut munawir (1983)


Kas merupakan uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan,
kas adalah cek yang diterima dari para pelanggan dan simpanan perusahaan di bank
dalam bentuk giro atau demand deposi, yaitu simpanan di bank yang dapat diambul
kembali (dengan menggunakan cek atau bilyet)
b) Theodarus m. Tuanakotta
Kas dan bank meliputi uang tunai dan simpanan-simpanan di bank yang langsung dapat
diuangkan pada setiap saat tanpa mengurangi nilai simpanan tersebut. Kas dapat terdiri
dari kas kecil atau dana-dana kas lainnya seperti penerimaan uang tunai dan cek-cek
untuk disetor ke bank keesokan harinya.

Secara umum, akuntansi kas bank atau sering dikenal dengan rekonsiliasi bank adalah
proses untuk menyesuaikan informasi secara rinci mengenai perbedaan antara catatan
keuangan di bank dengan pencatatan yang dimiliki oleh perusahaan. Tujuannya untuk
mengetahui apakah ada kesalahan dalam mencatat laporan keuangan atau tidak.

Administrasi kas bank harus dilakukan secara benar. Tujuannya agar semua dokumen atau
bukti transaksi lebih mudah dan tersusun rapi saat diaudit. Disamping itu, hal ini juga dapat
mempermudah akuntan dalam pembuatan laporan keuangan disetiap periodenya. Adapun
kegunaan administrasi bank adalah sebagai berikut :(Ocbc, 2022)

1. Mempermudah akuntan dan auditor dalam pelacakan transaksi secara tunai agar tidak
ada penipuan serta rekayasa pada transaksi.
2. Dilaksanakannya administrasi kas bank untuk mengatur jumlah kas kecil atay patty
cash agar julahnya tidak terlalu kecil dan besar.
3. Dengan adanya administrasi kas bank, laporan keuangan akan lebih terpantau
sehingga pemasukan dan pengeluaran dapat terus diketahui dengan baik.
4. Setiap adanya penerimaan, akan langsung dicatat oleh administrasi kas bank dan
disetorkan agar tidak terjadi salah catat.
5. Pengeluaran dengan berbagai bukti transaksi akan segera dicatat sendiri dengan tujuan
agar tidak membuat sulit saat membuat laporan keuangan per periodenya.
6. Dengan adanya administrasi bank juga membuat semua proses transaksi menjadi lebih
transparant.

Komposisi kas

Semua harta yang ada diperusahaan yang mempunyai niali ekonomis tidak semua bisa
disebut sebagai kas. Sesuatu yang digolongkan sebagai kas adalah sebagai berikut:(Dr. H.
Andi Rustam. SE., 2018)

1) Uang tunai berupa kertas dan uang logam yang dikeluarkan oleh pemerintah indonesia
serta mata uang asing
2) Uang kas yang tersimpan di bank dalam bentuk rekening giro (demand deposit)
3) Cek yang diterima dari pihak lain, tetapi belum diuangkan di bank
4) Cek dalam perjalanan (out standing checks) yaitu cek yang telah dikeluarkan
perusahaan, tetapi belum diuangkan di bank.
5) Wesel pos yang menurut sifatnya segera dapat diuangkan pada waktu diperlukan.
6) Simpanan uang di bank-bank luar negeri yang tidak dikenakan pembatasan penarikan.

Sedangkan tidak termasuk dalam golongan kas adalah :

1) Cek mundur
2) Pembayaran-pembayaran dimuka
3) Surat berharga jangka pendek.
4) Deposit berjangka (time deposit) adalah simpanan yang ada di bank yang
pengambilannya pada waktu-waktu tertentu.
5) Wesel tagih yang merupakan peintah tertulis dan bersyarat kepada penarik untuk
membayar sejumlah uang tertentu kepada penarik pada tanggal-tanggal yang telah
ditentukan.

Prosedur penerimaan dan pengeluaran kas dibank

Untuk mencegah penyalahgunaan kas atau tidak terjadi kecurangan-kecurangan dalam


pengelolaan kas perlu diadakan pengawasan kas yang meliputi :
1. Prosedur penerimaan kas bank
 Diadakan pembagian tugas antara fungsi penerimaan, pencatatan, dan penyimpanan
kas
 Setiap penerimaan kas dibuat bukti penerimaan kas, segera dicatat dan disetorkan ke
bank
 Dibedakan antara fungsi pengelolaan kas dan pencatatan kas
 Dibuat laporan kas setiap hari
 Diadakan kas opname secara intern tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
2. Prosedur pengeluaran kas bank
 Semua persyaratan yang relative besar digunakan cek.
 Digunakan sistem voucher untuk menjamin bahwa pengeluaran-pengeluaran kas
memang untuk pengeluaran perusahaan.
 Dipisahkan antara yang menulis, yang menandatangani dan mencatat pengeuaran cek.
 Setiap hari diadakan laporan kas
 Untuk pengeluaran yang relative kecil dibentuk dana kas kecil (petty cash)
 Secara isidental diadakan kas opname

Mutasi kas bank

Mutasi kas bank adalah suatu pemindahan kas dari satu akun ke lainnya. Perpindahan ini
terjadi dikarenakan adanya transaksi pengeluaran atau penerimaan kas dalam perusahaan.
Transaksi-transaksi tersebut, misalnya :(Anna Christin SE AK MM, 2018)

Penerimaan kas (kas bertambah) Pengeluaran kas (kas berkurang)


Setoran modal Pengambilan pribadi
Penjualan tunai Pembelian tunai
Penerimaan piutang Pembayaran hutang
Pinjaman uang Bunga pinjaman
Bunga simpanan Beban administrasi bank
Penerimaan lainnya Pengeluaran lainya
1) Dokumen mutasi kas bank
Setiap transaksi yang terjadi harus dibuatkan dokumen transaksi sebagai dasar yang
digunakan untuk melakukan pencatatan. Dokumen transaksi mutasi kas bank sebagai
berikut :
Dokumen penerimaan kas :
 Bukti kas masuk / kuitansi
 Faktur (nota) penjualan tunai
 Pita register kas
 Daftar surat pemberitahuan (DSP)
 Surat Pemberitahuan (SP)
 Memo (nota) kredit bank
 Bukti setor bank

Dokumen pengeluaran kas

 Bukti kas keluar / kuitansi


 Faktur (nota) pembelian tunai
 Faktur pembelian kredit
 Bukti penerimaan barang
 Bukti permintaan cek
 Permintaan pengisian kas kecil
 Bukt pengeluaran kas kecil
 Surat permintaan pengeluaran kas kecil

2) Pencatatan mutasi kas bank


Mutasi kas terjadi karena adanya penerimaan dan pengeluaran kas. Transaksi
penerimaan kas akan dicatat dalam jurnal penerimaan kas, dan transaksi pengeluaran kas
akan dicatat dalam jurnal pengeluaran kas. Kedua jurnal tersebut secara periodik diposting
kedalam buku besar sehingga akan diketahui saldo kas perusahaan. Dalam penerapanny,
kegiatan penerimaan dan pengeluaran kas bank oleh perusahaan dilakukan melalui
beberapa hal.
Berikut adalah beberapa mutasi kas yang dilakukan serta dimana pencatatannya untuk
akuntansi perusahaan :
1. Penerimaan dana uang atau cek yang diterima dari pihak lain. Transaksi
penerimaan seperti ini umumnya akan dicatat dalam buku jurnal penerimaan kas.
2. Penyetoran uang tunai atau cek bank/ transaksi ini akan dicatat dalam bentuk daftar
setoran ke bank yang didasarkan pada slip setoran.
3. Pengeluaran kas umum dengan cek atau bilyet giro. Hal ini berupa penarikan uang
simpanan di bank, termasuk pengeluaran untuk pembentukan dan pengisian
kembali dana kas kecil. Transaksi ini akan dicatat dalam buku jurnal pengeluaran
kas atau cek register.
4. Pengeluaran kas kecil khusus untuk suatu pembayaran yang dianggap rumit jika
dibayar memakai cek atau dalam jumlah yang sudah ditetapkan. Transaksi ini akan
dicatat dalam buku jurnal kas kecil.

3) Contoh pencatatan mutasi kas bank

Perusahaan X memiliki saldo per 1 Desember 2019 adalah Rp 100 juta. Pencatatan
mutasi kas pada bulan Desember tersebut bisa dilihat pada data berikut :(Martina, 2021)

Mutasi kas bank

Tanggal transaksi
1 desember 2019 Diterima pembayaran dari toko A dengan faktur No.10 dan slip setor
bank No.200 sebesar Rp 10.000.000
5 desember 2019 Pembayaran hutang kepada toko B dengan faktur No.11 melalui cek
No.12 sebesar Rp 20.000.000 serta mendapatkan potongan Rp
500.000
10 desember 2019 Diterima pembayaran dari toko C dengan faktur No.21 dan slip setor
bank No.201 sebesar Rp 20.000.000 dan dengan potongan Rp
1.000.000
15 desember 2019 Diterima pembayaran dari Pt.D atas faktur No.39 dan slip setor bank
No.304 sebesar Rp 100.000.000
20 desember 2019 Pembayaran utang dengan cek No.300 kepada Pt.E sebesar Rp
30.000.000
23 desember 2019 Penerimaan atas penjualan tunai sebesar rp 50.000.000 dengan slip
setor No.305
29 desember 2019 Pengeluaran untuk perlengkapan Rp 1.000.000, operasional
kendaraan Rp 500.000, air dan listrik Rp 500.000
Berdasarkan informasi catatan kas di bank diatas, maka bisa dibuat buku jurnal kasnya
sebagai berikut :

Jurnal kas masuk

no. debet kredit


tanggal keterangan
Slip kas bank potongan piutang rekening no.rek jumlah
01-Des toko A 200 10.000.000   10.000.000      
10-Des toko C 201 20.000.000 1.000.000 21.000.000      
15-Des Pt. D 304 100.000.000   100.000.000      
penjualan
23-Des tunai 305 50.000.000   50.000.000   305 50.000.000
                 
1.000.00
  total   180.000.000 0 181.000.000      

Jurnal kas keluar

debet kredit
no.
tanggal keterangan potonga
Slip
utang rekening jumlah n kas bank
05-Des toko B 11 20.000.000 biaya angkut   500.000 19.500.000
20-Des PT. E 300 30.000.000       30.000.000
perlengkapa
29-Des Pembayaran 304   n 1.000.000   1.000.000
        kendaraan 500.000   500.000
        air dan listrik 500.000   500.000
50.000.00 2.000.00 51.500.00
  total   0   0 500.000 0

Buku besar

tanggal keterangan ref debet D/Kkredit


saldo
01-Des saldo         100.000.000
31-Des penerimaan KKM 181.000.000   D 281.000.000
31-Des pengeluaran KKK   51.500.000 D 229.500.000

Hubungan antara kas dibank dan siklus transaksi


Pembahasan tentang hubungan antara kas dibank dan siklus-siklus transaksi lainnya memiliki
dua fungsi, yaitu : (Jusup, 2014)
1. Menunjukan pentingnya pengujian audit atas berbagai siklus transaksi terhadap
pengauditan kas.
2. Membantu dalam pemahaman lebih lanjut pengintegrasian berbagai siklus transaksi.

Gambar 1 melukiskan hubungan antara berbagai siklus transaksi dengan titik sentral akun kas
(kas dibank). Dengan mempelajari gambar tersebut akan menjadi jelas mengapa akun kas
umum dipandang penting pada hampir setiap audit, bahkan ketika saldo akhir tidak material.
Jumlah aliran masuk kedalam dan keluar dari akun kas sering lebih banyak daripada yang
terjadi pada akun lain dalam laporan keuangan. Selain itu, kerentanan kas terhadap
penggelapan lebih besar dibandingkan dengan aset lainnya, karena kebanyakan aset lain
harus dikonversi menjadi kas lebih dahulu sebelum dapat digunakan.

Gambar 1
Dalam pengauditan kas, auditor harus membedakan antara pemeriksaan terhadap
rekonsiliasi saldo menurut laporan bank dengan saldo menurut buku besar yang dibuat
klien, dengan pemeriksaan untuk membuktikan apakah kas menurut catatan dibuku besar
telah mencerminkan semua transaksi kas yang terjadi selama tahun yang diperiksa.
Pemeriksaan atas rekonsiliasi antara saldo menurut laporan bank dengan saldo dibuku
besar yang dibuat klien relatif mudah, tetapi bagian terbesar dari total waktu audit atas
suatu perusahaan adalah menyangkut pemeriksaan apakah transaksi kas telah dicatat
dengan benar. Sebagai contoh, setiap kesalahan penyajian berikut ini pada akhirnya akan
berakibat kesalahan pembayaran atau kegagalan untuk menerima kas, tetapi itu semua
tidak akan diungkapkan dengan rekonsiliasi bank :
 Tidak menagih atau tidak mengirim faktur pembeli.
 Penggelapan kas, dengan cara mencegat kas sebelum penerimaan kas dicatat, dan
mendebet akun kerugian piutang.
 Pembayaran ganda atas suatu faktur dari penjual.
 Pembayaran tidak semestinya atas pengeluaran untuk keperluan pribadi direksi.
 Pembayaran untuk pembelian bahan baku fiktif.
 Pembayaran kepada pegawai melebihi jam kerja sesungguhnya.
 Pembayaran bunga kepada pihak berelasi melebihi tarif bunga normal.

Apabila kesalahan penyajian ini ingin ditemukan dalam audit, maka penemuannya akan
terjadi melalui pengujian pengendalian dan pengujian subtantif transaksi. Dua kesalahan
penyajian pertama dapat ditemukan sebagai bagian dari pengauditan atas siklus penjualan dan
pengumpulan piutang. Tiga berikutnya dalam pengauditan siklus pembelian dan pembayaran,
dan dua terakhir dalam pengauditan siklus penggajian dan personalia dan siklus perolehan
modal dan pengembaliannya.

Pengujian atas rekonsiliasi bank akan dapat mengungkapkan kesalahan penyajian yang
sama sekali berbeda dengan kesalahan penyajian diatas, seperti misalnya :

 Check yang belum diuangkan ke bank tidak dimasukkan kedalam daftar check masih
beredar, walaupun check tersebut telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas.
 Penerimaan kas oleh klien yang terjadi sesudah tanggal neraca telah dicatat klien
sebagai penerimaan kas tahun yang diperiksa.
 Penerimaan kas beberapa waktu sebelum akhir tahun buku dan telah disetorkan ke
bank pada bulan yang sama, tetapi dicantumkan dalam rekonsiliasi bank sebagai
setoran dalam perjalanan.
 Pembayaran sebuah utang wesel dan telah didebetkan langsung ke saldo bank oleh
bank, tetapi tidak tercantum dalam catatan klien.

DAFTAR PUSTAKA

Anna Christin SE AK MM. (2018). Auditing II. http://www.mercubuana.ac.id


Dr. H. Andi Rustam. SE., MM. , Ak. , CA. , C. A. A. Adiningrat. SE. , S. Pd. , M. A. (2018).
AUDITING-1. LPP UNISMUH MAKASSAR.
Jusup, A. H. (2014). AUDITING (Pengauditan berbasis ISA). Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
YKPN.
Martina. (2021). Istilah Mutasi Kas Bank dan Contoh Cara Pencatatannya. Ukirama.
https://ukirama.com/blogs/mengenal-istilah-mutasi-kas-bank-dan-contoh-cara-pencatatannya
Ocbc. (2022). Kas bank. OCBC NISP. https://www.ocbcnisp.com/id/article/2022/09/19/kas-
bankadalah#:~:text=Secara%20umum%2C%20mutasi%20kas%20bank,atau%20penerimaan
%20kas%20dalam%20perusahaan
 

Anda mungkin juga menyukai