Anda di halaman 1dari 23

A.

Administrasi Kas Bank


1. Menyiapkan Pengelolaan Administrasi Kas Bank
Kas adalah aktiva lancar perusahaan yang terdiri dari uang kertas, uang
logam, dan kertas berharga yang mempunyai sifat seperti uang, yaitu dapat
diterima sebagai alat pembayaran atau alat tukar, serta simpanan di bank
yang dapat digunakan sewaktu-waktu.
a. Komposisi kas
Komponen-komponen yang termasuk ke dalam golongan kas
1) Uang tunai
2) Uang simpanan di bank dalam bentuk tabungan atau dalam bentuk
giro.
3) Cek yang diterima dari pihak lain.
4) Cek perjalanan adalah cek yang dikeluarkan oleh suatu bank untuk
melayani nasabah yang melakukan perjalanan jauh.
5) Cek kasir adalah cek yang dibuat dan ditandatangani oleh suatu bank
dan dapat ditarik melalui bank itu sendiri.
6) Wesel pos yang sifatnya dapat segera dijadikan uang tunai.
Komponen-komponen yang tidak termasuk ke dalam golongan kas
1) Deposito berjangka (time deposite) adalah simpanan di bank yang
pengambilannya sesuai dengan jangka waktu, sehingga tidak dapat
diambil sewaktu-waktu.
2) Surat berharga (saham dan obligasi) yang diterbitkan oleh perusahaan
lain.
3) Wesel tagih adalah perintah tertulis tak bersyarat dan penarik kepada
pihak tertarik untuk membayar sejumlah uang tertentu.
4) Cek mundur merupakan cek yang penggunaannya sesuai dengan jatuh
tempo.
5) Perangko.
b. Pengawasan kas
Kas merupakan aktiva yang paling mudah dipindahtangankan sehingga
memungkinkan terjadinya penyimpangan atau penyalahgunaan kas.
Untuk mengamankan kas diperlukan suatu pengawasan kas secara ketat.
Pengawasan terhadap kas dilakukan melalui pengawasan penerimaan dan
pengawasan pengeluaran kas.
Cara pengawasan penerimaan kas
1) Adanya bagian-bagian terpisah dalam menangani penerimaan kas
2) Setiap penerimaan kas segera di catat dalam jurnal enerimaan kas dan
langsung disetor ke bank.
3) Setiap saat diadakan pemeriksan terhadap bagian-bagian yang
menangani penerimaan kas.
4) Setiap hari dibuat laporan penerimaan kas.
Cara pengawasan pengeluaran kas
1) Adanya bagian-bagian yang terpisah dalam menangani pengeluaran
kas.
2) Setiap pengeluaran kas yang jumlahnya besar sebaiknya memakai cek
sedang pengeluaran yang jumlahnya kecil dibiayai dengan dana kas
kecil.
3) Setiap saat diadakan pemeriksaan bagian-bagian yang menangani
pengeluaran kas.
4) Setiap saat dibuat laporan pengeluaran kas.
Pemeriksaan kas
Pemeriksaan intern terhadap kas yang dilakukan secara tiba-tiba
merupakan bagian dari sistem pengawasan kas. Pemeriksaan kas
dilakukan dengan cara berikut.
1) Mengadakan verifikasi terhadap catatan-catatan dan cek-cek yang
terkait dengan pengelolaan ke dalam periode tertentu.
2) Mengadakan pemeriksaan kas secara fisik dengan cara menghitung
uang tunai dan surat-surat mempunyai sifat seperti kas.
3) Bagi perusahaan yang menyetor semua uang yang diterima ke bank
dan semua pengeluaran menggunakan cek, saldo kas menurut catatan
perusahaan harus sama dengan saldo kas menurut laporan dari bank.
Perhitungan kas
Pemeriksaan fisik kas dilakukan oleh petugas yang tidak terkait dengan
tugas pengelolaan kas. Uang tunai dan benda-benda yang tergolong
dalam kas dihitung dan dilaporkan secara rinci mengenai jenis dan
nilainya.
Saldo kas dapat dihitung sebagai berikut :
Saldo kas awal periode Rp…………………….
Penerimaan kas dalam satu periode Rp……………………. +
Rp…………………….
Pengeluaran kas dalam satu periode Rp……………………. –
Saldo kas akhir periode Rp…………………....
2. Prosedur Penerimaan Kas Bank
Umumnya perusahaan yang berskala besar memisahkan antara rekening
penerimaan dan pengeluran kas dengan tujuan untuk memudahkan
pengawasan dan mempermudah rekonsiliasi tiap bulannya. Ada 2 jenis
transaksi penerimaan ka bank, yaitu :
a. Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui cash register yang
ditempatkan pada loket kasir, sehingga terbaca oleh pembeli. Prosedur
penerimaan kas yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Setelah menerima uang dari pembeli, kasir mencatat penerimaan ini
ke cash register secara periodik, kemudian menyerahkan daftar cash
register kebagian akuntansi.
2) Setelah bagian akuntansi menerima rekapitulasi daftar cash register
dari kasir, kemudian melakukan rekonsiliasi antara bukti setor bank
dengan rekapitulasi cash register. Selanjutnya melakukan posting ke
rekening buku besar yang bersangkutan.
3) Bagian audit memeriksa nomor unit dokumen berdasarkan tembusan
faktur penjualan tunai setelah seluruh dokumen lengkap. Selanjutnya
bagian ini membuat rekonsiliasi faktur penjualan tunai, bukti setor
bank serta laporan bank tunai, kemudian membuat laporan rekonsiliasi
bank setiap bulan.
b. Penerimaan Kas dari Piutang
Prosedur penerimaan kas dari piutang adalah sebagai berikut :
1) Bagian penagihan menghubungi pelanggan pada saat faktur penjualan
jatuh tempo. Setelah menerima pelunasan piutang, bagian ini
menyerahkan uang tunai atau cek ke bagian kasir. Selanjutnya mem-
posting ke buku besar pembantu piutang yang bersangkutan.
2) Kasir mencatat ke daftar penerimaan kas, selanjutnya menyetorkan
uang ke bank dengan membuat buku setor bank sebanyak tiga lembar.
3) Bagian akuntansi mencocokkan bukti setor bank dan bukti bank
masuk, selanjutnya mencatat ke jurnal penerimaan kas, kemudian
mem-posting rekapitulasi jurnal tersebut ke rekening buku besar yang
bersangkutan.
4) Setelah semua dokumen yang berkaitan terkumpul, bagian audit
mencocokkan daftar penerimaan kas, bukti setor bank dengan laporan
bank, kemudian membuat laporan rekosiliasi bank setiap bulan.
3. Prosedur Pengeluaran Kas Bank
Prosedur pengeluaran kas bank yang dilakukan setiap bagian adalah sebagai
berikut.
a. Bagian yang meminta kas bank, mengisi cash request form (CRF) dan
meminta persetujuan dari kepala bagiannya. Kemudian menyerahkan
CRF ke bagian keuangan.
b. Setelah bagian keuangan (finance department) menerima cash request
form (CRF), memeriksa dana rekening bank, kemudian meminta
persetujuan dari kepala bagain keuangan (head of finance department)
pada lembar CRF. Selanjutnya menyiapkan bukti penarikan bank.
c. Setelah menerima bukti penarikan bank, kasir menyiapkan bukti bank
keluar sebanyak tiga lembar.
d. Setelah mencocokkan bukti bank keluar dan bukti penarikan bank,
bagian akuntansi mencatat pada jurnal bank keluar.

B. Menghitung Mutasi Kas Bank


1. Mutasi Kas Bank
Bertambah dan berkurangnya kas disebabkan transaksi penerimaan ataupun
pengeluaran kas yang terjadi pada perusahaan. Transaksi-transaksi tersebut,
misalnya :
Penerimaan Kas (Kas Bertambah) Pengeluaran Kas (Kas Berkurang)
Setoran modal Pengambilan pribadi
Penjualan tunai Pembelian tunai
Penerimaan piutang Pembayaran hutang
Pinjaman uang Bunga pinjaman
Bunga simpanan Beban adminitrasi bank
Penerimaan lainnya Pengeluaran lainnya

2. Dokumen Mutasi Kas Bank


Setiap transaksi yang terjadi harus dibuatkan dokumen transaksi sebagi
dasar yang digunakan untuk melakukan pencatatan. Dokumen transaksi
mutasi kas bank sebagai berikut :
a. Dokumen penerimaan kas
Dokumen sumber pencatatan dan dokumen pendukung sahnya suatu
transaksi yang berhubungan dengan penerimaan kas, antara lain :
 Bukti Kas Masuk / Kuitansi
 Faktur (Nota) Penjualan Tunai
 Pita Register Kas
 Daftar Surat Pemberitahuan (DSP)
 Surat Pemberitahuan (SP)
 Memo (Nota) kredit bank
 Bukti Setor Bank
b. Dokumen pengeluaran kas
Dokumen sumber pencatatan dan dokumen pendukung sahnya suatu
transaksi yang berhubungan dengan pengeluaran kas, antara lain :
 Bukti Kas Keluar / Kuitansi
 Faktur (Nota) Pembelian Tunai
 Faktur Pembelian Kredit
 Bukti Penerimaan Barang
 Bukti Permintaan Cek
 Permintaan Pengisian Kas Kecil
 Bukti Pengeluaran Kas Kecil
 Surat Permintaan Pengeluaran Kas Kecil
3. Pencatatan Mutasi Kas Bank
Mutasi kas terjadi karena adanya penerimaan dan pengeluaran kas.
Transaksi penerimaan kas akan dicatat dalam Jurnal Penerimaan Kas, dan
transaksi pengeluaran kas akan dicatat dalam Jurnal Pengeluaran Kas.
Kedua jurnal tersebut secara periodik diposting kedalam buku besar
sehingga akan diketahui saldo kas perusahaan. Sebagai gambaran mutasi kas
dapat dilihat dalam contoh berikut ini.
Contoh :
Saldo Kas Bank UD. Pujasari pada tanggal 1 Desember 2007 sebesar Rp
105.000.000,00. Pencatatan mutasi kas yang terjadi selama bulan Desember
2007 nampak dalam Jurnal Kas Masuk, Jurnal Kas Keluar dan Buku Besar
Kas Bank di bawah ini.
Transaksi mutasi kas yang tejadi selama bulan Desember 2007 sebagai
berikut :
Diterima pembayaran dari Toko Nusantara atas faktur no 207 senilai Rp
01-Des-07
50.8000.000,00 dengan BKM 402 dan slip setor bank no 203.
Dibayar hutang lepada Toko Samudra atas faktur no 112 senilai Rp
02-Des-07 41.500.000,00 dengan mendapat potongan Rp 830.000,00. Dibayar
dengan cek no 374.
Diterima pembayaran dari Toko Harum atas faktur no 210 senilai Rp
03-Des-07 48.700.000,00 dengan mendapat potongan Rp 487.000,00. BKM 403 dan
slip setor bank no 204.
Dibayar biaya angkut penjualan Rp 800.000,00 kepada PO. SBN. BKK no
04-Des-07
427 Cek no 375.
Diterima pembayaran dari UD. Makmur atas faktur no 211 senilai Rp
05-Des-07
62.400.000,00. BKM 403 dan slip setor bank no 204.

Dibayar hutang lepada Toko Merdeka atas faktur no 1284 senilai Rp


06-Des-07
38.700.000,00. Dibayar dengan cek no 376.
Dibayar hutang lepada UD. Arta Buana atas faktur no 222 senilai Rp
08-Des-07 24.175.000,00 dengan mendapat potongan Rp 483.500,00. Dibayar
dengan cek no 377.
Dibayar biaya angkut penjualan Rp 700.000,00 kepada PO. SBN. BKK no
09-Des-07
430 Cek no 378.
Diterima pembayaran dari Toko Harum atas faktur no 233 senilai Rp
10-Des-07 75.500.000,00 dengan mendapat potongan Rp 755.000,00. BKM 405 dan
slip setor bank no 206.
Diterima pembayaran dari Toko Nusantara atas faktur no 365 senilai Rp
11-Des-07 112.500.000,00 dengan mendapat potongan Rp 1.125.000,00. BKM 406
dan slip setor bank no 207.
Diterima pembayaran dari UD. Makmur atas faktur no 444 senilai Rp
11-Des-07 134.550.000,00 dengan mendapat potongan Rp 1.345.500,00. BKM 407
dan slip setor bank no 208.
Dibayar hutang lepada PD. Rajawali atas faktur no 994 senilai Rp
12-Des-07
19.625.000,00. Dibayar dengan cek no 379.
Dibayar hutang lepada Toko Samudra atas faktur no 312 senilai Rp
15-Des-07
300.400.000,00. Dibayar dengan cek no 380.
Diterima dari hasil penjualan tunai sebesar Rp 11.250.000,00. BKM
16-Des-07
no.408, slip setor bank 209.
19-Des-07 Dibayar biaya telpon Rp 670.000,00. BKK no 433, Cek no 381.
Diterima pembayaran dari Toko Nusantara atas faktur no 398 senilai Rp
22-Des-07
67.750.000,00. BKM 409 dan slip setor bank no 210.
Kas kecil diisi kembali Rp 1.309.000,00 untuk pengeluaran : Biaya
perlengkapan Rp 290.000,00, Biaya operasi kendaraan Rp 262.000,00,
27-Des-07
Biaya umum usa Rp 287.000,00, Biaya iklan Rp 320.000,00, Biaya air
dan listrik Rp 150.000,00
Buku Jurnal Penerimaan Kas
Buku Jurnal Pengeluaran Kas

Buku Besar Kas


C. Menyusun Laporan Rekonsiliasi Bank
1. Pengertian Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi bank adalah daftar transaksi dan jumlahnya yang
menyebabkan saldo kas yang dilaporkan pada laporan bank berbeda dengan
saldo kas pada pembukuan perusahaan. Rekonsiliasi laporan bank berguna
untuk mengecek ketelitian pencatatan dalam rekening kas dan catatan bank,
selain itu untuk mengetahui penerimaan atau pengeluaran yang belum
dicatat oleh perusahaan.
Dalam membuat rekonsiliasi laporan bank perlu diketahui bahwa
yang direkonsiliasikan adalah catatan perusahaan dan bank, sehingga harus
dibuat perbandingan antara keduanya agar dapat diketahui perbedaan-
perbedaan yang ada. Perbandingan ini dilakukan dengan cara debit rekening
kas dibandingkan dengan kredit catatan bank yang bisa dilihat laporan bank
kolom penerimaan, dan kredit rekening kas dibandingkan dengan debit
catatan bank yang bisa dilihat dari laporan bank kolom pengeluaran.
Biasanya laporan bank diterima bulanan dan akan direkonsiliasikan dengan
catatan kas.
Terdapat dua catatan kas dalam perusahaan yaitu:
a. Akun kas pada buku besar umum perusahaan.
b. Laporan bank, yang menunjukkan penerimaan dan pembayaran kas yang
dilakukan melalui bank.
Pembukuan dan pelaporan bank biasanya menunjukkan saldo kas
yang berlainan. Perbedaan karena adanya perbedaan waktu pencatatan
transaksi.
2. Dua Alasan diperlukan Penyusunan Rekonsiliasi Bank
Penyusunan rekonsiliasi bank sangat diperlukan dalam sebuah perusahaan
karena beberapa alasan yaitu:
a. Untuk mengetahui jumlah selisih saldo kas dari laporan bank yang saldo
kasnya berbeda pada pembukuan perusahaan.
b. Untuk mengetahui sebab-sebab apa saja sehingga dapat terjadinya selisih
saldo kas pada catatan bank dan perusahaan.
c. Cara agar kita dapat mengetahui saldo kas yang sama (benar) akibat dari
perbedaan saldo kas yang terjadi karena perbedaan catatan antara catatan
bank dan perusahaan.
Hal-hal yang menimbulkan perbedaan antara saldo menurut catatan kas
dengan saldo menurut laporan bank dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Elemen-elemen yang oleh perusahaan sudah dicatat sebagai
penerimaan uang tetapi belum dicatat oleh bank.
Contoh:
1) Setoran yang dikirimkan ke bank pada akhir bulan tetapi belum
diterima oleh bank sampai bulan berikutnya (setoran dalam
perjalanan/deposit in transit).
2) Setoran yang diterima oleh bank pada akhir bulan, tetapi dilaporkan
sebagai setoran bulan berikutnya, karena laporan bank sudah
terlanjur dibuat (setoran dalam perjalanan/deposit in transit).
3) Uang tunai yang tidak disetorkan ke bank (cash on hand).
4) Non Sufficient Check (NSC) yaitu cek yang tidak cukup dananya
untuk diuangkan.
b. Elemen-elemen yang sudah dicatat sebagai penerimaan oleh bank
tetapi belum dicatat oleh perusahaan.
Contoh:
1) Bunga yang diperhitungkan oleh bank terhadap simpanan, tetapi
belum dicatat dalam buku perusahaan (jasa giro).
2) Penagihan wesel oleh bank, sudah dicatat oleh bank sebagai
penerimaan tetapi perusahaan belum mencatatnya.
c. Elemen-elemen yang sudah dicatat oleh perusahaan sebagai
pengeluaran tetapi bank mencatatnya sebagai pengeluaran.
Contoh:
1) Cek-cek yang beredar (outstanding cheque) yaitu cek yang sudah
dikeluarkan oleh perusahaan dan sudah dicatat sebagai pengeluaran
kas tetapi oleh yang menerima belum diuangkan ke bank sehingga
bank belum mencatatnya sebagai pengeluaran.
2) Cek yang sudah ditulis dan sudah dicatat dalam jurnal pengeluaran
uang tetapi ceknya belum diserahkan kepada yang dibayar maka cek
tersebut belum merupakan pengeluaran oleh karena itu jurnal
pengeluaran kas harus dikoreksi pada akhir periode (cheque on
hand).
d. Elemen-elemen yang sudah dicatat oleh bank sebagai pengeluaran
tetapi belum dicatat oleh perusahaan.
Contoh:
1) Cek dari langganan yang ditolak oleh bank karena kosong tetapi
belum dicatat oleh perusahaan.
2) Bunga yang diperhitungkan atas overdraft (saldo kredit kas) tetapi
belum dicatat oleh perusahaan.
3) Biaya jasa bank yang belum dicatat oleh perusahaan.
Selain keempat hal di atas, perbedaan antara saldo kas dengan saldo kas
menurut laporan bank dapat terjadi akibat kesalahan-kesalahan yang terjadi
dalam catatan perusahaan maupun catatan bank. Untuk dapat membuat
rekonsiliasi laporan bank maka kesalahan-kesalahan yang ada harus
dikoreksi.
Rekonsiliasi bank dapat dibuat dalam 2 macam cara yang berbeda :
a. Rekonsiliasi Saldo Akhir, yang dapat dibuat dalam 2 bentuk :
b. Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo
yang benar.
c. Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas
d. Rekonsiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir, yang
bisa dibuat dalam 2 bentuk :
e. Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas (4 kolom)
f. Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo
yang benar (8 kolom).
3. Prosedur Rekonsiliasi Bank
Terdapat tahap-tahap dalam membuat rekonsiliasi bank. Berikut ini adalah
pos-pos yang tersaji dalam rekonsiliasi bank. Pos-pos itulah yang
menyebabkan perbedaan-perbedaan antara saldo bank dan saldo
pembukuan.
Tahap-tahap penyusunan rekonsiliasi Bank:
a. Mulailah dengan saldo yang tercantum dalam laporan bank dan dalam
rekening Kas perusahaan (saldo per buku)
b. Tambahkan atau kurangkan pada saldo per bank, hal-hal yg tercantum
pada pembukuan perusahaan tetapi tak tercantum dalam laporan bank.
c. Tambahkan setoran dalam perjalanan pada saldo per bank
d. Kurangkan cek dalam perjalanan dari saldo per bank
e. Tambahkan atau kurangkan pd saldo per buku, hal-hal yg tercantum
dalam laporan bank tetapi tak tercantum dlm pembukuan perusahaan
f. Tambahkan pada saldo per buku:
1) penerimaan kas langsung melalui bank
2) pendapatan bunga atas saldo giro di bank
g. Kurangkan pada saldo per buku:
1) biaya administrasi bank
2) biaya pencetakan cek
3) pengurangan yang telah dilakukan oleh bank lainnya (misal
pengurangan karena adanya pengambilan cek kosong atau cek yang
telah lewat waktu)
h. Hitunglah saldo per bank dan saldo per buku yg telah disesuaikan, saldo
keduanya harus sama.
i. Buatlah jurnal untuk setiap hal yang tercantum pada butir 3, yaitu hal
yang tercantum pada sisi per buku dalam rekonsiliasi bank.
j. Perbaiki semua kesalahan pembukuan perusahaan, dan sampaikan
pemberitahuan ke bank jika bank melakukan kesalahan.
3.1 Sisi Bank dari Rekonsiliasi
a. Pos-pos yang ada dalam sisi Bank adalah:
b. Setoran dalam perjalanan (deposits in transit atau Outstanding
deposits).Anda telah mencatat setoran tersebut, tetapi bank belum
mencatatnya. Tambahkan setoran dalam perjalan itu.
c. Cek yang beredar (Outstanding cheks). Anda telah mencatat cek-cek
tersebut, tetapi bank belum membayaranya. Kurangi cek yang beredar.
d. Kesalah Bank (Bank Errors). Mengoreksi semua kesalahan bank pada
sisi bank dari rekonsiliasi.
Contoh:
Catatan Kas In Motion T-Shirt
Buku Besar Umum:
AKUN KAS
Tanggal Pos Debet Kredit Saldo
2007
01-Jan Saldo 6.550
02-Jan Penerimaan Kas 1.150 7.700
07-Jan Penerimaan Kas 190 7.890
31-Jan Pembayaran Kas 6.150 1.740
31-Jan Penerimaan Kas 1.600 3.340

Pembayar Kas:
No.Cek Jumlah No.Cek Jumlah
332 $ 3.000 337 $280
333 510 338 320
334 100 339 250
335 100 340 490
336 1.100 Total $6.150
3.2 Sisi Pembukuan dari Rekonsiliasi
Pos-pos yang disajikan dalam sisi pembukuan adalah:
a. Penagihan melalui bank (bank collections). Penagihan melalui bank
adalah penerimaan kas yang telah dicatat bank dalam rekening anda.
Namun anda belum mencatat penerimaan kas tersebut.
b. Transfer dana elektroniks (elektronic funds transfer). Bank mungkin
menerima atau membayar kas atas nama anda. EFT mungkin berupa
penerimaan kas atau pembayaran kas. Tambahkan penerimaan melalui
EFT dan kurangi prmbayaran melalui EFT
c. Beban Jasa (service charge). Pembayaran kas ini merupakan fee bank
karena telah memproses transaksi anda. Kurangi beban jasa.
d. Pendapatan bunga atas rekening (interest revenue on your checking
account).anda memperoleh bunga jika anda menyimpan sejumlah kas di
rekening anda. Laporan bank memberi tahu anda tentang penerimaan kas
ini. Tamabhkan pendapatn bunga.
e. Cek kosong (nonsufficient fund (NSF) cheks) Adalah penerimaan kas
anda sebelumnya tidak memiliki nilai. Cek kosong diperlukan sebagai
pembayaran kas dalam rekonsiliasi bank anda. Kurangi cek kosong.
f. Biaya pencetakan cek (cost of printed cheks).kas ini ditangani seperti
beban jasa. Kurangi biaya ini.
g. Kesalahan pembukaan (Book errors). Mengorekis semua kesalahan
pembukaan pada sisi pembukaan dari rekonsiliasi.
3.3 Contoh Rekonsilisasi Bank
a. Pos-pos yang Diskorensilisasi
Sisi Bank
1) Setoran dalam perjalanan, $1.600
2) Kesalahan Bank: Bank mengurangi $100 atas sebuah cek yang ditulis
oleh perusahaan lain. Tambahkan $100 ke saldo Bank.
3) Cek yang beredar total sebesar $1.340
No.Cek Jumlah
337 $280
338 320
339 250
340 490
Sisi Pembukuan
1) Penerimaan melaluai EFT atas pendapatan sewa anda, $900.
2) Penagihan melalui bank atas wesel tagih anda, $2.100
3) Pendapataan bunga yang diperoleh atas saldo bank anda, $30
4) Keselahan pembukuan: Anda mencatat cek no. 333 sebesar $510.
Jumlah sebenarnya anda bayarkan kepada Brown Company atas kredit
adalah $150. Tambahkan $360 ke saldo pembukuan anda.
5) Beban jasa Bank $ 20
6) Cek kosong dari L.Ross, $50. Kurangi $50 dari saldo pembukuan
anda
7) Pembayaran melalui EFT untuk beban asuransi, $400.
IN MOTTION T-SHIRTS
Rekonsiliasi Bank
31 Januari 2007
Bank Pembukaan
Saldo, 31 $5.900 Saldo, 31 Januari $3.340
Januari
Ditambah: Ditambah:
1. Setoran dalam 1.600 4.Penerimaan melalui EFT 900
perjalanan atas pendapatn sewa
2. Koreksi 100 5. Penagihan melalui bank 2.100
Kesalahan Bank atas wesel tagih
7.600 6. Pendapatan bunga yang 30
dipetoleh atas saldo bank
7. Koreksi kesalahan 360
pembukuan lebih saji
cek no.333
6.730
Dikurangi:
3. Cek yang
beredar
No.337 $280 Dikurangi:
No.338 320 8. Beban Jasa $20
No.339 250 9. Cek Kosong 50
No.340 490 (1.340) 10. Pembayaran melalui 400 (470)
EFT untuk beban asuransi

Saldo bank $6.260 Saldo bank yang $6.260


yang disesuaikan
disesuaikan

b. Ikhtisar Berbagi Pos yang Direkonsiliasi


Saldo Bank
1) Ditambah setoran dalam perjalanan
2) Dikurangi cek-cek yang beredar
3) Ditambah atau dikurangi koreksi kesalahan bank
Saldo Pembukuan
1) Ditambah penagihan melalui bank, pendapatan bunga, dan
penerimaan melalui EFT.
2) Dikurangi beban jasa, cek kosong, dan pembayaran melalui EFT.
3) Ditambah atau dikurangi koleksi kesalahan pembukuan.
3.4 Menjurnal Transaksi dari Rekonsiliasi
Rekonsiliasi bank merupakan sarana bagi akuntan yang terpisah dari jurnal
dan buku besar. Rekonsiliasi bank tidak memperhitungkan transaksi dalam
jurnal. Untuk mencatat transaksi ke dalam akun dan membuat ayat jurnal
dan memposting ke buku besar. Semua pos pada sisi pembukuan dari
rekonsiliasi bank memerlukan ayat jurnal.
4 31-Jan Kas 900
Pendapatan sewa 900
menerima sewa bulanan
5 31-Jan Kas 2.100
Wesel Tagih 2.100
Wesel tagih yang ditagih oleh bank
6 31-Jan Kas 30
Pendapatan Bunga 30
Bunga yang diperoleh atas saldo
bank
7 31-Jan Kas 360
Utang Usaha Brown Co 360
Koreksi cek no.333
8 31-Jan Beban Rupa-rupa 20
Kas 20
Beban jasa bank
9 31-Jan Piutang Usaha L Ross 50
Kas 50
Cek Kosong yang dikembalikan
oleh bank
10 31-Jan Beban Asuransi 400
Kas 400
Pembayaran asuransi bulanan

Contoh kasus lain dalam penyusunan metode penyusunan rekonsiliasi


bank:
Pt. Doremi menyimpan dananya di Bank Dana Asia (BDA) cabang Jak-sel. Pada
awal bulan Februari 2006, saat menerima rekening koran dari Bank Dana Asia,
akuntan PT.Doremi melihat perbedaan antara saldo kas di bank menurut
catatanya dengan saldo kas menurut rekening koran. Menurut catatannya, saldo
kas pada akhir Januari 2006 adalah sebesar Rp 45.500.00, sedangkan menurut
rekening koran Bank Dana Asia adalah sebesar Rp 54.400.000.
Setelah selusuri, akuntan perusahaan tersebut menemukan beberapa informasi
tambahan yang terkait dengan perbedaan saldo tersebut, yaitu:
15. Setoran kas ke bank tanggal 31 Jnauari 2006 sebesar Rp 15.200.000, belum
dicatat oleh bank.
16. Tagihan Pt.Doremi kepada Pt.KLM di Surabay sebesar Rp 9.600.000, yang
dilakukan Bank Dana Asia telah berhasil dan Pt.Doremi belum mengetahui.
17. Pendapatan bunga Bank sebesar Rp 1.200.000 belum dicatat Pt.Doremi
18. Beban Administrasi Bnak sebesar Rp 300.000. belum dicatat Pt.Doremi
19. Cek yang diterima Pt.Doremi pada tanggal 25 Januari yang lalu dari
Pt.DingDong sebesar Rp 4.000.000. ternyata tidak ada dananya.
20. Cek yang telah dikeluarkan Pt.Doremi pada akhir bulan Januari yang lalun
sebesar Rp 13.600.000 ternyata oleh pemegangnya beluum dicairkan.
21. Cek sebesar Rp 7.500.000 yang diterima Pt.Doremi dari Pt. Mifasol sebagai
pembayaran piutang pada bulan Januari yang lalu, di catat oleh akuntan
Pt.Doremi sebesar Rp 2.500.000
22. Cek sebesar Rp 3.500.000 yang dikeluarkan oleh Pt. Doremi pada
pertengahan bulan Januari yang lalu untuk membayar beban perbaikan
kendaraan, oleh akuntan perusahaan dicatat sebesar Rp 2.500.000.
Berdasarkan data diatas, jika dibuat rekonsiliasi bank menghasilkan perhitungan
seperti berikut ini:
Rekonsiliasi Bank
Saldo kas menurut perusahaan 45.500.000
Ditambah:
a. Penagihan piutang oleh Bank 9.600.000
b. Pendapatan bunga Bank 1.200.000
c. Kesalahn Pencatatan 5.000.000
15.800.000
Dikurangi:
a. Beban administrasi Bank 300.000
b. Cek kosong 4.000.000
c. Kesalahn Pencatatan 1.000.000
(5.300.000)
Saldo yang benar 56.000.000

Saldo kas menurut Bank 54.400.000


Di tambah:
a. Setoran dalam perjalanan 15.200.000
15.200.000
Dikurangi:
a. Cek Beredar 13.600.000
(13.600.000)
Saldo yang Benar 56.000.000

Itu berarti, saldo yang benar, baik menurut perusahaan maupun menurut
bank adalah sebesar Rp. 56.000.000, dan setelah diketahui saldo yang benar,
maka harus dibuat jurnal penyesuaian berdasarkan perhitungan di atas. Untuk
membuta jurnal penyesuaian, cukup di perhatikan sisi perusahaan saja
Dari kasus di atas, maka jurnal penyesuaian yang diperlukan adalah
sebagai berikut:
1. Mencatat penagihan piutang perusahaan yang dilakukan oleh bank:
Kas 9.600.000
Piutang 9.600.000

1. Untuk mencatat penerimaan pendapatan dari simpanan giro di bank:


Kas 1.200.000
Piutang 1.200.000

1. Koreksi atas kesalahan pencatatn penerimaan cek:


Kas 5.000.000
Piutang 5.000.000

1. Mencari pembenanan beban administrasi bank:


Beban Administrasi 300.000
Kas 300.000

1. Mencatat gagalnya pencairan cek akibat tidak ada dana:


Piutang 4.000.000
Kas 4.000.000

1. Koreksi atas kesalahan pembayaran beban tertentu dengan cek:


Beban Perbaikan
Kendaran 1000.000
Kas 1000.000

3.5 Prosedur Rekonsiliasi Bank


Setelah menerima Rekening Koran dari bank, pihak perusahaan akan
membandingkan saldo kas bank menurut peusahaan dengan menurut
rekening koran bank. Jika terdapat perbedaan, perusahaan harus segera
menyampaikan laporan rekonsiliasi bank kepada bank yang bersangkutan
dalam jangka waktu tertentu. Seandainya perusahaan tidak menyampaikan
laporan rekonsiliasi kepada bank, maka pihak bank akan menganggap saldo
menurut bank sudah benar.. Untuk itu, biasanya perusahaan akan segera
melakukan rekonsiliasi bank jika terdapat perbedaan saldo dan dilakukan
oleh petugas yang tidak terlibet dalam pengelolaan kas.
Langkah selanjutnya setelah diketahui adanya perbedaan saldo adalah
melakukan identifikasi penyeban timbulnya perbedaan saldo kas. Secara
umum yang dapat menyebabkan perbedaan saldo kas menurut perusahaan
dengan saldo menurut rekening koran serta pengaruhnya terhadap saldo
sebelum rekonsiliasi sebagai berikut :
1. Mempengaruhi saldo perusahaan :
a. Menambah saldo perusahaan :
1) Penerimaan yang telah dicatat oleh bank tetapi belum dicatat oleh
perusahaan, misalnya :
a) Hasil inkaso bank
b) Jasa Giro
c) Transfer bank
2) Kesalahan perusahaan mencatatan pengeluaran perusahaan terlalu
besar
3) Kesalahan perusahaan mencatatan penerimaan perusahaan terlalu
kecil.
b. Mengurangi saldo perusahaan
1) Pengeluaran yang sudah dicatat oleh bank tetapi belum dicatat oleh
perusahaan, misalnya :
a) Biaya administrasi bank
b) Cek ditempat
2) Kesalahan perusahaan mencatat pengeluaran terlalu kecil
3) Kesalahan perusahaan mencatatan penerimaan perusahaan terlalu
besar.
4) Setoran cek tidak cukup dana / cek kosong.
2. Mempengaruhi saldo bank :
a. Menambah saldo bank :
1) Setoran atau penerimaan perusahaan yang sudah dicatat oleh
perusahaan tetapi belum dicatat bank, misalnya :
a) Setoran dalam proses
b) Penerimaan tagihan belum disetor ke bank
2) Kesalahan bank mencatat pengeluaran perusahaan terlalu besar.
3) Kesalahan bank mencatat penerimaan perusahaan terlalu kecil.
b. Mengurangi saldo bank :
1) Pengeluaran yang sudah dicatat oleh perusahaan tetapi belum dicatat
oleh bank, misalnya :
a) Cek dalam peredaran
2) Kesalahan bank mencatat pengeluaran perusahaan terlalu kecil.
3) Kesalahan bank mencatat penerimaan perusahaan terlalu besar.
Penyebab perbedaan rekonsiliasi bank sekaligus jawaban atas pertanyaan
mengapa perusahaan perlu melakukan rekonsiliasi bank adalah sebagai berikut :
1. Kredit Bank
Penagihan atau deposito oleh bank untuk kepentingan nasabah yang tidak
diketahui oleh nasabah sampai penerimaan rekening koran. Contohnya
adalah penagihan wesel untuk nasabah dan bunga yang dihasilkan pada
rekening giro yang berbunga.
2. Setoran dalam perjalanan.
Setoran kas akhir bulan yang dicatat pada buku penyetor dalam satu bulan,
diterima dan dicatat oleh bank dalam bulan berikutnya
3. Beban-beban bank.
Beban-beban yang dicatat oleh bank terhadap saldo nasabah untuk pos-pos
seperti biaya pelayanan bank, penulisan cek, cek kosong (Not SuÜcient
Fund/NSF) dan sewa kotak penyimpanan setoran. Nasabah mungkin tidak
menyadari adanya beban-beban ini sampai ada penerimaan laporan rekening
Koran.
4. Kesalahan bank atau nasabah
Kesalahan baik di pihak bank ataupun di pihak nasabah mengakibatkan saldo
bank tidak sama dengan saldo buku nasabah.
5. Cek-cek yang masih beredar.
Merupakan cek-cek yang ditulis oleh penyetor dicatat ketika dituliskan,
tetapi belum dicatat atau belum di clear-kan oleh bank sampai pada bulan
berikutnya.
Jadi perbedaan antara catatan kas nasabah (penyetor) dan catatan bank
adalah hal yang biasa dan memang sudah diperkirakan sebelumnya. Karenanya,
keduanya harus direkonsiliasikan untuk menentukan sifat dari perbedaan
diantara kedua jumlah tersebut
Contoh Rekonsiliasi Bank dan Penyelesaiannya
Berikut ini adalah contoh soal rekonsiliasi bank dan jawabannya yang
memuat contoh perhitungan rekonsiliasi bank / contoh rekonsiliasi bank dan
jurnalnya.
Sebagai ilustrasi, berikut adalah pembukuan Zelda Company yang
memperlihatkan saldo kas perusahaan di Bank Amanah per 31 Juli 2005 sebesar
$20.502. Laporan bank yang mencakup bulan Juli memperlihatkan saldo akhir
sebesar $22.190. Pemeriksaan atas catatan akuntansi pada Zelda Company dan
Laporan bank bulan Juli ditemukan pos-pos rekonsiliasi sebagai berikut :
1. Setoran sebesar $3.680 yang diposkan tanggal 31 Juli belum tampak dalam
laporan rekening koran (bank statement).
2. Cek-cek yang ditulis pada bulan Juli tetapi belum dibebankan ke rekening
koran bulan Juli adalah :
Cek #7372 $150
Cek #7348 4.820
Cek #7349 31
3. Zelda belum mencatat bunga $600 yang ditagih oleh bank Amanah pada
tanggal 20 Juli atas obligasi Farras Co. untuk Zelda Co.
4. Beban jasa bank sebesar $18 belum dicatat pada buku Zelda.
5. Salah satu cek pelanggan Zelda sebesar $20 dikembalikan dengan rekening
Koran dan ditandai “NSF”. Bank memperlakukan cek kosong ini sebagai
pengeluaran
6. Zelda mencatat bahwa cek dengan nomor #7322 sebesar $131 yang ditulis
bulan Juli untuk pembayaran sebuah hutang dagang, dicatat secara tidak
benar dalam bukunya dengan jumlah $311. 7. Sebuah cek untuk Zaldy
Company yang berjumlah $175 telah salah dibebankan kepada Zelda Co.
Untuk dapat menentukan berapa saldo yang kas benar dapat dihitung dengan
menggunakan kertas kerja rekonsiliasi sebagai berikut :

Rekonsiliasi antara saldo bank dan pembukuan dengan saldo kas yang benar
sebesar $21,044 akan terlihat dalam kertas kerja di atas.
Jurnal Penyesuaian Rekonsiliasi Bank
Jurnal penyesuaian rekonsiliasi bank atau jurnal koreksi dalam rekonsiliasi bank
untuk pembukuan Zelda Company pada awal Agustus 2005 diambil dari pos-pos
pada bagian “Saldo per buku”. Ayat jurnal penyesuaian rekonsiliasi banknya
adalah sebagai berikut :
Kas 600
Pendapatan bunga 600
Kas 180
Hutang Usaha 180

Beban kantor – Beban bank 18


Kas 18
Piutang Usaha 220
Kas 220
Setelah ayat jurnal ini dibukukan atau diposting, perkiraan kas Zelda akan
memiliki saldo $21,044. Zelda juga harus mengembalikan cek Zaldy Company
kepada Bank Amanah dan memberitahu bank tentang kesalahan itu
Ada empat bentuk rekonsiliasi bank dalam akuntansi, diantaranya adalah :
1. Rekonsiliasi Bank Bentuk Vertikal (Report Form)
Bentuk vertikal bisa disusun secara betingkat. Bagian atas untuk rekonsiliasi
saldo kas, sedangkan bagian bawah untuk rekonsiliasi saldo rekening koran.
Contoh Rekonsiliasi Bank Bentuk Vertikal
Berikut ini contoh rekonsiliasi bank bentuk vertikal :
2. Rekonsiliasi Bank Bentuk Skontro (Account Form)
Bentuk skontro disusun secara sebelah-menyebelah. Sebelah kiri untuk
rekonsiliasi saldo kas, sedangkan sebelah kanan untuk rekonsiliasi saldo
rekening koran.
Contoh Rekonsiliasi Bank Bentuk Skontro
Berikut ini contoh rekonsiliasi bank bentuk skontro :

3. Rekonsiliasi Bank 4 Kolom


Rekonsiliasi bank 4 kolom adalah suatu bentuk penyajian rekonsiliasi bank
dengan tabel yang sebenarnya terdiri dari 5 kolom, namun hanya ada 4
kolom nominal mutasi.
Contoh Rekonsiliasi Bank 4 Kolom
Berikut ini contoh bentuk rekonsiliasi bank 4 kolom :

4. Rekonsiliasi Bank 8 Kolom


Rekonsiliasi bank 8 kolom adalah suatu bentuk penyajian rekonsiliasi bank
dengan tabel yang sebenarnya terdiri dari 9 kolom, namun hanya ada 8
kolom nominal mutasi.
Contoh Rekonsiliasi Bank 8 Kolom
Berikut ini contoh bentuk rekonsiliasi bank 8 kolom :

D. Membukukan Penyesuaian Kas Bank


....
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kas adalah aktiva yang paling likuid karena merupakan media pertukaran. Kas
mudah disembunyikan dan relatif mudah dicuri. Akibatnya, sebagian besar
perusahaan menciptakan pengendalian khusus untuk kas yaitu dengan
menyimpan kas dalam rekening bank dimana dokumen yang digunakan untuk
mengendalikan rekening bank salah satunya dengan menggunakan sistem
rekonsiliasi bank.
Rekonsiliasi bank adalah suatu daftar yang berisi penyebab perbedaan selisih
saldo kas antara catatan perusahaan dan catatan bank. Sering kali terjadi selisih
antara saldo kas menurut catatan akuntan perusahaan dan saldo kas menurut
rekening koran bank. Jika terjadi selisih, maka harus dicari penyebabnya agar
saldonya sama.

Anda mungkin juga menyukai