DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Akuntansi Beban dan Belanja”
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen pada
Bidang Studi/Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Daerah. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Akuntansi Keuangan Daerah, bagi para
pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu dosen bidang studi/mata kuliah
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Kendari, 22 Maret2022
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................5
C.Tujuan Penulisan.............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan...............................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................54
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
B. Perumusan Masalah
Berikut rumusan masalah dalam makalah akuntansi beban dan belanja ini :
1. Jelaskan definisi beban dan belanja?
2. Jelaskan klasifikasi beban dan belanja?
3. Bagaimana bentuk pengakuan beban dan belanja?
4. Bagaimana pengukuran beban dan belanja?
5. Bagaimana penilaian beban dan belanja?
6. Bagaimana penyajian dan pengungkapan beban dan belanja?
7. Bagaimana prosedur akuntansi belanja dan beban di SKPD?
8. Bagaimana prosedur akuntansi belanja dan beban di PPKD?
C. Tujuan Penulisan
Berikut tujuan penulisan dalam makalah akuntansi beban dan belanja ini :
1. Memahami definisi beban dan belanja.
2. Memahami klasifikasi beban dan belanja.
3. Memahami bentuk pengakuan beban dan belanja.
4. Memahami pengukuran beban dan belanja.
5. Memahami penilaian beban dan belanja.
6. Memahami penyajian dan pengungkapan beban dan belanja.
7. Memahami prosedur akuntansi belanja dan beban di SKPD.
8. Memahami prosedur akuntansi belanja dan beban di PPKD.
BAB II
PEMBAHASAN
Belanja Pegawai
Menurut PMK Nomor 112 Tahun 2012, belanja pegawai adalah:
“kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang atau barang, yang harus
dibayarkan kepada pegawai pemerintah dalam maupun luar negeri baik kepada
Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pegawai yang dipekerjakan oleh
pemerintah yang belum berstatus PNS dan/atau non-PNS sebagai imbalan atas
pekerjaan yang telah dilaksanakan dalam rangka mendukung tugas fungsi unit
organisasi pemerintah, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentuk-an
modal dan/atau kegiatan yang mempunyai output dalam kategori belanja barang.
Belanja Pegawai ini terdiri dari belanja gaji dan tunjangan, belanja
honorarium/lembur/tunjangan khusus & belanja pegawai transito, dan belanja
kontribusi sosial.
Belanja barang
Belanja barang adalah pengeluaran untuk pembelian barang dan/atau jasa
yang habis pakai untuk memproduksi barang dan/atau jasa yang dipasarkan maupun
yang tidak dipasarkan dan pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan
atau dijual kepada masyarakat/pemerintah daerah (pemda) termasuk transfer uang
di luar criteria belanja bantuan sosial serta belanja perjalanan. Dalam pengertian
belanja tersebut termasuk honorarium dan vakasi yang diberikan dalam rangka
pelaksanaan kegiatan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa. Belanja barang ini
terdiri dari belanja barang (operasional dan non-operasional), belanja jasa, belanja
pemeliharaan, belanja perjalanan, belanja Badan Layanan Umum (BLU), serta
belanja barang untuk diserahkan kepada masyarakat/pemda (PMK Nomor 112
Tahun 2012). Belanja barang dapat dibedakan menjadi:
a) Belanja barang dan jasa
Belanja barang dan jasa merupakan pengeluaran yang antara lain
dilakukan untuk membiayai keper-luan kantor sehari-hari, pengadaan barang yang
habis pakai seperti alat tulis kantor, pengadaan / penggantian inventaris kantor,
langganan daya dan jasa, lain-lain pengeluaran untuk membiayai pekerjaan yang
bersifat non-fisik dan secara langsung menunjang tugas pokok dan fungsi
kementerian / lembaga, pengadaan inventaris kantor yang nilainya tidak
memenuhi batas minimal kapitalisasi yang diatur oleh pemerintah pusat dan
pengeluaran jasa non-fisik seperti pengeluaran untuk biaya pelatihan dan
penelitian.
b) Belanja pemeliharaan
Belanja pemeliharaan menurut buletin teknis nomor 04 adalah
pengeluaran yang dimaksudkan untuk mempertahankan aset tetap atau aset
lainnya yang sudah ada ke dalam kondisi normal tanpa memperhatikan besar
kecilnya jumlah belanja. Belanja pemeliharaan meliputi antara lain pemeli-haraan
tanah, pemeliharaan gedung dan bangunan kantor, rumah dinas, kendaraan
bermotor dinas, perbaikan peralatan dan sarana gedung, jalan, jaringan irigasi,
peralatan mesin, dan lain-lain sarana yang berhubungan dengan
penyelenggaraan peme-rintahan.
c) Belanja perjalanan dinas.
Belanja perjalanan dinas adalah pengeluaran yang dilakukan untuk
membiayai perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi, dan jabatan.
Rencana pengeluaran untuk perjalanan dinas yang tidak terkait langsung dengan
pembelian aset tetap/aset tidak berwujud, misalnya perjalanan dinas untuk
membeli barang persediaan, harus dianggarkan sebagai belanja barang dalam
DIPA. Selanjutnya, realisasi belanja tersebut disajikan di LRA sebagai belanja
barang dan menambah nilai persediaan yang dibeli. Akan tetapi, rencana
pengeluaran untuk perjalanan dinas dalam rangka melakukan transaksi pembelian
asset tetap harus dianggarkan sebagai belanja modal dalam DIPA, realisasinya
disajikan di LRA sebagai belanja modal dan menambah nilai aset tetap yang
dibeli.
Belanja bunga
Belanja bunga adalah pengeluaran pemerintah untuk pembayaran
bunga (interest) atas kewajiban penggunaan pokok utang (principal
outstanding) yang dihitung berdasarkan posisi pinjaman jangka pendek atau
jangka panjang.
Belanja subsidi
Belanja subsidi adalah pengeluaran pemerintah yang diberikan kepada
perusahaan/lembaga yang memproduksi, menjual, mengekspor, atau
mengimpor barang dan jasa untuk memenuhi hajat hidup orang banyak,
dengan tujuan untuk membantu biaya produksi mereka agar harga jual
produk/jasa yang dihasilkan dapat dijangkau oleh masyarakat.
Perusahaan/lembaga yang dimaksud bisa berupa BUMN/ BUMD
maupun perusahaan swasta.
Belanja Hibah
Belanja Hibah adalah belanja pemerintah dalam bentuk uang/barang
atau jasa yang dapat diberikan kepada pemerintah negara lain, organisasi
internasional, pemerintah pusat/daerah, perusahaan negara/daerah, kelompok
masyarakat, atau organisasi kemasyarakatan yang secara spesifik telah
ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak
secara terus menerus kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-
undangan (Bultek 13: 23).
Belanja Bantuan sosial
Belanja Bantuan Sosial (Bultek 10:12) adalah transfer uang atau barang
yang diberikan oleh Pemerintah Pusat/Daerah kepada masyarakat guna
melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial. Transfer
uang/barang/jasa tersebut memiliki ketentuan sebagai berikut
a) Dapat langsung diberikan kepada masyarakat dan/ atau lembaga
kemasyarakatan termasuk di dalamnya bantuan untuk lembaga non-
pemerintah bidang pendidikan dan keagamaan.
b) Bersifat sementara atau berkelanjutan.
c) Ditujukan untuk mendanai kegiatan rehabilitasi sosial, perlindungan
sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, penanggulangan kemiskin-an
dan penanggulangan bencana.
d) Bertujuan untuk meningkatkan taraf kesejah-teraan, kualitas,
kelangsungan hidup, dan memu-lihkan fungsi sosial dalam rangka
mencapai kemandirian sehingga terlepas dari risiko sosial.
e) Diberikan dalam bentuk: bantuan langsung; penyediaan aksesibilitas;
dan/atau penguatan kelembagaan.
f) Risiko sosial menurut Bultek 10 adalah “kejadian atau peristiwa yang
dapat menim-bulkan potensi terjadinya kerentanan sosial yang ditanggung
oleh individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat sebagai dampak
krisis sosial, krisis ekonomi, krisis politik, fenomena alam dan bencana
alam yang jika tidak diberikan belanja bantuan sosial, masyarakat akan
semakin terpuruk dan tidak dapat hidup dalam kondisi wajar.”
2) Belanja modal
Menurut PSAP Nomor 02 Paragraf 37, belanja modal adalah pengeluaran
anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih
dari satu periode akuntansi. Belanja modal meliputi antara lain belanja modal
untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan mesin; jalan, irigasi
dan jaringan, dan aset tak berwujud.
Berikut adalah klasifikasi belanja dalam LRA menurut PSAP Nomor 02 Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dan kewenangan atas belanja tersebut:
*) Hibah dan bantuan sosial berupa uang merupakan kewenangan PPKD, sedangkan
hibah barang dan jasa serta bantuan sosial berupa barang merupakan kewenangan
C. Pengakuan Beban dan Belanja
SKPD.
Menurut PSAP Nomor 12 tentang akuntansi beban dalam Peraturan Pemerintah Nomor
71 Tahun 2010, beban diakui pada saat:
1) Timbulnya kewajiban
Saat timbulnya kewajiban adalah saat terjadinya peralihan hak dari pihak lain
ke pemerintah tanpa diikuti keluarnya kas dari kas umum daerah. Contohnya tagihan
rekening telepon dan rekening listrik seperti yang tertulis di atas.
2) Terjadinya konsumsi aset
Terjadinya konsumsi aset adalah saat pengeluaran kas kepada pihak lain yang
tidak didahului timbulnya kewajiban dan/atau konsumsi aset nonkas dalam kegiatan
operasional pemerintah.
3) Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa
Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa terjadi pada saat
penurunan nilai aset sehubungan dengan penggunaan aset bersangkutan/berlalunya
waktu. Contohnya adalah penyusutan atau amortisasi.
Menurut PSAP Nomor 02 tentang akuntansi belanja dalam Peraturan Pemerintah Nomor
71 Tahun 2010, belanja diakui pada saat:
1) Terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah untuk seluruh transaksi di
SKPD dan PPKD setelah dilakukan pengesahan definitif oleh fungsi BUD untuk
masing-masing transaksi yang terjadi di SKPD dan PPKD.
2) Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh pengguna anggaran
setelah diverifikasi oleh PPK-SKPD.
3) Dalam hal badan layanan umum, belanja diakui dengan mengacu pada peraturan
perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum.
Dalam rangka pencatatan atas pengakuan beban dapat menggunakan dua pendekatan
yaitu:
1) Metode pendekatan Beban Dimana setiap pembelian barang dan jasa akan
diakui/dicatat sebagai beban jika pembelian barang dan jasa itu dimaksud untuk
digunakan atau konsumsi segera mungkin.
2) Metode pendekatan Aset Dimana setiap pembelian barang dan jasa akan
diakui/dicatat sebagai persediaan jika pembelian barang dan jasa itu dimaksud untuk
digunakan dalam satu periode anggaran atau untuk sifatnya berjaga jaga.
Beban dinilai sebesar akumulasi beban yang terjadi selama satu periode pelaporan
dan disajikan pada laporan operasional sesuai dengan klasifikasi ekonomi (line item).
Belanja dinilai sebesar nilai tercatat dan disajikan pada laporan realisasi anggaran
berdasarkan belanja langsung dan tidak langsung.
Berikut adalah klasifikasi belanja dalam format APBD menurut Permendagri Nomor
13 Tahun 2006:
Uraian Dokumen
Belanja Tidak Langsung
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Surat Keputusan Kepala
Provinsi/Kabupaten/KotaDan Daerah/SP2D/Dokumen yangdipersamakan
Belanja Langsung
Belanja pegawai Daftar Honor/SP2D
Belanja barang dan jasa Dipersamakan
BAST/SP2D/Dokumenyang dipersamakan
Belanja modal BAST/SP2D/Dokumenyang dipersamakan
Berikut adalah klasifikasi belanja dalam LRA menurut PSAP Nomor 02 Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dan kewenangan atas belanja tersebut:
Uraian Dokumen
BelanjaOperasi
Belanja Pegawai Daftar Gaji/SP2D/Dokumen yang dipersamakan
BelanjaBarang BAST/SP2D/Dokumenyang dipersamakan
Hibah(Uang, barangdanJasa)*) NPHD/SP2D/Dokumenyang dipersamakan
Bantuan Sosial (uangdan barang)*) Surat Keputusan Kepala Daerah
BelanjaModal /SP2D/Dokumenyang dipersamakan
BelanjaTanah Sertifikat/BAST/SP2D/Dokumen yang Dipersamakan
Belanja PeralatandanMesin BAST/SP2D/Dokumen yang dipersamakan
BelanjaGedungdanBangunan BAST Pekerjaan/SP2D/Dokumen yang Dipersamakan
BelanjaJalan,Irigasi, danJaringan BAST Pekerjaan/SP2D/Dokumen yang Dipersamakan
BelanjaAset tetaplainnya BAST/SP2D/Dokumen yang dipersamakan
BelanjaAsetLainnya BAST/SP2D/Dokumen yang dipersamakan
3) Jurnal Standar
a. Beban dan Belanja Pegawai
Beban dan Belanja pegawai yang pembayarannya melalui mekanisme LS
dimana pembayaran tersebut langsung ditransfer ke rekening masing-masing
PNSD
Jurnal LO dan Neraca
Nomor Kode Debit Kredit
Tangga Bukti Rekening Uraian
l
Beban Gaji XXX
XXX Pokok
XXX XXX
XXX XXX
RK-
PPKD
Jurnal LRA
Nomor Kode
Tanggal Bukti Rekening Uraian Debit Kredit
XXX Belanja Gaji XXX
XXX XXX Pokok
XXX
XXX Perubahan SAL
Jurnal LRA
Nomor Kode
Tanggal Bukti Rekening Uraian Debit Kredit
XXX Belanja Gaji Pokok XXX
XX XXXXX
XXX Perubahan SAL XXX
Contoh Transaksi
Pada tanggal 1 Februari 2012 Bendahara Pengeluaran SKPD Kabupaten ABC melakukan
pembayaran atas Beban dan Belanja pegawai melalui mekanisme LS sebesar Rp 7.000.000
dimana pembayaran beban dan belanja langsung ditransfer ke rekening masing masing PNS.
Berdasarkan SP2D LS beban dan belanja pegawai, maka PPK-SKPD akan mencatat dalam
jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Uraian Debit Kredit
Rekening
SP2D/Daftar 9.1.1.01.01 Beban Gaji 7.000.000
01/02/2012 Gaji/Dokumen Pokok
yang 3.1.3.01.01 RK PPKD 7.000.000
Dipersamakan
Jurnal LRA:
Tanggal Nomor Bukti Kode Uraian Debit Kredit
Rekening
SP2D/Daftar 5.1.1.01.01 Belanja Gaji 7.000.000
01/02/2012 Gaji/Dokumen Pokok
yang 0.0.0.00.00 Perubahan 7.000.000
Dipersamakan SAL
Jika Beban dan Belanja pegawai pada tanggal yang sama yang mana pembayarannya
melalui mekanisme LS sebesar Rp 7.000.000 serta pembayaran ditransfer ke Rekening
Bendahara Pengeluaran kemudian oleh bendahara pengeluaran melakukan pembayaran
ke masing-masing PNS. Berdasarkan SP2D LS beban dan belanja pegawai, PPK-SKPD
akan melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
Belanja Uang
XXX XXX XXX Lembur PNS XXX
XXX Perubahan SAL XXX
Contoh Transaksi
Pada Tanggal 5 Februari 2012 Beban dan Belanja pegawai (misalnya untuk pembayaran
lembur) SKPD Kabupaten ABC yang pembayarannya melalui mekanisme UP/GU/TU sebesar
Rp 3.000.000 serta pembayaran dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran ke masing-masing
PNS. Berdasarkan pembayaran tersebut PPK-SKPD akan melakukan pencatatan dalam jurnal
sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Uraian Debit Kredit
Rekening
Daftar 9.1.1.07.01 Beban Uang 3.000.000
05/02/2012 Honor/SP2D/ Lembur PNS
Dokumen Lain 1.1.1.02.01 Kas di 3.000.000
Bendahara
Pengeluaran
Jurnal LRA:
Tanggal Nomor Bukti Kode Uraian Debit Kredit
Rekening
Daftar 5.1.1.07.01 Belanja Uang 3.000.000
05/02/2012 Honor/SP2D/ Lembur PNS
Dokumen Lain 0.0.0.00.00 Perubahan 3.000.000
SAL
b. Beban dan Belanja Barang dan Jasa
Belanja Barang dan Jasa Pendekatan Beban
Dimana setiap pembelian barang dan jasa akan diakui/dicatat sebagai beban
jika pembelian barang dan jasa itu dimaksud untukdigunakan atau konsumsi
segera mungkin
Jurnal LO dan Neraca
Tangga Nomor Kode Uraian Debit Kredi
l Bukti Rekening t
XX Beban Persediaan ATK XXX
XXX XX X
X XX Utang Belanja ATK XXX
Kemudian dilakukan pembayaran melalui
X mekanisme SP2DLS maka jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Tangga Nomor KodeRekenin Uraia Debi Kredi
l Bukti g n t t
XXX Utang Belanja ATK XX
XXX XX X
X XXX RK PPKD XXX
Jurnal LRA
Tangga Nomor KodeRekenin Uraia Debi Kredi
Bukti
l g n t t
XXX BelanjaATK XX
XXX XX X
XXX Perubahan SAL XXX
X
Atau kemudian dilakukan pembayaran melalui mekanisme SP2D UP/GU/TU maka jurnal
standar:
Jurnal LO dan Neraca
Tangga Nomor KodeRekenin Uraian Debit Kredi
l Bukti g t
XXX Utang Belanja ATK XXX
XXX XX Kas di Bendahara
X XXX XXX
Pengeluaran
Jurnal LRA
Tangga Nomor KodeRekenin Uraian Debit Kredi
l Bukti g t
XXX Belanja ATK XXX
XXX XX
X XXX Perubahan SAL XXX
Contoh Transaksi
Pada Tanggal 15 Februari 2012 SKPD Kabupaten ABC melakukan pembelian Barang dan
jasa yakni berupa ATK sebesar Rp 1.500.000 yang mana ATK tersebut akan segera digunakan
pada kegiatan. Pembelian ATK tersebut oleh Bendahara Pengeluaran belum dilakukan
Pembayaran, dan Barang dan jasa yang dibeli telah diterima oleh Penyimpan Barang/pengurus
barang dengan Berita Acara Serah Terima Barang dari Rekanan. Berdasarkan kejadian
tersebut maka PPK-SKPD akan melakukan jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Uraian Debit Kredit
Rekening
BAST/Dokumen 9.1.2.01.01 Beban 1.500.000
15/02/2012 yang Persediaan ATK
Dipersamakan 2.1.5.02.01 Utang 1.500.000
Belanja ATK
Pada tanggal 12 Maret 2012 Bendahara Pengeluaran SKPD Kabupaten ABC melakukan
pembayaran dengan mekanisme SP2D LS, dan pembayaran tersebut telah diterima oleh
Rekanan. Berdasarkan pembayaran tersebut PPK SKPD akan melakukan pencatatan dalam
jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Uraian Debit Kredit
Rekening
SP2D/Dokumen 2.1.5.02.01 Utang Belanja 1.500.000
12/03/2012 yang ATK
Dipersamakan 3.1.3.01.01 RK PPKD 1.500.000
Jurnal LRA:
Tanggal Nomor Bukti Kode Uraian Debit Kredit
Rekening
SP2D/Dokumen 5.1.2.01.01 Belanja ATK 1.500.000
12/03/2012 yang 0.0.0.00.00 Perubahan 1.500.000
Dipersamakan SAL
Jika Pembayaran utang belanja oleh Bendahara Pengeluaran SKPD Kabupaten ABC
dilakukan dengan mekanisme SP2D UP/GU/TU berdasarkan pembayaran tersebut PPK
SKPD akan melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Uraian Debit Kredit
Rekening
SP2D/Dokumen 2.1.5.02.01 Utang Belanja 1.500.000
12/03/2012 yang ATK
Dipersamakan 1.1.1.02.01 Kas di 1.500.000
Bendahara
Pengeluaran
Jurnal LRA:
Tanggal Nomor Bukti Kode Uraian Debit Kredit
Rekening
SP2D/Dokumen 5.1.2.01.01 Belanja ATK 1.500.000
12/03/2012 yang 0.0.0.00.00 Perubahan 1.500.000
Dipersamakan SAL
Pendekatan Aset
Dimana setiap pembelian barang dan jasa akan diakui/dicatat sebagai
persediaan jika pembelian barang dan jasa itu dimaksud untuk digunakan
dalam satu periode anggaran atau untuk sifatnya berjaga jaga
Jurnal LO dan Neraca
Tangga Nomor Kode Uraian Debit Kredi
l Bukti Rekening t
XX Persediaan ATK XXX
XXX XX X Utang Belanja
X XX XXX
ATK
X
Kemudian dilakukan pembayaran melalui mekanisme SP2D.LS maka jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Tangga Nomor Kode Uraia Debit Kredi
Bukti
l Rekening n t
XX Utang Belanja ATK XX
XXX XX X X
X XX RK PPKD XXX
X
Jurnal LRA
Tangga Nomor Kode Uraia Debit Kredi
Bukti
l Rekening n t
XX Belanja ATK XX
XXX XX X X
X XX Perubahan SAL XXX
X
Contoh Transasksi
Pada Tanggal 20 April 2012 SKPD Kabupaten ABC melakukan pembelian Barang dan
jasa berupa ATK sebesar Rp 7.000.000 yang mana ATK tersebut tidak langsung
digunakan/dikonsumsi secepatnya serta digunakan untuk satu periode anggaran atau
untuk sifatnya berjaga-jaga. Pembelian tersebut oleh Bendahara Pengeluaran belum
dilakukan Pembayaran serta Barang dan jasa berupa ATK yang dibeli telah diterima oleh
Penyimpan/Pengurus Barang dengan surat Berita Acara Serah Terima Barang dari
Rekanan. Berdasarkan kejadian tersebut maka PPK-SKPD akan melakukan pencatatan
dalam jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Uraian Debit Kredit
Rekening
BAST/Dokumen 1.1.7.01.01 Persediaan ATK 7.000.000
20/04/2012 yang 2.1.5.02.01 Utang 7.000.000
Dipersamakan Belanja ATK
Pada Tanggal 10 Mei 2012 Bendahara Pengeluaran SKPD Kabupaten ABC melakukan
pembayaran dengan mekanisme SP2D LS, dan pembayaran tersebut telah diterima oleh
Rekanan. Berdasarkan pembayaran tersebut PPK SKPD akan melakukan pencatatan
dalam jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Uraian Debit Kredit
Rekening
SP2D/Dokumen 2.1.5.02.01 Utang Belanja 7.000.000
10/05/2012 yang ATK
Dipersamakan 3.1.3.01.01 RK PPKD 7.000.000
Jurnal LRA:
Tanggal Nomor Bukti Kode Uraian Debit Kredit
Rekening
SP2D/Dokumen 5.1.2.01.01 Belanja ATK 7.000.000
10/05/2012 yang 0.0.0.00.00 Perubahan 7.000.000
Dipersamakan SAL
Jurnal LRA
Tangga Nomo KodeRekenin Uraian Debit Kredit
l r g
Bukti Belanja barang...
XXX dihibahkan kepada XX
XXX XXX
Masyarakat X
Pendekatan Aset
SKPD melakukan pembelian Barang dan jasa yang akan
dihibahkan/diserahkan kepada pihak ketiga dan Barangdan jasa tersebut telah
diterima dari rekanan dengan Berita Acara Serah Terima dariRekanan ke
SKPD danakan tetapi belum dilakukan pembayaran, serta NPHD/Surat
Perjanjian Bantuan Sosial/Dokumen yang dipersamakan telah ditanda tangani
akan tetapi barang tersebut belum diserahkan ke penerima hibah.
Berdasarkan kejadian tersebut,maka jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Nomor
Tanggal Bukti KodeRekening Uraian Debit Kredi
t
Persediaan Barang yang akan
XXX diberikan kpd Pihak ketiga XXX
XXX XXX
XXX Utang Belanja XXX
Barang...
Kemudian PPK SKPD melakukan pembayaran kepada rekanan dengan mekanisme LS maka
pencatatan atas pembayaran tersebut dengan jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Nomor Kode
Tanggal Bukti Rekening Uraian Debit Kredi
XXX Utang Belanja Brg ... XXX t
XXX XXX
XXX RKPPKD XXX
Jurnal LRA
Nomor Kode
Tanggal Bukti Rekening Uraian Debit Kredi
t
Belanja Hibah kpd
XXX XXX XXX kelompok Masyarakat ... XXX
XXX Perubahan SAL XXX
Contoh Transaksi
Pada Tanggal 15 Juni 2012 SKPD Kabupaten ABC melakukan pembelian Barang dan jasa
berupa bangunan yang akan dihibahkan/diserahkan kepada pihak ketiga sebesar Rp
50.000.000 dan Barang dan jasa tersebut telah diterima dengan Berita Acara Serah Terima
dari Rekanan ke SKPD dan belum dilakukan pembayaran. Serta NPHD/surat perjanjian/atau
dokumen yang dipersamakan telah ditanda tangani oleh kepala SKPD dan barang
hibah/bansos belum diserahkan kepada penerima hibah/bansos. Berdasarkan kejadian tersebut
maka PPK SKPD akan melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
BAST/NPHD/ 1.1.7.03.01 Persediaan 50.000.000
Dokumen yang Barang
dipersamakan Bangunan yang
akan diserahkan
kpd masyarakat
15/06/2012 2.1.5.02.06 Utang 50.000.000
Belanja
Barang
Bangunan
yang akan
diserahkan
kpd
Masyarakat
Pada tanggal 17 Juli 2012 Bendahara Pengeluaran SKPD Kabupaten ABC melakukan
pembayaran kepada rekanan dengan mekanisme SP2D LS. Berdasarkan pembayaran SP2D
LS PPK SKPD akan melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
Utang Belanja 50.000.000
Barang
17/07/2012 SP2D 2.1.5.02.06 Bangunan yang
akan diserahkan
kpd Masyarakat
3.1.3.01.01 RK PPKD 50.000.000
Jurnal LRA:
Tanggal Nomor Bukti Kode Uraian Debit Kredit
Rekening
5.1.5.04.01 Belanja Barang 50.000.000
dihibahkan
17/07/2012 SP2D Kepada
Kelompok
Masyarakat
0.0.0.00.00 Perubahan 50.000.000
SAL
Contoh Transaksi
SKPD melakukan perhitungan beban penyusutan semua aset tetap dan untuk tahun 2012
beban penyusutan sebagai berikut:
NO Uraian Masa Tahun Harga Akum Nilai Beban
. Manfaat Perolehan Perolehan Penyusutan Buku Penyusutan
(Tahun) s/d 2015 2015 Thn 2015
1 Gedung 10 2012 50.000.00 5.000.000 45.000.00 5.000.000
0 0
Hasil perhitungan diatas PPK SKPD akan melakukan pencatatan dalam Jurnal sebagai
berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
9.1.7.01.04 Beban 5.000.000
Penyusutan Alat
angkutan darat
bermotor
31/12/2012 Memorial 1.3.7.01.04 Akumulasi 5.000.000
Penyusutan
Alat
angkutan
darat
bermotor
1) Pihak Terkait
a. PPK PPKD
PPK PPKD bertugas untuk melakukan administrasi termasuk menerbitkan
bukti memorial dan pencatatan akuntansi atas setiap transaksi yang terjadi
b. PPKD
PPKD mempunyai tugas memberikan otorisasi atas transaki beban yang
terjadiserta menyetujui penerbitan dokumen pencairan dana untuk membayar
beban yang terjadi.
c. BUD/Kuasa BUD
BUD/Kuasa BUD akan mempunyai tugas melakukan pembayaran atas beban
dari Kas di Kas Daerah yang dikelolanya.
2) Prosedur Akuntansi
Prosedur akuntansiuntuk pengakuan dan pencatatan beban yang dilakukan oleh
Bendahara Umum Daerah dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Bendahara Umum Daerah (BUD)/Kuasa Bendahara Umum Daerah (Kuasa
BUD) menerima dokumen tagihan dari pihak ketiga atau dokumen sumber
lainnya dan menyerahkan tembusannya kepada PPK PPKD.
b. PPK PPKD membuat dokumen akuntansi/bukti memorial berdasarkan
tembusan tagihan dari pihak ketiga atau dokumen sumber lainnya dari
BUD/Kuasa BUD.
c. Berdasarkan dokumen tersebut BUD/Kuasa BUD melakukan proses
penatausahaan sesuai dengan sistem dan prosedur penatausahaan
keuangan, kemudian menyerahkan tembusan dokumen pembayaran tersebut
kepada PPK PPKD.
d. PPK PPKD membuat dokumen akuntansi/bukti memorial berdasarkan
tembusan dokumen pembayaran dari BUD/Kuasa BUD.
e. PPK PPKD melakukan pencatatan akuntansi dalam buku jurnal berdasarkan
dokumen akuntansi.
f. PPK PPKD melakukan posting jurnal ke buku besar.
g. Berdasarkan saldo Buku Besar PPK PPKD menyusun Lapora Keuangan PPKD.
3) Dokumen Sumber
a. Surat Tagihan PihakKetiga
b. Bukti Pengeluaran Kas
c. Kuitansi/Bukti Pembayaran
d. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
e. Dokumen Perjanjian Utang
f. SuratTagihan dari Penerima Subsidi g.Naskah Perjanjian Hibah Daerah
g. Bukti Memorial
h. Nota Debit
i. Bukti akuntansi lainnya
4) Jurnal Standar
a. Beban dan Belanja Bunga
Pemerintah Daerah melakukan pembayaran bunga dengan mekanisme SP2D
LS berdasarkan pembayaran SP2D LS maka fungsi akuntansi akan
melakukan pencatatan dalam jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Nomor
Tanggal Bukti KodeRekening Uraian Debit Kredi
t
XXX Beban Utang Bunga Pinjaman XXX
XXX
XXX XXX Utang Bunga XXX
Pinjaman
Contoh Transaksi
Pada tanggal 25 Mei 2012 Pemerintah Daerah mengadakan perjanjian Utang, dimana
Pemerintah Daerah berutang pada Lembaga keuangan Bank sebesar Rp 200.000.000. Didalam
klausal perjanjian utang dimana pemerintah daerah dikenakan bunga atas pinjaman serta
bunga yang harus dibayar per enam bulan dan bunga selama enam bulan sebesar Rp
5.000.000,00. Berdasarkan kejadian tersebut maka Fungsi Akuntansi akan membuat bukti
memorial terkait pengakuan beban bunga untuk diotorisasi oleh PPKD. Berdasarkan Bukti
memorial tersebut Fungsi Akuntansi akan melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
Surat Perjanjian 9.1.3.01.01 Beban bunga 5.000.000
utang/Dokumen utang pinjaman
yang kepada
dipersamakan Lembaga
25/05/2012 Keuangan Bank
2.1.2.01.01 Utang Bunga 5.000.000
kpd Lembaga
Keuangan
Bank
Pada tanggal 5 Juli 2012 Pemerintah Daerah melakukan pencairan dengan menerbitkan SP2D
LS dan kemudian dilakukan pembayaran sebesar Rp 5.000.000 kepada lembaga keuangan
bank. Berdasarkan kejadian tersebut maka fungsi akuntansi akan melakukan pencatatan dalam
jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
SP2D/dokumen 2.1.2.01.01 Utang Bunga 5.000.000
yang Kepada
05/07/2012 dipersamakan Lembaga
Keuangan Bank
1.1.1.01.01 Kas di Kas 5.000.000
Daerah
Jurnal LRA:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
SP2D/dokumen 5.1.3.01.01 Bunga Utang 5.000.000
yang Pinjaman
05/07/2012 dipersamakan Kepada
Lembaga
Keuangan Bank
0.0.0.00.00 Perubahan 5.000.000
SAL
Contoh Transaksi
Pada tanggal 13 Agustus 2012 Pemerintah Daerah menerbitkan Surat Keputusan Kepala
Daerah/Surat Perjanjian/Dokumen yang dipersamakan dimana Pemerintah Daerah akan
memberikan subsidi kepada Lembaga BPD sebesar Rp 100.000.000. Berdasarkan kejadian
tersebut maka Fungsi Akuntansi PPKD akan mencatat kedalam jurnal:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
Surat Keputusan 9.1.4.01.02 Beban Subsidi 100.000.000
Kepala Daerah/ kepada
13/08/2012 Perjanjian/ Lembaga BPD
Dokumen yang 2.1.5.04.02 Utang 100.000.000
dipersamakan Belanja
Subsidi
Lembaga
BPD
Contoh Transaksi
Pada Tanggal 27 September 2012 Pemerintah Daerah menerbitkan SK tentang nama-nama
penerima hibah daerah dan telah menandatangani NPHD/Dokumen yang dipersamakan
tentang pemberian hibah kepada kelompok masyarakat dalam bentuk uang. Nilai beban hibah
sebesar Rp 17.000.000. Berdasarkan kejadian tersebut maka fungsi akuntansi akan melakukan
pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
NPHD/dokumen 9.1.5.04.01 Beban Hibah 17.000.000
yang Kepada
27/09/2012 dipersamakan Masyarakat
2.1.5.07.01 Utang 17.000.000
Belanja
Hibah
Pada tanggal 10 Oktober 2012 Pemerintah Daerah melakukan pencairan dengan menerbitkan
SP2D LS dan kemudian dilakukan pembayaran sebesar Rp 17.000.000 kepada penerima
hibah. Berdasarkan kejadian tersebut maka fungsi akuntansi akan melakukan pencatatan
dalam jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
SP2D/dokumen 2.1.5.07.01 Utang Belanja 17.000.000
10/10/2012 yang Hibah
dipersamakan 1.1.1.01.01 Kas di Kas 17.000.000
Daerah
Jurnal LRA:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
SP2D/dokumen 5.1.4.06.02 Belanja Hibah 17.000.000
yang Kepada
10/10/2012 dipersamakan Masyarakat
0.0.0.00.00 Perubahan 17.000.000
SAL
Contoh Transaksi
Pada tanggal 2 Juli 2012 Kepala Daerah mengeluarkan Surat Keputusan tentang penerima
bantuan sosial berupa uang kepada organisasi kemasyarakatan sebesar Rp 25.000.000. Kepala
Daerah telah ditandatangani Perjanjian pemberian bantuan sosial dengan penerima bantuan.
Berdasarkan bukti Surat Keputusan Kepala Daerah dan Surat perjanjian bantuan sosial atau
dokumen yang dipersamakan, maka Fungsi Akuntansi akan melakukan pencatatan dalam
jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
Surat Keputusan 9.1.6.01.01 Beban bantuan 25.000.000
02/07/2012 Kepala sosial kpd
Daerah/Surat organisasi sosial
Perjanjian/ masyarakatan
dokumen yang 2.1.5.08.01 Utang 25.000.000
dipersamakan Belanja
Bansos
Pada tanggal 31 Juli 2012 Pemerintah Daerah melakukan pencairan dengan menerbitkan
SP2D LS dan kemudian dilakukan pembayaran sebesar Rp 25.000.000 kepada penerima
bantuan sosial. Berdasarkan kejadian tersebut maka fungsi akuntansi akan melakukan
pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
SP2D/dokumen 2.1.5.08.01 Utang Belanja 25.000.000
31/07/2012 yang Bansos
dipersamakan 1.1.1.01.01 Kas di Kas 25.000.000
Daerah
Jurnal LRA:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
SP2D/dokumen 5.1.4.06.02 Belanja bantuan 25.000.000
yang sosial kpd
31/07/2012 dipersamakan organisasi sosial
masyarakatan
0.0.0.00.00 Perubahan 25.000.000
SAL
KemudianPemerintahDaerahmelakukanpencairandanabantuan keuangan
dengan diterbitkan SP2D LS dan dilakukan pembayaran kepada yang
berhak menerima berdasarkan kejadian tersebut maka fungsi akuntansi
akan melakukan pencatatan dalam jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Nomor Kode
Tanggal Bukti Rekening Uraian Debit Kredi
XXX Utang Transfer Bantuan XXX t
XXX XXX Keuangan
XXX Kas dikas daerah XXX
Jurnal LRA
Nomor Kode
Tanggal Bukti Rekening Uraian Debit Kredi
t
XXX Transfer Bantuan XXX
XXX XXX Keuangan ke Kab/Kota
Contoh Transaksi
Pada tanggal 11 Mei 2012 Pemerintah Daerah menerbitkan Surat Keputusan/Persetujuan
Kepala Daerah/Dokumen yang dipersamakan untuk beban transfer bantuan keuangan kepada
entitas lain sebesar Rp 33.500.000,00. Berdasarkan kejadian tersebut maka Fungsi Akuntansi
akan melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
Surat Keputusan 9.2.3.02.01 Beban transfer 33.500.000
Kepala Daerah/ bantuan
dokumen yang keuangan ke
11/05/2012 dipersamakan kabupaten/kota
2.1.5.05.02 Utang 33.500.000
Transfer
Bantuan
Keuangan
Pada tanggal 29 Juli 2012 Pemerintah Daerah melakukan pencairan dengan menerbitkan
SP2D LS dan kemudian dilakukan pembayaran sebesar Rp 33.500.000,00 kepada penerima
beban transfer bantuan keuangan. Berdasarkan kejadian tersebut maka fungsi akuntansi akan
melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
29/07/2012 SP2D/dokumen 2.1.5.05.02 Utang Transfer 33.500.000
yang Bantuan
dipersamakan Keuangan
1.1.1.01.01 Kas di Kas 33.500.000
Daerah
Jurnal LRA:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
SP2D/dokumen 5.1.7.02.01 Bantuan 33.500.000
29/07/2012 yang Keuangan
dipersamakan Kabupaten/Kota
0.0.0.00.00 Perubahan 33.500.000
SAL
I. Penyesuaian Pada Akhir Tahun
Penyesuaian di antaranya pada saat kewajiban timbul karena adanya beban yang Pada
akhir periode akuntansi ada beberapa perkiraan yang harus dilakukan masih harus dibayar atau
terjadinya konsumsi aset atau terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa,
walaupun tidak terjadi pengeluaran kas. Jurnal atas transaksi konsumsi aset diakui dengan
bertambahnya beban aset yang dicatat di sisi debit dan berkurangnya aset yang dicatat di sisi
kredit dengan nilai nominal aset yang sudah digunakan/terpakai.
Laporan Oprasional
Beban XXX
Aset XXX
Jurnal atas beban yang masih harus dibayar diakui dengan mencatat beban di sisi debit dan
mencatat utang di sisi kredit dengan nilai nominal beban yang masih harus dibayar tersebut.
Laporan Oprasional
Utang XXX
Jurnal untuk mengakui adanya beban akibat penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dibuat
dengan mencatat beban depresiasi di sisi debit dan mencatat akumulasi depresiasi di sisi kredit
dengan nilai nominal manfaat ekonomi atau potensi jasa yang sudah didapatkan/dipergunakan.
Laporan Oprasional
Jurnal atas beban yang terutang dan beban dibayar dimuka untuk menyusun LO
Laporan Oprasional
Beban XXX
Laporan Oprasional
Belanja XXX
Sedangkan jurnal koreksi atas kesalahan yang tidak berulang adalah sebagai
berikut:
1) Koreksi bersifat menambah Beban/Belanja pada periode yang sama dengan
saat pengakuan, atau menambah Beban/Belanja tahun sebelumnya sedangkan
laporan keuangan belum diterbitkan, maka berdasarkan bukti
memorial/SP2D/dokumen yang dipersamakan, PPK-SKPD menjurnal:
Ekuitas XXX
Kas di Bendahara Pengeluaran* XXX
SiLPA/SiKPA XXX
Perubahan SAL XXX
RK-PPKD XXX
Lain-Lain PAD Yang Sah-LO XXX
Perubahan SAL XXX
Lain-Lain PAD Yang Sah-LRA XXX
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian konsep belanja dan beban merupakan sesuatu yang berbeda, menurut
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang diatur melalui PP 71 Tahun 2010 beban
adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang
menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya
kewajiban. Sedangkan beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih. Dan belanja menurut Standar Akuntansi Pemerintah
(SAP) yang diatur melalui PP 71 Tahun 2010 merupakan semua pengeluaran oleh
Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran
Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah. Beban dan belanja dikalsifikasikan
beradasarkan kalsifikasi ekonomi dan berdasarkan organisasinya. Beban diakui pada saat
timbulnya kewajiban, terjadinya konsumsi asset dan saat terjadinya penurunan manfaat
ekonomi atau potensi jasa. Dalam rangka pengakuan beban tersebut maka beban dapat
dicatat menggunakan metode pendekatan beban dan asset. Sedangkan belanja diakui
pada saat terjadinya pengeluaran dari rekening kas umum daerah dan pengecualian
terhadap pengeluaran melalaui bendahara pengeluaran dan badan layanan umum.
Beban diukur dan dicatat sebesar beban yang terjadi selama periode pelaporan.
Belanja diukur jumlah pengeluaran kas yang keluar dari Rekening Kas Umum Daerah
dan atau Rekening Bendahara Pengeluaran berdasarkan azas bruto. Beban dinilai sebesar
akumulasi beban yang terjadi selama satu periode pelaporan dan disajikan pada laporan
operasional sesuai dengan klasifikasi ekonomi (line item). Belanja dinilai sebesar nilai
tercatat dan disajikan pada laporan realisasi anggaran berdasarkan belanja langsung dan
tidak langsung.
Belanja disajikan dan diungkapkan dalam Laporan Realisasi Anggaran menurut
jenis belanja dengan menggunakan nilai rupiah.Beban disajikan dalam laporan
operasional entitas akuntansi/pelaporan menurut klasifikasi jenis beban.
DAFTAR PUSTAKA
Modul Akuntansi Pemerintah Daerah Berbasis Akrual tentang “Beban dan Belanja”
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan
Kurniawan, Pijar. 2011, Beban dan Belanja Dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat,
http://sangpemungutcukai.blogspot.co.id/2016/03/beban-dan-belanja-dalam-laporan.html
(diakses 21 November 2016)