Anda di halaman 1dari 54

SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

“AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA”

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 4

ADIT SAMAWI (B1C119001)


ASMULINDA (B1C119013)
FIRDAYATI (B1C119016)
MEGAWATI PUTRI (B1C119025)
NUR HIKMAH (B1C119036)
PANJI MAULANA (B1C119043)
RISKAWATI (B1C119049)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Akuntansi Beban dan Belanja”
ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen pada
Bidang Studi/Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Daerah. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Akuntansi Keuangan Daerah, bagi para
pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu dosen bidang studi/mata kuliah
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 22 Maret2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................2

DAFTAR ISI...............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................................4

B. Rumusan Masalah..........................................................................................................5

C.Tujuan Penulisan.............................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Beban Dan Belanja...........................................................................................6

B. Klasifikasi Beban dan Belanja........................................................................................7

C. Pengakuan Bebab dan Belanja.....................................................................................15

D. Pengukuran Beban dan Belanja....................................................................................16

E. Penilaian Beban dan Belanja........................................................................................19

F. Penyajian dan Pnegungkapan Beban dan Belanja........................................................10

G. Prosedur Akuntansi Beban dan Belanja di SKPD........................................................20

H. Prosedur Akuntansi Beban dan Belanja di PPKD........................................................36

I. Penyesuaian pada Akhir Tahun....................................................................................50

J. Koreksi Beban dan Belanja........................................................................................52

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................................53

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................54

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akuntansi adalah sistem pencatatan, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan


pelaporan akun-akun. Akuntansi Pemerintahan adalah sistem akuntansi yang
diterapkan di Lingkungan Pemerintah. Akuntansi Pemerintahan pada umumnya
berbeda dengan akuntansi komersial karena perbedaan basis akuntansi, perbedaan
core business, perbedaan Badan Akun Standar (BAS), dan perbedaan Laporan yang
dihasilkan.
Sesuai amanat Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan
Negara dan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara,
pemerintah diwajibkan menerapkan basis akuntansi akrual secara penuh atas
pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja negara. Namun karena berbagai
keterbatasan pemerintah baru diwajibkan melaksanakan Akuntansi berbasis akrual
pada Tahun Anggaran 2015.
Adapun dua elemen yang terdapat dalam akuntansi berbasis akrual adalah
beban dan belanja. Pelaporan beban dalam Laporan Operasional merupakan hal yang
baru karena pada basis sebelumnya yaitu akuntansi berbasis kas menuju akrual tidak
terdapat pelaporan beban dalam laporan Operasional. Dengan adanya beban dan
belanja maka pengakuan terhadap dua akun ini juga dibedakan dimana beban diakui
berdasarkan timbulnya kewajiban sedangkan belanja diakui berdasarkan
keluar/tidaknya uang dari kas Negara. Dampak perbedaan pengakuan juga berakibat
pada perbedaan pelaporan dimana beban dilaporkan dalam Laporan Operasional
sedangkan belanja dilaporkan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA). Oleh karena
itu diperlukan beberapa penyesuaian pemahaman terhadap basis akuntansi akrual agar
dapat memuluskan proses transisi basis akuntansi.

4
B. Perumusan Masalah

Berikut rumusan masalah dalam makalah akuntansi beban dan belanja ini :
1. Jelaskan definisi beban dan belanja?
2. Jelaskan klasifikasi beban dan belanja?
3. Bagaimana bentuk pengakuan beban dan belanja?
4. Bagaimana pengukuran beban dan belanja?
5. Bagaimana penilaian beban dan belanja?
6. Bagaimana penyajian dan pengungkapan beban dan belanja?
7. Bagaimana prosedur akuntansi belanja dan beban di SKPD?
8. Bagaimana prosedur akuntansi belanja dan beban di PPKD?

C. Tujuan Penulisan

Berikut tujuan penulisan dalam makalah akuntansi beban dan belanja ini :
1. Memahami definisi beban dan belanja.
2. Memahami klasifikasi beban dan belanja.
3. Memahami bentuk pengakuan beban dan belanja.
4. Memahami pengukuran beban dan belanja.
5. Memahami penilaian beban dan belanja.
6. Memahami penyajian dan pengungkapan beban dan belanja.
7. Memahami prosedur akuntansi belanja dan beban di SKPD.
8. Memahami prosedur akuntansi belanja dan beban di PPKD.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Beban dan Belanja

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Laporan Realisasi Anggaran


(LRA) menyebutnya dengan belanja, sedangkan Laporan Operasional (LO) menyebut
dengan beban. LRA disusun dan disajikan dengan menggunakan anggaran berbasis kas,
sedangkan LO disajikan dengan prinsip akrual yang disusun untuk melengkapi pelaporan
dari siklus akuntansi berbasis akrual (full accrual accounting cycle).
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset
atau timbulnya kewajiban. Sedangkan beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui
sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
Belanja merupakan semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara
Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
Ada beberapa perbedaan antara Beban dan Belanja, yaitu:
No Beban Belanja
a. Diukur dan diakui dengan basis akuntansi Diukur dan diakui dengan basis
akrual akuntansi kas
b. Merupakan unsur pembentuk Laporan Merupakan unsur pembentuk
Operasional (LO) Laporan Realisasi Anggaran
(LRA)
c. Menggunakan Kode Akun 9 Menggunakan Kode Akun 5
B. Kalsifikasi Beban dan Belanja

Beban dan belanja diklasifikasi menurut:


a. Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah daerah terdiri dari beban pegawai, beban
barang, beban bunga, beban subsidi, beban hibah, beban bantuan sosial, beban
penyusutan aset tetap/amortisasi, beban transfer, dan beban tak terduga
Pengakuan beban menurut klasifikasi ekonomi diatur dalam PSAP 12 tentang
Laporan Operasional. Klasifikasi ekonomi pada prinsipnya mengelompokkan
berdasarkan jenis beban. Berikut ini perbedaan klasifikasi beban pada Pemerintah
Pusat dengan beban pada Pemerintah Daerah:
b. Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokkan belanja yang didasarkan pada jenis
belanja untuk melaksanakan suatu aktivitas. Klasifikasi ekonomi meliputi belanja
pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, dan
belanja lain-lain. Klasifikasi ekonomi pada pemerintah daerah meliputi belanja
pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial dan
belanja tak terduga.
Pengklasifikasian eko-nomi bertujuan untuk kepentingan statistik, ketaatan
(compliance), pengendalian dan monitoring anggaran, dan analisis ekonomi.
Klasifikasi belanja menurut ekonomi dikelompokkan lagi menjadi belanja operasi,
belanja modal dan belanja lain-lain/tak terduga sebagaimana dijelaskan sebagai
berikut:
1) Belanja Operasi
Belanja operasi adalah belanja yang dikeluarkan dari kas umum negara
dalam rangka menyeleng-garakan kegiatan operasional (kegiatan sehari-hari)
pemerintah yang memberi manfaat jangka pendek. Klasifikasi belanja operasi
untuk pemerintah pusat terdiri dari:

 Belanja Pegawai 
Menurut PMK Nomor 112 Tahun 2012, belanja pegawai adalah:
“kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang atau barang, yang harus
dibayarkan kepada pegawai pemerintah dalam maupun luar negeri baik kepada
Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pegawai yang dipekerjakan oleh
pemerintah yang belum berstatus PNS dan/atau non-PNS sebagai imbalan atas
pekerjaan yang telah dilaksanakan dalam rangka mendukung tugas fungsi unit
organisasi pemerintah, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentuk-an
modal dan/atau kegiatan yang mempunyai output dalam kategori belanja barang.
Belanja Pegawai ini terdiri dari belanja gaji dan tunjangan, belanja
honorarium/lembur/tunjangan khusus & belanja pegawai transito, dan belanja
kontribusi sosial.

 Belanja barang
Belanja barang adalah pengeluaran untuk pembelian barang dan/atau jasa
yang habis pakai untuk memproduksi barang dan/atau jasa yang dipasarkan maupun
yang tidak dipasarkan dan pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan
atau dijual kepada masyarakat/pemerintah daerah (pemda) termasuk transfer uang
di luar criteria belanja bantuan sosial serta belanja perjalanan. Dalam pengertian
belanja tersebut termasuk honorarium dan vakasi yang diberikan dalam rangka
pelaksanaan kegiatan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa. Belanja barang ini
terdiri dari belanja barang (operasional dan non-operasional), belanja jasa, belanja
pemeliharaan, belanja perjalanan, belanja Badan Layanan Umum (BLU), serta
belanja barang untuk diserahkan kepada masyarakat/pemda (PMK Nomor 112
Tahun 2012). Belanja barang dapat dibedakan menjadi:
a) Belanja barang dan jasa
Belanja barang dan jasa merupakan pengeluaran yang antara  lain
dilakukan untuk membiayai keper-luan kantor sehari-hari, pengadaan barang yang
habis pakai seperti alat tulis kantor, pengadaan / penggantian inventaris kantor,
langganan daya dan jasa, lain-lain pengeluaran untuk membiayai pekerjaan yang
bersifat non-fisik dan secara langsung menunjang tugas pokok dan fungsi
kementerian / lembaga, pengadaan inventaris kantor yang nilainya tidak
memenuhi batas minimal kapitalisasi yang diatur oleh pemerintah pusat dan
pengeluaran jasa non-fisik seperti pengeluaran untuk biaya pelatihan dan
penelitian.
b) Belanja pemeliharaan
Belanja pemeliharaan menurut buletin teknis nomor 04 adalah
pengeluaran yang dimaksudkan untuk mempertahankan aset tetap atau aset
lainnya yang sudah ada ke dalam kondisi normal tanpa memperhatikan besar
kecilnya jumlah belanja. Belanja pemeliharaan meliputi antara lain pemeli-haraan
tanah, pemeliharaan gedung dan bangunan kantor, rumah dinas, kendaraan
bermotor dinas, perbaikan peralatan dan sarana gedung, jalan, jaringan irigasi,
peralatan mesin, dan lain-lain sarana yang berhubungan dengan
penyelenggaraan  peme-rintahan.
c) Belanja perjalanan dinas.
Belanja perjalanan dinas adalah pengeluaran yang dilakukan untuk
membiayai perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi, dan jabatan.
Rencana pengeluaran untuk perjalanan dinas yang tidak terkait langsung dengan
pembelian aset tetap/aset tidak berwujud, misalnya perjalanan dinas untuk
membeli barang persediaan, harus dianggarkan sebagai belanja barang dalam
DIPA. Selanjutnya, realisasi belanja tersebut disajikan di LRA sebagai belanja
barang dan menambah nilai persediaan yang dibeli. Akan tetapi, rencana
pengeluaran untuk perjalanan dinas dalam rangka melakukan transaksi pembelian
asset tetap harus dianggarkan sebagai belanja modal dalam DIPA, realisasinya
disajikan di LRA sebagai belanja modal dan menambah nilai aset tetap yang
dibeli.
 Belanja bunga
Belanja bunga adalah pengeluaran pemerintah untuk pembayaran
bunga (interest) atas kewajiban penggunaan pokok utang (principal
outstanding) yang dihitung berdasarkan posisi pinjaman jangka pendek atau
jangka panjang.  
 Belanja subsidi
Belanja subsidi adalah pengeluaran pemerintah yang diberikan kepada
perusahaan/lembaga yang memproduksi, menjual, mengekspor, atau
mengimpor barang dan jasa untuk memenuhi hajat hidup orang banyak,
dengan tujuan untuk membantu biaya produksi mereka agar harga jual
produk/jasa yang dihasilkan dapat dijangkau oleh masyarakat.
Perusahaan/lembaga yang dimaksud bisa berupa BUMN/ BUMD
maupun perusahaan swasta.
 Belanja Hibah
Belanja Hibah adalah belanja pemerintah dalam bentuk uang/barang
atau jasa yang dapat diberikan kepada pemerintah negara lain, organisasi
internasional, pemerintah pusat/daerah, perusahaan negara/daerah, kelompok
masyarakat, atau organisasi kemasyarakatan yang secara spesifik telah
ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak
secara terus menerus kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-
undangan (Bultek 13: 23).
 Belanja Bantuan sosial 
Belanja Bantuan Sosial (Bultek 10:12) adalah transfer uang atau barang
yang diberikan oleh Pemerintah Pusat/Daerah kepada masyarakat guna
melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial. Transfer
uang/barang/jasa tersebut memiliki ketentuan sebagai berikut
a) Dapat langsung diberikan kepada masyarakat dan/ atau lembaga
kemasyarakatan termasuk di dalamnya bantuan untuk lembaga non-
pemerintah bidang pendidikan dan keagamaan.
b) Bersifat sementara atau berkelanjutan.
c) Ditujukan untuk mendanai kegiatan rehabilitasi sosial, perlindungan
sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, penanggulangan kemiskin-an
dan penanggulangan bencana.
d) Bertujuan untuk meningkatkan taraf kesejah-teraan, kualitas,
kelangsungan hidup, dan memu-lihkan fungsi sosial dalam rangka
mencapai kemandirian sehingga terlepas dari risiko sosial.
e) Diberikan dalam bentuk: bantuan langsung; penyediaan aksesibilitas;
dan/atau penguatan kelembagaan.
f) Risiko sosial menurut Bultek 10 adalah “kejadian atau peristiwa yang
dapat menim-bulkan potensi terjadinya kerentanan sosial yang ditanggung
oleh individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat sebagai dampak
krisis sosial, krisis ekonomi, krisis politik, fenomena alam dan bencana
alam yang jika tidak diberikan belanja bantuan sosial, masyarakat akan
semakin terpuruk dan tidak dapat hidup dalam kondisi wajar.”
2) Belanja modal
Menurut PSAP Nomor 02 Paragraf 37, belanja modal adalah pengeluaran
anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih
dari satu periode akuntansi. Belanja modal meliputi antara lain belanja modal
untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan mesin; jalan, irigasi
dan jaringan, dan aset tak berwujud.

 Pengeluaran untuk Perolehan Awal Aset Tetap/Aset Tak Berwujud 


Belanja Modal untuk perolehan aset tetap/aset tak berwujud meliputi
harga beli aset tetap/aset lainnya ditambah semua biaya lain yang dikeluarkan
sampai aset tetap/aset lainnya tersebut siap untuk digunakan. Misalnya, biaya
transportasi, biaya uji coba, biaya perjalanan dinas dan biaya lainnya yang
terkait dengan perolehan aset tetap/aset tak berwujud. Biaya-biaya tersebut
harus dianggarkan dalam DIPA sebagai Belanja Modal. Agar rencana
pembelian/ pembangunan suatu aset tetap atau aset tak berwujud dapat
dianggarkan dalam Belanja Modal dan realisasi belanjanya juga dikategorikan
sebagai Belanja Modal, perlu diperhatikan beberapa hal berikut:
a) Pengeluaran tersebut mengakibatkan adanya perolehan aset tetap atau aset
tak berwujud sehingga menambah asset pemerintah;
b) Pengeluaran tersebut melebihi batasan minimal kapitalisasi aset yang
telah ditetapkan oleh pemerintah;
c) Perolehan aset tersebut diniatkan untuk digunakan sendiri bukan untuk
dijual. Kapitalisasi adalah penentuan nilai pembukuan terhadap semua
pengeluaran untuk memperoleh aset tetap/asset tak berwujud hingga siap
pakai, untuk meningkatkan kapasitas/efisiensi, dan atau memperpanjang
umur teknis aset.
 Pengeluaran Setelah Perolehan Aset Tetap
Belanja untuk pengeluaran-pengeluaran sesudah perolehan aset tetap dapat
juga dimasukkan sebagai Belanja Modal, jika memenuhi kriteria berikut:
a) Pengeluaran tersebut mengakibatkan bertambahnya masa manfaat,
kapasitas, kualitas dan volume aset yang telah dimiliki.
b) Pengeluaran tersebut memenuhi batasan minimal nilai kapitalisasi aset
tetap.
3) Belanja Lain-Lain/Tak Terduga
Menyimak PSAP Nomor 02 paragraf 38, belanja lain-lain adalah
pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak
diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan
pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka
penyelenggaraan kewenangan pemerintah pusat/daerah.
c. Klasifikasi beban dan belanja berdasarkan organisasi adalah klasifikasi berdasarkan
unit organisasi pengguna anggaran. Untuk pemerintah daerah, belanja sekretariat
DPRD, belanja sekretariat daerah provinsi/kota/kabupaten, belanja dinas pemerintah
tingkat provinsi/kota/kabupaten dan lembaga teknis daerah tingkat
provinsi/kota/kabupaten.
Sedangkan, berdasarkan PSAP Nomor 12 tentang Laporan Operasional (LO),
beban hanya diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi, yang pada prinsipnya
mengelompokkan berdasarkan jenis beban. Berikut adalah klasifikasi beban dalam
LO menurut PSAP Nomor 12 Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dan
kewenangan atas beban tersebut:
Berikut adalah klasifikasi belanja dalam format APBD menurut Permendagri Nomor 13
Tahun 2006:

Berikut adalah klasifikasi belanja dalam LRA menurut PSAP Nomor 02 Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dan kewenangan atas belanja tersebut:
*) Hibah dan bantuan sosial berupa uang merupakan kewenangan PPKD, sedangkan
hibah barang dan jasa serta bantuan sosial berupa barang merupakan kewenangan
C. Pengakuan Beban dan Belanja
SKPD.

Menurut PSAP Nomor 12 tentang akuntansi beban dalam Peraturan Pemerintah Nomor
71 Tahun 2010, beban diakui pada saat:
1) Timbulnya kewajiban
Saat timbulnya kewajiban adalah saat terjadinya peralihan hak dari pihak lain
ke pemerintah tanpa diikuti keluarnya kas dari kas umum daerah. Contohnya tagihan
rekening telepon dan rekening listrik seperti yang tertulis di atas.
2) Terjadinya konsumsi aset
Terjadinya konsumsi aset adalah saat pengeluaran kas kepada pihak lain yang
tidak didahului timbulnya kewajiban dan/atau konsumsi aset nonkas dalam kegiatan
operasional pemerintah.
3) Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa
Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa terjadi pada saat
penurunan nilai aset sehubungan dengan penggunaan aset bersangkutan/berlalunya
waktu. Contohnya adalah penyusutan atau amortisasi.
Menurut PSAP Nomor 02 tentang akuntansi belanja dalam Peraturan Pemerintah Nomor
71 Tahun 2010, belanja diakui pada saat:
1) Terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah untuk seluruh transaksi di
SKPD dan PPKD setelah dilakukan pengesahan definitif oleh fungsi BUD untuk
masing-masing transaksi yang terjadi di SKPD dan PPKD.
2) Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh pengguna anggaran
setelah diverifikasi oleh PPK-SKPD.
3) Dalam hal badan layanan umum, belanja diakui dengan mengacu pada peraturan
perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum.
Dalam rangka pencatatan atas pengakuan beban dapat menggunakan dua pendekatan
yaitu:
1) Metode pendekatan Beban Dimana setiap pembelian barang dan jasa akan
diakui/dicatat sebagai beban jika pembelian barang dan jasa itu dimaksud untuk
digunakan atau konsumsi segera mungkin.
2) Metode pendekatan Aset Dimana setiap pembelian barang dan jasa akan
diakui/dicatat sebagai persediaan jika pembelian barang dan jasa itu dimaksud untuk
digunakan dalam satu periode anggaran atau untuk sifatnya berjaga jaga.

D. Pengukuran Beban dan Belanja


Beban diukur dan dicatat sebesar beban yang terjadi selama periode pelaporan. Belanja
diukur jumlah pengeluaran kas yang keluar dari Rekening Kas Umum Daerah dan atau
Rekening Bendahara Pengeluaran berdasarkan azas bruto.
1) Pengukuran Belanja
Belanja diukur berdasarkan nilai nominal bruto yang dikeluarkan dan tercantum
dalam dokumen sumber pengeluaran yang sah untuk pengeluaran dari Kas Negara,
yaitu surat perintah membayar (SPM)/SP2D; atau pengesahan oleh bendahara umum
negara berupa surat pengesahan hibah langsung/surat perintah
pembukuan/pengesahan (SPHL/SP3). Belanja langsung, termasuk di dalamnya
transfer keluar, dibukukan sebesar SPM-Ls/SP2d-Ls yang terbit. Belanja yang
menggunakan uang persediaan dibukukan sebesar SP2D-GU yang terbit atas belanja
tersebut. Transaksi belanja dalam mata uang asing harus dibukukan dalam mata uang
rupiah dengan menjabarkan mata uang asing tersebut menurut kurs tengah bank
sentral pada tanggal transaksi.
2) Pengukuran Beban
Beban dicatat sebesar kewajiban yang timbul, aset yang telah dikonsumsi, atau
penurunan manfaat atau potensi jasa yang terjadi.
a. Beban Pegawai
Beban pegawai dicatat sebesar nilai nominal yang terdapat dalam
dokumen sumber seperti Dokumen Kepegawaian, Daftar Gaji, peraturan
perundang-undangan, dan dokumen lain yang menjadi dasar pengeluaran Negara
kepada pegawai dimaksud.
b. Beban Persediaan
Beban persediaan dicatat sebesar persediaan yang dipakai. Jika persediaan
dicatat dengan menggunakan metode perpetual, maka pengukuran beban
persediaan dihitung berdasarkan catatan jumlah unit yang dipakai dikalikan nilai
per unit sesuai metode penilaian yang digunakan. Namun, pada akhir tahun
seharusnya dilakukan inventarisasi fisik untuk mencocokan nilai fisik persediaan
dengan catatannya. Apabila dari hasil inventarisasi tersebut terdapat kekurangan
jumlah persediaan, maka akan dibebankan sebagai beban persediaan tahun
berjalan. Namun jika terdapat kelebihan persediaan maka akan mengurangi beban
persediaan tahun berjalan. Jika pencatatan persediaan dilakukan secara periodik,
maka pengukuran beban persediaan dihitung berdasarkan inventarisasi fisik, yaitu
dengan cara saldo awal persediaan ditambah pembelian atau perolehan persediaan
dikurangi dengan saldo akhir persediaan dikalikan nilai per unit sesuai dengan
metode penilaian yang digunakan.
c. Beban Jasa
Beban jasa dicatat sebesar nilai nominal yang tertera dalam dokumen
tagihan dari Pihak Ketiga sesuai ketentuan peraturan perundang–undangan yang
telah mendapatkan persetujuan dari Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat
Komitmen. Misalnya berdasarkan tagihan listrik. Misalnya, tagihan listrik.
d. Pemeliharaan
Beban pemeliharaan dicatat sebesar nilai nominal yang tertera dalam
dokumen tagihan dari Pihak Ketiga sesuai ketentuan peraturan perundang–
undangan yang telah mendapatkan persetujuan dari Kuasa Pengguna
Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen
e. Perjalanan Dinas
Beban perjalanan dinas dicatat sebesar nilai nominal yang tertera dalam
dokumen sumber, seperti bukti-bukti pembayaran perjalanan dinas atau dokumen
sumber lain yang telah mendapatkan persetujuan dari Kuasa Pengguna
Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen.
f. Beban Bunga Utang
Beban bunga dicatat sebesar nilai bunga yang telah terjadi atau jatuh
tempo seiring dengan berjalannya waktu. Besaran beban bunga biasanya diukur
sebagai besaran persentase tertentu atas pokok utang serta periode pembayaran
bunga utang serta hal lain jika ada, sebagaimana dinyatakan dalam perjanjian
pemberian utang. Pada prinsipnya metode pengukuran besaran pengenaan bunga
biasanya tercakup pada pasal dalam naskah perjanjian pemberian pinjaman untuk
mencegah perselisihan dikemudian hari.
g. Beban Subsidi
Beban subsidi dicatat sebesar nilai nominal sesuai dengan dokumen
tagihan yang diajukan pihak ketiga yang telah mendapatkan persetujuan dari
pejabat perbendaharaan.
h. Beban Hibah
Beban hibah dalam bentuk uang dicatat sebesar nilai nominal yang tertera
dalam nota perjanjian hibah. Beban hibah dalam bentuk barang/jasa dicatat
sebesar nilai wajar barang/jasa tersebut saat terjadinya transaksi.
i. Beban Bantuan Sosial
Beban bantuan sosial dicatat sebesar nilai nominal yang tertera dalam
dokumen keputusan pemberian bantuan sosial berupa uang atau dokumen
pengadaan barang/jasa oleh Pihak Ketiga.
j. Beban Lain-Lain
Beban lain-lain dicatat sebesar nilai nominal yang tertera dalam dokumen
tagihan yang tidak menghasilkan aset tetap/aset lainnya dan telah mendapatkan
persetujuan Pejabat Perbendaharaan.
k. Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Beban penyisihan piutang tak tertagih merupakan beban yang timbul
akibat adanya piutang yang mungkin tidak dapat ditagih. Beban penyisihan
piutang dihitung dan dicatat dengan menggunakan metode penyisihan piutang
menurut umur piutang (aging schedule).
l. Beban Penyusutan Aset Tetap
Beban penyusutan aset tetap merupakan beban yang timbul sehubungan
dengan penggunaan aset tetap yang mengakibatkan terjadinya penurunan nilai
aset tetap terkait.
m. Beban Amortisasi Aset Tak berwujud
Beban amortisasi aset tak berwujud merupakan beban yang timbul karena
berjalannya waktu terkait pemanfaatan aset tak berwujud.

E. Penilaian Beban dan Belanja

Beban dinilai sebesar akumulasi beban yang terjadi selama satu periode pelaporan
dan disajikan pada laporan operasional sesuai dengan klasifikasi ekonomi (line item).
Belanja dinilai sebesar nilai tercatat dan disajikan pada laporan realisasi anggaran
berdasarkan belanja langsung dan tidak langsung.

F. Penyajian dan Pengungkapan Beban dan Belanja

Belanja disajikan dan diungkapkan dalam Laporan Realisasi Anggaran menurut


jenis belanja dengan menggunakan nilai rupiah. Rincian lebih lanjut jenis belanja
diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan. Klasifikasi belanja menurut
organisasi disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran atau di Catatan atas Laporan
Keuangan. Klasifikasi belanja menurut fungsi disajikan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.Transaksi belanja dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang
rupiah dengan menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi.
Beban disajikan dalam laporan operasional entitas akuntansi/pelaporan menurut
klasifikasi jenis beban. Penjelasan secara sistematis mengenai rincian, analisis dan
informasi lainnya yang bersifat material harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan sehingga menghasilkan informasi yang andal dan relevan. Beban berdasarkan
klasifikasi organisasi dan klasifikasi lain yang dipersyaratkan menurut ketentuan
perundangan yang berlaku, disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.Transaksi
beban dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang rupiah dengan
menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi.
Hal-hal yang harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan terkait
dengan beban adalah:
1) Rincian beban per SKPD.
2) Penjelasan atas unsur-unsur beban yang disajikan dalam laporan keuangan lembar
muka.
3) Informasi lainnya yang dianggap perlu.
Hal-hal yang perlu diungkapkan sehubungan dengan belanja, antara lain:
1) Rincian belanja per skpd.
2) Penjelasan atas unsur-unsur belanja yang disajikan dalam laporan keuangan lembar
muka.
3) Penjelasan sebab-sebab tidak terserapnya target realisasi belanja daerah.
4) Informasi lainnya yang dianggap perlu.
Belanja dan beban diklasifikasikan menurut
1) Klasifikasi ekonomi (jenis belanja dan jenis beban), organisasi, dan fungsi. Klasifikasi
ekonomi adalah pengelompokan belanja dan beban yang didasarkan pada jenis belanja
untuk melaksanakan suatu aktivitas.
2) Khusus untuk belanja, analisis mengenai hal-hal yang menyebabkan terjadinya selisih
antara anggaran dengan realisasinya sangat disarankan untuk diungkapkan pada
Catatan atas Laporan Keuangan
G. Prosedur Akuntansi Beban Dan Belanja di SKPD

1) Pihak Pihak Terkait


Pihak pihak yang terkait dalam sistem akuntansi beban dan belanja antara lain
Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD) dan Bendahara Pengeluaran
SKPD.
a. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD)
Dalam sistem akuntansi Beban dan Belanja, PPK-SKPD melaksanakan
fungsi akuntansi SKPD, memiliki tugas sebagai berikut:
 Mencatat transaksi/kejadian beban dan belanja berdasarkan bukti bukti
transaksi yang sah dan valid ke Buku Jurnal LRA dan Buku Jurnal LO dan
Neraca.
 Melakukan posting jurnal-jurnal transaksi/kejadian beban dan belanja kedalam
Buku Besar masing masing rekening (rincian objek).
 Menyusun Laporan Keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran
(LRA), Laporan Operasional (LO), Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) ,
dan Catatan atas Laporan keuangan
b. Bendahara Pengeluaran SKPD
 Mencatat dan membukukan semua pengeluaran beban dan belanja kedalam
buku kas umum SKPD.
 Membuat SPJ atas beban dan belanja.
2) Dokumen yang Digunakan
Berikut adalah klasifikasi beban dalam LO menurut PSAP Nomor 12 Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dan kewenangan atas beban tersebut:
Uraian Dokum
BebanOperasi –LO en
Beban Pegawai Daftar Gaji/SP2D/Dokumen yang Dipersamakan
Beban Barang dan Jasa BAST/SP2D/Dokumenyang dipersamakan
BebanHibah NPHD/SP2D/Dokumenyang dipersamakan
Beban Penyusutan dan Amortisasi Bukti memorial/dokumen yang Dipersamakan
Beban Penyisihan Piutang Bukti memorial/dokumen yang Dipersamakan
Beban Lain-Lain SP2D/Dokumenyang dipersamakan

Berikut adalah klasifikasi belanja dalam format APBD menurut Permendagri Nomor
13 Tahun 2006:
Uraian Dokumen
Belanja Tidak Langsung
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Surat Keputusan Kepala
Provinsi/Kabupaten/KotaDan Daerah/SP2D/Dokumen yangdipersamakan
Belanja Langsung
Belanja pegawai Daftar Honor/SP2D
Belanja barang dan jasa Dipersamakan
BAST/SP2D/Dokumenyang dipersamakan
Belanja modal BAST/SP2D/Dokumenyang dipersamakan
Berikut adalah klasifikasi belanja dalam LRA menurut PSAP Nomor 02 Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dan kewenangan atas belanja tersebut:
Uraian Dokumen
BelanjaOperasi
Belanja Pegawai Daftar Gaji/SP2D/Dokumen yang dipersamakan
BelanjaBarang BAST/SP2D/Dokumenyang dipersamakan
Hibah(Uang, barangdanJasa)*) NPHD/SP2D/Dokumenyang dipersamakan
Bantuan Sosial (uangdan barang)*) Surat Keputusan Kepala Daerah
BelanjaModal /SP2D/Dokumenyang dipersamakan
BelanjaTanah Sertifikat/BAST/SP2D/Dokumen yang Dipersamakan
Belanja PeralatandanMesin BAST/SP2D/Dokumen yang dipersamakan
BelanjaGedungdanBangunan BAST Pekerjaan/SP2D/Dokumen yang Dipersamakan
BelanjaJalan,Irigasi, danJaringan BAST Pekerjaan/SP2D/Dokumen yang Dipersamakan
BelanjaAset tetaplainnya BAST/SP2D/Dokumen yang dipersamakan
BelanjaAsetLainnya BAST/SP2D/Dokumen yang dipersamakan

3) Jurnal Standar
a. Beban dan Belanja Pegawai
 Beban dan Belanja pegawai yang pembayarannya melalui mekanisme LS
dimana pembayaran tersebut langsung ditransfer ke rekening masing-masing
PNSD
Jurnal LO dan Neraca
Nomor Kode Debit Kredit
Tangga Bukti Rekening Uraian
l
Beban Gaji XXX
XXX Pokok
XXX XXX
XXX XXX
RK-
PPKD

Jurnal LRA
Nomor Kode
Tanggal Bukti Rekening Uraian Debit Kredit
XXX Belanja Gaji XXX
XXX XXX Pokok
XXX
XXX Perubahan SAL

 Beban dan Belanja pegawai yang pembayarannya melalui mekanisme LS


dimana pembayaran ditransfer ke Bendahara Pengeluaran kemudian oleh
bendahara pengeluaran melakukan pembayaran ke masing-masing PNS
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal Nomor Kode Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
XXX Kas di Bendahara XXX
Pengeluaran
XXX XX XXX RK PPKD XXX
X XXX Beban Gaji Pokok XXX
XXX Beban Gaji Pokok
Kas X XXX
dibendahara
Pengeluara

Jurnal LRA
Nomor Kode
Tanggal Bukti Rekening Uraian Debit Kredit
XXX Belanja Gaji Pokok XXX
XX XXXXX
XXX Perubahan SAL XXX

Contoh Transaksi
Pada tanggal 1 Februari 2012 Bendahara Pengeluaran SKPD Kabupaten ABC melakukan
pembayaran atas Beban dan Belanja pegawai melalui mekanisme LS sebesar Rp 7.000.000
dimana pembayaran beban dan belanja langsung ditransfer ke rekening masing masing PNS.
Berdasarkan SP2D LS beban dan belanja pegawai, maka PPK-SKPD akan mencatat dalam
jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Uraian Debit Kredit
Rekening
SP2D/Daftar 9.1.1.01.01 Beban Gaji 7.000.000
01/02/2012 Gaji/Dokumen Pokok
yang 3.1.3.01.01 RK PPKD 7.000.000
Dipersamakan
Jurnal LRA:
Tanggal Nomor Bukti Kode Uraian Debit Kredit
Rekening
SP2D/Daftar 5.1.1.01.01 Belanja Gaji 7.000.000
01/02/2012 Gaji/Dokumen Pokok
yang 0.0.0.00.00 Perubahan 7.000.000
Dipersamakan SAL
Jika Beban dan Belanja pegawai pada tanggal yang sama yang mana pembayarannya
melalui mekanisme LS sebesar Rp 7.000.000 serta pembayaran ditransfer ke Rekening
Bendahara Pengeluaran kemudian oleh bendahara pengeluaran melakukan pembayaran
ke masing-masing PNS. Berdasarkan SP2D LS beban dan belanja pegawai, PPK-SKPD
akan melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:

Jurnal LO dan Neraca:


Tanggal Nomor Bukti Kode Uraian Debit Kredit
Rekening
SP2D/Daftar 1.1.1.02.01 Kas di 7.000.000
Gaji/Dokumen Bendahara
yang Pengeluaran
Dipersamakan 3.1.3.01.01 RK PPKD 7.000.000
01/02/2012 9.1.1.01.01 Beban Gaji 7.000.000
Pokok
1.1.1.02.01 Kas di 7.000.000
Bendahara
Pengeluaran
Jurnal LRA:
Tanggal Nomor Bukti Kode Uraian Debit Kredit
Rekening
SP2D/Daftar 5.1.1.01.01 Belanja Gaji 7.000.000
01/02/2012 Gaji/Dokumen Pokok
yang 0.0.0.00.00 Perubahan 7.000.000
Dipersamakan SAL
 Beban dan Belanja pegawai (misalnya pembayaran lembur) yang
pembayarannya melalui mekanisme UP/GU/TU dimana pembayaran oleh
Bendahara Pengeluaran melakukan pembayaran ke masing-masing PNS
Jurnal LO dan Neraca
Nomor Kode
Tangga Bukti Rekenin Uraian Debit Kredit
l g Beban Uang
XXX Lembur PNS XXX
XXX XX
X XXX Kas Bendahara
Pengeluaran XXX
Jurnal LRA
Tanggal Nomor Kode
Bukti Rekening Uraian Debit Kredit

Belanja Uang
XXX XXX XXX Lembur PNS XXX
XXX Perubahan SAL XXX

Contoh Transaksi
Pada Tanggal 5 Februari 2012 Beban dan Belanja pegawai (misalnya untuk pembayaran
lembur) SKPD Kabupaten ABC yang pembayarannya melalui mekanisme UP/GU/TU sebesar
Rp 3.000.000 serta pembayaran dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran ke masing-masing
PNS. Berdasarkan pembayaran tersebut PPK-SKPD akan melakukan pencatatan dalam jurnal
sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Uraian Debit Kredit
Rekening
Daftar 9.1.1.07.01 Beban Uang 3.000.000
05/02/2012 Honor/SP2D/ Lembur PNS
Dokumen Lain 1.1.1.02.01 Kas di 3.000.000
Bendahara
Pengeluaran
Jurnal LRA:
Tanggal Nomor Bukti Kode Uraian Debit Kredit
Rekening
Daftar 5.1.1.07.01 Belanja Uang 3.000.000
05/02/2012 Honor/SP2D/ Lembur PNS
Dokumen Lain 0.0.0.00.00 Perubahan 3.000.000
SAL
b. Beban dan Belanja Barang dan Jasa
 Belanja Barang dan Jasa Pendekatan Beban
Dimana setiap pembelian barang dan jasa akan diakui/dicatat sebagai beban
jika pembelian barang dan jasa itu dimaksud untukdigunakan atau konsumsi
segera mungkin
Jurnal LO dan Neraca
Tangga Nomor Kode Uraian Debit Kredi
l Bukti Rekening t
XX Beban Persediaan ATK XXX
XXX XX X
X XX Utang Belanja ATK XXX
Kemudian dilakukan pembayaran melalui
X mekanisme SP2DLS maka jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Tangga Nomor KodeRekenin Uraia Debi Kredi
l Bukti g n t t
XXX Utang Belanja ATK XX
XXX XX X
X XXX RK PPKD XXX
Jurnal LRA
Tangga Nomor KodeRekenin Uraia Debi Kredi
Bukti
l g n t t
XXX BelanjaATK XX
XXX XX X
XXX Perubahan SAL XXX
X
Atau kemudian dilakukan pembayaran melalui mekanisme SP2D UP/GU/TU maka jurnal
standar:
Jurnal LO dan Neraca
Tangga Nomor KodeRekenin Uraian Debit Kredi
l Bukti g t
XXX Utang Belanja ATK XXX
XXX XX Kas di Bendahara
X XXX XXX
Pengeluaran
Jurnal LRA
Tangga Nomor KodeRekenin Uraian Debit Kredi
l Bukti g t
XXX Belanja ATK XXX
XXX XX
X XXX Perubahan SAL XXX
Contoh Transaksi
Pada Tanggal 15 Februari 2012 SKPD Kabupaten ABC melakukan pembelian Barang dan
jasa yakni berupa ATK sebesar Rp 1.500.000 yang mana ATK tersebut akan segera digunakan
pada kegiatan. Pembelian ATK tersebut oleh Bendahara Pengeluaran belum dilakukan
Pembayaran, dan Barang dan jasa yang dibeli telah diterima oleh Penyimpan Barang/pengurus
barang dengan Berita Acara Serah Terima Barang dari Rekanan. Berdasarkan kejadian
tersebut maka PPK-SKPD akan melakukan jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Uraian Debit Kredit
Rekening
BAST/Dokumen 9.1.2.01.01 Beban 1.500.000
15/02/2012 yang Persediaan ATK
Dipersamakan 2.1.5.02.01 Utang 1.500.000
Belanja ATK

Pada tanggal 12 Maret 2012 Bendahara Pengeluaran SKPD Kabupaten ABC melakukan
pembayaran dengan mekanisme SP2D LS, dan pembayaran tersebut telah diterima oleh
Rekanan. Berdasarkan pembayaran tersebut PPK SKPD akan melakukan pencatatan dalam
jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Uraian Debit Kredit
Rekening
SP2D/Dokumen 2.1.5.02.01 Utang Belanja 1.500.000
12/03/2012 yang ATK
Dipersamakan 3.1.3.01.01 RK PPKD 1.500.000
Jurnal LRA:
Tanggal Nomor Bukti Kode Uraian Debit Kredit
Rekening
SP2D/Dokumen 5.1.2.01.01 Belanja ATK 1.500.000
12/03/2012 yang 0.0.0.00.00 Perubahan 1.500.000
Dipersamakan SAL

Jika Pembayaran utang belanja oleh Bendahara Pengeluaran SKPD Kabupaten ABC
dilakukan dengan mekanisme SP2D UP/GU/TU berdasarkan pembayaran tersebut PPK
SKPD akan melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Uraian Debit Kredit
Rekening
SP2D/Dokumen 2.1.5.02.01 Utang Belanja 1.500.000
12/03/2012 yang ATK
Dipersamakan 1.1.1.02.01 Kas di 1.500.000
Bendahara
Pengeluaran
Jurnal LRA:
Tanggal Nomor Bukti Kode Uraian Debit Kredit
Rekening
SP2D/Dokumen 5.1.2.01.01 Belanja ATK 1.500.000
12/03/2012 yang 0.0.0.00.00 Perubahan 1.500.000
Dipersamakan SAL

 Pendekatan Aset
Dimana setiap pembelian barang dan jasa akan diakui/dicatat sebagai
persediaan jika pembelian barang dan jasa itu dimaksud untuk digunakan
dalam satu periode anggaran atau untuk sifatnya berjaga jaga
Jurnal LO dan Neraca
Tangga Nomor Kode Uraian Debit Kredi
l Bukti Rekening t
XX Persediaan ATK XXX
XXX XX X Utang Belanja
X XX XXX
ATK
X
Kemudian dilakukan pembayaran melalui mekanisme SP2D.LS maka jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Tangga Nomor Kode Uraia Debit Kredi
Bukti
l Rekening n t
XX Utang Belanja ATK XX
XXX XX X X
X XX RK PPKD XXX
X
Jurnal LRA
Tangga Nomor Kode Uraia Debit Kredi
Bukti
l Rekening n t
XX Belanja ATK XX
XXX XX X X
X XX Perubahan SAL XXX
X
Contoh Transasksi
Pada Tanggal 20 April 2012 SKPD Kabupaten ABC melakukan pembelian Barang dan
jasa berupa ATK sebesar Rp 7.000.000 yang mana ATK tersebut tidak langsung
digunakan/dikonsumsi secepatnya serta digunakan untuk satu periode anggaran atau
untuk sifatnya berjaga-jaga. Pembelian tersebut oleh Bendahara Pengeluaran belum
dilakukan Pembayaran serta Barang dan jasa berupa ATK yang dibeli telah diterima oleh
Penyimpan/Pengurus Barang dengan surat Berita Acara Serah Terima Barang dari
Rekanan. Berdasarkan kejadian tersebut maka PPK-SKPD akan melakukan pencatatan
dalam jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Uraian Debit Kredit
Rekening
BAST/Dokumen 1.1.7.01.01 Persediaan ATK 7.000.000
20/04/2012 yang 2.1.5.02.01 Utang 7.000.000
Dipersamakan Belanja ATK

Pada Tanggal 10 Mei 2012 Bendahara Pengeluaran SKPD Kabupaten ABC melakukan
pembayaran dengan mekanisme SP2D LS, dan pembayaran tersebut telah diterima oleh
Rekanan. Berdasarkan pembayaran tersebut PPK SKPD akan melakukan pencatatan
dalam jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Uraian Debit Kredit
Rekening
SP2D/Dokumen 2.1.5.02.01 Utang Belanja 7.000.000
10/05/2012 yang ATK
Dipersamakan 3.1.3.01.01 RK PPKD 7.000.000
Jurnal LRA:
Tanggal Nomor Bukti Kode Uraian Debit Kredit
Rekening
SP2D/Dokumen 5.1.2.01.01 Belanja ATK 7.000.000
10/05/2012 yang 0.0.0.00.00 Perubahan 7.000.000
Dipersamakan SAL

c. Beban Hibah dan Bantuan Sosial


Beban hibah dan Bantuan Sosial dalam bentuk barang, pengakuannya pada saat
penanda tanganan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD)/Surat Perjanjian
Bantuan Sosial/ dokumen yang dipersamakan atau dapat juga pada saat
penyerahan kepada penerima hibah/bantuan sosial.Bebanhibah dan Bantuan
Sosial menggunakan dua metode pendekatan yaitu:
 Pendekatan Beban
SKPD melakukan pembelian Barang dan jasa yang akan
dihibahkan/diserahkan kepada pihak ketiga dan Barang dan jasa tersebut
telah diterima dari rekanan dengan Berita Acara Serah Terima dari Rekanan
ke SKPD dan akan tetapi belum dilakukan pembayaran, serta kemudian
barang tersebut langsung diserahkan ke penerima hibah bersamaan dengan
NPHD atau dokumen yang sah ditanda tangani maka jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Tangga Nomo Kode Uraian Debi Kredi
l r Rekenin t t
Bukti g Beban Barang.... yang akan
XXX XX
diserahkan kpd Masyarakat X
XXX XXX
Utang Belanja Barang ...
XXX Yang akan diserahhkan XXX
pada
pihak ketiga
Kemudian PPK SKPD melakukan pembayaran kepada rekanan dengan mekanisme LS maka
pencatatan atas pembayaran tersebut dengan jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Tangga Nomo KodeRekenin Uraian Debit Kredit
l r g
Bukti Utang Belanja Barang...
XXX yang akan diserahhkan XX
XXX XXX pada pihak ketiga
X
XXX RKPPKD XXX

Jurnal LRA
Tangga Nomo KodeRekenin Uraian Debit Kredit
l r g
Bukti Belanja barang...
XXX dihibahkan kepada XX
XXX XXX
Masyarakat X

XXX PerubahanSAL XXX


Contoh Transaksi
Pada Tanggal 1 Juni 2012 SKPD Kabupaten ABC melakukan pembelian Barang dan jasa
berupa Bangunan yang akan dihibahkan/diserahkan kepada pihak ketiga sebesar Rp
50.000.000, dan Barang tersebut telah diterima dengan Berita Acara Serah Terima dari
Rekanan ke SKPD dan belum dilakukan pembayaran, serta barang dan jasa tersebut langsung
diserahkan ke penerima hibah/penerima bansos bersamaan dengan NPHD/surat
perjanjian/atau dokumen yang dipersamakan ditanda tangani oleh kepala SKPD. Berdasarkan
kejadian tersebut maka PPK SKPD akan melakukan pencatatan dalam jurnal:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
BAST/NPHD/ 9.1.2.20.01 Beban Barang 50.000.000
Dokumen yang Bangunan yang
dipersamakan akan diserahkan
kpd Masyarakat
2.1.5.02.06 Utang 50.000.000
01/06/2012 Belanja
Barang
Bangunan
yang akan
diserahkan
kpd
Masyarakat
Pada tanggal 1 Juli 2012 Bendahara Pengeluaran SKPD Kabupaten ABC melakukan
pembayaran kepada rekanan dengan mekanisme SP2D LS. Berdasarkan pembayaran SP2D
LS PPK SKPD akan melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
SP2D/Dokumen 2.1.5.02.06 Utang Belanja 50.000.000
yang Barang
01/07/2012 Dipersamakan Bangunan yang
akan diserahkan
kpd Masyarakat
3.1.3.01.01 RK PPKD 50.000.000
Jurnal LRA:
Tanggal Nomor Bukti Kode Uraian Debit Kredit
Rekening
SP2D/ 5.1.5.04.01 Belanja Barang 50.000.000
01/07/2012 Dokumen yang dihibahkan
Dipersamakan Kepada
Kelompok
Masyarakat
0.0.0.00.00 Perubahan 50.000.000
SAL

 Pendekatan Aset
SKPD melakukan pembelian Barang dan jasa yang akan
dihibahkan/diserahkan kepada pihak ketiga dan Barangdan jasa tersebut telah
diterima dari rekanan dengan Berita Acara Serah Terima dariRekanan ke
SKPD danakan tetapi belum dilakukan pembayaran, serta NPHD/Surat
Perjanjian Bantuan Sosial/Dokumen yang dipersamakan telah ditanda tangani
akan tetapi barang tersebut belum diserahkan ke penerima hibah.
Berdasarkan kejadian tersebut,maka jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Nomor
Tanggal Bukti KodeRekening Uraian Debit Kredi
t
Persediaan Barang yang akan
XXX diberikan kpd Pihak ketiga XXX
XXX XXX
XXX Utang Belanja XXX
Barang...
Kemudian PPK SKPD melakukan pembayaran kepada rekanan dengan mekanisme LS maka
pencatatan atas pembayaran tersebut dengan jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Nomor Kode
Tanggal Bukti Rekening Uraian Debit Kredi
XXX Utang Belanja Brg ... XXX t
XXX XXX
XXX RKPPKD XXX
Jurnal LRA
Nomor Kode
Tanggal Bukti Rekening Uraian Debit Kredi
t
Belanja Hibah kpd
XXX XXX XXX kelompok Masyarakat ... XXX
XXX Perubahan SAL XXX

Contoh Transaksi
Pada Tanggal 15 Juni 2012 SKPD Kabupaten ABC melakukan pembelian Barang dan jasa
berupa bangunan yang akan dihibahkan/diserahkan kepada pihak ketiga sebesar Rp
50.000.000 dan Barang dan jasa tersebut telah diterima dengan Berita Acara Serah Terima
dari Rekanan ke SKPD dan belum dilakukan pembayaran. Serta NPHD/surat perjanjian/atau
dokumen yang dipersamakan telah ditanda tangani oleh kepala SKPD dan barang
hibah/bansos belum diserahkan kepada penerima hibah/bansos. Berdasarkan kejadian tersebut
maka PPK SKPD akan melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
BAST/NPHD/ 1.1.7.03.01 Persediaan 50.000.000
Dokumen yang Barang
dipersamakan Bangunan yang
akan diserahkan
kpd masyarakat
15/06/2012 2.1.5.02.06 Utang 50.000.000
Belanja
Barang
Bangunan
yang akan
diserahkan
kpd
Masyarakat

Pada tanggal 17 Juli 2012 Bendahara Pengeluaran SKPD Kabupaten ABC melakukan
pembayaran kepada rekanan dengan mekanisme SP2D LS. Berdasarkan pembayaran SP2D
LS PPK SKPD akan melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
Utang Belanja 50.000.000
Barang
17/07/2012 SP2D 2.1.5.02.06 Bangunan yang
akan diserahkan
kpd Masyarakat
3.1.3.01.01 RK PPKD 50.000.000
Jurnal LRA:
Tanggal Nomor Bukti Kode Uraian Debit Kredit
Rekening
5.1.5.04.01 Belanja Barang 50.000.000
dihibahkan
17/07/2012 SP2D Kepada
Kelompok
Masyarakat
0.0.0.00.00 Perubahan 50.000.000
SAL

d. Beban Penyusutan dan Amortisasi


Beban Penyusutan dan amortisasi adalah alokasi yang sistematis atas nilai aset
tetap yang dapat disusutkan (depreciableassets) selama masa manfaat aset yang
bersangkutan. Beban penyusutan SKPD jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal Nomor Kode Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening

XXX Beban Penyusutan…. XXX


XXX XXX
XXX Akm Penyusutan… XXX

Contoh Transaksi
SKPD melakukan perhitungan beban penyusutan semua aset tetap dan untuk tahun 2012
beban penyusutan sebagai berikut:
NO Uraian Masa Tahun Harga Akum Nilai Beban
. Manfaat Perolehan Perolehan Penyusutan Buku Penyusutan
(Tahun) s/d 2015 2015 Thn 2015
1 Gedung 10 2012 50.000.00 5.000.000 45.000.00 5.000.000
0 0
Hasil perhitungan diatas PPK SKPD akan melakukan pencatatan dalam Jurnal sebagai
berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
9.1.7.01.04 Beban 5.000.000
Penyusutan Alat
angkutan darat
bermotor
31/12/2012 Memorial 1.3.7.01.04 Akumulasi 5.000.000
Penyusutan
Alat
angkutan
darat
bermotor

e. Beban Penyisihan Piutang


Beban penyisihan piutang adalah taksiran nilai piutang yang tidak dapat
diterima pembayarannya dimasa yang akan datang dari seseorang dan/atau
korporasi dan/atau entitas lain. Jurnal standar beban penyisihan piutang:
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal Nomor Kode Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
Beban Penyisihan Piutang
XXX ….. XXX
XXX XXX
XXX Penyisihan XXX
Piutang….
Contoh Transaksi
Berdasarkan data piutang retribusi yang dikelola SKPD Kabupaten ABC dimana didapatkan
saldo piutang pajak sebesar Rp 250.000.000. Dari saldo piutang pajak PPK SKPD
menetapkan kualitas piutang retribusi. Adapun kualitas piutang pajak terdiri dari:
a. Lancar
b. Kurang Lancar
c. Ragu ragu
d. Macet
Adapun Perhitungan Penyisihan Piutang tahun 2012 sebagai berikut:
Uraian Jumlah Kualitas % Taksiran Penyisihan
Tidak Tertagih Piutang
Piutang Pajak 150.000.000 Lancar 0,5% 750.000
Piutang Pajak 30.000.000 Kurang Lancar 10% 3.000.000
Piutang Pajak 50.000.000 Ragu-ragu 50% 25.000.000
Piutang Pajak 20.000.000 Macet 100% 20.000.000
JUMLAH 48.750.000

Berdasarkan perhitungan dengan pendekatan kualitas piutang maka didapatkan Beban


Penyisihan Piutang tahun 2012 sebesar Rp 48.750.000. PPK SKPD akan mencatat penyisihan
piutang dengan jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
31/12/2012 Memorial 9.1.8.01.01 Beban 48.750.000
Penyisihan
Piutang Pajak
1.1.5.01.01 Penyisihan 48.750.000
Piutang Pajak

H. Prosedur Akuntansi Beban Dan Belanja Di PPKD

1) Pihak Terkait
a. PPK PPKD
PPK PPKD bertugas untuk melakukan administrasi termasuk menerbitkan
bukti memorial dan pencatatan akuntansi atas setiap transaksi yang terjadi
b. PPKD
PPKD mempunyai tugas memberikan otorisasi atas transaki beban yang
terjadiserta menyetujui penerbitan dokumen pencairan dana untuk membayar
beban yang terjadi.
c. BUD/Kuasa BUD
BUD/Kuasa BUD akan mempunyai tugas melakukan pembayaran atas beban
dari Kas di Kas Daerah yang dikelolanya.
2) Prosedur Akuntansi
Prosedur akuntansiuntuk pengakuan dan pencatatan beban yang dilakukan oleh
Bendahara Umum Daerah dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Bendahara Umum Daerah (BUD)/Kuasa Bendahara Umum Daerah (Kuasa
BUD) menerima dokumen tagihan dari pihak ketiga atau dokumen sumber
lainnya dan menyerahkan tembusannya kepada PPK PPKD.
b. PPK PPKD membuat dokumen akuntansi/bukti memorial berdasarkan
tembusan tagihan dari pihak ketiga atau dokumen sumber lainnya dari
BUD/Kuasa BUD.
c. Berdasarkan dokumen tersebut BUD/Kuasa BUD melakukan proses
penatausahaan sesuai dengan sistem dan prosedur penatausahaan
keuangan, kemudian menyerahkan tembusan dokumen pembayaran tersebut
kepada PPK PPKD.
d. PPK PPKD membuat dokumen akuntansi/bukti memorial berdasarkan
tembusan dokumen pembayaran dari BUD/Kuasa BUD.
e. PPK PPKD melakukan pencatatan akuntansi dalam buku jurnal berdasarkan
dokumen akuntansi.
f. PPK PPKD melakukan posting jurnal ke buku besar.
g. Berdasarkan saldo Buku Besar PPK PPKD menyusun Lapora Keuangan PPKD.
3) Dokumen Sumber
a. Surat Tagihan PihakKetiga
b. Bukti Pengeluaran Kas
c. Kuitansi/Bukti Pembayaran
d. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
e. Dokumen Perjanjian Utang
f. SuratTagihan dari Penerima Subsidi g.Naskah Perjanjian Hibah Daerah
g. Bukti Memorial
h. Nota Debit
i. Bukti akuntansi lainnya
4) Jurnal Standar
a. Beban dan Belanja Bunga
 Pemerintah Daerah melakukan pembayaran bunga dengan mekanisme SP2D
LS berdasarkan pembayaran SP2D LS maka fungsi akuntansi akan
melakukan pencatatan dalam jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Nomor
Tanggal Bukti KodeRekening Uraian Debit Kredi
t
XXX Beban Utang Bunga Pinjaman XXX
XXX
XXX XXX Utang Bunga XXX
Pinjaman

 Pemerintah Daerah melakukan pembayaran bunga dengan mekanisme SP2D


LS berdasarkan pembayaran SP2D LS maka fungsi akuntansi akan
melakukan pencatatan dalam jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Nomor Kode
Tanggal Bukti Rekening Uraian Debit Kredi
XXX Utang Bunga Pinjaman XXX t
XXX XXX
XXX Kas dikas daerah XXX
Jurnal LRA
Nomor Kode
Tanggal Bukti Rekening Uraian Debit Kredi
t
XXX Belanja Bunga Pinjaman XXX
XXX XXX
XXX Perubahan SAL XXX

Contoh Transaksi
Pada tanggal 25 Mei 2012 Pemerintah Daerah mengadakan perjanjian Utang, dimana
Pemerintah Daerah berutang pada Lembaga keuangan Bank sebesar Rp 200.000.000. Didalam
klausal perjanjian utang dimana pemerintah daerah dikenakan bunga atas pinjaman serta
bunga yang harus dibayar per enam bulan dan bunga selama enam bulan sebesar Rp
5.000.000,00. Berdasarkan kejadian tersebut maka Fungsi Akuntansi akan membuat bukti
memorial terkait pengakuan beban bunga untuk diotorisasi oleh PPKD. Berdasarkan Bukti
memorial tersebut Fungsi Akuntansi akan melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
Surat Perjanjian 9.1.3.01.01 Beban bunga 5.000.000
utang/Dokumen utang pinjaman
yang kepada
dipersamakan Lembaga
25/05/2012 Keuangan Bank
2.1.2.01.01 Utang Bunga 5.000.000
kpd Lembaga
Keuangan
Bank

Pada tanggal 5 Juli 2012 Pemerintah Daerah melakukan pencairan dengan menerbitkan SP2D
LS dan kemudian dilakukan pembayaran sebesar Rp 5.000.000 kepada lembaga keuangan
bank. Berdasarkan kejadian tersebut maka fungsi akuntansi akan melakukan pencatatan dalam
jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
SP2D/dokumen 2.1.2.01.01 Utang Bunga 5.000.000
yang Kepada
05/07/2012 dipersamakan Lembaga
Keuangan Bank
1.1.1.01.01 Kas di Kas 5.000.000
Daerah

Jurnal LRA:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
SP2D/dokumen 5.1.3.01.01 Bunga Utang 5.000.000
yang Pinjaman
05/07/2012 dipersamakan Kepada
Lembaga
Keuangan Bank
0.0.0.00.00 Perubahan 5.000.000
SAL

b. Beban dan Belanja Subsidi


 Pemerintah Daerah menerbitkan Surat Keputusan Kepala
Daerah/Perjanjian/Dokumen yang dipersamakan tentang pemberian subsidi
kepada entitas lain. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala
Daerah/Perjanjian/Dokuemn yang dipersamakan maka fungsi akuntansi akan
melakukan pencatatan dalam jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Nomor
Tanggal Bukti KodeRekening Uraian Debit Kredi
t
XXX Beban Subsidi Kepada BUMD XXX
XXX XXX XXX Utang Belanja Subsidi XXX
BUMD

 Kemudian Pemeritah Daerah melakukan pencairan subsidi dengan diterbitkan


SP2D LS dan dilakukan penyerahan kepada yang berhak menerima subsidi
berdasarkan kejadian tersebut fungsi akuntansi akan melakukan pencatatan
dalam jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Nomor Kode
Tanggal Bukti Rekening Uraian Debit Kredi
XXX Utang Subsidi XXX t
XXX XXX
XXX Kas dikas daerah XXX
Jurnal LRA
Nomor Kode
Tanggal Bukti Rekening Uraian Debit Kredi
t
XXX Belanja Subsidi XXX
XXX XXX
XXX Perubahan SAL XXX

Contoh Transaksi
Pada tanggal 13 Agustus 2012 Pemerintah Daerah menerbitkan Surat Keputusan Kepala
Daerah/Surat Perjanjian/Dokumen yang dipersamakan dimana Pemerintah Daerah akan
memberikan subsidi kepada Lembaga BPD sebesar Rp 100.000.000. Berdasarkan kejadian
tersebut maka Fungsi Akuntansi PPKD akan mencatat kedalam jurnal:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
Surat Keputusan 9.1.4.01.02 Beban Subsidi 100.000.000
Kepala Daerah/ kepada
13/08/2012 Perjanjian/ Lembaga BPD
Dokumen yang 2.1.5.04.02 Utang 100.000.000
dipersamakan Belanja
Subsidi
Lembaga
BPD

Pada tanggal 13 September 2012 Pemerintah Daerah melakukan pencairan dengan


menerbitkan SP2D LS dan kemudian dilakukan pembayaran sebesar Rp 100.000.000 kepada
Lembaga BPD. Berdasarkan kejadian tersebut maka fungsi akuntansi akan melakukan
pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
Surat Keputusan 2.1.5.04.02 Utang Belanja 100.000.000
Kepala Daerah/ Subsidi
13/09/2012 Perjanjian/ Lembaga BPD
Dokumen yang 1.1.1.01.01 Kas di Kas 100.000.000
dipersamakan Daerah
Jurnal LRA:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
Surat Keputusan 5.1.3.01.02 Belanja Subsidi 100.000.000
Kepala Daerah/ Kepada
13/09/2012 Perjanjian/ Lembaga BPD
Dokumen yang 0.0.0.00.00 Perubahan 100.000.000
dipersamakan SAL

c. Beban dan Belanja Hibah


 Pemerintah Daerah menerbitkan SK tentang nama nama penerima hibah
daerah dan telah menandatangani NPHD /Dokumen yang dipersamakan
tentang pemberian hibah kepada kelompok masyarakat berdasarkan
kejadian tersebut maka fungsi akuntansi akan melakukan pencatatan
dalam jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Nomor
Tanggal Bukti KodeRekening Uraian Debit Kredi
t
XXX Beban hibah kepada XXX
masyarakat
XXX XXX
XXX Utang Belanja Lain- XXX
lain

 Kemudian Pemeritah Daerah melakukan pencairan bantuan hibah dengan


diterbitkan SP2D LS dan dilakukan penyerahan kepada yang berhak
menerima hibah dalam bentuk uang berdasarkan kejadian tersebut maka
fungsi akuntansi akan melakukan pencatatan dalam jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Nomor Kode
Tanggal Bukti Rekening Uraian Debit Kredi
XXX Utang Belanja Lain-lain XXX t
XXX XXX
XXX Kas dikas daerah XXX
Jurnal LRA
Nomor Kode
Tanggal Bukti Rekening Uraian Debit Kredi
t
XXX Belanja hibah kepada XXX
XXX XXX masyarakat
XXX Perubahan SAL XXX

Contoh Transaksi
Pada Tanggal 27 September 2012 Pemerintah Daerah menerbitkan SK tentang nama-nama
penerima hibah daerah dan telah menandatangani NPHD/Dokumen yang dipersamakan
tentang pemberian hibah kepada kelompok masyarakat dalam bentuk uang. Nilai beban hibah
sebesar Rp 17.000.000. Berdasarkan kejadian tersebut maka fungsi akuntansi akan melakukan
pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
NPHD/dokumen 9.1.5.04.01 Beban Hibah 17.000.000
yang Kepada
27/09/2012 dipersamakan Masyarakat
2.1.5.07.01 Utang 17.000.000
Belanja
Hibah

Pada tanggal 10 Oktober 2012 Pemerintah Daerah melakukan pencairan dengan menerbitkan
SP2D LS dan kemudian dilakukan pembayaran sebesar Rp 17.000.000 kepada penerima
hibah. Berdasarkan kejadian tersebut maka fungsi akuntansi akan melakukan pencatatan
dalam jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
SP2D/dokumen 2.1.5.07.01 Utang Belanja 17.000.000
10/10/2012 yang Hibah
dipersamakan 1.1.1.01.01 Kas di Kas 17.000.000
Daerah
Jurnal LRA:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
SP2D/dokumen 5.1.4.06.02 Belanja Hibah 17.000.000
yang Kepada
10/10/2012 dipersamakan Masyarakat
0.0.0.00.00 Perubahan 17.000.000
SAL

d. Beban dan Belanja Bantuan Sosial


 Pemerintah Daerah mengeluarkan Surat Keputusan kepala daerah tentang
penerima bantuan sosial berupa uang serta menandatangani Surat
Perjanjian pemberian bantuan sosial dengan penerima bantuan sosial.
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Daerah dan surat perjanjian
pemberian bantuan sosial maka fungsi akuntansi melakukan pencatatan
dalam jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Nomor
Tanggal Bukti KodeRekening Uraian Debit Kredi
t
XXX Beban bantuan sosial kpd XXX
organisasi kemasyarakat
XXX XXX
XXX Utang Belanja Lain- XXX
lain

 Kemudian Pemeritah Daerah melakukan pencairan bantuan sosial dengan


diterbitkan SP2D LS dan dilakukan pembayaran kepada yang berhak
menerima bantuan sosial dalam bentuk uang berdasarkan kejadian
tersebut maka fungsi akuntansi akan melakukan pencatatan dalam jurnal
standar:
Jurnal LO dan Neraca
Nomor Kode
Tanggal Bukti Rekening Uraian Debit Kredi
XXX Utang Belanja Lain-lain XXX t
XXX XXX
XXX Kas dikas daerah XXX
Jurnal LRA
Nomor Kode
Tanggal Bukti Rekening Uraian Debit Kredi
t
XXX Belanja bantuan sosial XXX
XXX XXX kpd organisasi
masyarakat
XXX Perubahan SAL XXX

Contoh Transaksi
Pada tanggal 2 Juli 2012 Kepala Daerah mengeluarkan Surat Keputusan tentang penerima
bantuan sosial berupa uang kepada organisasi kemasyarakatan sebesar Rp 25.000.000. Kepala
Daerah telah ditandatangani Perjanjian pemberian bantuan sosial dengan penerima bantuan.
Berdasarkan bukti Surat Keputusan Kepala Daerah dan Surat perjanjian bantuan sosial atau
dokumen yang dipersamakan, maka Fungsi Akuntansi akan melakukan pencatatan dalam
jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
Surat Keputusan 9.1.6.01.01 Beban bantuan 25.000.000
02/07/2012 Kepala sosial kpd
Daerah/Surat organisasi sosial
Perjanjian/ masyarakatan
dokumen yang 2.1.5.08.01 Utang 25.000.000
dipersamakan Belanja
Bansos

Pada tanggal 31 Juli 2012 Pemerintah Daerah melakukan pencairan dengan menerbitkan
SP2D LS dan kemudian dilakukan pembayaran sebesar Rp 25.000.000 kepada penerima
bantuan sosial. Berdasarkan kejadian tersebut maka fungsi akuntansi akan melakukan
pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
SP2D/dokumen 2.1.5.08.01 Utang Belanja 25.000.000
31/07/2012 yang Bansos
dipersamakan 1.1.1.01.01 Kas di Kas 25.000.000
Daerah
Jurnal LRA:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
SP2D/dokumen 5.1.4.06.02 Belanja bantuan 25.000.000
yang sosial kpd
31/07/2012 dipersamakan organisasi sosial
masyarakatan
0.0.0.00.00 Perubahan 25.000.000
SAL

e. Beban Transfer Bagi Hasil Pajak


 Pemerintah Daerah mengeluarkan Surat Keputusan Kepala Daerah
tentang Bagi Hasil Pajak Ke kabupaten/kota.Berdasarkan Surat Keputusan
Kepala Daerah tentang bagi hasil pajak kabupaten/kota maka fungsi
akuntansi melakukan pencatatan dalam jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Nomor
Tanggal Bukti KodeRekening Uraian Debit Kredi
t
XXX Beban Transfer Bagi Hasil XXX
Pajak
XXX XXX XXX Utang Transfer Bagi XXX
Hasil Pajak

 Kemudian Pemeritah Daerah melakukan pencairan dana bagi hasil pajak


ke kabupaten/kotadengan diterbitkan SP2DLSdan dilakukanpembayaran
kepada kabupaten/kota berdasarkan kejadian tersebut maka fungsi
akuntansi akan melakukan pencatatan dalam jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Nomor Kode
Tanggal Bukti Rekening Uraian Debit Kredi
XXX Utang Transfer Bagi Hasil XXX t
XXX XXX Pajak
XXX Kas dikas daerah XXX
Jurnal LRA
Nomor Kode
Tanggal Bukti Rekening Uraian Debit Kredi
t
XXX Transfer Bagi Hasil XXX
XXX XXX XXX Pajak Perubahan SAL XXX
Contoh Transaksi
Pada tanggal 12 Oktober 2012 Pemerintah Daerah menerbitkan Surat Keputusan/Persetujuan
Kepala Daerah/Dokumen yang dipersamakan untuk beban transfer bagi hasil pajak kepada
entitas lain sebesar Rp 31.000.000,00. Berdasarkan kejadian tersebut maka Fungsi Akuntansi
akan melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
Surat Keputusan 9.2.1.01.01 Beban transfer 31.0000.000
Kepala Daerah/ bagi hasil pajak
dokumen yang kepada
12/10/2012 dipersamakan pemerintah
kabupaten
2.1.6.04.01 Utang 31.000.000
Transfer Bagi
Hasil Pajak

Pada tanggal 23 Desember 2012 Pemerintah Daerah melakukan pencairan dengan


menerbitkan SP2D LS dan kemudian dilakukan pembayaran sebesar Rp 31.000.000 kepada
penerima beban transfer bagi hasil pajak. Berdasarkan kejadian tersebut maka fungsi
akuntansi akan melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
SP2D/dokumen 2.1.6.04.01 Utang Transfer 31.0000.000
23/12/2012 yang Bagi Hasil
dipersamakan Pajak
1.1.1.01.01 Kas di Kas 31.000.000
Daerah
Jurnal LRA:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
SP2D/dokumen 6.1.6.02.01 Transfer Bagi 31.000.000
23/12/2012 yang Hasil Pajak
dipersamakan 0.0.0.00.00 Perubahan 31.000.000
SAL

f. Beban Transfer Bantuan Keuangan


 Pemerintah Daerah mengeluarkan Surat Keputusan Kepala Daerah
tentang bantuan keuangan. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Daerah
tentang bantuan keuangan maka fungsi akuntansi akan melakukan
pencatatan dalam jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Nomor
Tanggal Bukti KodeRekening Uraian Debit Kredi
t
XXX Beban transfer bantuan XXX
keuangan ke kab/kota
XXX XXX
XXX Utang Transfer XXX
Bantuan Keuangan

 KemudianPemerintahDaerahmelakukanpencairandanabantuan keuangan
dengan diterbitkan SP2D LS dan dilakukan pembayaran kepada yang
berhak menerima berdasarkan kejadian tersebut maka fungsi akuntansi
akan melakukan pencatatan dalam jurnal standar:
Jurnal LO dan Neraca
Nomor Kode
Tanggal Bukti Rekening Uraian Debit Kredi
XXX Utang Transfer Bantuan XXX t
XXX XXX Keuangan
XXX Kas dikas daerah XXX
Jurnal LRA
Nomor Kode
Tanggal Bukti Rekening Uraian Debit Kredi
t
XXX Transfer Bantuan XXX
XXX XXX Keuangan ke Kab/Kota

XXX Perubahan SAL XXX

Contoh Transaksi
Pada tanggal 11 Mei 2012 Pemerintah Daerah menerbitkan Surat Keputusan/Persetujuan
Kepala Daerah/Dokumen yang dipersamakan untuk beban transfer bantuan keuangan kepada
entitas lain sebesar Rp 33.500.000,00. Berdasarkan kejadian tersebut maka Fungsi Akuntansi
akan melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
Surat Keputusan 9.2.3.02.01 Beban transfer 33.500.000
Kepala Daerah/ bantuan
dokumen yang keuangan ke
11/05/2012 dipersamakan kabupaten/kota
2.1.5.05.02 Utang 33.500.000
Transfer
Bantuan
Keuangan
Pada tanggal 29 Juli 2012 Pemerintah Daerah melakukan pencairan dengan menerbitkan
SP2D LS dan kemudian dilakukan pembayaran sebesar Rp 33.500.000,00 kepada penerima
beban transfer bantuan keuangan. Berdasarkan kejadian tersebut maka fungsi akuntansi akan
melakukan pencatatan dalam jurnal sebagai berikut:
Jurnal LO dan Neraca:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
29/07/2012 SP2D/dokumen 2.1.5.05.02 Utang Transfer 33.500.000
yang Bantuan
dipersamakan Keuangan
1.1.1.01.01 Kas di Kas 33.500.000
Daerah
Jurnal LRA:
Tanggal Nomor Bukti Kode Rekening Uraian Debit Kredit
SP2D/dokumen 5.1.7.02.01 Bantuan 33.500.000
29/07/2012 yang Keuangan
dipersamakan Kabupaten/Kota
0.0.0.00.00 Perubahan 33.500.000
SAL
I. Penyesuaian Pada Akhir Tahun

Penyesuaian di antaranya pada saat kewajiban timbul karena adanya beban yang Pada
akhir periode akuntansi ada beberapa perkiraan yang harus dilakukan masih harus dibayar atau
terjadinya konsumsi aset atau terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa,
walaupun tidak terjadi pengeluaran kas. Jurnal atas transaksi konsumsi aset diakui dengan
bertambahnya beban aset yang dicatat di sisi debit dan berkurangnya aset yang dicatat di sisi
kredit dengan nilai nominal aset yang sudah digunakan/terpakai.

Laporan Oprasional

Tanggal Uraian Debit Kredit

Beban XXX

Aset XXX

Jurnal atas beban yang masih harus dibayar diakui dengan mencatat beban di sisi debit dan
mencatat utang di sisi kredit dengan nilai nominal beban yang masih harus dibayar tersebut.

Laporan Oprasional

Tanggal Uraian Debit Kredit

Beban yang masih XXX


harus dibayar

Utang XXX

Jurnal untuk mengakui adanya beban akibat penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dibuat
dengan mencatat beban depresiasi di sisi debit dan mencatat akumulasi depresiasi di sisi kredit
dengan nilai nominal manfaat ekonomi atau potensi jasa yang sudah didapatkan/dipergunakan.
Laporan Oprasional

Tanggal Uraian Debit Kredit

Beban depresisasi XXX

Akumulasi Depresiasi XXX

Jurnal atas beban yang terutang dan beban dibayar dimuka untuk menyusun LO

Laporan Oprasional

Tanggal Uraian Debit Kredit

Beban XXX

Beban dibayar dimuka XXX

Kas dibendahara XXX


pengeluaran

Jurnal pengeluaran kaatas belanja untuk penyusunan LRA.

Laporan Oprasional

Tanggal Uraian Debit Kredit

Belanja XXX

Estimasi perubahan XXX


SAL
J. Koreksi Beban/Belanja

Koreksi Beban/Belanja bisa bersifat menambah atau mengurangi Beban/Belanja yang


sudah dibukukan sebelumnya:
1) Koreksi yang bersifat berulang dan sistemik pada periode yang sama atau berbeda
dengan saat pengakuannya, maka koreksi dilakukan hanya pada saat kas
dikeluarkan/ diterima.
a) berdasarkan SP2D, PPK-SKPD menjurnal koreksi yang menyebabkan
pengeluaran kas:
Beban (sesuai jenisnya) XXX
Kas di Bendahara X
Pengeluaran*
Belanja (sesuai jenisnya)-LRA XXX XX
Perubahan SAL X
XX
*bila menggunakan SP2D-LS, maka kredit pada “RK-PPKD”.

b) berdasarkan STS/dokumen yang dipersamakan,PPK-SKPD


menjurnal Koreksi yang menyebabkan penerimaan kas:
RK-PPKD XXX
Beban (sesuai jenisnya) XXX
Perubahan SAL XXX
Belanja (sesuai jenisnya)-LRA XXX

Sedangkan jurnal koreksi atas kesalahan yang tidak berulang adalah sebagai
berikut:
1) Koreksi bersifat menambah Beban/Belanja pada periode yang sama dengan
saat pengakuan, atau menambah Beban/Belanja tahun sebelumnya sedangkan
laporan keuangan belum diterbitkan, maka berdasarkan bukti
memorial/SP2D/dokumen yang dipersamakan, PPK-SKPD menjurnal:

Beban (sesuai jenisnya)-LO XXX


Kas di Bendahara Pengeluaran* XXX
Belanja (sesuai jenisnya)-LRA XXX
Perubahan SAL XXX
*bila menggunakan SP2D-LS, maka kredit pada “RK-PPKD”
2) Bila koreksi bersifat menambah Beban/Belanja tahun-tahun sebelumnya
sedangkanlaporan keuangan sudah diterbitkan, maka berdasarkan bukti
memorial/SP2D/dokumen yang dipersamakan, PPK-SKPD menjurnal:

Ekuitas XXX
Kas di Bendahara Pengeluaran* XXX
SiLPA/SiKPA XXX
Perubahan SAL XXX

*bila menggunakan SP2D-LS, maka kredit pada “RK-PPKD”

3) Bila koreksi bersifat mengurangi Beban/Belanja tahun-tahun sebelumnya


sedangkan laporan keuangan sudah diterbitkan, maka berdasarkan bukti
memorial/STS/dokumen yang dipersamakan, PPK-SKPD menjurnal:

RK-PPKD XXX
Lain-Lain PAD Yang Sah-LO XXX
Perubahan SAL XXX
Lain-Lain PAD Yang Sah-LRA XXX
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian konsep belanja dan beban merupakan sesuatu yang berbeda, menurut
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang diatur melalui PP 71 Tahun 2010 beban
adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang
menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya
kewajiban. Sedangkan beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih. Dan belanja menurut Standar Akuntansi Pemerintah
(SAP) yang diatur melalui PP 71 Tahun 2010 merupakan semua pengeluaran oleh
Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran
Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah. Beban dan belanja dikalsifikasikan
beradasarkan kalsifikasi ekonomi dan berdasarkan organisasinya. Beban diakui pada saat
timbulnya kewajiban, terjadinya konsumsi asset dan saat terjadinya penurunan manfaat
ekonomi atau potensi jasa. Dalam rangka pengakuan beban tersebut maka beban dapat
dicatat menggunakan metode pendekatan beban dan asset. Sedangkan belanja diakui
pada saat terjadinya pengeluaran dari rekening kas umum daerah dan pengecualian
terhadap pengeluaran melalaui bendahara pengeluaran dan badan layanan umum.
Beban diukur dan dicatat sebesar beban yang terjadi selama periode pelaporan.
Belanja diukur jumlah pengeluaran kas yang keluar dari Rekening Kas Umum Daerah
dan atau Rekening Bendahara Pengeluaran berdasarkan azas bruto. Beban dinilai sebesar
akumulasi beban yang terjadi selama satu periode pelaporan dan disajikan pada laporan
operasional sesuai dengan klasifikasi ekonomi (line item). Belanja dinilai sebesar nilai
tercatat dan disajikan pada laporan realisasi anggaran berdasarkan belanja langsung dan
tidak langsung.
Belanja disajikan dan diungkapkan dalam Laporan Realisasi Anggaran menurut
jenis belanja dengan menggunakan nilai rupiah.Beban disajikan dalam laporan
operasional entitas akuntansi/pelaporan menurut klasifikasi jenis beban.

DAFTAR PUSTAKA

Modul Akuntansi Pemerintah Daerah Berbasis Akrual tentang “Beban dan Belanja”
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan
Kurniawan, Pijar. 2011, Beban dan Belanja Dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat,
http://sangpemungutcukai.blogspot.co.id/2016/03/beban-dan-belanja-dalam-laporan.html
(diakses 21 November 2016)

Anda mungkin juga menyukai