Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah salah satu syarat untuk menerapkan Badan Layanan Umum Daerah
membuat 5 komponen Laporan keuangan. Laporan keuangan yang dibuat oleh BLUD tersebut
sebagai Laporan Keuangan awal karena BLUD nantinya akan menjadi entitas pelaporan yang
akan membuat 7 komponen laporan keuangan. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan
Daerah yang akan menerapkan BLUD harus membuat laporan keuangan sesuai dengan sistem
akuntansi yang diterapkan pada pemerintah daerah. Dikarenakan Unit Pelaksana Teknis
Dinas/Badan bukan merupakan entitas akuntansi maka dalam penyusunan 5 komponen laporan
keuangan Laporan keuangan dimaksud harus memecah dari laporan keuangan SKPD. 5
komponen laporan keuangan terdiri atas: a. Laporan Realisasi Anggaran;
a. Laporan Realisasi Anggaran;
b. Neraca;
c. Laporan Operasional;
d. Laporan Perubahan Ekuitas; dan
e. Catatan atas Laporan Keuangan.
Dalam hal Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan baru dibentuk dan akan menerapkan
BLUD maka Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan baru tersebut tidak menyusun 5 komponen
laporan keuangan tetapi hanya menyusun prognosis/proyeksi keuangan berupa laporan realisasi
anggaran dan laporan operasional sesuai dengan sistem perencanaan dan penganggaran yang
diterapkan oleh pemerintah daerah.
1
Laporan Keuangan BLUD Puskesmas Bantuil sebagaimana terlampir.
Anggaran
Kode Realisasi Selisih
Uraian Setelah
Rekening (Rp.) (Rp.)
Perubahan (Rp.)
1 2 3 4 5
1 PENDAPATAN
1 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH
1 1 1 Pendapatan Pajak Daerah
1 1 2 Pendapatan Retribusi Daerah
Pendapatan Hasil Pengelolaan
1 1 3 Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
1 1 4
yang Sah
Jumlah Pendapatan
2 BELANJA
2 1 BELANJA OPERASI
2 1 1 Belanja Pegawai
2 1 2 Belanja Barang dan Jasa
2 2 BELANJA MODAL
2 2 1 Belanja Tanah
2 2 2 Belanja Peralatan dan Mesin
2 2 3 Belanja Gedung dan Bangunan
Belanja Jalan, Irigasi, dan
2 2 4
Jaringan
2 2 5 Belanja Aset Tetap Lainnya
2 2 6 Belanja Aset Lainnya
Jumlah Belanja
2
PUSKESMAS BANTUIL
NERACA
PER 31 DESEMBER 2022 DAN TAHUN 2021
1 2 3 4 5
1 PENDAPATAN
1 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH
1 1 1 Pendapatan Pajak Daerah
1 1 2 Pendapatan Retribusi Daerah
1 1 3 Pendapatan Hasil Pengelolaan
Kakayaan Daerah yang
Dipisahkan
1 1 4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
yang Sah
Jumlah Pendapatan
2 BELANJA
2 1 BELANJA OPERASI
2 1 1 Belanja Pegawai
2 1 2 Belanja Barang dan Jasa
2 2 BELANJA MODAL
2 2 1 Belanja Tanah
2 2 2 Belanja Peralatan dan Mesin
2 2 3 Belanja Gedung dan Bangunan
2 2 4 Belanja Jalan, Irigasi, dan
Jaringan
2 2 5 Belanja Aset Tetap Lainnya
2 2 6 Belanja Aset Lainnya
Jumlah Belanja
Surplus/ (Defisit)
3
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA
PUSKESMAS BANTUIL
NERACA
PER 31 DESEMBER 2022 DAN TAHUN 2021
2022 2021
URAIAN
(Rp.) (Rp.)
ASET
Aset Lancar
Kas dan Setara Kas
Investasi Jangka Pendek
Piutang
Persediaan
Aset Lancar Lainnya
Jumlah
Investasi Jangka Panjang
Investasi Non Permanen
Investasi Permanen
Jumlah
Aset Tetap
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi dan Jaringan
Aset Tetap Lainnya
Konstruksi dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Jumlah
Aset Lainnya
Tagihan Piutang Penjualan Angsuran
Tagihan Tuntutan Ganti Rugi
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Aset Tetap Nonoperasional
Aset Tak Wajib
Aset Lain-lain
Jumlah
TOTAL ASET
KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek
Hutang Perhitungan Pihak Ketiga
Hutang Biaya
Hutang Pajak
Pendapatan Diterima Di Muka
Utang Jangka Pendek Lainnya
Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang
4
URAIAN 2022 2021
(Rp.) (Rp.)
Jumlah
Kewajiban Jangka Panjang
Hutang Dalam Negeri
Hutang Luar Negeri
Jumlah
TOTAL KEWAJIBAN
EKUITAS
Ekuitas
TOTAL EKUITAS
5
PUSKESMAS BANTUIL
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2021 DAN 31 DESEMBER 2022
2021 2022
URAIAN
(Rp.) (Rp.)
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) – LO
Pendapatan Pajak Daerah – LO
Lain-lain PAD Yang Sah – LO
TOTAL PENDAPATAN
BEBAN
Beban Operasi
Beban Pegawai - LO
Beban Barang dan Jasa
Beban Penyusutan dan Amortisasi
Beban Penyisihan Piutang
Beban Lain-lain
TOTAL BEBAN
SURPLUS/DEFISIT - LO
6
PUSKESMAS BANTUIL
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2021 DAN 31 DESEMBER 2022
2021 2022
URAIAN
(Rp.) (Rp.)
EKUITAS AWAL
SURPLUS/DEFISIT LO
EKUITAS AKHIR
7
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
BAB 1
PENDAHULUAN
8
2. Menyediakan informasi mengenal apakah cara memperoleh sumber daya ekonomi dan
alokasinya telah sesuai dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-
undangan.
3. Menyediakan informasi mengenal jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam
kegiatan-kegiatan di SKPD dalam kerangka Pemerintah Kabupaten Barito Kuala serta
hasil-hasil yang telah dicapai.
4. Menyediakan informasi mengenal bagaimana SKPD di Pemerintah Kabupaten Barito
Kuala berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya.
5. Menyediakan informasi mengenal posisi keuangan dan kondisi SKPD di Pemerintah
Kabupaten Barito Kuala berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya.
6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan SKPD di Pemerintah
Kabupaten Barito Kuala, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat
kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
7. Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan SKPD di Pemerintah
Kabupaten Barito Kuala menyediakan informasi mengenai pendapatan, belanja, aset,
kewajiban dan ekuitas dana.
9
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 yang telah diubah keduakalinya
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan
Barang Milik Daerah.
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar
Akuntansi Berbasis Akural pada Pemerintah Daerah.
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum
Daerah.
15. Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pokok-pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah.
16. Peraturan Bupati Kabupaten Barito Kuala Nomor 62 Tahun 2019 tentang Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Kabupaten Barito Kuala.
C. SISTEMATIKA
Catatan atas Laporan Keuangan disusun dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I : PENDAHULUAN
A. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
B. Dasar Hukum
C. Sistematika
Bab V : PENUTUP
Kesimpulan
10
BAB II
PROFIIL PUSKESMAS BANTUIL
Puskesmas yang pada awalnya hanya sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) di Dinas Kesehatan di lingkungan Kabupaten Barito Kuala, kini dapat
diajukan statusnya menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) agar dapat
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan lebih fleksibel termasuk
membuat Puskesmas harus melakukan banyak penyesuaian khususnya dalam
pengelolaan keuangan maupun penganggarannya, termasuk penentuan biaya.
11
Puskesmas yang telah menjadi BLUD menggunakan standar pelayanan minimal yang
ditetapkan oleh Bupati Barito Kuala sesuai dengan kewenangannya, harus
mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan dan kesetaraan layanan, biaya serta
kemudahan untuk mendapatkan layanan. Standar pelayanan minimal tersebut harus
memenuhi persyaratan, yaitu:
a. Fokus pada jenis pelayanan, dalam arti mengutamakan kegiatan pelayanan yang
menunjang terwujudnya tugas dan fungsi BLUD;
b. Terukur, merupakan kegiatan yang pencapaiannya dapat dinilai dengan standar
yang telah ditetapkan;
c. Dapat dicapai, merupakan kegiatan nyata yang dapat dihitung tingkat
pencapaiannya, rasional sesuai kemampuan dan tingkat pemanfaatannya;
d. Relevan dan dapat diandalkan, merupakan kegiatan yang sejalan, berkaitan dan
dapat dipercaya untuk menunjang tugas dan fungsi BLUD;
e. Tepat waktu, merupakan kesesuaian jadwal dan kegiatan pelayanan yang telah
ditetapkan.
12
a. Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan. Dalam hal ini puskesmas berupaya menggerakkan lintas sektor dan
dunia usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan
berwawasan kesehatan. Puskesmas ikut aktif memantau dan melaporkan dampak
kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya
serta mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.
b. Puskesmas merupakan pusat pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini puskesmas
berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat
memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan
kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan serta ikut menetapkan,
menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
c. Puskesmas merupakan pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Dalam hal ini
Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dalam bentuk pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
13
4. Menggerakan Promosi Kesehatan yang Berdaya guna dan Bersaing Dalam
Mendorong Peran Aktif Masyarakat Untuk Berperilaku Hidup Sehat
14
a. Pelayanan Pemeriksaan Umum
b. Pelayanan Kegawatdaruratan
c. Pelayanan Kefarmasian
d. Pelayanan Laboratorium
e. Pelayanan KIA-KB bersifat UKP
f. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
g. Pelayanan Gizi bersifat UKP
2. Jumlah Pegawai
15
3. Alamat dan Letak Puskesmas Bantuil
Puskesmas Bantuil terletak di Jalan H.M.Yunus No. 5 RT I Desa Simpang Nungki
Kecamatan Cerbon Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan Kode Pos
70571.
a. Jarak Puskesmas Bantuil Dengan :
Desa terjauh yaitu Desa Sei Kambat 12 km
Ibu Kota Kabupaten 9,8 km
RSUD H. Abdul Aziz Marabahan 6,9 km
Desa Badandan 10,1 km
Desa Sungai Raya 10,5 km
Desa Sungai Kambat 12 km
Desa Bantuil 1,8 km
Desa Sawahan 4,7 km
Desa Simpang Nungki 2,2 km
Desa Sungai Tunjang 1,8 km
Desa Sungai Rasau 4,8 km
16
- Tempat Pengelolaan Makan (TPM) : 26
- Hotel :-
- Stasiun :-
c) Sarana Kesehatan
- Klinik Dokter Praktek Swasta :1
- Bidan Praktek Swasta :-
- Klinik Swasta :-
- Rumah Sakit :-
d) Sarana Ibadah
- Gereja :-
- Masjid : 13
e) Perkantoran
d. Karakteristik Wilayah
Wilayah kerja Puskesmas Bantuil merupakan daerah pedesaan yang mayoritas
masyarakatnya sebagai petani. Transportasi antar kelurahan dapat dilalui oleh
semua kendaraan baik roda 2 ataupun roda 4. Luas wilayah kurang lebih 261 km2
yang terbagi ke dalam delapan (8) desa. Wilayah kerja Puskesmas Bantuil adalah
seluruh wilayah Kecamatan Cerbon yang beribukota Kecamatan di Desa Bantuil.
1. Bantuil 1 km
2. Simpang Nungki 2 km
3. Sawahan 2,5 km
4. Sei Tunjang 3 km
5. Sei Rasau 4 km
6. Badandan 5 km
7. Sei Raya 7 km
8. Sei Kambat 9 km
e. Data Kependudukan
Jumlah penduduk Wilayah Puskesmas Bantuil Tahun 2022 adalah 9.721 jiwa
yang terdiri dari:
- Laki-laki : 4.861 Jiwa
- Perempuan : 4.860 Jiwa
17
Secara umum profil penduduk dari wilayah puskesmas Bantuil adalah sebagai
berikut:
- Jumlah KK : 2.757 KK
- Jumlah Masyarakat Miskin : ….. Jiwa
- Jumlah Rumah : ….. Rumah
- Jumlah Desa ODF :3
- Jumlah Ibu Hamil : 174 Orang
- Jumlah Bayi : 146 Bayi
- Jumlah anak balita (1-4 Tahun) : 796 Balita
- Angka Kematian Ibu : 0
- Angka Kematian Bayi : 0 Bayi
- Jumlah Balita Gizi Buruk : 62
- Jumlah PUS : 1.486
- Jumlah KB Aktif : 1.471 Orang
- Jumlah Peserta JKN : 3.732 (38,39% dari Jml
penduduk 9.721 jiwa)
- Tidak/ belum tamat SD : …..
- SD/MI : …..
- SLTP/MTs : …..
- SLTA/MA : …..
- Akademi/PT : …..
- Pasca Sarjana : …..
18
Struktur Organisasi dan Susunan Pengelola Puskesmas Bantuil
KEPALA PUSKESMAS
SISTEM
RUMAH
KEPEGAWAIAN KEUANGAN INFORMASI
TANGGA
PUSKESMAS
19
BAB III
KEBIJAKAN AKUNTANSI
A. Entitas Akuntansi
Kebijakan akuntansi yang terkait dengan entitas akuntansi meliputi beberapa
asumsi yang mendasarinya. Asumsi-asumsi tersebut adalah:
1. Kemandirian Entitas
Asumsi kemandirian entitas, yang berarti entitas akuntansi dianggap sebagai unit
yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan
sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit pemerintahan dalam pelaporan keuangan.
Salah satu indikasi terpenuhi asumsi ini adalah adanya kewenangan yang diberikan
kepada entitas untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung
jawab penuh. Entitas bertanggungjawab atas pengelolaan aset dan sumber daya di
luar neraca untuk kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya, termasuk atas kehilangan
atau kerusakan aset dan sumber daya dimaksud, utang-plutang yang terjadi akibat
pembuatan keputusan entitas, serta terlaksana tidaknya program dan kegiatan yang
telah ditetapkan.
2. Kesinambungan Entitas
Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas akan berlanjut
keberadaannya dan tidak bermaksud untuk melakukan likuidasi
20
berpengaruh pada keuangan entitas, bukan pada saat kas diterima atau dibayar oleh kas
daerah.
D. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang ada dalam SAP
1. Pendapatan
Pendapatan adalah semua penerimaan pada Rekening Kas Umum Daerah atau
bendahara penerimaan yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah daerah dan tidak perlu
dibayar kembali oleh pemerintah daerah. Pendapatan diakui pada saat diterimanya
kas oleh bendahara penerimaan atau pada Rekening Kas Umum Daerah. Akuntansi
pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan
penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netto (setelah dikompensasikan dengan
pengeluaran).
2. Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Bendahara Pengeluaran/ Kas
Umum Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya. kembali oleh pemerintah
daerah. Belanja diakul pada saat terjadinya pengeluaran dari Bendahara Pengeluaran
atau Rekening Kas Umum Daerah.
3. Kas
Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan
untuk membiayai kegiatan pemerintahan. Kas diakul pada saat kas diterima oleh
bendahara penerimaan/Rekening Kas Umum Daerah dan pada saat dikeluarkan oleh
bendahara pengeluaran/Rekening Kas Umum Daerah. Kas dan setara kas dicatat
sebesar nilai nominal
4. Piutang
Piutang adalah hak pemerintah untuk menerima pembayaran dari entitas lain
termasuk wajib pajak/bayar atas kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah Piutang
dikelompokkan menjadi Bagian Lancar Tagihan. Penjualan Angsuran, Bagian Lancar
Pinjaman kepada BUMN/D, Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti
Rugi, Piutang Pajak, Piutang Retribusi, Plutang Denda, dan Piutang Lainnya. Piutang
diakui. sebesar nilai nominal dari piutang.
5. Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang
21
yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat. Persediaan merupakan aset yang berwujud:
a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan
operasional pemerintah.
b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi.
c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan
kepada masyarakat.
d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam
rangka kegiatan pemerintahan.
6. Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua
belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah. Aset tetap
diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas
operasi entitas. Klasifikasi aset tetap adalah sebagai berikut:
a. Tanah
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh dengan
maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi
siap dipakai.
b. Peralatan dan Mesin
Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat
elektonik, dan seluruh inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya
signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi
siap pakai.
c. Gedung dan Bangunan
Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh
dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam
kondisi siap dipakai.
d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun
oleh pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam
kondisi siap dipakai.
e. Aset Tetap Lainnya
Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam
kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan
operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
f. Konstruksi dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam proses
pembangunan namun pada tanggal laporan keuangan belum selesai seluruhnya.
22
Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi
kriteria sebagai berikut:
a. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan.
b. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
c. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas.
d. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
Aset tetap dinilai dengan harga perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan
menggunakan harga perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan
pada nilai wajar pada saat perolehan.
8. Ekuitas
Ekuitas dana adalah pos pada neraca pemerintah yang menampung selisih antara aset
dan kewajiban pemerintah. Pos Ekuitas Dana terdiri dari tiga kelompok, yaitu:
a. Ekuitas Dana Lancar.
b. Ekuitas Dana Investasi.
c. Ekuitas Dana Cadangan.
Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dengan kewajiban jangka
pendek. Kelompok Ekuitas Dana Lancar antara lain terdiri dari Cadangan Piutang dan
Cadangan Persediaan. Ekuitas Dana Investasi merupakan selisih antara investasi
jangka panjang, aset tetap dan aset lainnya dengan kewajiban jangka panjang. Pos ini
antara lain terdiri dari :
a. Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang.
b. Diinvestasikan dalam Aset Tetap.
c. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya.
d. Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang.
23
BAB IV
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
2. Belanja
Puskesmas Bantuil Pemerintah Kabupaten Barito Kuala memiliki belanja senilai
Rp…… Belanja tersebut terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung.
Belanja Tidak Langsung berupa gaji PNS adalah sebagai berikut :
24
Selanjutnya rincian Belanja Langsung adalah sebagai berikut :
Belanja modal merupakan belanja yang digunakan untuk pengadaan barang daerah
yang memiliki masa manfaat ekonomi lebih dari satu Tahun Anggaran, yang terdiri
dari tanah, peralatan, mesin, jalan, irigasi, jaringan, bangunan dan aset, lainnya yang
dikategorikan menambah aset daerah.
Jumlah realisasi pengeluaran belanja modal tahun anggaran 2022 mencapai nilai total
Rp…… Rinciannya dapat dijelaskan melalui tabel sebagai berikut ini:
25
dan Bangunan
4. Belanja Modal Jalan,
Irigasi dan Jaringan
5. Belanja Modal Aset Tetap
Lainnya
Jumlah
2. Piutang
Piutang merupakan tagihan Puskesmas kepada pihak lain sehubungan dengan
transaksi di masa yang lalu. Puskesmas Bantuil Pemerintah Kabupaten Barito Kuala
mempunyai piutang senilai Rp... per 31 Desember 2022.
3. Persediaan
Persediaan merupakan aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang
untuk dijual ataupun diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Persediaan di Puskesmas Bantuil Pemerintah Kabupaten Barito Kuala adalah
persediaan obat senilai Rp… per 31 Desember 2022.
4. Aset tetap yang terdapat di Puskesmas Bantuil Pemerintah Kabupaten Barito Kuala
senilai Rp... per 31 Desember 2022.
Aset tetap Puskesmas Bantuil Pemerintah Kabupaten Barito Kuala terdiri dari:
a. Tanah
Tanah yang dikuasai dan atau dimiliki adalah senilai Rp.... Untuk aset tetap tanah
tahun 2022 Puskesmas Bantuil Pemerintah Kabupaten Barito Kuala tidak ada
penambahan ataupun penghapusan.
26
4 Alat Pertanian
5 Alat Kantor Dan
Rumah Tangga
6 Alat Studio Dan Alat
Komunikasi
7 Alat-alat Kedokteran
8 Alat Laboraturium
Rincian detil peralatan dan mesin seperti terlampir dalam lampiran dalam
lampiran Daftar Inventarisasi Aset.
Selama Tahun Anggaran 20XX belum terdapat penambahan aset Gedung dan
Bangunan pada Puskesmas ….
f. Akumulasi Penyusutan
Nilai Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 20XX adalah Rp…
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan alokasi sistematis atas nilai suatu
aset tetap yang disusutkan selama masa manfaat aset yang bersangkutan selain
untuk Tanah dan Konstruksi dalam Pengerjaan.
5. Aset Lainnya
Aset lain-lain adalah senilai Rp…
6. Kewajiban
Kewajiban yang terdapat di Puskesmas …. Pemerintah Kabupaten /Kota ….
merupakan Utang Perhitungan Pihak Ketiga senilai Rp…
7. Ekuitas
27
Saldo Ekuitas Dana per 31 Desember 20XX sebesar Rp… Ekuitas Dana merupakan
kekayaan bersih UPTD Puskesmas ….
a. Retribusi Daerah
- Pendapatan Retribusi Daerah sebesar Rp… berasal dari Retribusi Pelayanan
Kesehatan Masyarakat (PAD).
- Sebesar Rp… Pendapatan Non Kapitasi.
- Sebesar Rp… Pendapatan Pasien Kamkesda/Liannya
b. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah (Kapitasi) sebesar Rp… berasal dari
Pendapatan Dana Kapitasi JKN.
2. Beban
Jumlah beban Puskesmas …. per 31 Desember 20XX sebesar Rp… Beban
merupakan penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan
yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau
timbulnya kewajiban. Beban UPTD Puskesmas …. per 31 Desember 20XX adalah
sebagai berikut:
a. Beban Pegawai
Jumlah beban Puskesmas …. per 31 Desember 20XX sebesar Rp… Beban
merupakan penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau
konsumsi aset atau timbulnya kewajiban. Beban UPTD Puskesmas.... per 31
Desember 20XX adalah sebagai beriku:
28
Beban Pegawai Jumlah (Rp.)
Beban Pegawai Tidak Langsung
Beban Pegawai Langsung
Jumlah
e. Beban Lain-lain
Beban lain-lain Puskesmas.... per 31 Desember 20XX sebesar Rp…
Rincian Perubahan Ekuitas Puskesmas per 31 Desember 20XX terlihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.10
Perubahan Ekuitas Puskesmas … …
Per 31 Desember 20XX
Puskesmas ….
Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 20XX-1 Dan 31 Desember 20XX
Uraian 20XX-1 (Rp.) 20XX (Rp.)
29
Ekuitas Awal
Surplus/Defisit Lo
Ekuitas Akhir
BAB V
PENUTUP
Laporan Keuangan merupakan rangkaian Informasi terkini atas kondisi riil aspek
keuangan Tahun Anggaran 20XX yang penyusunannya didasarkan pada Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah yang disempurnakan oleh Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah serta Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah seperti tertuang di dalam Peraturan
Kepala Daerah tentang Sistem dan Kebijakan Akuntansi.
30