Anda di halaman 1dari 22

EKONOMI KEUANGAN DAERAH

Dr. Roosemarina A. Rambe


JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FEB Unib

Anggaran Pendapatan dan Belanja


Daerah (APBD)
APBD Rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh DPRD
Anggaran yang memuat daftar tentang jenis dan jumlah baik penerimaan
maupun pengeluaran pemerintah yang diharapkan dalam waktu 1 tahun
Rencana pelaksanaan semua pendapatan dan belanja daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi dalam tahun anggaran tertentu

Dasar pengelolaan keuangan daerah dalam 1 tahun anggaran


Dasar bagi kegiatan pengendalian, pemeriksaan dan pengawasan keuangan
daerah
a. Rencana kegiatan yang diuraikan secara rinci
Isi b. Adanya sumber penerimaan yang menjadi target minimal untuk
APB membiayai aktivitas yang akan dilakukan
D c. Jenis kegiatan dan proyek yang dituangkan dalam bentuk angka
(belanja)
d. Periode anggaran, biasanya 1 tahun
Tujuan: Menjadi pedoman penerimaan & pengeluaran pemda dalam melaksanakan
A kegiatan daerah utk meningkatkan produksi dan kesempatan kerja, dalam
rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran masyarakat di
P daerah
B
Disusun berdasarkan pendekatan ABK  mengutamakan pencapaian hasil kerja
D (output)
Pendapatan diperbolehkan: realisasi > anggaran
Belanja  tidak diperbolehkan : realisasi > anggaran
Seluruh penerimaan & pengeluaran pemerintah harus dianggarkan dalam APBD
 setiap penganggaran penerimaan & anggaran pengeluaran memiliki dasar hukum
penganggaran
Anggaran belanja diprioritaskan untuk melaksanakan kewajiban pemda sesuai
peraturan perundang-undangan  urusan wajib dan urusan pilihan

Qs
FUNGSI APBD Landasan bagi pemda untuk menjalankan pendapatan dan belanja yang
tercantum dalam APBD

1. Otorisasi
Pedoman pemda untuk merencanakan kegiatan di tahun tersebut
2. Perencanaan
3. Pengawasan Pedoman untuk menilai dan mengawasi kegiatan pemda sesuai dengan
ketentuan.
4. Alokasi
Pembagian yang diarahkan dengan tujuan mengurangi pengangguran,
5. Distribusi pemborosan SD, meningkatkan efisiensi & efektivitas perekonomian
6. Stabilisasi
Pendistribusian yang memperhatikan rasa keadilan & kepatutan
7. Fundamental
Alat untuk memelihara & mengupayakan keseimbangan perekonomian
perekonomian
daerah
KINERJA PEMERINTAH TERCERMIN DARI APBD

Penerimaan daerah
PAD vs dana perimbangan Fly paper effect
PAD vs penerimaan daerah Rasio kemandirian
Derajat desentralisasi

Belanja daerah

Belanja langsung > belanja tidak langsung Multiplier effect


Belanja modal
KINERJA PEMERINTAH TERCERMIN DARI APBD

Belanja pemerintah VS Perkembangan ekonomi

Kemajuan ekonomi :
Belanja urusan wajib vs Pertumbuhan ekonomi
PDRB/perkapita riil
belanja urusan pilihan
belanja langsung vs Kemiskinan

belanja tidak langsung Pengangguran

9 belanja fungsi Kesenjangan pendapatan

Bagaimana alokasi belanja pemda dalam mendorong perkembangan ekonomi daerah?


StrukturAPBD Merujuk pada struktur APBN

Kode rek Uraian jumlah Kode rek Uraian jumlah


I PENDAPATAN II BELANJA
2.1. APARATUR DAERAH
1.1. PENDAPATAN ASLI DAERAH
2.1.1 Belanja administrasi umum (BAU)
1.1.1. Pajak daerah 2.1.1.1 Belanja pegawai
1.1.2. Retribusi daerah 2.1.1.2 Belanja barang dan jasa
1.1.3. Bagian laba usaha daerah 2.1.1.3 Belanja perjalanan dinas
1.1.4 Lain-lain usaha PAD 2.1.1.4 Belanja pemeliharaan
1.2. DANA PERIMBANGAN 2.1.2 Belanja operasional pemeliharaan
1.2.1. Bagi hasil pajak dan bukan pajak (BOP)
2.1.2.1 Belanja pegawai
1.2.2. Dana alokasi umum
2.1.2.2. Belanja barang dan jasa
1.2.3. Dana alokasi khusus 2.1.2.3 Belanja perjalanan dinas
1.2.4 Dana urusan bersama 2.1.2.4 Belanja pemeliharaan
1.3. LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 2.1.3 Belanja Pembangunan
2.2. PELAYANAN PUBLIK
2.2.1 Belanja administrasi umum (BAU)
2.2.1.1. Belanja pegawai
2.2.1.2 Belanja barang dan jasa
DUB: dana APBN yang 2.2.1.3
2.2.1.4
Belanja perjalanan dinas
Belanja pemeliharaan
dialokasikan untuk mendanai 2.2.2. Belanja operasional pemeliharaan
(BOP)
program/kegiatan bersama Pusat dan 2.2.2.1 Belanja pegawai
2.2.2.2 Belanja barang dan jasa
daerah untuk penanggulangan 2.2.2.3 Belanja perjalanan dinas
kemiskinan (PMK 168/PMK.07/2009) 2.2.2.4
2.2.3
Belanja pemeliharaan
Belanja Pembangunan
2.3. BELANJA BAGI HASIL DAN BANTUAN
KEUANGAN
2.4. BELANJA TIDAK TERSANGKA
PP 12/2019 1. Sumber pendapatan daerah
a. PAD
UNSUR b. Pendapatan transfer  DBH (DBHP & DBHBP), DAU,
APBD DAK
(DALAM c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah
LRA-LKPD) 2. Belanja daerah
a. Belanja operasi
b. Belanja modal
c. Belanja tidak terduga
d. Transfer (bagi hasil pendapatan & bantuan keuangan)
3. Pembiayaan daerah
a. penerimaan pembiayaan
b. pengeluaran pembiayaan
4. Surplus/defisit
UNSUR APBD PP 12/2019 UNSUR APBD (DALAM
(DALAM PERDA APBD) LRA-LKPD)
1. Sumber pendapatan daerah 1. Sumber pendapatan daerah
a. PAD a. PAD
b. Dana perimbangan (DBH (BHP & b. Pendapatan transfer  DBH (DBHP &
DBHBP), DAU, DAK) DBHBP), DAU, DAK
c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah
2. Belanja daerah 2. Belanja daerah & transfer
a. Belanja pegawai a. Belanja operasi
b. Belanja modal b. Belanja modal
c. Belanja tidak terduga c. Belanja tidak terduga
d. Belanja transfer d. Transfer (bagi hasil pendapatan &
bantuan keuangan
3. Pembiayaan daerah 3. Pembiayaan daerah
a. penerimaan pembiayaan a. penerimaan pembiayaan
b. pengeluaran pembiayaan b. pengeluaran pembiayaan
4. Surplus/defisit 4. Surplus/defisit
Surplus/defisit dalam APBD Selisih antara pendapatan dan belanja

Surplus  kondisi pada saat pendapatan > belanja


 dalam posisi surplus, diterapkan pembiayaan untuk menggunakan surplus,
berupa pengeluaran pembiayaan
Defisit  kondisi pada saat pendapatan < belanja
 Dalam posisi defisit, diterapkan pembiayaan untuk menutup defisit, yang
diperoleh dari penerimaan pembiayaan

Pembiayaan dalam APBD


Penerimaan yang perlu dibayar kembali. atau pengeluaran yang akan diterima
kembali pada tahun anggaran tsb atau tahun-tahun berikutnya
Semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau untuk memanfaatkan
surplus dalam keuangan daerah
Komponen pembiayaan
1. Penerimaan pembiayaan  untuk menutup defisit
SiLPA tahun sebelumnya
Pencairan dana cadangan
Hasil penjualan kekayaan yang dipisahkan
Penerimaan pinjaman daerah
Penerimaan kembali pemberian pinjaman
Penerimaan piutang daerah
Penerimaan kembali investasi dana bergulir
Komponen pembiayaan
2. pengeluaran pembiayaan  untuk memanfaatkan surplus

Pembentukan dana cadangan


Penyertaan modal (investasi) pemda
Pembayaran pokok utang
Pemberian pinjaman daerah
Selisih penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan =
Pembiayaan netto
S I L PA Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran dalam tahun anggaran Seharusn
ybs ya nol
 Penjumlahan surplus/defisit + pembiayaan netto
Hubungan SILPA dengan surplus/defisit:
SILPA pada APBD yang deficit > SILPA pada APBD yang surplus

S i L P A : Sisa Lebih Perhitungan Anggaran dalam 1 periode tahun anggaran


 Selisih lebih dari surplus/deficit + penerimaan pembiayaan - pengeluaran
pembiayaan tahun lalu
EXAMPLE 4:

Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)


EXAMPLE 4: LRA APBD Pemprov
contoh
Bengkulu 2018

Pendapatan: realisasi < anggaran


Belanja: realisasi < anggaran

Terjadi deficit
SILPA =
 pembiayaan netto – deficit
 pembiayaan netto + surplus

SILPA tahun 2017  menjadi


SiLPA tahun 2018
EXAMPLE 4:
EXAMPLE 4:
EXAMPLE 4:
Realisasi Penerimaan dan Pengeluaran Pem
Kab/Kot Seluruh Indonesia (miliar rupiah),
2019-2020

Klasifikasi belanja daerah


berupa belanja langsung &
belanja tidak langssung

Publikasi BPS “statistik


keuangan pemerintah
kabupaten/kota …..”
Persentase realisasi penerimaan pem kab/kot seluruh Indonesia
2019-2020

HASIL
ANALISIS
Persentase realisasi pengeluaran pem kab/kot seluruh Indonesia 2019-2020

HASIL
ANALISIS
EXAMPLE 4:

Anda mungkin juga menyukai