Anda di halaman 1dari 15

PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

(KONSOLIDASI)

PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH


(KONSOLIDASI)
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah adalah Laporan Keuangan Konsolidasi dari
Laporan Keuangan SKPD, Laporan Keuangan PPKD dan Laporan Keuangan Konsolidator.
Proses pembuatan Laporan Keuangan Pemda ini pada dasarnya sama dengan proses
pembuatan Laporan Keuangan yang telah dijelaskan dalam prosedur sebelumnya. Perbedaan
utama adalah adanya jurnal eliminasi untuk menihilkan reciprocal account. Perbedaan utama
dari Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dibandingkan Laporan Keuangan SKPD adalah
tidak adanya rekening RK. Rekening tersebut sudah dinihilkan melalui jurnal eliminasi.
Langkah 1 (Kertas Kerja)
a. Fungsi Akuntansi di SKPKD menyiapkan kertas kerja (worksheet) sebagai alat untuk
menyusun Laporan Keuangan. Kertas kerja adalah alat bantu yang bantu yang digunakan
dalam proses pembuatan Laporan Keuangan. Kertas kerja berguna untuk mempermudah
proses pembuatan laporan keuangan yang dihasilkan secara manual.
b. Fungsi Akuntansi di SKPKD melakukan rekapitulasi saldo-saldo Neraca Setelah
Penyesuaian dari Neraca Saldo Satuan Kerja menjadi Neraca Saldo Pemda dan diletakkan
di kolom “Neraca Saldo Pemda” yang terdapat pada Kertas Kerja.
c. Akuntansi di SKPKD membuat jurnal eliminasi. Jurnal ini dibuat dengan tujuan
melakukan eliminasi atas saldo pada akun-akun yang bersifat “reciprocals”. Akun
Reciprocal adalah akun-akun Rekening Koran (RK).
Contoh jurnal eliminasi adalah:
RK Pemda xxx
Eliminasi RK 1 RK Dinas……….. xxx
RK Kantor……… xxx
RK Badan………. xxx

Dalam contoh ini, jurnal eliminasi adalah sebagai berikut:


4.1.01.01 RK PEMDA 1.342.500.000
1.1.9.01.01 RK Dinas Kesehatan 1.342.500.000
d. Fungsi Akuntansi di SKPKD melakukan penyesuaian atas neraca saldo berdasarkan jurnal
penyesuaian yang telah dibuat sebelumnya. Nilai yang telah disesuaiakan diletakkan pada
kolom “Neraca Saldo Pemda Setelah Penyesuaian” yang terdapat pada Kertas Kerja.
e. Berdasarkan Neraca Saldo yang telah disesuaikan, Fungsi Akuntansi di SKPKD
mengidentifikasi akun-akun yang termasuk dalam komponen Laporan Realisasi Anggaran
dan memidahkannya ke kolom “Laporan Realisasi Anggaran” yang terdapat pada Kertas
Kerja.
f. Berdasarkan Neraca Saldo yang telah disesuaikan, Fungsi Akuntansi di SKPKD
mengidentifikasi akun-akun yang termasuk dalam komponen Neraca dan
memindahkannya ke kolom “Neraca” yang terdapat pada Kertas Kerja.
g. Dari kertas kerja yang telah selesai diisi, Fungsi Akuntansi dio SKPKD dapat mnenyusun
Laporan Keuangan yang terdiri dari Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran. Sebagai
catatan, neraca yang dihasilkan belum final karena PPK-SKPKD belum membuat Jurnal
Penutup.

Langkah 2 (Jurnal Penutup)


Jurnal penutup adalah jurnal akhir yang dibuat untuk menutup saldo nominal menjadi nol
pada akhir periode akuntansi. Perkiraan nominal adalah perkiraan yang digunakan untuk
Laporan Realisasi Anggaran, yaitu Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan.
Pendapatan xxx
Penerimaan Pembiayaan xxx
Apropriasi Belanja xxx
Estimasi Pengeluaran Pembiayaan xxx
Belanja xxx
Pengeluaran Pembiayaan xxx
Estimasi Pendapatan xxx
Estimasi Penerimaan xxx
Pembiayaan xxx
SILPA

Jurnal Penutup akan mempengaruhi nilai SILPA di neraca menjadi jumlah yang benar.
Contoh Jurnal Penutup untuk Neraca Saldo setelah penutupan adalah sebagai berikut:
4.1.2.01.01 Pendapatan Retribusi 50.000.000
3.1.1.01.01 SILPA 50.000.000

3.1.1.01.01 SILPA 1.416.000.000


5.1.1.01.01 Belanja Gaji Pokok 950.000.000
5.1.1.01.02 Belanja Tunjangan Keluarga 95.000.000
5.1.1.01.04 Belanja Tunjangan Fungsional 30.000.000
5.1.1.01.05 Belanja Tunjangan Fungsional Umum 150.000.000
5.2.2.01.01 Belanja ATK 10.000.000
5.2.2.01.08 Belanja BBM/Gas
1.000.000
5.2.2.02.04 Belanja Obat-obatan 75.000.000
5.2.2.03.01 Belanja Telepon 50.000.000
5.2.2.03.02 Belanja Air 20.000.000
5.2.2.03.03 Belanja Listrik 35.000.000

4.1.1.01.01 Pendapatan DAU 5.000.000.000


4.1.1.01.02 Pendapatan DAK 3.000.000.000
3.1.1.01.01 SILPA 8.000.000.000

3.1.1.01.01 SILPA 500.000.000


5.1.2.01.01 Belanja Bunga 200.000.000
5.1.4.01.02 Belanja Subsidi 200.000.000
5.1.4.03.01 Belanja Hibah 100.000.000

6.1.4.01.01 Penerusan Pinjaman Daerah 3.000.000.000


6.1.4.03.01 Penerusan Pinjaman Bank 2.000.000.000
3.1.1.01.01 SILPA 5.000.000.000

3.1.1.01.01 SILPA
2.500.000.000
6.2.1.01.01 Pembentukan Dana Cadangan 500.000.000
6.2.2.02.01 Penyertaan Modal Pemda
2.000.000.000
PROVINSI/KABUPATEN*)…..
LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA APBD DAN PROGRAM PROGNOSIS 6 (ENAM)
BULAN BERIKUTNYA
TAHUN ANGGARAN……...

Sisa
Realisasi Anggaran
No Jumlah
Uraian Semester s.d. Prognosis Keterangan
Urut Anggaran
Pertama Semester
Pertama
1 2 3 4 5 6 7
1 PENDAPATAN

1.1 PENDAPATAN
1.1.1 ASLI DAERAH
1.1.2 Pendapatan Pajak
1.1.3 Daerah
Pendapatan
Retribusi Daerah
1.1.4 Pendapatan Hasil
Pengelolaan
1.2 Kekayaan Daerah
1.2.1 yang Dipisahkan
yang Sah
1.2.1.1 Lain-lain
1.2.1.2 Pendapatan Asli
Daerah
1.2.1.3
1.2.1.4 PENDAPATAN
TRANSFER
1.2.2 Transfer
1.2.2.1 Pemerintah Pusat-
1.2.2.2 Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil
1.2.3 Pajak
1.2.3.1 Dana Bagi Hasil
1.2.3.2 Bukan Pajak
(Sumber Daya
1.3 Alam)
Dana Alokasi
1.3.1 Umum
1.3.2 Dana Alokasi
1.3.3 Khusus

Transfer
Pemerintah Pusat
Lainnya
Dana Otonomi
Khusus
Dana Penyesuaian

Transfer
Pemerintah
Provinsi
Pendapatan Bagi
Hasil Pajak
Pendapatan Bagi
Hasil Lainnya

LAIN-LAIN
PENDAPATAN
YANG SAH
Pendapatan Hibah
Pendapatan Dana
Darurat
Pendapatan
Lainnya
Jumlah
2 BELANJA

2.1 BELANJA
2.1.2 OPERASI
2.1.3 Belanja Barang
2.1.4 Belanja Bunga
2.1.5 Belanja Subsidi
2.1.6 Belanja Hibah
2.1.7 Belanja Bantuan
Sosial
2.2 Belanja Bantuan
2.2.1 Keuangan
2.2.2
2.2.3 BELANJA
2.2.4 MODAL
2.2.5 Belanja Tanah
2.2.6 Belanja Peralatan
dan Mesin
2.3 Belanja Gedung
2.3.1 dan Bangunan
Belanja Jalan,
Irigasi, dan
Jaringan
Belanja Aset Tetap
lainnya
Belanja Aset
lainnya

BELANJA
TIDAK
TERDUGA
Belanja Tidak
Terduga
Jumlah
2.4 TRANSFER
2.4.1 TRANSFER
BAGI HASIL KE
2.4.1.1 DESA
2.4.1.2 Bagi Hasil Pajak
2.4.1.3 Bagi Hasil
Retribusi
Bagi Hasil
Pendapatan
Lainnya
Surplus / Defisit
3 PEMBIAYAAN

3.1 PENERIMAAN
3.1.1 DAERAH
Penggunaan Sisa
3.1.2 Lebih Perhitungan
3.1.3 Anggaran (SILPA)
Pencairan Dana
3.1.4 Cadangan
3.1.5 Hasil Penjualan
Kekayaan Daerah
3.1.6 Yang Dipisahkan
Penerimaan
Pinjaman Daerah
Penerimaan
Kembali
Pemberian
Pinjaman Daerah
Penerimaan
Piutang Daerah
Jumlah
3.2 PENGELUARAN
DAERAH
3.2.1 Pembentukan
3.2.2 Dana Cadangan
Penyertaan Modal
3.2.3 (Investasi)
3.2.4 Pemerintah Daerah
Pembayaran
Pokok Hutang
Pemberian
Pinjaman Daerah
Jumlah
Pembiayaan Neto
3.3 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
(SILPA)

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)……
RINGKASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN…….

Bertambah/
Jumlah (Rp)
Berkurang
Nomor
Uraian Anggaran
Urut
setelah Realisasi Rupiah %
perubahan
1 2 3 4 5 6
1 PENDAPATAN
DAERAH
1.1
1.1.1 Pendapatan Asli Daerah
1.1.2 Pajak Daerah
1.1.3 Retribusi Daerah
1.1.4 Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang
1.2 Dipisahkan
1.2.1 Lain-lain Pendapatan Asli
1.2.2 Daerah yang Sah
1.2.3
Dana Perimbangan
1.3 Dana Bagi Hasil
1.3.1 Pajak/Bagi Hasil Bukan
1.3.2 Pajak
1.3.3 Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusu
1.3.4
1.3.5 Lain-lain Pendapatan
Daerah yang Sah
Hibah
Dana Darurat
Dana Bagi Hasil Pajak dari
Provinsi dan Pemerintah
Daerah Lainnya
Dana Penyesuaian dan
Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan dari
Provinsi atau Pemerintah
Daerah Lainnya
Jumlah Pendapatan
2 BELANJA DAERAH

2.1 Belanja Tidak Langsung


2.1.1 Belanja Pegawai
2.1.2 Belanja Bunga
2.1.3 Belanja Subsidi
2.1.4 Belanja Hibah
2.1.5 Belanja Bantuan Sosial
2.1.6 Belanja Bagi Hasil Kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota
2.1.7 dan Pemerintahan Desa
Belanja Bantuan Keuangan
Kepada
2.1.8
Provinsi/Kabupaten/Kota
2.2
dan Pemerintahan Desa
2.2.1
Belanja Tidak Terduga
2.2.2
Belanja Langsung
2.2.3
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal
Jumlah Belanja
Surplus/(Defisit)
3 PEMBIAYAAN
DAERAH
3.1
3.1.1 Penerimaan Pembiayaan
Penggunaan Sisa Lebih
3.1.2 Perhitungan Anggaran
3.1.3 (SILPA)
3.1.4 Pencairan Dana Cadangan
3.1.5 Hasil Penjualan Kekayaan
3.1.6 Daerah yang Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman
Penerimaan Kembali
Pemberian Pinjaman
Penerimaan Piutang Daerah
Jumlah Penerimaan
Pembiayaan
3.2 Pengeluaran Pembiayaan
3.2.1 Pembentukan Dana
3.2.2 Cadangan
3.2.3 Penyertaan Modal
3.2.4 (Investasi) Pemerintah
Daerah
Pembayaran Pokok Hutang
Pemberian Pinjaman
Daerah
Jumlah pengeluaran pembiayaan
Pembiayaan Neto
3.3 Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran Tahun
Berkenaan
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)…..
NERACA
Per 31 Desember Tahun n dan Tahun n-1

Tahun n Tahun n-1


Uraian
(Rp) (Rp)
ASET
ASET LANCAR
Kas
Kas di Kas Daerah
Kas di Bendahara Penerimaan
Kas di Bendahara Pengeluaran
Investasi Jangka Panjang
Piutang
Piutang Pajak
Piutang Retribusi
Piutang Dana Bagi Hasil
Piutang Dana Alokasi Umum
Piutang Dana Alokasi Khusus
Bagian Lancar Pinjaman
Kepada BUMD
Bagian Lancar Tagihan
Penjualan Angsuran
Bagian Lancar Tuntutan Ganti
Kerugian Daerah
Persediaan
INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi Non Permanen
Pinjaman Kepada Perusahaan
Negara
Pinjaman Kepada Perusahaan
Daerah
Pinjaman Kepada Pemerintah
Daerah Lainnya
Investasi Dalam Surat Hutang
Negara
Investasi Dana Bergulir
Ìnvestasi Non Permanen
Lainnya
Investasi Permanen
Penyertaan Modal Pemerintah
Daerah
Penyertaan Modal dalam
Proyek Pembangunan
Penyertaan Modal Perusahaan
Patungan
Investasi Permanen Lainnya
ASET TETAP
Tanah
Tanah
Peralatan dan Mesin
Alat-alat Berat
Alat-alat Angkutan
Alat Bengkel
Alat Pertanian dan Peternakan
Alat-alat Kantor dan Rumah
Tangga
Alat Studio dan Alat
Komunikasi
Alat Ukur
Alat-alat Kedokteran
Alat Laboratorium
Alat Keamanan
Gedung dan Bangunan
Bangunan Gedung
Bangunan Monumen
Jalan, Irigasi dan Jaringan
Jalan dan Jembatan
Bangunan Air (Irigasi)
Instalasi
Jaringan
Aset Tetap Lainnya
Buku dan Perpustakaan
Barang Bercorak
Kesenian/Kebudayaan
Hewan/Ternak dan Tumbuhan
Konstruksi Dalam Pengerjaan
Konstruksi Dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Akumulasi Penyusutan Aset
Tetap
DANA CADANGAN
Dana Cadangan
ASET LAINNYA
Tagihan Penjualan Angsuran
Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian
Daerah
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Aset Tak Berwujud
Aset Lain-lain
JUMLAH ASET
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Hutang Perhitungan Pihak Ketiga
Hutang Bunga
Hutang Pajak
Bagian Lancar Hutang Jangka
Panjang Dalam Negeri
Pendapatan Diterima Dimuka
Hutang Jangka Pendek Lainnya
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Hutang Dalam Negeri
Hutang Luar Negeri
Hutang Jangka Panjang Lainnya
EKUITAS DANA
Ekuitas Dana Lancar
Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran
Cadangan Piutang
Cadangan Persediaan
Dana yang Harus Disediakan
untuk Pembayaran Hutang Jangka
Pendek
Ekuitas Dana Investasi
Diinvestasikan dalam
Investasi Jangka Panjang
Diinvestasikan dalam Aset
Tetap
Diinvestasikan dalam Aset
Lainnya
Dana yang Harus Disediakan
untuk Pembayaran Hutang Jangka
Panjang
Ekuitas Dana Cadangan
Diinvestasikan dalam Dana
Cadangan
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
EKUITAS DANA
Contoh Format Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah Provinsi

LAPORAN ARUS KAS


PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA XXX
Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember 20X1 dan 20X0
Metode Langsung
(Dalam Rupiah)
No. Uraian
20X1 20X0
1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi
2 Arus Masuk Kas
3 Pendapatan Pajak Daerah
4 Pendapatan Retribusi Daerah
5 Pendapatan Investasi
6 Pendapatan Lain-lain Asli Daerah
7 Dana Bagi Hasil Pajak
8 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak
9 Dana Alokasi Umum
10 Dana Alokasi Khusus
11 Dana Otonomi Khusus
12 Dana Penyesuaian
13 Pendapatan Hibah
14 Pendapatan Dana Darurat
15 Lain-lain Pendapatan
16 Jumlah Arus Masuk Kas (3 s/d
17 15)
18 Arus Keluar Kas
19 Belanja Pegawai
20 Belanja Barang dan Jasa Non-
21 Investasi
22 Belanja Pemeliharaan
23 Belanja Perjalanan Dinas
24 Belanja Pinjaman
25 Belanja Subsidi
26 Belanja Hibah
27 Belanja Bantuan Sosial
28 Belanja Operasi Lain
29 Belanja Tak Tersangka
30 Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota
31 Bagi Hasil Retribusi ke
32 Kabupaten/Kota
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke
33 Kabupaten/Kota
34 Jumlah Arus Keluar Kas (18
35 s/d 30)
36 Arus Kas Bersih dari
37 Aktivitas Operasi (16-31)
38
39 Arus Kas dari Aktivitas Investasi
40 Arus Masuk Kas
41 Pendapatan Penjualan Aset Tetap
42 Pendapatan Penjualan Aset Lain
43 Pos-pos Luar Biasa
44 Jumlah Arus Masuk Kas (35
s/d 37)
45 Arus Keluar Kas
46 Pembelian Aset Tetap
47 Pembelian Aset Lain
48 Pos-pos Luar Biasa
49 Jumlah Arus Keluar Kas (40
50 s/d 42)
51 Arus Kas Bersih dari
52 Aktivitas Investasi (38-43)

53 Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan


54 Arus Masuk Kas
55 Penggunaan Selisih Lebih Perhitungan
56 Anggaran (SILPA)
57 Penerimaan Penjualan asset yang
58 Dipisahkan
59 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada
60 BUMN
61 Penerimaan Kembali Pinjaman
62 kepada BUMD
63 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada
64 Pemerintah Pusat
65 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada
66 Pemerintah Daerah
67 Otonom Lain
68 Penerimaan Pinjaman dari BUMN
69 Penerimaan Pinjaman dari BUMD
70 Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah
71 Pusat
72 Privatisasi BUMD
73 Penerimaan Pinjaman dari Pemerintah
74 Daerah Otonom Lain
75 Pinjaman dari Bank
76 Pinjaman dari Lembaga Keuangan
77 Lain
78 Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri
79 Lain
80 Penerimaan Pinjaman Luar Negeri
81 Pos-pos Luar Biasa
82 Jumlah Arus Masuk Kas (47
83 s/d 62)
84 Arus Keluar Kas
85 Pembayaran Pokok Pinjaman kepada
86 Pemerintah Pusat
87 Pembayaran Pokok Pinjaman BUMN
88 Pembayaran Pokok Pinjaman BUMD
89 Pembayaran Pokok Pinjaman
90 Pemerintah Daerah Otonom Lain
Pembayaran Pokok Pinjaman kepada
Bank
Pembayaran Pokok Pinjaman kepada
Lembaga Keuangan Lain
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam
Negeri Lain
Pembayaran Pokok Pinjaman Luar
Negeri
Pemberian Pinjaman Jangka Panjang
Pengeluaran Penyertaan Modal
Pemerintah Daerah
Pos-pos Luar Biasa
Jumlah Arus Keluar Kas (65
s/d 75)
Arus Kas Bersih dari
Aktivitas Pembiayaan (63-76)
Arus Kas dari Aktivitas Non Anggaran
Arus Masuk Kas
Penerimaan Perhitungan Pihak Ketiga
(PFK)
Pos-pos Luar Biasa
Jumlah Arus Masuk Kas (80
s/d 81)
Arus Keluar Kas
Pengeluaran Perhitungan Pihak Ketiga
(PFK)
Pos-pos Luar Biasa
Jumlah Arus Keluar Kas (84
s/d 85)
Arus Kas Bersih dari
Aktivitas Non Anggaran (82-86)

Kenaikan/Penurunan Kas (32+44+77+87)


Saldo Awal kas
Saldo Akhir Kas
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PENDAHULUAN
BAB I Pendahuluan
1.1 Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan SKPD
1.2 Landasan hukum penyusunan laporan keuangan SKPD
1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan SKPD
BAB II Ekonomi makro, kebijakan keuangan dan pencapaian target kinerja
APBD SKPD
2.1 Ekonomi makro
2.2 Kebijakan keuangan
2.3 Indicator pencapaian target kinerja APBD
BAB III Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan SKPD
3.1 Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan SKPD
3.2 Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target
yang telah ditetapkan
BAB IV Kebijakan akuntansi
4.1 Entitas akuntansi/entitas laporan keuangan daerah SKPD
4.2 Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan
keuangan SKPD
4.3 Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan
keuangan SKPD
4.4 Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan
yang ada dalam SAP pada SKPD
BAB V Penjelasan po-pos Laporan Keuangan SKPD
5.1 Rincian dan penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan
keuangan SKPD
5.1.1 Pendapatan
5.1.2 Belanja
5.1.3 Aset
5.1.4 Kewajiban
5.1.5 Ekuitas Dana
5.2 Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul
sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan
dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas,
untuk entitas akuntansi/entitas pelaporan yang menggunakan
basis akrual pada SKPD
BAB VI Penjelasan atas informasi-informasi non keuangan SKPD
BAB Penutup
VII

Anda mungkin juga menyukai