Anda di halaman 1dari 5

BAB II

EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN CAPAIAN


TARGET KINERJA KEUANGAN

2.1. EKONOMI MAKRO


Asumsi makro ekonomi yang digunakan Kota
Semarang membutuhkan biaya yang cukup besar dalam
upaya memacu pembangunan, sehingga perlu menggali
Pendapatan Daerah terutama potensi sumber-sumber
Pendapatan Asli Daerah secara optimal dari seluruh Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait. Pendapatan Daerah
Kota Semarang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Dana
Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang sah.
Kontribusi PAD terhadap APBD Kota Semarang
bersumber dari objek-objek pendapatan yang terdiri atas
Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan dan Lain-Lain Pendapatan Yang
Sah. Pendapatan Asli Daerah merupakan cerminan
kemampuan dan potensi daerah, sehingga besarnya
penerimaan PAD dapat mempengaruhi kualitas otonomi
daerah yang menuntut ketergantungan dengan Pemerintah
Pusat semakin berkurang.
Dana Perimbangan merupakan sumber Pendapatan
Daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung
pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah dalam
mencapai tujuan pemberian otonomi kepada daerah
utamanya peningkatan pelayanan dan kesejahteraan
masyarakat yang semakin baik.
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah merupakan
bagi hasil dari Pemerintah Daerah lainnya dan pendapatan
dari pengelolaan aset yang dimiliki Pemerintah Daerah.

2.2. KEBIJAKAN KEUANGAN


Pokok-pokok kebijakan didalam penyusunan APBD
Kota Semarang Tahun Anggaran 2018 meliputi kebijakan
pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah.

1
Berdasarkan kondisi tersebut, maka arah kebijakan
keuangan daerah dalam kerangka peningkatan penerimaan
pendapatan daerah Kota Semarang Tahun 2018 adalah
sebagai berikut :
1. Mengoptimalkan penerimaan pendapatan asli daerah
melalui :
- ekstensifikasi dan intensifikasi pajak daerah, terutama
pajak yang memiliki potensi besar seperti PBB,BPHTB,
dan Pajak Reklame;
- pembenahan manajemen penerimaan PAD;
- meningkatkan potensi penerimaan pajak dan retribusi
melalui evaluasi dan revisi secara berkala terhadap
peraturan daerah pajak dan retribusi terutama yang
menyangkut penyesuaian tarif;
- mengembangkan kelembagaan pengelolaan keuangan
daerah sesuai dengan kebutuhan daerah.
2. Mengoptimalkan sumber pendapatan lain yang sah;
3. Mengoptimalkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah yang
sudah ada untuk memberikan kontribusi secara signifikan
terhadap pendapatan daerah. Optimalisasi potensi
pendapatan dari bagi hasil BUMD juga dilakukan melalui
pembentukan BUMD baru sebagai holding company sektor
usaha BUMD;
4. Mengoptimalkan sumber pendapatan dari Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Provinsi;
5. Mengembangkan alternatif-alternatif pembiayaan
pembangunan lainnya melalui dana CSR.

2.3 INDIKATOR PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD


Asumsi indikator pencapaian kinerja keuangan
dalam APBD tahun 2018 seperti telah dijabarkan pada
Kebijakan Keuangan diatas, dalam pelaksanaannya terjadi
perkembangan yang menyebabkan perlu dilakukan
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun
2018.

2
Tabel 1.
Indikator Pencapaian Kinerja APBD dan APBD Perubahan
Tahun 2018
(dalam rupiah)
No. Uraian APBD 2018 APBD-P 2018
1 PENDAPATAN 4.301.858.632.218 4.330.520.828.002
Pendapatan Asli
1.1 1.786.944.057.000 1.811.352.288.800
Daerah
1.1.1 Pajak Daerah 1.200.570.000.000 1.238.450.000.000
1.1.2 Retribusi Daerah 158.292.572.000 149.229.148.818

Hasil Pengelolaan
1.1.3 Kekayaan Daerah yg 43.522.174.000 45.084.724.000
Dipisahkan
Lain-lain PAD yang
1.1.4 384.559.311.000 378.588.415.982
Sah
1.2 Dana Perimbangan 1.748.536.862.000 1.447.698.516.000
Dana Bagi Hasil
1.2.1 205.956.696.000 206.137.242.000
pajak
Dana Bagi Hasil
1.2.2 1.526.099.000 1.526.99.000
Bukan Pajak
1.2.3 Dana Alokasi Umum 1.190.422.387.000 1.190.422.387.000
Dana Alokasi
1.2.4 350.631.680.000 326.082.873.202
Khusus
Lain-lain
1.3 Pendapatan daerah 766.377.713.218 794.999.938.000
yang sah
1.3.1 Hibah 120.420.375.218 112.501.000.000
Dana Bagi hasil
1.3.2 Pajak dari Propinsi 585.707.338.000 585.7070.338.000
dan pemda lainnya
Dana Penyesuaian
1.3.3 dan Otonomi 0 0
Khusus
Bantuan Keuangan
dari Propinsi atau
1.3.4 0 36.541.600.000
Pemerintah Daerah
lainnya
Dana Insentif
1.3.5 60.250.000.000 60.250.000.000
Daerah

2 BELANJA 5.170.158.970.218 4.414.701.354.680


Belanja Tidak
2.1 1.656.405.023.000 1.550.727.313.000
Langsung

3
No. Uraian APBD 2018 APBD-P 2018
2.1.1 Belanja Pegawai 1.537.660.915.000 1.442.762.929.000
2.1.2 Belanja Hibah 85.478.600.000 85.188.600.000
Belanja Bantuan
2.1.3 21.037.000.000 18.787.000.000
Sosial
Belanja Bantuan
2.1.4 2.228.508.000 2.228.508.000
Keuangan (parpol)
2.1.5 Belanja Tak Terduga 10.000.000.000 1.760.276.000
2.2 Belanja Langsung 3.513.753.947.218 2.773.352.201.880
2.2.1 Belanja Pegawai 173.436.400.530 178.560.198.750
Belanja Barang dan
2.2.2 1.728.509.492.595 1.729.860.708.465
Jasa
2.2.3 Belanja Modal 1.611.808.054.093 1.319.714.637.003

JUMLAH BELANJA
5.170.158970.218 4.778.862.857.218
DAERAH

3 Surplus / ( Defisit ) (868.300.338.000) (448.342.029.216)

Tabel 2
Indikator Pencapaian Kinerja APBD dan APBD Perubahan
Tahun 2018 (BAPENDA)
(dalam rupiah)
No. Uraian APBD 2018 APBD-P 2018
1 PENDAPATAN 1.200.570.000.000 1.253.450.000.000
Pendapatan Asli
1.1 1.200.570.000.000 1.253.450.000.000
Daerah
1.1.1 Pajak Daerah 1.200.570.000.000 1.238.450.000.000
Lain-lain PAD yang
1.1.2 0 15.000.000.000
Sah

2 BELANJA 78.078.187.000 78.847.640.054


Belanja Tidak
2.1 61.336.512.000 58.344.084.000
Langsung
2.1.1 Belanja Pegawai 61.336.512.000 58.344.084.000
2.2 Belanja Langsung 16.741.675.000 20.503.556.054
2.2.1 Belanja Pegawai 5.162.909.700 7.776.874.700
Belanja Barang dan
2.2.2 10.665.853.500 11.308.885.254
Jasa
2.2.3 Belanja Modal 912.901.800 1.417.796.100

3 Surplus / ( Defisit ) 1.122.491.813.000 1.174.602.359.946

4
5

Anda mungkin juga menyukai