NIM :
Mata Kuliah :
Analisis Anggaran
I. Lampirkan Data Tahun Anggaran
Data yang dilampirkan berikut ini adalah data dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) setelah perubahan di Provinsi Papua Tahun Anggaran 2021.
5 BELANJA
5.1 BELANJA OPERASI Rp 11.478.415.041.575
5.1.01 Belanja Pegawai Rp 4.262.598.475.082
5.1.02 Belanja Barang dan Jasa Rp 4.171.551.173.244
5.1.05 Belanja Hibah Rp 2.943.998.856.688
5.1.06 Belanja Bantuan Sosial Rp 100.266.536.561
5.2 BELANJA MODAL Rp 1.244.687.958.046
5.2.01 Belanja Modal Tanah Rp 26.157.500.000
5.2.02 Belanja Modal Peralatan dan Mesin Rp 212.294.843.060
5.2.03 Belanja Modal Gedung dan Bangunan Rp 825.825.134.362
5.2.04 Belanja Modal Jalan, Jaringan, dan Irigasi Rp 162.897.169.367
5.2.05 Belanja Modal Aset Tetap Lainnya Rp 3.275.752.500
5.2.06 Belanja Modal Aset Lainnya Rp 14.237.558.757
5.3 BELANJA TIDAK TERDUGA Rp 150.000.000.000
5.3.01 Belanja Tidak Terduga Rp 150.000.000.000
5.4 BELANJA TRANSFER Rp 2.885.861.362.709
5.4.01 Belanja Bagi Hasil Rp 767.987.401.259
5.4.02 Belanja Bantuan Keuangan Rp 2.117.873.961.450
Jumlah Belanja Rp 15.758.964.362.330
Total Surplus/(Defisit) -Rp 995.218.333.573
6 PEMBIAYAAN
6.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN Rp 1.115.218.333.573
6.1.01 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya Rp 1.115.218.333.573
Jumlah Penerimaan Pembiayaan Rp 1.115.218.333.573
6.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN Rp 120.000.000.000
6.2.02 Penyertaan Modal Daerah Rp 120.000.000.000
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan Rp 120.000.000.000
Pembiayaan Netto Rp 995.218.333.573
6.3 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Berkenaan Rp -
V. Kesimpulan
APBD merupakan alat atau instrumen yang digunakan oleh kepala daerah
dalam hal ini Gubernur untuk melakukan evaluasi atas unit kerja yang ada di
bawahnya. APBD memuat rencana keuangan yang diperoleh dan digunakan
pemerintah daerah dalam rangka melaksanakn penyelenggaraan pelayanan umum
tidak terkecuali di Provinsi Papua.Berdasarkan data yang dipublikasikan atas APBD
Provinsi Papua, Papua telah melaksanakan pengangaran dengan baik dengan adanya
APBD ini yang telah disesuaikan dengan program kerja yang terjadi di Provinsi
Papua. Kegiatan yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran di daerah telah
dirancang sehingga harapannya harus menjadi acuan bagi pemerintah Provinsi Papua.
Namun dalam realisasinya, APBD Provinsi Papua mengalami pendapatan
yang lebih sedikit dibandingkan dengan pengeluaran atau belanjanya. Hal ini
mengakibatkan terjadinya defisit dalam APBD sebesar Rp995.218.333.573, maka dari
itu perlu adanya penerimaan yang masih lebih besar dibanding pengeluaran
pembiayaan, maka Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) menunjukkan angka 0
atau seimbang.