Nim A031191003
1. Pengertian
Laporan keuangan konsolidasi adalah laporan keuangan gabungan dari seluruh laporan
keuangan PPKD dan laporan keuangan SKPD menjadi satu laporan keuangan entitas
tunggal, dalam hal ini adalah laporan keuangan pemda sebagai entitas pelaporan.
Laporan keuangan konsolidasi ini disusun oleh PPKD yang dalam hal ini bertindak
mewakili pemda sebagai konsolidator. Laporan konsolidasi ini dibuat karena Sistem
Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) dibangun dengan arsitektur pusat dan cabang
(Home Office – Branch Office). PPKD bertindak sebagai kantor pusat, sedangkan SKPD
bertindak sebagai kantor cabang.
Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah menggabungkan/
mengkonsolidasikan laporan keuangan dari seluruh SKPD dengan PPKD. Proses
penyusunan laporan keuangan konsolidasi ini terdiri atas 2 tahap utama, yakni tahap
penyusunan kertas kerja (worksheet) konsolidasi dan tahap penyusunan laporan
keuangan gabungan pemerintah daerah sebagai entitas pelaporan.
2. Tahapan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian
Adapun tahapan penyusunan laporan keuangan konsolidasian berdasarkan
Permendagri 64 tahun 2013 adalah sbb:
a) Menyiapkan kertas kerja (worksheet) dengan lajur sesuai dengan banyaknya SKPD
dan PPKD sebagai alat untuk menyusun Neraca Saldo Gabungan SKPD dan
PPKD.
Format kertas kerja untuk penyusunan neraca saldo Pemda adalah sebagai berikut:
PENYESUAIAN NS.S.PENY-
NS.S.PENY-SKPD A NS.S.PENY-SKPD B NS.S.PENY-PPKD (ELIMINASI)
NAMA PEMDA
KODE
REK REKENING
DEBET KREDIT DEBET KREDIT DEBET KREDIT DEBET KREDIT DEBIT KREDIT
1... Akun Asset XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX
2... Akun Kewajiban XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX
3... Akun Ekuitas XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX
Akun
4... Pendapatan- LRA XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX
5... Akun Belanja XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX
6... Akun Transfer XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX
7... Akun Pembiayaan XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX
Akun
8... Pendapatan- LO XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX
9... Akun Beban XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX
Neraca Saldo SKPD dan Neraca Saldo SKPD yang dimasukkan dalam kertas kerja
konsolidasi adalah Neraca Saldo yang sudah disesuaikan. Setelah memasukkan
neraca saldo kedalam kertas kerja konsolidasi, fungsi akuntansi PPKD membuat
jurnal eliminasi untuk menghapus akun transitoris yaitu akun RK-PPKD lawan RK-
SKPD.
b) Menyusun Laporan Keuangan Konsolidasi
Berdasarkan Neraca saldo setelah eliminasi, fungsi Akuntansi Pemda kemudian
mengidentifikasi akun-akun yang termasuk dalam komponen Laporan Realisasi
Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO) dan Neraca.
Berikut adalah ilustrasi kertas kerja penyusunan LKK, dengan asumsi bahwa di
dalam setiap kertas kerja yang disajikan hanya terdiri dari dua entitas akuntansi
yaitu, entitas akuntansi PPKD dan entitas akuntansi gabungan seluruh SKPD.
Ilustrasi akan disajikan dengan sistematika sebagai berikut:
Kertas Kerja Penyusunan LRA Konsolidasian
Kertas Kerja Penyusunan LO Konsolidasian
Kertas Kerja Penyusunan LPE Konsolidasian
Kertas Kerja Penyusunan Neraca Konsolidasian
PEMERINTAH KABUPATEN ABC
Kertas Kerja
Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Untuk TA yang Berakhir 31 Desember
20X1 (dalam ribuan Rupiah)
Saldo Gabungan
Kode PPKD ∑SKPD
Uraian (Pemda)
Rek (Realisasi) (Realisasi)
(Realisasi)
4. PENDAPATAN
4.1 Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan pajak daerah 23.659.500 23.659.500
Pendapatan retribusi daerah 7.674.400 7.674.400
Pendapatan hasil
pengelolaan Kekayaan 3.500.000 3.500.000
daerah yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang 633.646 633.646
Sah
Jumlah PAD 35.467.546 35.467.546
4.2 Pendapatan Transfer
Dana Bagi Hasil 55.850.000 - 55.850.000
Dana Alokasi Umum 250.000.000 - 250.000.000
Dana Alokasi Khusus 45.500.000 - 45.500.000
Jumlah Pendapatan Transfer 351.350.000 - 351.350.000
Lain-lain Pendapatan Daerah
4.3 - - -
yang Sah
5. JUMLAH
BELANJAPENDAPATAN 351.350.000 35.467.546 386.817.546
Belanja Operasi
Belanja Pegawai-Gaji dan
- 215.567.500 215.567.500
Tunjangan
Belanja Pegawai-Honor - 1.576.000 1.576.000
Belanja Barang dan Jasa - 12.064.280 12.064.280
Belanja Bunga - - -
Belanja Bantuan Sosial 3.500.000 - 3.500.000
Belanja Bantuan Keuangan 2.000.000 - 2.000.000
Belanja Tak Terduga -
Belanja Penyusutan - 45.750.000 45.750.000
Belanja Modal
Belanja Modal 165.000.000 165.000.000
JUMLAH BELANJA 5.500.000 394.207.780 399.707.780
6 Transfer
- - -
Surplus/Defisit 345.850.000 (358.740.234) (12.890.234)
7 Pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan
Pinjaman – Pemerintah
25.000.000 - 25.000.000
Pusat
Pengeluaran Pembiayaan
Pembentukan Dana
5.000.000 - 5.000.000
Cadangan
Penyertaan Modal pada
2.500.000 - 2.500.000
BMD
Pembiayaan Netto 17.500.000 - 17.500.000
Saldo Gabungan
Kode PPKD ∑SKPD
Uraian (Pemda)
Rek (Realisasi) (Realisasi)
(Realisasi)
8. PENDAPATAN
8.1 Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan pajak daerah 1) 23.700.000 23.700.000
Pendapatan retribusi
7.686.900 7.686.900
daerah 2 )
Pendapatan hasil
pengelolaan Kekayaan 3.500.000 3.500.000
daerah yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang 633.646 633.646
Sah
Jumlah PAD 35.520.546 35.520.546
8.2 Pendapatan Transfer
Dana Bagi Hasil 55.850.000 - 55.850.000
Dana Alokasi Umum 3 ) 255.000.000 - 255.000.000
Dana Alokasi Khusus 45.500.000 - 45.500.000
Jumlah Pendapatan Transfer 356.350.000 - 356.350.000
Lain-lain Pendapatan Daerah
8.3 - - -
yang Sah
JUMLAH PENDAPATAN 356.350.000 35.520.546 391.870.546
9. BEBAN
Beban Pegawai-Gaji dan
- 215.567.500 215.567.500
Tunjangan
Beban Pegawai-Honor - 1.576.000 1.576.000
Beban Barang dan Jasa 4 ) - 12.139.690 12.139.690
Beban Bunga 5) 250.000 250.000
Beban Bantuan Sosial 3.500.000 - 3.500.000
Beban Bantuan Keuangan 2.000.000 - 2.000.000
Beban Tak Terduga -
Belan Penyusutan 6 ) - 45.750.000 45.750.000
JUMLAH BEBAN 5.750.000 275.033.190 280.783.190
SURPLUS/(DEFISIT) KEGIATAN
350.600.000 (239.512.644) 111.087.356
OPERASIONAL7 )
Keterangan LO:
1) Pendapatan pajak daerah tahun berjalan yang telah diterima sebesar
Rp23.659.500.000. Jumlah tersebut seluruhnya berasal dari pajak daerah yang
diakui tahun berjalan, dalam arti tidak ada yang berasal dari pembayaran
piutang pajak daerah tahun lalu. Untuk pengakuan pendapatan-LO yg
berbasis akrual, jumlah pajak daerah yang diterima tersebut ditambah dengan
piutang pendapatan pajak daerah tahun berjalan yang belum diterima
pembayarannya sebesar Rp 40.500.000, sehingga jumlah pendapatan pajak
daerah yang dilaporkan di LO seluruhnya berjumlah Rp 23.700.000.000
2) Pendapatan retribusi daerah tahun berjalan yang ditelah diterima sebesar
Rp7.674.400.000. Jumlah tsb seluruhnya berasal dari retribusi daerah yang
diakui tahun berjalan, dalam arti tidak ada yang berasal dari pembayaran
piutang retriubsi tahun lalu. Untuk pengakuan pendapatan-LO yg berbasis
akrual, jumlah retribusi yang diterima tersebut ditambah dengan piutang
retribusi tahun berjalan yang belum diterima pembayarannya sebesar
Rp12.500.000, sehingga jumlah pendapatan retribusi yang dilaporkan di LO
seluruhnya berjumlah Rp7.686.900.000.
3) Jumlah pendapatan DAU yang dilaporkan di LRA adalah jumlah yang telah
diterima (basis kas). Sementara di dalam LO, jumlah pendapatan DAU yang
diakui adalah jumlah yang seharusnya diterima tahun berjalan yaitu sebesar
Rp255.000.000.000,- (basis akrual).
4) Belanja barang dan jasa yang dilaporkan di LRA sebesar Rp12.064.280.000,-
merupakan belanja yang telah dibayar (dipertanggungjawabkan) pada tahun
berjalan. Jumlah tsb seluruhnya merupakan beban tahun berjalan, dalam arti
tidak ada pembayaran untuk membayar utang belanja barang dan jasa tahun
lalu. Oleh karena itu, jumlah beban barang dan jasa yg dilaporkan di LO (basis
akrual) berasal dari jumlah belanja barang dan jasa yang telah dilaporkan di
LRA ditambah dengan belanja barang dan jasa tahun berjalan yang sudah
terjadi tetapi belum dibayar (utang belanja) yaitu sebesar Rp110.410.000, dan
dikurangi dengan kenaikan saldo persediaan akhir sebesar Rp35.000.000,-,
sehingga total beban barang dan jasa di LO sebesar Rp12.139.690.000,-
(Rp12.064.280.000 + Rp110.410.000 – Rp35.000.000).
5) Di LRA tidak terdapat belanja bunga, karena belum ada belanja bunga yang
sudah dibayar. Namun bunga yang terutang pada tahun berjalan atas pinjaman
jangka panjang kepada pemerintah pusat sebesar Rp250.000.000 sudah dapat
diakui di LO sebagai beban bunga tahun berjalan.
6) Di dalam LO tidak ada belanja modal, karena belanja modal merupakan belanja
untuk memperoleh aset tetap dan aset lain-lain yang memiliki manfaat lebih dari
satu tahun, sehingga di dalam entitas akuntansi keuangan pengaruh dari
transaksi belanja modal langsung dicatat dengan mendebit akun aset yang
bersangkutan (bukan dengan jurnal korolari). Namun di sisi lain, harus ada
pengakuan penyusutan atas aset yang dikapitalisasi tersebut sebagai beban
penyusutan yang harus dilaporkan di LO. Di sisi lain, akumulasi penyusutan
dilaporkan di Neraca sebagai contra account atas akun aset tetap. Beban
penyusutan hanya ada di LO SKPD, karena di Neraca PPKD tidak pernah ada
akun aset tetap.
7) Dalam ilustrasi ini diasumsikan tidak ada transaksi surplus/defisit dari kegiatan
non operasional dan juga tidak ada transaksi luar biasa. Di samping itu di LO
tidak akan pernah disajikan akun transaksi pembiayaan, karena pemibiayaan
itu bukan pendapatan maupun beban. Sehingga LO dalam ilustrasi di atas
hanya disajikan sampai Surplus/Defisit dari Kegiatan Operasional.
ASET
Aset Lancar
Kas di Kas Daerah 40.470.152 - 40.470.152
Kas di Bendahara Penerimaan - -
Kas di Bendahara Pengeluaran - -
Piutang Pajak Daerah 40.500 40.500
Piutang Retribusi 12.500 12.500
Piutang DAU 5.000.000 - 5.000.000
Persediaan 235.000 235.000
Total Aset Lancar 45.470.152 288.000 45.758.152
KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek
Utang PFK3) 109.732 - 109.732
Utang Belanja 110.410 110.410
Utang Bunga 250.000 - 250.000
Total Kewajiban jangka Pendek 359.732 110.410 470.142
EKUITAS
Ekuitas Awal Tahun 45.750.654 750.550.000 796.300.654
Surplus (Defisit)-LO 350.600.000 (239.512.644) 111.087.356
RK-PPKD 1) 358.740.234 358.740.234 -
TOTAL EKUITAS AKHIR TAHUN 396.350.654 869.777.590 907.388.010
URAIAN 20X1
3. Penyusunan Laporan Perubahan SAL LPE
PPKD ∑SKPD
Konsolidasian
Ekuitas awal 45.750.654 750.550.000 796.300.654
Surplus/defisit LO 350.600.000 (239.512.644) 111.087.356
Dampak kumulatif Perubahan
Kebijakan/ Kesalahan mendasar
Koreksi Nilai Persediaan
Selisih Revaluasi Aset Tetap
Lain-lain
Ekuitas Akhir 396.350.654 511.037.356 907.388.010