Dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi antara Induk Perusahaan dan Anak
Perusahaan dapat digunakan 3 (tiga) metode yaitu:
A. Metode Ekuitas (Equity Method)
B. Metode Ekuitas Tidak Lengkap
C. Metode Harga Perolehan (Cost Method)
Jika metode ekuitas diterapkan secara benar ,laba bersih perusahan induk adalah sama
dengan laba bersih konsolidasi,dan saldo laba perusahaan induk adalah sama dengan saldo
laba konsolidasi. Persamaan jumlah laba dan saldo laba perusahaan induk dan konsolidasi ini
tidak selalu ada. Persamaan tersebut tidak ada jika metode ekuitas diterapkan tidak secara
benar,atau jika akuntansi metode biaya digunakan untuk investasi perusahaan anak.
Masalah yang timbul dari salahnya penerapan metode ekuitas atau menggunakan metode
biaya untuk investasi perusahaan anak mugkin tidak seserius yang terlihat. Hal ini
dikarenakan “akuntan harus menyiapkan laporan keuangan konsolidasi yang benar dengan
mengabaikan bagaimana perusahaan induk mempertanggungjawabkan investasinya pada
perusahan anak”. Tidak ada pelanggaran terhadap prinsip akuntansi yang berlaku umum
sepanjang laporan keuangan konsolidasi yang disiapkkan bagi pemegang saham benar dan
perusahaan induk/investor tidak menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit yang lain.
Tetap digunakannya metode biaya atau metode ekuitas tidak lengkap oleh beberapa
perusahaan didasarkan pada asumsi bahwa penerbitan laporan keuangan konsolidasi hanya
sebagai laporan keuangan yang disiapkan bagi para pemegang saham dari entias utama.
Pada Metode Biaya, yang dipakai untuk mencatat investasi saham-saham Anak
Perusahaan, maka hanya dividen atas saham-saham tersebut (yang telah dibagikan oleh Anak
Perusahaan) yang diakui sebagi pendapatan (revenue) oleh Induk Perusahaan. Sebaliknya
laba atau rugi atas pemilikan modal (saham) hanya timbul apabila sebagian atau seluruh
jumlah saham yang dimiliki tersebut dijual. Pada metode biaya bagian dividen yang
dibagikan oleh Anak Perusahaan dicatat pada sisi debit dalam rekening “Piutang Dividen
(Kas)”, dengan rekening lawan kredit “Penghasilan Dividen”.
Meski ada beberapa susunan lainnya, susunan ini dapat dianggap cukup memadai. Dan
diajnurkan untuk mempelajari dan menerapkannya selama mempelajari konsolidasi.
Hak minorotas yang direfleksikan dalam neraca konsolidasi dihitung sebagai hak minoritas
awal ditambah beban hak minoritas dikurangi deviden hak minoritas. Demikian pula, laba
investasi dari perusahaan anak yang dikonsolidasikan selalu dieliminasi. Laba bersih
konsolidasi dihitung dengan mengurangi beban konsolidasi dan beban hak minoritas dari
pendapatan konsolidasi.
MENEMUKAN KESALAHAN
Bagian terakhir dari kertas kerja konsolidasi yang akan diselesaikan adalah bagian
neraca konsolidasi. Sebagian besar kesalahan yang dibuat dalam mengkonsolidasikan
laporankeuangan akan tampak apabila neraca konsolidasi tidak seimbang. Jika neraca
konsolidasi tetap tidak seimbang setelah totalnya dihitung kembali, setiap pos harus diperiksa
untuk memastikan bahwa semua pos telah dicatat. Kelalaian mencata beban hak minoritas
dalam laporan laba rugi konsolidasidan ekuitas hak minoritas dalam neraca konsolidasi sering
terjadi karena pos – pos tersebut tidak tercantum pada laporan perusahaan yang terpisah.
Kesamaan debet dan kredit pada ayat jurnal kertas kerja diperiksa dengan menjumlahkan
kolom penyesuaian dan eliminasi.
Dinilai terlalu
Rendah
Nilai (Dinilai terlalu
Wajar Niali Buku Tinggi)
Persediaan $ 60 $ 50 $ 10
Tanah 60 30 30
Bangunan
Peralatan 180 100 80
70 90 (20)
$ 370 $ 270 $ 100
Bedasarkan informasi ini, Pete mengalokasikan kelebihan biaya atas nilai buku yang
diperoleh sebesar $ 140.000 [Biaya sebesar $ 365.000 – (90% x $250.000 ekuitas solo] ke
aktiva yang dapat diidentifikasi dan goodwill, seperti yang ditunjukan pada skedul berikut :
Skedul tersebut juga menunjukan periode amortisasi yang dibebankan ke aktiva yang dinilai
terlalu rendah dan yang dinilai terlalu tinggi.
Karena alokasi kelebihan biaya atas nilai buku cuku kompleks, akun kelebihan yang
belum di amortisasi digunakan dalam kertas kerja. Ayat jurnal kertas kerja yang pertama
mengeliminasi akuninvestasi dalam solo dan ekuitas pemegang saham solo yang bersifat
resiprokal, mencatat 10% hak minoritas pada solo dan mendebet akun kelebihan yang belum
diamortisasi sebesar $140.000 untuk kelebihan biaya atas nilai buku yang diperoleh.
Misalnya Anak Perusahaan (Solo) melaporkan laba bersih tahun 2007 sebesar
$60.000 dan mengumumkan deviden sebesar $10.000 pada tanggal 1 juni serta 1 desember
(total selama tahun 2007 sebesar $20.000). solo mebayar deviden tanggal 1 Juni, tetapi
deviden tanggal 1 Desember masih belum dibayarkan pada tanggal 31 Desember 2007.
Selama tahun 2007 solo menjual persediaan yang dinilai terlalu rendah, tetapi tanah dan
bangunan yang dinilai terlalu rendah serta peralatan yang dinilai terlalu tinggi masih
digunakan oleh solo pada tanggal 31 Desember 2007. Pada tanggal penggabungan usaha,
bangunan mempunyai sisa umur manfaat selama 36 tahun dan peralatan selama 9 tahun.
Laporan Arus Kas Konsolidasi disusun secara langsung dari kolom – kolom “Arus
Kas dari Operasi “ “ Arus Kas – Aktivitas Investasi” dan “ Arus Kas – Aktivitas
Pembiayaan” pada neraca lajur.
Beban hak minoritas ( noncontroling interest expense) adalah kenaikan arus kas dari
aktivitas operasi karena beban hak minoritas meningkatkan aktiva dan kewajiban konsolidasi
dengan cara yang sama seperti pada laba bersih konsolidasi. Demikian juga, deviden hak
minoritas dikurangkan dalam pelaporan arus kas dari aktivitas pembiayaan.
a) Laba dan Deviden dari Investee Menurut Metode Tidak Langsung dan Langsung.
Jika metode tidak langsung yang digunakan, laba dari ekuitas investee adalah pos-pos
yang membutuhkan perhatian khusus dalam laporan arus kas konsolidasi. Laba dari ekuitas
investasi meningkatkan laba tetapi tidak meningkatkan kas karena kenaikan tersebut
direflesikan dalam akun investasi. Sabaliknya, deviden yang diterima dari ekuitas investee
meningkatkan kas tetapi tidak mempengaruhi laba karena akun investasi mereflesikan
penurunan.
Jumlah bersih pos-pos tersebut dikurangikan dari (atau ditambah ke ) laba bersih
dalam bagian “Arus Kas dari Aktifa Operasi” pada laporan arus kas. Kelebihan deviden yang
diterima atas pendapatan ekuitas akan ditambahkan. Jika mengunakan metode langsung
dalam menyusun laporan arus kas, deviden yang diterima dari ekuitas investee dilapporkan
sebagai arus kas masuk dari aktivitas operasi.
Menurt metode langsung pos-pos laporan laba rugi konsolidasi yang melibatkan arus
kas diubah dari dasar akrual menjadi dasar kas, pos-pos yang tidak melibatkan kas dijelaskan
dalam catatan atau skeduel pendukung laporan arus kas.
Secara vertikal, bagi neraca lajur tersebut menjadi tiga bagian yang terpisah untuk
membuat tiga laporan keuangan yang kita inginkan : Laba Bersih, Laba Ditahan, Total
Aktiva dan Total Ekuitas. Tidak ada jumlah yang dimasukan untuk pos-pos tersebut, karena
dihitung atau dicatat langsung dari bagian neraca lajur sebelumnya.
Kertas Kerja dibuat untuk menghasilkan laporan keuangan yang berguna bagi entitas bisnis
yang dikonsolidasikan. Tujuannya adalah membuat laporan keuangan konsolidasi yang
berguna. Kertas kerja merupakan sarana untuk mengatur dan memanipulasi data. Laporan
arus kas konsolidasi dapat disusun dari neracca dan laporan laba rugi konsolidasi.
Referensi
M. Arief Effendi, SE, Msi, Ak, QIA. Modul 7 Laporan Keuangan Konsolidasi-Teknik &
Prosedur Konsolidasi (Bagian Ketiga). Jakarta : Pusat Pengembangan Bahan Ajar-
UMB.
PSAK No.4 (paragraf 8, 21 & 23)
http://rinaldy-tuhumury.blogspot.com/2012/07/teknik-dan-prosedur-konsolidasi.html
2.4 D. TEKNIK DAN PROSEDUR LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Prosedur Konsolidasi diatur dalam PSAK No. 4 (Paragraf 8,21 & 23) antara lain dinyatakan
bahwa dalam menyusun Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan Keuangan Induk
Perusahaan (Parent Company) dan Anak Perusahaan (Subsidary Company) digabungkan satu
persatu dengan menggabungkan unsure-unsur yang sejenis dari Aktiva, Kewajiban, Ekuitas,
Pendapatan dan Beban.
Jika NW dari akun investasi pada perusahaan anak = NB dari akun ekuitas
Jika NW dari akun investasi pada perusahaan anak > < NB dari akun ekuitas. (catatan lihat
penjelasan selanjutnya)
ü Mengalokasikan dan mengamortisasi perbedaan nilai wajar dari akun investasi dengan nilai
buku ekuitas (dari langkah ke 5).
Jika ada perbedaan itu dialokasikan ke aktiva tetap, maka perlu dibuatkan jurnal penyusutan.
Demikian pula jika ada hak paten perlu diamortisasi pertahun.
ü Mengeliminasi akun resiprokal lainnya (seperti hutang, piutang, pembelian dan penjualan antar
perusahaan.
5. Menjumlah akun-akun pada kedua laporan keuangan untuk akun-akun yang tidak resiprokal
pada kolom laporan konsolidasi.
6. Menjumlahkan akun-akun pada kedua laporan keuangan ditambah dan dikurangi akun-
akundalam kolom jurnal eliminasi.
Dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi antara Induk Perusahaan dan Anak
Perusahaan dapat digunakan 3 (dua) metode yaitu:
a. Metode Ekuitas (Equity Method)
b. Metode Ekuitas Tidak Lengkap
c. Metode Harga Perolehan (Cost Method)
a. Konsolidasi dengan Metode Ekuitas (Equity Method)
Konsep dasar dari metode ekuitas pada dasarnya memandang investasi Induk Perusahaan
terhadap Anak Perusahaan sebagai sesuatu penyertaan modal sehingga jika aktiva bersih
Anak Perusahaan berubah karena kegiatan operasionalnya, secara otomatis akan
menyebabkan perubahan pada nilai investasi induk Perusahaan.data.
Pencatatan investasi saham pada Anak Perusahaan dengan metode ekuitas, didasarkan pada
suatu anggapan investasi pada Anak Perusahaan sejajar dan sama dengan investasi pada
perusahaan-perusahaan cabangnya. Alasan diterapkannya metode ekuitas juga didasarkan
atas suatu fakta bahwa Induk Perusahaan dan Anak Perusahaan merupakan bagian-bagian
dari satu kesatuan usaha, seperti halnya hubungan antara Kantor Pusat dan Cabang-
Cabangnya. Oleh sebab itu perubahan-perubahan yang terjadi didalam hak-hak pemegang
saham pada Anak Perusahaan harus diakui dan dicatat oleh Induk Perusahaan, untuk dapat
mengikuti dan melaporkan posisi keuangan dan perkembangan usahanya secara lengkap.
Nilai investasi Induk Perusahaan terhadap Perusahaan akan meningkat jika Anak Perusahaan
memperoleh laba bersih dan akan menurun atau berkurangnya nilainya, jika Anak Perusahaan
menderita kerugian.
Meskipun Laporan Keuangan Konsolidasi hasil penerapan metode ekuitas ini nantinya akan
sama dengan penerapan metode biaya, namun lembar kerja konsolidasi beserta jurnal untuk
penyesuaian dan eliminasi akan berbeda. Harus memperhatikan pengaruh perubahan modal
anak Perusahaan terhadap hak pemilikan Induk Perusahaan.
Masalah yang timbul dari salahnya penerapan metode ekuitas atau menggunakan metode
biaya untuk investasi perusahaan anak mugkin tidak seserius yang terlihat. Hal ini
dikarenakan akuntan harus menyiapkan laporan keuangan konsolidasi yang benar dengan
mengabaikan bagaimana perusahaan induk mempertanggungjawabkan investasinya pada
perusahan anak. Tidak ada pelanggaran terhadap prinsip akuntansi yang berlaku umum
sepanjang laporan keuangan konsolidasi yang disiapkkan bagi pemegang saham benar dan
perusahaan induk/investor tidak menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit yang lain.
Tetap digunakannya metode biaya atau metode ekuitas tidak lengkap oleh beberapa
perusahaan didasarkan pada asumsi bahwa penerbitan laporan keuangan konsolidasi hanya
sebagai laporan keuangan yang disiapkan bagi para pemegang saham dari entias utama.
Pada metode biaya bagian dividen yang dibagikan oleh Anak Perusahaan dicatat pada sisi
debit dalam rekening “Piutang Dividen (Kas)”, dengan rekening lawan kredit “Penghasilan
Dividen”.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada Metode biaya:
1. Perkiraan “Investasi Saham pada Anak Perusahaan”, tidak mengalami perubahan
jumlahnya. Perubahan modal Anak Perusahaan akibat adanya Laba, Rugi atau pembagian
Dividen tidak mempengaruhi Perkiraan “Investasi Saham pada Anak Perusahaan, atau Induk
Perusahaan tidak menyesuaikan Investasinya.
2. Laba atau rugi dari Anak Perusahaan baru diakui oleh Induk Perusahaan sebesar
Prosentase (%) kepemilikannya pada saat disusun Neraca Konsolidasi melalui perkiraan
“Laba yang ditahan (Retained Earning) untuk Induk Perusahaan”. Perkiraan ini hanya tampak
pada Worksheet penyusunan neraca Konsolidasi.
3. Penghapusan (eliminasi) terhadap perkiraan-perkiraan Modal Saham, Agio Saham dan
Retained Earning Anak Perusahaan hanya didasarkan pada jumlah awal/Saldo Awal tahun
atau Saldo Awal pada saat kepemilikan.
4. Metode Biaya berdasarkan pada asumsi bahwa investasi Induk terhadap Anak Perusahaan
merupakan bagian dari Aktiva.
5. Nilai Investasi harus selalu tetap, karena akan dittampakkan dalam neraca sebesar harga
perolehannya saja.
6. Perubahan nilai aktiva bersih Anak Perusahaan sebagai Konsekuensi dari kegiatan
operasionalnya tidak akan mempengaruhi besaarnya nilai investasi tersebut.
Dari neraca diatas, dapat diketahui bahwa total saham yang diperoleh adalah 400.000 +
200.000 = 600.000.
Karena nilai wajar/harga pasar dan nilai bukunya sama, maka tidak ada selisih, dan tidak ada
pengakuan terhadap goodwill.
Selanjutnya transaksi pembelian saham PT. Ramadhan ini dicatat dalam jurnal seperti
berikut:
(a) Investasi di PT. Ramadhan (Db) 600.000
Kas (Kr) 600.000
(Mencatat pembelian saham PT. Ramadhan)
Dalam hal ini, tidak ada penambahan aset (aktiva) maupun kewajiban, melainkan dicatat
sebagai “Investasi” saja karena yang diakuisisi hanya sahamnya saja, dimana nilai saham
seharga 600.000 tersebut merupakan cerminan dari nilai net aset atau aktiva bersihnya juga.
Disini, hak pengendali diperoleh dengan membeli saham PT. Ramadhan.
Perlu diingat bahwasannya neraca konsolidasi ini dibuat oleh PT. Raihan adalah untuk
menyatukan laporan keuangan dua perusahaan yang sebelumnya terpisah. Transaksi investasi
ini merupakan transaksi antar perusahaan yang ada dalam satu grup, maka harus dieliminasi.
Sehingga perlu membuat jurnal sebagai berikut:
(a) Saham – PT. Ramadhan (Db) 400.000
Laba di Tahan (Db) 200.000
Investasi di PT. Ramadhan (Kr) 600.000
(mencatat eliminasi di PT. Ramadhan)