Oleh :
RAHMAT JULIANTO
13/354470/SV/04697
HALAMAN PERSETUJUAN
Nama
: Rahmat Julianto
NIM
: 13/354470/SV/04697
Menyetujui :
Dosen Pembimbing Magang
Suminten, S.I.P.
Mengetahui :
Ketua Program Studi
Maret 2016
Pembuat pernyataan
Rahmat Julianto
Mengetahui:
Dosen Pembimbing Magang
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan
Rahmat serta Hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan
magang yang berjudul Prosedur E-Filling. Penulis menyadari bahwa tanpa
adanya bantuan dari pihak lain, laporan magang ini tidak dapat diselesaikan
dengan baik. Maka dari itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dra. Sumirah, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Departemen Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada.
2. Bapak Anda Amirullah selaku Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Wates yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan
magang di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wates.
3. Faiz Zamzami, S.E., M.Sc., QIA. selaku Dosen Pembimbing Magang yang
membimbing dan mengarahkan penulis selama penulisan laporan magang.
4. Suminten, S.I.P. selaku Dosen Pembimbing Lapangan yang telah
memberikan saran dan arahan selama kegiatan magang.
5. Teman teman yang saya cintai, terutama teman kelompok magang dan
pihak-pihak yang terkait.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan magang ini masih jauh
dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
dibutuhkan guna menyempurnakan Laporan Magang ini. Akhirnya harapan
penulis semoga penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak
Yogyakarta,
Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Ha
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
10
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PELAKSANAAN MAGANG
2.1 Institusi
2.1.1 Sejarah Berdirinya KPP Pratama Wates
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wates berdiri pada tahun 2007
tepatnya pada tanggal 30 Oktober 2007, yang kemudian diresmikan pada
tanggal 05 November 2007. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wates
5
Kantor
perpajakan.
Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak.
Pelaksanaan penyuluhan dan konsultasi perpajakan.
Pelaksanaan Intensifikasi dan Ekstensifikasi.
Pelaksanaan administrasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wates.
Institusi
pemerintah
yang
menyelenggarakan
sistem
10
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
seksi-seksi
tersebut
didasarkan
pada
tugas
yang
12
dan
pengelolaan
kinerja
pegawai,
pemantauan
produk
hukum
perpajakan,
pengadministrasian
tugas
melakukan
urusan
13
pemeriksaan,
pengawasan
pelaksanaan
aturan
14
praktikan mengikuti jam pegawai tetap yang bekerja di kantor tersebut yaitu
pukul 07.30 WIB. Tetapi untuk jam pulang, praktikan pulang lebih awal yaitu
pukul 16.00 WIB.
Pada awal dilaksanakanya kegiatan magang, praktikan diberi
pengarahan berupa peraturan-peraturan yang harus di taati oleh praktikan dan
penempatan tugas ke masing-masing seksi oleh dosen pembimbing lapangan.
Praktikan di beri kesempatan untuk melaksanakan tugas ke beberapa seksi,
diantaranya Seksi Pelayanan, Seksi Penagihan, Seksi Ekstensifikasi dan Seksi
15
16
c) Seksi Ekstensifikasi
Pada seksi ini, sebenarnya tugas utama adalah mengembangkan
potensi wajib pajak sehingga wajib pajak semakin luas dan membimbing
wajib pajak baru untuk di beri pengarahan. Tetapi praktikan hanya
bertugas di bagian surat-menyurat, tidak bertemu langsung dengan wajib
pajak. Tugas praktikan diantaranya :
1. Membuat surat himbauan untuk melaporkan SPT Tahunan dan surat
pemberitahuan untuk membuat EFIN khususnya bagi wajib pajak
PNS.
d) Seksi Pelayanan
Dalam seksi ini, tugas yang dilakukan praktikan cukup sibuk,
karena berhubungan langsung dengan wajib pajak di Tempat Pelayanan
Terpadu. Tugas pokok praktikan yaitu :
1. Mengkoreksi SPT Masa PPh 21/26 sebelum dikirim kepada
Direktorat Jenderal Pajak (Pusat).
2. Membuat Bukti Penerimaan Surat bagi Wajib Pajak yang sudah
melaporkan SPT Tahunan secara manual.
3. Melayani Wajib Pajak dan mengarahkan Wajib Pajak di bagian
Tempat Pelayanan Terpadu.
17
18
BAB III
PEMBAHASAN
tentang
19
dalam satu masa pajak, sesuai dengan peraturan perudangundangan yang berlaku.
b) Pengusaha Kena Pajak
1. Sarana untuk melapor dan mempertanggungjawabkan perhitungan
jumlah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah (PPnBM) yang sebenarnya terutang.
2. Melaporkan tentang pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak
Keluaran
3. Melaporkan tentang pembayaran/pelunasan pajak yang telah
dilaksanakan sendiri oleh PKP dan/atau melalui pihak lain dalam
satu masa pajak, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan.
c) Pemotong/Pemungut Pajak
1. Sebagai sarana melapor dan mempertanggungjawabkan pajak
yang dipotong/ dipungut dan disetorkannya.
3.3 Jenis Surat Pemberitahuan (SPT)
Jenis Surat Pemberitahuan (SPT) ada 2 yaitu ;
a) Surat Pemberitahuan (SPT) Massa
Surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan
perhitungan dan/atau pembayaran pajak yang terutang dalam suatu
masa pajak.
20
Mardiasmo
(2009:30)
prosedur
penyelesaian
SPT
diantaranya, adalah:
a) Wajib pajak sebagaimana yang telah diatur, harus mengambil
sendiri SPT di tempat yang telah ditetapkan DJP atau mengambil
dengan cara lain yang tata cara pelaksanaannya diatur berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan. Wajib pajak dapat mengambil SPT
dengan cara lain, misalnya dengan mengakses situs DJP untuk
memperoleh formulir SPT tersebut.
b) Setiap wajib pajak wajib mengisi SPT dengan benar, lengkap, dan
jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin,
angka Arab, satuan mata uang Rupiah dan menandatangani serta
menyampaikan
ke
kantor
DJP
tempat
wajib
pajak
yang
dapat
dikreditkan
dan
jumlah
kekurangan/kelebihan pajak.
3. Untuk wajib pajak yang menggunakan norma penghitungan:
perhitungan jumlah peredaran yang terjadi dalam tahun pajak
yang bersangkutan.
3.4 Penyampaian SPT secara elektronik
Pada zaman modern ini, wajib pajak bisa menyampaikan SPT secara
elektronik melalui aplikasi website pajak yang di buat oleh penyedia jasa
aplikasi (Application Service Provider). Penyampaian secara elektronik sudah
di berlakukan sejak tahun 2005 dengan nama lain e-Filing. Melalui
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep-88/PJ/2004 pada bulan Mei
tahun 2004 secara resmi diluncurkan produk e-Filing. Tepatnya pada tanggal
24 Januari 2005 bertempat di Kantor Kepresidenan, Presiden Republik
Indonesia bersama-sama dengan Direktorat Jenderal Pajak meluncurkan
produk e-filling atau electronic filling system (Ayu, 2005). Melalui e-Filing,
wajib pajak jadi lebih mudah dalam menyampaikan SPT Tahunan karena bisa
dilakukan selama 24 (dua puluh empat) jam sehari dan 7 (tujuh) hari
seminggu.
22
diubah
dengan
Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor
152/PMK.03/2009.
e) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 47/PJ/2008 Tentang Tata Cara
Penyampaian Surat Pemberitahuan dan Penyampaian Perpanjangan Surat
Pemberitahuan Tahuanan Secara Elektronik (e-Filing) Melalui Perusahaan
Penyedia Jasa Aplikasi (ASP).
f) Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-82/PJ/2009 tentang
Penegasan Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan dan/atau
Penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan
23
24
25
26
27
28
oleh
Direktorat
Jenderal
Pajak
29
baik
yang
bersifat
matematis
dan/atau
telat
30
Sumber :
Seksi
Gambar 1.2 Pendaftaran Wajib Pajak
31
Sumber :
website
www.pajak.go.id
3.8 Analisis Sistem Pelaporan SPT Tahunan Dengan e-Filing
Sistem pelaporan menggunakan e-Filing untuk SPT Tahunan Formulir
1770S atau 1770SS pada KPP Pratama Wates berupa catatan, dokumendokumen yang diperlukan dan unit-unit yang terkait dengan pelaksanaan
sistem e-Filing. Berikut analisis secara khusus pada KPP Pratama Wates :
a) Analisis penggunaan sistem input data terkait e-Filing oleh pegawai
KPP Pratama Wates
Pelaksana pada Seksi Pelayanan dan Tempat Pelayanan
Terpadu menginput data yang terkait dengan e-Filing (Pengajuan
33
sistem
e-Filing
meskipun
masih
ada
yang
34
35
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari bab-bab sebelumnya,
sebagian besar Wajib Pajak sudah menggunakan fasilitas e-Filing dan sudah
berjalan baik meskipun masih terdapat Wajib Pajak yang melaporkan SPT
Tahunan secara manual. Tetapi dalam proses perekaman data, sering terjadi
kendala seperti sistem down. Tentu hal ini berpengaruh terhadap proses
pengisian data yang berkaitan dengan permohonan EFIN. Berikut kelebihan
dan kekurangan dalam penggunaan fasilitas e-Filing :
a) Kelebihan
1. Penyampaian SPT bagi Wajib Pajak lebih mudah dan cepat karena
bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja yaitu 24 jam sehari , 7
hari dalam seminggu karena menggunakan jaringan internet.
2. Wajib Pajak tidak perlu datang ke Kantor Pajak untuk
menyampaikan SPT Tahunan sehingga menghemat biaya yang
muncul seperti biaya transportasi, dsb.
36
37
38
DAFTAR PUSTAKA
Bisnis, D. E. (2015). Buku Panduan Magang. Yogyakarta: Departemen
Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi.
Indonesia, P. I. (t.thn.). Observation & Research of Taxation. Diambil kembali
dari Observation & Research of Taxation: www.ortax.org
Mardiasmo. (2013). Buku Perpajakan Edisis Revisi. Indonesia: Andi Publisher.
Nurhidayah, S. (2015). PENGARUH PENERAPAN SISTEM E-FILING
TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DENGAN PEMAHAMAN
INTERNET SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PADA KPP PRATAMA
KLATEN. Skripsi , 24-37.
Pajak, D. J. (2015). DJP Online. Diambil kembali dari DJP Online:
www.djponline.pajak.go.id
Wates, K. P. (2015). DJP Online . Yogyakarta, Yogyakarta.
39
Peraturan Perundang-undangan
Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE-82/PJ/2009 Tentang
Penegasan Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Dan/Atau
Penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan
Secara Elektronik (e-Filing) Melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi
(ASP)
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2/PMK.01/2014 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak
40
LAMPIRAN
41