Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

Keanekaragaman Hayati dan Klasifikasinya

Disusun Oleh :
Kelompok 10

1. Tri Wulandari (A1G021014)


2. Meilini Riski Paraditha (A1G021023)
3. Ferdian Saputra (A1G021052)
4. Sindy Nur Fidia Pratiwi (A1G021119)

Dosen Pengampu :
Dra. Dalifa, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Keanekaragaman Hayati dan Klasifikasinya.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari Bunda Dra. Dalifa, M.Pd.
pada mata kuliah Konsep Dasar Biologi di Universitas Bengkulu. Selain itu, kami
juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
materi-materi yang sudah dibahas.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bunda Dra.
Dalifa, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Konsep Dasar Biologi. Tugas
yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni kami. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Bengkulu, 16 September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Keanekaragaman Hayati
B. Tingkat Keanekaragaman Hayati
C. Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup
D. Lima Kingdom Makhluk Hidup
E. Tabel Determinasi Makhluk Hidup
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keanekaragaman Hayati
1. Pengertian Keanekaragaman Hayati
a. World Wildife (1989) mendefinisikan keanekaragaman hayati sebagai
jutaan tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme, termasuk gen yang
mereka miliki serta ekosistem rumit yang mereka bantu menjadi
lingkungan hidup.
b. Sudarsono (2005) keanekaragaman hayati adalah segala bentuk variasi
mengenai ketersediaan jenis genetik dan keanekaragaman ekosistem.
c. Global Village Translation keanekaragaman hayati adalah limpahan
mengenai keanekaragaman suatu genteik relative dari semua habitat
yang ada di bumi baik di darat, laut ata sistem perairan lainnya.

2. Keanekaragaman Hayati di Indonesia


Keanekaragaman hayati di Indonesia dapat dibedakan berdasarkan
karakteristik wilayah dan persebaran organismenya.
a. Berdasarkan Karakteristik Wilayah
Secara astronomis, Indonesia terletak di antara 6°LU-11°LS dan 95°-
141°BT. Artinya, Indonesia terletak di daerah iklim tropis (daerah tropis
terletak di antara 231°LU dan 23 °LS). Ciri-ciri daerah tropis antara lain
temperaturnya cukup tinggi (26°-28°C), curah hujan cukup banyak (700-
7.000 mm/tahun), dan tanah nya subur karena proses pelapukan batuan
cukup cepat.
Dilihat secara geografis, Indonesia terletak pada pertemuan dua
rangkaian pegunungan muda, yakni sirkum Pasifik dan sirkum Mediterania.
Ini menyebabkan Indonesia memiliki banyak gunung berapi. Hal tersebut
menyebabkan tanah menjadi subur. Keadaan lingkungan abiotik yang sangat
bervariasi membuat Indonesia kaya akan hewan dan tumbuhan. Indonesia
memiliki 10% dari seluruh spesies tanaman yang ada di dunia, 12% spesies
mamalia, 16% spesies reptilia dan amfibi, serta 17% spesies burung dunia.
Sejumlah spesies tersebut bersifat endemik, yaitu hanya terdapat di
Indonesia dan tidak ditemukan di tempat lain. Contohnya sebagai berikut:
1) burung cendrawasih di Papua
2) burung maleo di Sulawesi
3) komodo di Pulau Komodo d. anoa di Sulawesi
4) Rafflesia arnoldii terdapat di Pulau Sumatra dan penyebarannya di
sepanjang Bukit Barisan dari Aceh sampai Lampung
5) bunga bangkai (Amorphophallus sp.) merupakan flora langka khas
Indonesia.
Selain spesies endemik, Indonesia juga kaya akan beraneka flora fauna
yang ber nilai ekonomi yang dapat dimanfaatkan, misalnya sebagai berikut:
1) bermacam-macam varietas durian (Durio zibethinus), antara lain durian
petruk dari Randusari Jepara, durian sitokong dari Ragunan, durian
sunan dari Boyolali, dan durian simas dari Bogor
2) kedondong (Spondias cythrerea), misal nya kedondong karimunjawa
berasal dari Karimunjawa
3) salak (Salacca edulis), misalnya salak pondoh berasal dari Desa Soka
Sleman, Jogyakarta, dan salak bajalen dari Ambarawa.
(Whitten & Whitten 1992).

b. Berdasarkan Persebaran Organisme


Persebaran organisme di muka bumi dipelajari dalam cabang biologi
yang disebut biogeografi.
Studi tentang penyebaran spesies menunjukkan bahwa spesies-spesies
berasal dari satu tempat, namun selanjut nya menyebar ke berbagai daerah.
Organisme tersebut kemudian mengalami diferensiasi menjadi subspesies
dan spesies baru yang cocok terhadap daerah yang ditempatinya.
Penghalang (barrier) geografi seperti gunung yang tinggi, gurun pasir,
sungai, dan lautan membatasi penyebaran dan kompetisi dari suatu spesies
(isolasi geografi). Adanya isolasi geografi juga menyebabkan perbedaan
susunan flora dan fauna di berbagai tempat.
Menurut Alfred Russell Wallace, ber dasarkan adanya persamaan fauna
di daerah-daerah tertentu di bumi, maka dapat dibedakan 6 daerah
biogeografi dunia, yaitu sebagai berikut:
1) Nearktik: Amerika Utara
2) Palearktik: Asia sebelah utara Hima laya, Eropa dan Afrika, Gurun
Sahara sebelah utara
3) Neotropikal: Amerika Selatan bagian tengah
4) Oriental: Asia, Himalaya bagian selatan
5) Ethiopia: Afrika
6) Australia: Australia dan pulau-pulau sekitarnya.

Fauna di Indonesia mencerminkan posisinya di antara Benua Asia


(Oriental) dan Benua Australia.
Di antara Paparan Sunda dan wilayah laut dalam terdapat batas flora
fauna Asia. Artinya, flora fauna Asia menyebar hanya sampai batas tersebut.
Batas ini disebut garis Wallace.
Di antara Paparan Sahul dan laut dalam di bagian tengah juga terdapat
batas flora fauna Australia. Artinya flora fauna Australia menyebar hanya
sampai batas ini, yaitu garis Weber.
Kepulauan Indonesia merupakan, tempat dua daerah biogeografi
bertemu, yaitu kawasan Oriental yang amat kaya akan binatang mamalia
dan kawasan Aus tralia yang paling miskin akan binatang mamalia. Wallace
memperhatikan sejumlah perbedaan pada flora dan faunanya. Ia ber hasil
menarik garis pada peta sedemikian rupa sehingga memisahkan kelompok
kehidupan satu sama lain.
Jika dilihat secara sekilas, hanya ada sedikit perbedaan di antara gugusan
pulau yang dipisahkan oleh garis Wallace. Sebenarnya, deretan pulau
tersebut me rupakan dua kawasan yang terpisah secara fisik sekitar 80 juta
tahun yang lalu karena terjadi pergeseran pada kerak bumi. Garis Wallace
memisahkan mulai dari sebelah tenggara kepulauan Filipina, melewati
antara Pulau Mindanau dan Sangihe, terus ke selatan di antara Kalimantan
dan Sulawesi, termasuk Samudra Indonesia di antara Bali dan Lombok.
Paparan Sunda dan Paparan Sahul terjadi pada akhir masa Pleistosen. Pada
masa itu, terjadi perubahan permukaan air laut di seluruh dunia, karena
mencairnya lapisan es dan gletser. Permukaan air laut naik kurang lebih 150
meter. Akibatnya, di Indonesia Barat, daratan Sunda tenggelam, dan hanya
bagian-bagian yang tinggi dari lipatan pegunungan yang tertinggal sebagai
kepulauan. Bagian yang sekarang bisa dilihat adalah paparan benua yang
berbatasan dengan Malaysia, Sumatra, Kalimantan Barat, Kalimantan
Selatan, dan Jawa Utara. Di bagian Timur, yaitu daratan Sahul, juga
tenggelam.
Papua terpisah dari Australia dan terbentuklah Laut Arafuru. Daerah-
daerah yang tinggi membentuk pulau-pulau seperti Kepulauan Aru, dan
daerah kepala burung (Papua).
Sesuai dengan garis Wallace, per sebaran fauna di Indonesia terbagi
menjadi wilayah barat (oriental) dan timur (Aus tralia) yang masing-masing
ditandai oleh fauna yang khas. Sementara itu, menurut garis Weber, di
antara wilayah barat dan timur, atau antara Oriental dan Australia, terdapat
zona peralihan.
1) Persebaran Fauna di Wilayah Indonesia Barat (Oriental)
Bagian barat wilayah Indonesia yang termasuk Paparan Sunda memiliki
fauna tipe Oriental, contohnya berbagai jenis kera, gajah, harimau, tapir,
badak, kerbau liar, babi hutan, serta rusa.
a) Sumatra memiliki hewan-hewan khas seperti gajah, tapir, badak bercula
dua, harimau, siamang, dan orang utan.
b) Jawa memiliki badak bercula satu, harimau, dan banteng.
c) Kalimantan memiliki badak bercula dua, macan tutul, orang utan, kera
berhidung panjang, dan beruang madu.

2) Persebaran Fauna di Wilayah Indonesia Timur (Australia)


Bagian timur wilayah Indonesia ditempati fauna tipe Australia yang
terdiri atas burung-burung dengan warna-warna mencolok misalnya kasuari,
nuri, parkit, cendrawasih, dan merpati berjambul; serta beberapa jenis
hewan berkantong, misalnya kanguru wallabi dan kanguru pohon. Di bagian
tengah, misalnya Sulawesi, terdapat hewan yang khas yaitu anoa, dan di
Pulau Komodo terdapat komodo.

3) Zona Peralihan antara Oriental dan Australia


Kalau kita menuju ke timur dari garis Wallace, jumlah hewan kawasan
Oriental menyusut secara mencolok. Sebaliknya, menuju barat, jumlah
hewan kawasan Aus tralia menurun dengan jelas. Beberapa jenis
marsupialia (mamalia berkantong) tipe Australia telah memasuki daerah
Wallace, burung pelatuk Oriental telah terbang dari Bali lewat pulau-pulau
sampai sedikit ke timur dari garis Wallace. Hewan Oriental seperti burung
hantu, bajing, dan babi yang melintasi garis Wallace ke timur sampai
Sulawesi mungkin telah dibawa orang Melanesia sebagai makanan dan
hewan piaraan.
Pada banyak kasus, garis Wallace sama sekali belum menjadi kabur.
Jarak garis itu dari Bali dan dari Lombok hanya 25 kilometer, tetapi
perbedaan faunanya sungguh mengagumkan. Bali dan kawasan Oriental,
telah dicapai oleh bajing dan harimau dari Asia. Akan tetapi, kedua hewan
ini tidak menyebar ke timur lebih jauh. Sebaliknya, Lombok mempunyai
burung pemakan madu dari Australia yang tidak dikenal di Bali. Di tempat
lain sepanjang garis itu, opossum berbulu dari Australia terdapat di
Sulawesi, tetapi tidak menyeberang ke Kalimantan yang jaraknya hanya
beberapa kilometer. Burung kaka tua, dari daerah Australia, menyebar ke
barat tepat sampai pada garis Wallace, tetapi tidak melintasinya.
Menurut Weber, bagian kepulauan In donesia tersebut di atas
merupakan daerah peralihan bertahap antara kawasan Australia dan
Oriental. Daerah yang me rupakan tempat peralihan yang mencolok adalah
Sulawesi.

4) Flora Malesiana
Lingkungan terestrial cenderung berubah dalam suatu pola karakteristik
dari utara ke selatan, karena letak garis lintang dari bukit ke puncak gunung.
Perubahan mungkin terjadi secara bertahap atau mendadak, sehingga pada
akhirnya terbentuk zona tertentu dan tersendiri yang kemudian membentuk
bioma.
Bioma dapat diartikan sebagai komunitas utama yang terdapat pada
suatu macam daerah yang dapat dikenal berdasarkan fisiognomi
(penampakan). Faktor utama yang menentukan pembagian bioma adalah
ketinggian suatu tempat.
Garis pembatas atau pemisah antara dua bioma, walaupun tidak jelas,
disebut ekoton. Ekoton ditempati oleh tumbuhan dan hewan yang khas.
Bioma-bioma umumnya ditentukan oleh vegetasi atau tumbuhan yang
dominan. Hal ini cende rung mencerminkan iklim yang umum dari area
tersebut. Ada berbagai bioma di dunia, yaitu gurun, padang rumput, hutan
hujan tropis, hutan gugur, dan sabana.
a) Gurun (padang pasir): bioma ini terdapat di Afrika, Amerika, Australia,
dan Cina.
b) Padang rumput: bioma ini terbentang dari daerah tropis hingga
subtropis, misalnya di Amerika.
c) Hutan hujan tropis: terdapat di daerah tropis dan subtropis, misalnya di
Amerika Selatan (Brasil), Asia (ter masuk Indonesia), dan Afrika.
d) Hutan gugur (deciduous forest): me rupakan bioma yang khas di daerah
beriklim sedang.
e) Sabana: terdapat di kedua sisi khatu listiwa, berkembang dengan lebih
baik di Afrika dan Amerika Selatan. Sabana terdapat juga di India, Asia
Selatan, Australia, dan Indonesia (di Irian, NTT, dan NTB).

Indonesia mempunyai 2 di antara 5 bioma tersebut di atas, yaitu bioma


hutan hujan tropis dan bioma sabana. Bioma hutan hujan tropis yang
memiliki keaneka ragaman tumbuhan sangat tinggi adalah daerah
Malesiana.
Flora Malesiana meliputi tumbuh tumbuhan yang terdapat di wilayah
Indo nesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, dan kepulauan Solomon.
Karena keaneka ragamannya tinggi, maka dapat dikatakan bahwa flora
malesiana merupakan sumber plasma nutfah.
Pada umumnya hutan-hutan di Indo nesia didominasi oleh tumbuhan
dari famili Dipterocarpaceae (tumbuhan berbiji ber sayap), di antaranya
meranti (Shorea sp.). Meranti terdapat di hutan Kalimantan, Sumatra, Jawa,
Sulawesi, Brunei, Malaysia, dan pulau lainnya. Meranti dimanfaatkan
kayunya untuk bahan bangunan.
Tumbuhan khas Malesiana yang ter kenal adalah Rafflesia arnoldii.
Parasit ini hidup melekat pada akar atau batang tumbuhan pemanjat
Tetrastigma. Penye baran Rafflesia meliputi Sumatra (Aceh, Bengkulu),
Malaysia, Kalimantan, dan Jawa. Di daerah ini juga terdapat 30 jenis palem
termasuk di antaranya salak liar (Salacca sp.). Akan tetapi, saat ini salak
telah terdistribusi ke seluruh pelosok Malesiana.
Di Papua ditemukan pohon buah khas yang disebut matoa (Pometia
pinnata). Matoa memiliki perpaduan rasa buah durian dan rambutan. Buah
matoa berangkai seperti anggur, berbentuk bulat kecil, dan berkulit tipis
(Sharp 1994, Whitten & Whitten 1994; Solomon et al. 2005).

3. Manfaat dan Nilai Keanekaragaman Hayati


Dalam kehidupan sehari-hari, keanekaragaman tumbuhan dan hewan
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan primer dan sekunder guna
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia.
a. Kebutuhan primer, yaitu kebutuhan yang bersifat mutlak, misalnya:
1) sandang (ulat sutra, domba, kapas)
2) pangan (serealia atau biji-bijian, umbi-umbian, sayur, buah, telur,
daging, susu)
3) papan (meranti, jati, sengon, po hon sawo)
4) udara bersih (tumbuhan hijau atau pepohonan).
b. Kebutuhan sekunder, yaitu kebutuhan untuk lebih menikmati hidup,
misalnya:
1) transportasi (kuda, unta, sapi)
2) rekreasi (pepohonan, hutan, ta man bunga, tanaman hias, burung
berkicau, keindahan bawah laut, hewan piaraan).
Keanekaragaman hayati yang dapat menghasilkan sesuatu (produk)
yang bermanfaat untuk hidup dan menjaga kesehatan manusia dikatakan
memiliki nilai biologi.
Keanekaragaman hayati yang mem buat orang terhibur karena
keindahannya dikatakan memiliki nilai estetika. Keaneka ragaman hayati
yang menyebabkan manusia kagum, makin menghargai, dan makin dekat
dengan Tuhan Yang Maha Esa dikatakan memiliki nilai religius.
Keanekaragaman hayati dapat meng hasilkan produk berupa materi
atau jasa yang dapat diperjualbelikan (ditukar de ngan mata uang),
misalnya bahan ke butuhan pokok atau pangan yang diper dagangkan.
Dengan demikian, keaneka ragaman hayati memiliki nilai ekonomi.
Bagi suatu suku tertentu, keaneka ragaman hayati dapat
memberikan kebang gaan karena keindahan atau kekhasannya. Misalnya
karapan sapi di Madura, ukiran kayu jati di Jepara, dan lukisan wayang
dari bulu atau kulit domba. Keaneka ragaman hayati tersebut memiliki
nilai budaya.
Keanekaragaman hayati masih terus diteliti oleh para ahli untuk
tujuan ilmu pengetahuan. Misalnya pemuliaan hewan atau tanaman,
pelestarian alam, dan pencarian alternatif bahan pangan serta energi. Jadi,
keanekaragaman hayati memiliki nilai pendidikan. (Sharp 1994; Biggs et
al. 2004)

4. Faktor Penyebab Menghilangnya Keanekaragaman Hayati


a. Hilangnya Habitat
Daftar Merah IUCN (Internasional Union For Conservation of
Nature) menunjukkan bahwa hilangnya habitat yang diakibatkan dari
manajemen pertanian dan hutan yang tidak berkelanjutan yang
menjadi penyebab terbesar dari hilangnya keanekaragaman hayati.
Jumlah penduduk yang semakin bertambah menyebabkan semakin
banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Sedangkan lahan yang
tersedia bagi hewan dan tumbuhan semakin sempit yang digunakan
sebagai tempat tinggal penduduk dibabak untuk lahan pertanian atau
dijadikan lahan industri.
b. Pencemaran Tanah, Udara Dan Air
Zat pencemar ( polutan ) merupakan produk buangan yang dihasilkan
dari aktivitas manusia. Polutan mencemari air, udara dan tanah.
Polutan berbahaya bagi organisme, Nitrogen dan sulfur oksida yang
dihasilkan dari kendaraan bermotor yang jika bereaksi dengan air
maka membentuk hujan asam yang merupakan hujan yang merusak
ekosistem. Berlebihan menggunakan Chlorofluorocarbon ( CFC )
menyebabkan lapisan ozon yang terdapat di atmosfer berlubang.
Dampak dari masalah tersebut ialah intensitas sinar ultraviolet yang
masuk ke bumi semakin meningkat yang mengakibatkan berbagai
masalah-masalah seperti berkurangnya biomassa fitoplankton di
lautan yang menyebabkan terganggunya keseimbangan dari rantai
makanan organisme.
c. Perubahan Iklim
Sebagian penyebab dari perubahan iklim ialah pencemaran udara oleh
gas karbon dioksida ( CO2 ) yang dapat menyebabkan efek rumah
kaca. Menurut pendapat Raven ( 1995 ) efek rumah kaca yang
meningkatkan suhu udara 1-3 C dengan jangka waktu sekitar 100
tahun. Kenaikan suhu tersebut menyebabkan es dikutub akan mencair
dan menyebabkan kenaikan permukaan sekitar 1-2 m yang berakibat
terjadinya perubahan struktur dan fungsi ekosistem lautan.
d. Eksploitasi Tanaman Dan Hewan
Eksploitasi tumbuhan dan hewan secara berlebihan biasanya untuk
komoditas yang nilai ekonomi tinggi seperti kayu hutan untuk bahan
bangunan dan ikan tuna sirip kuning yang berharga mahal dan banyak
diminati namun hal ini mengakibatkan efek negative bago kepunahan
spesies, apalagi tidak diimbangi dengan usaha
pengembangbiakkannya.
e. Adanya Spesies Pendatang
Masuknya spesies dari luar ke suatu daerah seringkali mendesak
spesies lokal yang sebenarnya merupakan spesies penting dan langka
yang terdapat di daerah tersebut. Sebagian spesies asing tersebut dapat
menjadi invasih dengan mengusai ekosistem. Contohnya ikan pelangi
( Melanotaenia ayamaruensis ) merupakan spesies endemik Danau
Ayamaru Papua Barat, ikan pelangi terancam punah karena dimangsa
oleh ikan mas ( Cyprinus carpio ) yang dibawa dari jepang dan
menjadi spesies yang invasive di danau tersebut.
f. Industrilisasi Pertanian Dan Hutan
Umunya para petani menanam tumbuhan atau memelihara hewan
yang sifatnya unggul dan menguntungkan sedangkan bagi tumbuhan
dan hewan yang kurang unggul dan kurang menguntungkan akan
disingkirkan. Selain dari itu jika suatu lahan pertanian atau hutan
industri umumnya hanya ditanami oleh satu jenis tanaman
( monokultur ) seperti karet, teh dan kopi. Dampaknya akan
menurunkan keanekaragaman hayati tingkat spesies.
g. Fragmentasi (pemecahan)
Fragmentasi habitat terjadi akibat pembukaan lahan untuk berbagai
keperluan manusia.Sebagai akibat, populasi hewan atau tumbuhan
terpecah menjadi komplek-komplek kecil yang telah rentan terhadap
gangguan. Dalam populasi yang kecil, kemungkinan tidak terdapat
cukup organisme dalam usia produktif.
Ketahanan suatu populasi terhadap kepunahan bergantung pada:
1) Besar populasi tersebut
2) Pebandingan laju kelahiran dan laju kematian
h. Pencemaran lingkungan
1) Perubahan iklim global akibat pencemaran udara, diperkirakan
akan mempengaruhi penyebaran dan ketahanan makhluk hidup.
2) Akumulasi pencemaran seperti DDT, dioxin, dll.
Dalam perairan telah mengakibatkan kematian sebagai populasi
spesies seperti, anjing laut, paus dan limba-lumba (berbagai
pencemar organik laut dalam dan terakumulasi dalam tubuh
manusia).
i. Perubahan hewan liar
1) Perubahan hewan yang berlebihan telah mengakibatkan
kepunahan bagi spesies dalam sejarah.
2) Kini banyak hewan yang populasinya terancam karena diburu
untuk dijadikan sumber-smber makanan, diperjual belikan hidip-
hidup dan diambil bagian tertentu dari tubuhnya.
j. Pengendalian predator
1) Populasi hewan atu tumbuhan yang tidak diinginkan telah sengaja
diberantas oleh manusia.
2) Penggunaan pestisida, hebrisida, dan lain-lain sering kali
menurunkan populasi spesies yang bukan merupakan sasaran
utama.
k. Introduksi spesies eksotis (secara alami atau atau tidak sengaja)
1) Spesies yang masuk habitat yang bukan habitat asalnya dapat
menjadi “pencemaran bilogis”. Suatu organisme yang dikeluarkan
dari habitat aslinya kemingkinan menjadi terbebas dari pemangsa,
pesaing, parasit atau penyakit yang mengendalikan populasinya
dalam kondisi alami. Pada habitatnya yang baru organisme ini
kemungkinan dapat tumbuh dan berkembang baik dengan pesat
dan mengalahkan populasi asli.
2) Spesies eksotis juga dapat membawa penyakit yang baru kedalam
suatu daerah.
l. Asimilasi genetik
Spesies langka dapat menjadi terancam apabila berkembangbiak
silang dengan spesies berkerabat dekat yang berjumlah lebih banyak
atau lebih kuat.

5. Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati


B. Berbagai Tingkat Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari
organisme tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Misalnya dari organisme bersel
satu hingga organisme bersel banyak. Keaneka ragaman juga terjadi dari tingkat
organisasi kehidupan individu sampai tingkat interak si kompleks, misalnya dari
spesies sampai ekosistem.
Secara garis besar, keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu
keanekaragaman gen, keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem.
1. Keanekaragaman Gen
Keanekaragaman gen menyebabkan variasi antarindividu sejenis. Misalnya
keanekaragaman pada tanaman padi dan mangga. Tanaman padi ada beberapa
macam (biasa disebut varietas), misalnya IR, PB, rojolele, sedani, dan kapuas.
Tanaman mangga juga ada bermacam macam, misalnya gadung, arum manis,
golek, dan manalagi. Keanekaragaman pada contoh tanaman padi dan mangga
tersebut disebabkan oleh variasi gen. Gen adalah materi dalam kromosom
makhluk hidup yang mengendalikan sifat organ isme (gen dan kromosom akan
dijelaskan pada materi Hereditas di kelas XII).
Perbedaan (variasi) gen menyebabkan sifat yang tidak tampak (genotipe) dan
sifat yang tampak (fenotipe) pada setiap per makhluk hidup menjadi berbeda.
Variasi makhluk hidup dapat terjadi akibat kawinan sehingga susunan gen
keturunan nya berbeda dari susunan gen induknya. Selain itu, variasi makhluk
hidup dapat pula terjadi karena interaksi gen dengan lingkungan.

2. Keanekaragaman Spesies
Keanekaragaman hayati antarspesies (tingkat jenis) mudah diamati karena
perbedaannya mencolok. Sebagai contoh, keanekaragaman antara kelapa, kurma,
dan sagu. Meskipun tumbuh-tumbuhan itu merupakan satu kelompok tumbuhan
palem-paleman, masing-masing memiliki fisik yang berbeda dan hidup di tempat
yang berbeda. Misalnya, kelapa tumbuh di pantai, kurma tumbuh di daerah
kering, dan sagu tumbuh di pegunungan basah (rawa gambut).
Contoh lain adalah variasi antara kucing, harimau, dan singa. Ketiga hewan
tersebut termasuk dalam satu kelompok kucing. Meskipun demikian, antara ku
cing, harimau, dan singa terdapat per bedaan fisik, tingkah laku, dan habitat.

3. Keanekaragaman Ekosistem
Semua makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya yang berupa faktor
biotik dan faktor abiotik. Faktor biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup,
misalnya tumbuhan atau hewan lain. Faktor abiotik misalnya iklim, cahaya, suhu,
air, tanah, kelembapan (disebut juga faktor fisik); serta salinitas, tingkat ke
asaman, dan kandungan mineral (disebutjuga faktor kimia). Baik faktor biotik
maupun faktor abiotik sangat bervariasi. Oleh karena itu, ekosistem yang merupa
kan kesatuan dari faktor biotik dan abiotik pun bervariasi pula.
Di dalam ekosistem, komponen biotik harus dapat berinteraksi dengan
komponen biotik lainnya dan juga dengan komponen abiotik agar dapat bertahan
hidup. Jadi, interaksi antarorganisme di dalam eko sistem ditentukan oleh
komponen biotik dan abiotik yang menyusunnya. Kom ponen biotik sangat
beraneka ragam, demikian pula komponen abiotik berbeda kualitas dan
kuantitasnya. Perbedaan komponen-komponen penyusun tersebut mengakibatkan
perubahan dari interaksi yang ada sehingga menciptakan ekosistem yang berbeda-
beda pula. Jadi, keaneka ragaman hayati pada tempat yang berlainan akan
menyusun ekosistem yang berbeda beda.
Keanekaragaman tingkat ekosistem dapat kita lihat seperti contoh berikut ini.
a. Ekosistem Lumut
Ekosistem lumut didominasi oleh tumbuhan lumut dan terletak di daerah
bertemperatur rendah, misalnya di puncak gunung dan di kutub. Hewan yang ter
dapat di daerah tersebut adalah hewan yang berbulu tebal.
b. Ekosistem Hutan Berdaun Jarum
Ekosistem hutan berdaun jarum didominasi oleh pohon berdaun jarum dan
terletak di daerah pegunungan. Ciri ekosistem ini antara lain umumnya berada di
daerah beriklim sedang (subtropis) yang bersuhu dingin. Hewan di daerah ini
antara lain beruang.
c. Ekosistem Hutan Hujan Tropis
Ekosistem hutan hujan tropis terdapat di daerah tropis dengan ciri ditumbuhi
bermacam-macam pohon terutama tum buhan epifit, misalnya anggrek; tumbuhan
pemanjat, misalnya liana; dan lumut. Hewan yang terdapat dalam ekosistem ini
antara lain kera dan burung.
d. Ekosistem Padang Rumput
Ekosistem ini didominasi oleh rumput dan terdapat pada daerah yang
beriklim kering, dengan ketinggian antara 3.600 sampai 4.100 m. Hewan yang
hidup dalam ekosistem ini antara lain mamalia besar, herbivor, serta karnivor.
e. Ekosistem Padang Pasir
Ciri ekosistem ini antara lain di dominasi tumbuhan kaktus; terdapat pada
daerah beriklim panas. Hewan yang ada antara lain reptilia, mamalia kecil, dan
burung.
f. Ekosistem Pantai
Ekosistem pantai didominasi oleh formasi pes caprae dan formasi barring
tonia yang berbentuk pohon atau perdu. Hewan yang ada antara lain kepiting,
serangga, burung pantai (Biggs et al. 2004; Purves et al. 2004; Raven et al. 2005;
Solo mon et al. 2005).

C. Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup


1. Nama Ilmiah
Hingga abad ke-18, semua naskah ilmu pengetahuan ditulis dalam bahasa
Latin sebagai bahasa para ilmuwan. Nama hewan dan tumbuhan
menggunakan bahasa Latin dan memakai nama yang panjang (polinomial).
Contoh nama hewan: seekor turtus kecil berwarna abu-abu keputih putihan
tanpa bintik (Turtus minor cenear coalbus non maculatus). Contoh nama
tumbuhan: sambucus dengan batang ber kayu yang bercabang dan memiliki
bunga berbentuk payung (Cambucus caule arboreo floribus umbellatis).
Setelah Carolus Linnaeus memper kenalkan sistem penulisan baru,
penulisan polinomial diubah ke binomial. Carolus Linnaeus membuat suatu
sistem penulisan baru yang hingga kini masih dapat diguna kan oleh para ahli
taksonomi. Beberapa prinsip utama dari sistem penamaan
Carolus Linnaeus, ialah:
a. menggunakan bahasa Latin
b. menggunakan kategori
c. menggunakan dua kata.
Di dalam klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan dalam kelompok
besar hingga kelompok kecil yang disebut takson. Kategori yang digunakan
Linnaeus pada waktu itu adalah kingdom (dunia), filum atau divisi (keluarga
besar hewan atau tumbuhan), class (kelas), ordo (bangsa), famili (suku),
genus (marga), dan spesies (jenis). Urutan dari kingdom ke spesies adalah
menurut persamaan ciri-ciri yang paling umum kemudian makin ke bawah
persamaan ciri-ciri makin khusus serta perbedaan ciri makin kecil.
Sejak zaman Aristoteles hingga per tengahan abad ke-20, para biologiwan
membagi makhluk hidup ke dalam dua kingdom, yaitu Plantae (tumbuhan)
dan Animalia (hewan).
Setelah ditemukan mikroskop, penge tahuan tentang ciri organisme mulai
berkembang. Menjelang akhir abad ke-19 seorang biologiwan berkebangsaan
Jerman, Ernst Haeckel, mengusulkan kingdom ketiga yaitu Protista untuk
bakteri. Akan tetapi, dalam penelitiannya lebih lanjut, Haeckel menemukan
bahwa ciri-ciri king dom Protista tidak sesuai untuk bakteri. Haeckel
kemudian berusaha menempatkan bakteri ke dalam kingdom yang tepat.
Di tahun 1937, Edouard Chatton mengusulkan superkingdom Prokariota
untuk bakteri dan superkingdom Eukariota untuk organisme lainnya.
Dikotomi (pem bagian atas dua konsep yang berlainan) saat ini diakui oleh
biologiwan secara universal sebagai perbedaan evolusioner yang mendasar.
Pada saat itu, bakteri dan Cyanophyta yang inti selnya sama-sama tidak
diselubungi membran dimasukkan ke dalam kingdom Monera.
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan di tahun 1960an dan
di temukannya mikroskop elektron serta teknik biokimia untuk
mengungkapkan perbedaan tingkat sel antarorganisme, para ilmuwan tergerak
untuk membuat klasifikasi baru. Pada tahun 1969, R.H. Whittaker
mengusulkan klasifikasi lima kingdom, dan ini disetujui oleh sebagian besar
biologiwan. Whittaker mengusulkan bahwa fungi (jamur) diklasifikasikan
dalam kingdom tersendiri dan terpisah dari kingdom tumbuhan. Alasan
Whittaker me misahkan fungi dari kingdom tumbuhan antara lain karena
jamur tidak melakukan fotosintesis, melainkan menyerap ma kanan dari
organisme lain. Selain itu, jamur berbeda dengan tumbuhan dalam hal
komposisi dinding sel, struktur tubuh, dan cara reproduksinya. Dengan
demikian, terdapat lima kingdom organisme, yaitu Monera, Protista, Fungi,
Plantae, dan Animalia.
Pada tahun 1977, Carl Woese dari Uni versity of Illionis membagi
kelompok Mo nera yang bersifat prokariota berdasarkan perbedaan pada
RNA ribosomnya menjadi dua kingdom, yaitu Archaebacteria dan
Eubacteria. Lebih lanjut, Woese mengelom pokkan organisme menjadi enam
kingdom, yaitu Archaebacteria, Eubacteria, Protista, Fungi, Plantae, dan
Animalia.
Ilmu pengetahuan semakin berkem bang dari masa ke masa.
Perkembangan ini sering menuntut perubahan dalam klasifikasi, khususnya
pada tingkat king dom. Setiap sistem klasifikasi yang di gunakan harus
bersifat eksklusif sekaligus inklusif. Artinya, ciri-ciri yang digunakan dalam
pengklasifikasian harus dapat membentuk kelompok yang beranggotakan
organisme yang serupa, yang berbeda dari kelompok lainnya. Sebagai contoh,
tum buhan bersifat autotrof, sedangkan hewan dan fungi bersifat heterotrof.
Ciri ini menggolongkan (inklusif) organisme yang serupa ke dalam satu
kingdom dan se kaligus memisahkan (eksklusif) organisme tersebut dari
organisme lainnya (Biggs et al. 2004; Purves et al. 2004; Solomon et al.
2005).
D. Lima Kingdom Makhluk Hidup

1. Bakteria
Makhluk hidup yang termasuk ke dalam kelompok monera memiliki
ukuran mikroskopis berkisar antara 1-10 μm (mikrometer). Untuk
melihatnya dibutuhkan mikroskop yang memiliki pembesaran lebih dari
1.000 kali.
Ciri-ciri makhluk hidup kelompok monera adalah selnya tidak memiliki
membran inti (prokariotik), bersel satu, dan berkembang biak dengan cara
membelah diri. Kingdom monera terdiri dari bakteri dan alga biru.
 Bakteri
Bakteri banyak terdapat di sekeliling kita, bahkan di dalam
tubuh manusia. Bakteri memiliki bentuk yang bervariasi yaitu
basil, kokus, dan spiril. Bakteri yang ada disekitar kita ada yang
menguntungkan dan ada yang merugikan. Sebagian besar bakteri
memang merugikan namun banyak juga yang bermanfaat bagi
manusia.
Contoh bakteri yang menguntungkan adalah Escherichia coli. Di
dalam usus besar manusia terdapat jutaan bakteri Escherichia coli
yang berperan untuk membantu memproduksi vitamin K melalui
proses pembusukan makanan. Contoh lain bakteri yang bermanfaat
adalah Rhyzobium sp. yang berperan mengikat nitrogen di udara
bebas.
Terdapat juga bakteri yang merugikan manusia seperti
Clostridium tetani (penyebab penyakit tetanus), Vibrio cholera
(penyebab penyakit kolera), Mycobacteriaum leprae (penyebab
penyakit lepra), Salmonella typhi (penyebab sakit tipus),
Mycobacterium tuberculose (penyebab penyakit TBC), dan
Bacillus anthracis (penyebab penyakit antraks). Ada juga yang
menyebabkan makanan menjadi busuk dan beracun, yaitu
lostridiumm botulinum.
 Alga Hijau-Biru
Anggota dari kingdom monera yang lainnya adalah alga hijau-
biru (cyanobacteria). Alga hijau-biru telah memiliki klorofil
sehingga mampu membuat makanan melalui proses fotosintesis.
Sama halnya dengan bakteri, alga hijau-biru belum memiliki
membran inti sel.
Contoh alga hijau-biru, antara lain spirulina, clorococcus,
gloeocapsa, microcystic, aphnocaspa, oscillatoria, dan anabaena
azolla. Spirulina memiliki kadar protein yang sangat tinggi dan
dapat meningkatkan kesuburan tanah karena mampu mengikat
nitrogen bebas dari udara.
2. Protista
Kelompok kedua dalam klasifikasi makhluk hidup adalah kingdom
protista. Perbedaan utama kelompok monera dan kelompok protista adalah
pada membran inti yang dimilikinya. Makhluk hidup kingdom protista
selnya mempunyai membran inti.
Sifat-sifat dari kelompok protista ini sangat beragam, ada yang bersel
tunggal dan ada juga yang bersel banyak. Selain itu juga ada yang
berukuran mikroskopis (hanya dapat dilihat mengunakan mikroskop) dan
ada juga yang berukuran makroskopis (dapat dilihat tanpa mikroskop).
Ada yang sifat-sifatnya menyerupai hewan (memakan hewan lain) dan
ada juga yang memiliki sifat-sifat seperti tumbuhan (mampu
berfotosintesis). Kelompok protista yang memiliki sifat seperti hewan
disebut protozoa dan yang memiliki sifat tumbuhan disebut alga.
 Protozoa
Makhluk hidup yang termasuk ke dalam kelompok protozoa
adalah paramecium, Entamoeba coli yang terdapat pada usus besar
dan dapat menyebabkan penyakit diare, dan plasmodium malarine
yang menyebabkan penyakit malaria.
Orang yang dalam tubuhnya terdapat plasmodium, sel-sel darah
merahnya akan banyak yang hancur dan mengalami demam yang
tinggi. Penyakit ini menular melalui perantara nyamuk anopheles.
 Alga
Alga yang termasuk ke dalam kingdom protista adalah alga
selain alga hijau-biru. Makhluk hidup ini dibedakan lagi
berdasarkan warna dari tubuhnya.
1) Alga Hijau (Chlorophyceae), mempunyai tubuh
multiseluler, sel-selnya mengandung klorofil, berbentuk
seperti benang, dan warnanya hijau. Biasanya hidup di
dalam air tawar yang jernih dan menggenang. Contoh:
Chlorella, Ulva lactuca.
2) Alga Coklat (Phaeophyceae), mempunyai tubuh berbentuk
seperti tumbuhan yang tinggi atau seperti lembaran,
mengandung klorofil, memiliki zat warna coklat
(fukosantin), dan hidup di laut. Biasa digunakan manusia
sebagai bahan makanan ternak, obat-obatan, dan bahan
industri cat. Contoh: Fucus, Sargasum, dan Laminaria.
3) Alga Merah (Rhodophy-ceae), memiliki tubuh berwarna
merah tua atau ungu, hidup di laut, mengandung klorofil,
mempunyai zat warna merah (fikoeritrin). Biasa dijadikan
bahan untuk membuat agar-agar.
4) Alga Pirang (Chrysophyceae), bersel tunggal, berukuran
mikrospkopis, memiliki klorofil, mempunyai zat warna
coklat yang menyebabkan warna menjadi agak kecoklatan.
Dapat ditemukan di dalam air tawar, air payau, dan air laut.
Contoh: Diatom.
3. Fungi
Jamur memiliki ukuran yang bermacam-macam, dari yang halus kecil
seperti benang hingga yang berukuran cukup besar. Jamur tidak memiliki
klorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis untuk membuat makanannya
sendiri. Jamur bertahan hidup dengan cara menguraikan sisa-sisa makhluk
hidup yang telah mati dan menyerap sari-sarinya sebagai makanan.
Jamur memiliki cara yang unik dalam hal cara memperoleh makanannya.
Jamur tidak menelan makanannya seperti hewan atau manusia, namun
mengeluarkan sejenis zat yang membuat sisa makhluk hidup lain menjadi
terurai. Jika telah terurai maka sari-sarinya akan diserap oleh jamur.
Jamur ada yang bersel tunggal dan ada juga yang bersel banyak.
Jamur yang memiliki banyak sel atau multiseluler, tubuhnya terdiri atas
benang-benang halus yang disebut hifa. Hifa tersebut akan membentuk
suatu anyaman yang disebut miselium. Jamur biasanya hidup di tempat-
tempat yang lembab dan sedikit terkena sinar matahari, bersifat saprofit
(hidup dan makan dari bahan organik yang sudah mati atau busuk), dan
parasit.
Perkembangbiakan jamur dapat dilakukan secara generatif (kawin)
maupun vegetatif (tidak kawin). Perkembangbiakan secara generatif,
dengan melakukan perkawinan melalui miselium. Adapun secara vegetatif,
jamur akan menghasilkan spora yang dibentuk oleh tubuh buah.
Kingdom Fungi dapat dibagi menjadi 5 filum yaitu:
1. Chytridiomycota
Contoh: Synchytrium endobioticum (patogen pada umbi kentang),
Hyzopydium couchii (parasit ganggang Spirogyra), Olpidium viciae
(parasit pada Vicia unijuga), dan Physoderma zeamaydis (penyebab
noda pirang pada jagung).
2. Zygomycota
Contoh: Rhizopus stolonifer dan Rhizopus oligosporus (ragi tempe),
Rhizopus oryzae (ragi tape), Entomophtora muscae (parasit pada lalat),
dan Basidiobolus ranarum (penyebab penyakit pada manusia).
3. Ascomycota
Contoh: Piedraia hortai (penyebab infeksi pada rambut manusia),
Saccharomyces cerevisiae (ragi bir, anggur, dan roti), Candida albicans
(penyebab penyakit kandidiasis), dan Aspergillus flavus (penghasil
racun).
4. Basidiomycota
Contoh: Volvariella volvacea (jamur merang), Amanita phalloides
(penghasil racun phalin), Auricularia polytricha (bahan makanana),
Puccinia graminis (penyebab penyakit pada tanaman tebu dan jagung),
dan Ustilago scitamanae (parasit tanaman Graminae).
5. Deuteromycota
Contoh: Alternaria (parasit pada kentang), Fusarium (parasit pada
tomat dan kapas), Helminthosporium (parasit pada tanaman padi dan
jagung), Diplodia (parasit pada tanaman jagung), Verticillium
(merusak bibit tanaman), Epidermophyton, Microsporium, dan
Trichophyton (penyebab penyakit dermatofitosis).
Beberapa jenis jamur memang dapat dimakan, namun banyak juga
jamur yang beracun sehingga berbahaya jika dimakan. Contoh jamur yang
beracun, yakni Amanita muscaria. Oleh karena itu, apabila kamu
menemukan jamur hendaknya hati-hati apabila akan memakannya sebab
beberapa jamur mengandung racun.
4. Plantae
Kelompok ini beranggotakan makhluk hidup bersel banyak yang
mampu berfotosintesis. Kemampuan fotosintesis ini dikarenakan adanya
klorofil di dalam kloroplas. Klorofil inilah yang bisa memanfaatkan energi
cahaya matahari untuk membuat makanan.
Perbedaan lain antara tumbuhan dengan makhluk hidup bersel banyak
lain adalah dalam hal struktur selnya. Sel-sel tumbuhan mempunyai
dinding sel yang terbuat dari bahan selulosa (sejenis karbohidrat). Oleh
karena itu, tumbuhan biasanya bersifat kaku dan tidak mudah patah.
Kingdom Plantae dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu
tumbuhan tidak berpembuluh (tidak mempunyai xilem dan floem) dan
tumbuhan berpembuluh. Tumbuhan yang termasuk ke dalam kelompok
tumbuhan tidak berpembuluh adalah tumbuhan lumut. Sedangkan,
tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji termasuk tumbuhan berpembuluh.
 Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Tumbuhan lumut merupakan kelompok tumbuhan yang hidup di
darat, biasanya tumbuhan ini berwarna hijau dan berukuran kecil
dengan ukuran terbesar mencapai 50 cm. Pada umumnya lumut
hidup di atas permukaan batu, kayu, pohon, dan tanah. Lumut
menghasilkan makanan sendiri karena mengandung klorofil
sehingga mampu berfotosintesis.
Kelompok tumbuhan lumut (Bryophyta) ciri-cirinya adalah
tidak mempunyai akar, batang, dan daun sejati. Ciri lainnya adalah
ukurannya kecil dan jarang mencapai 15 cm, berbentuk pipih
seperti pita dan ada juga yang berbentuk seperti batang dan daun
kecil, dan dinding sel tersusun atas selulosa.
Sekarang ini sudah terdapat 16.000 spesies lumut yang sudah
ditemukan dan diklasifikasikan. Lumut dibagi menjadi tiga kelas
berdasarkan bentuk gametofit dan sporofitnya menjadi lumut hati
(Hepaticopsida), lumut tanduk (Anthocerotopsida), dan lumut daun
(Bryopsida).
 Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan tumbuhan yang
mempunyai daun, batang, dan akar sejati. Akan tetapi tidak
memiliki bunga. Ciri khasnya adalah daun mudanya menggulung.
Kemudian di permukaan bagian bawah daun dewasa terdapat
bintik-bintik coklat kehitaman yang disebut sorus, di dalamnya
terdapat kotak spora (sporangium) yang berisi banyak spora.
Tumbuhan paku dapat dikelompokkan menjadi 4 golongan yaitu:
1) Paku purba (Psilophytinae)
2) Paku kawat (Lycopsida)
3) Paku ekor kuda (Equisetinae)
4) Paku sejati (Filicinae)
 Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)
Tumbuhan berbiji (Spermatophyta) disebut juga tumbuhan
bunga (Anthophyta). Spermatophyta berasal dari bahasa yunani
yang artinya sperma = biji dan phyton = tumbuhan, jika
digabungkan menjadi tumbuhan berbiji. Biji merupakan salah satu
alat berkembang biak yang dimiliki oleh tumbuhan, didalamnya
terdapat calon individu baru yang biasa disebut lembaga.
Pada umumnya tumbuhan berbiji hidup di daratan, tapi juga ada
yang hidup mengapung diatas permukaan air seperti teratai.
Tumbuhan berbiji juga termasuk tumbuhan yang bersifat
fotoautotrof yang memiliki kemampuan menghasilkan makanan
sendiri melalui proses fotosintesis.
Tumbuhan biji dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok
berdasarkan ada tidaknya penutup atau pelindung biji. Sehingga
Spermatophyta dibagi menjadi tumbuhan berbiji terbuka
(Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).
Selanjutnya tumbuhan berbiji tertutup dibagi menjadi tumbuhan
biji berkeping satu (Monokotil) dan berkeping dua (Dikotil).
5. Animalia
Dalam klasifikasi makhluk hidup, hewan termasuk ke dalam kingdom
animalia. Hewan merupakan kelompok makhluk hidup yang hidup dengan
cara memakan makhluk hidup lain. Perbedaan utama antara hewan dan
tumbuhan adalah pada dinding sel yang dimilikinya. Sel-sel tumbuhan
memiliki dinding sel, sedangkan sel-sel hewan tidak mempunyai dinding
sel.
Kingdom animalia dapat dikelompokkan menjadi dua bagian
berdasarkan ada tidaknya tulang belakang. Berdasarkan hal itu, hewan
dapat dibagi menjadi kelompok hewan bertulang belakang (Vertebrata)
dan hewan tidak bertulang belakang (Avertebrata).
 Hewan Tidak Bertulang Belakang (Avertebrata)
Avertebrata adalah jenis hewan yang tidak mempunyai tulang
belakang atau tulang punggung. Struktur pembentuk atau
morfologi seperti sistem pernapasan, sistem peredaran darah pada
hewan avertebrata biasanya lebih sederhana dibandingkan hewan
vertebrata.
Terdapat 5 kelompok makhluk hidup yang termasuk ke dalam
hewan avertebrata yaitu:
1) Porifera (Hewan Berpori)
Porifera merupakan hewan yang memiliki pori-pori dengan
bentuk tubuh seperti spons. Hewan jenis ini biasanya hidup
di perairan, warna tubuhnya juga bermacam-macam seperti
merah, kuning,dan hijau. Contoh: Spongilla, Euspongia,
Poerion, dan Scypha.
2) Coelenterata (Hewan Berongga)
Coeloenterata merupakan hewan berongga, memiliki
tentakel untuk menangkap mangsa, pada permukaan
tentakel terdapat sel beracun yang menyengat. Bentuk tubuh
colenterata ada yang berbentuk polip yang melekat di
tempat hidupnya dan ada yang berbentuk medusa yang
dapat bergerak aktif di dalam air. Contoh: ubur-ubur, bunga
karang, obelia, hydra dan anemon.
3) Vermes (Cacing)
Vermes merupakan hewan yang bertubuh lunak, tak
bercabang, dan tubuhnya simetris bilateral. Vermes dapat
dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan bentuk tubuhnya
yaitu cacing pipih (Platyhelminthes), cacing gilig
(Nemathelminthes) tubuhnya bulat, panjang dan tidak
bersegmen. Annelida tubuhnya beruas-ruas seperti cincin.
Contoh: cacing hati, cacing perut, dan lintah.
4) Mollusca (Hewan bertubuh lunak) Hewan ini memiliki
tubuh yang lunak, banyak lendirnya, dan terbungkus oleh
mantel. Ada juga yang memiliki cangkang untuk menutup
dan melindungi tubuh. Contoh: cumi-cumi, gurita, siput,
kerang, tiram, dan remis
5) Arthropoda (Hewan berbuku-buku) Hewan jenis ini bagian
tubuhnya bisa dibagi menjadi 3 bagian yaitu kepala, dada
dan perut. Tubuh arthropoda diselubungi oleh zat kitin yang
keras, mempunyai indera yang peka terhadap bau dan
sentuhan, dan memiliki mata faset (beribu-ribu mata kecil).
Contoh: serangga (insecta) seperti belalang, udang-udangan
(Crustacea) seperti kepiting, laba-laba (Arachnoidea) seperti
kalajengking, dan lipan (Myriapoda) seperti kelabang.
 Hewan Bertulang Belakang (Vertebrata)
Hewan bertulang belakang (Vertebrata) adalah kelompok hewan
yang memiliki tulang belakang atau tulang punggung. Dari segi
keragaman hewan vertebrata lebih sedikit jenisnya dibandingkan
hewan avertebrata. Tubuh hewan vertebrata dapat dibagi menjadi
tiga bagian yaitu kepala, badan, dan ekor.
Hewan vertebrata dapat dibagi menjadi 5 kelompok antara lain:
1) Pisces (Ikan), contohnya ikan mas, ikan pari, dan lain-
lain.
2) Amphibia, hewan yang mampu hidup di dua alam yaitu
di darat dan air, contohnya katak.
3) Reptilia, hewan merayap, contohnya kura-kura, ular, dan
buaya.
4) Aves (Unggas), tubuhnya tertutup bulu, contohnya
burung merpati dan ayam
5) Mamalia (Hewan Menyusui), hewan yang beranak dan
memiliki kelenjar susu, contohnya sapi, kambing, kera,
dan orang utan.

E. Tabel Determinasi Makhluk Hidup

1. Identifikasi Hewan dan Tumbuhan


Identifikasi makhluk hidup berarti suatu usaha menemukan identitas
suatu makhluk hidup. Identifikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Cara yang paling populer adalah dengan membandingkan tumbuhan atau
hewan yang ingin diketahui dengan gambar di dalam buku. Identifikasi
tumbuhan dapat dilakukan dengan cara membandingkannya dengan
material herbarium yang sudah diketahui identitasnya.
Cara yang paling cepat dan memuaskan hasilnya untuk
mengidentifikasi makhluk hidup adalah dengan pergi ke lapangan bersama
seorang ahli yang memang benar-benar mengetahui tentang berbagai jenis
tumbuhan atau hewan.
Perlengkapan yang sering digunakan dalam melakukan identifikasi
adalah buku kunci (kunci dikotomis atau kunci determinasi). Untuk
memahami buku kunci, seseorang harus memahami sifat dan keragaman
bentuk serta ukuran tumbuhan atau hewan yang diidentifikasi.
Identifikasi pada hewan dapat dilihat melalui bagian-bagian tubuh yang
menun jukkan adanya sifat-sifat khusus keanekaragaman morfologi, antara
lain:
a. susunan kulit dan modifikasinya
b. susunan alat gerak
c. susunan bagian-bagian tubuh (kepala badan-ekor) dan modifikasi
hubungannya
d. susunan endoskeleton
e. susunan gigi
f. lubang hidung
g. susunan alat pendengaran bagian luar
h. susunan mata.
Identifikasi pada tumbuhan dapat dilakukan dengan melihat bagian-
bagian tubuh tumbuhan yang dapat dipergunakan sebagai penunjuk adanya
keanekaragaman tumbuhan, misalnya sifat-sifat morfolog yang
ditampakkan oleh:
a. daun, antara lain tatanan daun, bentuk daun, bentuk tepi daun, pangkal
dan ujung daun, pertulangan daun, sifat sifat permukaan daun
b. bunga, antara lain bagian-bagian bunga, bagian organisasi bunga,
tatanan dan susunan bunga
c. buah, ranting, kulit batang, dan sifat akar tumbuhan.
Selain memperhatikan sifat morfologi yang tampak, perlu pula
diperhatikan tentang kriteria klasifikasi tumbuhan atau hewan.
2. Pengertian Kunci Determinasi
Kunci determinasi adalah kunci yang dipergunakan untuk menentukan
filum atau divisi, kelas, ordo, famili, genus, atau spesies. Dasar yang
dipergunakan dalam kunci determinasi adalah identifikasi dari makhluk
hidup dengan menggunakan kunci dikotomi.
3. Aturan Pembuatan Kunci Determinasi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan kunci determinasi:
a. kunci harus dikotomi
b. kata pertama dari tiap pernyataan dalam 1 kuplet harus identik; contoh:
a. tumbuhan berumah satu....
b. tumbuhan berumah dua....
c. kedua pilihan atau bagian dari kuplet harus kontradiktif, sehingga satu
bagian bisa diterima dan yang lain ditolak
d. hindari pemakaian kisaran yang tumpang tindih atau hal-hal yang
bersifat relatif dalam kuplet, contoh: panjang daun 4-8 cm, daun besar atau
kecil
e. gunakan sifat-sifat yang biasa diamati; mulai dari sifat vegetatif yang
mudah diamati
f. pernyataan dari dua kuplet yang ber urutan jangan dimulai dengan kata
yang sama.
g. setiap kuplet diberi nomor.
h. buat kalimat-kalimat pernyataan yang pendek.
(Campbell et al. 2004; Raven et al. 2005; Solomon et al. 2005).
4. Contoh Kunci Determinasi Hewan
Contoh Kunci Determinasi Pada Hewan :
1a Tidak bertulang belakang ……………………………………….. 2 (bila
ya lanjutkan ke nomor 2)
b. Memiliki ruas-ruas tulang belakang ………………………….. 3 (bila ya
lanjutkan ke nomor 3)
2. a. Tubuh lunak, kaki tidak berbuku-buku ………………….. siput (bila
ya jawabannya siput)
b. Tubuh tidak lunak dan berbuku-buku ………………………. 4 (bila ya
lanjutkan ke nomor 4)
3. a. Bergerak dengan sirip
…………………………………………… ikan (bila ya jawabannya ikan)
b. Bergerak bukan dengan sirip ……………………………………. 6 (bila
ya lanjutkan ke nomor 6)
4. a. Bersayap
………………………………………………………………. 5 (bila ya
lanjutkan ke nomor 5)
b. Tidak bersayap
……………………………………………………….. lipan (bila ya
jawabannya lipan)
5. a. Menyusui anaknya …………………………….. mamalia (bila ya
jawabannya mamalia atau kerbau)
b. Tidak menyusui anaknya ………………………………………… 7
(bila ya lanjutkan ke nomor 7)
6. a. Sayapnya sisik ……………………………………………….. kupu-
kupu (bila ya jawabannya kupu-kupu)
b. Sayapnya lurus ………………………………………………….
belalang (bila ya maka belalang)
7. a. Mengalami metamorfosis …………………………………………
katak (bila ya jawabannya katak)
b. Tidak mengalami metamorfosis ……………………………….. 8 (bila
ya lanjutkan ke nomor 8)
8. a. Tidak mengerami ………………………………………………….
buaya (bila ya jawabannya buaya)
b. Mengerami telurnya ………………………………………………..
burung (bila ya jawabannya burung)
Berdasarkan kunci tersebut, diperoleh nomor kunci dan nama
makhluk hidupnya sebagai berikut.
 Nomor Kunci : 1a – 2a ; nama makhluk hidup : siput
 Nomor Kunci : 1a – 2b – 4a – 6a ; nama makhluk hidup : kupu-
kupu
 Nomor Kunci : 1a – 2b – 4b ; nama makhluk hidup : lipan
 Nomor Kunci : 1a – 3a ; nama makhluk hidup : ikan
 Nomor Kunci : 1b – 3b – 5a ; nama makhluk hidup : kerbau
 Nomor Kunci : 1b – 3b – 5b – 7a ; nama makhluk hidup : katak
 Nomor Kunci : 1b – 3b – 5b – 7b – 8a; nama makhluk hidup :
buaya
 Nomor Kunci : 1b – 3b – 5b – 7b – 8b ; nama makhluk hidup :
burung
5. Contoh Kunci Determinasi Tumbuhan
Contoh Kunci Determinasi Pada Tumbuhan :
1 a. Tumbuhan dengan batang tidak sejati ……………………. 2 (bila ya
lanjutkan ke nomor 2)
b. Tumbuhan dengan batang sejati ………………………………. 3 (bila
ya lanjutkan ke nomor 3)
2 a. Pada batang tidak diketemukan pembuluh ……. Lumut daun (bila ya
jawabannya lumut daun)
b. Pada batang terdapat jaringan pembuluh ……………………… 3 (bila
ya lanjutkan ke nomor 3)
3 a. Tumbuhan tidak berbunga ………………………………………….. 4
(bila ya lanjutkan ke nomor 4)
b. Tumbuhan berbunga ……………………………………………………..
4 (bila ya lanjutkan ke nomor 4)
4 a. Pada daun terdapat bintik kuning atau coklat………………Tumbuhan
paku (bila ya jawabannya tumbuhan paku)
b. Pada daun tidak diketemukan adanya bintik kuning atau coklat
………………………. 5 (bila ya lanjutkan ke nomor 5)
5 a. Tumbuhan tidak dengan bunga sejati …………………………..
Gymnospermae (bila ya jawabannya Gymnospermae)
b. Tumbuhan dengan bunga sejati ……………………………………… 6
(bila ya lanjutkan ke nomor 6)
6 a. Berakar serabut
………………………………………………………… 7 (bila ya lanjutkan
ke nomor 7)
b. Berakar tunggang
………………………………………………………… 8 (bila ya lanjutkan
ke nomor 8)
7 a. Batang berongga
……………………………………………………….. Padi (bila ya
jawabannya padi)
b. Batang tidak berongga …………………………………………………
Jagung (bila ya jawabannya jagung)
8 a. Bunga berbentuk kupu-kupu ………………………………….. .
Kacang (bila ya jawabannya kacang)
b. Bunga berbentuk terompet
………………………………………….Terung (bila ya jawabannya
terung)
Sesuai kunci tersebut, maka diperoleh nomor kunci dan nama
makhluk hidupnya sebagai berikut.
 Nomor Kunci : 1a – 2a  ; nama makhluk hidup : lumut daun
 Nomor Kunci : 1b – 3a – 4a ; nama makhluk hidup : tumbuhan 
paku
 Nomor Kunci : 1b – 3b – 4b – 5a ; nama makhluk hidup :
Gymnospermae
 Nomor Kunci : 1b – 2b – 3b – 4b – 5a – 6a – 7a ; nama makhluk
hidup : padi
 Nomor Kunci : 1b – 2b – 3b – 4b – 5a – 6a – 7b ; nama makluk
hidup : jagung
 Nomor Kunci : 1b – 2b – 3b – 4b – 5b – 6b – 7b – 8a ; nama
makhluk hidup : kacang
 Nomor Kunci : 1b – 2b – 3b – 4b – 5b – 6b – 7b – 8b ; nama
makhluk hidup : terung

Anda mungkin juga menyukai