Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Konstitusi
Konstitusi berasal dari istilah bahasa perancis “constituer” yang artinya membentuk.
Pemakaian istilah konstitusi dimaksudkan untuk pembentukan suatu negara atau menyusun
dan menyatakan suatau negara1. Konstitusi juga dapat berarti peraturan dasar (awal)
mengenai pembentukan negara. Istilah Konstitusi bisa dipersamakan dengan hukum dasar
atau undang-undang dasar. Pengertian kostitusi dalam praktik dapat berarti lebih luas dari
pada pengertian undang-undang dasar, namun ada juga yang menyamakan dengan pengertian
undang-undang dasar.
Konstitusi juga dapat diartikan sebagai hokum dasar. Para pendiri Negara kita
menggunakan istilah hokum dasar. Dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan: “Undang-undang
dasar suatu Negara ialah hanya sebagian hokum dasar negara itu. Undang-undang dasar ialah
hokum dasar yang tertulis, sedang disampingnya undang-undang dasar tersebut berlaku juga
hokum dasar yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam
praktik penyelenggaraan Negara, meskipun tidak tertulis”. Hukum dasar tidak tertulis disebut
konvensi.
Terdapat beberapa definisi konstitusi menurut dari para ahli, yaitu 2:
a. Berikut ini tiga pengertian konstitusi menurut Herman Heller.
1) Konstitusi dalam pengertian politik sosiologis. Konstitusi mencerminkan
kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan.
2) Konstitusi merupakan satu kesatuan kaidah yang hidup dalam masyarakat yang
selanjutnya dijadikan suatu kesatuan kaidah hokum. Konstitusi dalam hal ini
sudah mengandung pengertian yuridis.
3) Konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah sebagai undang-undang yang tinggi
yang berlaku dalam suatu Negara.
Menurutnya pengertian konstitusi lebih luas dari undang-undang.
b. K.CWheare mengartikan konstitusi sebagai “keseluruhan system ketatanegaraan dari
suatu Negara, berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur, atau
memerintah dalam pemerintahan suatu Negara.
c. Prof. Prajudi Atmosudirdjo merumuskan konstitusi sebagai berikut.
1) Konstitusi suatu Negara adalah hasil atau prosuk sejarah dan proses perjuangan
bangsa yang bersangkutan.
2) Konstitusi suatu Negara adalah rumusan dari filsafat, cita-cita, kehendak, dan
perjuangan bangsa Indonesia.
3) Konstitusi adalah cermin dari jiwa, jalan pikiran, mentalis, dan kebudayaan suatu
bangsa.
Konstitusi dapat diartikan secara luas dan sempit sebagai berikut :
a. Konstitusi (hukum dasar) dalam arti luas meliputi hokum dasar tertulis dan tidak
tertulis.

1
Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah Di Perguruan Tinggi,Bumi Aksara,
Jakarta, 2017, hlm65
2
Ibid, hlm : 66
b. Konstitusi (hukum dasar) dalam arti sempit adalah hokum dasar tertulis, yaitu
undang-undang dasar. Dalam pengertian ini, undnag-undang dasar merupakan
konstitusi atau hokum dasar yang tertulis.

Untuk masa peradaban Negara-negara belahan dunia saat ini, konstitusi (undang-
undang dasar) telah dipandang sebagai alat untuk menjamin perlindungan terhadap
pelaksanaan hak-hak asasi manusia dan paham negara kesejahteraan (welfare staat),
sekaligus sebagai sarana kontrol politik, social, ekonomi di masa sekarang dan sebagai sarana
perekayasaan politik, social, ekonomi untuk masa depan.3
Di negara-negara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi konstitusional, undang-
undang dasar mempunyai fungsi khas, yaitu membatasai kekuasaan pemerintahan sedemikian
rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak semena-mena. Hak-hak warga Negara akan
lebih dilindungi. Gagasan ini dinamakan konstitusionalisme. Pada prinsipnya, tujuan
konstitusi adalah untuk membatasi kesewenangan tindakan pemerintah, untuk menjamin hak-
hak yang diperintah dan merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat.4

B. Kedudukan konstitusi
Konstitusi menempati kedudukan yang begitu krusial di dalam kehidupan
ketatanegaraan sebuah Negara sebab konstitusi menjadi tolak ukur kehidupan berbangsa dan
bernegara yang penuh dengan fakta sejarah perjuangan para pahlawannya.Hampir semua
Negara didunia memiliki konstitusi, kecuali inggris yng memang tidak memiliki konstitusi
atau undang-undang dasar.walupun demikian setiap konstitusi yangmempunyai kedudukan
resmi/formal yang relative sama,yaitu hukum dasar dan hukum tinggi:
1. Konstitusi sebagai hukum dasar
Konstitusi berkedudukan sebagai hukum dasar karena berisi aturan dan ketentuan
tentang hal-hal yang mendasar dalam kehidupan suatu Negara.
2. Konstitusi sebagai hukum tertinggi
Konstitusi lazimnya juga diberikan kedudukan sebagai hukum tertinggi dala tata
hukum yang bersangkutan.

3
Salamah Umi, Munir MBM, Suratman, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk perguruan Tinggi, Madani,
Malang, hlm : 49
4
Ibid, Hlm 67
C. Isi. Tujuan, dan Fungsi Konstitusi Negara
Konstitusi merupakan tonggak atau awal terbentuknya suatu Negara. Konstitusi
menjadi dasar utama bagi penyelenggaraan bernegara. Oleh karena itu, konstitusi menempati
posisi penting dan strategis dalam kehidupan ketatanegaraan suatu Negara. Prof. A. Hamid S.
Attamimi mengatakan bahwa konstitusi atau undang-undang dasar merupakan pemberi
pegangan dan pemberi batas, sekaligus merupakan petunjuk bagaimana suatu Negara harus
dijalankan.
Hal-hal yang diatur dalam konstitusi Negara umumnya berisi tentang pembagian
kekuasaan Negara, hubungan antarlembaga Negara, dan hubungan Negara dengan warga
Negara. Aturan-aturan tersebut kemudian diluaskan lebih lanjut pada aturan-aturan
perundangan dibawahnya.
Menurut Miriam Budiarjo (1977), konstitusi atau undang-undang dasar memuat
Ketentuan-ketentuan sebagai berikut :5
1. Organisasi Negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan
eksekutif,legislative,dan yudikatif. Dalam Negara federal, masalah pembagian
kekuasaan antara pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian, prosedur
penyelesaian masalah pelanggaran yiridikasi lembaga Negara.
2. Hak-hak asasi manusia.
3. Prosedur mengubah undang-undang dasar.
4. Adakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat-sifat tertentu dari undang-
undang dasar. Hal ini untuk menghindari terulangnya hal-hal yang telah diatasi
dan tidak dikehendaki lagi. Misalnya, undang-undang dasar jerman melarang
untuk mengubah sifat federalisme sebab bila menjadi unitarisme dikhawatirkan
dapat mengembalikan munculnya seorang Hitler.
Gagasan konstitusionalisme menyatakan bahwa konstitusi di duatu Negara memiliki
sifat membatasi kekuasaan pemerintah dan menjamin hak-hak dasar warga Negara. Sejalan
dengan sifat membatasi kekuasaan pemerintah maka konstitusi secara ringkas memiliki 3
tujuan yaitu, :6
a. Memberi pembatasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan politik.
b. Melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasa itu sendiri, dan
c. Memberi batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam menjalankan
kekuasaannya (ICCE UIN,2000)
Selain itu, konstitusi Negara bertujuan menjamin pemenuhan hak-hak dasar warga
Negara. Konstitusi Negara memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut (Jimly Ashiddiqie, 2002).7
a) Fungsi penentu atau pembatas kekuasaan Negara
b) Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ Negara.
c) Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antara organ Negara dengan warga
Negara.

5
Ibid, hlm : 70
6
Ibid, hlm : 71
7
Ibid, hlm : 71
d) Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan Negara ataupun
kegiatan penyelenggaraan kekuasaan Negara.
e) Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli
(dalam demorasi adalah rakyat) kepada organ Negara.
f) Fungsi simbolik, yaitu sebagai sarana pemersatu (symbol of unity), sebagai
rujukan identitas dan keagungan kebangsaan (identy of nation), serta sebagai
center of ceremony.
g) Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat (Social control) baik dalam
arti sempit, yaitu bidang politik dan arti luas mencakup bidang social
ekonomi.
h) Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat (social
engineering atau social reform)

KONSTITUSIONALISME
Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang terdiri atas unsur rakyat (penduduk),
wilayah, dan pemerintah. Pemerintah adalah satu unsur Negara. Pemerintahlah yang
menyelenggarakan dan melaksanakan tugas-tugas demi terwujudnya tujuan bernegara.
Di Negara demokrasi, pemerintah yang baik adalah pemerintah yang menjamin
sepenuhnya kepentingan rakyat, serta hak-hak dasar rakyat. Disamping itu pemerintah dalam
menjalankan kekuasaannya perlu dibatasi agar kekuasaan itu tidak disalahgunakan, tidak
sewenang—enang, serta benar-benar untuk kepentingan rakyat. Kekuasaan itu perlu dibatasi
karena kekuasaan itu cenderung untuk disalahgunakan dan disewenang-wenangkan. Ingat
hokum besi kekuasaan dari Lord Acton yang mengatakan : “power tends corrupt and absolut
power corrupts absolutely”8. (kekuasaan cenderung untuk menjadi sewenang-wenang dan
dalam kekuasaan yang mutlak kesewenang-wenangan juga cenderung mutlak).
Upaya mewujudkan pemerintahan yang menjamin hak dasar rakyat serta kekuasaan
yang terbatas itu dituangkan dalam suatu aturan bernegara yang umumnya disebut konstitusi
(hokum dasar atau undang-undang dasar Negara). Konstitusi atau undang-undang dasar
Negara mengatur dan menetapkan kekuasaan Negara sedemikian rupa sehingga kekuasaan
pemerintahan Negara efektif untuk kepentingan rakyat, serta tercegah dari penyalahgunaan
kekuasaan. Konstitusi dianggap sebagai jaminan yang paling efektif bahwa kekuasaan
pemerintah tidak akan disalahgunakan dan hak-hak warga Negara tidak dilanggar.
Gagasan bahwa kekuasaan Negara harus dibatasi, serta hak-hak dasar rakyat dijamin
dalam suatu konstitusi Negara dinamakan konstitusionalisme. Carl J. Friedrich berpendapat
“konstitusionalisme adalah gagasan bahwa pemerintah merupakan suatu kumpulan aktivitas
yang diselenggarakan atas nama rakyat, tetapi yang tunduk pada beberapa pembatasan yang
dimaksud untuk memberi jaminan bahwa kekuasaan yang diperlukan untuk pemerintahan
tidak disalahgunakan oleh mereka yang mendapat tugas untuk memerintah. Pmebatasan yang
dimaksud termaktub dalam konstitusi” (Taufiqurrohman Syahuri, 2004).

8
Ibid hlm :63
Oleh karena itu, suatu Negara demokrasi harus memiliki dan berdasar pada suatu
konstitusi, akan tetapi semua Negara yang berdasar pada konstitusi memiliki sifat
konstitusionalisme. Di dalam gagasan konstitusionalisme, undang-undang dasar sebagai
lembaga mempunyai fungsi khusus, yaitu menentukan dan membatasi kekuasaan di satu
pihak dan di pihak lain menjamin hak-hak asasi warga Negara (Miriam Budiarjo,1977). Jadi
dapat disimpulkan di dalam gagasan konstitusionalisme, isi daripada konstitusi Negara
bercirikan dua hal pokok berikut :9
1. Konstitusi itu membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa agar tidak bertindak
sewengan-wenang terhadap warganya.
2. Konstitusi itu menjamin hak-hak dasar dan kebebasan warga Negara.
Konstitusi atau undang-undang dasar dianggap sebagai perwujudan dari hokum
tertinggi yang harus ditaati oleh Negara dan pejabat-pejabat Negara sekalipun, dalam hal ini
sesuai dengan dalil “government by law, not by men”(pemerintahan berdasarkan hokum
bukan oleh manusia)

9
Ibid, hlm :63

Anda mungkin juga menyukai