Disusun oleh:
Kelompok 4
1. Sarmilah ( 331221340389 )
Assalamualaikum wr,wb
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmatnya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai
dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak dosen Harrys Pratama teguh S.H.,M.H
sebagai dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kami. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi para pembaca
yang membutuhkan.
Wassalamualaikum wr,wb
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB I Pendahuluan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1.1 Latar
Belakang. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1.3 Tujuan
Penulisan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1. Pengertian
Nilai. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. Pengertian Norma. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3. Pengertian Konstitusi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Bagaimana historis, sosiologis, dan politik tentang konstitusi dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
....
BAB IV Penutup. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.
Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
..
BAB I
PENDAHULUAN
• Dalam arti sempit, konstitusi merupakan suatu dokumen atau seperangkat dokumen
yang berisi aturan-aturan dasar untuk menyelenggarakan negara.
• Dalam arti luas, konstitusi merupakan peraturan, baik tertulis maupun tidak tertulis,
yang menentukan bagaimana lembaga negara dibentuk dan dijalankan.
pertama, hubungan antara pemerintah, dengan warga negara dan kedua, hubungan antar
lembaga pemerintahan yang satu dengan lembaga pemerintah lainya. karena itu biasanya
isi konstitusi dimaksudkan untuk mengatur tiga hal penting, yaitu menentukan
pembatasan kekuasaan organ-organ negara, mengatur hubungan antara lembaga –
lembaga negara yang satu dengan lainya dan mengatur hubungan kekuasaan antara
lembaga – lembaga negara dengan warga negara.
- Norma merupakan kebiasaan dalam kehidupan masyarakat yang telah menjadi suatu
aturan yang mengikat. Kebiasaan tersebut dilakukan secara terus menerus, turun temurun
dan dilestarikan guna mengontrol segala sikap dan tindakan dari masyarakat. Jika ada
penyimpangan, maka akan ada sanksi pelanggaran dari norma tersebut. Pada awalnya
norma dibentuk dari suatu kesepakatan secara bersama dari masyarakat yang terlibat di
mana dijadikan sebagai pedoman bagi masyarakat dalam bersikap dan berperilaku. Ada
beberapa macam norma yaitu norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan dan
norma hukum.
Norma dan konstitusi merupakan dua hal yang memiliki kekuatan untuk mengatur sistem
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Norma sendiri lebih mengikat pada sistem
sosial budaya sedangkan untuk konstitusi sebagai aturan dasar yang mengikat bagi warga
negaranya.
• Kebebasan pers
Dengan adanya tuntutan reformasi maka konstitusi UUD 1945 harus diamandemen
sehingga sudah sebanyak empat kali diamandemen.
• Pada tanggal 27 Desember 1949-17 Agustus 1950 berlaku konstitusi RIS 1949
• Pada tanggal 17 Agustus 1950-5 Juli 1959 berlaku UUD Sementara 1950
• Pada tanggal 5 Juli 1959-19 Oktober 1999 berlaku kembali UUD 1945
1. Bagaimana konsep dan urgensi konstitusi dalam kehidupan berbangsa Negara Indonesia?
3. Bagaimana historis, sosiologis, dan politik tentang konstitusi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara?
4. Untuk mengetahui histori, sosiologis, dan politik tentang konstitusi secara teratur.
• Untuk melatih agar mampu menyusun karya ilmiah secara benar dan cermat
• Serta memperluas wawasan untuk penulis dan berbagi wawasan kepada pembaca
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Nilai
Nilai adalah sesuatu yang dijadikan sebagai panduan dalam hal mempertimbangkan keputusan yang
akan diambil kemudian. Nilai juga merupakan sesuatu yang bersifat abstrak, karena mencakup
pemikiran dari seseorang.
2. Pengertian Norma
Norma adalah aturan yang berlaku di kehidupan bermasyarakat. Aturan yang bertujuan untuk mencapai
kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan sentosa.
3. Pengertian Konstitusi
Konstitusi adalah seperangkat aturan atau hukum yang berisi ketentuan tentang bagaimana pemerintah
diatur dan dijalankan. Oleh karena aturan atau hukum yang terdapat dalam konstitusi itu mengatur hal-
hal yang amat mendasar dari suatu negara, maka konstitusi dikatakan pula sebagai hukum dasar yang
dijadikan pegangan dalam penyelenggaraan suatu negara.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Bagaimana konsep dan urgensi konstitusi dalam kehidupan berbangsa Negara Indonesia?
1. Pengertian Konstitusi
Menurut pandangan Lord James Bryce yang dimaksud dengan Konstitusi adalah suatu kerangka
negara yang diorganisasikan melalui dan dengan hukum, yang menetapkan lembaga-lembaga
yang tetap dengan mengakui fungsi-fungsi dan hak-haknya.
2. Tujuan Konstitusi
• Konstitusi berfungsi
A). Untuk membatasi atau mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam menjalankan kekuasaanny
tidak sewenang-wenang terhadap rakyatnya
B). Dijadikan landasan penyelenggaraan negara menurut suatu sistem ketatanegaraan tertentu yang
dijunjung tinggi oleh semua warga negaranya
Dengan adanya konstitusi akan terciptanya kekerasan kekuatan melain pembagian berwenang
dan kekuatan dalam berjalan negara. Selain itu adanya konstitusi juga menjadi suatu hal sangat
penting untuk menjamin hak-hak asasi warga negara,sehingga tidak terjadi lari dan perlakuan
sewenang-wenang dari pemerintah. Konstitusi adalah sarana dasar untuk mengawasi proses
kekuatan.
Dengan demikian konstitusi tersebut sangat penting dan berpengaruh dalam menjalani
kehidupan berbangsa dan bernegara. konstitusi juga merupakan jaminan yang penting dalam
menjaga agar kekuasaan yang ada di dalam suatu negara tidak disalahgunakan dan menjamin
agar hak asasi manusia tidak dilanggar. Dengan demikian konstitusi harus ditaati, dijalankan,
baik oleh pemegang kekuasaan maupun masyarakat. Konstitusi dibuat atas dasar kesepakatan
bersama antara negara dan warga negara. Konstitusi dan negara ibarat dua sisi mata uang yang
satu sama lainnya tidak terpisahkan. Karena eksistensi konstitusi dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara merupakan suatu hal yang sangat urgen, bahkan disebutkan tanpanya bisa jadi
tidak akan terbentuk sebuah negara. Jika dilihat dalam lintasan sejarah hingga awal abad ke-21
ini, hampir tidak ada negara yang tidak memiliki konstitusinya. Sehingga hal ini menunjukkan
betapa urgennya konstitusi sebagai perangkat suatu negara.
C. Bagaimana historis, sosiologis, dan politik tentang konstitusi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara ?
Dalam bukunya yang berjudul Leviathan (1651) Thomas Hobbes ia mengajukan suatu argumentasi
tentang kewajiban politik yang disebut kontrak sosial yang mengimplikasikan pengalihan kedaulatan
kepada primus inter pares yang kemudian berkuasa secara mutlak (absolut). Primus inter pares adalah
yang utama di antara sekawanan (kumpulan) atau orang terpenting dan menonjol di antara orang yang
derajatnya sama.
Negara dalam pandangan Hobbes cenderung seperti monster Leviathan. Pemikiran Hobbes tak lepas
dari pengaruh kondisi zamannya sehingga ia cenderung membela monarkhi absolut (kerajaan mutlak)
dengan konsep divine right yang menyatakan bahwa penguasa di bumi merupakan pilihan Tuhan
sehingga ia memiliki otoritas tidak tertandingi Pandangan inilah yang mendorong munculnya raja-raja
tiran. Dengan mengatasnamakan primus inter pares dan wakil Tuhan di bumi mereka berkuasa
sewenang-wenang dan menindas rakyat.
Salah satu contoh raja yang berkuasa secara mutlak adalah Louis XIV, raja Perancis yang dinobatkan
pada 14 Mei 1643 dalam usia lima tahun. Ia baru mulai berkuasa penuh sejak wafatnya menteri
utamanya, Jules Cardinal Mazarin pada tahun 1661. Louis XIV dijuluki sebagai Raja Matahari (Le Roi
Soleil) atau Louis yang Agung (Louis le Grand, atau Le Grand Monarque) Ia memerintah Perancis selama
72 tahun. masa kekuasaan terlama monarki di Perancis dan bahkan di Eropa.
Akibat pemerintahannya yang absolut, Louis XIV berkuasa dengan sewenang wenang, hal itu
menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan yang luar biasa pada rakyat. Kekuasaan Louis XVI akhirnya
dihentikan dan dia ditangkap pada Revolusi 10 Agustus, dan akhirnya dihukum dengan Guillotine untuk
dakwaan pengkhianatan pada 21 Januari 1793. di hadapan para penonton yang menyoraki hukumannya.
Sejarah tentang perjuangan dan penegakan hak-hak dasar manusia sebagaimana terumus dalam
dokumen-dokumen di atas, berujung pada penyusunan konstitusi negara. Konstitusi negara di satu sisi
dimaksudkan untuk membatasi kekuasaan penyelenggaran negara dan di sisi lain untuk menjamin hak
hak dasar warga negara.
Seorang ahli konstitusi berkebangsaan Jepang Naoki Kobayashi mengemukakan bahwa undang- undang
dasar membatasi dan mengendalikan kekuasaan politik untuk menjamin hak-hak rakyat. Melalui fungsi
ini undang-undang dasar dapat memberi sumbangan kepada perkembangan dan pembinaan tatanan
politik yang demokratis.
Di Indonesia, dalam UUD 1945 pada BAB III mengenai "Kekuasaan Pemerintahan Negara" berisi aturan
dasar yang mengatur kekuasaan Presiden, baik sebagai kepala negara maupun kepala pemerintahan.
Sebagai kepala negara, Presiden adalah simbol resmi negara Indonesia di dunia. Sebagai kepala
pemerintahan, Presiden dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri-menteri dalam kabinet, memegang
kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas- tugas pemerintah sehari hari. Aturan-aturan dasar
dalam UUD NRI 1945 tersebut merupakan bukti adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan di
Indonesia.
Maka konstitusi lebih tepat diartikan sebagai seperangkat peraturan tertulis dan tidak tertulis yang
bertujuan membangun kewajiban- kewajiban, kekuasaan-kekuasaan, dan fungsi- fungsi dari berbagai
institusi pemerintah, meregulasi hubungan antara mereka, dan mendefinisikan hubungan antara negara
dan warga negara (individu).
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Konstitusi merupakan segala ketentuan dan aturan dasar mengenai ketatanegaraan. Konstitusi
dapat berupa hukum dasar tertulis yang lazim disebut Undang-Undang Dasar, dan dapat pula
tidak tertulis. Konstitusi merupakan dasar dari tatanan hukum sebuah negara, yang di dalamnya
terdapat perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) dan mengatur tentang distribusi
kekuasaan dalam penyelenggaraan negara. Konstitusi merupakan suatu hal yang sangat penting
sebagai pegangan dalam mengatur bagaimana kekuatan negara harus dijalankan. Tanpa
konstitusi negara akan hancur atau tidak berkembang dengan baik.
Dengan adanya konstitusi menjadi suatu hal sangat penting untuk menjamin hak-hak asasi
warga negara,sehingga tidak terjadi perlakuan sewenang-wenang dari pemerintah. Konstitusi
juga merupakan jaminan yang penting dalam menjaga agar kekuasaan yang ada di dalam suatu
negara tidak disalahgunakan dan menjamin agar hak asasi manusia tidak dilanggar. Dengan
demikian konstitusi harus ditaati, dijalankan, baik oleh pemegang kekuasaan maupun
masyarakat. Tujuan konstitusi menurut beberapa ahli pada intinya adalah untuk mencapai
keadilan, ketertiban, kemerdekaan, serta menjamin kesejahteraan masyarakat umum.
konstitusionalisme mengatur dua hubungan yang saling berkaitan satu sama lain : pertama,
hubungan antara pemerintah, dengan warga negara dan kedua, hubungan antar lembaga
pemerintahan yang satu dengan lembaga pemerintah lainya.
Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia, konstitusi atau Undang-Undang Dasar 1945 telah
mengalami beberapa perubahan dan masa berlakunya sejak proklamasi kemerdekaan
Indonesia, dengan rincian sebagai berikut:
• Pada tanggal 27 Desember 1949-17 Agustus 1950 berlaku konstitusi RIS 1949
• Pada tanggal 17 Agustus 1950-5 Juli 1959 berlaku UUD Sementara 1950
• Pada tanggal 5 Juli 1959-19 Oktober 1999 berlaku kembali UUD 1945