Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL PENELITIAN

PERANAN PEMERINTAH DESA DALAM MENGERAKAN


PARTISIPASI MASYARAKAT
(Study di Desa Jogoprayan Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten)

DI SUSUN OLEH :
RIKA AYU SEKAR SARI ( 2012200002 )

Program Studi PPKn


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN


2022
ABSTRAK
Kebijakan otonomi daerah dalam undang-undang nomor 23 tahun 2014
tentang pemerintahan daerah secara eksplisit memberikan otonomi yang luas kepada
pemerintah daerah yang mempunyai hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam undang- undang nomor 6 tahun 2014 secara eksplisit memberikan tugas
kepada pemerintah desa yaitu penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Menurut T. Coser dan Anthony Rosenberg dalam bukunya yang berjudul “An
Introduction to International Politics” mendefinisikan peranan yakni sebagai tuntutan yang
diberikan secara struktural (norma-norma, harapan, larangan, tanggung jawab) dimana
didalamnya terdapat serangkaian tekanan dan kemudian yang menghubungkan,
membimbing, dan mendukung fungsinya dalam organisasi (T. Coser dan Rosenberg,
1976:232-255).
Melihat tugas pemerintah serta mengacu pada teori, jelas bahwa peranan
pemerintah desa adalah menjalankan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, hasil pembahasan
yang di deskripsikan diatas lewat penelitian kualitatif dengan pendekatan triangulasi maka
terkait dengan peranan pemerintah desa dalam menggerakkan partisipasi masyarakat
berdasarkan tugas yang menjadi peran pemerintah desa yaitu penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan
masyarakat dikatakan tidak berperan baik. Dalam penyelenggaraan pemerintahan,
pemerintah tidak berperan, tetapi dalam pelaksanaan pembangunan pemerintah berperan
tapi tidak berhasil sesuai rencana (musrembang), kemudian dalam pembinaan masyarakat
pemerintah tidak berperan dapat dilihat dari program pemerintah yang sangat minim,
begitupun pada pemberdayaan masyarakat, pemerintah tidak berperan dalam menggerakkan
partisipasi masyarakat, hal ini jelas pada penjelasan bahwa program pemerintah sangat
minim.

Kata Kunci : Peranan, Pemerintah, dan Partisipasi Masyarakat


PENDAHULUAN
Latar belakang
Kebijakan otonomi daerah dalam undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang
pemerintahan daerah secara eksplisit memberikan otonomi yang luas kepada pemerintah
daerah yang mempunyai hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan
peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip
demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Bahwa efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah perlu
ditingkatkan dengan lebih memperhatikan aspek-aspek hubungan antara pemerintah pusat
dengan daerah dan antar daerah, potensi dan keanekaragaman daerah, serta peluang dan
tantangan persaingan global dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan Negara.
Pemerintah daerah harus mengoptimalkan pembangunan daerah yang beroreintasi pada
kesejahteraan masyarakat. Melalui undang-undang ini masyarakat lebih diberdayakan dan
diberi tanggung jawab untuk mempercepat laju pembangunan daerah..
Menurut Thoha (1995:11), peranan sebagai suatu rangkaian perilaku yang
teratur yang ditimbulkan karena jabatan tertentu, atau adanya suatu serta dengan adanya suatu
kantor. Menurut T. Coser dan Anthony Rosenberg dalam bukunya yang berjudul “An
Introduction to International Politics” mendefinisikan peranan yakni sebagai tuntutan yang
diberikan secara struktural (norma-norma, harapan, larangan, tanggung jawab) dimana
didalamnya terdapat serangkaian tekanan dan kemudian yang menghubungkan, membimbing,
dan mendukung fungsinya dalam organisasi (T. Coser dan Rosenberg, 1976:232-255). Dalam
undang- undang nomor 6 tahun 2014 secara eksplisit memberikan tugas kepada pemerintah
desa yaitu penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Dengan adanya otonomi daerah maka pemerintah daerah berkewenangan
mengurusi urusan rumah tangga daerah sendiri (desentralisasi). Pemerintah di berikan
kewenangan untuk mengurus urusan pemerintahan yang ada didesa dalam rangka mencapai
keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka melaksanakan wewenang
pemerintahan, pemerintah wajib melaksanakan kehidupan demokrasi, meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, memelihara ketentraman dan ketertiban dan menjalankan prinsip
tata pemerintahan yang baik (good governance) yang bebas dari kolusi korupsi nepotisme
(KKN). Langkah pemerintah untuk mencapai kehidupan yang damai dan sejahtera dintaranya
dengan melaksanakan pembangunan.
Pembangunan selalu di pahami sebagai suatu upaya atau langkah untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dalam rangka memperbaiki kondisi kehidupan untuk
menjadi lebih baik tentunya dengan cara menggerakkan partisipasi masyarakat itu sendiri.
Partisipasi masyarakat merupakan suatu proses teknis untuk memberikan kesempatan dan
kewenangan yang lebih luas kepada masyarakat untuk secara bersama-sama memecahkan
berbagai persoalan.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka pokok permasalahan yang akan
di angkat dalam penelitian ini ialah:
Bagaimana Peranan Pemerintah Desa dalam Menggerakkan Partisipasi Masyarakat di
Desa Jogoprayan?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukakan diatas maka
tujuan penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut:
Untuk dapat mengetahui bagaimana Peranan Pemerintah Desa dalam Menggerakkan
Partisipasi Masyarakat di Desa Jogoprayan?
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara praktis diharapkan melalui penelitian ini akan memberikan manfaat atau
berdampak pada proses jalannya perkembangan pemerintahan desa dan bisa dijadikan
sebagai salah satu referensi bagi pemerintah desa khususnya pemerintah desa jogoprayan.
2. Secara teoritis penelitian ini akan memberikan kontribusi pemikiran yang positif
berkaitan dengan pengembangan ilmu pengetahuan lebih khusus ilmu pemerintahan dan
kepemimpinan pemerintah desa.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Peranan
Menurut T. Coser dan Anthony Rosenberg dalam bukunya yang berjudul “An
Introduction to International Politics” mendefinisikan peranan yakni sebagai tuntutan
yang diberikan secara struktural (norma-norma, harapan, larangan, tanggung jawab)
dimana didalamnya terdapat serangkaian tekanan dan kemudian yang menghubungkan,
membimbing, dan mendukung fungsinya dalam organisasi (T. Coser dan Rosenberg,
1976:232-255).
Dalam undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa dan peraturan pemerintah
nomor 43 tahun 2014, pemerintah desa diberi kewenangan sangat besar. Pemerintah desa
bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,
pembinaan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat yang ada di desa tersebut.
B. Konsep Pemerintah Desa
Pemerintahan dalam arti sempit hanya meliputi lembaga yang mengurus pelaksanaan
roda pemerintahan disebut (eksekutif), sedangkan pemerintahan dalam arti luas selain
eksekutif termasuk juga lembaga yang membuat peraturan perundang-undangan disebut
(legislatif) dan yang melaksanakan peradilan disebut (yudikatif).
Undang-undang nomor 6 tahun 2014 secara eksplisit menjelaskan bahwa pemerintah
desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pemerintah desa sebagaimana dimaksud adalah kepala desa yang dibantu oleh
perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Penulis menyimpulkan
pemerintah desa adalah kepala desa dan yang dibantu oleh perangkat desa. Perangkat
desa yang dimaksud adalah sekretaris desa, unsur kewilayahan, dan pelaksana teknis.
Kepala desa bertugas menyelenggarakan pemerintahan desa, melaksanakan
pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat
desa. Badan permusyarawatan desa (BPD) dan lembaga kemasyarakatan (LPMD)
merupakan unsur penggerak pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang
diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu ketiga lembaga
tersebut harus terus bersinergi, membangun kekuatan dan kerja sama secara harmonis
dan secara terus menerus. Desa mempunyai arti penting dalam mengamankan dan
menegakkan pilar-pilar kebangsaan yang utama yaitu pancasila, undang-undang dasar
1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
C. Konsep Partisipasi
Masyarakat Menurut Keith Davis (1990:179) dalam bukunya “Human Relation
Work” mengatakan “participation is defined as mental and emotional inlolment of a
person in a group situation which encourages him to contribute to group goals and share
responsibility in them” yang artinya, partisipasi masyarakat didefinisikan sebagai
keterlibatan mental dan emosi seseorang didalam situasi kelompok dalam usaha
mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.
Menurut Davis, seperti yang yang dikutip oleh Sastropoetro (1988:16),
mengemukakan jenis-jenis partisipasi masyarakat yaitu sebagai berikut:
a) Pikiran (Psychological participation)
b) Tenaga (Physical participation)
c) Pikiran dan tenaga (Psychological dan Physical participation)
d) Keahlian (Participation with skill)
e) Barang (Material Participation)
f) Uang (Money participation )
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian Dalam Penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif, yang
suatu penelitian kontekstual menjadikan manusia sebagai instrumen, dan disesuaikan dengan
situasi yang wajar dalam kaitannya dengan pengumpulan data yang pada umumnya bersifat
kualitatif.
Menurut Mogdan dan tylor (dalam Moleong, 2000;3) merupakan prosedur meneliti
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau
perilaku yang dapat diamati. Pendekatan kualitatif di cirikan oleh tujuan penelitian yang
berupa memahami gejala-gejala yang sedemikian rupa yang tidak memerlukan kuantifikasi,
karena gejala tidak memungkinkan untuk di ukur secara tepat.
Sesuai dengan Tujuannya, research dapat di definisikan sebagai usaha untuk
menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana
dilakukakan dengan metode-metode ilmiah.
Dengan demikian, metode penelitian merupakan cara atau jalan yang di tempuh oleh
peneliti untuk memperoleh kebenaran atau jawaban dari rumusan masalah dalam suatu
penelitian. Berdasarkan tujuan yang hendak di capai yaitu untuk membuat gambaran atau
deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta fakta, sifat-sifat serta hubungan
antara fenomena yang akan diselidiki maka penelitian ini akan menggunakan pendekatan
deskriptif, maksudnya pendekatan penelitian yang melukiskan secara tepat suatu individu,
suatu gejalagejala, kejadian-kejadian dan lainnya merupakan objek penelitian. Tujuannya
adalah untuk memecahkan masalah, menuturkan, menganalisa, mengklarifikasi,
membandingkan dan lain-lain. Metode penelitian yang digunakan sebagai pijakan dalam
analisis penelitian ini adalah fenomena Interpretatif.

Anda mungkin juga menyukai