Disbudpora
Pemerintah
Pemerintah merupakan organ (perlengkapan atau alat-alat) yang
memerintah atau kekuasaan untuk memerintah, sedangkan
pemerintahan lebih mengacu pada perbuatan memerintah.
Pemerintah di sini juga menunjukkan arti badan atau lembaganya dan
pemerintahan menunjukkan arti fungsinya. (Wasistiono, 2009:1.5)
Sementara, Menurut Suhady (2009:197), pemerintah (government)
ditinjau dari pengertiannya adalah the authoritative direction and
administration of the affairs 14 of men/women in a nation state, city,
etc. Dalam bahasa Indonesia sebagai pengarahan dan administrasi
yang berwenang atas kegiatan masyarakat dalam sebuah negara, kota
dan sebagainya.
Pemerintahan
Kata “pemerintahan” berasal dari kata “perintah”, kata perintah tersebut
mendapatkan sisipan “me” dan akhiran “an”. Sehingga menjadi kata
benda “pemerintah” dan pemerintahan. Pemaknaan pemerintahan oleh
Sadjijono (2008:41) menjelaskan bahwa Pemerintahan dalam arti luas
yang disebut regering atau goverment, yakni penyelenggaraan tugas
seluruh badan-badan, lembaga-lembaga dan petugas-petugas yang
diserahi wewenang mencapai tujuan negara. Arti pemerintahan meliputi
kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudisiil atau alat-alat kelengkapan
negara yang lain yang juga bertindak untuk dan atas nama negara.
Sedangkan pemerintah dalam arti sempit (bestuurvoering), yakni
mencakup organisasi fungsi-fungsi yang menjalankan tugas
pemerintahan. Titik berat pemerintahan dalam arti sempit ini hanya
berkaitan dengan kekuasaan yang menjalankan fungsi eksekutif saja.
Tugas dan
Fungsi
Pemerintahan
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, Pemerintahan
bertugas untuk ntuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang didasarkan pada kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Fungsi pemerintahan diatur dalam Undang-Undang No. 30
Tahun 2014 Pasal 1 ayat (2), Fungsi Pemerintahan adalah fungsi
dalam melaksanakan Administrasi Pemerintahan yang meliputi
fungsi pengaturan, pelayanan, pembangunan, pemberdayaan,
dan pelindungan.
Pemerintah
Daerah
Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014
Pasal 1 ayat (3), Pemerintah Daerah
adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah
yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
Pemerintah Daerah adalah Gubernur,
Bupati, atau Walikota dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah.
Disbudpora DPMD
Disbudpora adalah sebuah struktur organisasi dan Berdasarkan rencana strategis yang dikeluarkan oleh DPMD.
manajemen dari Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan DPMD adalah Dinas Pemberdayaan Masyarakat Daerah dan
Olahraga di Kabupaten Sukabumi. Tugas, fungsi dan Desa yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
struktur Disbudpora diatur dalam Peraturan Daerah pemberdayaan masyarakat dan desa.DPMD dibentuk
Nomor 64 Tahun 2016 mengenai Organisasi Perangkat berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor 7
Daerah Pemerintah Kabupaten Sukabumi. Selanjutnya, tahun 2016 mengenai Pembentukan dan Susunan Perangkat
untuk urusan operasional, rincian terkait Dinas Daerah Kabupaten Sukabumi (diterbitkan dalam Lembaran
Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2012 Nomor 7;
Sukabumi dijelaskan dalam Peraturan Bupati Sukabumi tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor
Nomor 74 Tahun 2016 tentang Struktur Organisasi dan 45).
Tata Kerja Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan
Olahraga Kabupaten Sukabumi.
Pemerintah
Desa
Berdasarkan UU No. 06 Tahun 2014,
Pasal 1 ayat (3), Pemerintah Desa
adalah Kepala Desa atau yang disebut
dengan nama lain dibantu perangkat
Desa sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Desa.
Pemerintahan Adat Kasepuhan
Kepala adat memiliki kewajiban untuk merawat keselarasan dan kedamaian di dalam
komunitas masyarakat adat. Tugasnya melibatkan pemeliharaan hukum adat sesuai
dengan ajaran leluhur guna mencapai ketentraman, perdamaian, dan keseimbangan
dalam kehidupan adat. Sebagai pemimpin dalam struktur kelembagaan adat, posisi Abah
dapat ditentukan oleh garis keturunan dan bukan melalui pemilihan oleh masyarakat
Kasepuhan.
Konsep Dinamika
Pemerintahan
Dinamika pemerintahan adalah kepandaian dan keahlian pemerintah
dalam menghadapi perubahan yang berlangsung di masyarakat dan
swasta dengan menerapkan kebijakan-kebijakan.
Mengacu pada pendapat Putra (2001:39), kebijakan semestinya bersifat
dinamis, rumit, tidak kaku dan tidak dipengaruhi oleh pemegang
kekuasaan formal, akan tetapi kebijakan publik yang berciri demokrasi
yakni kebijakan untuk khalayak umum (Warga Negara).
Dinamika pemerintahan yang berlangsung dan terus berlanjut pada
kemudian hari menjadi suatu kebijakan publik. Kebijakan yang berfungsi
dalam mengatur dengan karakteristik mengikat, mengatur, dan
memaksa warga negaranya untuk tujuan keharmonisan, pemecahan
masalah, dan lain seterusnya.
Perubahan Sosial
Perubahan yang seringkali terjadi di masyarakat merupakan sebuah
perubahan dalam sistem sosial. Perubahan aspek yang sempit meliputi
perilaku dan pola pikir, sedangkan aspek luas meliputi dinamika
perubahan dalam jenjang struktur masyarakat yang akan berdampak
pada perkembangan masyarakat.
Perubahan sosial yang berkenaan dengan perkembangan teknologi dan
berperan dalam perubahan sosial, dan mempunyai dampak. Perubahan
sosial seringkali berikatan dengan teknologi dan globalisasi yang
merupakan salah satu faktor perubahan sosial. Perkembangan ilmu juga
turut memengaruhi perubahan sosial, perilaku, dan kebiasaan. Gillin
mendeskripsikan perubahan sosial dengan “cara-cara hidup
dikarenakan perubahan kondisi geografis, kebudayaan materil,
komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun
penemuan-penemuan baru”. Fungsionalisme struktural menurut Talcott
Parsons mengenai ide dan gagasan mengenai konsep AGIL (Adaptation,
Goal Attainmentm Integration, dan Latency).
Teori Dinamika
Secara Etimologi, Dinamika berasal dari bahasa yunani “dynamics” yang
berarti “kekuatan” (force). Dinamika merupakan konsep dan fakta yang
mengacu pada perubahan kondisi atau terutama perubahan kekuatan.
Dinamika adalah perubahan perilaku individu dengan individu lain
secara langsung berpengaruh pada individu atau warga lain secara
timbal balik (Slamet Santoso, 2004:5). Dinamika adalah sebuah tahapan
atau prosedur yangmenyangkut banyak pihak, kelompok, atau kalangan.
Dinamika kelompok merupakan cabang ilmu sosial yang mempelajari
sikap manusia dalam sebuah kelompok, lebih tepatnya mempelajari
tenaga-tenaga kerja dalam kelompok, mengetahui penyebab dan
konsekuensinya terhadap orang dan kelompok.
Dinamika sosial dimaknai sebagai perubahan sosial pada warga negara
atau individu yang menjumpai beragam bentuk perosalan yang dapat
dilakukan leh individu maupun kelompok.
Teori Dinamika Pemerintahan
(Neo & Chen, 2007)
Menurut Neo Geraldine dan Chen Dynamic Governance merupakan
usaha dan kemampuan/keahlian, kapabilitas, dan keterampilan
pemerintah dalam mengadaptasikan kebijakan dan program untuk
tujuan jangka panjang.
Kemampuan dan kepandaian pemerintah dalam menghadapi tantangan
dan pemecahan masalah disebut dengan teori dynamic governance
system yang ditinjau dari beberapa komponen atau elemen yakni
budaya organisasi pemerintah (Culture), keterampilan organisasi
pemerintah (Capabilities), dan menghadapi perubahan dengan
kebijakan yang adaptif (Change) yang menjadi kunci keberhasilan.
Masing - masing elemen tersebut terbagi lagi menjadi unsur-unsur
dengan tujuan menyesuaikan dengan kebijakan, berperan dalam
membentuk kebijakan. Penyesuaian Kebijakan pemerintah disebabkan
oleh ketidakpastian tersebut yang berasal dari keadaan atau penyebab
internal maupun eksternal.
Teori Solidaritas Sosial
(Durkheim, 1858)
Durkheim membagi solidaritas sosial menjadi dua jenis: solidaritas mekanik
dan organik. Solidaritas mekanik ditandai dengan adanya hubungan sosial
yang mengedepankan moral dan melembagakan hidup bersama. Sedangkan
solidaritas organik lebih mengedepankan personal needs/kebutuhan pribadi.
Solidaritas sosial berkaitan dengan kolektivitas sosial (collective conscience),
yaitu suatu ide atau gagasan berupa nilai, keyakinan, dan norma yang
mengatur dan memagari pikiran dan tindakan individu. Adapun, kolektivitas
sosial (collective conscience) memiliki empat variabel, antara lain:
Volume, yang menunjukkan sejauh mana derajat nilai, keyakinan, dan
aturan-aturan collective conscience digunakan oleh anggota masyarakat.
Intensitas, yang mengindikasikan sejauhmana collective conscience
memiliki kekuatan untuk membimbing pemikiran dan tindakan seseorang
Determinasi, yang menunjukkan derajat kejelasan komponen kolektivitas
sosial (collective conscience)
Konten, yang mengacu pada rasio religius serta simbolisme sekuler yang
murni dalam kolektivitas sosial (collective conscience)
Kearifan Lokal
Kearifan lokal adalah identitas atau
kepribadian budaya sebuah bangsa yang
menyebabkan bangsa tersebut mampu
menyerap, bahkan mengolah kebudayaan
yang berasal dari luar/bangsa lain menjadi
watak dan kemampuan sendiri.
Banyak upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah pusat pula melalui Kemendikbudristek; program
Indonesiana, bimtek penguatan pengetahuan tradisional, pengusahaan adanya payung hukum terkait
pengakuan masyarakat adat melalui putusan bupati yang sedang ditindaklanjuti ke tahap provinsi,
pengikutsertaan acara Seren Taun pada Kharisma Event International, 4 karya budaya kasepuhan
dijadikan WBTB (Warisan Budaya Tak Benda) nasional, dan pemberian anugerah kebudayaan kepada
Abah Ugi.
Pemerintah daerah sudah sangat menyadari bahwa Gelar Alam memiliki banyak potensi yang dapat
dikembangkan menjadi pundi pundi uang yang dapat menyokong kemandirian masyarakat adat itu
sendiri seperti aren, kopi, batik kasepuhan, dan kerajinan lainnya. Sehingga, disbudpora bekerja sama
dengan dinas-dinas lainnya untuk menguatkan UMKM. Sedangkan terkait pertanian, dinas pertanian
turut serta membantu pemberian bibit dan holtikultura untuk tanaman sayuran,
Hasil dan Pembahasan
Riset
Great Client
Dimensi Culture:
Dimensi Capabilities: Fokus utama DPMD adalah
Mendapat penghargaan Kesatuan melestarikan adat istiadat dan
Masyarakat Hukum Adat Kabupaten kebudayaan masyarakat Kasepuhan
Sukabumi Terbanyak se-provinsi Jawa Gelar Alam.
Barat Keterlibatan Pemerintah Pusat dan
Langkah konkret melibatkan kesesuaian program DPMD dengan
perubahan SOPK, pengakuan kebutuhan masyarakat perlu dicari.
masyarakat hukum adat, dan Aspek ekonomi perlu diperjelas,
pembentukan keputusan Bupati termasuk program pertumbuhan
Sukabumi. ekonomi masyarakat.
Tantangan meliputi regulasi statis, DPMD Tidak memiliki Visi-Misi
kurangnya alokasi dana desa, dan merespon modernisasi dan globalisasi
koordinasi program pemberdayaan. yang dapat mengancam adat istiadat
dan kebudayaan desa adat.
Hasil dan Pembahasan
Riset
Great Client
Dimensi Culture
Pantun yang merupakan pepatah, ajaran tata krama, dan
adat istiadat untuk berkehidupan sehari-hari yang mana
Dimensi Capabilities: wajib untuk dilaksanakan karena bersifat penting. Jika
Sama sekali tidak merasa terancam dengan globalisasi dan dilanggar, akan ada cocoba (hal sulit) atau bala (dosa).
modern karena sudah memiliki pandangan hidup sendiri. Pantun memiliki sejarah panjang hingga pantun yang kini
Menilai baik buruknya modernisasi dan globalisasi melalui disampaikan kepada generasi saat ini; secara keseluruhan,
kacamata leluhur terdahulu yaitu isi-isi pantun. Jika sesuai pantun memiliki banyak sekali macam seperti Terogong
dengan arah yang tertulis pada pantun, maka pemerintah Jaya, Badak Pemalang, Raden Tanjung, dan macam lainnya.
dan masyarakat adat akan mengikuti. Jika tidak, maka akan Ragam pantun ini dimaksudkan sebagai babak-babak tiap
ditinggalkan. generasi, beda generasi maka akan beda pula namanya.
Dinamika Pemerintahan dalam
Penyelenggaraan Kearifan Lokal
oleh Pemerintah Adat Kasepuhan
Gelar Alam (Rorokan Pantun)
Dimensi Change:
Semua jenis aturan yang meliputi tata cara hidup bagi
masyarakat Kasepuhan Gelar Alam telah ada di dalam
pantun tersebut. Mulai dari aturan pertanian, berkeluarga,
berhubungan dengan antar manusia, hewan, dan alam.
Ukuran kekuatan pantun untuk mengikat masyarakat dalam
bertindak dapat dinilai kuat terlihat dengan adanya
keharmonisan dalam hidup masyarakat adat Kasepuhan
Gelar Alam.
Keajegan yang dimiliki oleh pantun memberikan kejelasan
bagi tata cara hidup yang dianut oleh masyarakat Gelar
Alam, terlepas dari ada atau tidaknya modernisasi dan
globalisasi, isi pantun akan tetap sama.
Jikalau ada yang melanggar aturan atau isi pantun, maka
akan ada konsekuensi berup cocoba (hal sulit) dan bala
(dosa).
Dinamika Pemerintahan dalam
Penyelenggaraan Kearifan Lokal
oleh Pemerintah Adat Kasepuhan
Gelar Alam (Rorokan Kadukunan)