Anda di halaman 1dari 39

MENILIK DINAMIKA PEMERINTAHAN DAN

PERUBAHAN SOSIAL DALAM


PENYELENGGARAAN KEARIFAN LOKAL
(STUDI PADA KASEPUHAN GELAR ALAM,
KABUPATEN SUKABUMI)
Meet the Team
Kelompok 2A

Asri Muhammad Deviana Nur


Amjad Aushap
Maharani Nurjaman Azizah
170410200017 170410200019 170410200063 170410200065
Daftar Isi
Pemerintah dan Objek Penelitian Dinamika Pemerintahan dalam

Pemerintahan Penyelenggaraan Kearifan Lokal oleh

Hasil dan Pembahasan Riset Pemerintah Desa Sirnaresmi


Konsep Dinamika

Pemerintahan Dinamika Pemerintahan dalam


Dinamika Pemerintahan dalam
Penyelenggaraan Kearifan Lokal oleh
Solidaritas Sosial Penyelenggaraan Kearifan Lokal oleh
Pemerintah Adat Kasepuhan Gelar
DPMD
Dinamika Pemerintahan dalam Alam (Rorokan Pamakayaan, Rorokan

Penyelenggaraan Kearifan Lokal oleh Kadukunan dan Rorokan Pantun)

Disbudpora
Pemerintah
Pemerintah merupakan organ (perlengkapan atau alat-alat) yang
memerintah atau kekuasaan untuk memerintah, sedangkan
pemerintahan lebih mengacu pada perbuatan memerintah.
Pemerintah di sini juga menunjukkan arti badan atau lembaganya dan
pemerintahan menunjukkan arti fungsinya. (Wasistiono, 2009:1.5)
Sementara, Menurut Suhady (2009:197), pemerintah (government)
ditinjau dari pengertiannya adalah the authoritative direction and
administration of the affairs 14 of men/women in a nation state, city,
etc. Dalam bahasa Indonesia sebagai pengarahan dan administrasi
yang berwenang atas kegiatan masyarakat dalam sebuah negara, kota
dan sebagainya.
Pemerintahan
Kata “pemerintahan” berasal dari kata “perintah”, kata perintah tersebut
mendapatkan sisipan “me” dan akhiran “an”. Sehingga menjadi kata
benda “pemerintah” dan pemerintahan. Pemaknaan pemerintahan oleh
Sadjijono (2008:41) menjelaskan bahwa Pemerintahan dalam arti luas
yang disebut regering atau goverment, yakni penyelenggaraan tugas
seluruh badan-badan, lembaga-lembaga dan petugas-petugas yang
diserahi wewenang mencapai tujuan negara. Arti pemerintahan meliputi
kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudisiil atau alat-alat kelengkapan
negara yang lain yang juga bertindak untuk dan atas nama negara.
Sedangkan pemerintah dalam arti sempit (bestuurvoering), yakni
mencakup organisasi fungsi-fungsi yang menjalankan tugas
pemerintahan. Titik berat pemerintahan dalam arti sempit ini hanya
berkaitan dengan kekuasaan yang menjalankan fungsi eksekutif saja.
Tugas dan
Fungsi
Pemerintahan
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, Pemerintahan
bertugas untuk ntuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang didasarkan pada kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Fungsi pemerintahan diatur dalam Undang-Undang No. 30
Tahun 2014 Pasal 1 ayat (2), Fungsi Pemerintahan adalah fungsi
dalam melaksanakan Administrasi Pemerintahan yang meliputi
fungsi pengaturan, pelayanan, pembangunan, pemberdayaan,
dan pelindungan.
Pemerintah
Daerah
Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014
Pasal 1 ayat (3), Pemerintah Daerah
adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah
yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
Pemerintah Daerah adalah Gubernur,
Bupati, atau Walikota dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah.
Disbudpora DPMD
Disbudpora adalah sebuah struktur organisasi dan Berdasarkan rencana strategis yang dikeluarkan oleh DPMD.
manajemen dari Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan DPMD adalah Dinas Pemberdayaan Masyarakat Daerah dan
Olahraga di Kabupaten Sukabumi. Tugas, fungsi dan Desa yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
struktur Disbudpora diatur dalam Peraturan Daerah pemberdayaan masyarakat dan desa.DPMD dibentuk
Nomor 64 Tahun 2016 mengenai Organisasi Perangkat berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor 7
Daerah Pemerintah Kabupaten Sukabumi. Selanjutnya, tahun 2016 mengenai Pembentukan dan Susunan Perangkat
untuk urusan operasional, rincian terkait Dinas Daerah Kabupaten Sukabumi (diterbitkan dalam Lembaran
Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2012 Nomor 7;
Sukabumi dijelaskan dalam Peraturan Bupati Sukabumi tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor
Nomor 74 Tahun 2016 tentang Struktur Organisasi dan 45).
Tata Kerja Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan
Olahraga Kabupaten Sukabumi.
Pemerintah
Desa
Berdasarkan UU No. 06 Tahun 2014,
Pasal 1 ayat (3), Pemerintah Desa
adalah Kepala Desa atau yang disebut
dengan nama lain dibantu perangkat
Desa sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Desa.
Pemerintahan Adat Kasepuhan

Kasepuhan memiliki struktur pemerintahan desa yang beroperasi lintas


administrasi desa. Dalam satu wilayah kampung adat, beberapa desa dapat
menjadi bagian dari dan dilindungi oleh pemerintahan desa.

Kepala adat memiliki kewajiban untuk merawat keselarasan dan kedamaian di dalam
komunitas masyarakat adat. Tugasnya melibatkan pemeliharaan hukum adat sesuai
dengan ajaran leluhur guna mencapai ketentraman, perdamaian, dan keseimbangan
dalam kehidupan adat. Sebagai pemimpin dalam struktur kelembagaan adat, posisi Abah
dapat ditentukan oleh garis keturunan dan bukan melalui pemilihan oleh masyarakat
Kasepuhan.
Konsep Dinamika
Pemerintahan
Dinamika pemerintahan adalah kepandaian dan keahlian pemerintah
dalam menghadapi perubahan yang berlangsung di masyarakat dan
swasta dengan menerapkan kebijakan-kebijakan.
Mengacu pada pendapat Putra (2001:39), kebijakan semestinya bersifat
dinamis, rumit, tidak kaku dan tidak dipengaruhi oleh pemegang
kekuasaan formal, akan tetapi kebijakan publik yang berciri demokrasi
yakni kebijakan untuk khalayak umum (Warga Negara).
Dinamika pemerintahan yang berlangsung dan terus berlanjut pada
kemudian hari menjadi suatu kebijakan publik. Kebijakan yang berfungsi
dalam mengatur dengan karakteristik mengikat, mengatur, dan
memaksa warga negaranya untuk tujuan keharmonisan, pemecahan
masalah, dan lain seterusnya.
Perubahan Sosial
Perubahan yang seringkali terjadi di masyarakat merupakan sebuah
perubahan dalam sistem sosial. Perubahan aspek yang sempit meliputi
perilaku dan pola pikir, sedangkan aspek luas meliputi dinamika
perubahan dalam jenjang struktur masyarakat yang akan berdampak
pada perkembangan masyarakat.
Perubahan sosial yang berkenaan dengan perkembangan teknologi dan
berperan dalam perubahan sosial, dan mempunyai dampak. Perubahan
sosial seringkali berikatan dengan teknologi dan globalisasi yang
merupakan salah satu faktor perubahan sosial. Perkembangan ilmu juga
turut memengaruhi perubahan sosial, perilaku, dan kebiasaan. Gillin
mendeskripsikan perubahan sosial dengan “cara-cara hidup
dikarenakan perubahan kondisi geografis, kebudayaan materil,
komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun
penemuan-penemuan baru”. Fungsionalisme struktural menurut Talcott
Parsons mengenai ide dan gagasan mengenai konsep AGIL (Adaptation,
Goal Attainmentm Integration, dan Latency).
Teori Dinamika
Secara Etimologi, Dinamika berasal dari bahasa yunani “dynamics” yang
berarti “kekuatan” (force). Dinamika merupakan konsep dan fakta yang
mengacu pada perubahan kondisi atau terutama perubahan kekuatan.
Dinamika adalah perubahan perilaku individu dengan individu lain
secara langsung berpengaruh pada individu atau warga lain secara
timbal balik (Slamet Santoso, 2004:5). Dinamika adalah sebuah tahapan
atau prosedur yangmenyangkut banyak pihak, kelompok, atau kalangan.
Dinamika kelompok merupakan cabang ilmu sosial yang mempelajari
sikap manusia dalam sebuah kelompok, lebih tepatnya mempelajari
tenaga-tenaga kerja dalam kelompok, mengetahui penyebab dan
konsekuensinya terhadap orang dan kelompok.
Dinamika sosial dimaknai sebagai perubahan sosial pada warga negara
atau individu yang menjumpai beragam bentuk perosalan yang dapat
dilakukan leh individu maupun kelompok.
Teori Dinamika Pemerintahan
(Neo & Chen, 2007)
Menurut Neo Geraldine dan Chen Dynamic Governance merupakan
usaha dan kemampuan/keahlian, kapabilitas, dan keterampilan
pemerintah dalam mengadaptasikan kebijakan dan program untuk
tujuan jangka panjang.
Kemampuan dan kepandaian pemerintah dalam menghadapi tantangan
dan pemecahan masalah disebut dengan teori dynamic governance
system yang ditinjau dari beberapa komponen atau elemen yakni
budaya organisasi pemerintah (Culture), keterampilan organisasi
pemerintah (Capabilities), dan menghadapi perubahan dengan
kebijakan yang adaptif (Change) yang menjadi kunci keberhasilan.
Masing - masing elemen tersebut terbagi lagi menjadi unsur-unsur
dengan tujuan menyesuaikan dengan kebijakan, berperan dalam
membentuk kebijakan. Penyesuaian Kebijakan pemerintah disebabkan
oleh ketidakpastian tersebut yang berasal dari keadaan atau penyebab
internal maupun eksternal.
Teori Solidaritas Sosial
(Durkheim, 1858)
Durkheim membagi solidaritas sosial menjadi dua jenis: solidaritas mekanik
dan organik. Solidaritas mekanik ditandai dengan adanya hubungan sosial
yang mengedepankan moral dan melembagakan hidup bersama. Sedangkan
solidaritas organik lebih mengedepankan personal needs/kebutuhan pribadi.
Solidaritas sosial berkaitan dengan kolektivitas sosial (collective conscience),
yaitu suatu ide atau gagasan berupa nilai, keyakinan, dan norma yang
mengatur dan memagari pikiran dan tindakan individu. Adapun, kolektivitas
sosial (collective conscience) memiliki empat variabel, antara lain:
Volume, yang menunjukkan sejauh mana derajat nilai, keyakinan, dan
aturan-aturan collective conscience digunakan oleh anggota masyarakat.
Intensitas, yang mengindikasikan sejauhmana collective conscience
memiliki kekuatan untuk membimbing pemikiran dan tindakan seseorang
Determinasi, yang menunjukkan derajat kejelasan komponen kolektivitas
sosial (collective conscience)
Konten, yang mengacu pada rasio religius serta simbolisme sekuler yang
murni dalam kolektivitas sosial (collective conscience)
Kearifan Lokal
Kearifan lokal adalah identitas atau
kepribadian budaya sebuah bangsa yang
menyebabkan bangsa tersebut mampu
menyerap, bahkan mengolah kebudayaan
yang berasal dari luar/bangsa lain menjadi
watak dan kemampuan sendiri.

Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan


ilmu pengetahuan serta berbagai strategi
kehidupan yang berwujud aktivitas yang
dilakukan oleh masyarakat lokal dalam
menjawab berbagai masalah dalam
pemenuhan kebutuhan mereka.
Objek Penelitian
Gambaran Umum Profil Pemerintah Profil Disbudpora
Kabupaten Sukabumi Kabupaten Sukabumi Kabupaten Sukabumi
Great Client
Wilayah Kabupaten Sukabumi terletak Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan
dalam wilayah adminstrasi Provinsi Sukabumi Nomor 7 Tahun 2016. Perangkat Olahraga merupakan bentukan dinas baru
Jawa Barat dan berjarak sepanjang 120 Daerah Pemerintah Kabupaten Sukabumi pecahan dari Dinas Kepariwisataan,
Km dari Ibu Kota Negara. Luas Wilayah terdiri dari Sekretariat Daerah; Sekretariat Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga
Sukami adalah Seluas 4.162 Km terletak DPRD, Inspektorat, Dinas, Badan, dan Perda No. 25 Tahun 2012. Pembentukan
pada ketiggian antara 0 hingga 2960 Kecamatan. Susunan Perangkat Daerah berdasarkan Perda Nomor 7 Tahun 2016
meter. Secara administratif, wilayah Pemerintah Kabupaten Sukabumi tentang Pembentukan Perangkat Daerah
Kabupaten Sukabumi terpecah menjadi Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, di Kabupaten Sukabumi. Susunan
47 kecamatan, 5 kelurahan dan 381 Inspektorat, dan Dinas-dinas yang organisasi terdiri dari Kepala Dinas Seksi
desa. Wilayah Kabupaten Sukabumi merupakan unsur pelaksana urusan Kesenian, Seksi Museum dan
umunya terdiri dari permukaan tanah pemerintahan yang menjadi kewenangan Kepurbakalaan, Seksi Sejarah dan Nilai
yang bergelombang dan berbukit di daerah dan tugas pembantuan. Badan- Tradisi,Seksi Bina Kepemudaan, Seksi
daerah selatan dan wilayah tengah, badan Pemerintah yang merupakan unsur Bina Olah Raga, Seksi Sarana dan
serta permukaan tanah pegunungan di penunjang urusan pemerintahan yang Prasarana Kepemudaan dan Olah Raga.
daerah utara. menjadi kewenangan daerah. UPTD, dan Kelompok Jabatan Fungsional.
Objek Penelitian
Profil DPMD Kabupaten Profil Pemerintahan Desa Profil Pemerintah Adat
Sukabumi Sirnaresmi Kasepuhan Gelar Alam
Great Client
DPMD Kabupaten Sukabumi merupakan Desa Sirnaresmi merupakan sebuah Abah sebagai kepala adat dikenal memiliki
unsur staf dalam struktur Organisasi desa yang terletak di Kecamatan Cisolok, banyak pembantu atau menteri, termasuk
Pemerintah Kabupaten Sukabumi yang Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa para baris kolot (anggota dewan
berfungsi melaksanakan penyusunan Barat. Desa Sirnaresmi membentuk desa pertimbangan adat), yang mendukung
rencana dan program kerja di bidang tersendiri terpisah dari Lembaga jalannya pemerintahan adat Kasepuhan
pemberdayaan masyarakat dan desa; Kasepuhan Adat Sinar Resmi, sebelum Gelar Alam.
perumusan dan penyusunan kebijakan adanya Desa Sirnaresmi, masyarakat Abah juga terkenal memiliki banyak
teknis di bidang pemberdayaan lebih dulu ada di situ sejak tahun 1942, pembantu atau menteri yang mendukung
masyarakat dan pemerintahan desa; kemudian setelah semakin banyaknya kelancaran tata pemerintahan adat
pembinaan, pengendalian dan penduduk di kasepuhan, maka Kasepuhan Gelar Alam, termasuk di
pengawasan tugas di bidang dibentuklah Desa Sirnaresmi yang terdiri dalamnya adalah para baris kolot, yang
kesekretariatan; bina pemerintahan dari 7 Dusun, 32 RT dan 7 RW. merupakan anggota dewan pertimbangan
desa; bina pemberdayaan usaha Struktur organisasi pemerintah Desa adat.
ekonomi desa; bina kesewadayaan dan Sirnaresmi terdiri dari Kepala Desa, BPD,
kelembagaan masyarakat; bina Lembaga Kemasyarakatan. 3 Kepala
pengembangan desa; dan sebagainya. Seksi, 3 Kaur, dan 7 Kadus.
Hasil dan Pembahasan
Riset
Great Client

Dinamika Pemerintahan dalam Penyelenggaraan


Kearifan Lokal oleh Dinas Kebudayaan,
Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Sukabumi
Dinamika Pemerintahan dalam
Penyelenggaraan Kearifan
Lokal oleh Disbudpora

Dimensi Able People: Dimensi Agile Processes:


Pemerintah Daerah Sukabumi merasa amat beruntung Beruntungnya, tidak ada penolakan terkait
dengan adanya Kasepuhan Gelar Alam itu sendiri. digitalisasi dan modernisasi yang bertujuan untuk
Pemerintah daerah melalui Disbudpora selalu sigap mengakses informasi penting atau berinteraksi
membantu dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan pemerintah atau masyarakat luar.
oleh Gelar Alam dan kasepuhan yang lainnya. Modernisasi yang ditolak hanyalah hal-hal yang
Tak banyak hal yang dilakukan oleh pemerintah daerah mencampuri adat istiadat. Sehingga, tak ada
untuk ikut mempertahankan kelestarian karena orang tahapan yang sangat perlu dilakukan oleh
Kasepuhan Gelar Alamnya sendirilah yang Disbudpora untuk mencampuri Kasepuhan Gelar
melestarikan kebudayaan mereka secara turun Alam, selama budaya lestari, maka Disbudpora
temurun. hanya akan menjadi supervisor dan fasilitator.
Dinamika Pemerintahan dalam
Penyelenggaraan Kearifan
Lokal oleh Disbudpora
Dimensi Capabilities: Pernah melakukan studi banding atau terinspirasi
Pemerintah melalui Disbudpora tidak pernah dari pihak lain (Disbudpar Provinsi Jawa Barat dan
memberikan statement-statement pelarangan Kemendikbudristek) senang bersinergi bersama
akan pelaksanaan adat istiadat di Kasepuhan untuk melaksanakan program penguatan
Gelar Alam, lebih memberikan keleluasaan pemerintah dan masyarakat adat Sukabumi
kepada para abah dan sesepuh lembur terkait maupun se-Jawa Barat.
bagaimana baiknya bagi kasepuhan.
Disbudpora belum pernah mengeluarkan
kebijakan-kebijakan untuk mengatur globalisasi
yang masuk ke dalam kasepuhan. Namun, jika
program-program ada sejumlah program yang
dilakukan oleh Disbudpora.
a. Kunjungan atau silaturahmi bulanan ke
pemerintah adat kasepuhan
b. Program penguatan pemerintah dan
masyarakat adat 2023 (pemeliharaan sarana
dan prasarana, diseminasi penguatan budaya
setiap tahun, inventarisasi potensi budaya
kasepuhan
Dinamika Pemerintahan dalam
Penyelenggaraan Kearifan
Lokal oleh Disbudpora
Dimensi Culture:
Jika kasepuhan hilang adatnya, maka akan sama saja nantinya Kabupaten Sukabumi dengan daerah-
daerah yang lainnya. Sehingga, terdapat sejumlah hal yang dilakukan oleh Disbudpora untuk
mempertahankan kebudayaan tersebut:
a. Pendekatan dengan para sesepuh terkait bagaimana caranya untuk terus mempertahankan adat
istiadat ini.
b. Aktif mempromosikan kebudayaan kasepuhan, contoh: mengikutsertakan kebudayaan-kebudayaan
di tiap kegiatan pameran kebudayaan di tingkat kabupaten, provinsi, dan nasional.

Banyak upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah pusat pula melalui Kemendikbudristek; program
Indonesiana, bimtek penguatan pengetahuan tradisional, pengusahaan adanya payung hukum terkait
pengakuan masyarakat adat melalui putusan bupati yang sedang ditindaklanjuti ke tahap provinsi,
pengikutsertaan acara Seren Taun pada Kharisma Event International, 4 karya budaya kasepuhan
dijadikan WBTB (Warisan Budaya Tak Benda) nasional, dan pemberian anugerah kebudayaan kepada
Abah Ugi.
Pemerintah daerah sudah sangat menyadari bahwa Gelar Alam memiliki banyak potensi yang dapat
dikembangkan menjadi pundi pundi uang yang dapat menyokong kemandirian masyarakat adat itu
sendiri seperti aren, kopi, batik kasepuhan, dan kerajinan lainnya. Sehingga, disbudpora bekerja sama
dengan dinas-dinas lainnya untuk menguatkan UMKM. Sedangkan terkait pertanian, dinas pertanian
turut serta membantu pemberian bibit dan holtikultura untuk tanaman sayuran,
Hasil dan Pembahasan
Riset
Great Client

Dinamika Pemerintahan dalam Penyelenggaraan


Kearifan Lokal oleh Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Desa Kabupaten Sukabumi
Dinamika Pemerintahan
dalam Penyelenggaraan
Kearifan Lokal oleh DPMD

Dimensi Able People: Dimensi Agile processes:


Adat istiadat dihormati di Jawa Barat, DPMD terlibat aktif dalam perubahan
termasuk Sukabumi, Cianjur, dan SOPK sesuai dengan Pergub Sukabumi
Bogor, dengan empat karakteristik No. 70 Tahun 2021.
utama. DPMD terlibat dalam implementasi
DPMD mengalami perubahan sesuai regulasi terkait pengakuan dan
dengan Peraturan Gubernur Sukabumi perlindungan masyarakat hukum adat.
No. 70 Tahun 2021. Pembentukan tim kerja membantu
Kasepuhan Gelar Alam menerima perencanaan program pemberdayaan
penghargaan sebagai kampung adat. dan pengembangan kesadaran budaya.
Fokus pemberdayaan masyarakat adat
termasuk peningkatan kapasitas dan
pembangunan potensi ekonomi.
Dinamika Pemerintahan
dalam Penyelenggaraan
Kearifan Lokal oleh DPMD

Dimensi Culture:
Dimensi Capabilities: Fokus utama DPMD adalah
Mendapat penghargaan Kesatuan melestarikan adat istiadat dan
Masyarakat Hukum Adat Kabupaten kebudayaan masyarakat Kasepuhan
Sukabumi Terbanyak se-provinsi Jawa Gelar Alam.
Barat Keterlibatan Pemerintah Pusat dan
Langkah konkret melibatkan kesesuaian program DPMD dengan
perubahan SOPK, pengakuan kebutuhan masyarakat perlu dicari.
masyarakat hukum adat, dan Aspek ekonomi perlu diperjelas,
pembentukan keputusan Bupati termasuk program pertumbuhan
Sukabumi. ekonomi masyarakat.
Tantangan meliputi regulasi statis, DPMD Tidak memiliki Visi-Misi
kurangnya alokasi dana desa, dan merespon modernisasi dan globalisasi
koordinasi program pemberdayaan. yang dapat mengancam adat istiadat
dan kebudayaan desa adat.
Hasil dan Pembahasan
Riset
Great Client

Dinamika Pemerintahan dalam Penyelenggaraan


Kearifan Lokal oleh Pemerintah Desa Sirnaresmi
Dinamika Pemerintahan dalam Penyelenggaraan
Kearifan Lokal oleh Pemerintah Desa Sirnaresmi
Dimensi Able People:
Dari sisi sosial, karakter
masyarakat cenderung Modernisasi dan globalisasi
berbeda karena ada adat dan memberikan dampak
tradisi yang kental. terhadap perubahan pola
Masyarakat adat kasepuhan pikir, pakaian, dan bahasa.
hidup secara nomaden yang Adanya kerja sama dengan
awalnya dari Bogor hingga ke pihak-pihak eksternal yang
Desa Sinar Resmi. visit ke desa.
Dalam konteks pemerintahan Dimensi Culture:
terdiri dari 2 kepemimpinan, Pemerintah pusat dan daerah
pemerintah desa dan kurang berperan dalam
pemerintah adat. Masyarakat merespons globalisasi dan
lebih condong mengikuti modernisasi di desa ini.
Dimensi Agile Processes: Dimensi Capabilities:
arahan pemerintah adat. Meskipun minim pendidikan,
Dalam pelaksanaannya, Masyarakat desa tidak
Potensi yang terlihat adalah masyarakat desa mampu
derajat kasepuhan lebih menolak adanya modernisasi
adanya kesatuan sehingga mengikuti perkembangan
condong dan tinggi. dan globalisasi selama tidak
berkeinginan mengubah globalisasi.
Pemerintah desa merusak tatanan adat
status desa administrasi Masyarakat percaya bahwa
menjalankan tugasnya sesuai istiadat. Adanya kasepuhan
menjadi desa adat. hukum adat lebih mengikat
regulasi tanpa sebagai pembatas.
daripada hukum negara.
mengesampingkan adat
istiadat.
Hasil dan Pembahasan
Riset
Great Client

Dinamika Pemerintahan dalam Penyelenggaraan


Kearifan Lokal oleh Pemerintah Adat
Kasepuhan Gelar Alam
Dinamika Pemerintahan dalam
Penyelenggaraan Kearifan Lokal
oleh Pemerintah Adat Kasepuhan
Gelar Alam (Rorokan Pamakayaan)
Dimensi Able People:
Pertanian Unggulan: Fokus utama pada pertanian sebagai
potensi utama.
Tradisi Menanam: Pendekatan serentak menanam dipimpin
oleh Abah sebagai tradisi.
Teknologi dan Adat: Adaptasi positif terhadap teknologi
seperti HP dan motor tanpa mengabaikan budaya dan adat. Dimensi Agile processes:
Kemandirian Infrastruktur: Penggunaan listrik melalui PLTA Solidnya Pembagian Kerja: Sistem pembagian kerja solid
dan adaptasi teknologi sesuai konteks budaya lokal. berdasarkan prinsip gotong royong dan peran masyarakat di
Adaptasi Teknologi: Pemanfaatan teknologi dan stasiun TV sektor pertanian.
Cipta Gelar TV mencerminkan adaptasi terhadap Jabatan Turun-Temurun: Jabatan seperti Aki Pamakayaan,
perkembangan zaman. Kadukunan, dan lainnya diwariskan dari nenek moyang.
Pembagian Kerja yang Efektif: Pembagian kerja dianggap
sangat baik dan lebih unggul, menjadi integral dalam aturan
adat turun-temurun.
Pembangunan dan Identitas: Kemajuan dan pembangunan
mencapai identitas masyarakat adat Gelar Alam.
Dinamika Pemerintahan dalam
Penyelenggaraan Kearifan Lokal
oleh Pemerintah Adat Kasepuhan
Gelar Alam (Rorokan Pamakayaan)
Dimensi Capabilities:
Sikap Terbuka: Sikap terbuka terhadap perubahan global
dan modernisasi.
Penerimaan Aspek Positif: Penerimaan aspek positif dari
globalisasi dan modernisasi tanpa merusak budaya.
Penggunaan Teknologi: Langkah-langkah positif, seperti
penggunaan teknologi dan kemandirian listrik melalui PLTA.
Pemahaman dan Adaptasi: Pemahaman masyarakat
terhadap perubahan di sektor pertanian, pekerjaan, dan
teknologi, dengan respons aktif dan berbasis budaya.
Kepemimpinan Adat: Kepemimpinan adat menentukan
batasan antara modernisasi yang diterima dan yang tidak.
Konsistensi dengan Visi Adat: Kerjasama dengan pemerintah
pusat konsisten dengan visi dan aturan adat.
Dinamika Pemerintahan dalam
Penyelenggaraan Kearifan Lokal
oleh Pemerintah Adat Kasepuhan
Gelar Alam (Rorokan Pamakayaan)
Dimensi Culture:
Keseimbangan Dijaga: Pemerintah adat berusaha keras
menjaga keseimbangan antara tradisi dan kemajuan.
Dukungan Pemerintah Pusat: Respon positif pemerintah
pusat dengan dukungan finansial dan teknis.
Peran Penting Pemerintah Desa: Pemerintah desa aktif Dimensi Change:
dalam pengaturan teknologi dan pembangunan
Aturan Adat Sebagai Panduan: Aturan adat menciptakan
infrastruktur.
harmoni dan efektivitas pembagian kerja.
Pemeliharaan Aturan Adat: Pemeliharaan aturan adat dan
Partisipasi Aktif Masyarakat: Tidak terlihat masyarakat yang
nilai-nilai nenek moyang sebagai landasan keberlanjutan.
tidak mentaati aturan-aturan adat, menciptakan partisipasi
Respons Terhadap Modernisasi: Respons terhadap
aktif.
modernisasi dan globalisasi sesuai dengan kebutuhan
Pemeliharaan Budaya oleh Pemerintah Desa: Pemerintah
masyarakat.
desa memainkan peran aktif dalam menjaga keberlanjutan
Upaya Mandiri: Upaya mandiri terlihat melalui
adat dan budaya.
pembangunan infrastruktur seperti PLTA.
Peran Pemimpin Adat: Peran langsung pemimpin adat dalam
menjaga keseimbangan.
Dinamika Pemerintahan dalam
Penyelenggaraan Kearifan Lokal
oleh Pemerintah Adat Kasepuhan
Gelar Alam (Rorokan Pantun)
Dimensi Able People:
Secara mandiri, Kasepuhan Gelar Alam meiliki tata cara
hidup yang dipertahankan sesuai dengan norma adat
istiadat yang selalu disampaikan secara turun temurun
melalui ‘pantun’. Dimensi Agile Processes:
Pantun disampaikan oleh seorang rorokan yang telah Mempertahankan tata cara hidup adalah tugas pemerintah
ditunjuk dan akan terus diturunkan kepada generasi di adat Kasepuhan Gelar Alam secara mandiri. terpisah dengan
bawahnya (pengangkatan berdasarkan tali darah). Saat ini, pemerintah daerah atau pusat. Karena, apa yang diajarkan
pemegang rorokan pantun di Gelar Alam adalah Ki Arsan, lewat pantun tersebut, merupakan pepatah leluhur yang
jika beliau meninggal, maka akan diturunkan kepada isinya bersifat ajeg dan wajib dijalankan oleh masyarakat
anaknya. adat. Terdapat konsekuensi berupa cocoba (hal sulit) atau
Di Kasepuhan Gelar Alam sendiri, pantun disampaikan pada bala (dosa) jika isi pantun tak dilaksanakan sebagaimana
momen-momen tertentu seperti saat ngapit (memotong mestinya.
padi), ngaseuk (penanaman padi pertama oleh Abah), seren Terlepas dari isinya yang bersifat ajeg, metode penyampaian
(panen) sebagai bentuk pupujian (ucapan terima kasih) pantun mengalami perubahan (kini diiringi kecapi).
kepada Dewi Sri dan Dewi Pohaci. Perubahan ini dimaksudkan sebagai adaptasi agar pantun
memiliki esensi hiburan sehingga lebih mudah untuk
menarik perhatian pendengar serta pesan moralnya dapat
lebih tertanam.
Dinamika Pemerintahan dalam
Penyelenggaraan Kearifan Lokal
oleh Pemerintah Adat Kasepuhan
Gelar Alam (Rorokan Pantun)

Dimensi Culture
Pantun yang merupakan pepatah, ajaran tata krama, dan
adat istiadat untuk berkehidupan sehari-hari yang mana
Dimensi Capabilities: wajib untuk dilaksanakan karena bersifat penting. Jika
Sama sekali tidak merasa terancam dengan globalisasi dan dilanggar, akan ada cocoba (hal sulit) atau bala (dosa).
modern karena sudah memiliki pandangan hidup sendiri. Pantun memiliki sejarah panjang hingga pantun yang kini
Menilai baik buruknya modernisasi dan globalisasi melalui disampaikan kepada generasi saat ini; secara keseluruhan,
kacamata leluhur terdahulu yaitu isi-isi pantun. Jika sesuai pantun memiliki banyak sekali macam seperti Terogong
dengan arah yang tertulis pada pantun, maka pemerintah Jaya, Badak Pemalang, Raden Tanjung, dan macam lainnya.
dan masyarakat adat akan mengikuti. Jika tidak, maka akan Ragam pantun ini dimaksudkan sebagai babak-babak tiap
ditinggalkan. generasi, beda generasi maka akan beda pula namanya.
Dinamika Pemerintahan dalam
Penyelenggaraan Kearifan Lokal
oleh Pemerintah Adat Kasepuhan
Gelar Alam (Rorokan Pantun)
Dimensi Change:
Semua jenis aturan yang meliputi tata cara hidup bagi
masyarakat Kasepuhan Gelar Alam telah ada di dalam
pantun tersebut. Mulai dari aturan pertanian, berkeluarga,
berhubungan dengan antar manusia, hewan, dan alam.
Ukuran kekuatan pantun untuk mengikat masyarakat dalam
bertindak dapat dinilai kuat terlihat dengan adanya
keharmonisan dalam hidup masyarakat adat Kasepuhan
Gelar Alam.
Keajegan yang dimiliki oleh pantun memberikan kejelasan
bagi tata cara hidup yang dianut oleh masyarakat Gelar
Alam, terlepas dari ada atau tidaknya modernisasi dan
globalisasi, isi pantun akan tetap sama.
Jikalau ada yang melanggar aturan atau isi pantun, maka
akan ada konsekuensi berup cocoba (hal sulit) dan bala
(dosa).
Dinamika Pemerintahan dalam
Penyelenggaraan Kearifan Lokal
oleh Pemerintah Adat Kasepuhan
Gelar Alam (Rorokan Kadukunan)

Dimensi Able People:


Peran tugas/rorokan kadukunan kepada anggota keluarga
yang memiliki kemampuan dasar memahami kesehatan
manusia untuk dukun jiwa, dukun tani, dan lain sebagainya
Kemandirian membuat Bahan dan alat yang berasal dari Dimensi Agile Processes:
lingkungan sekitar untuk upacara adat kedukunan Aturan Adat Sebagai Panduan
Mengikuti adat istiadat dengan peran yang turun-temurun Aturan adat yang mengatur cara hidup
sebagai bidan, Memimpin acara ritual, dan praktik Aturan Adat berfungsi dengan baik dalam mengatur arah
kadukunan lainnya kegiatan manusia dan pembaharuan
ProsesRitual berkenaan dengan kesehatan yakni kesehatan Proses ritual dengan ciri khas kerja sama
jasmani dan kesehatan personalistik
Dinamika Pemerintahan dalam
Penyelenggaraan Kearifan Lokal
oleh Pemerintah Adat Kasepuhan
Gelar Alam (Rorokan Kadukunan)
Dimensi Capabilities:
Upacara Adat pemberkatan dan mendo’akan warga
kasepuhan dalam keselamatan jiwa, kekebalan tubuh dan
mencegah penyakit
Mengenali lingkungan, mengetahui dan memanfaatkan
sumber daya yang ada Dimensi Culture:
Mencegah acaman, keburukan, dan penderitaan dengan
Culture berkaitan dengan kepecayaan, dan pendirian yang
Upacara adat untuk keselamatan
kuat dengan aturan dan keyakinan yang menghasilkan
Kesehatan dan kelahiran, syukuran kelahiran, penyembuh
budaya dan ritual sebagai bentuk syukur.
penyakit
Aturan adat/hukum adat tidak tertulis yang mengatur cara
Kadukunan keselamatan warga kampung adat yang
hidup dan untuk keselamatan menciptakan keamanan dan
merupakan lembaga atau badan yang berperan dalam
keharmonisan
menjaga adat
Peraturan memberikan perlindungan, ketertiban dan sarana
Peran berkenaan dengan pelanggaran hukum adat
dalam mewujudkan kedamaian
Mengikuti aturan adat istiadat dengan peran yang turun-
temurun dengan tujuan kesehatan
Dinamika Pemerintahan dalam
Penyelenggaraan Kearifan Lokal
oleh Pemerintah Adat Kasepuhan
Gelar Alam (Rorokan Kadukunan)
Dimensi Change:
Aturan adat yang mengatur cara hidup yang tidak pernah
berubah dan tidak terpengaruh Zaman. Larangan dan Aturan
hukum adat adat untuk keselamatan dan Menghindari
keburukan.
Mengatasi kesulitan-kesulitan dan terikat dengan aturan
adat yang termasuk kesalahan, mengatasi perselisihan,
pertengkaran dan Pembunuhan
Pedoman dan nasihat meluruskan kesalahan dan dosa warga
kampung adat dan kepercayaan leluhur dosa dari tingkah
laku dirasakan hingga 7 Turunan
Dokumentasi
Thank You

Anda mungkin juga menyukai