PEKERJAAN :
KEGIATAN :
KETENTUAN UMUM
I. PENDAHULUAN/LATAR BELAKANG
Setiap Bangunan gedung negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya,
sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal dan
dapat sebagai teladan bagi lingkungannya serta berkontribusi positif bagi
perkembangan arsitektur di indonesia umumnya dan daerah khususnya.
Setiap bangunan gedung negara harus dilaksanakan, dikerjakan dengan baik
sehinggah dapat memenuhi kreteria teknis bangunan yang layak dari segi
teknis, biaya dan administrasi bagi bangunan gedung negara.
Penyedia jasa / kontraktor Pelaksana untuk bangunan negara perlu di arahkan
secara baik dan menyeluruh sehingga mampu menghasilkan teknis bangunan
yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku
professional.
Pada Tahun Anggaran 2021 ini Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam hal
ini Dinas Pendidikan akan melaksanakan Kegiatan Pengelolaan Pendidikan
Sekolah Menengah Atas Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2021 , Oleh
karena itu pembangunan tersebut sangatlah dibutuhkan.
Berdasarkan Hal Tersebut Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan Akan
Mengadakan Paket REHABILITASI RUANG KELAS BELAJAR (RKB),
REHABILITASI RUANG LABORATORIUM FISIKA, RAHABILITASI RUANG
LABORATORIUM BIOLOGI, REHABILITASI RUANG GURU, REHABILITASI
RUANG IBADAH, PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR (RKB),
PEMBANGUNAN RUANG LABORATORIUM KIMIA, PEMBANGUNAN
TOILET/JAMBAN BESERTA SANITASINYA, PEMBANGUNAN RUNG UNIT
KESEHATAN SEKOLAH (UKS) SMA NEGERI 14 BONE.
6 Scafolding - 3 set
B. Personil Manajerial
Memiliki kemampuan untuk menyediakan Personil Manajerial sebagai
berikut :
JABATAN / POSISI PENGALAMAN SERTIFIKAT
NO JUMLAH
PEKERJAAN KERJA MIN KOMPETENSI KERJA
Pelaksana SKT Pelaksana
Bangunan Bangunan
1 1 Orang 0 Tahun
Gedung/Pekerjaan Gedung/Pekerjaan
Gedung Gedung (TA 022)
Sertifikat K3 Konstruksi
2 Petugas K3 1 Orang 0 Tahun (Diterbitkan kementrian
PUPR)
KETENTUAN KHUSUS
I. RUANG LINGKUP PELAKSANAAN PEKERJAAN
Adapun jenis dan ruang lingkup pekerjaan yang akan dilaksankan adalah :
REHABILITASI RUANG KELAS BELAJAR (RKB), REHABILITASI RUANG
LABORATORIUM FISIKA, RAHABILITASI RUANG LABORATORIUM BIOLOGI,
REHABILITASI RUANG GURU, REHABILITASI RUANG IBADAH,
PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR (RKB), PEMBANGUNAN RUANG
LABORATORIUM KIMIA, PEMBANGUNAN TOILET/JAMBAN BESERTA
SANITASINYA, PEMBANGUNAN RUNG UNIT KESEHATAN SEKOLAH (UKS)
SMA NEGERI 14 BONE.
- Pekerjaan Persiapan
- Pekerjaan Tanah dan Pondasi
- Pekerjaan Beton
- Pekerjaan Plesteran dan Dinding
- Pekerjaan Pengecetan
- Pekerjaan Lantai dan Dinding Keramik
- Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela
- Pekerjaan Instalasi Listrik
- Pekerjaan Instalasi Plumbing
- Pekerjaan Plafond
- Pekerjaan Rangka Atap
- Pembersihan Lokasi Setelah Selesai
A. SPESIFIKASI PEKERJAAN
JENIS PEKERJAAN
1. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah :
REHABILITASI RUANG KELAS BELAJAR (RKB), REHABILITASI RUANG
LABORATORIUM FISIKA, RAHABILITASI RUANG LABORATORIUM
BIOLOGI, REHABILITASI RUANG GURU, REHABILITASI RUANG IBADAH,
PEMBANGUNAN RUANG KELAS BELAJAR (RKB), PEMBANGUNAN RUANG
LABORATORIUM KIMIA, PEMBANGUNAN TOILET/JAMBAN BESERTA
SANITASINYA, PEMBANGUNAN RUNG UNIT KESEHATAN SEKOLAH (UKS)
SMA NEGERI 14 BONE.
Ukuran luas dan spesifikasi pekerjaan tersebut di atas disesuaikan dengan
Gambar Kerja dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
PENGGUNAAN SYARAT-SYARAT INI
1. Apabila terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
dengan Gambar Kerja, maka yang berlaku adalah ketentuan yang ada di dalam
Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
2. Apabila terdapat perbedaan pada gambar-gambar atau ukuran-ukuran, maka
gambar-gambar dalam ukuran skala besar yang diikuti.
3. Gambar detail dan gambar penjelasan lainnya yang memungkinkan diperlukan
pada pelaksanaan pekerjaan ini harus dibuat oleh Kontraktor.
4. Hal-hal yang menyangkut Pasal 2 ayat 1, 2, dan 3; Kontraktor diwajibkan
berkonsultasi dengan pihak Direksi dan tidak diperkenankan mengambil
keputusan sendiri tanpa persetujuan dari Direksi.
a. Jatuh
b. Tertimpa benda jatuh
c. Menginjak, terantuk, dan terbentur
d. Terjepit dan terperangkap
e. Kontak dengan bahan berbahaya (Kimia/Radiasi)
Pengawas:
- Bekerja diruang terbatas (conned area), sempit, gorong-gorong
- Bekerja terkait dengan pemeliharaan, pembersihan, bersinggungan
langsung dengan jalan raya yang sedang digunakan
- Menggunakan bahan kimia berbahaya
- Menggunakan bahan mudah terbakar
- Menggunakan bahan mudah meledak
- Bekerja berhubungan dengan listrik
- Bekerja dengan cara menyelam
- Pasang, bongkar, pindah perancah (scaffolding)
- Memindahkan barang/benda berat
- Pekerjaan pembongkaran
- Bekerja diluar jam kerja normal tanpa pengawas
- Penggalian lebih dari 2 (dua) meter
2. PENGUKURAN
Survey Lokasi
Sebagaimana pekerjaan adalah merupakan pekerjaan bangunan baru, maka
Kontraktor wajib meneliti/mengidentifikasi segala jenis dan bentuk situasi
lahan untuk dijadikan acuan dalam membuat penawaran
Ketelitian
Kelalaian atau kekurangtelitian Kontraktor dalam hal ini tidak dapat
dijadikan alasan untuk mengajukan tuntutan.
Penentuan Ukuran
Dalam pengukuran supaya benar-benar akurat dan disesuaikan dengan gambar
rencana s e b e l u m direalisasikan pekerjaan fisik dan sebaiknya supaya
dikonsultasikan dengan Direksi Lapangan / Pengawas Lapangan, maka
pembongkaran menjadi tanggung jawab pihak kontraktor pelaksana berikut
biaya yang dikeluarkan untuk hal semisal dengan itu.
Duga lantai
Duga lantai (permukaan atas lantai) ditentukan sesuai dengan gambar
perencanaan.
Rencana Kerja dan cara-cara pelaksanaan
Dalam waktu 1 (satu) minggu setelah penetapan pemenang, Pemborong wajib
menyerahkan suatu rencana kerja. Rencana kerja tersebut meliputi:
1. Tanggal yang diusulkan untuk memulai dan menyelesaikan pembangunan dari
masing-masing bagian pekerjaan.
2. Tanggal yang diusulkan untuk memperoleh bahan-bahan.
3. Jadwal kerja yang diusulkan untuk pekerja-pekerja di lapangan.
4. Jumlah pegawai pemborong yang diusulkan selama pekerjaan berlangsung
dengan disebutkan fungsi atau keahliannya.
5. Selama masa pelaksanaan pekerjaan, setiap pembelian atau pemesanan
bahan oleh kontraktor harus terlebih dahulu ada pengajuan Requesheet
kepada pengawas, atau dalam hal ini pihak direksi atau perencana.
6. Requesheet permohonan pembelian/pemesanan material harus disertai
dengan contoh untuk mendapat persetujuan pengawas.
7. Demikian pula untuk pelaksanaan item-item pekerjaan harus selalu didahului
dengan pengajuan requesheet, dan nanti mendapat persetujuan dari
pengawas baru boleh dilaksanan.
8. Dokumen kontrak antara Owner dan Pelaksana harus masing-masing
dipegang oleh pihak pengawas, direksi dan pelaksana sebelum pelaksanaan
pekerjaan dimulai.
3. PENYEDIAAN
Pemborong harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan secara sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk semua
tenaga, semua bahan dan semua alat-alat bantu yang dipergunakan seperti, katrol,
genset, steiger, alat-alat pengangkat( gerobak), bor, gurinda dan sebagainya
yang diperlukan oleh Pemborong.
8. PENGAWASAN
1. Pada setiap saat Pengawas dan Perencana atau petugas-petugasnya harus
dapat mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan
peralatan. Kontraktor harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
2. Bagian-bagian yang telah dikerjakan tetapi luput dari pengamatan Konsultan
Pengawas adalah menjadi tanggung Jawab Kontraktor.
10. UKURAN
Ukuran yang harus diikuti adalah ukuran dengan angka dan tidak dari pada ukuran
skala dari gambar- gambar. Jika merasa ragu-ragu tentang suatu ukuran,
Pemborong harus segera meminta nasihat Pemberi Tugas atau wakilnya di pekejaan
atau kepada Pengawas.
15. GAMBAR REVISI DAN GAMBAR YANG DILAKSANAKAN (AS BUILT DRAWING)
Untuk semua penyimpangan pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar-gambar,
baik penyimpanan Itu atas perintah Pemberi Tugas atau tidak, Pemborong harus
membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang dilaksanakan (gambar revisi),
yang memperlihatkan dengan jelas perbedaan antara gambar-gambar kontrak dengan
pekerjaan yang dilaksanakan dan dalam waktu tidak lebih dari 4 (empat) hari
setelah pelaksanaan perubahan gambar tersebut harus sudah selesai
dilaksanakan. Pemborong harus menyerahkan gambar-gambar yang sesuai dengan
kenyataan pelaksanaan (as built drawing) dalam bentuk buku pada waktu
penyerahan pertama dalam rangkap 3 (tiga) dan semua pembuatannya ditanggung
oleh pemborong.
A. PEKERJAAN PONDASI
Lingkup Pekerjaan Secara umum, pekerjaan Ini meliputi pengadaan material / bahan,
tenaga, peralatan, perlengkapan untuk pelaksanaan pekerjaan pondasi sampai selesai,
sesuai petunjuk gambar rencana / detail. Secara khusus pekerjaan ini meliputi:
Pekerjaan galian tanah
Pekerjaan Urugan Pasir
Pekerjaan Pas. Batu Kosong
Pekerjaan Pas. Batu Gunung
Pekerjaan Pondasi Beton
Syarat-Syarat Umum:
i. Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang terampil/ahli dengan
hasil yang baik dan sempurna sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar
rencana / detail.
ii. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat.
iii. Setiap bagian pekerjaan yang buruk (tidak sesuai spesifikasi dan gambar
rencana/detail) akan ditolak dan harus diganti.
iv. Tanah dasar tempat dudukan pondasi poer harus dalam kondisi padat 100%.
v. Pondasi harus didudukkan pada tanah asli dan bukan pada tanah timbunan.
vi. Pengecoran hanya dapat dilakukan atas persetujuan pengawas/direksi baik
secara tertulis atau lisan, dan selama pengecoran berlangsung, harus
disaksikan oleh pihak pengawas/direksi.
vii. Selain syarat-syarat yang disebutkan diatas, pekerjaan pondasi ini juga harus
merujuk kepada
“PEKERJAAN BETON”.
Metode Pelaksanaan
i. Melakukan pengukuran dengan cara memasang beowplank atau dengan
menggunakan theodolite untuk menentukan titik-titik pondasi.
ii. Menggali tanah sampai pada kedalaman seperti yang ditunjukkan pada gambar
rencana.
iii. Melakukan pemadatan tanah dasar untuk dudukan pondasi poer
dengan cara stamper sebelum dialasi dengan pasir urug.
iv. Pasir urug yang telah dihampar harus kembali ditumbuk dan disiram air.
v. Membuat lantai kerja dengan beton rabat K-100, tebal, lihat gambar detail.
vi. Membuat atau merakit pembesian seperti yang ditunjukkan dalam
gambar detail dan selanjutnya dipasangkan diatas lantai kerja.
vii. Memasang bekisting pondasi.
viii. Melakukan pengecoran
ix. Selain metode pelaksanaan yang disebutkan diatas, pekerjaan ini juga
harus mengikuti metode pelaksanaan pada “PEKERJAAN BETON”.
Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan,
terlebih dahulu harus ada permohonan persetujuan (requesheet) dan
pengajuan contoh untuk mendapat
persetujuan dari pengawas / Direksi
B. PEMBONGKARAN
Sebelum melaksanakan pekerjaan terlebih dahulu pemborong harus melakukan
pembongkaran bangunan lama dengan menggunakan alat berat ini di maksudkan
agar pelaksanaan pembongkaran dapat dilaksanakan dengan waktu yang singkat,
kemudian pemborong membersihkan dan mengangkut semua material bekas
pembongkaran secara teratur, keluar lokasi, lokasi pekerjaan harus bersih dan rapi
sebelum melaksanakan pekerjaan pembangunan.
C. PEKERJAAN TANAH
Galian Tanah
Semua penggalian harus dikerjakan sesuai dengan panjang, kedalaman,
kemiringan dan lingkungan yang diperlukan untuk pelaksanaan seperti yang
dinyatakan dalam gambar, tanah yang dianggap baik oleh pengawas dapat
digunakan lagi. Untuk urugan atau dibuang tergantung instruksi Pemberi Tugas.
Galian tanah dilaksanakan untuk semua pasangan pondasi dan semua pasangan
lainnya dibawah tanah seperti : rollag atau sloof, semua saluran -saluran,
penanaman pohon dan lain-lain yang dilakukan sesuai dengan Rencana
Gambar. Galian tanah tidak boleh melebihi kedalaman yang ditentukan dan
bila itu terjadi, pengurukan kembali harus dilakukan dengan pemasangan atau
beton tumbuk tanpa biaya tambahan dari pemberi tugas. Pada bagian-bagian
galian yang dianggap sudah longsor, kontraktor harus mengadakan tindakan
pencegahan dengan memasang papan-papan atau cara lain. Kerusakan-
kerusakan yang terjadi akibat longsornya tanah dengan alasan apapun menjadi
tanggung jawab kontraktor.
g. Timbunan harus dipadatkan mulai pada tepi luar dan berlanjut ke arah sumbu
jalan sedemikian sehingga masing-masing bagian menerima jumlah usaha
pemadatan yang sama. Bilamana mungkin, lalu lintas alat konstruksi harus
dilewatkan atas urugan dan arahnya terus berubah- ubah untuk menyebarkan
usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
h. Bila bahan urugan akan dipasang pada kedua sisi dari pipa atau saluran beton
atau struktur, maka operasi harus dilakukan agar urugan selalu kira-kira sama
tingginya pada kedua sisi struktur.
i. Bila bahan urugan dapat ditimbun pada satu sisi dari tembok kepala, atau tembok
sayap, pilar, tembok penahan atau tembok kepala gorong-gorong, harus
diperhatikan agar tempat bersebelahan dengan struktur jangan dipadatkan
sedemikian sehingga menyebabkan bergesernya struktur atau timbul tekanan
yang berlebih pada struktur.
j. Terkecuali disetujui oleh Direksi Teknik, urugan disebelah ujung dari jembatan
tidak boleh ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang sampai
struktur jembatan atas telah dipasang.
k. Urugan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas
konstruksi, harus dipasang dalam lapisan horisontal yang tidak lebih 15 cm tebal
gembur dan secara menyeluruh dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis
atau timbris (tamper) minimum seberat 10 kg. Harus diperhatikan secara khusus
untuk menjamin pemadatan yang memuaskan dibawah dan ditepi pipa untuk
mencegah rongga dan untuk menjamin pipa betul-betul terdukung.
BAHAN URUGAN
a. Timbunan / Material Pilihan
1. Bahan urugan dapat berupa urugan padat dari campuran pasir dan batu dengan
diameter + 10 cm, tanpa ada campuran tanah. Adapun perbandingan
banyaknya pasir dengan batu tersebut 2:3. pasir yang digunakan bukan pasir
pasang , tapi pasir urug yang berbutir kasar dan tajam.
2. Didapat dari tanah daerah bangunan setempat atau dari tempat-
tempat/sumber-sumber di luar tanah bangunan yang bebas dari akar-akaran,
bahan organic, sampah dan batu- batuan yang lebih besar dari 10 cm dan
telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.
3. Bila terdapat bahan urug yang tidak memuaskan untuk pemadatan seperti
diuraikan di atas, maka bahan urug itu harus diganti dengan pasir urug (fill sand)
4. Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas
tinggi yang diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut AASHTO M145 atau
sebagai CH menurut ”Unified Casagranda Soil Clasification System”. Bila
penggunaan tanah berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan
tersebut harus digunakan hanya pada bagian dasar dari timbunan atau
penimbunan kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan
geser yang tinggi.
5. Tanah sangat expensiv yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25
atau derajat pengembangan yang diklasifikasikan AASHTO T258 sebagai
”very high” atau ”extra high” tidak boleh digunakan sebagai bahan timbunan.
b. Timbunan/Urugan Pilihan Khusus
1. Urugan hanya boleh diklasifikasi sebagai ”Urugan Pilihan Khusus” bila
digunakan pada lokasi atau untuk maksud dimana urugan pilihan khusus
telah ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh Direksi Teknik. Seluruh
urugan lain yang digunakan harus dipandang sebagai urugan biasa (atau
drainase porous bila ditentukan atau disetujui dari Spesifikasi ini).
2. Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan pilihan khusus harus terdiri dari
bahan tanah atau padas yang memenuhi persyaratan untuk urugan pilihan
dan sebagai tambahan harus memiliki sifat tertentu tergantung dari maksud
penggunaannya, seperti diperintahkan atau disetujui oleh Direksi Teknik.
Dalam segala hal, seluruh urugan pilihan harus, bila diuji sesuai dengan
AASHTO T 193, memiliki CBR paling sedikit 20% setelah 4 hari
perendaman bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum
sesuai dengan AASHTO T 99 dan mempunyai Indeks Plastisitas maksimum
6%.
3. Bila digunakan dalam keadaan dimana pemadatan dalam keadaan jenuh
atau banjir tidak dapat dihindari, urugan pilihan khusus haruslah pasir atau
kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya.
4. Bila digunakan pada lereng atau pekerjaan stabilisasi timbunan atau pada
situasi lainnya dimana kuat geser penting tetapi dijumpai kondisi
pemadatan normal dan kering, urugan pilihan dapat dari padas atau kerikil
berlempung bergradasi baik atau lempung berpasir atau lempung
berplastisitas rendah. Tipe dari bahan yang dipilih, dan disetujui oleh Direksi
Teknik akan tergantung pada kecuraman dari lereng yang akan dibangun
atau dibuang, atau pada tekanan yang akan dipikul.
PERATAAN TERAKHIR
Semua daerah yang dicakup Proyek termasuk bagian-bagian yang digali dan
diurug, dan daerah- daerah transisi yang berdekatan harus diratakan secara licin
dan sama dan bebas dari permukaan- permukaan yang tidak beraturan. Harus
diusahakan agar permukaan tanah memiliki kemiringan 2% dari arah bangunan,
kecuali bilamana dinyatakan lain dalam gambar.
PEMBERSIHAN
Pembersihan semua bahan bekas galian yang berlebihan yang tidak dipakai untuk
fill, back fill atau grading dan semua sampah dan bekas bongkaran bangunan harus
dibuang dari tanah bangunan.
Pasir urug atau lapisan dasar pondasi harus memenuhi ketentuan yang berlaku
dan dipadatkan sesuai perintah Direksi.
Air yang dipergunakan untuk campuran harus bersih dari endapan lumpur dan
unsur-unsur lain yang dapat mempengaruhi warna dan baunya. Air yang
mengandung garam akibat pasang surut laut tidak boleh dipakai. Adukan harus
dibuat dalam jumlah terbatas dan hanya untuk penggunaan Langsung. Adukan
yang dalam 30 menit dibuat belum dipergunakan, harus disingkirkan dan tak
boleh dipakai lagi.
E. PEKERJAAN BETON
Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan
-ketentuan seperti yang tertara dalam :
NI – 2 – PBI 1971
NI – 3 – 1970
NI – 5 – 1961
NI – 8 – 1974
STKM – JIS G 3445
PB 1989
c. Kerikil/Batu Pecah
1. Kerikil dapat berupa kerikil alam atau batuan–batuan yang diperoleh dari
pemecahan batu.
2. Bahan ini harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori, bebas
dari bahan–bahan yang dapat merusak fungsinya terhadap konstruksi.
3. Dalam segala hal, syarat-syarat ini disesuaikan dengan ketentuan dalam PBI
1971 Bab 3.
4. Kerikil harus disimpan diatas permukaan bersih dan keras serta
dihindarkan terjadinya pengotoran serta tercampur adukan.
5. Bahan untuk batu gunung keculi dipersyaratan lain, harus sesuai dengan
PUBB 1977 NI-3.
6. Batu gunung/kali yang digunakan berukuran sesuai standar kebutuhan
untuk pondasi dan untuk pasangan batu kosong bahwa pondasi, berstruktur
cukup kuat dan awet serta tidak keropos.
7. Kerikil/batu pecah beton sebelum digunakan harus dicuci dengan air
sampai bersih (bila kotor). Penumpukan bahan kerikil/batu pecah beton
harus dipisahkan dengan material lain.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar bersih tidak mengandung minyak, asam,
garam, alcohol atau bahan lain yang dapat merusak beton. Untuk seluruh
pelaksanaan agar menggunakan air
yang tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau
bahan-bahan lain yang merusak bangunan, memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam PUBI-1970 / NI-3. Dalam hal ini harus dinyatakan dengan
hasil test dari laboratorium yang berkompeten. Khusus untuk beton jumlah air
yang digunakan untuk membuat adukan disesuaikan dengan jenis pekerjaan
beton, dapat ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat serta harus
dilakukan dengan tepat.
e. Additive
Untuk mencapai slump yang disyaratkan dengan mutu yang tinggi, bila
diperlukan campuran beton dapat menggunakan bahan-bahan additive merk
POZZOLITH 300 R atau setara. Bahan tersebut harus disetujui oleh Pengawas.
Additive yang mengandung chloride tidak boleh dipergunakan.
Toleransi:
a. Toleransi untuk beton
kasar.
Bagian-bagian pekerjaan beton harus tepat dengan toleransi hanya 1 cm
dengan syarat toleransi ini tidak boleh komulatif. Ukuran-ukuran bagian harus
dalam batas-batas ketelitian – 0,3 dan + 0,5 cm.
b. Toleransi untuk beton dengan permukaan rata. Toleransi untuk beton adalah 0,6
cm untuk penempatan bagian-bagian dan antara 0 dan 0,2 cm untuk ukuran-
ukuran bagian. Pergeseran bekisting pada sambungan-sambungan tidak boleh
melebihi 0,1 cm penyimpangan terhadap kelurusan bagian harus dalam batas-
batas 1 % tetapi toleransi ini tidak boleh kumulatif.
c. Pengecoran Beton
Pengecoran beton dalam bekisting harus diselesaikan sebelum beton mengeras,
yaitu sebelum 30 menit pada keadaan normal. Pengecoran harus dilakukan secara
kontinyu untuk satu bagian pekerjaan, pemberhentian pengecoran tidak
dibenarkan tanpa persetujuan Direksi. Sambungan-sambungan pengecoran
yang terjadi harus memenuhi persyaratan didalam PBI. 1997. Pengecoran tidak
boleh dilakukan waktu hujan kecuali apabila Kontraktor telah mengadakan
persiapan-persiapan untuk itu serta disetujui oleh Direksi. Slump (Kekentalan
Beton) Kekentalan beton untuk jenis kontruksi berdasarkan pengujian dengan PBI-
1971 adalah sebagai berikut:
- Kolom 150 75
- Pelat 125 50
Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekuensi getaran tinggi harga tersebut
Pembongkaran Bekisting
a. Tidak dibenarkan untuk membongkar bekisting, sebelum mencapai kekuatan
sesuai PBI 1997 Bab 5 ayat 8 (hal 51).
b. Apabila pembongkaran bekisting menyebabkan sebagian pekerjaan beton
mandapat tekanan melebihi perhitungan, maka tidak dibenarkan untuk
membongkar bekistingnya untuk jangka
waktu selama keadaan itu berlangsung. Harus ditekankan disini bahwa
tanggung jawab
terhadap keamanan beton sepenuhnya ada di pihak kontraktor serta
harus memenuhi peraturan mengenai pembongkaran bekisting di dalam PBI
1997.
b. Kontraktor wajib memberitahukan Direksi pada waktu akan membongkar
bekisting bagian- bagian pekerjaan beton yang penting serta mendapatkan
persetujuan Direksi, tapi hal ini tidak mengurangi tanggung jawab atas hal
tersebut.
Mutu Beton :
Kuat tekan beton per usia
No. Mutu Beton
7 hari (kg/cm²) 28 hari (kg/cm²)
1. K 70 100
100
2. K 140 200
200
3. K 157.5 225
225
4. K 175 250
250
Catatan :
Kontraktor harus membuat laporan tertulis mengenai hasil-hasil test kubus ini
dilengkapi dengan perbandingan-perbandingan bahan yang dipergunakan
berdasarkan data-data dari laboratorium
kepada Direksi Proyek.
Pemeriksaan Lanjutan
Apabila hasil pemeriksaan tersebut di atas masih meragukan, maka pemeriksaan
lanjutan dilakukan dengan menggunakan concrete gun atau kalau perlu dengan
core drilling untuk meyakinkan penilaian terhadap kualitas beton yang sudah ada
sesuai dengan pasal 4.8 PBI 1971. Seluruh biaya pekerjaan pemeriksaan lanjutan ini
sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor.
Bahan – Bahan
a. Bahan pelepas acuan (releasing agent) harus sepenuhnya digunakan pada
semua acuan untuk pekerjaan beton.
b. Cetakan untuk beton cor ditempat biasa,Bahan cetakan harus dibuat dari
kayu lapis atau logam dengan diberi penguat-penguat secukupnya sehingga
keseluruhan form work dapat berdiri stabil dan tidak terpengaruh oleh desakan-
desakan beton pada waktu pengecoran serta tidak terjadi perubahan bentuk,
yang disetujui oleh Pengawas.
c. Rencana (design) seluruh cetakan menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya.
d. Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas bidang dari hasil
beton yang diinginkan oleh Perencana dalam gambar-gambar.
e. Cetakan harus sedemikian rupa menghasilkan muka beton yang rata.
Untuk itu dapat digunakan cetakan dari multiplex, plat besi atau papan dengan
permukaan yang halus dan rata.
f. Sebelum beton dituang konstruksi cetakan harus diteliti untuk memastikan
bahwa benar dalam letak, kokoh, rapat, tidak terjadi penurunan dan
pengembangan pada saat beton dituang serta bersih dari segala benda yang
tidak diinginkan dan kotoran kotoran.
g. Permukaan cetakan harus diberi minyak yang biasa diperdagangkan (form oil)
untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan.
h. Pelaksanaan agar berhati-hati jangan terjadi kontak dengan besi yang dapat
mengurangi daya lekat besi yang baru dituang
i. Permukaan cetakan harus dibasahi dengan rata supaya tidak terjadi penyerapan
air beton yang baru dituang.
j. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Direksi atau jika
umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
• Bagian bawah sisi balok 28 hari
• Balok tanpa beban konstruksi 7 hari
• Balok dengan beban konstruksi 21 hari
• Pelat lantai/atap 21 hari
Dengan persetujuan Direksi cetakan beton dapat dibongkar lebih awal asa l
benda uji yang kondisi perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah
mencapai kekuatan 75 % dari kekuatan pada umur 28 hari. Segala ijin yang
diberikan oleh Direktur sekali-kali tidak boleh menjadi bahan untuk mengurangi
/ membebaskan tanggung jawab Kontraktor dari adanya kerusakan-kerusakan
yang timbul akibat pembongkaran cetakan tersebut.
Pembongkaran cetakan beton tersebut harus dilaksanakan dengan hati -hati
sedemikan rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton,
tetap dihasilkan sudut-sudut tajan dan tidak pecah. Bekas cetakan beton untuk
bagian-bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah harus dicabut dan
dibersihkan sebelum dilaksanakan pengurugan tanah kembali.
Syarat-Syarat Umum
a. Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh Tenaga/Tim spesialis dan bersertifikat.
b. Sebelum memulai pekerjaan, terlebih dahulu harus dibuatkan rencana
gambar kerja/shop drawing yang telah mendapat persetujuan dari pihak
direksi/pengawas.
c. Shop drawing harus memperlihatkan detail-detail sambungan, dudukan
kuda-kuda, model pemotongan kayu dan baut-baut yang digunakan.
d. Pekerjaan harus dilakukan sesuai dengan keterangan-keterangan yang tertera
dalam gambar lengkap dengan sambungan-sambungan, baut-baut, klos-klos
serta posisi begel-begel pengikat dan sebagainya.
e. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam
pemasangan tidak akan memerlukan pengisi kecuali kalau gambar detail
menunjukkan hal tersebut.
f. Semua detail menjadi tanggung jawab rekanan.
g. Semua perlengkapan atau barang-barang/pekerjaan lain yang perlu demi
kesempurnaan pemasangan, walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam
gambar atau dipersyaratkan disini, harus diadakan/disediakan, kecuali jika
diperlihatkan atau dipersyaratkan lain.
h. Pemborong diharuskan mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya di tempat
pekerjaan dan tidak hanya dari gambar-gambar kerja untuk memasang
pekerjaan pada tempatnya, terutama pada bagian-bagian yang terhalang oleh
benda lain.
i. Setiap bagian pekerjaan yang buruk akan ditolak dan harus diganti. Pekerjaan
yang selesai harus bebas dari puntiran-puntiran, bengkokan dan sambungan-
sambungan yang menganga.
j. Semua pekerjaan ini harus diselesaikan bebas dari puntiran, tekukan dan
hubungan terbuka. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat,
sehingga dalam pemasangan tidak akan memerlukan pengisi kecuali kalau
gambar detail menunjukkan hal tersebut.
k. Semua detail hubungan harus dibuat dengan teliti dan dipasang dengan
hati -hati untuk menghasilkan tampak yang rapih (lihat gambar).
Bahan
Jenis dari bahan Rangka Baja Ringan dengan rincian pemakaian dan ukuran sebagai
berikut :
a. Kuda-kuda dari Baja Ringan type C.75.75, tebal 0.75 mm
b. Reng dari Baja Ringan type TR.40, tebal 0.60 mm
c. Skur Angin dari Baja Ringan type C.75.75, tebal 0.75 mm
Cara Pelaksanaan :
a. Seluruh Pasangan konstruksi mengikuti petunjuk gambar dan detail.
b. Untuk menjaga kestabilan, maka segera memasang skor angin agar konstruksi
kuda-kuda satu sama lain saling mengikat, kokoh, kuat dan kaku.
c. Pasangan kuda-kuda harus mengikuti kemiringan atap sesuai ketentuan pada
gambar.
Bahan
Kecuali bilamana dinyatakan lain, maka semua bahan-bahan lain dalam pasal ini
yang berada di luar bangunan adalah bahan yang disetujui oleh pihak Pengawas.
Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada
bangunan, terlebih dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk
mendapat persetujuan dari pengawas /Direksi
Untuk pipa yang tertanam dalam tanah harus mengikuti ketentuan sbb:
• Harus ditanam pada kedalaman minimal 0,40 mtr dari permukaan.
• Pipa yang ditanam sebaiknya ditimbun/diurug dengan pasir urug
sebagai timbunan lapis pertama dan tidak diperkenankan pipa
bersentuhan dengan benda keras seperti batu/besi pada saat
penimbunan/pengurugan.
• Atau menurut petunjuk direksi/pengawas.
b. Air Kotor/buangan.
Instalasi air kotor terdiri atas 2 jenis yaitu air padat dan air buangan cair
dengan uraian sebagai berikut :
1. Instalasi air kotor padat.
• Menggunakan pipa PVC diameter 3” dengan standard ketebalan
“D” dan sambungannya menggunakan ketebalan “AW” dari kloset menuju
septictank kemudian menuju peresapan.
• Penggunaan lem dan pemasangan seperti uraian diatas.
2. Instalasi air kotor cair.
• Instalasi untuk KM/WC baik vertikal maupun horisontal memakai pipa
PVC diameter 3” “D”, sampai ke riol terbuka dan sistim sambungan dan
pemasangan sambungannya menggunakan ketebalan “AW”.
c. Stop kran dan Fitting
Stop kran untuk air harus dari Parnekel yang tidak karatan dengan sekrup
tekanan rendah yang disetujui. Fitting-fitting harus dari jenis standar dan
dikeluarkan oleh pabrik yang disetujui. Pipa dan fitting harus disambungkan
dengan memakai ring karet, perekat khusus atau cara -cara lain yang sesuai.
d. Instalasi/Pemasangan
Semua pekerjaan pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan seperti di bawah ini:
1. Cara pemasangan harus mengikuti/mengacu pada standar patent dari
pabrik dimana bahan tersebut diproduksi kecuali ditentukan lain oleh direksi /
pengawas.
2. Pipa-pipa air harus dipasang sedemikian rupa hingga tidak ada hawa busuk
yang keluar dari pipa tersebut, tidak ada rongga-rongga udara, letaknya lurus
dan rata.
3. Pipa-pipa harus dipasang sedemikian rupa hingga tidak banyak dilakukan
tekanan -tekanan.
4. Sambungan-sambungan harus halus dan didalamnya tidak tersumbat.
Sebelum pipa panjang dan fitting dipasang harus diperiksa dengan seksama
dan segala yang menyumbat disingkirkan. Uliran harus dipotong dengan teliti
dan tidak boleh dari 3 uliran yang kelihatan di luar fitting.
5. Saluran pipa dan sambungan-sambungan harus dibuat dengan cermat hingga
menjamin pengaliran air yang lancar dan memungkinkan drainage total dan
pengontrolan sistimnya. Jika diperlukan, lubang pemeriksaan atau lubang
untuk membersihkan pipa-pipa buangan harus diadakan.
6. Ujung-ujung Pipa dan Lubang-lubang harus segera ditutup selama
pemasangan untuk mencegah kotoran memasuki pipa dan pasangan.
7. Pipa pembuangan untuk kotoran padat, yakni dari kloset ke bak
pembuangan harus dibuatkan penghawaan menggunakan pipa PVC
berdiameter 2”.
8. Pengujian pekerjaan instalasi harus dilaksanakan sebelum pekerjaan
finishing dimulai.
e. Penggunaan Material Sanitair
1. Semua WC menggunakan Kloset Jongkok dan Kloset duduk merk Toto
atau SETARA lengkap. dengan tabung, kran pembagi hingga pemasangan.
2. Penampungan air bersih di WC/KM menggunakan Bak
mandi fiber.
3. Kran air memakai bahan Parnekel anti karat, merk setara
Ito/San-Ei/Cess.
4. Floor Drain/roof drain memakai bahan anti karat setara merk
Puma datar.
5. Septictank dari bahan pabrikan fiber dilengkapi dengan sistim filterasi yang
sesuai dengan standar penyaringan air buangan padat. Air buangan hasil
filterasi kemudian disalurkan ke pipa resapan dalam tanah sesuai
penjelasan gambar kerja. Bahan septictank fiber biofilterasi ini harus dari
bahan yang berkualitas baik dan bergaransi resmi dari pabrik minimal 10
tahun.
Pekerjaan memasang alat-alat saniter hanya boleh dilaksanakan oleh orang-orang
yang sudah ahli dan berpengalaman dalam bidang ini, seorang mandor yang betul-
betul cakap harus selalu mengawasi di tempat tersebut selama pekerjaan itu
dilaksanakan.
f. Pengujian
1. Pengujian sistim-sistim pengalihan air
Semua pipa-pipa air dan saluran-saluran utama harus diuji hingga tekanan
hydroliknya 10 kg/cm2 atau dua kali tekanan yang biasa, mana saja yang
lebih kecil. Air harus diperiksa memasuki saluran-saluran utama dengan
pompa dan dibiarkan mengalir dengan tekanan yang ditentukan selama satu
jam. Tidak boleh menutup pipa, bagian pipa atau fittingnya, atau parit-parit
galian sebelum disetujui oleh Pemberi Tugas.
2. Pengujian sistim air pembuangan
Seluruh sistim sanitasi harus diuji pada waktu penyelesaian dengan
mengadakan pengujian yang disetujui oleh Pemberi Tugas, dan Pemborong
harus memberikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk mengadakan
pengujian-pengujian seperti ini. Segala yang cacat harus diperbaiki oleh
Pemborong atas biaya sendiri sampai Pemberi Tugas Puas.
g. Penyesuaian dengan sistim pengaliran air.
Sedapat mungkin saluran air hujan sesuai dalam segala hal dengan ketentuan
Pemerintah setempat tentang sistim pengaliran air, jika ketentuan-ketentuan
tersebut berbeda dengan yang diuraikan dalam uraian dan syarat-syarat atau
gambar-gambar detail, maka Pemberi Tugas harus segera diberitau.
1. Penahan pipa Vertikal pada dinding (vertikal support)
• Untuk perletakan dekat/pada dinding agar pipa terpasang baik dengan
penahan
• Untuk pipa yang ditanam pada dinding diberi kaitan terutama pada dinding
sehingga pipa letaknya baik.
2. Saluran pembuangan
Saluran pembuangan dari site, jalan, parit-parit harus dibuat sesuai
gambar kerja. Pemborong harus memeriksa posisi saluran yang
disesuaikan dengan kondisi nyata di lapangan. Perubahan atau
penyesuaian dengan lapangan supaya ditentukan bersama dengan
Pemberi Tugas.
Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada
bangunan, terlebih dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk
mendapat persetujuan dari pengawas / Direksi
H. PEKERJAAN ARSITEKTUR
1. PASANGAN BATU BATA
Bata harus dari mutu terbaik dan dari satu pabrik dengan pembakaran yang
sempurna dan merata. Kekerasan memenuhi persyaratan bahan-bahan dengan
ukuran harus memenuhi persyaratan NI-10 dan PUBB NI3.
Bata harus bebas dari retak-retak dan mempunyai sudut yang siku dan ukuran yang
seragam (tempat satu sama lain) Bata harus bata biasa dari tanah liat hasil produksi
lokal dengan ukuran -ukuran nominal 5 x 11 x 22 cm, yang dibakar dengan baik dan
bersudut runcing dan tanpa cacat atau mengandung kotoran. Berkualitas baik dan
tidak banyak/mudah patah/hancur bila kena air. Meskipun ukuran bata yang biasa
diperoleh di suatu daerah mungkin berbeda dengan ukuran tersebut di tas, harus
diusahakan supaya tidak terlalu menyimpang dari ukuran-ukuran tersebut.
Untuk adukan pasangan disesuaikan dengan pasal S1 dari A.V. 1941, minimum
kuat tekan ultimate harus 30 kg/cm2. Semen Portland yang digunakan harus
memenuhi syarat yang tercantum dalam “Peraturan Portland Cement Indonesia NI-
8”. Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah produki Semen
Tonasa atau yang setaraf. Pemilihan salah satu produk adalah mengikat dan dipakai
untuk seluruh pekerjaan.
Air yang digunakan tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan
-bahan organis atau bahan-bahan lainnya yang dapat merusak beton, baja tulangan
atau jaringan kawat baja. Pasir yang digunakan adalah butir-butir tajam dan keras,
bersih dan tidak mengandung bahan-bahan organis, garam dan asam alkali.
1. Pasir urugan dan pasir pasangan yang digunakan adalah pasir dari jenis yang bai k
serta bersih dan tidak tercampur dengan tanah liat atau kotoran/bahan organis
lainnya.
2. Pasir dapat berupa pasir alam atau pasir buatan yang dihasilkan dari alat – alat
pemecahan batu.
3. Pasir untuk campuran beton dipakai yang berbutir kasar dan bersih Lump
ur/bahan organis lainnya.
4. Pasir harus terhindar dari batu – batu tajam dan keras. Butir – butir halus bersifat
kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
5. Pasir tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 5 % (ditentukan
terhadap berat kering).
6. Pasir laut tidak boleh dipakai untuk semua mutu beton. Selanjutnya pasir harus
memenuhi syarat – syarat PBI 71 Bab 3.3.
Dan juga bata sebelum dipasang harus dibasahi dulu dengan cara direndamkan dalam
air hingga jenuh dan pada waktu dipasang tidak boleh ada genangan air pada
permukaannya.
Untuk setiap dinding bata ½ bata dan atau lebih yang luasnya lebih dari 12m2
harus diberi kolom penguat beton (kolom praktis) dengan ukuran ± 15x15 dengan
tulangan 4xØ12mm dan sengkang Ø6mm tiap jarak 20 cm.
Pada setiap bagian atas kosen pintu dipasang rollag bata ½ bata dengan
adukan 1 pc: psr.
Pada setiap lubang dinding untuk persiapan pemasangan kosen pintu dan jendela
aluminium, dipasang balok praktis pada sisi atas Kosen yang akan dipasang dengan
ukuran ± 12x12 dengan tulangan 4xØ10 mm dan sengkang Ø6 mm tiap jarak 15 cm.
Jenis adukan
Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang diinstruksikan dalam gambar
atau dalam uraian dan syarat-syarat ini:
1. M1 = Adukan dengan perbandingan 1 pc : 5 psr;
2. M2 = Adukan dengan perbandingan 1 pc : 3 psr.
Diusahakan aduk perekat dalam keadaan belum mengeras. Jarak waktu percampuran
aduk perekat dengan pemasangan tidak lebih dari 30 menit terutama untuk aduk kedap
air.
Adukan harus dicampur dalam alat tempat mencampur yang telah disetujui atau
dicampur dengan tangan di atas permukaan yang keras. Sangat dilarang
memakai adukan yang sudah mulai mengeras untuk dipakai lagi.
Penempatan klos kayu, angker, pipa sparing dan pemasangan alat-alat lain dalam
pasangan ini harus diperhatikan dan disesuaikan dengan gambar yang ada dan
petunjuk pengawas. Hubungan pasangan bata dan kosen, kolom praktis dan plat
beton yang dipakai sebagai landasan lantai, memakai angker Ø 8mm, tidak
dibenarkan penggunaan angker dari paku.
Selama pasangan dinding ini belum difinish, kontraktor wajib untuk memelihara dan
menjaga dari kerusakan-kerusakan atau pengotoran bahan. Jika pada saat akan
difinish terdapat kerusakan, kontraktor sampai dinyatakan diterima oleh pengawas.
Apabila bahan dinding dinyatakan lain, maka diisyaratkan dalam pelaksanaannya
mengikuti prosedur pelaksanaan pabrik pembuat.
Bata dipasang dengan adukan pengikat sambungan 1 cm, didasari dengan baik dan
sambungan- sambungan yang terus lurus dan rata. Dalam pemasangan tembok tid ak
boleh meneruskan di satu bagian lebih dari satu meter tingginya.
Mengorek sambungan
Semua sambungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm, agar finish dinding dapat
melekat dengan baik.
Perlindungan
Dalam pemasangan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu-waktu hujan lebat
harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan
sesuatu yang sesuai untuk perlindungan.
Perawatan
Dinding tembok harus dibasahi terus-menerus selama paling sedikit 7 (tujuh) hari
setelah didirikan.
Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada
bangunan, terlebih dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk mendapat
persetujuan dari pengawas / Direksi
I. PLESTERAN + ACIAN
Bidang yang akan memerlukan plesteran dengan adukan 1pc:3ps digunakan
untuk daerah-daerah sebagai berikut:
1.Semua dinding hingga ketinggian 30 cm dari permukaan sisi atas sloof beton.
2.Dinding untuk daerah basah (KM/WC) setinggi 150 cm.
3.Dinding septictank.
Untuk pasangan bata sebelum diplester harus dibasahi dulu dan siar-siarnya dikerok
sedalam ± 1cm. Permukaan beton yang akan diplester harus dibersihkan dari sisa-sisa
bekesting dan kemudian dikerek (scratch) terlebih dahulu atau diberi kamprotan adukan.
Tebal minimal plesteran adalah 15mm dan tebal maximal 25mm. Untuk plesteran yang
tebal lebih dari 25mm, harus diberi tulangan dari kawat ayam. Tebal total dinding ½
bata setelah di plester tidak lebih dari 15cm, sedangkan tebal total dinding 1 bata tidak
lebih dari 25cm.
Dinding tembok harus dibasahi teus-menerus selama paling sedikit 7 (tujuh) hari
setelah didirikan. Angker-angker yang dipasang terhadap dinding yang bersinggungan
dengan beton, ha rus dimasukan di dalam pondasi sambungan-sambungan dinding
setelah dibersihkan dari kulit oxid besi, karet dan debu bangunan.
Beton harus dikasarkan dengan alat yang sesuai pada sambungan vertikal dengan
dinding, agar adukan tembok dapat melekat.
Macam
Pekerjaan Perbandingan Penggunaan
− untuk pekerjaan pasangan lantai dan dinding
M1 1pc : 3ps keramik.
− untuk plesteran beton bertulang yang kedap air.
− untuk rollag pasangan batu bata.
− untuk pasangan dinding yang tidak kedap air.
M2 1pc : 5ps − untuk semua plesteran dinding tidak kedap air
baik untuk bagian dalam maupun bagian luar.
Contoh
Pelaksana jauh sebelumnya harus menyerahkan contoh dari bahan -bahan
tersebut di atas untuk mendapat persetujuan Pengawas.
Bahan
a. Bahan penutup atap menggunakan Atap Aluminium/Spandek dengan
ketebalan 0,35 mm, buatan pabrik, anti karat, permukaan rata dan halus.
b. Nok/bubungan atap digunakan bubungan Aluminium/Spandek.
c. Talang dari bahan (aluminium).
d. Paku atap/payung panjang berlapis karet.
e. Atau bahan-bahan lain yang sama dan setara yang telah mendapat
pesetujuan tertulis dari pengawas.
Persyaratan Umum
Secara umum pekerjaan harus memenuhi standar di bawah ini:
a. Peraturan Muatan Indonesia (PMI)
b. American Institute Of Steel Construction (AISC)
c. Japanese Industri Standard (JIS)
d. ASTM (American Sociaty for Testing Material)
e. American Welding Sociaty (WS)
f. Steel Structural Panising Council (SSPC)
g. Standard Industri Indonesia (SII)
Sistim Pemasangan :
a. Sistim pemasangan mengikuti arah kemiringan dan sebelum dipasang harus
dicek/ditimbang (elevasi), rata dan tidak bergelombang pada permukaan.
b. Pemasangan atap harus mengukuti susunan yang ada.
c. Sambungan harus saling bersinggungan adalah minimal satu gelombang/10
cm baik kearah atas.
d. Sistim pemasangan mengikuti sistim pemasangan paten dari merek yang
digunakan. Sebelum dipasang harus dicek/ ditimbang (elevasi), rata dan tidak
bergelombang pada permukaan.
e. Semua permukaan atap harus mulus dan tidak terdapat goresan -goresan.
f. Pekerjaan atap dianggap selesai bila telah dibersihkan semua bekas-
bekas potongan/ guntingan dan paku-paku yang tertinggal dan telah di test
dan dipastikan bahwa tidak ada lagi kebocoran.
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Mengikuti petunjuk patent dari pabriknya.
b. Semua bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum
dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi
Pengawas untuk mendapat persetujuan. Pengajuan/penyerahan harus disertai
brosur/spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
c. Material lain yang belum terdapat dalam persyaratan diatas, tetapi
diperlukan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini harus
kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui oleh Direksi Pengawas.
d. Ukuran dari unit-unit bahan yang dipasang sesuai dengan yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar, dari produk yang telah disetujui oleh
Direksi Pengawas.
e. Pekerjaan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang terampil/ahli dengan hasil
yang baik dan sempurna.
Pembersihan
Kontraktor diharuskan melakukan pembersihan terhadap sambungan-sambungan,
serta hubungan antara besi / joint dengan tembok / beton akibat dari pengecoran,
pengelasan atau pengecetan.
Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada
bangunan, terlebih dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk mendapat
persetujuan dari pengawas/Direksi.
Peraturan Pemasangan
Pemasangan instalasi pekerjaan listrik ini pada dasarnya harus memenuhi
peraturan-peraturan sebagai berikut:
a. PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) yang berlaku saat ini.
b. PERDA (Peraturan Daerah) yang berlaku dan yang berkaitan dengan instalasi ini.
c. Standar Nasional Indonedia (SNI) yang berlaku dan yang berkaitan dengan
instalasi ini.
d. SLI (Standard Listrik Indonesia) yang berlaku.
e. Standar IEC dan Standar Internasional lainnya bagi hal-hal yang belum
diatur dalam standar/peraturan diatas.
f. Standar Nasional Indonesia (SNI tentang Tata Cara Perencanaan Teknis Konversi
Energi pada Bangunan Gedung).
Umum
a. Cara pemasangan semua peralatan listrik (armatur lampu, kabel, saklar, lemari
pembagi dll), harus dilakukan dengan rapi, memenuhi persyaratan-
persyaratan yang ditetapkan oleh PLN setempat.
b. Semua peralatan yang digunakan harus dalam keadaan baru, memenuhi
syarat-syarat kekuatan listrik dan mekanis yang distandarkan dan disetujui
terlebih dahulu oleh pemilik atau badan yang ditunjuk oleh pemilik.
c. Kualitas semua peralatan minimum harus sama dengan kualitas alat-alat
buatan TIGER, SIEMENS, atau pabrik sejenis.
d. Pekerjaan Instalasi
Semua pekerjaan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh perusahaan yang
ternama dan dapat dipercaya atau oleh pekerja-pekerja Pemborong yang ahli.
Seluruh pekerjaan instalasi listrik harus dilaksanakan sesuai dengan edisi
paling akhir dari “Peraturan Umum Instalasi-instalasi Listrik di Indonesia”, atau
peraturan-peraturan setempat lainnya yang lazim (berlaku), dan harus
memerlukan persetujuan Pemerintah dan Pemberi Tugas. Perusahaan
instalasi tersebut harus mempunyai izin usaha khusus untuk pekerjaan
instalasi yang disahkan oleh PLN pada lokasi eksploitasi dimana proyek
dibangun. Pekerjaan pada sub Kontraktor ini harus dengan sepengetahuan
Pemberi Tugas.
e. Gambar-gambar
Diagram dari instalasi-instalasi listrik ditunjukan dalam gambar kontrak.
Diagram-diagram ini hanya menunjukan pekerjan instalasi yang akan
dipasang. Aliran dan pengaturan saluran- saluran, kawat-kawat, kedudukan
saklar (switch).Stop kontak, papan sekering (panel board) dan sebagainya
dalam garis besarnya harus seperti yang ditunjukan, dapat diperoleh jika
dikehendaki untuk disesuaikan dengan keadaan bangunan, tapi tergantung
kepada persetujuan Pemberi Tugas, meskipun persetujuan seperti itu tidak
membebaskan Pemborong dari tanggung jawab untuk mendirikan instalasi
dengan cara yang ahli, yang betul dan tepat fungsinya, ukuran-ukurannya
dan sifat-sifat pekerjaan selanjutnya. Pemborong harus menyerahkan gambar
kerja (shop drawing) tentang sakelar-sakelar dan papan sekering dan untuk
tiap satuan (unit) bangunan, menyediakan gambar-gambar instalasi yang
persis seperti yang dipasang (as installes drawing).
Jenis Bahan.
b. Kabel – kabel.
1. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan minimal
0,6 KV dan 0,5 KV untuk kabel NYM dari merk yang lolos standard yang
diizinkan.
2. Pada prinsipnya, kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah; Jenis NYM dan
NYA untuk kabel penerangan.
3. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu pada Direksi.
4. Penampang kabel minimum yang dapat dipergunakan adalah 2,5 mm.
c. Lampu - Lampu.
1. Lampu Sumpit serta komponennya yang digunakan merk Philips atau setara,
berkualitas baik.
2. Fitting lampu dari type yang digunakan yaitu merk Panasonic atau setara.
3. Kapasitas lampu tercantum seperti di BQ.
b. Kabel – kabel.
1. Semua kabel dikedua ujungnya harus diberi tanda dengan Cable Merk yang
jelas dan tidak mudah lepas, untuk mengidentifikasikan arah beban.
2. Setiap Kabel Daya, pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasi-kan phasenya dengan PUIL.
3. Kabel Daya yang dipasang, harus di Klem dan disusun dengan rapih.
4. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya penyambungan, kecuali
pada kabel penerangan.
5. Seluruh kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton, harus
dibuatkan Sleeve dari pipa PVC, dengan diameter minimum 2,5 kali
penampang kabel.
Pengujian.
a. Sebelum semua peralatan utama dari sistim listrik itu dipasang, harus
diadakan terlebih dahulu pengujian secara individual.
b. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat
pengujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan dan LMK/PLN serta
instansi lain yang berwenang untuk itu.
c. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara
menyeluruh dari sistim, untuk menjamin bahwa sistim tersebut berfungsi
dengan baik.
Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada
bangunan, terlebih dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk mendapat
persetujuan dari pengawas / Direksi.
L. PEKERJAAN LISTPLANK
Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi penyediaan secara lengkap akan tenaga, alat-alat dan
bahan-bahan dalam hubungannya dengan gambar-gambar dan spesifikasi.
b. Semua pekerjaan Listplank dalam lingkup pekerjaan.
Bahan
a. Bahan yang digunakan adalah Listplank dari bahan bermerk Kalsi atau setara,
berukuran 1. x 30 cm (lihat gambar)
b. Paku, Sekrup dll
c. Bahan yang ada harus memiliki sisi yang lurus dan sambungan harus siap
dengan rencana sambungan rapat dan rata.
Contoh
Pemborong jauh sebelumnya harus menyerahkan contoh dari bahan-bahan
tersebut di atas untuk mendapat persetujuan.
Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Semua bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum
dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi
Pengawas untuk mendapat persetujuan. Pengajuan/penyerahan harus disertai
brosur/spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
b. Apabila dianggap perlu Direksi Pengawas dapat meminta untuk
mengadakan test-test laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh
bahan yang diajukan sebagai dasar persetujuan. Seluruh biaya test
laboratorium menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.
c. Material lain yang belum terdapat dalam persyaratan diatas, tetapi
diperlukan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini harus
kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui oleh Direksi Pengawas.
d. Ukuran dari unit-unit bahan yang dipasang sesuai dengan yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar, dari produk yang telah disetujui oleh
Direksi Pengawas.
e. Pekerjaan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang terampil/ahli dengan hasil
yang baik dan sempurna.
Cara Pelaksanaan:
a. Semua bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum
dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi
Pengawas untuk mendapat persetujuan. Pengajuan/penyerahan harus
disertai brosur/spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan. Pemasangan
harus rapih, lurus dan sistim sambungan rapat setelah terpasang.
b. Listplank harus ditimbang dengan menggunakan alat waterpass dan
benang baik vertikal maupun horisontal.
c. Bidang lisplank woodplank harus diperbaiki kembali apabila pada sambungan
ternyata tidak rata.
Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada
bangunan, terlebih dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk mendapat
persetujuan dari pengawas / Direksi
M. PEKERJAAN LANTAI
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, dan tenaga untuk:
a. Pemasangan keramik pada lantai dan dinding KM/WC;
b. Acian lantai ruangan dan teras/koridor sebagaimana yang ditunjukkan dalam
gambar rencana.
Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai standar-standar yang
ditetapkan dalam : NI-2-1971
NI-3-1970
NI-8-1972
SII-0241-1970
SII-0023 –
BI PUBI –
1982
Persyaratan Bahan
a. Jenis keramik yang digunakan untuk lantai KM/WC adalah jenis mozaik, badan
keramik padat (lebih padat dari porselin), berwarna cerah dan permukaan yang
tidak licin.
b. Jenis keramik yang digunakan untuk dinding KM/WC adalah jenis polos,
berwarna cerah dan permukaan yang licin.
c. Permukaan keramik tidak boleh menampakkan cacat, bengkok (melenting)
retak-retak, bagian glasir terlepas, lubang-lubang jarung atau cacat kotor dari
bahan glasir.
d. Harus siku, tahan terhadap gesekan dengan kekerasan tidak kurang dari
5 skala mohs (kehilangan berat karena uji gesekan tidak lebih dari 0,10 gr/
ubin).
e. Acian pada lantai ruangan dan teras/koridor menggunakan Semen Portland.
Bahan-Bahan
a. Acian untuk Lantai ruangan dan teras/koridor menggunakan Semen Portland
dengan a las lantai dari beton cor K100 tebal 5 cm, setelah pasir urug ruang
dipadatkan.
b. Lantai untuk kamar mandi/WC, menggunakan bahan dari ubin Keramik
jenis kasar dan berkualitas baik (siku, rata dan KW1) tidak pecah.
c. Untuk dinding menggunakan keramik polos dengan ukuran sesuai gambar, dari
jenis KW1 dan bermotif yang dipasang rata dan nat lurus dan tidak berongga.
d. Bahan perekat dan Pengisi Nat Bahan additive campuran perekat untuk ubin
keramik yang dipergunakan untuk pemasangan pada dinding dan lantai
adalah produksi AM.40 CERAMA CEMENT, C-CURE, AM.30 MORTAFLEX
fix, C-CURE (untuk eksterior) atau yang setara dan disetujui Direksi Lapangan.
1. Adukan untuk alas : 1 bag pc : 4 bag pasir
2. Adukan untuk sambungan : 1 bag pc : 3 bag pasir Portland Cement (PC),
pasir dan air, dalam segala hal harus memenuhi ketentuan- ketentuan
pasal terdahulu.
e. Kontraktor menyediakan tambahan ± 0,3% untuk setiap jenis keramik guna
pemeliharaan pemilik bangunan (extra stock).
Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Semua bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum
dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi
Pengawas untuk mendapat persetujuan. Pengajuan/penyerahan harus disertai
brosur/spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
b. Apabila dianggap perlu Direksi Pengawas dapat meminta untuk
mengadakan test –test laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh
bahan yang diajukan sebagai dasar persetujuan. Seluruh biaya test
laboratorium menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.
c. Material lain yang belum terdapat dalam persyaratan diatas, tetapi
diperlukan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini harus
kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui oleh Direksi Pengawas.
d. Ukuran dari unit-unit bahan yang dipasang sesuai dengan yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar, dari produk yang telah disetujui oleh
Direksi Pengawas.
e. Pekerjaan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang terampil/ahli dengan hasil
yang baik dan sempurna.
Pelaksanaan
a. Pemeriksaan
1. Sebelum mulai memasang ubin, Pemborong harus memeriksa apakah
persiapan dasarnya sudah baik dan yakin bahwa dasar pasir sudah betul-betul
padat.
2. Semua pasangan pipa-pipa, penanaman ke tanah, saluran-saluran dan
sebagainya harus dilaksanakan dan diperiksa sebelum memulai memasang
ubin.
3. Cara mencampur adukan alas tersebut harus dicampur dalam alat tempat
mencampur adukan alas tersebut harus dicampur dalam alat tempat
mencampur yang telah disetujui atau dicampur dengan tangan di atas
permukaan yang keras. Sangat dilarang memakai adukan yang sudah mulai
mengerah atau membubukannya/menghancurkannya untuk dipakai lagi
4. Permukaan dinding bata/beton harus diberi plester yang rata dulu, sebelum
lapisan ubin keramik dipasang.
b. Memotong Tegel/Ubin
1. Sedapat mungkin pemotongan tegel harus dicegah dan tidak boleh pada ada
potongan yang lebih kecil dari 0,5 ukuran ubin, kecuali jika tercantum dalam
gambar. Pemotongan harus dilakukan dengan hati-hati tanpa pinggirnya berigi-
rigi atau kelihatan lapisannya.
2. Apabila diperlukan pemotongan, harus menggunakan mesin pemotong keramik
dan sudut tepinya digurinda hingga halus dan rata.
c. Memasang tegel Keramik
1. Kontraktor harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan pada saat
menentukan awal pemasangan ubin keramik.
2. Keramik yang akan dipasang harus dalam keadaan baik, utuh, tidak retak dan
cacat.
3. Tegel harus dipasang di atas adukan yang setengah kering seperti ditentukan
pada bab 2.4 dari pasal ini dan tabelnya di manapun tidak boleh lebih tipis dari
20 mm, dipadatkan sampai dasar dan dibiarkan lembab untuk mengurangi
penghisapan. Lapisan atas adukan yang akan dipasangi tegel itu harus
dijatuhkan dan disebarkan seperti dikehendaki dan sambungan-sambungan
harus merupakan garis lurus dan juga warnanya harus diusahakan sama
dengan tegelnya. Sebelum memasang tegel, alas adukan harus ditaburi
semen kering 1 m2 setiap kali dan tegel-tegel disiapkan dengan jalan
membersihkan debu dari bagian bawahnya dan mengusapkan adonan semen
24 jam sebelum dipasang. Lebar sambungan harus 3 mm dan diisi dengan
adonan kering yang diuraikan pada Bab sebelumnya, di atas adukan yang
terdiri dari 1:1 semen sesudah menunggu sampai isian pertama menjadi kuat.
4. Nat dan keramik harus disesuaikan dengan pemasangan M/E.
5. Nat ubin keramik yang diizinkan adalah 4 mm. Harus rata dan lurus serta
pemasangan harus dileveling dengan memakai waterpass.
6. Sebelum pekerjaan lantai dilaksanakan, kontraktor harus mengadakan
persiapan yang baik terutama pemadatan pasir urugan yang menggunakan
mesin stemper dengan baik permukaan yang akan dipasang keramik harus
bersih, cukup kering dan rata air. Harus disetujui oleh pengawas/direksi, baik
kontrol rencana peil lantai yang diinginkan maupun leveling.
7. Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan letak-letak ruang, beda
tinggi lantai, pemasangan keramik lantai, dimulai dari tulangan/patokan yang
telah direncanakan.
8. Sebelum dipasang keramik lantai agar direndam dalam air terlebih dahulu.
9. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata air.
10. Adukan semen kental untuk pemasangan keramik harus penuh, baik
dipermukaan dasar maupun dibagian belakang keramik yang terpasang, yang
sementara terpasang.
11. Perbandingan dan adukan dan ketebalan rata-rata dianjurkan adalah : untuk
lantai 1pc : 3ps dengan ketebalan rata-rata ± 0,5 – 1,5 cm diatas lantai kerja.
12. Lebar Nat yang dianjurkan, untuk lantai ± 3 mm dengan adukan pengisi nat
dari semen Tegel special hingga berisi penuh dan dioles dengan jari
tangan atau dengan menggunakan bahan dari karet atau gabus agar
permukaan menjadi mulus dan mengkilap.
13. Pengisian siar-siar dengan bahan grouting dilaksanakan paling sedikit 4
(empat) hari setelah pemasangan keramik mengering.
14. Pemasangan semen nat, dilaksanakan paling cepat 24 jam sesudah
pemasangan tegel keramik lantai.
15. Siar-siar/nat harus diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan dalam
persyaratan bahan, warna sesuai dengan warna keramik yang dipasang.
16. Pemotongan ubin harus dihindarkan. Namun bila terpaksa harus dipotong,
maka potongan terkecil tidak boleh kurang dari ½ ukuran ubin. Pemotongan
harus dilakukan dengan hati- hati dan memakai alat pemotong elektrik.
17. Apabila mutu dan cara pemasangan tersebut diatas tidak memenuhi mutu
standar atau percontohan yang sudah disepakati, maka direksi/pengawas
wajib mela kukan perintah pembongkaran secara tertulis kepada pelaksana
kontraktor dilapangan.
18. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda
hingga rapih dan bersih.
19. Hasil pemasangan keramik harus dilindungi dari hal-hal yang dapat
menimbulkan kerusakan atau cacat, bila hal ini terjadi sebelum
penyerahan pekerjaan maka harus diperbaiki atas biaya Direksi Lapangan.
Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada
bangunan, terlebih dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk mendapat
persetujuan dari pengawas / Direksi
Pengendalian Pekerjaan
Atau secara umum, semua pekerjaan harus dikerjakan menurut instruksi
pabrik/produsen dan standar-standar antara lain :
a. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI-
NI-5/1961)
b. Rekomendasi kelayakan dari
Pabrik terkait.
Bahan-Bahan
a. Spesifikasi
Kosen
• Untuk kosen pintu ruangan (lihat petunjuk gambar), bahan yang akan
digunakan adalah kayu kelas II dengan kualitas baik dengan ukuran sesuai
gambar.
• Untuk kosen Pintu KM/WC, (lihat petunjuk gambar), bahan yang akan
digunakan adalah Kosen aluminium dengan kualitas yang memenuhi
standar
kelayakan dari pabrik atau atas persetujuan direksi/pengawas lapangan.
b. Spesifikasi daun pintu jendela
dan jalusi
1. Untuk daun Pintu ruangan menggunakan Papan Kelas II dengan kualitas
baik berdasarkan ukuran sebagaimana yang tertera dalam gambar detail
dengan pengikat berupa Angker yang tertanam dalam dinding tembok.
2. Untuk daun pintu kamar mandi menggunakan strip aluminium bingkai
profil pintu
aluminium.
3. Untuk daun keseluruhan daun jendela menggunakan Papan Kelas II
dengan Kualitas Baik berdasarkan ukuran sebagaimana yang tertera
dalam gambar detail dengan pengikat berupa Angker yang tertanam
dalam dinding tembok.
c. Jenis dan Ukuran
Kosen
1. Kosen pintu yang menggunakan kayu, ukurannya adalah 5 x 14 cm,
2. Bingkai Pintu yang menggunakan papan, ukuran lebarnya 12 cm dan
ketebalan 3,5 cm
(lihat gambar) dan tebal papan panil pintu minimal 2,5 cm.
3. Bingkai pintu yang menggunakan bahan aluminium, lebarnya
berukuran
Dengan Aluminium strip lebar 8 cm,
4. Kontraktor harus meneliti perletakan dan bukaan-bukaan pintu/jendela
pada gambar kerja sebelum melaksanakan pekerjaan baik
perakitan/pengadaan maupun pemasangan kosen tersebut dan bila
terdapat kelainan/kesalahan seperti kesalahan perletakan, bukaan, serta
ukuran-ukuran segera dikonsultasikan dengan direksi/ pengawas lapangan.
Atas kelalaian kontraktor, maka kontraktor diwajibkan
memperbaiki/mengganti sesuai dengan gambar kerja atau kebutuhan.
5. Type dan jenis daun pintu/jendela sesuai dengan gambar kerja (gambar
detail).
6. Semua hasil produk daun pintu/jendela harus rata, licin dan sambungan
rapat.
7. Untuk pintu menggunakan engsel Kuningan 4” penggantung minimal
sebanyak 3 (tiga) buah dengan kualitas yang baik dan daun jendela
menggunakan engsel 3” sebanyak 2 (dua) buah. Dan semua daun jendela
menggunakan hak angin.
8. Jenis kaca yang digunakan adalah:
Pelaksanaan
a. Pengerjaan Kayu
1. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa cela sedikitpun.
2. Semua detail pertemuan harus runcing, halus dan rata, bersih ari goresan-
goresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan Kayu.
3. Pemasangan harus sesuai dengan gambar-gambar dan persyaratan teknis ini.
4. Setiap sambungan dengan dinding atau benda yang berlainan sifatnya
harus diberi “Sealant”.
5. Tanda-tanda dan cacat akibat proses coating yang timbul di permukaan
Kayu harus dihilangkan.
6. Konstruksi rangka Kayu yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail
Termasuk bentuk dan ukurannya.
7. Bahan-bahan yang akan diproses fabrikasi harus diselesaikan terlebih
dahulu sesuai dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan dan
pewarnaan yang dipersyaratkan.
8. Untuk kesejahteraan warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-
profil harus diseleksi secermat mungkin, Kemudian pada waktu fabrikasi unit-
unit,
kosen dan pintu kayu harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit
di dapatkan warna yang sama dengan warna kosen-kosen dan jendela
aluminium.
9. Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill, sedemikian sehingga diperoleh
hasil yang telah dirangkai untuk partisi mempunyai toleransi ukuran sebagai
berikut :
• Untuk tinggi dan lebar 1 mm
• Untuk diagonal 2 mm
10. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar
dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat contoh jadi
dengan skala gambar 1 : 1, untuk sebagian type Kosen yang ditentukan oleh
Direksi Pengawas / MK.
11. Proses fabrikasi harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan
membuat
Lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Direksi Pengawas / MK
meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk dan ukuran.
12. Semua rangka dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai ukuran dan
kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
13. Akhir bagian rangka harus disambung dengan kuat dan teliti dan
harus
cocok. Penyambungan harus rapih untuk memperoleh kualitas dan bentuk
yang
sesuai dengan gambar.
14. Sistim penyambungan pada kosen kayu menggunakan sambungan pen
dengan
paku 12 mm sebagai pengunci kekakuan.
15. Angkur-angkur untuk rangka/Kosen terbuat dari steel plat setebal minmal
2 mm dan ditempatkan pada interval 60 cm.
16. Toleransi pemasangan kosen Kayu di satu sisi dinding adalah 10 – 25 mm
yang kemudian diisi dengan beton ringan / grout.
17. Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air
hujan.
18. Toleransi kesalahan pemotongan kaca maksimal 1 mm.
19. Kosen-kosen kayu yang telah dirakit diberi pengunci sementara dari bahan
kayu agar kesikuan kosen tetap terjaga pada saat dipasang.
20. Sebelum dipasang, semua permukaan kosen kayu dilaburi dengan cat meni
kayu untuk menghindari kerusakan akibat terkena adukan pasangan dan
plesteran.
b. Pengerjaan aluminium dan kaca
1. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa cela sedikitpun.
2. Pemasangan harus sesuai dengan gambar-gambar dan persyaratan teknis ini.
3. Setiap sambungan dengan dinding atau benda yang berlainan sifatnya
harus diberi “Sealant”.
4. Untuk menghindari cacat akibat proses pengerjaan, plastik yang melekat
pada permukaan kosen, pintu, jendela dan jalusi aluminium disarankan
untuk tidak lepas hingga pekerjaan
bangunan secara keseluruhan benar-benar rampung.
5. Konstruksi rangka aluminium yang dikerjakan harus disesuaikan seperti
yang ditunjukkan dalam detail termasuk bentuk dan ukurannya.
6. Bahan-bahan yang akan diproses fabrikasi harus diselesaikan terlebih
dahulu sesuai dengan bentuk toleransi ukuran dan kesikuan yang
dipersyaratkan.
7. Warna kosen, bingkai pintu dan bingkai jendela yang digunakan berwarna
cokelat tua.
8. Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill, sedemikian sehingga
diperoleh hasil yang terbaik.
9. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-
gambar dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat
contoh jadi dengan skala gambar 1 : 1, untuk sebagian type Kosen yang
ditentukan oleh Direksi Pengawas / MK.
10. Proses fabrikasi harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan
membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Direksi
Pengawas / MK meliputi gambar denah,
lokasi, merk, kualitas, bentuk dan ukuran.
11. Semua rangka dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai ukuran d an
kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
12. Akhir bagian rangka harus disambung dengan kuat dan teliti dan
harus cocok. Penyambungan harus rapih untuk memperoleh kualitas dan
bentuk yang sesuai dengan gambar.
13. System panyambungan pada kosen aluminium menggunakan paku
sekrup, dan pada setiap pemasangan kaca pada kosen maupun jendela
aluminium harus menggunakan sealant dan atau profil kaca untuk menjaga
keretakan kaca akibat getaran.
14. Angkur-angkur untuk rangka/Kosen ditempatkan pada dinding-dingding
lubang yang disediakan untuk pemasangan kosen tersebut.
15. Toleransi pemasangan kosen Kayu di satu sisi dinding adalah 10 – 25 mm
yang kemudian diisi dengan beton ringan / grout.
16. Toleransi kesalahan pemotongan kaca maksimal 1 mm
Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Semua bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum
dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi
Pengawas untuk mendapat persetujuan. Pengajuan/penyerahan harus disertai
brosur/spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
b. Apabila dianggap perlu, Direksi Pengawas dapat meminta untuk
mengadakan
test-test laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang
diajukan sebagai dasar persetujuan. Seluruh biaya test laboratorium menjadi
tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.
c. Material lain yang belum terdapat dalam persyaratan diatas, tetapi
diperlukan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini harus
kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui oleh Direksi Pengawas.
d. Ukuran dari unit-unit bahan yang dipasang sesuai dengan yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar, dari produk yang telah disetujui oleh
Direksi Pengawas.
e. Pekerjaan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang terampil/ahli dengan hasil
yang baik dansempurna.
Pembersihan
Kontraktor diharuskan melakukan pembersihan terhadap Kayu dan aluminium
sehingga campuran yang melekat pada Kosen harus dibersihkan.
Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada
bangunan, terlebih dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk mendapat
persetujuan dari pengawas / Direksi
Jenis Bahan
a. Untuk pintu papan dengan ukuran lebar 70 cm dan 80 cm menggunakan engsel
kuningan 4” penggantung sebanyak 3 (tiga) buah, sedangkan untuk pintu papan
dengan ukuran lebar 50 cm dan 60 cm serta semua pintu jenis aluminium
menggunakan engsel kuningan 4” penggantung sebanyak 2 (dua) buah.
b. Gantungan/engsel daun jendela kaca menggunakan engsel anti karat dengan
jumlah 2 bh setiap jendela.
c. Kait/hak angin dan tarikan digunakan untuk daun jendela kaca dengan bahan
berkualitas baik (khusus untuk jendela aluminium)
d. Grendel dan tarikan berkualitas baik digunakan untuk daun jendela kaca.
e. Kunci pintu/slot panjang merk Ses / Dorma / Alpha atau dengan kualitas setara
digunakan pada pintu panil double daun sebanyak 2 (dua) buah, yang satu
tertanam ke lantai dan yang lainnya
tertanam ke sisi kosen. Kemudian slot pendek digunakan sebagai pengunci
sementara antara
kedua daun pintu.
f. Kunci pintu/slot pendek merk Ses / Dorma / Alpha atau dengan kualitas setara
juga digunakan pada pintu aluminium masing-masing sebanyak 1 (satu) buah.
g. Kunci pintu tanam antik 2x putar merk Ses / Dorma / Alpha atau dengan
kualitas setara digunakan pada pintu panil kayu.
h. Kunci pintu tanam kamar mandi digunakan pada pintu aluminium.
i. Pemborong harus memperhatikan contohnya terlebih dahulu untuk mendapat
persetujuan Pemberi Tugas/Arsitek.
Cara Pelaksanaan
a. Syarat-syarat bahan harus sesuai dengan yang tertera dalam gambar, harus
dihasilkan dari pabrik yang terkenal dan disetujui, dipilih atau yang selaras
dengan yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas.
b. Pegangan-pegangan dan engsel-engsel harus dari baja galvanisir/Kuningan
dengan memakai ring nylon. Engsel-engsel menerus/piano dan engsel sendok
untuk pekerjaan halus harus dari kuningan (beras) pemakaian jenis engsel
untuk satu daun pintu menggunakan tiga buah
engsel, sedangkan untuk daun jendela menggunakan dua buah engsel jendela
atau sesuai dengan yang tertera dalam gambar.
c. Pemasangan dan penggantungan tidak boleh kandas baik terhadap ambang
atas
maupun terhadap lantai keramik, sehingga daun dapat dengan leluasa dibuka
dan
ditutup tanpa ada halangan sedikitpun.
d. Kunci-kunci, engsel-engsel dan sebagainya yang tertera dalam gambar, rongga
pada rangkavertikal pada kunci dan penggantung dan di atas rel tidak boleh
melebihi
3 mm. Semua ujung- ujung yang runcing di bulatkan dan rangka vertikal pada
kunci
harus dimiringkan sedikit.
Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Semua bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum
dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas
untuk mendapat persetujuan. Pengajuan/penyerahan harus disertai
brosur/spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
b. Material lain yang belum terdapat dalam persyaratan diatas, tetapi
diperlukan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini harus
kualitas terbaik dari jenisnya dan
harus disetujui oleh Direksi Pengawas.
c. Ukuran dari unit-unit bahan yang dipasang sesuai dengan yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar, dari produk yang telah disetujui oleh Direksi
Pengawas.
d. Pekerjaan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang terampil/ahli dengan hasil
yang
baik dan sempurna.
Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada
bangunan, terlebih dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk mendapa t
persetujuan dari pengawas / Direksi
P. PEKERJAAN PENGECATAN
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga untuk
melaksanakan pekerjaan pengecatan.
Pekerjaan yang termasuk bagian ini :
a. Cat kosen dan pintu kayu;
Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standar sebagi berikut : JIS-6909/6010
NI-3-1970
NI-4-1972
ASTM-D-3363(Powder Coating) A-153 (Galvanizing)
Bahan-Bahan
Cat serta pelapis-pelapis lain yang akan digunakan dan disetujui di sini adalah
sesuai dengan penggunaannya yang telah disetujui Direksi Lapangan.
a. Cat Kayu
Cat yang digunakan dapat dari merk-merk seperti: Avian, Glotex, atau lainnya
yang kualitasnya setaraf dan disetujui
Daftar Bahan-Bahan
Setelah kontrak ditandatangani, Pemborong harus secepatnya tapi tidak kurang
dari 2 (dua) bulan sebelum memulai pekerjaan pengecatan mengajukan daftar dari
semua bahan-bahan yang akan dipakai untuk pekerjaan pengecatan dan dikoreksi
kepada Pemberi Tugas/Direksi. Semua bahan- bahan harus disetujui oleh Pemberi
Tugas/Direksi.
Pemilihan Warna
Semua warna harus dipilih oleh Arsitek/Direksi, dan pemborong harus
memasukan dalam penawarannya biaya untuk mengadakan contoh warna-warna
untuk disetujui. Pemborong harus menyerahkan contah warna-warna tersebut
kepada Arsitek pada suatu potongan tripleks atau asbes berukuran 30x30 cm
masing-masing warna. Setelah disetujui oleh Arsitek, maka yang satu akan
disimpan oleh Pemborong.
Pelaksanaan
a. Cat Kayu
1. Sebelum pengecatan kosen dan pintu kayu dimulai, Kontraktor harus
membuat contoh- contoh warna kepada Direksi Lapangan untuk disetujui.
2. Kontraktor harus melaksanakan pengecatan atas semua permukaan sesuai
dengan aturan pakai yang dijelaskan oleh pabrik pembuat cat.
3. Permukaan bidang yang akan dicat harus dibersihkan lebih dahulu dari
segala kotoran, debu, minyak dan dibuat rata serta dalam keadaan kering
dengan kadar air max. 15%!
ditest.
4. Pengecatan kayu disyaratkan menggunakan kuas berkualitas baik dengan
merk seperti eterna atau setaraf sesuai petunjuk Direksi Lapangan.
5. Kayu yang akan dicat sebelum harus diplamuur kayu agar cat dapat melekat
dengan baik pada setiap permukaan yang akan dicat.
6. Lapisan cat dasar sebanyak 1 (satu) kali.
7. Kemudian lapisan cat penutup mencapai minimal 2 (dua) kali, dilakukan
secara bertahap untuk mendapatkan hasil pengecatan yang halus dan
merata sesuai dengan petunjuk
pabrik pembuatannya dan persetujuan Direksi Lapangan.
Keahlian
Pekerjaan mengecat hanya boleh dilaksanakan oleh orang-orang yang
sudah ahli dan berpengalaman dalam bidang ini dan selalu dalam pengawasan
mandor lapangan.
Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada
bangunan, terlebih dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk mendapat
persetujuan dari pengawas / Direksi
PEKERJAAN SELESAI
Pekerjaan dianggap selesai jika;
1. Pembersihan lapangan telah dilaksanakan dengan baik.
2. Pekerjaan telah diperiksa secara bersama oleh Konsultan Pengawas atau
Direksi, Pihak Pejabat Pembuat Komitmen dan Kuasa Pengguna Anggaran
(Kepala Sekolah selaku Owner) dan Kontraktor dan dinyatakan dalam suatu
Berita Acara.
KETENTUAN TAMBAHAN
1. Selain Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, maka sesuai dengan
ketentuan administrasi, pemeriksaan bahan/mutu pekerjaan serta ketentuan lain
dari pemeriksaan yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan ini termasuk pula
syarat-syarat yang harus dipenuhi dan ditaati.
2. Hal-hal lain yang tidak tercantum/tidak jelas dalam RKS ini akan dibuat tersendiri,
serta peraturan-peraturan pemerintah yang berlaku menjadi kewajiban Kontraktor.
3. Semua akibat yang timbul dari pelaksanaan pekerjaan yang keliru/kelalaian
Kontraktor adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
PENUTUP
A. Setelah KAK ini di terima maka penyedia jasa/ kontraktor pelaksana
hendaknya memeriksa semua bahan masukan yang di terima dan
mencari bahan lain yang dibutuhkan.
B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut kontraktor agar segera menyusun
program kerja dibahas dengan Pengendali / Koordinasi Pelaksana
Kegiatan.
Makassar, 28 Mei 2021