Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS DAERAH RAWAN KECELAKAAN UNTUK PEMBUATAN PETA RAWAN KECELAKAAN

(Studi Kasus : Kota Malang, Jawa Timur)

Handika Putra Pratama, Dedy Kurnia Sunaryo, Silvester Sari Sai


Program Studi Teknik Gaeodesi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Nasional Malang
Jl. Bendungan Sigura-gura No.2 Malang
Email : pratamahandikaputra@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat ketelitian Citra WorldView – 2 dalam mengindentifikasikan parameter –
prameter penyebab kecelakaan. Melakukan pemodelan spasial kerawanan kecelakaan lalu lintas dan memberikan rekomendasi untuk
mencegah kecelakaan. Prameter yang digunakan radius belokan, fasilitas penyebeangan jalan, perlintasan kereta api, jarak pandang
bebas, marka jalan, rambu lalu lintas dan jenis penggunaan lahan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Citra WorldView – 2 bermanfaat dalam mempengaruhi kerawanan kecelakaan lalu
lintas. Hal tersebut ditunjukkan dari tingkat ketelitian interpretasi prameter mencapai 91,01%. Model spasial tingkat kerawanan
kecelakaan memberikan hasil yang baik karena mempunyai kesesuaian dengan data kecelakaan dari kepolisian, dimana jalan dengan
kelas sangat rawan, rawan dan aman mempunyai angka kecelakaan yang tinggi dan yang tidak terjadi kecelakaan. Jalan-jalan yang
termasuk kelas sangat rawan adalah jalan ki ageng gribig, jalan tlogomas dan jalan s.supriadi. Jalan rawan yaitu jalan apida satsui
tubun, jalan basuki rahmad, jalan bendungan sigura-gura dan lain-lainnya. Jalan aman yaitu jalan kawi, jalan brobodur, jalan danau
toba dan lain-lain.

Kata Kunci : Interpretasi Citra WorldView-2, Kota Malang dan Sistem Informasi Geografis (SIG).
.
I. PENDAHULUAN lalu lintas. Mengatasi jatuhnya kecelakaan lalu lintas harus
1.1 Latar Belakang dilaksanakan dengan cepat dan tepat untuk mencegah korban
Transportasi yaitu untuk menghubungkan suatu wilayah
jiwa dan kerugian material.
dengan wilayah yang lain yang dapat dilakukan melalui jalur
Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan solusi
darat, udara, dan laut. Transportasi yang dilakukan dalam suatu
yang tepat dalam menganalisis daerah rawan kecelakaan. SIG
perkotaan biasanya menggunakan jalur darat. Hal ini
bisa membantu dalam membuat perencanaan setiap wilayah atau
dikarenakan tipe kendaraan pada jalur darat dapat dilakukan
daerah yang menjadi rawan kecelakaan maupun yang tidak
secara individu maupun kelompok. Penggunaan kendaraan
rawan dengan memanfaatkan komponen-komponek yang
bermotor sangat sering dijumpai di perkotaan karena
terdapat pada SIG,sehingga bisa dengan mudah dalam
penggunaannya yang praktis dan cepat.
menentukan daerah rawan tersebut.
Kota Malang adalah sebuah kota yang terletak di
Salah satu langkah awal dalam pencegahan kecelakaan
Propinsi Jawa Timur. Perkembangan Kota Malang ditandai
lalu lintas adalah penentuan lokasi rawan kecelakaan
dengan pertumbuhan fasilitas kota, sarana dan dan prasarana
menggunakan metode Sistem Informasi Geografis (SIG) dan
serta sistem trasportasi. Seiring dengan perkembangan Kota
Interpretasi Citra WorldView-2.
Malang, terjadi juga peningkatan jumlah kendaraan bermotor
dari tahun 2015 sebanyak 441.123 hingga 456.693 kendaraan 1.2 Rumusan Masalah
pada tahun 2016. Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah pada
Stagnannya kondisi jalan dapat menimbulkan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :
transportasi, diantaranya adalah kemacetan dan kecelakaan lalu 1. Bagaimana pemanfaatan citra resolusi tinggi untuk
lintas. Berdasarkan data dari Satlantas Kota Malang. Pada tahun
mengetahui derah rawan kecelakan di Kota Malang?
2017 terjadi 318 angka kecelakaan, tercatat pada tahun 2017
2. Daerah mana saja yang sering terjadi kecelakaan lalu lintas
korban meninggal dunia sebanyak 63 jiwa (SuryaMalang.com).
di Kota Malang?
Seiring dengan perkembangan penginderaan jauh dan
sistem informasi geografis dapat digunakan untuk kajian 1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
transportasi, khususnya dalam hal analisis mengenai kecelakaan
Tujuan penelitian ini dan maanfaat penelitian ini adalah sebagai kecelakaan tersebut. Apabila kecelakaan terjadi dengan
berikut: disengaja dan telah direncanakan sebelumnya, maka hal ini
1. Untuk mengetahui daerah rawan kecelakaan menggunakan bukan merupakan kecelakaan lalu lintas, namun digolongkan
metode interpretasi citra resolusi tinggi dan Sistem sebagai suatu tindakan kriminal baik penganiayaan atau
Informasi Geografis (SIG) pembunuhan yang berencana.
2. Membuat peta daerah rawan kecelakan di Kota Malang. Daerah rawan kecelakaan lalu lintas adalah daerah
yang mempunyai jumlah kecelakaan lalu lintas tinggi, resiko,
1.4 Batasan Masalah dan kecelakaan tinggi pada suatu ruas jalan (Warpani, 1999).
Batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Menurut Pedoman Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan Lalu
a. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah yaitu jalan Lintas Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah
Kontruksi dan Bangunan (2004), suatu lokasi dinyatakan
arteri primer, jalan arteri sekunder, jalan kolektor primer,
sebagai lokasi rawan kecelakaan lalu lintas apabila memiliki
dan jalan kolektor sekunder yang tersebar di Kota Malang. angka kecelakaan yang tinggi, lokasi kejadian kecelakaan relatif
b. Metode yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah menumpuk, lokasi kecelakaan berupa persimpangan atau
segmen ruas jalan sepanjang 100 - 300 m untuk jalan perkotaan,
interpretasi citra dan survey lapangan.
ruas jalan sepanjang 1 km untuk jalan antar kota, kecelakaan
c. Data yang digunakan adalah Citra resolusi tinggi terjadi dalam ruang dan rentang waktu yang relatif sama, dan
memiliki penyebab kecelakaan dengan faktor yang spesifik.
II. DASAR TEORI Menurut Ramadhani H.Y (2009), daerah rawan kecelakaan
2.1. Transportasi dibagi menjadi tiga kelas yaitu daerah cukup aman, daerah
rawan, dan daerah sangat rawan kecelakaan
Transportasi adalah proses pemindahan atau
pengangkutan manusia, hewan, dan barang, dari suatu tempat 2.3. Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan
menuju tempat lain dengan menggunakan alat transportasi. Ada Lalu lintas ditimbulkan oleh adanya pergerakan dari
juga yang menyebutkan bahwa pengertian transportasi adalah alat-alat angkutan karena adanya kebutuhan perpindahan
pemindahan manusia atau barang dari suatu tempat ke tempat manusia dan atau barang. Faktor-faktor penyebab terjadinya
lainnya dengan menggunakan alat atau kendaraan yang kecelakaan identik dengan unsur-unsur pembentuk lalu lintas
digerakkan oleh manusia atau mesin. Terdapat 5 unsur utama yaitu pemakai jalan, kendaraan, jalan, dan lingkungan.
transportasi, yaitu: Kecelakaan dapat timbul jika salah satu dari unsur tersebut tidak
a) Manusia, yang memerlukan transportasi berperan sebagaimana mestinya.
b) Barang, yang dibutuhkan manusia Kecelakaan lalu lintas umumnya terjadi karena
c) Kendaraan, sarana untuk transportasi berbagai faktor secara bersama-sama, seperti pelanggaran atau
d) Jalan, prasarana untuk transportasi tindakan tidak hati-hati para pengguna jalan (pengemudi
e) Organisasi, pengelola kegiatan transportasi kendaraan bermotor dan pejalan kaki), kondisi jalan, kondisi
Sebagian besar kegiatan manusia sehari-hari kendaraan, cuaca dan jarak pandang (Hermawati dan Oka,
berhubungan dengan penggunaan alat transportasi. Dengan alat 2011).
pengangkutan tersebut maka manusia lebih mudah untuk Kecelakaan dapat disebabkan oleh faktor pemakai
berpindah tempat atau memindahkan barang ke tujuan tertentu. jalan (pengemudi dan pejalan kaki), faktor kendaraan dan faktor
(Steenbrink, 1974). lingkungan (Pignataro, 1973). Pignataro juga menyatakan
bahwa kecelakaan diakibatkan oleh kombinasi dari beberapa
2.2. Kecelakaan Lalu Lintas
faktor perilaku buruk dari pengemudi ataupun pejalan kaki,
Menurut UU RI Pasal 1 No. 22 tahun 2009 kecelakaan
jalan, kendaraan, pengemudi ataupun pejalan kaki, cuaca buruk
lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan raya tidak diduga dan
ataupun pandangan yang buruk. Hobbs (1979) mengelompokkan
tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa
faktor – faktor penyebab kecelakaan menjadi tiga kelompok,
pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia
yaitu :
dan/atau kerugian harta benda. Di dalam terjadinya suatu
1. Faktor pemakain jalan (manusia)
kejadian kecelakaan selalu mengandung unsur ketidaksengajaan
2. Faktor kendaraan
dan tidak disangka-sangka serta akan menimbulkan perasaan
3. Faktor jalan dan lingkungan
terkejut, heran dan trauma bagi orang yang mengalami
Sedangkan faktor penyebab terjadinya kecelakaan menurut 2.3.2. Fasilitas Penyeberangan Jalan
Oglesby dan Hicks (1993) antara lain: Fasilitas penyebrangan jalan yang dimaksud adalah
1. Pengemudi berupa zebra cross, pelican crossing, jembatan penyeberangan,
2. Kecepatan dan terowongan penyeberangan bagi para pejalan kaki. Fasilitas
3. Kondisi kendaraan penyeberangan jalan berguna untuk meningkatkan keamanan
4. Kondisi jalan/lingkungan bagi pejalan kaki ketika menyebrang. Jenis fasilitas
Menurut Fauziah Almunawaroh (2018) terdapat penyebrangan jalan yang ada di kota berupa zebra cross yang
beberapa prameter yang dapat digunakan untuk mengetahui diketahui dari interpretasi citra.
daerah rawan kecelakaan lalu lintas. Dari prameter tersebut, Interpretasi dilakukan dengan menggunakan warna
parameter yang digunakan berjumlah 8 parameter yang (wana putih) dan pola (garis melintang dengan jalan). Hambatan
dihasilkan dari pengolahan Citra Wordlview-2, data sekunder, yang ditemui pada saat interpretasi yaitu ketika fasilitas
dan data lapangan. Setiap parameter memiliki beberapa kelas penyebrangan tersebut tertutup oleh pohon ataupun pengaruh
dan setiap kelas diberikan harkat. Kelas pada suatu parameter dari citra yang terdapat awan. Pemberian harkat dan keterangan
memiliki harkat antara 1 hingga 5 yang menunjukkan nilai tentang fasilitas penyeberangan jalan dapat dilihat pada tabel
pengaruh terhadap penyebab kecelakaan lalu lintas. Parameter berikut ini.
kondisi jalan dan lingkungan yang diperhitungkan dalam Tabel 2.2. Fasilitas Penyeberangan Jalan
pemodelan tingkat kerawanan kecelakaan lalu lintas ini adalah No. Fasilitas Penyeberangan Jalan Harkat
sebagai berikut : 1 Kawasan komersil maupun non komersil 1
2.3.1. Radius Belokan dengan fasilitas penyebrangan jalan di
Radius belokan merupakan jari – jari dari suatu sepanjang jalan
tikungan pada suatu jalan. Interpretasi radius belokan dengan 2 Kawasan non komersil, tidak ada fasilitas 3
Citra Wordlview-2, di lakukan per segman jalan. Segmen jalan penyebrangan jalan di sepanjang jalan
paling banyak di Perkotaan berupa jalan lurus, sedangkan 3 Kawasan komersil, tidak ada fasilitas 5
segmen jalan paling sedikit berupa belokan melingkar atau penyebrangan jalan di sepanjang jalan
bundaran. Belokan atau bundaran banyak terdapat pada ujung Sumber : Primananda dan Suharyadi, 2005
ruas jalan dan merupakan bagian dari persimpangan jalan. 2.3.3. Perlintasan Kereta Api
Interpretasi jalan lurus ditunjukan dengan bentuk jalan yang Perlintasan kereta api dan jalan raya dapat terletak
lurus dan memanjang, dan marka jalan berupa garis putus-putus. sebidang maupun berbentuk overpass dan underpass.
Belokan >90º merupakan belokan yang agak tajam dan pada Perlintasan kereta api yang terletak di Perkotaan merupakan
belokan ini biasanya terdapat marka garis tengah jalan berupa jenis perlintasan kereta api sebidang. Hal ini dapat diinterpretasi
garis tanpa putus. Belokan bersudut = 90º tergolong belokan dari Citra Wordlview-2 perlintasan kereta api tersebut
yang tajam sehingga pengemdi kendaraan harus berhati-hati diinterpretasidari bentuknya yang memanjang lurus. Kedua
ketika melintasi belokan ini. Tabel keterangan radius belokan perlintasan kereta api tersebut sudah dilengkapi dengan palang
dan harkatnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. pintu dan rambu lalu lintas sebagai alat bantu untuk keamanan
Tabel 2.1. Radius Belokan pengguna jalan.Tabel harkat perlintasan kereta api sebidang
No Radius Belokan/ Tikungan Harkat
dapat dilihat pada tabel berikut.
1 Jalan lurus (Bukan Belokan) 1 Tabel 2.3. Perlintasan Kereta Api

2 Lurus kemudian belokan 2 No. Perlintasan Kereta Api Harkat

transisi 1 Tidak ada perlintasan kereta api 1


3 Belokan Melingkar 3 sebidang

4 Belokan bersudut > 90º 4 2 Ada perlintasan kereta api sebidang 5

5 Belokan bersudut = 90º 5 Sumber : Primananda dan Suharyadi, 2005

Sumber : Primananda dan Suharyadi, 2005 2.3.4. Jarak Pandang Bebas


Jarak pandang merupakan jangkauan pandangan
pengemudi terhadap gerakan lalu-lintas yang berlawanan.
Interpretasi parameter jarak pandang bebas dilakukan dengan tentang jalan Klasifikasi ketersediaan rambu lalu lintas dan
melakukan pendekatan dengan memperhatikan bentuk ruas jalan harkatnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
dan bangunan di sisi jalan. Ruas jalan yang berkelok - kelok Tabel 2.6. Rambu Lalu Lintas
akan memiliki jarak pandang yang lebih sempit dibandingkan No. Rambu Lalu Lintas Harkat
dengan jalan yang lurus. Bangunan di sisi jalan yang tinggi juga 1 Rasio ketersediaan dengan kebutuhan 1
dapat mengurangi jarak pandang bebas bagi pengendara. minimal rambu 80 – 100%
Pandangan ke arah depan yang terganggu karena adanya obyek 2 Rasio ketersediaan dengan kebutuhan 2
lain yang menghalangi dari depan dapat menyebabkan minimal rambu 60 – 80%
kecelakaan lalu lintas karena pengendara tidak terlalu dapat 3 Rasio ketersediaan dengan kebutuhan 3
melihat pengendara lain yang akan melintas. Klasifikasi jarak minimal rambu 40 – 60%
pandang dengan harkatnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. 4 Rasio ketersediaan dengan kebutuhan 4
Tabel 2.4. Jarak Pandang Bebas minimal rambu 20 – 40%
No. Jaeak Pandang Bebas Harkat 5 Rasio ketersedian dengan kebutuhan 5
1 Pandangan ke depan tidak terhalang 1 miniman 0 – 20%
oleh bangunan atau obyek lain Sumber : Primananda dan Suharyadi, 2005
2 Pandangan ke depan terhalang oleh 5 2.3.7. Penggunaan Lahan Di Sepanjang Sisi Jalan
bangunan atau obyek lain. Penggunaan lahan berhubungan dengan aktivitas
Sumber : Primananda dan Suharyadi, 2005 manusia atau kegiatan ekonomi pada lahan yang spesifik
2.3.5. Marka Jalan (Lillesand dan Kiefer, 2004). Parameter penggunaan lahan
Marka jalan merupakan suatu tanda yang berada di diinterpretasi dengan beberapa unsur – unsur interpretasi, yaitu
atas jalan seperti garis-tengah, garis menerus, marka lajur, pola, warna, ukuran, situs, asosiasi, dan bentuk. Kelas
marka sisi perkerasan dan sebagainya (MKJI, 1997). Marka penggunaan lahan dibedakan menjadi lima macam, yaitu
jalan merupakan parameter yang dapat diinterpretasi dari Citra pertama pemukiman dengan hampir tidak ada kegiatan.
Wordlview-2 dengan melihat rona dan bentuknya. Kelas marka Penggunaan lahan ini merupakan penggunaan lahan dengan
jalan dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu ada marka yang jelas dan mayoritas tanah pertanian dan permukiman yang tidak dilalui
sesuai standar dan tidak ada marka atau marka kurang sesuai kendaraan umum seperti angkutan kota atau bus. Selain itu,
standar. Tidak semua marka jalan di Perkotaan terlihat jelas dan biasanya jenis jalan yang ada pada pemukiman dengan hampir
sesuai standar. Marka yang kurang sesuai standar ditunjukkan tidak ada kegiatan merupakan jalan lokal atau jalan lain.
dengan garis marka yang tidak terlihat jelas dan belum dicat Penggunaan lahan kedua merupakan permukiman
ulang. Terdapat juga jalan yang tidak memiliki marka. dengan beberapa angkutan umum. Interpretasi penggunaan
Klasifikasi marka jalan dengan harkatnya dapat dilihat pada lahan ini serupa dengan pemukiman tidak ada kegiatan.
tabel di bawah ini. Perbedaannya adalah untuk penggunaan lahan ini ditambah
Tabel 2.5. Marka Jalan informasi dari trayek angkutan umum maupun data lapangan
No. Marka Jalan Harkat untuk mengetahui kondisi sebenarnya di lapangan. Jenis
1 Ada marka jalan yang jelas dan 1 penggunaan lahan berikutnya adalah daerah industri dan
sesui standar perkantoran dengan toko disekitarnya. Daerah industri yang
2 Tidak ada marka atau marka jalan 5 dimaksud dapat berupa pabrik maupun gudang – gudang
yang kurang sesui dengan standar penyimanan dimana banyak kendaraan yang keluar masuk
Sumber : Primananda dan Suharyadi, 2005 bangunan tersebut. Jenis penggunaan keempat yaitu daerah
2.3.6. Rambu Lalu Lintas niaga dengan aktivitas jalan yang tinggi.
Rambu lalu lintas juga dapat diartikan sebagai suatu Penggunaan lahan ini meliputi kawasan supermarket,
alat pelengkap jalan yang berupa lambang, huruf, angka, kalimat komplek ruko, dan minimarket Salah satu kunci interpretasi
atau perpaduannya yang diperuntukkan bagi pengguna jalan yang digunakan dalam hal ini adalah ukuran. Kenampakan
untuk menunjukkan larangan, peringatan, perintah, dan petunjuk bangunan untuk daerah niaga umumnya lebih besar jika
dibandingkan dengan bangunan pemukiman penduduk.
Penggunaan lahan kelima yaitu penggunaan lahan
berupa daerah niaga dan aktivitas pasar sisi jalan yang sangat
tinggi. Aktivitas pasar pada penggunaan lahan ini menyebabkan
hambatan samping bertambah banyak. Klasifikasi penggunaan
lahan dan pengharkatannya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.7. Jenis Penggunaan Lahan
No. Jenis Penggunaan Lahan Harkat
1 Permukiman, hampir tidak ada 1
kegiatan
2 Permukiman, beberapa angkutan 2
umum, dll
3 Daerah industri dan perkantoran 3
dengan toko-toko di sisi jalan Gambar 3.1 Peta Kota Malang (Peta Tematik Indonesia, 2015)
4 Daerah niaga dengan aktivitas 4
sisi jalan yang tinggi 3.2 Peralatan Dan Bahan Penelitian
Alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan dalam
5 Daerah niaga dan aktivitas pasar 5
penelitian terdiri dari :
sisi jalan yang sangat tinggi
3.2.1 Peralatan Penelitian
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
1. Perangkat keras (hardware)
a. Laptop Asuscore i5
III. METODELOGI PENELITIAN
b. Alat tulis
3.1. Lokasi Penelitian
c. Kamera
Kota Malang yang terletak pada ketinggian antara 440
d. Gps anhalt
– 667 meter diatas permukaan air laut, merupakan salah satu
2. Perangkat lunak (software)
kota tujuan wisata di Jawa Timur karena potensi alam dan iklim
a. Perangkat lunak Microsof Office
yang dimiliki. Letaknya yang berada ditengah-tengah wilayah
c. ArcGIS 10.3 untuk pengolahan data spasial dan proses
Kabupaten Malang secara astronomis terletak 112,06° – 112,07°
pembuatan peta.
Bujur Timur dan 7,06° – 8,02° Lintang Selatan, dengan batas
3.2.2 Bahan Penelitian
wilayah sebagai berikut :
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
Sebelah Utara : Kecamatan Singosari dan Kec. Karangploso
data spasial dan data atribut dengan spesifikasi sebagai berikut :
Kabupaten Malang
1. Peta Administrasi Kota Malang, Citra WorldView-2 tahun
Sebelah Timur : Kecamatan Pakis dan Kecamatan Tumpang
2015,
Kabupaten Malang
2. Data non spasial meliputi data Rambu Lalu Lintas dan Data
Sebelah Selatan : Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji
Kecelakaan.
Kabupaten Malang
Sebelah Barat : Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau
3.3 Diagram Alir Penelitian
Kabupaten Malang
Dalam sebuah penelitian perlu dibuat alur langkah
kerja untuk memudahkan proses penelitian. Diagram alir
pelaksanaan penelitian meliputi tahapan seperti Gambar 3.2
Mulai Jl. Candi
10 25 Rawan
Panggung
Pengumpulan Data
11 Jl. Galunggung 26 Rawan
Jl. Hasim
Peta Rambu Lalu
Citra
Data 12 23 Rawan
Administrasi Lintas
WorldView
-2
Survey
Lapangan
Kecelakaan Ashari
Lalu Lintas
Tahun 2018 Jl. Ikan
13 20 Rawan
Interpretasi Tombro
Jl. Jendral A.
1. Radius Belokan
1. Fasilatas 14 22 Rawan
Peta Rambu
2. Perlintasan Kereta
Peyebrangan Yani
Api
Lalu Lintas Jalan
3. Jarak Pandang
Bebas
2. Marka Jalan 15 Jl. Kyai Tamin 24 Rawan
4. Jenis Penggunaan
Lahan 16 Jl. Kawi Atas 17 Rawan
Skoring Jl. Kolonel
17 18 Rawan
Analisis Dan Klasifikasi
Sugiono
Rawan Kecelakaan Jl. Laksamana
18 23 Rawan
Peta Tentatif
Adi Sucipto
Rawan Kecelakaan
Jl. Letjen
19 25 Rawan
Overlay Sutoyo
Jl. Mayjen
Peta Rawan Kecelakaan 20 24 Rawan
Berdasarkan Panjaitan
Administrasi
Jl. Mayjen
Survey Lapangan 21 24 Rawan
Data Sekunder Sungkono
Dan Data Primer
22 Jl. Mertojoyo 23 Rawan
Re-Interpretasi Validasi
23 Jl. Mt.Haryono 21 Rawan
Tidak
Nilai
Kepercayaan ≥ 90% 24 Jl. Panji Suroso 24 Rawan
Ya
Peta Rawan Kecelakaan
25 Jl. Pattimura 20 Rawan
Hasil Validasi
26 Jl. Raya Dieng 23 Rawan
Selsai
27 Jl. Raya Kepuh 21 Rawan
Gambar 3.2. Diagram Alir Penelitian
Jl. Raya
28 25 Rawan
Sawojajar
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Jl. Sunan
29 19 Rawan
4.1. Analisis Tingkat Kerawanan Kecelakaan Lalu Kalijaga
Lintas 30 Jl. Semeru 24 Rawan

Berdasarkan data kerawanan kecelakaan lalu lintas 31 Jl. Sulfat 23 Rawan


32 Jl. Sumbersari 24 Rawan
yang diperoleh dari hasil analisis, kecelakaan lalu lintas banyak
Jl. Sunandar
terjadi di Jalan Tlogomas dengan skor sebesar 28, Jalan Supriadi 33 26 Rawan
Priyo Sudarmo
dengan skor sebesar 28 dan Jalan Ki Ageng Gribig dengan skor Jl. Terusan
34 20 Rawan
Sulfat
sebesar 32. Seperti pada Tabel 4.1 berikut ini. Jl. Terusan
35 23 Rawan
Tabel 4.1 Skor Kerawanan Kecelakaan Surabaya
Harkat Jl. Ade Irma
No Nama Jalan Kelas 36 16 Aman
(Skoring) Suryani
Jl. Ki Ageng Sangat Jl. Arief
1 32 37 Rahman 16 Aman
Gribig Rawan
Sangat Hakim
2 Jl. Supriad 28 Jl. Arif
Rawan 38 16 Aman
Sangat Margono
3 Jl. Tlogomas 28 Jl.
Rawan 39 16 Aman
Jl. Apida Arismunandar
4 25 Rawan 40 Jl. B. Cengkeh 13 Aman
Satsuit Tubun
Jl. Basuki 41 Jl. B. Coklat 16 Aman
5 21 Rawan
Rahmad
42 Jl. Bandung 15 Aman
Jl. Bendungan
6 24 Rawan 43 Jl. Besar Ijen 15 Aman
Sigura-Gura
Jl. Bendungan 44 Jl. Bondowoso 16 Aman
7 21 Rawan
Sutami
45 Jl. Borobudur 16 Aman
Jl. Brigjend
8 21 Rawan 46 Jl. Ciliwung 15 Aman
Katamso
Jl. Brigjen 47 Jl. Danau Toba 16 Aman
9 21 Rawan
Slamet Riyadi
48 Jl. Gajayana 16 Aman 85 Jl. Veteran 16 Aman
49 Jl. Ijen 16 Aman 86 Jl. Wilis 15 Aman
Jl. Jaksa Jl. Wr.
87 16 Aman
50 Agung 16 Aman Supratman
Suprapto Jl. Yulius
88 16 Aman
Jl. Jenderal Usman
51 16 Aman
Gatot Subroto Jl. Zaenal
89 16 Aman
52 Jl. Kahuripan 16 Aman Zakse
53 Jl. Kalpataru 12 Aman
Jl. Kapten 4.2. Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Malang Pada
54 16 Aman
Piere Tendean Tahun 2018
55 Jl. Kauman 16 Aman
Berdasarkan data kecelakaan lalu lintas tahun 2018
56 Jl. Kawi 16 Aman
yang diperoleh dari Satlantas Kota Malang, kecelakaan lalu
57 Jl. Kedawung 12 Aman
lintas banyak terjadi di jalan jalan arteri sekunder (jalan
58 Jl. Kertanegara 13 Aman
Jl. Kh. s.supriadi dan jalan ki ageng gribig) dan jalan kolektor (jalan
59 Achmad 16 Aman tlogomas). Selama tahun 2018 terdapat 110 kasus kecelakaan di
Dahlan
Jl. Kh. Agus Kota Malang. Di mana jalan paling banyak kecelakaan yaitu
60 16 Aman
Salim jalan tlogomas, jalan s.supriadi dan jalan ki ageng gribig.
Jl. Laksamana
61 16 Aman Berikut tabel data kecelakaan tahun 2018 di bawah ini.
Martadinata
Jl. Letjen S. Tabel 4.2. Data Kecelakaan Tahun 2018
62 12 Aman
Parman
Jl. Mayjen Data Kecelakaan Kota Malang Tahun 2018
63 13 Aman
Moh. Wiyono
Jl. Merdeka NO NAMA JALAN JUMLAH KELAS
64 16 Aman JL. RAYA KI AGENG SANGAT
Barat
Jl. Merdeka 1 GRIBIG 8 RAWAN
65 12 Aman SANGAT
Selatan
Jl. Merdeka 2 JL. RAYA TLOGOMAS 12 RAWAN
66 12 Aman SANGAT
Timur
Jl. Merdeka 3 JL. S. SUPRIADI 10 RAWAN
67 16 Aman
Utara 4 JL. A. YANI 6 RAWAN
Jl. Mgr. JL. BRIGJEND
68 16 Aman
Sugiopranoto 5 SLAMET RIADI 3 RAWAN
69 Jl. Muharto 16 Aman JL. CANDI
Jl. Pahlawan 6 PANGGUNG 3 RAWAN
70 14 Aman
Trip 7 JL. GALUNGGUNG 4 RAWAN
Jl. Panglima JL. JENDRAL BASUKI
71 12 Aman
Sudirman 8 RAHMAT 3 RAWAN
72 Jl. Pasar Besar 16 Aman JL. K.H.HASYIM
73 Jl. Pulosari 16 Aman 9 ASHARI 2 RAWAN
Jl. R. 10 JL. KAWI ATAS 1 RAWAN
74 Tumenggung 12 Aman JL. KOLONEL
Suryo 11 SUGIONO 2 RAWAN
75 Jl. Raden Intan 13 Aman JL. LAKSDA ADI
12 SUCIPTO 6 RAWAN
76 Jl. Ranugrati 12 Aman
Jl. Raya 13 JL. LETJEN SUTOYO 5 RAWAN
77 13 Aman JL. LETNAN JENDRAL
Langsep
78 Jl. Raya Tidar 16 Aman SUNANDAR PRIYO
14 SUDARMO 5 RAWAN
79 Jl. Retawu 16 Aman JL. MAYJEN
Jl. Soekarno 15 SUNGKONO 6 RAWAN
80 16 Aman
Hatta JL. MAYJEND
81 Jl. Surabaya 16 Aman 16 PANJAITAN 2 RAWAN
Jl. Teusan 17 JL. MT. HARYONO 5 RAWAN
82 14 Aman
Kawi JL. RADEN PANJI
83 Jl. Tugu 10 Aman 18 SUROSO 3 RAWAN
Jl. Urip 19 JL. RAYA KAPUH 1 RAWAN
84 16 Aman
Sumoharjo
JL. RAYA
19 Jl. Danau Toba 10 0-20%
20 SAWOJAJAR 2 RAWAN
JL. RAYA 20 Jl. Gajayana 3 0-20%
21 SUMBERSARI 3 RAWAN
21 Jl. Galunggung 8 0-20%
22 JL. SEMERU 2 RAWAN
22 Jl. Hasim Ashari 6 0-20%
23 JL. SIGURA-GURA 3 RAWAN
JL. SUDIRMORO 23 Jl. Ijen 3 0-20%
24 ATAU IKAN TOMBRO 1 RAWAN 24 2 0-20%
Jl. Ikan Tombro
25 JL. SULFAT 3 RAWAN Jl. Jaksa Agung 40-
JL. TERUSAN DIENG 25 Suprapto 22 60%
26 ATAU RAYA DIENG 2 RAWAN Jl. Jenderal
27 JL. TERUSAN SULFAT 3 RAWAN 26 Gatot Subroto 10 0-20%
80-
27 Jl. Jendral A.Yani 50 100%
4.3. Rasio Rambu Di Jalan Kota Malang
28 Jl. Kahuripan 2 0-20%
Jadi jumlah rambu yang terbanyak ada di jalan jendral
ahmad yani dengan rambu (80-100%), jalan soekarno hatta 29 Jl. Kalpataru 4 0-20%
Jl. Kapten Piere
dengan ramb (60-80%), jalan jaksa agung suprapto dengan 30 Tendean 0 0-20%
rambu (40-60%), jalan apida satsui tubun, jalan basuki rahmad 31 Jl. Kauman 5 0-20%
sebesar, jalan besar ijen dengan rasio rambunya sekitar (20- 20-
32 Jl. Kawi 12 40%
40%) dan jalan jalan lainnya, dan jalan yang rasio paling terkecil
33 Jl. Kawi Atas 2 0-20%
ada di jalan ade irma suryani, jalan arief rahman hakim, jalan
Jl. Kebalen
arismunandar dan jalan lainnya sebsar (0-20%) 34 Wetan 2 0-20%
Tabel 4.3 Rasio Rambu 35 Jl. Kertanegara 6 0-20%
No. Nama Jalan Rambu Rasio Jl. Kh. Achmad
36 Dahlan 2 0-20%
Jl. Ade Irma
6 Jl. Kh. Agus
1 Suryani 0-20%
37 Salim 5 0-20%
Jl. Apida Satsuit 20-
Jl. Ki Ageng
2 Tubun 16 40%
38 Gribig 2 0-20%
Jl. Arief Rahman
Jl. Kolonel 20-
3 Hakim 7 0-20%
39 Sugiono 19 40%
4 Jl. Arif Margono 6 0-20%
40 Jl. Kyai Tamin 4 0-20%
5 Jl. Arismunandar 0 0-20% Jl. Laksamana 20-
6 0 0-20% 41 Adi Sucipto 14 40%
Jl. B. Cengkeh
Jl. Laksamana
7 Jl. B. Coklat 2 0-20% 42 Martadinata 10 0-20%
Jl. Letjen S. 20-
8 Jl. Bandung 9 0-20%
43 Parman 18 40%
Jl. Basuki 20-
9 20 40% 20-
Rahmad
44 Jl. Letjen Sutoyo 20 40%
Jl. Bendungan
10 Sigura-Gura 6 0-20% Jl. Mayjen Moh.
45 Wiyono 4 0-20%
Jl. Bendungan
11 Sutami 2 0-20% Jl. Mayjen
46 Panjaitan 6 0-20%
20-
Jl. Mayjen
12 Jl. Besar Ijen 20 40%
47 Sungkono 8 0-20%
13 Jl. Bondowoso 3 0-20% Jl. Merdeka 20-
20- 48 Barat 14 40%
14 Jl. Borobudur 12 40% Jl. Merdeka 20-
Jl. Brigjen Slamet 49 Selatan 14 40%
15 Riyadi 5 0-20% Jl. Merdeka 20-
Jl. Brigjend 50 Timur 14 40%
16 Katamso 2 0-20% Jl. Merdeka 20-
Jl. Candi 51 Utara 14 40%
17 Panggung 3 0-20%
20- 52 Jl. Mertojoyo 0 0-20%
18 Jl. Ciliwung 12 40% Jl. Mgr.
53 Sugiopranoto 0 0-20%
20-
54 Jl. Mt.Haryono 19 40%
4.4. Validasi
55 Jl. Muharto 4 0-20%
Tahap validasi dilakukan untuk mengetahui seberapa
56 Jl. Pahlawan Trip 0 0-20%
20- besar tingkat akurasi dari hasil peta daerah rawan kecelakaan
Jl. Panglima
57 Sudirman 18 40% lalu lintas yang telah terbentuk, sebanyak 27 jumlah total data
20- yang di dapatkan dari laka lantas dan sebanyak 35 jumlah jalan
58 Jl. Panji Suroso 20 40%
yang terdapat kecelakaannya di Kota Malang.
59 Jl. Pasar Besar 8 0-20%
20- Tabel 4.4. Validasi Data Hasil Dan Data Polres (Laka Lantas)
60 Jl. Pattimura 11 40% Yang Valid Dan Tidak Valid
61 Jl. Pulosari 0 0-20% Kelas
Jl. R. No Nama Jalan Hasil Data Valid/Tidak
Tumenggung 20- Anaisis Polres
62 Suryo 12 40% Jl. Ade Irma
20- 1 Aman Aman Valid
Suryani
63 Jl. Raden Intan 15 40% Jl. Apida
2 Rawan Aman Tidak Valid
64 Jl. Ranugrati 2 0-20% Satsuit Tubun
Jl. Arief
65 Jl. Raya Dieng 8 0-20% 3 Rahman Aman Aman Valid
20- Hakim
66 Jl. Raya Kepuh 12 40% Jl. Arif
4 Aman Aman Valid
Margono
67 Jl. Raya Langsep 10 0-20%
Jl.
Jl. Raya 5 Aman Aman Valid
Arismunandar
68 Sawojajar 4 0-20%
6 Jl. B. Cengkeh Aman Aman Valid
69 Jl. Raya Tidar 6 0-20%
7 Jl. B. Coklat Aman Aman Valid
70 Jl. Retawu 5 0-20% 8 Jl. Bandung Aman Aman Valid
71 Jl. Semeru 10 0-20% Jl. Basuki
9 Rawan Rawan Valid
Jl. Soekarno 60- Rahmad
72 Hatta 33 80% Jl. Bendungan
10 Rawan Rawan Valid
20- Sigura-Gura
73 Jl. Sulfat 12 40% Jl. Bendungan
11 Rawan Aman Tidak Valid
Sutami
74 Jl. Sumbersari 6 0-20% 12 Jl. Besar Ijen Aman Aman Valid
Jl. Sunan
75 Kalijaga 0 0-20% 13 Jl. Bondowoso Aman Aman Valid
Jl. Sunandar 20- 14 Jl. Borobudur Aman Aman Valid
76 Priyo Sudarmo 11 40% Jl. Brigjen
15 Rawan Rawan Valid
Slamet Riyadi
77 Jl. Supriadi 2 0-20%
Jl. Brigjend
16 Rawan Aman Tidak Valid
78 Jl. Surabaya 0 0-20% Katamso
Jl. Candi
79 Jl. Terusan Sulfat 4 0-20% 17 Rawan Rawan Valid
Panggung
Jl. Terusan
80 Surabaya 0 0-20% 18 Jl. Ciliwung Aman Aman Valid
19 Jl. Danau Toba Aman Aman Valid
81 Jl. Teusan Kawi 2 0-20%
20 Jl. Gajayana Aman Aman Valid
82 Jl. Tlogomas 20 0-20% 21 Jl. Galunggung Rawan Rawan Valid
83 Jl. Tugu 0 0-20% Jl. Hasim
22 Rawan Rawan Valid
Jl. Urip Ashari
84 Sumoharjo 8 0-20% 23 Jl. Ijen Aman Aman Valid
20- Jl. Ikan
85 Jl. Veteran 18 40% 24 Rawan Rawan Valid
Tombro
86 Jl. Wilis 2 0-20% Jl. Jaksa
Jl. Wr. 20- 25 Agung Aman Aman Valid
87 Supratman 12 40% Suprapto
Jl. Jenderal
88 Jl. Yulius Usman 2 0-20% 26 Aman Aman Valid
Gatot Subroto
89 Jl. Zaenal Zakse 8 0-20% Jl. Jendral
27 Rawan Rawan Valid
A.Yani
28 Jl. Kahuripan Aman Aman Valid 66 Jl. Raya Kepuh Rawan Rawan Valid
29 Jl. Kalpataru Aman Aman Valid Jl. Raya
67 Aman Aman Valid
Jl. Kapten Langsep
30 Aman Aman Valid Jl. Raya
Piere Tendean 68 Rawan Rawan Valid
Sawojajar
31 Jl. Kauman Aman Aman Valid
69 Jl. Raya Tidar Aman Aman Valid
32 Jl. Kawi Aman Aman Valid
70 Jl. Retawu Aman Aman Valid
33 Jl. Kawi Atas Rawan Rawan Valid
71 Jl. Semeru Rawan Rawan Valid
34 Jl. Kedawung Aman Aman Valid
Jl. Soekarno
35 Jl. Kertanegara Aman Aman Valid 72 Aman Aman Valid
Hatta
Jl. Kh.
73 Jl. Sulfat Rawan Rawan Valid
36 Achmad Aman Aman Valid
Dahlan 74 Jl. Sumbersari Rawan Rawan Valid
Jl. Kh. Agus Jl. Sunan
37 Aman Aman Valid 75 Rawan Aman Tidak Valid
Salim Kalijaga
Jl. Ki Ageng Sangat Sangat Jl. Sunandar
38 Valid 76 Rawan Rawan Valid
Gribig Rawan Rawan Priyo Sudarmo
Jl. Kolonel Sangat Sangat
39 Rawan Rawan Valid 77 Jl. Supriadi Valid
Sugiono Rawan Rawan
40 Jl. Kyai Tamin Rawan Aman Tidak Valid 78 Jl. Surabaya Aman Aman Valid
Jl. Laksamana Jl. Terusan
41 Rawan Rawan Valid 79 Rawan Rawan Valid
Adi Sucipto Sulfat
Jl. Laksamana Jl. Terusan
42 Aman Aman Valid 80 Rawan Aman Tidak Valid
Martadinata Surabaya
Jl. Letjen S. Jl. Teusan
43 Aman Aman Valid 81 Aman Aman Valid
Parman Kawi
Jl. Letjen Sangat Sangat
44 Rawan Rawan Valid 82 Jl. Tlogomas Valid
Sutoyo Rawan Rawan
Jl. Mayjen 83 Jl. Tugu Aman Aman Valid
45 Aman Aman Valid
Moh. Wiyono
Jl. Mayjen Jl. Urip
46 Rawan Rawan Valid 84 Aman Aman Valid
Panjaitan Sumoharjo
Jl. Mayjen 85 Jl. Veteran Aman Aman Valid
47 Rawan Rawan Valid
Sungkono 86 Jl. Wilis Aman Aman Valid
Jl. Merdeka Jl. Wr.
48 Aman Aman Valid 87 Aman Aman Valid
Barat Supratman
Jl. Merdeka Jl. Yulius
49 Aman Aman Valid 88 Aman Aman Valid
Selatan Usman
Jl. Merdeka Jl. Zaenal
50 Aman Aman Valid 89 Aman Aman Valid
Timur Zakse
Jl. Merdeka
51 Aman Aman Valid
Utara
52 Jl. Mertojoyo Rawan Aman Tidak Valid Tabel 4.5. Validasi Data Hasil Dan Data Polres (Laka Lantas)
Jl. Mgr. Data Hasil SANGAT
53 Aman Aman Valid AMAN RAWAN
Sugiopranoto Data Polis RAWAN
54 Jl. Mt.Haryono Rawan Rawan Valid AMAN 54 0 0
55 Jl. Muharto Aman Aman Valid RAWAN 8 24 0
Jl. Pahlawan SANGAT
56 Aman Aman Valid RAWAN 0 0 3
Trip
Jl. Panglima JUMLAH 91,01%
57 Aman Aman Valid
Sudirman
Jl. Panji 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑛𝑎𝑟
58 Rawan Rawan Valid 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑎𝑡𝑎 = 𝑥 100
Suroso
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
59 Jl. Pasar Besar Aman Aman Valid
81
60 Jl. Pattimura Rawan Aman Tidak Valid 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑎𝑡𝑎 = 𝑥 100% = 91,01%
89
61 Jl. Pulosari Aman Aman Valid
Berdasarkan hasil sempel titik koordinat di lapangan
Jl. R.
62 Tumenggung Aman Aman Valid yang di peroleh yaitu yang valid ada 81 titik dan data tidak valid
Suryo
ada 8 titik maka hasil yang di peroleh 91,01% berarti keakuratan
63 Jl. Raden Intan Aman Aman Valid
hasil analisinya valid. Setelah sesuai dengan hasil validasi maka
64 Jl. Ranugrati Aman Aman Valid
65 Jl. Raya Dieng Rawan Rawan Valid
di buat pete rawan kecelakaan hasil validasi atau peta hasil. DAFTAR PUSTAKA
Seperti gambar di bawah ini 4.1. Arumsari, dkk. 2016. Pemodelan Daerah Rawan Kecelakaan
denganMenggunakan Cluster Analysis. Jurnal Ilmiah
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Almunawaroh, Fauziah. 2018. Pemanfaatan Citra Pleiades
Dan Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Wilayah
Rawan Kecelakaan Lalu Lintas Di Perkotaan Purwokerto.
Yogyakarta. Universitas Gajah Mada.
Brilio, 2017. https://www.brilio.net/creator/kamu-harus-tahu-
ini-arti-5-warna- rambu-lalu-lintas--111083.html
Denny, C., dan Irma, A. 2003. Desain dan Aplikasi Geographics
Information System. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Exsainternasional,2008.https://exsainternasional.wordpress.com/
experience/
Google Earth,2019.https://earth.google.com/web/@-
Gambar 4.1. Peta Rawan Kecelakaan Kota Malang Google,Maps.2020.https://www.google.co.id/maps/@7.9618262
,112.6317707,14.5z
V. KESIMPULAN DAN SARAN Hermawati dan Oka. 2011. Analisis Penyebab Kecelakaan Lalu
5.1 Kesimpulan
Lintas di Jalan Prof. Ida Bagus Mantra (Ruas Tohapati –
Berdasarkan hasil analisi yang dilakukan dalam penelitian yang
Kusumba). Pekanbaru.
terdapat beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Hobbs, 1979. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. Yogyakarta
1. Hasil kategori tingkat kerawanan kecelakaan di Kota
: Gadjah Mada University Press.
Malang terbagi atas Aman, Rawan dan Sangat Rawan.
Herugan. 2010. https://www.herugan.com/apa-sih-google-street-
Untuk kategori Aman, Jl. Terusan Kawi, Jl. Surabaya, Jl.
view-apa-manfaatnya.
Kawi danlain-lain. Kategori Rawan, Jl. Basuki Rahmad, Jl.
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). 1997. Jakarta :
Kolonel Sugiono, Jl. Sumbersari dan lain-lain. Kategori
Direktorat Bina Jalan Kota, Direktorat Bina Marga RI dan
Sangat Rawan, Ky Ageng Gribig, Jl. Tlogomas dan Jl.
SWEROAD.
S.Supriadi
Nugraha.2011.https://mtnugraha.wordpress.com/2011/12/12/citr
2. Hasil uji akurasi tingkat kerawanan kecelakaan di Kota
a-satelit- worldview-2/
Malang dengan membandingkan data kecelakaan yang
Nyobamoto.com,2015.https://nyobamoto.com/2015/02/07/bahay
diperoleh dari data hasil analisi Sistem Informasi Geografis
anyaperlintasan-kereta-api-dibawah-flyover-arjosari-malang/
(SIG) diperoleh nilai akurasi sebesar 91,01%.
NSS, 2017. http://www.nusantara
5.2 Saran sakti.com/news_event/mengenal_arti_marka _jalan
1. Untuk mendapatkan tingkat kerawanan kecelakaan yang
Oglesby, C. H. 1988. Teknik Jalan Raya, Edisi Keempat.
lebih akurat pada daerah rawan kecelakaan di jalan utama
Jakarta: Erlangga
Kota Malang sebaiknya dilengkapi dengan data kecelakaan
Peta Tematik Indonesia, 2015
lalu lintas tiap tahunnya yang terjadi dilokasi tersebut.
https://petatematikindo.wordpress.com/2015/03/07/administrasi-
2. Analisisis daerah rawan kecelakaan untuk pembuatan peta
kota-malang/
rwan kecelakaan sebaiknya dilakukan dengan data yang
Pignataro, L.J. 1973. Traffic Engineering Theory and Practice,
lebih banyak lagi. Dengan banyaknya data yang
Prentice Hall, Inc, Englewood Cliffs. New Jersey.
dikumpulkan akan menghasilkan pembagian kriteria rawan
Primananda, Aktifa dan Suharyadi. 2005. Pemodelan Spasial
kecelakaan akan lebih baik lagi.
Tingkat Kerawanan Kecelakaan Lalu Lintas di
Surabaya Pusat dengan Memanfaatkan Foto Udara.
Prosiding. PIT MAPIN XIV : Surabaya.
Prahasta, Eddy. 2002. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi
Geografis. Bandung : Informatika Bandung.
Pranoto, A, 1992, “SIG Sebagai Manajemen”, Majalah Survei
dan Pemetaan, Nomor 1.Volume 9. November 1999.
Prahasta, Eddy. 2005. Sistem Informasi Geografis. Bandung:
Informatika.
Prahasta, Eddy. 2013. Mengelola Peta Dijital Cara
Mendapatkan & Mengelola Peta-
Jalan. Bandung: ITB.
.

Anda mungkin juga menyukai