Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Yusticia Fakultas Hukum Universitas Darul ‘Ulum Jombang

PENYELESAIAN KASUS KECELAKAAN LALULINTAS YANG


MENIMBULKAN KORBAN JIWA
Kharisun Nisa’ Khususiyah1, Kuswanto2
1
Fakultas Hukum Universitas Darul Ulum Jombang
nisa8268@gmail.com
2
Fakultas Hukum Universitas Darul Ulum Jombang
kuswanto.undar@gmail.com

ABSTRAK
Pertumbuhan transportasi di Indonesia sangatlah pesat, hal ini berpengaruh tehadap semakin banyaknya pengguna jalan raya dan
berpengaruh terhadap masalah lalulintas yang mencangkup kemacetan, polusi udara, pelanggaran lalu lintas dan kecelakaan lalulintas.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan diharapkan dapat menjadi pedoman
untuk menyelesaikan permasalahan mengenai transportasi tersebut. Penelitian ini adalah penelitian yuridis empiris dengan kata lain
adalah jenis penelitian hukum sosiologis dan dapat disebut juga dengan penelitian lapangan yaitu mengkaji ketentuan hukum yang
berlaku serta apa yang terjadi dalam kenyataannya di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penyelesaian
perkara mengenai kecelakaan lalu lintas yang menimbulkan korban jiwa di Kepolisian Resort Jombang. Adapun bahan penelitian
adalah Satuan Lalulintas Kepolisian Resort Jombang dan berkas perkara kecelakaan lalul intas yang ada di Satuan Lalu lintas
Kepolisian Resot Jombang. Hasil penelitian menujukkan bahwa ada tiga jenis penyelesaian perkara kecelakaan lalulintas yakni pertama
melalui sistem penegakan hukum pidana dimana berkas perkara yang sudah lengkap akan diserahkan ke penuntut umum, kedua
Kepolisian Resort Jombang menerapkan diskresi dalam upaya penyelesaian kecelakaan lalulintas melalui jalur mediasi penal dengan
cara mengupayakan penyelesaian diantara pihak yang terlibat melalui mekanisme Alternative Dispute Resolution(ADR), dan yang
terakhir adalah penghentian perkara (SP3) dengan syarat dan ketentuan menurut Undang-Undang yang berlaku.
Kata Kunci : Kecelakaan lalulintas, ADR, Penyelesaian kasus kecelakaan.

SETTLEMENT OF CASE OF TRAFFIC ACCIDENTS WHICH CREATE VICTIMS


Kharisun Nisa’ Khususiyah1, Kuswanto2
1
Faculty of Law, University of Darul Ulum Jombang
nisa8268@gmail.com
2
Faculty of Law, University of Darul Ulum Jombang
kuswanto.undar@gmail.com

ABSTRACT

The growth of transportation in Indonesia is very fast, this has an effect on the increasing number of road users and affects traffic
problems which include congestion, air pollution, traffic violations and traffic accidents. The Law of the Republic of Indonesia Number
22 of 2009 concerning Road Traffic and Transportation is expected to be a guideline for resolving these transportation problems. This
research is an empirical juridical research in other words, it is a type of sociological legal research and can also be called field
research, which examines the applicable legal provisions and what happens in reality in society. This study aims to determine how the
settlement of cases regarding traffic accidents that cause casualties at the Jombang Police. The research materials were the Jombang
Police Traffic Unit and the cross traffic accident case files in the Resot Jombang Police Traffic Unit. The results of the study show that
there are three types of traffic accident case resolution, first through the criminal law enforcement system where complete case files
will be submitted to the public prosecutor, the second Jombang Police Resort applies discretion in efforts to resolve traffic accidents
through penal mediation by seeking a settlement between the parties involved through the Alternative Dispute Resolution (ADR)
mechanism, and the last is the termination of the case (SP3) with terms and conditions according to the applicable law.
Keywords: traffic accidents, ADR, settlement.

melalui media elektronik maupun media sosial


LATAR BELAKANG seakan menunjukkan bahwa kecelaakan lalu-lintas
bukan lagi hal asing yang terjadi dimasyakat.
Kecelakaan lalu lintas akhir-akhir ini Keadaan ini merupakan salah satu perwujudan dari
sangat sering terjadi dan juga menimbulkan perkembangan teknologi. Modernisasi disegala
banyak kerugian, seperti rusaknya fasilitas umum bidang termasuk alat tranportasi berpengaruh
dan juga timbulnya korban jiwa. Maraknya terhadap banyaknya alat transportasi sehingga
pemberitaan mengenai kecelakaan lalu lintas baik semakin banyak pula pengguna jalan raya.

Yuticia Journal, p-ISSN 2442-3238 . Vol . 9 No. 1, Agustus 2018 | page 27


Jurnal Yusticia Fakultas Hukum Universitas Darul ‘Ulum Jombang

Meningkatnya pengguna jalan sangat berpengaruh motor di Indonesia cukup tinggi. Bahkan jika dalam
terhadap masalah lalu-lintas. satu hari ada 1 juta insiden maka 2,76 persen terjadi
Pada perkembangannya, permasalahan di Indonesia dengan korban rata-rata berada di usia
yang dihadapi di Indonesia terkait lalulintas produktif antara 15 sampai 22 tahun. Kemudian jika
mencakup, kemacetan, polusi udara, pelanggaran dilihat dari jumlah penduduk Indonesia yang
lalu lintas dan kecelakaan. UU No.22 tahun 2009 mencapai 261 juta jiwa dan pertumbuhan kendaraan
yang mengatur lalu lintas dan angkutan jalan bermotor di angka 121,39 juta unit, termasuk angka
diharapkan dapat menyeimbangkan antara lakalantas di Indonesia yang menembus 105.374
peranan transportasi saat ini dengan adanya kasus, maka ada 55,6 persen usia produktif yang
permasalahan mengenai transportasi tersebut. menjadi korban lakalantasbaik yang mengalami
luka-luka atau pun meninggal.2
Dalam penyelenggraan berlalu-lintas ada Angka kecelakaan kecelakaan lalu lintas di
4 (empat) faktor utama yang harus diperhatikan, Kabupaten Jombang selama tahun 2017 sebanyak
1
yaitu : 1.120 kasus dengan korban meninggal dunia
1) Keamanan lalu-lintas dan angkutan jalan sebanyak 229 orang, korban luka berat berjumlah 3
adalah suatu keadaan terbebasnya setiap orang sedangkan dengan korban luka ringan
orang, barang, dan/atau kendaraan dari sebanyak 1.357 orang3.
gangguan perbuatan melawan hukum, Suatu kenyataan yang perlu kita simak
dan/atau rasa takut dalam berlalu-lintas. bersama bahwa hampir semua kejadian kecelakaan
2) Keselamatan lalu-lintas dan angkutan didahului dengan pelanggaran. Padahal pelanggaran
jalan adalah suatu keadaan terhindarnya lalu lintas kalau kita amati bersama semakin
setiap orang dari risiko kecelakaan menjadi-jadi yang tidak saja dilakukan oleh
selama berlalu-linta yang disebabkan oleh pesepeda motor tetapi juga pengguna mobil mewah
manusia, kendaraan, jalan, dan/atau artinya bahwa pelanggaran dilakukan oleh semua
lingkungan. golongan masyarakat. Beberapa jenis pelanggaran
3) Ketertiban lalu-lintas dan angkutan jalan yang berdampak langsung terhadap kecelakaan lalu
adalah suatu keadaan berlalu-lintas yang lintas sering dilakukan di antaranya 4:
berlangsung secara teratur sesuai 1) Pelanggaran di persimpangan, di antaranya
dengan hak dan kewajiban setiap melanggar perintah isyarat lampu APILL,
pengguna jalan. tidak memberikan kesempatan kepada
4) Kelancaran lalu-lintas dan angkutan kendaraan yang seharusnya mendapatkan
jalan adalah suatu keadaan berlalu-lintas hak terlebih dahulu.
dan penggunaan angkutan yang bebas
2

dari hambatan dan kemacetan di jalan. https://news.okezone.com/read/2017/09/14/340/1775815/ast


aga-angka-kecelakaan-lalu-lintas-di-indonesia-termasuk-tinggi-
Angka kecelakaan lalu lintas (lakalantas) di-dunia diakses pada tanggal 24 Maret 2018
3
terutama yang melibatkan pengendara sepeda Data penyelesaian laka lantas Kepolisian Resot
Jombang tahun 2017
4
http://beritatrans.com/2013/01/03/pelanggaran-
1
Pasal 1 angka 30,31,32, dan 33 Undang-undang lalu-lintas-makin-menjadi-jadi/ diakses pada tanggal 24 Maret
Nomor 22 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 2018

Yuticia Journal, p-ISSN 2442-3238 . Vol . 9 No. 1, Agustus 2018 | page 28


Jurnal Yusticia Fakultas Hukum Universitas Darul ‘Ulum Jombang

2) Pelanggaran kecepatan, terutama pada luas dibanding lembaga lain dalam hal penegakan
jalan luar kota/jalan tol, ataupun berjalan hukum pidana lalu lintas dan ketertiban di jalan
terlalu cepat di jalan untuk kondisi lalu raya.7
lintas yang ramai. Dengan demikian dalam menyelesaikan
3) Penggunaan jalur yang berlawanan arah, kasus kecelakaan lalulintas yang terjadi di
yang sering dilakukan oleh sepeda motor kabupaten Jombang Kepolisian Resot Jombang
bahkan mobil penumpang. selaku pihak yang bertanggung jawab dengan cara
4) Dan akhir-akhir ini banyak merebak yang profesional berupaya untuk menangani kasus
kecelakaan yang dikibat pengemudi tersebut sehingga pemeliharaan keamanan dan
berada di bawah pengaruh narkoba ketertiban masyarakat tetap terjamin. Dan peran
ataupun mabuk minuman keras. dalam penegakan hukum, perlindungan,
pengayoman dan pelayanan masyarakat tetap
Setiap pengemudi yang karena terjamin.
kelalaianya mengakibatkan kecelakaan wajib Secara konsepsional, maka inti dan arti
bertanggung jawab atas kerugian yang diderita penegakan hukum terletak pada kegiatan
5
korban . Kepolisian sebagai institusi terdepan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang
dalam upaya penegakan hukum memiliki dijabarkan di dalam kaidah-kaidah yang mantap dan
kewenangan antara lain serangkaian penyelidikan, mengejawantah dan sikap tindak sebagai
penggeledahan, penangkapan, pemeriksaan dan rangkuman penjabaran nilai tahap akhir, untuk
melimpahkan perkara ke kejaksaan untuk dapat menciptakan, memelihara dan mempertahankan
disidangkan di pengadilan. Salah satu tugas yang kedamaian pergaulan hidup. Penegakan Hukum
dibebankan kepada kepolisian adalah penanganan sebagai suatu proses yang pada hakekatnya
permasalahan lalulintas baik yang bersifat prefentif merupakan diskresi menyangkut pembuatan
maupun represif6. Kepolisian dituntut untuk keputusan yang tidak secara ketat diatur oleh
menjaga ketertiban lalu lintas selain juga harus kaidah hukum, akan tetapi mempunyai unsur
menegakkan hukum pidana lalu lintas. Lahirnya penilaian pribadi dan pada hakekatnya diskresi
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 berada diantara hukum dan moral8.
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Tatacara penyelesaian perkara tindak
Jalan (selanjutnya disebut UULLAJ) sebagai ganti pidana oleh kepolisian dalam pelaksanaannya perlu
atas Undang-undang Nomor 14 tahun 1992 tentang mekanisme secara transparansi dan akuntabel,
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan memberikan dengan syarat sebagai berikut : Diutamakan
peneguhan kepada aparat kepolisian sebagai melindungi kepentingan korban, agar tidak
lembaga negara yang memiliki kewenangan paling dirugikan;, Libatkan sistem sosial masyarakat atau
forum kemitraan polisi dan masyarakat (FKPM);,
5
Pasal 234 ayat (3) UU No.22 Tahun 2009 tentang
7
lalu lintas dan angkutan jalan Fachrizal Afandi, Diskresi Kepolisian Republik
6
Prasodjo, Romlan. "Pengaruh Operasi Patuh Dalam Indonesia Resot Malang Kota dalam Kasus Kecelakaan Lalu lintas
8
Usaha Mencegah Terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas Kajian Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang
(Pasal 360 (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana." Justicia Mempengaruhi Penegakan Hukum, Raja GrafindoPersada,
Journal 4.1 (2015): 14-14. Jakarta, 2007, hlm. 5.

Yuticia Journal, p-ISSN 2442-3238 . Vol . 9 No. 1, Agustus 2018 | page 29


Jurnal Yusticia Fakultas Hukum Universitas Darul ‘Ulum Jombang

Adanya partisipasi dan pengawasan yang ketat, yang terjadi dalam kenyataannya di masyarakat 11.
agar pelaksanaan penyelesaian perkara tindak Adapun Pendekatan Penelitian Pada penilitian ini
pidana tidak disalahgunakan. penulis menggunakan pendekatan yuridis
sosiologis. Pendekatan yuridis sosiologis adalah
Akan tetapi dalam prakteknya, perkara mengidentifikasi dan mengkonsepsikan hukum
tindak kecelakaan lalulintas tidak selalu sebagai institusi sosial yang rill dan fungsional
diselesaikan melalui proses peradilan pidana, dalam sistem kehidupan yang nyata 12. Dan
kepolisian kadang-kadang tidak meneruskan Pendekatan perundang-undangan (statute approach)
perkara ke penuntut umum. dilakukan dengan menelaah semua regulasi atau
perundang-undangan yang bersangkut paut dengan
RUMUSAN MASALAH isu hukum yang sedang diteliti.

1. Bagaimana penyelesaian perkara kecelakaan


lalu-lintas yang dilakukan Kepolisian Resort
Jombang?
2. Apakah perdamaian dalam kasus kecelakaan
lalu lintas dapat menggugurkan tuntutan?

METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara melakukan sesuatu
dengan menggunakan pikiran secara seksama
untuk mencapai suatu tujuan dengan cara mencari,
mencatat, merumuskan, dan menganalisis sampai
menyusun laporan9. Istilah metodelogi berasal dari
kata metode yang berarti jalan, namun demikian
menurut kebiasaan metode dirumuskan dengan
kemungkinan-kemungkinan suatu tipe yang
dipergunakan dalam penelitian dan penelitian10.
Adapun Jenis penelitian dalam penelitian ini
adalah yuridis empiris dengan kata lain adalah
jenis penelitian hukum sosiologis dan dapat
disebut juga dengan penelitian lapangan yaitu
mengkaji ketentuan hukum yang berlaku serta apa

9 11
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam Praktek,
Penelitian, PT.Bumi Aksara , Jakarta,2003,hlm.1 Sinar Grafika, Jakarta, 2002,hlm.15
10 12
Soerjono Soekanto,Pengantar Penelitian Hukum, Soerjono Soekanto,Pengantar Penelitian Hukum,
Universitas Indonesia Press, Jakarta,2012,hlm.5 Universitas Indonesia Press, Jakarta,2012,hlm.51

Yuticia Journal, p-ISSN 2442-3238 . Vol . 9 No. 1, Agustus 2018 | page 30


Jurnal Yusticia Fakultas Hukum Universitas Darul ‘Ulum Jombang

PEMBAHASAN 3. Adanya pencabutan pengaduan atau tidak


adanya pengaduan dari orang yang
A. Penyelesaian Perkara Tindak Pidana dirugikan ( Pasal 72 dan 75 KUHP)
Kecelakaan Lalu-lintas di Kepolisian Resot 4. Adanya neb is in idem(Pasal 76 KUHP)
Jombang. 5. Tersangka atau terdakwa meninggal dunia
Proses penyelesaian perkara tindak pidana (Pasal 77 KUHP)
kecelakaan lalu lintas tunduk pada aturan KUHAP, 6. Kadaluarsa dalam penuntutan (Pasal 78
dimana selaku penyidik, petugas Kepolisian Resort KUHP)
Jombang memiliki wewenang sebagaimana diatur 7. Adanya Schiking (denda damai) Pasal 29
di dalam pasal 7 (1) KUHAP salah satunya adalah RO
"Menerima laporan atau pengaduan dari seorang
tentang adanya tindak pidana" dan "Melakukan Dalam hal penghentian penyidikan
tindakan pertama pada saat di tempat kejadian" Berkas Perkara tidak dikirim ke Penuntut Umum
Penyidik Kepolisian Resort Jombang penyidik mengirimkan SP3 kepada Penuntut Umum
dalam kurun waktu bulan januari hingga bulan dan apabila SP3 dinyatakan tidak sah oleh Penuntut
desember tahun 2017 telah menangani 1.120 Umum ditambah bukti baru maka penyidik harus
kejadian kecelakaan lalu lintas. Dari total 1.120 melanjutkan penyidikan kembali dengan
kejadian kecelakaan lalu lintas terdapat 229 korban menerbitkan surat ketetapan pencabutan
meninggal dunia, 3 korban luka berat dan 1357 penghentian penyidikan dan surat perintah
korban luka ringan dengan total kerugian penyidikan lanjutan.
Rp.1.642.618.500,- (satu milyar enam ratus empat Penyelesaian melalui jalur perdamaian
puluh dua juta enam ratus delapan belas ribu lima Alternative Dispute Resolutions cukup
ratus rupiah). mendominasi angka penyelesaian perkara
Proses penyelesaian perkara kecelakaan kecelakaan lalu lintas di Kepolisian Resot Jombang.
lalu lintas oleh penyidik Kepolisian Resort Hal ini merupakan salah satu dari implementasi
Jombang pada tahun 2017, jika dicermati dari total diskresi dalam penyelesaian perkara tindak pidana
1.120 kasus di atas hanya sebagian kasus yang kecelakaan lalu lintas.
disidik dan diteruskan ke penuntutan hinggga
dilimpahkan ke pengadilan, sebagian besar 1. Prosedur Penanganan Kecelakaan
diselesaikan secara damai dan kasus lainnya Lalu-lintas
dihentikan dengan dasar SP3. Dasar penghentian Masyarakat yang mengetahui terjadinya
13
kasus tindak pidana kecelakaan lalu lintas adalah kecelakaan lalulintas memberi laporan kepada
1. Tidak cukup bukti petugas Polri dilokasi terdekat atau dikantor polisi
2. Peristiwa tersebut bukan merupakan secara langsung. Laporan disampaikan secara
tindak pidana kecelakaan lalulintas tertulis maupun lisan tentang suatu peristiwa
kecelakaan lalu lintas. Polisi mencatat identitas

13
pelapor dan dimana lokasi terjadinya kecelakaan
Alfitrah, Hapusnya Hak Menuntut & Menjalankan
Pidana edisi revisi, Raih Asa Sukses, Jakarta, 2018, hlm.99 lalu lintas sebagai tanda bukti lapor.Setelah

Yuticia Journal, p-ISSN 2442-3238 . Vol . 9 No. 1, Agustus 2018 | page 31


Jurnal Yusticia Fakultas Hukum Universitas Darul ‘Ulum Jombang

menerima laporan anggota kepolisian dalam lalulintas untuk memperoleh data mengenai14:
pelaksanaannya segera mendatangi TKP 1) keadaan jalan berkaitan dengan sempit atau
kecelakaan lalulintas. Setibanya di tempat kejadian lebarnya jalan, kondisi tanjakan atau
perkara kecelakaan lalu lintas, berdasarkan turunan, kondisi tikungan atau simpangan
Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia jalan, atau berkaitan dengan lurus atau tidak
No.15 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penanganan lurus jalan,
Kecelakaan Lalu lintas, tindakan yang harus 2) keadaan lingkungan berkaitan dengan ramai
dilakukan oleh anggota kepolisian antara lain: atau sepinya arus lalulintas, atau keadaan
Mengamankan TKP kecelakaan lalu, Memberikan bebas atau terhalangnya pandangan
pertolongan pertama kepada korban. pengemudi,
Mengamankan tersangka dan saksi serta 3) keadaan cuaca pada waktu terjadi kecelakaan
mengumpulkannya pada tempat di luar batas yang lalu lintas,
telah ditentukan. 4) kendaraan yang terlibat kecelakaan lalu
1. Mengamankan barang bukti kecelakaan lalu lintasdan arah datangnya kendaraan yang
lintas. terlibat kecelakaan
2. Memisahkan saksi dan tersangka dengan
maksud untuk tidak saling mempengaruhi. Hasil pengamatan tersebut digunakan
3. Membuat tanda (penomoran) di TKP untuk kepentingan pembuktian,selain itu dilakukan
kecelakaan lalu lintas pula pengumpulanbukti-bukti yang meliputi
a) Terhadap kendaraan yang terlibat identitas pihak-pihak yang terlibat, baik pelaku,
kecelakaan lalu lintas. korban maupun saksi (KTP,SIM,Paspor,dll),
b) Terhadap korban kecelakaan lalu laporan hasil pemeriksaan kondisi pelaku atau
lintas. korbanvisum et repertum yang dilakukan dengan
c) Terhadap alat bukti lainnya. mengikut sertakan petugas medis, pemeriksaan
d) Terhadap titik tabrak. identitas dan kondisi kendaraan bermotor yang
e) Terhadap bekas rem. berupa kelengkapan surat-surat
f) Setelah alat bukti diberi tanda dan di kendaraan(STNK,STCK, Buku Kir), keadaan
foto, segera dipindahkan ke tepi jalan lampu-lampu kendaraan (apakah semua menyala
sehingga arus lalu lintas dapat lancar dengan baik dan bagaimana penyetelan tinggi
kembali. rendahnya sorot lampu), keadaan dan bunyi
Selanjutnya, petugas Polisi dalam klakson, keadaan alat penghapus kaca, kedudukan
rangka penyelidikan maupun penyidikan tindak perseneling pada gigi berapa, keadaan kemudi,
pidana kecelakaan lalu lintas melakukan olah penyetelan kaca spion, kondisi rem, kondisi ban
kejadian perkara dengan cara, melakukan kendaraan, kedudukan spido meter/ ukuran
pengamatan, mengumpulkan bukti-bukti dan kecepatan kendaraan, kondisi suspensi, dan muatan
melakukan dokumentasi. Pengamatan dilakukan
14
secara umum mengenai situasi kecelakaan Pasal 25 Peraturan Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia No.15 Tahun 2013 tentang tata cara
penanganan kecelakaan lalulintas.

Yuticia Journal, p-ISSN 2442-3238 . Vol . 9 No. 1, Agustus 2018 | page 32


Jurnal Yusticia Fakultas Hukum Universitas Darul ‘Ulum Jombang

kendaraan. Kepolisian juga melakukan sendiri, korban, saksi-saksi, tersangka maupun


pemeriksaan terhadap kendaraan yang terlibat barang bukti, dan tindakan yang dilakukan oleh
kecelakaan lalu lintas, yakni kerusakan pada petugastehadap hasil yang ditemukan di TKP. Di
kendaraan, kerusakan pada jalan data samping Berita Acara Pemeriksaan di TKP dibuat
kelengkapannya, letak kendaraan dan korban, juga Berita Acara lain-lain sesuai tindakan yang
bekas-bekas tabrakan yang tertinggal di jalan dilakukan. Selanjutnya dilakukan
seperti; bekas rem, pecahan kaca, tetesan darah, penyusunan isi berkas perkara sebelum diserahkan
bekas cat/dempul, bekas oli, suku cadang yang ke Penuntut Umum.
terlepas/jatuh dan lain-lain. Kondisi jalan dan Selanjutnya dilakukan pemberkasan yakni
kelengkapannya seperti kondisi jalan (hotmix/ penyusunan hasil penyidikan dalam bentuk tulisan
sirtu/ berlobang/bergelombang dan lain-lain), dengan susunan, penjilidan, serta penyegelan yang
rambu-rambu yang ada di sekitar TKP. Kondisi kemudian dilakukan penyerahan berkas perkara
bahu jalan dan Marka jalan tempat terjadinya kepada penuntut umum dalam dua tahap yaitu tahap
kecelakaan juga dilakukan pemeriksaan demi pertama penyidik hanya menyerahkan berkas
mengetahui lebih jelas faktor dominan penyebab perkara, tahap kedua penyidik menyerahkan
kecelakaan lalu lintas. tanggung jawab terhadap tersangka dan barang
Sedangkan untuk keperluan bukti bukti tersebut kepada penuntut umum setelah
berupa dokumentasi diperlukan adanya pemotretan berkas perkara dinyatakan lengkap, dan apabila
di TKPyang terdiri dari foto situasi TKP secara dalam waktu 14 (empat belas) hari berkas perkara
keseluruhan yang telah diberi penomoran, tidak dikembalikan oleh Jaksa Penuntut Umum
sebanyak 4 (empat) kali dari 4 (empat) penjuru, maka penyidik dianggap selesai.
foto posisi dari kendaraan yang terlibat
kecelakaan, fotokeadaan dan posisi korban 2. Alternatif Penyelesaian Sengketa dalam
sebelum dipindahkan dari TKP, foto kerusakan Hukum Pidana (Kasus Kelakaan
yang ada pada kendaraan yang terlibat kecelakaan Lalulintas)
lalu lintas dan foto bekas-bekas yang tertinggal di
TKP seperti bekas rem, pecahan kaca, pecahan Dalam melaksanakan tugas penegakan
cat/dempul dan hal lain. Setelah pengolahan TKP hukum pidana lalu lintas ini, aparat Kepolisian
kecelakaan lalu lintas selesai dilaksanakan maka tunduk pada aturan-aturan khusus untuk melakukan
dilakukan pengecekan terhadap personil, tindakan hukum. Ketentuan ini tertuang dalam
perlengkapan dan segala hal yang diketahui Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana,
ditemukan dan yang dilakukan di TKP. Kemudian Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang
TKP dibuka dengan konsekuensi arus lalu lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia (selanjutnya
harus normal kembali.. disebut UU Kepolisian), UU LLAJ serta aturan
Pembuatan Berita Acara Pemeriksaan di moral yang menjadi pedoman yang harus ditaati.
TKP dibuat oleh Penyidik/ Penyidik Pembantu Oleh karenanya tidak mungkin kerja polisi menjadi
yang melakukan pengolahan TKP, dengan materi kaku karena tuntutan untuk cepat tanggap terhadap
hasil yang diketemukan di TKP baik TKP itu fenomena sosial dibandingkan secara rigid

Yuticia Journal, p-ISSN 2442-3238 . Vol . 9 No. 1, Agustus 2018 | page 33


Jurnal Yusticia Fakultas Hukum Universitas Darul ‘Ulum Jombang

bertindak sesuai ketentuan tertulis. UU Kepolisian kedua belah pihak atau lebih15.
kewenangan atau otoritas yang dimiliki polisi Eksistensi penyelesaian perkara di luar
untuk melakukan tindakan yang menyimpang pengadilan melalui restoratif justice atau mediasi
sesuai dengan situasi dan pertimbangan hati penal merupakan dimensi baru dikaji dari aspek
nuraninya.Pasal 18 UU Kepolisian menyatakan: teoretis dan praktik. Dikaji dari dimensi praktik
1. Untuk kepentingan umum pejabat maka mediasi penal akan berkorelasi dengan
Kepolisian Negara Republik pencapaian dunia peradilan. Seiring berjalannya
Indonesia dalam melaksanakan tugas waktu dimana semakin hari terjadi peningkatan
dan wewenangnya dapat bertindak jumlah volume perkara dengan segala bentuk
menurut penilaiannya sendiri. maupun variasinya yang masuk ke pengadilan,
2. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana sehingga konsekuensinya menjadi beban bagi
dimaksud dalam ayat (1) hanya pengadilan dalam memeriksa dan memutus
dapat dilakukan dalam keadaan yang perkara sesuai asas “peradilan sederhana, cepat
sangat perlu dengan memperhatikan dan biaya ringan” tanpa harus mengorbankan
peraturan perundang-undangan, serta pencapaian tujuan peradilan yaitu kepastian
kode etik profesi Kepolisian Negara hukum, kemanfaatan dan keadilan. Apakah
Republik Indonesia semua macam perkara pidana harus diajukan dan
diselesaikan dimuka pengadilan, ataukah ada
Pasa1 tersebut memberikan kewenangan perkara-perkara tertentu, yang memungkinkan
penuh kepada pejabat kepolisian untuk bertindak untuk diselesaikan melalui pola mediasi penal.
menurut penilaiannya sendiri, dalam kata lain Pada polarisasi dan mekanisme mediasi penal,
aparat kepolisian memiliki kewenangan untuk sepanjang hal tersebut sungguh-sungguh
melakukan diskresi. Diskresi adalah kebijakan dari dikehendaki bersama oleh para pihak (tersangka
pejabat negara dari pusat sampai daerah yang dan korban), serta untuk mencapai kepentingan
intinya membolehkan pejabat publik melakukan yang lebih luas, yaitu terpeliharanya harmonisasi
sebuah kebijakan yang melanggar undang-undang, sosial16.
dengan tiga syarat yakni : demi kepentingan Di lingkungan kepolisian (Polri)
umum, masih dalam batas wilayah penegakan hukum pidana berdasarkan pendekatan
kewenangannya, dan tidak melanggar asas-asas keadilan restoratif bukan hal baru karena telah
umum pemerintahan yang baik. Dengan dipraktikkan dan sedang dikembangkan dalam
kewenangan diskresi yang dimiliki tersebut, maka penanganan/penyelesaian tindak pidana. Sedangkan
bisa jadi ada satu persoalan hukum yang tidak dasar hukum atau payung hukum bagi Polri untuk
diselesaikan melalui jalur pengadilan melainkan penyelesaian perkara pidana diluar pengadilan
diserahkan penyelesaiannya pada keputusan Alternatif Dispute Resolution (ADR ) dengan cara
anggota polisi. Apalagi secara faktual tidak setiap
15
kasus kecelakaan lalu lintas selalu berakhir di Fachrizal Afandi, Diskresi Kepolisian Republik
Indonesia Resot Malang Kota dalam Kasus Kecelakaan
pengadilan. Kasus kecelakaan lalu lintas lebih Lalulintas, jurnal
16
Yuniar Ariefianto, Jurnal, Penerapan restorasi justice
sering berakhir dengan perjanjian damai di antara dalam penyelesaian kasus kecelakaan lalulintas

Yuticia Journal, p-ISSN 2442-3238 . Vol . 9 No. 1, Agustus 2018 | page 34


Jurnal Yusticia Fakultas Hukum Universitas Darul ‘Ulum Jombang

perdamaian adalah sebagai berikut: Dengan demikian dalam konsep keadilan restoratif
1) Pemolisian Masyarakat (Perkap Nomor 7 (restorative justice), penyekapan atau pemenjaraan
Tahun 2008) dibatasi hanya sebagai upaya terakhir. Masyarakat
a) Penguatan struktur masyarakat; dalam hal ini bertanggung jawab dan berperan aktif
(Pasal 15,16,17,18,dan 19) dalam mendukung terselenggaranya restorasi.
b) ADR yang difasilitasi oleh Polri dan Indikator tercapainya perlindungan
Polri sebagai pengendali sosial masyarakat apabila angka residivis turun, sementara
(Pasal 22 huruf b) pelaku berada dibawah pengawasan masyarakat,
2) Tata cara penanganan kecelakaan lalu masyarakat merasa aman dan yakin atas peran
lintas (Perkap No.15 tahun2013) Pasal 63 sistem peradilan yang bertumpu pada konsep
Keadilan Restoratif (Kesepekatan Damai) keadilan restoratif, pelibatan rekan dekat pelaku,
untuk kecelakaan lalulintas ringan. keluarga dan lembaga kemasyarakatan untuk
3) Surat Kapolri mencegah terjadinya kejahatan, ikatan sosial dan
No.Pol:B/3022/XII/2009/SDEOP reintegrasi dalam konsep ini senantiasa harus
Stanggal 04 Desember 2009 tentang ditingkatkan. Untuk meningkatkan perlindungan
Penanganan Kasus Melalui ADR. masyarakat, maka pelaku, korban, masyarakat, dan
4) ST Kabareskrim Polri No:ST/110/V/2011 para penegak hukum sangat diharapkan peranannya.
tanggal 18 Mei 2011 tentang Alternatif Pelaku harus terlibat secara konstruktif
Penyelesaian Perkara Di Luar Pengadilan. mengembangkan kompetensi dan kegiatan restoratif
Mengutip pendapat Gordon Bazemore, dalam progam yang dijalankan secara seimbang,
pokok-pokok pemikiran yang terdapat dalam mengembangkan kontrol intrnal dan komitmen
paradigma peradilan yang restoratif (restorative dalam kehidupan bermasyarakat.
17
paradigm) meliputi beberapa hal sebagai berikut : Korban memberikan masukan yang
a) Tujuan Penjatuhan Sanksi dalam Konsep berguna untuk melanjutkan misi perlindungan
Keadilan Restoratif masyarakat dari rasa takut dan kebutuhan akan
b) Rehabilitasi Pelaku Tindak Pidana dalam pengawasan pelaku serta melindungi korban
Konsep Keadilan Restoratif. kejahatan lain yang serupa. Masyarakat
c) Aspek Perlindungan Masyarakat dalam memberikan bmbingan pada pelaku dan berperan
Konsep Keadilan Restoratif sebagai mentor dan memberikan masukan bagi
Nilai dasar berikutnya yang terkandung peradilan tentang informasi latar belakang
dalam peradilan yang berbasis pada konsep terjadinya kejahatan atau tindak pidana. Dengan
keadilan restoratif (restorative justice) adalah demikian, diharapkan pelaku tindak pidana dapat
tercapainya perlindungan masyarakat dengan terintegrasi kembali dalam kehidupan
upaya kolaborasi sitem peradilan dan masyarakat bermasyarakat.
umum untuk mengembangkan pencegahan. Berdasarkan pendapat Gordon Bazemore
sebagaimana telah dipaparkan diatas, dapat dilihat
17
Edi Setiadi, Kristian, Sistem Peradilan Terpadu dan dengan jelas bahwa indikator peradilan yang
Sistem Penegakan Hukum di Indonesia, Prenadamedia Group,
Jakarta,2017,hlm.222-225 bertumpu pada konsep keadilan restoratif dapat

Yuticia Journal, p-ISSN 2442-3238 . Vol . 9 No. 1, Agustus 2018 | page 35


Jurnal Yusticia Fakultas Hukum Universitas Darul ‘Ulum Jombang

dilihat dari peran serta pelaku tindak pidana, group conferencing) merupakan lingkaran
korban, masyarakat, dan para profesional atau para partisipan yang lebih luas daripada mediasi
penegak hukum. Masing-masing pihak berperan pelaku-korban, yaitu menambah orang yang
18
sebagai berikut : Pelaku, Korban, Masyarakat, dikaitkan dengan pihak-pihak utama, seperti
Para profesional atau para aparat penegak melibatkan teman, keluarga, dan profesional.Teknik
hukum. ini merupakan sistem paling tepat untuk kasus-
Keadilan restoratif memiliki beberapa kasus kenakalan anak dan pelanggaran lalu
bentuk proses sebagaimana diterapkan lintas, seperti di Kolumbia, Australia dan·New
diberbagai negara, di antaranya: (1) mediasi Zealand.
pelaku-korban (victim-offender mediation), (2) Pertemuan restoratif(restorative
pertemuan kelompok keluarga (family group conferencing) juga melibatkan partisipan yang
conferencing), (3) pertemuan restoratif lebih luas ketimbang mediasi pelaku-korban,
(restorative conferencing), (4) dewan peradilan sebagai respon terhadap pelanggaran lalu lintas.
masyarakat (commnity restorative boards), (5) Teknik ini bersifat volunter (sukarela), yang
lingkaran restoratif atau sistem restoratif terdiri atas pelaku, korban, keluarga para pihak dan
19
(restorative circles or restorative systems) . ternan, untuk mencapai konsekuensidan restitusi
Mediasi pelaku-korban (victim- (ganti kerugian). Model ini dapat digunakan
offendermediation) atau disebut pada setiap tahap proses peradilan pidana, tetapi
dialog/pertemuan/rekonsiliasi pelaku-korban biasanya digunakan relatif awal. Sebagai contoh
biasanya dilakukan pertemuan antara pelaku dan pada beberapa yurisdiksi, polisi telah
korban, yang menghadirkan mediator terlatih. mengembangkan program ini sebagai alternatif
Dalam area perkara pidana, model atau teknik ini untuk penangkapan dan rujukan kesistem peradilan
digunakan baik kasus-kasus kecil untuk formal pidana.
mengurangi penumpukan perkara, maupun
kasus-kasus serius untuk memfasilitasi B. Mekanisme Penerapkan ADR (Alternatif
pengampunan dan proses penyembuhan yang lebih Dispute Resolution) dalam Penanganan
mendalam, baik untuk korban maupun pelaku. Perkara Kecelakaan Lalulintas di
Data internasional menunjukkan bahwa teknik Kepolisian Resot Jombang.
ini berhasil diterapkan di Australia, New Kepolisian Resot Jombang memiliki
Zealand, Kanada, dan Belanda dalam berbagai wewenang untuk bertindak menurut penilaian
konteks, yang meliputi sistem peradilan dalam mereka sendiri dan dilakukan berdasarkan keadaan
pelanggaran kecelakaan lalu lintas. yang sangat perlu dengan memperhatikan
Pertemuan kelompok keluarga (family perundang-undangan yang berlaku dan kode etik
profesi polri dalam upaya menegakkan hukum.
18
Angkasa,dkk. Model Peradilan Restoratif Dalam
Sistem Peradilan Anak (Kajian tentang Praktek Mediasi Pelaku Kepolisian menggunakan kewenangan
dan Korban dalam Proses Peradilan Anak di Wilayah Hukum diskresi dalam menyelesaikan perkara kecelakaan
Balai Pemasyarakatan Purwokerto), Jakarta: Jurnal Dinamika
Hukum, Vol.9,No.9 September 2009, hlm.189 lalullintas diluar pengadilan dengan syarat adanya
19
Yuniar Arifianto, Jurnal, Penerapan Restoratif
Justice dalam Penyelesaian kasus kecelakaan lalulintas kesepakatan damai dari kedua belah pihak

Yuticia Journal, p-ISSN 2442-3238 . Vol . 9 No. 1, Agustus 2018 | page 36


Jurnal Yusticia Fakultas Hukum Universitas Darul ‘Ulum Jombang

(tersangka dan korban/keluarga korban). Penyidik kecelakaan lalulintas tersebut dalam buku register.
kepolisian mempertemukan pelaku dan korban
terkait saran atau upaya untuk menyelesaikan 1. Perdamaian dalam Perkara Kecelakaan
kasus tersebut. Dalam hal ini diperlukan itikad Lalulintas yang Mengakibatkan Korban
baik dari kedua belah pihak untuk sama-sama Meninggal.
mencari jalan terbaik.Pihak korban bersedia Apabila dalam kasus kecelakaan lalu lintas
memberi maaf pada pelaku dan pihak pelaku yang mengakibatkan korban meninggal dunia dan
bersedia memberikan ganti kerugian berupa uang pelaku telah bertanggung jawab kepada keluarga
ataupun bentuk kesepakatan lainnya. Kesepakatan korban serta terjadi perdamaian, berdasarkan
dari masing-masing pihak yang terlibat dalam hukum positif yang berlaku di indonesia yakni
kecelakaan lalu lintas (pelaku, korban) tersebut ketentuan Pasal 235 ayat (1) UU LLAJ yang
diwujudkan dengan dibuatnya surat kesepakatan berbunyi “Jika korban meninggal dunia akibat
yang ditandatangani di atas segel dan diberi Kecelakaan Lalu Lintas sebagaimana dimaksud
materai, diketahui/disetujui oleh ketua RT/RW dalam Pasal 229 ayat (1) huruf c, Pengemudi,
atau kepala lingkungan dan diketahui oleh para pemilik, dan/atau Perusahaan Angkutan Umum
saksi-saksi lainnya. Penyelesaian menggunakan wajib memberikan bantuan kepada ahli waris
Alternative Dispute Resolusion harus berprinsip korban berupa biaya pengobatan dan/atau biaya
pada musyawarah mufakat dan harus diketahui pemakaman dengan tidak menggugurkan tuntutan
oleh masyarakat sekitar serta harus menghormati perkara pidana.”
norma sosial/adat yang berlaku serta memenuhi Berdasarkan ketentuan di atas, dapat
asas keadilan. diketahui bahwa walaupun pengemudi telah
Penyidik kepolisian tetap melakukan bertanggung jawab atas kematian korban, tuntutan
penyidikan dan pemeriksaan baik terhadap pidana terhadap dirinya tidak menjadi hilang.Oleh
tersangka, korban maupun saksi, dan karena itu, seharusnya kepolisian tetap melakukan
mengumpulkan bukti,sampai berita acara penyidikan sesuai hukum acara pidana sesuai
permeriksaan lengkap kemudian dilakukan gelar peraturan perundang-undangan (Pasal 230 UU
perkara yang dipimpin oleh Wakapolresta dan LLAJ).Ancaman sanksi pidana untuk pengemudi
dihadiri oleh Kasat Lantas, Kasat Intel, Provos, kendaraan bermotor penyebab kecelakaan lalu lintas
Kanit Laka dan Penyidik Laka. Masing-masing yang mengakibatkan korban meninggal dunia
peserta gelar perkara menyampaikan pendapatnya adalah pidana penjara paling lama 6 tahun dan/atau
terkait dengan gelar perkara. Kemudian dilakukan denda paling banyak Rp12.000.000 (Pasal 310 Ayat
pelaporan atas hasil gelar perkara tersebut ke (4) UU LLAJ).
Kapolresta untuk mendapat keputusan apakah Walaupun pelaku telah bertanggung jawab
kasus tersebut mendapat persetujuan untuk serta adanya perdamaian dengan keluarga korban
diselesaikan diluar pengadilan atau tidak. Apabila tidak menghapuskan tuntutan pidana seperti yang
mendapat persetujuan maka penyidik tidak terdapat pada Putusan MA No. 1187 K/Pid/2011.
mengirimkan hasil pemeriksaan perkara ke Bahkan dalam Putusan MA No. 2174 K/Pid/2009,
penuntut umum dan penyidik mencatat perkara terdakwa tetap dikenakan hukuman walaupun telah

Yuticia Journal, p-ISSN 2442-3238 . Vol . 9 No. 1, Agustus 2018 | page 37


Jurnal Yusticia Fakultas Hukum Universitas Darul ‘Ulum Jombang

ada perdamaian dan terdakwa sendiri juga karena tuntutan untuk cepat tanggap terhadap
mengalami luka (retak tulang tangan kiri dan tak fenomena sosial dibandingkan secara rigid
sadarkan diri) dalam kecelakaan tersebut.Namun bertindak sesuai ketentuan tertulis. UU
pelaku tetap perlu mengusahakan perdamaian Kepolisian kewenangan atau otoritas yang
dengan keluarga korban karena hal itu dapat dimiliki polisi untuk melakukan tindakan yang
dipertimbangkan hakim untuk meringankan menyimpang sesuai dengan situasi dan
hukumannya apabila kasus kecelakaan tersebut pertimbangan hati nuraninya, dalam kata lain
telah dilimpahkan perkaranya ke penuntut umum. aparat kepolisian memiliki kewenangan untuk
melakukan diskresi. Diskresi adalah kebijakan
dari pejabat negara dari pusat sampai daerah
KESIMPULAN yang intinya membolehkan pejabat publik
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan melakukan sebuah kebijakan yang melanggar
maka dapat disimpulkan undang-undang, dengan tiga syarat yakni :
1. Pertanggungjawaban pidana pada kasus demi kepentingan umum, masih dalam batas
pengemudi kendaraan kecelakaan lalu lintas wilayah kewenangannya, dan tidak melanggar
yang mengakibatkan kematiansudah sangat asas-asas umum pemerintahan yang baik.
jelas diatur dalam Undang-Undang No. 22 Dengan kewenangan diskresi yang dimiliki
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan tersebut, maka bisa jadi ada satu persoalan
Angkutan Jalan. Adapun hukum yang tidak diselesaikan melalui jalur
pertanggungjawaban tersebut dapat juga pengadilan melainkan diserahkan
diberatkan dengan beberapa pasal yang penyelesaiannya pada keputusan anggota
terkandung didalam KUHP. Tetapi, adanya polisi. Demikian jugapenyelesaian kecelakaan
konsep Alternatif Dispute Resolution kasus lalu lintas yang dilakukan oleh
membuat peraturan tersebut dapat Kepolisian Resot Jombang, penyidik akan
dikesampingkan dengan adanya musyawarah mengusahakan menggunakan Alternatif
(kesepakatan damai) antara pihak-pihak yang Dispute Resolutionsebagai bentuk diskresi
terlibat. Karena dalam melaksanakan tugas penanganan kasus kecelakaan lalu lintas yakni
penegakan hukum pidana lalu lintas ini, memberikan kesempatan terhadap pihak-pihak
aparat Kepolisian tunduk pada aturan-aturan yang berperkara untuk melakukan kesepakatan
khusus untuk melakukan tindakan hukum. damai yang salah satu isi kesepakatan tersebut
Ketentuan ini tertuang dalam Kitab Undang- adalah pernyataan tidak menuntut dari korban
undang Hukum Acara Pidana, Undang- terhadap kasus yang dialaminya serta tidak
undang Nomor 2 tahun 2002 tentang menginginkan agar kasusnya tidak dilanjutkan
Kepolisian Negara Republik Indonesia ketahap berikutnya, akan tetapi apabila
(selanjutnya disebut UU Kepolisian), UU kesepakatan tidak tercapai kasus tersebut akan
LLAJ serta aturan moral yang menjadi tetap dilanjutkan ke tahap berikutnya yakni
pedoman yang harus ditaati. Oleh karenanya akan dilimpahkan ke penuntut umum.
tidak mungkin kerja polisi menjadi kaku

Yuticia Journal, p-ISSN 2442-3238 . Vol . 9 No. 1, Agustus 2018 | page 38


Jurnal Yusticia Fakultas Hukum Universitas Darul ‘Ulum Jombang

2. Apabila dalam kasus kecelakaan lalu lintas


yang mengakibatkan korban meninggal dunia DAFTAR PUSTAKA
dan pelaku telah bertanggung jawab kepada Buku:
keluarga korban serta terjadi perdamaian, Alfitra, 2018. Hapusnya Hak Menuntut &
Menjalankan Pidana. Jakarta: Raih Asa
berdasarkan hukum positif yang berlaku di
Sukses
indonesia yakni ketentuan Pasal 235 ayat (1)
Chazawi Adami,2013. Pelajaran Hukum Pidana
UU LLAJ yang berbunyi “Jika korban Bagian I, Jakarta:Rajawali Pers
meninggal dunia akibat Kecelakaan Lalu C.S.T. Kansil dan Christine S.T Kansil, 1994.
Disiplin Berlalu Lintas di Jalan Raya.
Lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
229 ayat (1) huruf c, Pengemudi, pemilik,
Ekaputra,Muhammad, 2015. Dasar-dasar Hukum
dan/atau Perusahaan Angkutan Umum wajib Pidana Edisi 2, Medan:Usu Press
memberikan bantuan kepada ahli waris Gunaidi Ismu, Efendi Jonaedi, 2014. Hukum
korban berupa biaya pengobatan dan/atau Pidana. Jakarta:Fajar Interpramata
Mandiri
biaya pemakaman dengan tidak
Ilyas,Amir, 2012. Asas-Asas Hukum dana.
menggugurkan tuntutan perkara pidana.” Yogyakarta:Rangkaian Education &
Akan tetapi pada kenyataanya dengan PUKAP Indonesia

kewenangan diskresi yang dimiliki Leden Marpaung, 2005. Asas Teori Praktik
Hukum Pidana. Jakarta: Penerbit Sinar
kepolisian, maka bisa jadi kecelakaan Grafika.
lalulintas yang telah disepakati damai oleh Moelijatno, 2000. Asas-asas Hukum Pidana.
kedua belah pihak tidak diselesaikan melalui Jakarta: Rineka Cipta

jalur pengadilan melainkan diserahkan Prasetyo, Teguh, 2012.Hukum Pidana Edisi Revisi.
Jakarta:Rajawali Pers
penyelesaiannya pada keputusan anggota
Prasetyo, Teguh,2010.Hukum Pidana. Jakarta:Raja
polisi. Grafindo Persada
Prasodjo, Romlan. "Pengaruh Operasi Patuh Dalam
Usaha Mencegah Terjadinya Kecelakaan
Lalu Lintas Kajian (Pasal 360 (1) Kitab
Undang-Undang Hukum
Pidana." Justicia Journal 4.1 (2015): 14-
14.
Suwardjoko P. Warpani, 2002.Pengelolaan Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan.
Bandung:Penerbit ITB
Sadjijono, 2008.Seri hukum Kepolisian, Polri dan
Good Governance, Surabaya, Laksbang
Mediatama.
Setiadi Edi, Kristian, 2017,Sistem Peradilan Pidana
Terpadu dan Sistem Penegakan Hukum
di Indonesia.Jakarta:Kencana Prenada
Media Group
Soerjono, Soekanto, 1990, Polisi dan Lalu
Lintas,Bandung:Mandar Maju.

Yuticia Journal, p-ISSN 2442-3238 . Vol . 9 No. 1, Agustus 2018 | page 39


Jurnal Yusticia Fakultas Hukum Universitas Darul ‘Ulum Jombang

Afandi,Fachrizal, Arena Hukum Vol.6 No.3


Desember 2013, Diskresi Kepolisian
Republik Indonesia Resort Malang Kota
dalam Kasus Kecelakaan Lalulintas.
Angkasa,dkk, Vol.9,No.9 September 2009. Model
Peradilan Restoratif Dalam Sistem
Peradilan Anak (Kajian tentang Praktek
Mediasi Pelaku dan Korban dalam
Proses Peradilan Anak di Wilayah
Hukum Balai Pemasyarakatan
Purwokerto), Jakarta: Jurnal Dinamika
Hukum
Marsaid, M.Hidayat, Ahsan, 2013.Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian
Kecelakaan Lalu Lintas Pada
Pengendara Sepeda Motor Di Wilayah
Polres Kabupaten Malang.
Subekti,Primasari Lushiana,Yustisia Vol.3 No.2
Mei-Agustus 2014. Model Penyelesaian
Perkara Kecelakaan Lalu Lintas (Studi
Kasus di kepolisian Daerah Jawa
Tengah).
Yuniar Arifianto,2014.Penerapan Restorasi Justice
dalam Penyelesaian Kasus Kecelakaan
Lalul Lintas

Yuticia Journal, p-ISSN 2442-3238 . Vol . 9 No. 1, Agustus 2018 | page 40

Anda mungkin juga menyukai