Anda di halaman 1dari 13

e-Journal Komunikasi Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi Ilmu Hukum (Volume 5 Nomor 1 Maret 2022)

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA


KECELAKAAN LALU LINTAS YANG MENGAKIBATKAN
MENINGGALNYA KORBAN DI WILAYAH HUKUM KABUPATEN
KARANGASEM

Ni Ketut Anik Virgayanti1, Ni Putu Rai Yuliartini2, Dewa Gede Sudika Mangku3

Program Studi Ilmu Hukum


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {anikvirga280@gmail.com, raiyuliartini@gmail.com,


dewamangku.undiksha@gmail.com }

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengkaji dan menganalisis mengenai penegakan hukum
terhadap pelaku tindak pidana kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan meninggalnya
korban di wilayah hukum Kabupaten Karangasem; dan (2) mengkaji dan menganalisis upaya
penanggulangan yang dilakukan oleh kepolisian dalam meminimalisir angka kecelakaan lalu
lintas yang mengakibatkan meninggalnya korban di wilayah hukum Kabupaten Karangasem.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu menggunakan jenis penelitian hukum
empiris yang bersifat deskriptif kualitatif menggunakan teknik penentuan sampel non
probability sampling. Data penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi (pengamatan), dan studi
dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penegakan hukum terhadap pelaku tindak
pidana kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan meninggalnya korban di wilayah hukum
Kabupaten Karangasem sudah dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan koordinasi dijalankan sesuai standar operasional prosedur yang dimiliki masing-
masing aparat penegak hukum (polisi, jaksa, hakim). Putusan sanksi pidana yang dikenakan
sesuai Pasal 310, Pasal 311 ayat (5) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pasal 359 Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP), dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1981; dan (2) upaya penanggulangan yang dilakukan oleh kepolisian dalam
meminimalisir angka kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan meninggalnya korban di
wilayah hukum Kabupaten Karangasem yaitu secara (a) pre-emtif dengan mengadakan
penyuluhan, memberikan himbauan, dan sosialisasi, (b) preventif dengan penjagaan polisi di
pos-pos polisi yang lokasinya rawan terjadi kecelakaan dan melakukan patroli jalan raya,
dan (c) represif dengan melakukan tilang terhadap pengendara yang melanggar dalam
operasi razia gabungan yang memeriksa kelengkapan pengendara (helm, SIM, STNK, dan
lain-lain).

Kata kunci: Penegakan Hukum, Kecelakaan Lalu Lintas, Korban Meninggal

Abstract

This study aims to (1) review and analyze law enforcement against perpetrators of traffic
accidents that resulted in the death of the victim in the jurisdiction of Karangasem Regency; and

147
e-Journal Komunikasi Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 5 Nomor 1 Maret 2022)

(2) review and analyze the countermeasures carried out by police for minimizing the number of
traffic accidents that resulted in the death of victims in the jurisdiction in Karangasem Regency.
In this study, the method used empirical legal research and descriptive qualitative using non-
probability sampling techniques. The data of this study used primary and secondary data. Data
were collected by interviews, observations, and document studies. The results of the study
indicate that (1) law enforcement against perpetrators of traffic accidents that resulted in the
death of victims in the jurisdiction of Karangasem Regency has been according to applicable
laws and regulations and coordinated according to standard operating procedures owned by
each law enforcement officer (police, prosecutors, judge). The verdict on criminal sanctions
imposed in accordance by Article 310, Article 311 paragraph (5) of the Law of the Republic of
Indonesia Number 22 of 2009 concerning Road Traffic and Transportation, Article 359 of the
Criminal Code (KUHP), and the Code of Procedure Criminal Procedure Code (KUHAP) Law
Number 8 of 1981; and (2) countermeasures carried out by police for minimizing the number of
traffic accidents that resulted in the death of victims in the jurisdiction in Karangasem Regency
are (a) pre-emptively by conducting counseling, giving appeals, and socializing, (b) preventive
by guarding police at police posts which are prone to accidents and conducting highway patrols,
and (c) repressively by issuing fines against motorists who violate the joint raid operation that
checks the completeness of riders (helmets, driver's license, vehicle registration certificate, and
others).

Keywords: Law Enforcement, Traffic Accidents, Death Victims

PENDAHULUAN ketergantungn penduduk Indonesia


pada moda transportasi ini (Admin
Pentingnya peran transportasi didalam Dishub, 2017). Transportasi darat
pembangunan wilayah secara merupakan semua bentuk transportasi
menyeluruh. Perkembangan atau kendaraan yang dipergunakan di
transportasi yang pesat merupakan jalan dalam mengangkut barang juga
sumbangan bagi kualitas kehidupan penumpang (Azizah, 2021).
manusia di masyarakat. Upaya
manusia dalam memudahkan
perjalannya dilihat melalui waktu Peran penting dari transportasi
tempuhnya, jarak perjalanannya, terutama transportasi darat telah
ataupun menghemat pembiayaan teratur pada UU RI No. 22 tahun 2009
perjalanan memberikan dampak bagi terkait lalu lintas dan angkutan jalan
perkembangan teknologi transportasi. sehingga bisa menjamin lalu lintas
Trasportasi menjadi keperluan ke-2 yang efisien, lancar, tertib dan aman
ataupun turunan pada keperluan sebagai penjamin kelancaran
perekonomian masyarakat (Azis, R. & beberapa aktivitas dalam mewujudkan
Asrul, 2014:1). Cenderung kesejahteraan masyarakatnya.
transportasi yang dominan di Didasarkan UU RI No. 22 tahun 2009
Indonesia yakni transportasi darat bahwasanya lalu lintas serta angkutan
dibanding transportasi yang lain jalan selaku gabungan pada sistem
misalnya udara dan laut. Inipun transportasi nasional yang wajib
diperlihakan oleh data OD Nasional dikembangkan potensinya dan
2001 dimana mencerminkan fungsinya dalam menciptakan rasa
bahwasanya ± 95% perjalanan barang aman, selamat, tertib dan kemulusan
juga penumpang mempergunakan dalam berlalu lintas serta transportasi
moda transportasi darat. Besaran jalan didalam upaya mendukung
presentasenya merefleksi tingginya pembangunan ekonomi juga ekspansi

148
e-Journal Komunikasi Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 5 Nomor 1 Maret 2022)

wilayahnya. Lalu lintas dan tropis seperti wilayah lainnya di


transportasi jalan mempunyai peranan Provinsi Bali (BPS Kabupaten
hakiki sebagai pendukung Karangasem, 2021). Terdapat pula
pembangunan dan keutuhan nasional pembatasan wilayahnya Kabupaten
selaku bagianusaha menciptkan Karangasem yakni sebelah utara
kemajuan kesejahteraan umum berbatasan laut Bali, sebelah
seperti yang teratur didalam UUD selatannya berbatasan Samudra
Negara Republik Indonesia tahun Indonesia, sebelah baratnya
1945. berbatasan Kabupaten Klungkung,
Bangli, dan Buleleng, dan sebelah
timur berbatasan dengan Selat
Permasalahan lalu lintas menjadi Lombok. Banyaknya penduduk di
suatu permasalahan yang memiliki Kabupaten Karangasem terus
skala nasional dan berkembang menghadapi kenaikan yang tinggi dari
sejalan pada peningkatan jumlah tahun 2018-2020, yang mana
penduduk. Seiring dengan banyaknya penduduk pada tahun
pertambahan jumlah penduduk tiap 2018 adalah 414.800 orang,
tahunnya, maka keperluan
transportasi pun akan makin melonjak kemudian tahun 2019 adalah 416.600
tinggi. Peningkatan kebutuhan orang, dan meningkat kembali pada
transportasi dengan tidak langsung tahun 2020 yaitu 492.400 orang (BPS
bisa membuat risiko pertumbuhan Kabupaten
masalah lalu lintas yang makin besar, Karangasem, 2021).
salah satu diantaranya ialah
kecelakaan lalu lintas (Fajar, 2015).
Kecelakaan lalu lintas berlandaskan Ketimpangan antar Das Sein terhadap
UU RI No 22 Tahun 2009 Pasal 1 ayat Das Sollen merupakan sebuah hal
24 ialah sebagai kejadian dijalan yang yang umum dijumpai didunia hukum.
tanpa bisa terduga dan tidaklah di Sama halnya terhadap tahapan dalam
sengaja menghubungkan kendaraan menegakkan sebuah perundangan
terhadap ataupun dengan tidak yang kadang kali tidak bisa
adanya pengguna jalan lain yang berlangsung seperti yang
menjadikan korban nyawa dan terencanakan. Ada beberapa faktor
maupun kerusakan harta benda. yang dijadikan sebagai akibat dari
Insiden lalu lintas bisa dikarenakan keberlangsungan sebuah perundang-
pengguna jalan yang lalai, ketidak undangan dijadikan tidak optimal dan
laikan kendaraan dan ketidak laikan banyaknya pelanggaran
jalan ataupun lingkungan. yang berlangsung.
Sedangkan tahapan
pengimplementasiannya
Karangasem sebagai kabupaten yang tidak memperoleh
ada diujung paling timur Pulau Bali. perhatian dengan serius. Pada kondisi
Dengan astronomis, kabupaten ini ada berlalu lintas terdapat prinsip “untuk
dalam posisi 8000’00 – 8041’37,8 melihat dan dilihat” ketika dijalan.
Lintang Selatan dan Pemakai jalan wajib memiliki
115035’9,8 – 115054’8,9 Bujur Timur kesanggupan memperhatikan dan
yang menjadikannya memiliki iklim pencernaan keadaan berlalu lintas
secara baik. Melalui banyaknya

149
e-Journal Komunikasi Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 5 Nomor 1 Maret 2022)

kendaraan yang mengalami 22 Tahun 2009 terkait Lalu Lintas dan


peningkatan akan tetapi disisi yang Angkutan Jalan teratur pada Pasal
lain kesadaran akan berkendara 310- Pasal 311. Terdapat pula sanksi
sangatlah minim, total kecelakaan pidana bagi pelaku kecelakaan lalu
berlalu lintas juga mengalami lintas yang menjadikan meninggal
peningkatan. dunia teratur pada: Pasal 310 ayat 4:
“Pada hal kecelakaan seperti
Peningkatan jumlah penduduk di yang diartikan dalam ayat (3)
Kabupaten Karangasem yang menjadikan seseorang
mempengaruhi jumlah kebutuhan meninggal dunia,
transportasi yang digunakan, dimana dipidana melalui pidana
sepeda motor adalah transportasi penjara selama 6 (enam)tahun
yang paling banyak digunakan. maupun denda
Peningkatan penggunaan sepeda setidaknya Rp12.000.000,00
motor juga akan mempengaruhi (dua belas juta rupiah)”. Pasal 311
banyaknya kecelakaan berlalu lintas ayat 5:
yang ada di Kabupaten Karangasem. “Pada hal perbuatan seperti yang
Jumlah kendaraan yang terlibat laka diartikan dalam ayat (4) yang
lantas di Kabupaten Karangasem dari menjadikan seseorang meninggal
tahun 2018- 2021 paling banyak dunia, pelaku dipidana melalui pidana
adalah sepeda motor dengan jumlah penjara selama 12 (dua belas) tahun
1059 kendaraan, selanjutnya ataupun didenda setidaknya
kendaraan yang membawa barang Rp24.000.000,00 (dua puluh empat
(ran barang) sebanyak 149, kemudian juta rupiah)”.
kendaraan yang membawa
penumpang (ran penumpang)
sebanyak 96, dan terakhir kendaraan Permasalahan kecelakaan lalu lintas
bus sebanyak yang diakibatkan karena kealpaan
telah diatur dalam KUHP diawali
2. Kecelakaan berlalu lintas dapat melalui Pasal 359 hingga Pasal 361.
dikelompokkan atas 3 bagian Adapun sanksi pidana untuk pelaku
didasarkan UU RI No. 22 tahun 2009 kecelakaan berlalu lintas disebabkan
pasal 229 yakni:
kealpaannya menjadikan meninggal
a) Kecelakaan berlalu lintas ringan dunia teratur pada KUHP Pasal 359:
sebagai kecelakaan yang menjadikan “Barang siapa sebab kesalahan yang
rusaknya kendaraan ataupun barang. dibuat (kealpaannya) menjadikan
b) Kecelakaan berlalu lintas sedang seseorang mati, mendapat ancaman
sebagai kecelakaan yang menjadikan dengan dipidana penjara setidaknya
luka ringan dan rusaknya kendaraan
lima tahun ataupun pidana kurungan
maupun barang.
c) Kecelakaan lalu lintas berat sebagai setidaknya satu tahun”. Meninggalnya
kecelakaan yang menjadikan korban seseorang tidak dimaksud sedikitpun
meninggal dunia maupun luka berat. dari terdakwa namun sebagai sebab
kekurangan kehati-hatiannya ataupun
lalainya terdakwa (Sangki, 2012:37).
Sanksi pidana bagi pelaku
kecelakaan berlalu lintas telah teratur
pada UU RI No.

150
e-Journal Komunikasi Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 5 Nomor 1 Maret 2022)

Beberapa kondisi yang digunakan memberikan beberapa rumusan


untuk mengklasifikasikan korban permasalahan diantaranya:
kecelakaan berlalu lintas berdasarkan 1. Bagaimana penegakan hukum pada
UU RI No. 22 Tahun 2009 terkait Lalu pelaku tindak pidana kecelakaan lalu
Lintas dan Angkutan Jalan lintas yang
diantaranya: mengakibatkan meninggalnya korban
a) Luka ringan adalah luka yang di wilayah hukum Kabupaten
menjadikan korban menghadapi Karangasem?
penderitaan sakit yang tidak 2. Bagaimana usaha
membutuhkan perawatan inap dalam penanggulangan yang
dirumah sakit ataupun disamping dilaksanakan bagi kepolisian dalam
yangdiklasifikasi kedalam luka berat. meminimalisir angka kecelakaan
b) Luka berat ialah luka yang berlalu lintas yang menjadikan
menjadikan korban jatuh sakit dan meninggalnya korban diwilayah
tanpa adanya harapan sembuh hukum Kabupaten Karangasem?
sedikitpun maupun menjadikan
timbulnya bahaya bagi nyawanya, Didasarkan penjelasan diatas pengkaji
tidak bisa secara berlanjut untuk terdorong dalam melaksanakan studi
melangsungkan tugas jabatannya dengan topik “Penegakan Hukum
maupun pekerjaannya, hilangnya Terhadap Pelaku Tindak Pidana
salah satu panca indra, mengalami Kecelakaan Lalu Lintas Yang
penderitaan cacat berat maupun Mengakibatkan Meninggalnya Korban
kelumpuhan, daya berpikir Di Wilayah Hukum Kabupaten
terganggu melebihi 4 mingguna, Karangasem”.
gugurnya maupun matinya
kandungan seorang perempuan,
maupun luka yang memerlukan
perawatan dirumah sakit melebihi 30 METODE PENELITIAN
hari.
c) Meninggal dunia merupakan korban
kecelakaan yang dinyatakan Jenis penelitian yang digunakan
meninggal dunia selaku penyebab adalah kajian hukum empiris. Kajian
kecelakaan berlalu lintas didalam hukum empiris ialah telaah yang
periode waktu sampai 30 harian memperhatikan hukum untuk realita
sesudah kecelakaan berlangsung. (Warjiyanti,2018:10) yang
Banyaknya kecelakaan berlalu lintas mencangkup realita sosial dan realita
di Kabupaten Karangasem ditahun kultur (Dewi,2020:37) yang beranjak
2018- 2021 sebanyak 945 kasus. dari kesenjangan (Law in Action)
Adapun korban kecelakaan berlalu sebagai perilaku individual atau
lintas ditahun 2018 - 2021 yang masyarakat terhadap peraturan
meninggal dunia 125 korban, luka hukum untuk dibedakan ke Law in
berat 31 korban, luka ringan 1.376 Book yang diartikan sebagai undang-
korban, dan mengalami kerugian undang (Marzuki, 2017:13). Penelitian
materil sebesar Rp 1.662.040.00. bersifat deskriptif kualitatif yang
mengilustrasikan karakteristik
Sesuai dengan pengidentifikasian populasi ataupun peristiwa yang
masalah dan batasan permasalahan sedang diteliti di daerah tertentu
yang dijelaskan, pengkaji dapat (Nurfauziah & Hetty Krisnani, 2021:2).
Sehingga metode penelitian ini fokus

151
e-Journal Komunikasi Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 5 Nomor 1 Maret 2022)

utamanya menjelaskan objek sekunder (Efendi, 2020 : 173).


penelitian, menjawab apa 3. Materi hukum tersier yakni materi
peristiwanya, dan apa fenomena yang yang memberi isyarat ataupun
terjadi (Awwaabiin, 2021). keterangan akan hukum primer dan
hukum sekunder. Materi hukum
Data penelitian menggunakan data yang dipakai oleh pengkaji ialah
primer dan data sekunder. Data kamus besar Bahasa Indonesia dan
primer ialah bahan informasi kamus hukum.
pengkajian yang tanpa perantara
memberikan data dan bebas dari alat Teknik pengumpulan data dalam
penghubung (Sugiyono, 2018:23). penelitian ini menggunakan:
Data primer ini bersumber dari
a) Teknik studi dokumen
penelitian lapangan di Polres
Penelitian dilaksanakan dengan
Karangasem tepatnya di bagian unit
materi-materi pustaka yang
ke celakaan lalu lintas dan lokasi
sejalan berupa literatur, hasil
penelitian akan dilakukan di Polres
penelitian, peraturan perundang-
Karangasem, Kejaksaan Negeri
undangan, jurnal ilmiah, dan
Karangasem, dan Pengadilan Negeri
dokumentasi.
Amlapura. Data sekunder ialah
informasi pengkajian yang dengan b) Teknik observasi (pengamatan)
penghubung memberi informasi Teknik observasi merupakan media
untuk penghimpun informasi penghimpun informasi yang
contohnya melalui pihak asing umumnya dipakai, bilamana target
kajian hukum yang berkaitan ialah
ataupun melalui arsip. Data sekunder
menulis tindakan hukum sebagai
yang digunakan pada pembuatan halnya berlangsungdirealita.
kajian studiberikut ialah: c) Teknik wawancara
1. Bahan hukum primer yakni materi Teknik wawancara dilakukan
hukum yang digunakan peneliti dengan menyuguhkan
mencakup atas peraturan pertanyaan untuk narasumber
perundang- undangan yang didapat secara langsung ataupun tuturan
dari Kitab Undang-Undang Hukum kata berlandaskan tabel
Pidana (KUHP) dan Undang- pertanyaan yang sudah
Undang Nomor disediakan pengkaji. Media yang
22 Tahun 2009 Tentang Lalu dipakai pada tanya jawab berikut
Lintas Dan Angkutan Jalan. ialah tabel pertanyaan, rekaman
2. Bahan hukum sekunder ialah materi (tape recorder) juga memakai
yang mengasih penguraian terkait media tulis. Pada pengkajian
materi hukum primer yang berikut dilaksanakan terhadap
mancakup dari buku hukum, literatur instansi kepolisian dari Polres
hukum yang mengandung esensial Karangasem, Kejaksaan Negeri
pokok (asas hukum), persepsi kaum Karangasem serta Pengadilan
pakar hukum (doktrin), output
Negeri Amlapura.
pengkajian hukum dan kamus
hukum. Tanya jawab dari sumbernya
pakar hukum guna memberikan
masukan hukum terkait sebuah Teknik penentuan sampel
peristiwa atau insisen hukum dapat menggunakan non probability
dimaknai menjadi materi hukum sampling merupakan suatu teknik
sampling yang menuntut peran

152
e-Journal Komunikasi Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 5 Nomor 1 Maret 2022)

peneliti yang jujur karena keputusan asas-asas hukum yang sah pada
berada di peneliti termasuk keseharian khalayak umum dan
menentukan populasi dan sampel. berbangsa. Penegakan hukum
Tidak ada ukuran yang jelas dapat menurut Soerjono Soekanto ialah aksi
dipergunakan sampai seberapa jauh menyelaraskan jalinan kaidah-kaidah
sampel yang ditarik dapat mewakili yang teruraikan di ajaran-ajaran juga
populasinya (Sugiyono, 2009:119). tingkah laku selaku rantaian
Wujud akan non probability sampling penguraian nilai langkah akhirnya
yang digunakan ialah purposive guna menciptakan, menjaga juga
sampling adalah penentuan sampel menegakkan ketenteraman
dilandaskan peninjauan kalau sampel perbauran hidup. Penegakan hukum
sudah lolos ketentuan juga tidak terlepas akan peran srta dari
karakteristik tertentu yang menjadi penegak hukum sebab penegak
sifat pokok dari populasinya yang hukumlah yang kedepannya
ditentukan sendiri oleh peneliti dan meluruskan tata etrtib hukum terkait
responden yang digunakan dalam (Arliman, 2015:14). Kaum penegak
penelitian ini antara lain petugas hukum yakni hakim, polisi, jaksa serta
kepolisian dari Polres Karangasem, lembaga penegak hukum lainnya.
Kejaksaan Negeri Karangasem, dan Pelanggaran lalu lintas diberikan
Pengadilan Negeri Amlapura. Teknik sanksi pidana sesuai dengan yang
pengolahan dan analisis data secara diatur dalam Undang-Undang
kualitatif yakni informasi yang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
disuguhkan bukan berwujudkan 2009 Tentang Lalu Lintas dan
numerik tetapi sebagai informasi yang Angkutan Jalan yaitu:
berwujud kata-kata akan disusun Pasal 310:
secara sistematis (Adi, 2021:221). (1) Setiap orang yang mengemudikan
Kendaraan Bermotor yang karena
kelalaiannya
HASIL DAN PEMBAHASAN mengakibatkan Kecelakaan Lalu
Lintas dengan kerusakan Kendaraan
PENEGAKAN HUKUM TERHADAP dan/atau barang sebagaimana
PELAKU TINDAK dimaksud dalam Pasal 229 ayat (2),
PIDANA dipidana dengan pidana penjara
KECELAKAAN LALU LINTAS YANG paling lama 6 (enam) bulan dan/atau
MENGAKIBATKAN MENINGGALNYA denda paling banyak
KORBAN DI WILAYAH HUKUM Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).
KABUPATEN KARANGASEM (2) Setiap orang yang mengemudikan
Kendaraan Bermotor yang karena
kelalaiannya
Penegakan hukum ialah langkah mengakibatkan Kecelakaan Lalu
yang dijalankan guna membuat Lintas dengan korban luka ringan
hukum selaku landasan bertindak di dan kerusakan Kendaraan dan/atau
tiap tindakan hukum, mau itu dari barang sebagaimana dimaksud
kaum subjek hukum yang berkaitan dalam Pasal 229 ayat (3), dipidana
ataupun dari instansi penegakan dengan pidana penjara paling lama
1 (satu) tahun dan/atau denda paling
hukum yang legal diwariskan
banyak Rp2.000.000,00 (dua juta
kewajiban dan otoritas dari undang- rupiah).
undang guna menjaga kedudukan (3) Setiap orang yang mengemudikan

153
e-Journal Komunikasi Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 5 Nomor 1 Maret 2022)

Kendaraan Bermotor yang karena dimaksud pada ayat (1)


kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu
mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas dengan korban luka berat
Lintas dengan korban luka berat sebagaimana dimaksud dalam
sebagaimana dimaksud dalam Pasal Pasal 229 ayat (4), pelaku dipidana
229 ayat (4), dipidana dengan dengan pidana penjara paling lama
pidana penjara paling lama 5 (lima) 10 (sepuluh) tahun atau denda
tahun dan/atau denda paling paling banyak Rp20.000.000,00
banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh (dua puluh juta rupiah).
juta rupiah). (5) Dalam hal perbuatan sebagaimana
(4) Dalam hal kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dimaksud pada ayat (3) yang mengakibatkan orang lain
mengakibatkan orang lain meninggal dunia, pelaku dipidana
meninggal dunia, dipidana dengan dengan pidana penjara paling lama
pidana penjara paling lama 6 (enam) 12 (dua belas) tahun atau denda
tahun dan/atau denda paling banyak paling banyak Rp24.000.000,00
Rp12.000.000,00 (dua belas juta (dua puluh empat juta rupiah).
rupiah). Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Pasal 311: Pasal 359:
(1) Setiap orang yang dengan sengaja “Barang siapa karena kesalahannya
mengemudikan Kendaraan
(kealpaannya) menyebabkan orang
Bermotor dengan cara atau
keadaan yang membahayakan bagi lain mati, diancam dengan pidana
nyawa atau barang dipidana penjara paling lama lima tahun atau
dengan pidana penjara paling lama pidana kurungan paling lama satu
1 (satu) tahun atau denda paling tahun”
banyak Rp3.000.000,00 (tiga juta
rupiah).
(2) Dalam hal perbuatan sebagaimana Berlandaskan output kajian studi
dimaksud pada ayat (1) yang dijalankan, adapun prosedur
mengakibatkan Kecelakaan Lalu penegakan hukum kepada pelaku
Lintas dengan kerusakan tindak pidana kecelakaan
Kendaraan dan/atau barang lalu lintas yang menyebabkan
sebagaimana dimaksud dalam meninggalnya korban di
Pasal 229 ayat (2), pelaku dipidana wilayah Kabupaten
dengan pidana penjara paling lama
Karangasem sudah
2 (dua) tahun atau denda paling
banyak Rp4.000.000,00 (empat juta dilaksanakan sesuai undang-undang
rupiah). yang sah serta standar operasional
(3) Dalam hal perbuatan sebagaimana proseduraparat penegak hukum.
dimaksud pada ayat (1) Penegakan hukum
mengakibatkan Kecelakaan Lalu kepada pelaku tindak
Lintas dengan korban luka ringan pidana kecelakaan lalu lintas
dan kerusakan Kendaraan dan/atau yang menyebabkan meninggalnya
barang sebagaimana dimaksud korban dimulai dari Polres
dalam Pasal 229 ayat (3), pelaku Karangasem Unit Laka
dipidana dengan pidana penjara Lantas yang melakukan olah
paling lama 4 (empat) tahun atau
TKP (Unit zebra Satlantas Polres
denda paling banyak
Rp8.000.000,00 (delapan juta Karangasem), pemeriksaan para
rupiah). saksi, pemeriksaaan tersangka,
(4) Dalam hal perbuatan sebagaimana sampai proses penyidikan

154
e-Journal Komunikasi Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 5 Nomor 1 Maret 2022)

berlangsung. Penyidik memanggil Kejaksaan Negeri Karangasem. Jaksa


para saksi dan Penuntut Umum kemudian
tersangka dengan surat menyerahkan berkas perkara, surat
panggilan yang sah untuk diperiksa dakwaan, dan surat- surat yang
sesuai Pasal 112 ayat 1 Kitab berkaitan dengan perkara ke
Undang-Undang Hukum Acara Pengadilan Negeri Amlapura.
Pidana: “Penyidik yang melakukan Proses persidangan
pemeriksaan, dengan menyebutkan dilaksanakan paling lambat 7 (tujuh)
alasan pemanggilan secara jelas hari setelah Ketua Majelis Hakim
berwenang memanggil menerima berkas dari Ketua
tersangka dan saksi yang dianggap Pengadilan Negeri. Berdasarkan hasil
perlu untuk diperiksa dengan surat putusan persidangan kepada
panggilan yang sah dengan terdakwa tindak pidana insiden lalu
memperhatikan tenggang waktu lintas yang menyebabkan
yang wajar antara diterimanya meninggalnya korban di Kabupaten
panggilan dan hari seorang itu Karangasem dari tahun 2018- 2021
diharuskan memenuhi panggilan dikenakan sanksi pidana sesuai Pasal
tersebut.” 310 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat
Penyidik menjalankan (4), Pasal 311 ayat (5) Undang-
wewenangnya dalam proses Undang
penyidikan sesuai dengan ketentuan
dalam Pasal 7 ayat 1 Kitab Undang- Republik Indonesia Nomor 22
Undang Hukum Acara Pidana. Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan
Berdasarkan Putusan Mahkamah Angkutan Jalan, Undang-Undang
Konstitusi RI Nomor: 130/PPU- Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
XIII/2015 tanggal 11 Januari 2017, Acara Pidana, dan Pasal 359 Kitab
penyidik wajib memberitahukan dan Undang-Undang Hukum Pidana. Hal-
menyerahkan Surat Pemberitahuan hal yang meringankan terdakwa
Dimulainya Penyidikan (SPDP) kepada terhadap putusan persidangan
Jaksa Penuntut Umum rentangan diantaranya terdapat surat
masanya selambatnya tujuh hari perdamaian antara terdakwa dengan
sesudah dikeluarkannya surat perintah keluarga korban, terdakwa
penyidikan terhadap tersangka. memberikan ganti rugi dan santunan
Apabila pada persoalan kecelakaan kepada keluarga korban, terdakwa
lalu lintas menyebabkan tersangka menjadi tulang punggung keluarga
meninggal dunia, maka pemeriksaan dan memiliki tanggungan, terdakwa
akan dihentikan dengan dikeluarkan mengakui dan menyesali
SP3 (Surat Perintah Penghentian perbuatannya, terdakwa berjanji tidak
Penyidikan). Sedangkan apabila mengulangi perbuatannya, terdakwa
korbannya yang meninggal dunia, sedang hamil, terdakwa bersifat
maka tahap pemeriksaan sopan dan kooperatif dalam
dilaksanakan kepada terdakwa persidangan, dan lain sebagainya.
sampai dokumen sengketa dikatakan
lolos (P-21) dari Jaksa Penuntut Umum
UPAYA PENANGGULANGAN YANG
sekaligus dijalankan serah terimanya DILAKUKAN OLEH KEPOLISIAN
barang bukti dan tertuduh ke pihak DALAM MEMINIMALISIR ANGKA
Jaksa Penuntut Umum (JPU) KECELAKAAN LALU LINTAS YANG

155
e-Journal Komunikasi Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 5 Nomor 1 Maret 2022)

MENGAKIBATKAN MENINGGALNYA kadang-kadang


KORBAN DI WILAYAH HUKUM menghabiskan sebagian dari
KABUPATEN KARANGASEM badan jalan. Truk ketika parkir
bagian roda depan dan belakang
Dalam meminimalisir angka sebelah kiri harus sudah berada di
kecelakaan lalu lintas yang bahu jalan dan harus memasang
mengakibatkan meninggalnya korban tanda segi tiga pengaman sebagai
di Kabupaten Karangasem dilakukan antisipasi bahwa terdapat truk
upaya penanggulangan oleh yang parkir atau menyalakan
Polres Karangasem yaitu Unit Dikyasa lampu hazard sehingga lampu
Satlantas Polres Karangasem sebagai sein kanan dan kiri akan berkedip
elemen eksekutor kewajiban utama bersamaan untuk tanda atau
yang berposisi dinaungi kasat lantas isyarat kepada pengguna jalan
yang berfungsikan menjalankan yang lain, (3) menghimbau juru
pengukuhan peran serta publik dan parkir agar tetap mematuhi aturan
dikmas lantas. Upaya penanggulangan lalu lintas karena juru parkir
yang dilakukan yaitu: merupakan perpanjangan tangan
dari kepolisian utamanya polisi
a. Upaya pre-emtif ialah langkah-
lalu lintas dalam melaksanakan
langkah pertama yang dijalankan dari
bagian kepolisian guna pengaturan di jalan yang
membendung insidentindak pidana. wilayahnya
Contohnya: (1) penyuluhan ada parkir kendaraan. Juru
kepada masyarakat melalui parkir dihimbau agar dia dapat
media massa, diantanya koran melakukan pengaturan
dan radio agar selalu mematuhi kendaraan dengan baik,
aturan berlalu lintas, berhati-hati sehingga tidak terjadi parkir
dalam mengendarai sepeda ganda yang akan memakan
motor, dan selalu menggunakan badan jalan dan menimbulkan
sabuk pengaman, (2) kemacetan, serta bisa melakukan
menghimbau supir truk masuk pengaturan lalu lintas
kota agar mengurangi kecepatan, diantaranya menjalankan
mematuhi rambu-rambu lalu kendaraan, menyetop
lintas, serta parkir jangan di kendaraan,
badan jalan cari tempat yang dan memberikan
luas. Hal ini dilakukan karena isyarat berhati-hati dengan bunyi
kendaraan truk selalu membawa peluit, (4) memberikan himbauan
beban yang cukup berat dan kepada masyarakat di pasar, (5)
memiliki resiko terhadap memberikan sosialisasi terhadap
pengguna jalan yang lain pelajar tentang pendidikan lalu
sehingga harus mengurangi lintas agar mengendalikan
kecepatan saat masuk kota. Truk jumlahnya insiden lalu lintas.
memiliki jalur khusus yang harus
b. Usaha preventif ialah upaya
dilalui sehingga tidak lanjutan akan pre-emtif yang tengah
mengganggu aktivitas kendaraan pada kadar pengamanan dini
lain yang ada di dalam kota insiden kriminalitas atau hal-hal
karena posisi truk terkadang buruk yang tidak diinginkan.
memiliki ukuran yang besar dan Contohnya: penjagaan polisi di pos-

156
e-Journal Komunikasi Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 5 Nomor 1 Maret 2022)

pos polisi yang lokasinya rawan hukum Kabupaten Karangasem


terjadi kecelakaan, melakukan yaitu secara
patroli jalan raya. (a) pre-emtif dengan mengadakan
c. Upaya represif adalah usaha penyuluhan, memberikan himbauan,
penegakan hukum yang dilakukan dan sosialisasi,
setelah upaya pre-emtif dan (b) preventif dengan penjagaan
preventif telah dilakukan tetapi polisi di pos-pos polisi yang
masih terjadi pelanggaran hukum, lokasinya rawan terjadi kecelakaan
dimana penegakan hukum ini dan melakukan patroli jalan raya,
dilaksanakan sebagai upaya serta
penanggulangan. Contohnya: (c) represif dengan melakukan tilang
melakukan tilang terhadap terhadap pengendara yang
pengendara yang melanggar dalam melanggar dalam operasi razia
operasi razia gabungan yang gabungan yang memeriksa
memeriksa kelengkapan kelengkapan pengendara (helm,
pengendara (helm, SIM, STNK, dan SIM, STNK, dan lain-lain).
lain-lain).
SARAN
KESIMPULAN 1. Kepada Polres Karangasem
diharapkan untuk penegakan hukum
kepada pelaku tindak pidana
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil kecelakaan lalu lintas bukan hanya
pembahasan dapat disimpulkan memberikan efek jera tetapi juga
sebagai berikut: memberikan peningkatan kesadaran
1. Penegakan hukum terhadap pelaku mengenai akibat yang ditimbulkan
tindak pidana kecelakaan lalu lintas apabila terjadi pelanggaran dalam
yang mengakibatkan meninggalnya berlalu lintas seperti melanggar
korban di wilayah hukum Kabupaten rambu-rambu lalu lintas, berkendara
Karangasem sudah dilaksanakan dengan kecepatan tinggi, tidak
sesuai peraturan perundang- peduli terhadap keselamatan
undangan yang berlaku dan pengguna jalan yang lain sehingga
koordinasi dijalankan sesuai standar menimbulkan kecelakaan lalu lintas
operasional prosedur yang dimiliki yang mengakibatkan meninggalnya
masing-masing aparat penegak korban.Kegiatan sosialisasi terhadap
hukum (polisi, jaksa, hakim). masyarakat dan kunjungan ke
Putusan sanksi pidana yang sekolah-sekolah
dikenakan sesuai Pasal 310, Pasal jangkauannya semakin diperluas dan
311 ayat (5) Undang-Undang perlu ditingkatkan lagi sehingga
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun menambah pengetahuan dan
2009 Tentang Lalu Lintas dan pemahaman pengendara dalam
Angkutan Jalan, Pasal 359 Kitab mematuhi peraturan lalu lintas.
Undang-Undang Hukum Pidana Kemudian pemberian izin bagi
(KUHP), dan Kitab Undang-Undang masyarakat yang ingin mengendarai
Hukum Acara Pidana (KUHAP) kendaraan di jalan raya harus
Undang-Undang Nomor 8 Tahun diperketat, seperti pembatasan
1981. umur dan memperketat tes yang
2. Upaya penanggulangan yang diberikan untuk memperoleh SIM.
dilakukan oleh kepolisian dalam Sehingga masyarakat semakin
meminimalisir angka kecelakaan lalu menyadari bahwa berkendara di
lintas yang mengakibatkan jalan raya tidak boleh sembarangan
meninggalnya korban di wilayah dan harus mematuhi peraturan lalu

157
e-Journal Komunikasi Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 5 Nomor 1 Maret 2022)

lintas yang berlaku. Hakim, Lukman. 2020. Asas-Asas


2. Kepada Jaksa Penuntut Umum Hukum Pidana. Yogyakarta:
Kejaksaan Negeri Karangasem dan Deepublish.
Hakim Pengadilan Negeri Amlapura Jasmine, Noor
diharapkan dalam memberikan Camilla.
tuntutan dan memutuskan sanksi “Pertanggungjawaban Pidana
terhadap pelaku tindak pidana Kecelakaan Lalu Lintas
kecelakaan lalu lintas yang
Karena
mengakibatkan meninggalnya
korban bukan karena kelalaian Penggunaan Smartphone Saat
tetapi kenakalan dan terjadi lebih Mengemudi”, Indonesian Journal
dari satu kali kejadian harus of Criminal Law and Criminology
diperberat bila perlu dilakukan (IJCLC), Vol.1, No.1, 2020,
pencabutan SIM. Sehingga hlm.33-44.
mendidik masyarakat agar lebih Kitab Undang-Undang Hukum Acara
berhati-hati lagi dalam berlalu lintas. Pidana.
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
UCAPAN TERIMA KASIH Krisna, I Gede, dkk. “Tindak Pidana
Puji syukur penulis panjatkan
kehadapan Ida Sang Hyang Widi Pelanggaran Lalu Lintas dan
Wasa karena atas asung wara Upaya Penanggulangannya
nugrahanya penulis dapat Pada Masa Pandemi Covid-
menyelesaikan artikel ini dengan baik 19”. Jurnal Konstruksi Hukum,
dan lancar. Dalam kesempatan baik Vol.2, No.2, 2021, hlm.338-
ini penulis mengucapkan banyak 343.
terimakasih kepada Bapak Dr. Dewa Lubis, Muhammad
Gede Sudika Mangku. S.H.,LL.M. dan Ridwan.
Ibu Ni Putu Rai Yuliartini, S.H.,M.H., “Pertanggungjawaban Pelaku
serta orang tua dan saudara- saudara Tindak Pidana Lalu Lintas
penulis yang telah memberikan Yang Menyebabkan Korban
arahan, bimbingan, saran, motivasi, Meninggal Dunia Akibat
serta dukungan kepada penulis Kelalaian”. Jurnal Hukum
sehingga artikel ini dapat selesai tepat Kaidah, Vol.17, No.2, 2018,
waktu. hlm.97-111.
DAFTAR PUSTAKA Mangkepriyanto, Extrick. 2019. Hukum
Pidana Dan Kriminologi. Bogor:
Adi, Rianto. 2021. Metodologi Penelitian Guepedia Publisher.
Sosial Dan Hukum. Jakarta: Maulana, Wahyu, dkk. “Analisis Yuridis
Yayasan Pustaka Obor Tindak Pidana Kecelakaan Lalu
Indonesia. Lintas Berakibat Kematian (Studi
Efendi, Jonaedi. 2020. Metode Penelitian Di Wilayah Hukum
Penelitian Hukum Normatif dan Polres Kota Lhokseumawe)”.
Empiris. Jakarta: Kencana. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas
Faisal. 2021. Hukum Pidana Dalam Hukum Universitas Malikussaleh,
Dinamika Asas, Teori, dan Vol. 1, No.1, 2018.
Pendapat Para Ahli. Jakarta: Moho, Hasaziduhu. “Penegakan
Kencana.
Hukum di Indonesia Menurut
Aspek Kepastian Hukum,
Keadilan dan Kemanfaatan”.

158
e-Journal Komunikasi Yustisia Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Ilmu Hukum (Volume 5 Nomor 1 Maret 2022)

Jurnal Warta Edisi 59, Vol.13, Supiyono. 2018. Keselamatan Lalu


No.1, 2019. Lintas.
Malang: Polinema Press.
Nachrawi, Gunawan & I Gusti Agung
Ngurah Agung. 2020. Teori Tomalili, Rahmanuddin. 2019.
Hukum. Bandung: CV Hukum Pidana. Yogyakarta:
Cendekia Press. Deepublish.
Nurfauziah, Rahayu & Hetty Krisnani. Undang-Undang Republik Indonesia
“Perilaku Pelanggaran Lalu Nomor 22 Tahun 2009
Lintas Oleh Remaja Ditinjau Tentang Lalu Lintas dan
Dari Perspektif Konstruksi Angkutan Jalan. (Lembaran
Sosial”. Jurnal Kolaborasi Negara Republik Indonesia
Resolusi Konflik, Vol.3, No.1, Tahun 2009 Nomor 96).
2021, hlm.75-85. Warjiyati, Sri. 2018. Memahami Dasar
Qamar, Nurul & Farah Syah Rezah. Ilmu Hukum: Konsep Dasar Ilmu
2020.Metode Penelitian Hukum: Hukum. Jakarta: Kencana
Doktrinal Dan Non-Doktrinal. PrenadaMedia Group.
Makassar: CV Social Politic Genius. Yuliantoro. “Penerapan Unsur
Ruusen, Andrew Stefanus. “Penegakan Kealpaan Dalam Proses
Hukum Pidana Karena Kelalaian Penyidikan Tindak Pidana
Pengemudi Kendaraan Yang Kecelakaan Lalu Lintas”.
Mengakibatkan Kecelakaan Lalu Jurnal Hukum Unissula,
Lintas”. Lex Crimen, Vol X, No. Vol.35, No.1, 2019, hlm.36-51.
2, Maret 2021. Zainal, Muhammad. 2019. Pengantar
Salle. 2020. Sistem Hukum Dan Sosiologi Hukum. Yogyakarta:
Penegakan Hukum. Makassar: Deepublish.
CV Social Politic Genius. Zuleha. “Relevansi Putusan Hakim
Sambas, Nandang & Dian Andriasari. Dalam Penyelesaian Tindak
2019. Kriminologi Perspektif Pidana Lalu Lintas”. Jurnal
Hukum Pidana. Jakarta: Sinar Hukum Samudra Keadilan,
Grafika. Vol.13, No.1, 2018,hlm.176-186.
Silaban, Rudolf & Indah Malau Pase.
“Tinjauan Yuridis Sanksi
Pidana Terhadap Pelaku
Pelanggaran Lalu Lintas
Menurut Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2009
Tentang Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan. Jurnal
Rectum, Vol.3, No.1, 2021,
hlm.107-119.
Sugianto. 2018. Hukum Acara Pidana
Dalam Praktek Peradilan Di
Indonesia. Yogyakarta: Deepublish.
Sugiyono. 2018. Metode
Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

159

Anda mungkin juga menyukai