Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL PRAKTIK

PENGUKURAN RISIKO KECELAKAAN


Tugas ini disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Pengukuran Risiko Kecelakaan Semester 5

Dosen pengampu : Achmad Basuki, S. Psi., M. Sc

Disusun oleh :

Kelompok 1 Simpang Gajah Mada

Kelas : B

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


REKAYASA SISTEM TRANSPORTASI JALAN
POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN
2023/2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Tujuan...............................................................................................................2
C. Manfaat............................................................................................................. 2
BAB II......................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................3
A. Definisi Konflik Lalu Lintas...............................................................................3
B. Swedish Traffic Conflict.....................................................................................3
C. Jenis Konflik......................................................................................................5
D. Kecepatan sesaat (Spot Speed)............................................................................5
BAB III........................................................................................................................6
METODOLOGI.......................................................................................................... 6
A. Lokasi Survey.................................................................................................... 6
B. Persiapan Survey...............................................................................................6
C. Teknik Pengambilan Data..................................................................................6
D. Waktu Pelaksanaan........................................................................................... 6

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Transportasi merupakan pemindahan manusia atau barang dari suatu tempat ke
tempat lainnya dengan menggunakan sarana yang digerakkan oleh manusia atau mesin.
Keberhasilan pembangunan saat ini sangat dipengaruhi oleh peran transportasi sebagai
urat nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
tujuan transportasi adalah mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan dengan tertib,
selamat, aman, cepat, lancar, dan, teratur serta memberikan kenyamanan dan efisiensi.
Ini menjadikan keselamatan menjadi aspek utama yang perlu diperhatikan.
Kecelakaan terjadi karena beberapa faktor antara lain faktor pengemudi yang
kurang sigap mengatasi halangan saat mengemudikan kendaraan, faktor geometri jalan
yang tidak memenuhi standar, faktor kendaraan tidak layak dan kurang perawatan.
Selama ini antisipasi pencegahan kecelakaan dilakukan dengan melihat data kecelakaan
yang telah terjadi. Sedangkan kejadian yang hampir menyebabkan kecelakaan luput
dari pengamatan dan dianggap kejadian biasa. Kecepatan di atas rata-rata akan
dianggap normal jika tidak menyebabkan kecelakaan.
Simpang bersinyal Jl. Gajah Mada - Jl. Letjend Suprapto - Jl. D.I. Pandjaitan,
Kota Tegal (Simpang Empat Pasar Sore Kota Tegal) memiliki kepadatan cukup tinggi
secara bergantian di setiap jalur pada saat peak hour. Namun konflik diperkirakan
terjadi bukan saat peak hour, karena saat peak hour kendaraan akan melaju dengan
kecepatan rata-rata serta pengemudi berada dalam keadaan waspada. Konflik terjadi
diluar waktu peak hour dimana kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi serta
rendahnya tingkat kewaspadaan pengemudi. Untuk menanggulangi faktor penyebab
kecelakaan perlu dilakukan analisa, yaitu menggunakan Traffic Conflict Technique
(TCT), adalah teori konflik yang dikembangkan di negara Swedia dan telah diterapkan
di berbagai negara berkembang.
B. Tujuan
Kegiatan survey ini dilaksanakan dengan tujuan, antara lain:
1. Mengidentifikasi jenis konflik lalu lintas yang terjadi di ruas jalan Gajah Mada
(Simpang Empat Pasar Sore, Kota Tegal, Jawa Tengah)
2. Mengetahui karakteristik kecelakaan yang terjadi di ruas jalan Gajah Mada
(Simpang Empat Pasar Sore, Kota Tegal, Jawa Tengah) dengan mengidentifikasi
pola kecelakaan secara umum dari faktor-faktor penyebabnya.
3. Memberikan rekomendasi penanganan titik lokasi rawan kecelakaan yang sesuai
dengan permasalahan lalu lintas di ruas jalan Gajah Mada (Simpang Empat
Pasar Sore, Kota Tegal, Jawa Tengah)

C. Manfaat
Melalui kegiatan survey ini diharapkan dapat bermanfaat untuk perbaikan
kedepannya, diantaranya:
1. Hasil analisis beserta rekomendasi upaya lanjutan dapat digunakan sebagai
masukan teknis bagi instansi terkait di bidang keselamatan jalan dalam
penanganan lokasi rawan kecelakaan lalu lintas.
2. Menurunkan tingkat kecelakaan dan tingkat fatalitas sehingga meningkatkan
keselamatan bagi pengguna jalan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Konflik Lalu Lintas


Konflik lalu lintas adalah suatu kejadian lalu lintas yang melibatkan dua atau
lebih pengguna jalan, dimana salah satu atau kedua pengemudi mengambil tindakan
berubah haluan untuk menghindari terjadinya tabrakan/evasive, (Transport Research
Laboratory) atau situasi di mana seorang pengguna kendaraan atau lebih yang saling
mendekati atau mendekati objek lain pada ruang dan waktu dengan sedemikian rupa
sehingga menyebabkan resiko tabrakan jika pergerakan tidak dapat diubah, (Baguley,
1984).
Definisi lain konflik lalu lintas menggunakan ukuran waktu terjadinya tabrakan
(time measured to collision), yaitu waktu yang dibutuhkan oleh dua kendaraan untuk
bertabrakan jika mereka melanjutkan kecepatan saat itu pada lajur yang sama
(Hayward, 1972). “Time measured to collision” didefinisikan sebagai interval waktu
sejak kendaraan yang berkonflik melakukan reaksi (mengerem atau mengelak) sampai
saat terjadinya tabrakan, jika kendaraan tersebut tidak bereaksi. Konflik yang serius
terjadi jika nilai time to collision kurang dari 1,5 detik (Hyden,1975). Konflik ini bisa
disebabkan oleh pergerakan kendaraan yang tidak normal yaitu gerakan kendaraan
yang tidak mengikuti lintasan normalnya dan dapat membahayakan keselamatan
kendaraan/pengguna jalan yang lain. (Margreth, 1999).

B. Swedish Traffic Conflict


Menurut TCT Swedia, jalur tabrakan adalah kondisi yang diperlukan untuk
terjadinya konflik. Jalur tabrakan menyiratkan bahwa, kecuali salah satu pengguna
jalan mengambil tindakan mengelak, tabrakan akan terjadi. Tingkat keparahan suatu
konflik ditentukan pada saat salah satu pengguna jalan mulai mengambil tindakan
mengelak. Pengguna jalan yang terlebih dahulu melakukan tindakan mengelak disebut
pengguna jalan bersangkutan.
Tingkat keparahan konflik didasarkan pada dua indikator:
1. Time-to-Accident (TA) - waktu yang tersisa hingga terjadi tabrakan ketika
tindakan mengelaknya.

3
2. Conflicting Speed (CS) - kecepatan pengguna jalan yang bersangkutan saat
mengambil jalan diambil oleh pengguna jalan yang bersangkutan; tindakan
mengelak.
TA menggambarkan waktu yang tersisa bagi pengguna jalan untuk berhasil
melakukan tindakan mengelak. Nilai TA yang lebih rendah menunjukkan bahwa
konflik tersebut semakin dekat dengan konflik sehingga lebih parah. CS mempengaruhi
peluang keberhasilan menghindari tabrakan (misalnya mengerem dari kecepatan lebih
tinggi akan memerlukan waktu dan jarak berhenti yang lebih lama), namun juga potensi
hasil dari hal tersebut tabrakan (misalnya cedera pada pejalan kaki yang tertabrak akan
bergantung pada kecepatan tumbukan). Jadi, CS lebih tinggi nilai-nilai akan
menunjukkan konflik yang lebih parah.
Berdasarkan TA dan CS, diagram pada Gambar 2 digunakan untuk menentukan
tingkat keparahan konflik. Jika pengguna jalan melakukan tindakan mengelak secara
bersamaan, maka TA dan CS diperkirakan untuk keduanya. Pengguna jalan yang
relevan dalam hal ini diartikan sebagai pihak yang menetapkan tingkat keparahan
terendah yang juga merupakan tingkat keparahan akhir konflik.

4
Studi konflik harus sesuai dengan rencana observasi dengan pengamat yang
terlatih. Ketika penelitian dilakukan dengan beberapa pengamat di lokasi yang sama,
area pengamatan harus ditentukan terlebih dahulu. Tidak disarankan pengamatannya
adalah orang yang sama yang telah merencanakan tindakan pencegahan karena risiko
hasil yang terwujud dengan sendirinya.

C. Jenis Konflik
Terdapat 4 jenis dasar alih gerak kendaraan (Harianto, 2004) yaitu:
1. Berpencar (diverging), Menurut Bina Marga (1992) berpencar (diverging), yaitu
penyebaran arus kendaraan dari satu jalur lalu-lintas ke beberapa arah.
2. Bergabung (merging), Menurut Bina Marga bergabung (merging), yaitu
menyatukan arus kendaraan dari beberapa jalur lalu-lintas ke satu arah.
3. Berpotongan (crossing), adalah peristiwa perpotongan antara arus kendaraan dari
satu jalur ke jalur yang lain pada persimpangan dimana keadaan yang demikian
akan menimbulkan titik konflik pada persimpangan tersebut.
4. Bersilangan (weaving), adalah pertemuan dua arus lalu lintas atau lebih yang
berjalan menurut arah yang sama sepanjang lintasan tanpa bantuan rambu lalu
lintas. Gerakan ini terjadi pada suatu kendaraan yang berpindah dari suatu jalur
ke jalur lain.

D. Kecepatan sesaat (Spot Speed)


Kecepatan sesaat (Spot Speed) mengacu pada kecepatan kendaraan pada titik
tertentu di jalan pada waktu tertentu. Spot speed digunakan untuk memantau dan
mengevaluasi kecepatan lalu lintas di jalan raya dan digunakan dalam berbagai analisis
lalu lintas, seperti penilaian kepatuhan terhadap batas kecepatan, identifikasi zona-zona
berpotensi berbahaya, dan evaluasi kebutuhan pengaturan lalu lintas.
Pengukuran kecepatan sesaat dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk
menggunakan peralatan pemantauan kecepatan seperti radar, kamera lalu lintas, atau
perangkat elektronik lainnya. Data spot speed penting dalam pemantauan kepatuhan

5
batas kecepatan, identifikasi pola kecepatan lalu lintas, serta analisis keselamatan jalan
raya. Dengan memahami kecepatan sesaat kendaraan di titik tertentu, dapat dilakukan
langkah-langkah untuk meningkatkan keselamatan jalan, mengelola lalu lintas, dan
mengurangi risiko kecelakaan.
BAB III
METODOLOGI

A. Lokasi Survey
Lokasi Survey : Simpang Empat Pasar Sore Kota Tegal

B. Persiapan Survey
Sebelum kegiatan ini dilaksanakan, penulis mempersiapkan beberapa hal, yaitu :
1. Mengunjungi lokasi lokasi survey dan menentukan kapan akan dilaksanakan
kegiatan survey tersebut
2. Mempersiapkan alat untuk melakukan survey :
a. drone
b. pakaian survey yang sesuai dengan standar keselamatan di jalan

C. Teknik Pengambilan Data


Pada penelitian ini, dilakukan analisis pada simpang bersinyal Jl. Gajah Mada -
Jl. Letjend Suprapto - Jl. D.I. Pandjaitan, Kota Tegal. Pergerakan lalu lintas direkam
menggunakan drone selama 15 menit dilakukan dengan perkiraan dan observasi saat
waktu sibuk dan waktu tidak sibuk. Analisis dan observasi dari video drone meliputi
jenis konflik, frekuensi konflik, lokasi titik konflik, volume kendaraan, kecepatan
kendaraan, kondisi geometrik dan lingkungan. Nilai time to accident didapatkan setelah
menganalisis kecepatan dan waktu kendaraan ketika mendekati titik konflik, didapatkan
klasifikasi keseriusan konflik yaitu serious conflict dan non-serious conflict.

6
D. Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini direncanakan akan diselenggarakan, pada :
Hari,Tanggal : 2023
Waktu : 07.30

Anda mungkin juga menyukai